PETUNJUK PELAKSANAAN
PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN
TAHUN 2015
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
SAMBUTAN
Sub-sektor perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam menopang pembangunan perikanan nasional. Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi kesehatan menjadi tantangan besar bagi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean Economic Community (AEC).
AEC memberikan kebebasan terkait arus bisnis untuk masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya. Mempertimbangkan hal tersebut, sub sektor perikanan budidaya sebagai barometer utama pembangunan perikanan nasional didorong untuk mampu bersaing pada tataran perdagangan global, yaitu melalui peningkatan efesiensi, efektifitas, ramah lingkungan, nilai tambah, jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety).
Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan melalui petetapan kawasan-kawasan minapolitan. Hal ini akan berperan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional berorientasi pada trend pasar global dan lokal, salah satu strategi pengembangan perikanan budidaya adalah percontohan dikawasan minapolitan.
Percontohan di kawasan minapolitan dilaksanakan melalui teknologi yang adaptif, aplikatif, efektif dan efisien sehingga terwujud perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture). Peran percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya ini menjadi sangat penting khususnya dalam upaya memberikan tontonan, tuntunan dan tauladan bagi masyarakat pembudidaya.
Petunjuk Pelaksanaan Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan yang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota melalui dana Tugas Pembantuan (TP) Tahun 2015 ini, diharapkan akan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan perontohan dimaksud.
Jakarta, Januari 2015 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT TuhanYang Maha Esa, karena tanpa karunia-Nya, Buku Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Percontohan ini mustahil selesai tepat waktu.
Juklak percontohan ini disusun untuk menjadi pegangan setiap pelaku percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya terutama Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Pokdakan sebagai pelaku utama di lapangan. Buku ini memberitatanan, batasan dan arah yang jelas, mulai dari identifikasi dan penetapan lahan, proses pembudidayaan (persiapan lahan, operasional budidaya) sampai dengan proses pelaporan. Agar kesuksesan pelaksanaan percontohan bisa lebih terjamin, Juklak ini juga mengatur system monitoring, pembinaan dan evaluasi percontohan. Ini diatur secara berjenjang mulai dari pembina pusat, Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota.
Juklak ini disusun tentu dengan melibatkan banyak pihak, karena itu, ucapan terimakasih kami sampikan kepada seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang telah menyumbangkan tidak hanya ide dan pemikirannya saja tetapi juga waktu dan materi. Demikian halnya dengan Inspektur III dan Staf yang telah mengawal secarain tensif, khususnya yang berkaitan dengan akuntabilitas kinerja dengan maksud agar proses pelaksanaan kegiatan percontohan berjalan akuntabel. Terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh Staf lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya sejak persiapan hingga finalisasi Juklak ini.
Sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk menggali, menyusun, dan memuatkan materi dalam Juklak ini, tidaklah mustahil kekurangan masih saja terjadi. Oleh karena itu, dengan segala pengharapan dan keterbukaan kepada semua khalayak diharapkan kritik dan masukannya karena kritik adalah bentuk perhatian agar dapat menuju kesempurnaannya. Akhir kata, semoga Juklak ini menjadi pedoman dan memberi harapan dalam khasanah pengembangan perikanan budidaya kini dan masa mendatang.
Jakarta, Januari 2015 Direktur Produksi
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... v
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan... 1
1.3. Sasaran... 2
1.4. Ruang Lingkup... 2
1.5. Indikator Keberhasilan... 2
1.6. Istilah dan Definisi ... 2
BAB II KELEMBAGAAN... 4
2.1. Pembina Pusat ... 4
2.2. Pembina Tingkat Provinsi... 5
2.3. Pembina Tingkat Kabupaten/Kota ... 5
2.4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya... 5
2.5. Tim Teknis... 6
2.6. Kelompok Pembudidaya ... 6
2.7. Mitra... 6
BAB III MANAJEMEN PERCONTOHAN ... 7
3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi... 7
3.1.2. Identifikasi Lokasi dan Pokdakan ... 8
3.1.3. Penetapan Lokasi dan Pokdakan... 8
3.2. Pelaksanaan Percontohan ... 9
3.2.1. Persiapan ... 9
3.2.2. Pembinaan Teknis ... 9
3.2.3. Temu Lapang ... 10
3.3. Pola Pengelolaan Percontohan... 10
3.3.1. Berbasis pada Manajemen Kelompok secara Kolektif... 10
3.3.2. Melibatkan Partisipasi Masyarakat secara aktif ... 10
3.3.3. Penguatan Kelembagaan pokdakan... 11
3.3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan... 11
BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 13
4.1. Monitoring ... 13 4.2. Evaluasi... 13 4.3. Pelaporan... 13 4.3.1. Laporan Bulanan ... 14 4.3.2. Laporan Pendahuluan ... 14 4.3.3. Laporan Kemajuan... 15 4.3.4. Laporan Akhir ... 15
BAB V PEMBIAYAAN DAN HASIL KEGIATAN ... 16
4.1. Sumber Dana ... 16
4.2. Hasil Kegiatan Percontohan ... 16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Dirjen Perikanan Budidaya tentang Penetapan 101 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya
Lampiran 2 SK Dirjen Perikanan Budidaya tentang Pendamping teknis UPT percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan
Lampiran 3 Laporan Pendahuluan
Lampiran 3a Form identifikasi calon lokasi calon pokdakan pelaksana percontohan Lampiran 3b Berita Acara Usulan lokasi dan pokdakan pelaksana percontohan Lampiran 3c Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan
Lampiran 3d Surat pernyataan kesanggupan Pokdakan
Lampiran 3e Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan percontohan Lampiran 4 Laporan Kemajuan
Lampiran 4a Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan Lampiran 5 Laporan Akhir
DAFTAR TABEL
1. Jadwal Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan melalui Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota tahun 2015 ...12
DAFTAR GAMBAR
1. Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan melalui Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota tahun 2015 ...4 2. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan
Minapolitan melalui Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota tahun 2015 ...7 3. Proses Pelaporan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2015, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menetapkan 101 (seratus satu) kabupaten/kota kawasan minapolitan perikanan budidaya (sesuai dengan SK Dirjen Perikanan Budidaya Nomor : 180/KEP-DJPB/2014 tentang Penetapan 101 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegerasi Tahun 2015. Pengembangan kawasan tersebut dapat dioptimalkan melalui dukungan dari berbagai sektor khususnya yang terkait dengan infrastruktur, PLN, permodalan, pasar, jaringan komunikasi dan telekomunikasi, transportasi dan sarana prasarana pendukung lainnya.
Optimalisasi pengembangan perikanan budidaya di kawasan minapolitan dilakukan melalui kebijakan strategis untuk menggerakkan seluruh potensi perikanan mulai dari hulu sampai hilir melalui peningkatan produksi dan nilai tambah (Added Value) produk, peningkatan jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety) dan (food security) untuk meningkatkan daya saing dan diharapkan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam upaya mendorong ketersediaan bahan baku bagi industri nasional maupun untuk kebutuhan ekspor, maka kondisi mata rantai yang berada di hulu harus diperkuat melalui input teknologi budidaya anjuran (SNI dan CBIB) sehingga akan mampu menjamin peningkatan produktivitas, daya saing dan keberlanjutan usaha budidaya.
CBIB yang telah digaungkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)-KKP Sejak tahun 2007 telah terbukti efektif, efisien, berkelanjutan dan menguntungkan. Fakta dari keberhasilan penerapan teknologi tersebut adalah keberterimaan produk-produk perikanan budidaya Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional.
Sebagai acuan pelaksanaan percontohnan perikanan budidaya di kawasan minapolitan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) pelaksana, perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Percontohan untuk dapat dikembangkan di sentra-sentra produksi lainnya secara berkelanjutan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan tahun 2015 melalui dana Tugas Pembantuan (TP) dimaksudkan sebagai acuan bagi dinas kp kabupaten/kota untuk pelaksanaan kegiatan percontohan di kawasan minapolitan.
Tujuannya adalah agar pelaksanaan percontohan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
1.3. Sasaran
Sasaran yang diharapkan adalah :
1. Terlaksananya percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan tahun 2015 oleh Dinas KP kabupaten/kota dan atau yang membidangi kelautan dan perikanan
2. Tersedianya acuan bagi Dinas KP Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi Kelautan dan Perikanan serta UPT sebagai pendamping teknis dalam pelaksanaan percontohan.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) meliputi beberapa tahapan kegiatan, antara lain : kelembagaan; manajemen percontohan; monitoring, evaluasi dan pelaporan; pembiayaan dan hasil kegiatan.
1.5. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan percontohan perikanan budidaya adalah :
1. Terealisasinya percontohan di kawasan minapolitan secara efektif, efisien dan tepat waktu;
2. Meningkatnya produksi, produktivitas serta pendapatan Pokdakan;
3. Meningkatnya Pokdakan yang menerapkan teknologi anjuran dan siap untuk sertifikasi CBIB.
1.6. Istilah dan Definisi
1. Kawasan Minapolitan adalah kawasan pengembangan perikanan budidaya terintegerasi yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan berdasarkan usulan SK Bupati Kabupaten/Kota;
2. Kluster adalah areal budidaya dengan luasan tertentu yang pengelolaannya berbasis kelompok dan satu manajemen;
3. Ditjen Perikanan adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;
4. Dinas Provinsi adalah dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di tingkat provinsi;
5. Dinas Kabupaten adalah dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di tingkat kabupaten;
6. Badan Koordinasi Penyuluh (BAKORLUH) adalah Badan yang mengkoordinasikan penyuluhan ditingkat provinsi;
7. Badan Pelaksana Penyuluhan (BAPELUH) adalah Badan yang mengkoordinasikan penyuluhan di tingkat kabupaten;
8. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan adalah kumpulan pembudidaya ikan yang terorganisir, mempunyai pengurus dan aturan-aturan dalam organisasi kelompok, yang mengembangkan usaha produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penumbuhan wirausaha di bidang perikanan budidaya;
9. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan;
10. Mitra adalah pelaku usaha atau investor yang menjalin kerjasama dengan pembudidaya dalam pengelolaan pengembangan kawasan Minapolitan dengan prinsip saling menguntungkan;
11. Kelembagaan adalah organisasi pelaksana percontohan;
12. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta pelaporan; 13. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah
atau besar disertai pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
BAB II KELEMBAGAAN
Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan percontohan perikanan budidaya, maka perlu dibentuk lembaga pelaksana yang meliputi Tim Pembina, Tim Teknis dan UPT sebagai pendamping teknis serta kelompok pelaksana percontohan (Gambar 1).
Gambar 1. Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan Melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2015
2.1. Pembina Pusat
Tim Pembina Pusat bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi : a) Merencanakan dan mengarahkan pelaksanaan percontohan;
b) Menyusun petunjuk pelaksanaan percontohan; c) Menyusun petunjuk teknis percontohan;
d) Melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan percontohan.
Ditjen Perikanan Budidaya (Pembina Pusat) Dinas KP Kabupaten/Kota (Penanggung Jawab Dinas KP Provinsi dan
BAKORLUH (Pembina Prov) UPT Ditjen PB (Pendamping) Tim Teknis: - Dinas Kab/Kota - Penyuluh/PPTK - UPT Kab/Kota Pokdakkan Mitra
2.2. Pembina Tingkat Provinsi
Pembina Tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau yang membidangi Perikanan Budidaya sebagai koordinator pelaksanaan di tingkat provinsi dan Badan Koordinasi Penyuluh (BAKORLUH) di tingkat Provinsi, dengan tugas sebagai berikut:
a) Melakukan pembinaan keberhasilan percontohan ditingkat provinsi;
b) Melakukan pembinaan teknis penyuluhan dan penyebaranluasan informasi teknologi;
c) Memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan percontohan;
d) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan baik Dinas KP Provinsi maupun BAKORLUH.
2.3. Pembina Tingkat Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota atau yang membidangi Perikanan Budidaya bertanggungjawab terhadap keberhasilan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan, yang berkoordinasi dengan BAPELUH dan mempunyai tugas:
a) Menunjuk penanggung jawab pelaksanaan percontohan tingkat Kab/Kota;
b) Menetapkan lokasi dan Pokdakan percontohan berdasarkan usulan hasil identifikasi Tim Teknis, dibuktikan dengan Berita Acara penetapan (lampiran 4c)
c) Membuat dan menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kepala UPT pendamping;
d) Melaksanakan temu lapang untuk mengevaluasi pelaksanaan percontohan;
e) Membuat serah terima hasil percontohan kepada pokdakan yang dibuktikan dengan berita acara;
f) Memfasilitasi kemitraan dengan stakeholders lainnnya untuk keberlanjutan usaha g) Melaporkan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi
baik pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir secara tertulis (lampiran 4, 5 dan 6)
2.4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya
Untuk mendukung tercapainya keberhasilan percontohan di Kawasan Minapolitan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tugas:
a) Menunjuk pendamping teknis di masing-masing lokasi percontohan; b) Melakukan identifikasi lokasi dan Pokdakan bersama tim teknis;
c) Menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB dan CBIB);
d) Melakukan pendampingan teknis dan manajemen pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan;
e) Melakukan monitoring dan evaluasi percontohan.
Pendampingan teknis UPT disetiap kawasan percontohan ditetapkan melalui SK Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (lampiran 2).
2.5. Tim Teknis
Tim Teknis pelaksana Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan terdiri dari Dinas KP Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan budidaya, UPTD dan Penyuluh yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota dan bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi:
a) Melakukan koordinasi dengan UPT Ditjen Perikanan Budidaya sebagai pendamping untuk penetapan calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana;
b) Melakukan identifikasi calon lokasi dan Pokdakan pelaksana (lampiran 4a)
c) Merekomendasikan lokasi percontohan dan Pokdakan pelaksana berdasarkan hasil identifikasi (dibuktikan dengan berita acara sesuai lampiran 4b)
d) Mensosialisasikan percontohan di kawasan minapolitan;
e) Menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB dan CBIB) bersama dengan UPT Ditjen PB;
f) Menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan bersama Pokdakan (lampiran 4e); g) Menunjuk Manajer Teknis yang berkompeten dan bertanggungjawab dalam
operasional kegiatan percontohan;
h) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (sesuai form dalam lampiran 5)
i) Melaporkan perkembangan kegiatan setiap bulan kepada Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota yang ditembuskan kepada Ditjen Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi.
2.6. Kelompok Pembudidaya
Kelompok Pembudidaya adalah pelaksana percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan yang diusulkan oleh Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dan bersedia untuk menandatangi surat pernyataan (lampiran 4d) berupa:
a) Penyiapan lahan percontohan budidaya secara berkelanjutan
b) Sanggup mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan minapolitan c) Sanggup melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng);
d) Menerapkan dan disertifikasi CPIB/ CBIB;
e) Menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit. 2.7. Mitra
Mitra adalah stakeholder terkait yang akan mendukung keberlanjutan usaha budidaya terutama dalam hal membantu penjaminan promosi dan pemasaran produk. Selanjutnya, kelompok dapat membentuk koperasi dan atau bermitra dengan stakeholders lainnya untuk penyediaan sarana produksi dan permodalan.
BAB III
MANAJEMEN PERCONTOHAN
Manajemen percontohan perkanan budidaya di kawasan minapolitan tahun 2015 dilakukan mulai dari tahap Penyusunan dan Penetapan Konsep Percontohan sampai dengan Pelaporan Hasil Kegiatan serta dampak kegiatan percontohan (Gambar 2).
Gambar 2. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2015
3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan 3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi
Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Dinas KP Kabupaten/Kota yang berkoordinasi dengan UPT sebagai pendamping teknis pelaksana percontohan dan dilaksanakan selambat-lambatnya bulan Maret 2015. Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan percontohan yang telah dilakukan identifikasi dan verifikasi, serta menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara .
3.1.2. Identifikasi Lokasi dan Pokdakan
Lokasi percontohan ditetapkan di kawasan minapolitan. Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin keselarasan dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan sosial di lingkungan sekitarnya. Lokasi pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan tahun 2015 agar diprioritaskan di lokasi yang tidak mendapatkan TP Kabupaten/ Kota tahun 2014.
Lokasi pengembangan percontohan dilakukan di lahan milik Pokdakan, yang telah memenuhi kriteria, antara lain :
a) Aspek Teknis
• Lokasi sesuai standar kelayakan budidaya (Payau, Laut, Tawar, Ikan Hias). • Berada dalam kawasan pengembangan perikanan budidaya
• Tidak dalam areal banjir dan cemaran • Daya dukung lingkungan memadai
• Kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan dikembangkan (teknologi anjuran)
b) Aspek Non Teknis • Kelembagaan kelompok
• Sosial budaya dan atau kearifan lokal
• Kemudahan akses (transprtasi, komunikasi, sumber benih dan pasar) • Kondisi sarana dan prasarana penunjang
• Komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah c) Aspek Legalitas
Kawasan pengembangan percontohan lokasinya sesuai dengan tata ruang daerah dan tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya terkait pemanfaatan ruang/lahan dan status kepemilikan lahannya jelas serta sesuai dengan peruntukan pengembangan perikanan.
Identifikasi calon Pokdakan dilaksanakan oleh Tim Teknis pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan bersama UPT sebagai pendamping teknis. Hasil identifikasi lokasi dan Pokdakan dibuktikan dengan berita acara (lampiran 4c).
3.1.3. Penetapan Lokasi dan Pokdakan
Lokasi dan Pokdakan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota berdasarkan usulan Tim Teknis, melalui SK Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota. Lokasi terpilih akan dipasang papan nama dengan ketentuan sebagai berikut:
3.2. Pelaksanaan Percontohan 3.2.1. Persiapan
a) Persiapan Lahan dan Wadah Budidaya
Persiapan lahan dan wadah budidaya dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan persyaratan teknis budidaya.
b) Penyediaan Sarana dan Prasarana
Penyediaan Sarana dan prasarana dilaksanakan berdasarkan ketentuan Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah. Agar jadwal pengadaan oleh Satker Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan percontohan.
c) Pemilihan Komoditas
Persiapan disesuaikan dengan teknis budidaya komoditas yang akan dikembangkan. Komoditas utama yang akan dikembangkan adalah komoditas Industrialisasi Perikanan Budidaya dan komoditas utama lainnya di kawasan percontohan dengan kriteria :
Potensial secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat/ Pokdakan;
Mudah dipasarkan;
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja/segmentasi usaha; Dengan sentuhan minimal dapat menghasilkan output maksimal; Dapat dipanen dalam skala masal;
Mendukung ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi. d) Penerapan Teknologi
Teknologi budidaya yang diterapkan dalam percontohan perikanan budidaya merupakan teknologi inovatif dan aplikatif yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Petunjuk Teknis (Juknis) Budidaya sesuai komoditas yang dibudidayakan. Benih yang digunakan harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), sedangkan dalam proses pemeliharaan sampai dengan panen harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB).
3.2.2. Pembinaan Teknis
Pembinaan Teknis dilakukan oleh Pusat, Dinas KP Provinsi, Dinas KP Kabupaten/Kota, Tim Teknis dan UPT, yang dilakukan secara bertahap sejak persiapan,
3.2.3. Temu Lapang
Temu lapang dilaksanakan oleh Dinas KP Kabupaten/Kota di lokasi percontohan dengan melibatkan UPT, Tim teknis, Mitra dan Pokdakan lainnya, yang bertujuan untuk:
a) Mengevaluasi dan mensosialisasikan keberhasilan percontohan baik dari segi teknis, manajemen kelompok maupun efektifitas percontohan;
b) Menyebarluaskan informasi teknologi yang telah diterapkan kepada Pokdakan sekitar di luar kawasan minapolitan;
c) Menginventarisasi kendala, tantangan dan permasalahan serta solusi pemecahannya. 3.3. Pola Pengelolaan Percontohan
Pola pengelolaan percontohan kawasan minapolitan dilakukan berdasarkan pendekatan yang berbasis manajemen kelompok secara kolektif, melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dan menggunakan komoditas dan teknologi yang dianjurkan.
3.3.1. Berbasis pada manajemen kelompok secara kolektif
Manajemen kelompok kolektif di arahkan dalam upaya membangun kesepahaman antar anggota bahwa pengelolaan budidaya harus dibangun dalam kerangka mempertimbangkan keberhasilan bersama. Disisi lain, usaha budidaya ikan secara ekonomi membutuhkan investasi yang cukup besar, oleh karen itu melalui pengembangan kawasan berbasis manajemen kelompok, maka diharapkan akan mampu menopang kemampuan modal bagi kelompok untuk mempercepat pengembangan kapasitas usahanya sehingga secara ekonomis usaha budidaya menjadi visible.
Kelompok kolektif menentukan batas klaster kelompok dengan calon klaster lain seperti saluran/sungai, jalan, sawah dalam rangka pengendalian hama penyakit ikan dan lingkungan budidaya. Disamping itu secara administrasi memiliki seorang ketua/administrator yang jujur dalam memegang amanah finansial; harus memiliki seorang manajer teknisyang menguasai SOP dan paham akan CBIB; serta masing-masing kelompok memiliki pengumpul/pencatat data. Seorang Manajer Teknis dapat membina 2 – 5 kelompok kolektif dimana setiap kelompok beranggotakan 10-25 orang.
Kelompok kolektif mengoperasikan seluruh petak kolam/tambak dengan iuran yang identik namun mengerjakan pemeliharaan di petak masing-masing. Kegagalan usaha di satu petak akan ditutupi oleh keuntungan dari petak-petak yang lain, karena biaya operasional seluruh kolam/tambak adalah tanggung jawab bersama, demikian juga resiko ditanggung bersama(tanggung renteng).
3.3.2. Melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan, dimana masyarakat tidak lagi dijadikan objek pembangunan semata, namun sudah seharusnya menjadi subjek (pemeran utama) pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Pengembangan percontohan perikanan budidaya ini diharapkan akan menjadi media pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi peran aktif masyarakat,sehingga masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya perikanan melalui pengelolaan secara arif, bijaksana dan berkelanjutan.
3.3.3. Penguatan Kelembagaan Pokdakan
Agar pengembangan usaha budidaya ikan melalui wadah kelompok dapat berkesinambungan, maka diharapkan dapat dibangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Melalui sistem kerjasama yang dibangun ini, akan menguntungkan semua pihak.
Penguatan kelembagaan kelompok dapat dilakukan melalui :
a) Partisipasi aktif pengurus dan anggota dalam penguatan modal usaha; b) Pembentukan koperasi kelompok
c) Pelatihan ketrampilan dan kompetensi anggota kelompok
d) Peningkatan ketrampilan manajerial dan kewirausahaan kelompok
e) Menumbuhkan pola kemitraan dengan stakeholder terkait lainnya yang saling menguntungkan
3.3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2015 dilakukan melalui tahapan sebagaimana tabel 1.
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2015 No Detail Kegiatan Penanggung Jawab Bulan
Ke-Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 I PERSIAPAN
A PembentukanTim Teknis Dinas KP Kab/Kota
B Identifikasi calonlokasi dan calon
Pokdakan Tim Teknis C Sosialisasi Dinas KP Kab/Kota& UPT D Penetapan Lokasidan Pokdakan Dinas KP Kab/Kota E Penentuan SOP Tim Teknis II PELAKSANAAN
A Persiapan lahan Tim Teknis danPokdakan
Penebaran
Dinas KP Kab/Kota,Tim Teknis, UPT dan
Pokdakan Pemeliharaan Tim Teknis danPokdakan B Pembinaan Tim Teknis C Temu Lapang Dinas KP Kab/Kota
E Panen Dinas KP Kab/Kota,Tim Teknis, Pokdakan, dan Pembina III MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A Monitoring Tim Teknis danPembina B Evaluasi Dinas KP Kab/Kotadan Pembina C Laporan Bulanan Tim Teknis D Laporan
Pendahuluan Dinas KP Kab/Kota E LaporanKemajuan Dinas KP Kab/Kota F Laporan Akhir Kab/KotaDinas KP
BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 4.1. Monitoring
Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan percontohan mulai dari persiapan sampai dengan panen. Kegiatan monitoring dapat dilakukan secara langsung melalui pemantauan dilapangan maupun tidak langsung melalui komunikasi dengan media elektronik. Adapun materi monitoring mencakup aspek teknis yang meliputi perkembangan proses budidaya dan hasil produksi budidaya dan aspek non teknis yang meliputi efektifitas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan serta kendala pelaksanaan.
4.2. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menganalisa relevansi, efektifitas dan dampak dari hasil pelaksanaan dengan membandingkan terhadap tujuan, sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk menentukan alternatif solusi dan rencana tindak lanjut.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan periakanan budidaya di kawasan minapolitan tersebut mencakup :
a) Penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan; b) Produksi dan produktifitas budidaya ikan di lokasi percontohan;
c) Dampak pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan teknologi dan pendapatan Pokdakan serta keberlanjutan sistem usaha budidaya di tingkat Pokdakan;
d) Penguatan kelembagaan, kemandirian Pokdakan dan kerjasama kemitraan;
e) Persepsi masyarakat untuk mengembangkan/menyebarluaskan penerapan teknologi anjuran pada kawasan sekitarnya.
4.3 Pelaporan
Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan Minapolitan, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut. Pelaporan disampaikan secara langsung dan berkala oleh Dinas KP Kabupaten/Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi ditembuskan kepada Dinas KP Provinsi.
Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, laporan pendahuluan, laporan kemajuan, dan laporan akhir. Laporan bulanan dibuat oleh Tim teknis dan disampaikan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Monitoring Produksi dan Anggaran
http://103.7.52.118/SIMPRABU. Penggunaan password dapat menghubungi Direktorat Produksi DJPB.
Sedangkan laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota dan disampaikan ke Dirjen Perikanan budidaya melalui via pos, faks 021-78831914 atau email ditprod_djpb@yahoo.com. Alur pelaporan sebagaimana Gambar 2.
Gambar 4 Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya melalui Dana TP Kabupaten/Kota tahun 2015
4.3.1 Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan sampai dengan bulan bersangkutan secara rutin selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya oleh tim teknis
Keterangan: : Menyampaikan Laporan : Tembusan Ditjen Perikanan Budidaya (Pembina Pusat) Dinas Kabupaten/Kota (Penanggung Jawab Dinas Provinsi (Pembina UPT Ditjen PB (Pendamping) Tim Teknis: - Dinas Kab/Kota - Penyuluh/PPTK - UPT Kab/Kota Pokdakkan
disampaikan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perikanan Budidaya Terpadu (SIMPrABu) kepada Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada lampiran 3.
4.3.2 Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan menyajikan pembentukan tim teknis, identifikasi calon lokasi dan calon kelompok, sosialisasi, penetapan lokasi dan kelompok, rencana kerja SOP serta jadwal pelaksanaan kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum persiapan proses produksi. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada lampiran 4. 4.3.3 Laporan Kemajuan
Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan sejak persiapan lahan, penebaran, pemeliharaan, pembinaan, temu lapang dan panen. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (via faks atau e-mail). Format laporan kemajuan sebagaimana pada lampiran 5.
4.3.4 Laporan Akhir
Laporan akhir menyajikan seluruh hasil pelaksanaan percontohan (produksi), kendala, solusi dan dampak serta rencana tindak lanjut sejak persiapan sampai dengan kegiatan proses produksi berakhir, termasuk hasil dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan. Laporan tertulis secara naratif dan disusun secara sistematis, dengan outline. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (via faks atau e-mail). Format laporan akhir sebagaimana pada lampiran 6.
BAB V
PEMBIAYAAN DAN HASIL KEGIATAN 5.1. Sumber Dana
Sumber pembiayaan untuk kegiatan percontohan Kawasan Minapolitan berasal dari APBN melalui Satker Tugas Pembantuan Dinas Kabupaten/Kota Tahun 2015.
5.2. Hasil Kegiatan Percontohan
Hasil kegiatan percontohan kawasan Minapolitan diserahkan oleh Dinas KP Kabupaten/Kota kepada POKDAKAN dengan dilengkapi Berita Acara serah terima hasil percontohan (lampiran 7) yang diketahui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. Hasil percontohan tersebut dapat digunakan sebagai modal awal pengembangan musim tanam selanjutnya dan harus dilaporkan secara berkala sesuai dengan komoditas yang dibudidayakan.
Pelaksanaan siklus berikutnya dilakukan oleh Pokdakan dengan pendampingan teknis oleh UPT Kabupaten/Kota dan atau penyuluh. Penanggung jawab pembinaan kelompok dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota.
BAB VI PENUTUP
Pelaksanaan kegiatan percontohan perikanan budidaya melalui dana TP Kabupaten/Kota tahun 2015, diharapkan dapat menjadi tontonan, tuntunan dan teladan untuk dikembangkan sehingga diharapkan mampu memacu semangat dan minat pembudidaya ikan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada di daerahnya secara optimal, bijaksana dan berkelanjutan.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya, diperlukan koordinasi yang baik secara terpadu, baik ditingkat pemerintah, Pokdakan Pelaksana, maupun pihak terkait lainnya.
Keberlanjutan dari percontohan ini diharapkan dapat menerapkan pola kemitraan serta pemupukan modal baik dari dukungan perbankan yang diharapkan kelompok dapat meningkatkan status kelompok menjadi kelompok mandiri (bankable).
Dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pengembangan kawasan budidaya dengan efisien, terarah dan sistematis.
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA ttd
SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
Lampiran -1 SK Dirjen Perikanan Budidaya tentang Penetapan 101 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR :180/KEP-DJPB/2014
TENTANG
PENETAPAN 101 LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PADA KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dikembangkan kegiatan terpadu berbasis dengan konsepsi Minapolitan;
b. bahwa guna pengembangan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan, maka perlu menetapkan 101 kabupaten/kota lokasi sebagai kawasan minapolitan percontohan tahun 2015;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Penetapan 101 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Sebagai Kawasan Minapolitan Percontohan tahun 2015;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana terlah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan;
3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kalautan;
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;
6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;
8. Keputusan Presiden Nomor 27/M Tahun 2012 dan Nomor 28/M Tahun 2012;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah;
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2012
tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan;
13. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan kawasan Minapolitan;
14. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.27/MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk pengembangan Kawasan Minapolitan;
15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;
16. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;
17. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PENETAPAN 101 LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PADA KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2015
KESATU : Menetapkan Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya brbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2015 sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Kawasan Minapolitan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dilaksanakan pada Tahun 2015.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 September 2014
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA ttd
SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
LAMPIRAN : Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 208/KEP-DJPB/2014 Tentang penetapan 101 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Pada Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2015
PENETAPAN 101 KABUPATEN/KOTA
LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PADA KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2015
NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Aceh a. Aceh Tenggara
b. Aceh Selatan c. Bireun (Aceh) d. Aceh Timur (Aceh) 2 Sumater Utara a. Tapanuli Utara
b. Serdang Bedagai
3 Sumatera Barat a. Agam
b. Pasaman c. Pesisir Selatan
Riau a. Kampar
b. Kuantan Singingi
Kep.Riau a. Bintan
Jambi j. Muaro Jambi
k. Batanghari l.
Bengkulu m. Bengkulu Selatan (Bengkulu) n. Bengkulu Utara (Bengkulu) o.
Sumatera Selatan p. OKU Timur (Sumsel) OKU Selatan (Sumsel) a. OKI (Sumsel)
b. Ogan Ilir (Sumsel) c. Banyuasin (Sumsel) d. Kota Palembang (Sumsel) e. Banjarnegara (Sumsel) f. Musi Rawas (Sumsel) g. Musi Banyuasin (Sumsel) h.
Bangka Belitung i. Bangka Selatan (Babel) j.
Lampung Tulang Bawang (Lampung)
a. Lampung Timur (Lampung) b. Lampung Selatan (Lampung) c. Pesawaran (Lampung) d.
e.
Jawa Barat Bogor (Jabar) Karawang (Jabar) Subang (Jabar) Indramayu (Jabar) a.
Jawa Tengah b. Banyumas (Jateng) Klaten (Jateng) Boyolali (Jateng) Brebes (Jateng) Pemalang (Jateng) Demak (Jateng) Jepara (Jateng) Pati (Jateng) Rembang (Jateng)
D.I Yogyakarta Gunung Kidul (D.I Yogyakarta) a. Sleman (D.I Yogyakarta) b.
Jawa Timur c. Blitar (Jatim)
d. Tulungagung (Jatim) e. Tuban (Jatim) f. Lamongan (Jatim) g. Gresik (Jatim) h. Sidoarjo (Jatim) l. Pasuruan (Jatim) Probolinggo (Jatim) a. Banyuwangi (Jatim) b. Situbondo (Jatim) Sumenep (Jatim) Kalimantan Barat a. Sambas (Kalbar)
b.
Kalimantan Tengah Kapuas (Kalteng) c.
Kalimantan Selatan e. Hulu Sungai Utara (Kalsel) f. Hulu Sungai Selatan (Kalsel) g. Banjar
Kalimantan Timur h. Penajam Paser Utara i. Kutai Kertanegara j.
k.
Sulawesi Utara Minahasa Tenggara a. Minahasa Utara b.
c.
Gorontalo d. Gorontalo Utara
Sulawesi Tengah e. Morowali f. Parigi Moutong g. Donggala h. Tojo Una-Una
Sulawesi Selatan i. Pangkajenen Kepulauan j. Pinrang k. Maros l. Bone m. Takalar Jeneponto a.
Sulawesi Barat d. Polewali Mandar Mamuju
a.
Sulawesi Tenggara b. Bombana c. Kolaka d. Muna
e. Konawe Selatan (Sultera) f.
Bali g. Klungkung
Tabanan Nusa Tenggara Barat a. Bima
Sumbawa Lombok Tengah Sumbawa Barat Lombok Timur b.
Nusa Tenggara Timur c. Sumba Timur Rote Ndao Lembata Sikka
Maluku d. Seram Bagian Barat
e. Kepulauan Sula Maluku Utara f. Halmahera Selatan
g.
Papua h. Kota Jayapura
Papua Barat Sorong
Raja Ampat
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA Ttd
SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya
Lampiran -2 SK Dirjen Perikanan Budidaya Tentang Pendamping Teknis
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR : 208/KEP-DJPB/2014
TENTANG
PENDAMPING TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 101
KABUPATEN/KOTA LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PADA KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dikembangkan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan Minapolitan;
b. bahwa guna pengembangan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan Minapolitan, maka perlu 101 kabupaten/kota lokasi sentra produksi perikanan budidaya pada kawasan Minapolitan sebagai Kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2015;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan keputusan direktur jenderal perikanan budidaya tentang pendamping teknologi oleh unit pelaksana teknis direktur jenderal perikanan budidaya di 101 kabupaten/kota lokasi sentra produksi perikanan budidaya pada kawasan minapolitan terintegrasi tahun 2015; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;
18. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana terlah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan;
19. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
20. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
21. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;
22. Keputusan Presiden Nomor 27/M Tahun 2012 dan Nomor 28/M Tahun 2012;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah;
24. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2009 tentang Organisasi dan tata Kerja Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang;
25. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;
26. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 27. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2012
tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan;
28. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;
29. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.6/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau dan Perikanan Budidaya Laut;
30. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk pengembangan Kawasan Minapolitan;
31. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;
32. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;
33. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Penetapan 101 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2015;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PENDAMPING TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 101
KABUPATEN/KOTA LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PADA KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2015.
KESATU : Menetapkan Pendamping Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Direktur Jenderal Perikanan Budidaya di 101 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya pada Kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2015 sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : UPT sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU mempunyai tugas melakukan pendampingan teknologi pembudidayaan ikan (pembenihan/pembesaran) di Kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2015 untuk komoditas unggulan kabupaten/kota.
KETIGA : Pendampingan teknologi oleh UPT Direktorat Jenderal Perikanan di 101 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya pada Kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2015 sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dilaksanakan pada Tahun 2015.
KEEMPAT : Kabupaten/Kota yang didampingi oleh UPT berkewajiban untuk menyampaikan laporan Triwulan dan Tahunan kepada UPT pendamping dalam rangka memecahkan permasalahan teknologi budidaya ikan di lokasi kawasan Minapolitan.
KELIMA : Biaya pendampingan teknologi oleh UPT sebagaimana dimaksud pada Diktum KETIGA dibebankan pada anggaran tugas Pembantuan dari masing-masing Kabupaten/Kota yang didampingi.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 September 2014
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA ttd
SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
LAMPIRAN : Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 208/KEP-DJPB/2014 Tentang Pendampingan Teknologi Oleh Unit Pelaksana Teknis Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Di 101 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Pada Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2015
PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 101 KABUPATEN/KOTA
LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PADA KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2015
NO UPT PENDAMPING KABUPATEN/KOTA KOMODITAS
1. BBPBAT Sukabumi a. Aceh Tenggara (Aceh) Nila, Mas, Lele b. Aceh Selatan (Aceh) Nila, Mas c. Tapanuli Utara (Sumut) Nila, Mas
d. OKU Timur (Sumsel) Patin
e. OKU Selatan (Sumsel) Patin
f. OKI (Sumsel) Patin
g. Ogan Ilir (Sumsel) Patin
h. Banyuasin (Sumsel) Patin
i. Kota Palembang (Sumsel) Patin j. Banjarnegara (Sumsel) Gurame, Nila
k. Bogor (Bogor) Lele
l. Banyumas (Jateng) Gurame
m. Gunung Kidul (D.I Yogyakarta) Lele n. Sleman (D.I Yogyakarta) Nila, Mas, Lele
o. Blitar (Jatim) Ikan Hias
p. Tulungagung (Jatim) Lele
2. BBAT Jambi a. Agam (Sumbar) Nila, Mas
b. Pasaman (Sumbar) Nila, Mas, Lele c. Kampar (Riau) Patin, Nila, Mas d. Kuantan Singingi (Riau) Patin, Nila, Mas e. Bengkulu Selatan (Bengkulu) Nila, Mas f. Bengkulu Utara (Bengkulu) Nila, Mas, Lele g. Muaro Jambi (Jambi) Patin, Nila h. Batanghari (Jambi) Patin, Nila i. Musi Rawas (Sumsel) Nila, Mas, Lele j. Musi Banyuasin (Sumsel) Nila 3. BBAT Mandiangin a. Tabanan (Bali) Nila, Mas, Lele
b. Kapuas (Kalteng) Patin, Nila c. Banjar (Banjar) Patin, Nila, Mas d. Hulu Sungai Utara (Kalsel) Patin e. Hulu Sungai Selatan (Kalsel) Patin 4. BBAT Tatelu a. Minahasa Tenggara (Sulut) Nila, Mas
b. Kota Jayapura (Papua Barat) Nila, Mas c. Sorong (Papua Barat) Nila 5. BLUPPB Karawang a. Serdang Bedagai (Sumut) Lele, Gurame
b. Karawang (Jabar) Udang
d. Indramayu (Jabar) Udang, Bandeng
e. Klaten (Jateng) Nila
f. Boyolali (Jateng) Lele
g. Bima (NTB) Bandeng, Rumput laut
h. Sumbawa (NTB) Rumput Laut
6. BBPBAP Jepara a. Tulang Bawang (Lampung) Udang b. Lampung Timur (Lampung) Udang c. Lampung Selatan (Lampung) Udang
d. Tangerang (Banten) Udang
e. Serang (Banten) Bandeng, Rumput Laut
f. Brebes (Jateng) Udang
g. Pemalang (Jateng) Udang
h. Demak (Jateng) Udang
i. Jepara (Jateng) Udang
j. Pati (Jateng) Udang
k. Rembang (Jateng) Udang
l. Sambas (Kalbar) Udang, Bandeng 7. BBAP Ujung Batee a. Bireun (Aceh) Udang, Bandeng, Kerapu
b. Aceh Timur (Aceh) Udang, Bandeng
8. BBAP Situbondo a. Tuban (Jatim) Udang
b. Lamongan (Jatim) Udang
c. Gresik (Jatim) Udang
d. Sidoarjo (Jatim) Udang
e. Pasuruan (Jatim) Udang
f. Probolinggo (Jatim) Udang
g. Banyuwangi (Jatim) Udang
h. Situbondo (Jatim) Udang
i. Penajam Paser Utara (Kaltim) Bandeng j. Kutai Kertanegara (Kaltim) Udang, Bandeng k. Lombok Tengah (NTB) Udang, Rumput Laut 9. BBAP Takalar a. Gorontalo Utara (Gorontalo) Udang, Rumput Laut
b. Bombana (Sultera) Udang
c. Kolaka (Sultera) Udang, Rumput Laut
d. Muna (Sultera) Udang
e. Konawe Selatan (Sultera) Udang, Bandeng, Rumput Laut f. Polewali Mandar (Sulbar) Rumput Laut
g. Mamuju (Sulbar) Udang, Bandeng, Rumput Laut h. Pangkajenen Kepulauan (Sulsel) Udang
i. Pinrang (Sulsel) Udang, Bandeng, Rumput Laut
j. Maros (Sulsel) Udang
k. Bone (Sulsel) Rumput Laut
l. Takalar (Sulsel) Rumput Laut m. Jeneponto (Sulsel) Rumput Laut 10. BBPBL Lampung a. Bangka Selatan (Babel) Kerapu, Rumput Laut
b. Pesawaran (Lampung) Kerapu, Rumput Laut c. Sumenep (Jatim) Rumput Laut d. Pesisir Selatan (Sumbar) Kerapu, Bandeng 11. BBL Batam a. Bintan (Kepri) Kerapu, Rumput Laut
12. BBL Lombok a. Klungkung (Bali) Rumput Laut b. Sumbawa Barat (NTB) Rumput Laut c. Lombok Timur (NTB) Rumput Laut d. Sumba Timur (NTT) Rumput Laut e. Rote Ndao (NTT) Rumput Laut
f. Lembata (NTT) Rumput Laut
g. Sikka (NTT) Rumput Laut
13. BBL Ambon a. Minahasa Utara (Sulut) Rumput Laut b. Morowali (Sulteng) Udang, Rumput Laut c. Parigi Moutong (Sulteng) Rumput Laut d. Donggala (Sulteng) Rumput Laut e. Tojo Una-Una (Sulteng) Rumput Laut f. Seram Bagian Barat (Maluku) Rumput Laut g. Kepulauan Sula (Maluku) Rumput Laut h. Halmahera Selatan (Malut) Kerapu i. Raja Ampat (Papua Barat) Rumput Laut
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA Ttd
SLAMET SOEBJAKTO
NO JABATAN PARAF
1. Sekretaris Direktorat Jenderal 2. Direktur Produksi
3. Kabag Hukum, Organisasi dan Humas Disalin sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
Lampiran-3 Laporan Bulanan Kegiatan Percontohan LAPORAN BULANAN
KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……….. TAHUN 2015 Tim Teknis : Pokdakan Pelaksana : Lokasi - Desa : - Kecamatan : - Kabupaten : - Provinsi : Komoditas : Periode Bulan :
No Detail Kegiatan Indikator MingguProgres Kemajuan Pekerjaan (%) Permasalahan Tindakan Keterangan I Minggu II Minggu III Minggu IV 1 2 3
Lampiran-4 Format Laporan Pendahuluan LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……….. TAHUN 2015
I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Tujuan dan Sasaran
II. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN
a. Tim Teknis
b. Calon Lokasi dan Calon Pokdakan c. Waktu Identifikasi dan hasil Identifikasi
d. Penetapan Lokasi dan Pokdakan Pelaksana Percontohan e. Kesanggupan Pokdakan Pelaksana
III. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN a. Kondisi Lokasi
b. Kelembagaan Pokdakan IV. RENCANA PELAKSANAAN
a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Panen V. PENUTUP Lampiran-Lampiran
1. Lampiran Form SK Penetapan Tim Teknis; 2. Lampiran Form Checklist Hasil Identifikasi;
3. Lampiran Form BA Usulan Lokasi dan Pokdakan oleh Tim Teknis; 4. Lampiran Form BA Penetapan oleh Kepala Dinas;
5. Lampiran Form Surat Pernyataan Kesanggupan Pokadakan; 6. Lampiran Form Jadwal dan Rencana Kerja;
Lampiran-4a Checklist Identifikasi Calon lokasi dan Calon Pokdakan Percontohan 2015 CHECKLIST IDENTIFIKASI CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA
PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA (TP DINAS KABUPATEN/ KOTA ………)*
TAHUN 2015 Tim Teknis (Ketua) :
Nama Pokdakan : Lokasi Usaha - Desa : - Kecamatan : - Kab/Kota : - Provinsi : Tanggal Identifikasi : Komuditas :
No. Persyaratan Kesesuaian Kondisi existing/Keterangan
Ya Tidak
I Lokasi
1 Sesuai dengan tata letak daerah, tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya dan memiliki legalitas status lahan
2 Secara teknis berada pada lingkungan yang sesuai dengan kelayakan teknis komuditas ikan yang akan dibudidayakan 3 Tingkat resiko bahaya keamanan pangan
dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik rendah
4 Memiliki kemudahan aksesisbilitas (jalan, komunikasi, sumber benih, pasar dll)
II Kelembagaan Kelompok
1 Memiliki surat keterangan/ pengukuhan kelompok dan atau terdaftar di Dinas Kab/ Kota
2 Memiliki struktur organisasi dan anggota/ SDM yang jelas/memadai 3 Status kelompok telah berkembang dan
masih aktif dalam kegiatan usaha budidaya
4 Belum pernah menerima bantuan dana PUMP/TP dari Ditjen PB
1 Kesimpulan :
2 Usulan/Rekomendasi :
..., tanggal/bulan/tahun TIM TEKNIS
No Nama/ Jabatan Tanda tangan
1 ... ( Ketua) 1 ...
2 ... ( Anggota) 2 ... 3 ... ( Anggota) 3 ...
4 ... ( Anggota) 4 ...
Catatan:
Lampiran-4b Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan
Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015
Nomor : ...………….………. Pada hari ini tanggal ……….… bulan …...….. tahun dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ... NIP : ...
Jabatan : ... bertindak sebagai ketua Tim teknis Satuan kerja : Menyatakan bahwa: Nama Kelompok : ……….. Lokasi - Jalan : - Desa/Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten/Kota : - Provinsi : - Titik koordinat :
Berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015 yang dilaksanakan pada tanggal ... bulan ... tahun 2015, telah memenuhi persyaratan dan kelayakan secara teknis serta manajemen kelompok sebagai calon pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015 (data pokdakan dan hasil identifikasi terlampir).
Selanjutnya kami Tim Teknis mengusulkan calon lokasi dan calon Pokdakan tersebut di atas untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015..
Demikian Berita Acara usulan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui: Yang mengusulkan:
Ketua kelompok Ketua Tim teknis
Lampiran-4c Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan
Percontohan kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015 Nomor : ...………….……….
Pada hari ini tanggal ……….… bulan …...….. tahun dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Jabatan : Satuan kerja :
Berdasarkan Berita Acara identifikasi lokasi dan pokdakan pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015 Nomor :... tahun 2015 yang mengusulkan :
Nama Kelompok : ……….. Lokasi - Jalan : - Desa/Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten/Kota : - Provinsi : - Titik koordinat :
Menetapkan lokasi dan kelompok tersebut di atas sebagai pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015.
Demikian Berita Acara penetapan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kepala Dinas
Kabupaten/Kota... ttd
(……….) Keterangan;
Titik koordinat merupakan range antara LS/LU dan BB/BT
Lampiran-4d BA Surat Kesanggupan Pokdakan SURAT PERNAYATAAN KESANGGUPAN
Pada hari ini……… tanggal……….. bulan ………..tahun dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama Kelompok : 2. Lokasi Unit Budidaya :
Dengan ini menyatakan kesanggupan melaksanakan percontohan perikanan budidaya tahun 2015 dan memenuhi ketentuan:
f) Menyiapkan lahan percontohan budidaya;
g) Mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan budidaya; h) Melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng); i) Menerapkan dan disertifikasi CBIB;
j) Menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit; k) Mengembangkan secara berkelanjutan ke kawasan budidaya lainnya.
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sebenar - benarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinnya.
………, tanggal/bulan/tahum 1. Ketua Kelompok ttd Meterai 6000 (Nama………) 2.Wakil Ketua ttd (Nama………) 3.Sekretaris ttd (Nama………) 4.Anggota ttd (Nama………) 5.Anggota ttd (Nama………)
Lampiran-4e Rencana Kerja dan jadwal Pelaksanaan
Lampiran-5 Laporan Kemajuan TP Percontohan
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang b. Sasaran
c. Rencana Kerja/ Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
II. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERCONTOHAN
a. Indikator keberhasilan dan target
b. Kondisi dan Perkembangan pencapaian target c. Permasalahan
III. RENCANA TINDAK LANJUT
a. Alternatif solusi/Pemecahan masalah
b. Tindak lanjut pelaksanaan pencapaian target
IV. PENUTUP
Lampiran-Lampiran
1. Lampiran Form Kemajuan Pekerjaan 2. Lampiran Tabel Monitoring Kualitas Air
Lampiran-5a Form Laporan Kemajuan Percontohan LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN
PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA
DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……….. TAHUN 2015 1) Tim Teknis (Ketua) :
2) Nama Pokdakan (Ketua) : 3) Manajer Teknis (MT) : 4) Lokasi Usaha - Desa : - Kecamatan : - Kab/Kota : - Provinsi :
- Telp dan Fax :
5) Surat Keterangan Dinas/
Surat Pengukuhan Kelompok : 6) Informasi lahan
- Total luas lahan (ha) : - Luas bersih lahan budidaya (ha) : - Jumlah petak pemeliharaan (unit) : - Luas petak rata-rata (m2/petak) : 7) Asal benih/benur/bibit : 8) Jenis komoditas budidaya : 9) Kapasitas produksi (ton/thn) :
10) Jumlah Pekerja :
No. KegiatanUraian PenaggungJawab
Progres/ Kemajuan
Kegiatan Permasalahandan Kendala Tindakan/Rencana
Tindak Lanjut Ket
Detail Kegiatan Fisik(% ) I Persiapan 1 2 3 II Pelaksana 1 2 3 III Panen 1 2
3
……….., tanggal/ bulan/tahun Penanggung Jawab/ Ketua Tim
Lampiran-5b Form Monitoring Kualitas Air, Performa Ikan dan Laporan Mortalitas Ikan Tabel Monitoring Kualitas Air (Lap. Kemajuan)
Hari/Tgl KolamKode Parameter Kualitas air Perlakuan Ket. DO pH Nitrat Nitrit Salinitas dst.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... dst..
Tabel Performa Ikan (Lap. Kemajuan)
Hari/Tgl Kode Kolam Juml. Ikan(ekor) Berat(g) Panjang(cm) Tgl.Keterangan
Sebelumnya BerikutnyaTgl. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... dst..
Tabel Laporan Mortalitas Ikan (Lap. Kemajuan)
Hari/Tgl Kode Kolam ∑ Tebar awal(ekor) Ukuran (g)Ikan MatiJumlah (ekor) ∑ Ikan hidup(ekor)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... dst....
Lampiran-6 Format Laporan Akhir OUT LINE
LAPORAN AKHIR HASIL PELAKSANAAN PERCONTOHAN BUDIDAYA PERIKANAN
PADA KAWASAN MINAPOLITAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan 1.2. Sasaran
1.3. Lokasi dan Pelaksanaan 1.4. Output
1.5. Outcome
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Pemilihan lokasi 2.2 Teknologi budidaya
2.3 Penyediaan sarana dan prasarana produksi 2.4 Proses produksi
2.5 Kendala dan Solusi
III. KINERJA HASIL
3.1 Penerapan teknologi budidaya
3.2 Perkembangan produksi dan produktivitas 3.3 Laporan hasil panen
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran dan Rekomendasi
V. PENUTUP
Lampiran: Foto Kegiatan
Lampiran-7 BA Serah Terima Hasil Percontohan BERITA ACARA
SERAH TERIMA HASIL PRODUKSI PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN TAHUN 2015
Pada hari ini ... tanggal... bulan ... tahun dua ribu lima belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ...
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama... .*). Selanjutnya disebut sebagai pihak pertama.
II. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ...
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) ... Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua.
Para Pihak sepakat untuk melakukan serah terima hasil produksi Percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB), berupa uang senilai Rp ... (...) dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Pihak pertama menyerahkan hasil produksi percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) budidaya ikan kepada pihak kedua sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi hasil kegiatan di lapangan
b) Pihak kedua menerima hasil produksi dimaksud sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi anjuran berikutnya.
c) Pihak kedua memegang komitmen dan tanggungjawab dalam penerapan teknologi budidaya hasil kegiatan percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) serta membuka diri untuk melakukan sosialisasi teknologi budidaya terhadap Pokdakan lain.
d) Setelah serah terima dilakukan, maka segala biaya yang timbul pada oprasional kegiatan budidaya selanjutnya menjadi tanggungjawab pihak kedua.
Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ..., ..., ... 2015 PIHAK PERTAMA (...) PIHAK KEDUA (Materai 6000) (...) *): coret yang tidak perlu