• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWASPADAAN UNIVERSAL (UNIVERSAL PRECAUTION) ASRI AHRAM EFENDI MATERI KEPANITERAAN UMUM FK UNTAD 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEWASPADAAN UNIVERSAL (UNIVERSAL PRECAUTION) ASRI AHRAM EFENDI MATERI KEPANITERAAN UMUM FK UNTAD 2014"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KEWASPADAAN UNIVERSAL

(UNIVERSAL PRECAUTION)

ASRI AHRAM EFENDI

(2)

KEWASPADAAN UNIVERSAL ADALAH :

Upaya pencegahan infeksi yang telah mengalami perjalanan panjang, dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan dan pasien.

Petugas kesehatan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan pasien dari risiko penularan penyakit infeksi Setiap cairan tubuh pasien harus dianggap infeksius

tanpa memandang status pasiein

(3)

.

• Tahun 1847 Dr. Ignac F. Semmelweis  mengamati bahwa tindakan medis dapat menularkan infeksi

• Tahun 1967 CDC Atlanta merekomendasikan tehnik isolasi berdasarkan kelompok kategori (7kategori)

• Tahun 1983 direkomendasikan 2 sistem isolasi yaitu

category spesific infection dan disease spesific isolation precaution

• Tahun 80 an Indonesia mempunyai program pengendalian infeksi nosokomial dengan menerapkan 4 kategori isolasi yaitu isolasi pernafasan, isolasi saluran cerna, isolasi ketat, isolasi perlindungan dan blood precaution

(4)

• Tahun 1984 berkembang sistem yang disebut Body substance isolation (BSI)

• Tahun 1985 CDC Atlanta merekomendasikan strategi baru yaitu blood and body fluid precautions secara universal

tanpa memandang status pasien dan strategi penanganan limbah medis termasuk alat tajam

• Tahun 1994 UP dibagi menjadi 2 tingkatan kewaspadaan yaitu standard precaution dan Transmission based

precaution

• Tahun 1997 dan 1998 semua bentuk kewaspadaan ini disebut dengan UNIVERSAL PRECAUTION atau

(5)

ALASAN DASAR

PENERAPAN

KEWASPADAAN

UNIVERSAL

• HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menimbulkan gejala serta potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (seks bebas,alat kesehatan tidak steril, dll)

• Penyakit Hepatitis B dan C juga mempunyai tingkat potensial penularan yang cukup tinggi dari cairan tubuh termasuk juga penyakit2 lain yang dapat ditularkan terutama melalui cairan tubuh

• Sementara bagi masyarakat umum sarana kesehatan tempat pemeliharaan kesehatan

• Petugas kesehatan bertanggung jawab untuk menjaga kepercayaan tersebut

(6)

FOUR WAYS TO SPREAD GERMS Communicable diseases are

spread from person-to-person in four basic ways:

Airborne or the respiratory route

Examples of the Airborne Route of infection are: TB, Colds,

Chicken pox

Direct contact route

Examples of Direct Contact route are: Conjunctivitis,

impetigo, lice, poison ivy, chicken pox

Fecal-oral route

Examples of Fecal-Oral communicable route are: hand, foot,

and mouth disease, Hepatitis A, rotavirus

Blood contact route

Examples of Blood Contact route are: HIV/AIDS, Hepatitis B,

Hepatitis C

(7)

BEBERAPA TINDAKAN POTENSIAL

DALAM PENULARAN PENYAKIT

Cuci tangan yang kurang benar

Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat

Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman

Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman

Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang

tepat

(8)

PRINSIP UTAMA PROSEDUR

KEWASPADAAN UNIVERSAL

• Menjaga higiene sanitasi individu

• Menjaga higiene sanitasi ruangan

• Sterilisasi peralatan

(9)

5 KEGIATAN POKOK

KEWASPADAAN UNIVERSAL

• Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

• Pemakaian alat pelindung guna mencegah

kontak dengan darah dan cairan tubuh

• Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

• Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk

mencegah perlukaan

• Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

(10)

CUCI TANGAN

• Cuci tangan Higienik atau rutin : mengurangi kotoran dan flora yang ada ditangan dengan menggunakan sabun dan deterjen

• Cuci tangan Aseptik : sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik

• Cuci tangan Bedah (surgical handscrub) : sebelum melakukan tindakan bedah cara aseptik dengan antiseptik dan sikat steril

(11)

ALAT PELINDUNG

• Sarung tangan

• Pelindung wajah/masker/kaca mata • Penutup kepala

• Gaun pelindung (baju kerja/celemek) • Sepatu pelindung (sturdy foot wear)

(12)

PEMILIHAN ALAT PELINDUNG SESUAI PAJANAN

Jenis pajanan : Contoh : Pilihan alat pelindung :

Risiko rendah :

- kontak dengan kulit - tidak terpajan langsung

- injeksi

- perawatan luka

- sarung tangan tidak esensial

Risiko sedang :

- kemungkinan terpajan darah namun tidak ada percikan/cipratan

- px.pelvis

- insersi&melepas IUD - pemasangan IVFD - spesimen lab.

- perawatan luka berat

- sarung tangan

- mungkin perlu gaun pelindung/celemek Risiko tinggi : - Kemungkinan terpajan - perdarahan masif - tindakan bedah ; mayor,mulut,partus - alat pelindung lengkap

(13)

SARUNG TANGAN

• Harus selalu dipakai pada saat melakukan tindakan

kontak atau yang diperkirakan akan menimbulkan kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda terkontaminasi

• Dikenal 3 jenis sarung tangan yaitu ; sarung tangan

(14)

PENGGUNAAN SARUNG TANGAN

Sarung tangan bersih : - didisinfeksi tingkat tinggi (DTT)

- digunakan sebelum melakukan tindakan rutin pada kulit dan jaringan mukosa

- dapat digunakan pada tindakan bedah bila sarung tangan steril tidak ada

Sarung tangan steril : - sarung tangan yang telah melalui proses serilisasi

- harus digunakan pada saat melakukan tindakan bedah

Sarung tangan rumah Tangga

- terbuat dari latex atau vinil, tebal

- digunakan saat membersihkan alat kesehatan, permukaan meja kerja dll

(15)

PENGELOLAAN ALAT

KESEHATAN

Bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui

alat kesehatan

Menjamin alat tersebut dalam kondisi steril dan siap pakai

Proses penatalaksanaan peralatan dilakukan melalui 4

tahap yaitu ; dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau DTT, penyimpanan

(16)

Dekontaminasi

Rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 mnt

Sterilisasi

Cuci bersih dan tiriskan

Pakai sarung tangan dan pelindung terhadap objek tajam

Disinfeksi tingkat tinggi

Uap Bertekanan tinggi –Otoklaf 1210 C 106 kPa (1 atm) 20 – 30 menit Pemanasan Kering 1700 C Selama 60 menit Kimiawi Rendam dalam larutan disinfektan 10 – 24 jam atau Gas Eto

Pendinginan & Penyimpanan

Siap pakai Kimiawi Rendam dalam larutan disinfektan 20 menit Uap Tutup dalam uap air mendidih selama 20 menit

Rebus

Diamkan mendidih selama 20 menit

(17)
(18)

TINGKAT RISIKO DAN JENIS

PENGGUNAAN ALAT

Tingkat risiko: Jenis penggunaan alat: Cara pengelolaan: Risiko tinggi Alat yang digunakan

dengan menembus kulit atau rongga tubuh

Sterilisasi atau

menggunakan alat steril sekali pakai

Risiko sedang Alat yang digunakan pada mukosa atau kulit yang tidak utuh

Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi

(perebusan/kimiawi)

Risiko rendah Alat yang digunakan pada kulit utuh tanpa

menembus kulit

(19)

DEKONTAMINASI

Menghilangkan mikroorganisme patogen dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya

Bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan atau permukaan benda

Dilakukan dengan menggunakan bahan disinfektan yaitu suatu larutan atau zat kimia yang tidak digunakan untuk kulit dan

jaringan mukosa

Klorin 0,5% atau 0,05% adalah disinfektan yang paling sering digunakan dinegara berkembang karena terjangkau dan mudah didapat

(20)

CARA MENYIAPKAN LARUTAN KLORIN 0,5%

Jenis larutan Kondisi kotor Kondisi bersih Untuk menyiram permukaan

tercemar

Sebelum mengangkat kotoran

Setelah kotoran diangkat

Kadar klorin yg dibutuh kan 0,5% (5gr/lt,5000ppm) 0,05-1% (0,5-1g/lt,500-100ppm) - lart.natrium hipiklorit ( tersedia klorin 5%) - kalsium hipoklorit (tersedia klorin 70%) - NaDCC (tersedia klorin 60%) - NaDCC tab.(presept) (1,5g klorin/tab.) 100ml/lt 7,0g/lt 8,5g/lt 4 tablet 10-20ml/lt 0,7-1,4g/lt 0,9-1,7g/lt 1 tablet

(21)

DEKONTAMINASI KHUSUS

Jenis alat kesehatan Proses Dekontaminasi

1. jarum dan semprit :

- sebaiknya tidak dipakai ulang - insenerasi beserta wadahnya

2. sarung tangan :

- sekali pakai – buang dalam wadah limbah medis

- pakai ulang – tampung dalam wadah penampungan utk proses dekontaminasi 3. Wadah tempat penyimpanan peralatan

4. permukaan meja yang tidak berpori

1.- siapkan wadah kedap tusukan -isi dengan lart.klorin 0,5%

- isi semprit&jarum dengan lart.klorin semprotkan, lakukan 3x

- rendam dlm lart.klorin 10mnt 2.- tampung dalam wadah berisi lart. Klorin 0,5% rendam 10 menit sebelum dicuci

-pisahkan dalam wadah berbeda dengan alat tajam

3. isi dgn lart.klorin 0,5% 10 mnt, bilas & cuci

4.- gunakan sarung tangan RT&celemek, semprot lart.klorin,biarkan 10 mnt, lap dgn lap basah bersih berulang kali shg klorin terangkat

(22)

EFEK KLORIN DALAM KONSENTRASI BERBEDA

Mikroorganisme Konsentrasi efektif Klorin waktu

 Mikoplasma dan bakteri vegetatif (<25ppm)  spora Bacillus subtilis

Agen mikotik  S.aureus

 Salmonella choleraesuis  Pseudomonas aeruginosa

 Beberapa macam virus termasuk HIV dan HBV  Micobacterium tuberculosis 25 ppm 100 ppm 100 ppm 100 ppm 100 ppm 100 ppm 200 ppm 1000 ppm Beberapa detik 5 menit 1 jam 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit ??

(23)

PENCUCIAN ALAT

Menghilangkan segala kotoran yang kasat mata dari benda atau permukaan

benda dengan sabun atau deterjen, air dan sikat

Tanpa pencucian yang teliti maka proses disinfeksi atau sterilisasi selanjutnya

tidak akan efektif

Kotoran yang tertinggal dapat mempengaruhi fungsinya atau mengakibatkan

reaksi pirogen bila masuk kedalam tubuh pasien

Detergen digunakan dengan cara mencampurkan dengan air, dan tidak

diperbolehkan menggunakan sabun cuci biasa karena akan menimbulkan residu yang sulit dihilangkan

Hindari penggunaan abu gosok karena akan menimbulkan goresan pada alat yang

(24)

DISINFEKSI DAN STERILISASI

Disinfeksi adalah suatu proses untuk menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari

alat kesehatan kecuali endospora bakteri

Dilakukan dengan menggunakan cairan kimia, perebusan, pasteurisasi

Disinfektan kimiawi a.l : alkohol, klorin, formaldehid, H2O2, glutarldehid, yodifora, asam

parasetat, fenol, ikatan amonium kwartener

Pasteurisasi bukanlah proses sterilisasi, suhu yang digunakan biasanya 770C waktu 30 menit

Radiasi dengan sinar ultra violet ; tidak ada data yang mendukung efektifitas pencegahan

penularan penyakit dengan cara ini, dan kelemahan dari UV adalah tidak dapat menembus cairan

Disinfektan tingkat tinggi (DTT) merupakan alternatif bila alat sterilisasi tidak tersedia atau

tidak mungkin dilaksanakan. DTT dapat membunuh semua mikroorganisme termasuk HIV dan HEP.B namun tidak membunuh endospora dengan sempurna sehingga bila kasus gas gangren dan tetanus banyak didapat maka semua peralatan harus disterilisasi

(25)

Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan termasuk endospora bakteri

Sterilisasi dapat dilakukan dengan tehnik uap panas bertekanan, pemanasan kering, gas etilin oksida, zat kimia cair

Sterilisasi adalah cara paling aman dan efektif untuk pengelolaan alat kesehatan yang berhubungan

langsung dengan darah atau jaringan dibawah kulit yang secara normal bersifat steril

(26)

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN TERTENTU (CONTOH)

Alat kesehatan Mikroorganisme potensial penyebab nosokomial

Pengelolaan yang aman

Alat gigi ; - Risiko tinggi ; forsep,skalpel, chisel, skaler, bor - Risiko sedang; kondesor, sem prit air Endoskopi Tombol-tombol, senter -Salmonella spp, TBC, P.Aeruginosa, M.atipik - HBV, HIV, TBC

- Keduanya harus disterilkan setiap habis pakai 1 pasien, alat yang tidak dapat dilepas dan tidak panas sebaiknya tidak digunakan aatau gunakan alat sekali pakai

- Pencucian, DTT, Pembilasan, pengeringan dan penyimpanan - lapis dengan bahan kedap air, ganti lapis setiap ganti pasien, alat yang tertutup didisinfeksi - DTT cukup efektif membunuh ke 3 jenis mikroorganisme ini

(27)

PENYIMPANAN ALAT

KESEHATAN

• Penyimpanan yang baik sama pentingnya dengan proses disinfeksi dan

sterilisasi

• Cara penyimpanan tergantung apakah alat terbungkus atau tidak

terbungkus

• Umur steril tergantung pada atau tidaknya terkontaminasi dan kondisi

pada pembungkus itu sendiri

• Alat tidak terbungkus harus segera digunakan setelah dikeluarkan, alat

yang tersimpan pada wadah steril dan tertutup paling lama 1 minggu

• Jangan menyimpan alat dalam larutan karena mikroorganisme dapat

(28)

PENGELOLAAN LIMBAH

Limbah rumah sakit dapat berupa limbah medis ataupun

limbah rumah tangga dan limbah berbahaya

Limbah rumah tangga atau non medis tidak kontak dengan

darah atau cairan tubuh sehingga disebut sebagai risiko rendah

Limbah medis mengandung atau kontak dengan

darah/cairan tubuh pasien sehingga disebut sebagai risiko tinggi, karena berisiko menularkan penyakit

Limbah medis berupa limbah klinis dan limbah

laboratorium

Limbah berbahaya mempunyai sifat beracun seperti produk

(29)

PENGELOLAAN LIMBAH

KLINIS DAN LABORATORIUM

Darah,cairan tubuh, material yang mengandung darah kering

seperti kasa,perban dan benda2 tajam bekas pakai, benda2 dari kamar bedah, jaringan/potongan tubuh atau plasenta

Sebelum dibawa ke insinerator semua jenis limbah ditampung

dalam kantong kedap air biasanya berwarna kuning

Ikat rapat secara kuat dengan isi paling banyak 3/4, ideal 2/3

penuh

Pengumpulan limbah dari ruang perawatan harus lengkap

dengan kantongnya tidak boleh dituang pada gerobak pengangkut

Petugas yang menangani harus menggunakan sarung tangan

(30)

PENGELOLAAN LIMBAH

KLINIS DAN LABORATORIUM

Tempat penampungan sementara harus berupa wadah yang

mudah dijangkau petugas, pasien dan pengunjung

Harus tertutup dan kedap air serta tidak mudah bocor agar

terhindar dari jangkauan tikus, serangga atau binatang lain

Hanya bersifat sementara dan tidak boleh lebih dari 1 hari

Wadah sementara limbah tajam harus dicuci dengan

disinfektan setiap hari

Pemusnahan yang dianjurkan adalah insenerasi atau bila tidak

(31)

KEWASPADAAN KHUSUS

Merupakan tambahan pada kewaspadaan

universal, yang terdiri dari tiga jenis kewaspadaan :

Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara

(airborne)

Kewaspadaan terhadap penularan melalui

percikan (droplet)

(32)

Kewaspadaan khusus

Contoh penyakit Penempatan pasien proteksi pengangkutan pasien Udara Percikan kontak - Campak - Varisela - TBC - Diphteria - Pneumonia - Pertusis - mumps, dll - Difteri - E.coli - shigella - HAV - dll - tekanan negatif terpantau - pertukaran udara tiap 6 jam - Ruangan isolasi, ruang bersama dgn inf. Sama - Ruangan isolasi, ruang bersama dgn unf. sama - masker - Masker N95 - sarung tangan - b.pelindung - batasi mobilisasi pasien - pasien memakai masker bedah - sda - batasi mobilisasi dan selalu guna kan b.pelindung

(33)

PILIHAN KEWASPADAAN KHUSUS SEBELUM DIAGNOSIS PASTI DITEGAKKAN

Gejala klinis Patogen Potensial Jenis Kewaspadaan

Diare

- Diare akut dengan kemungkinan infeksi pada Pasien yang memakai popok atau penderita inkontensia

- Diare pada orang dewasa yang baru saja menggunakan antibiotik

Meningitis

Ruam atau eksantem pada umumnya, penyebab Tidak diketahui

- petekial/ekimosis dengan demam

-Vesikular

-Makulopapular dengan korisa dan demam

- Entero patogen - Clostridium difficile - Neisseria mengitidis - Neisseria mengitidis - Varisela - Rubeola (measles)

- Penularan melalui kontak - Penularan melalui kontak - Penularan melalui

percikan

- Penularan melalui percikan

- Penularan melalui konta dan udara

(34)

Gejala klinis Patogen potensial Jenis kewaspadaan

Infeksi pernafasan

- Batuk,demam, infiltrat lobus paru

- Batuk,demam, infiltrat diseluruh lobus paru

- Batuk paroksismal atau batuk parah pada pertusis

- Infeksi saluran nafas, pada bronchiolitis dan croup pada bayi dan anak

Risiko adanya mikroorganisme yang kebal obat Infeksi kulit atau luka

- Abses atau luka yang terbuka

- M. Tuberculosis - M. Tuberculosis - B. Pertusis - Respiratory syncitial/ V.parainfluenza - bakteri resisten - Staphilococcus aureus group A, Sreptococcus - Penularan lewat udara - Penularan lewat udara - Penularan lewat udara - Penularan lewat udara - Penularan lewat udara - Penularan lewat kontak

(35)

PEMULASARAN JENASAH

• Dilakukan sesuai kewaspadaan universal

• Setiap petugas menggunakan alat pelindung lengkap

• Perawatan dilakukan dimulai dari ruang perawatan, ruang jenasah, hingga persiapan pemakaman

• Gunakan pembalut absorbent dan plester kedap air untuk menutup luka/tusukan bekas infus

• Setiap percikan atau tumpahan darah dibersihkan dengan lart.klorin 0,5%

• Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi

• Seluruh prosedur harus sesuai dengan kepercayaan agama yang dianut • Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja

(36)

KUNCI KEBERHASILAN KEWASPADAAN UNIVERSAL

Prosedur Kewaspadaan Universal dianggap sebagai pendukung program K3

Cuci tangan tidak dapat digantikan oleh pemakaian sarung tangan

Air mengalir adalah sarana penting dalam proses cuci tangan

Penggunaan lap bersih untuk satu kali pakai

Penggunaan alat pelindung sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan

Alat yang sudah steril harus tersimpan ditempat kering

Perendaman berlebihan hanya akan merusak alat kesehatan

Selalu lakukan sterilisasi jangan berhenti sampai DTT

Air yang dididihkan bukan merupakan air steril

Cuci tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan sarung

(37)

TERIMA KASIH

rujukan :

Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal Di pelayanan Kesehatan

DEPKES RI 2003

Referensi

Dokumen terkait

Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Pekotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 dengan dasar pengenaan

Hasil pengolahan data survey kepuasan masyarakat dari 9 unsur pelayanan pada Puskesmas Cempaka Kota Banjarmasin, yang meliputi persyaratan pelayanan, prosedur

Kemampuan Managerial menyangkut (1) Kemampuan dan keahlian manajemen yang dimiliki pengusaha (2) Inovasi, riset dan pengembangan (3) Kemampuan memprediksi fenomena

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan gerakan-gerakan Yoga Asana dan manfaat dari setiap gerakan sehingga dapat melakukan gerakan yoga dengan baik dan

Bеrdаsаrkаn hаsil pеnеlitiаn dаn pеnjеlаsаn tеrsеbut dаpаt disimpulkаn bаhwа dаlаm pеnilаiаn kinеrjа kеuаngаn mеnggunаkаn аnаlisis rаsio profitаbilitаs

Lokasi pertama merupakan plot monokultur sayuran berada di koordinat 107°49’43.401”BT, 7°23’28.017”LS; lokasi kedua plot agroforestri tanaman sayuran dengan eucalyptus

Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah pembagian beban kerja yang tidak merata sehingga hal yang harus dilakukan ialah menentukan jumlah stasiun kerja pada lini

Dengan mengetahui potensi farmakologis dari BCAA, pentingnya albumin sebagai indikator dari fungsi hati dan juga pentignya fungsi hati sebagai faktor prognostik,