• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ASESMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN HABITS OF MIND SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN ASESMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN HABITS OF MIND SISWA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN ASESMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN HABITS OF MIND SISWA

Siti Sriyati, Nukhbatul Bidayati Haka

Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

siti_sriyati@yahoo.com

ABSTRAK

Habits of mind diklaim sebagai karakteristik perilaku berpikir cerdas yang paling tinggi dalam

memecahkan masalah dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial. Habits of mind bisa digali dan dibentuk dan ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya melalui penerapan asesmen formatif. Tujuan penelitian ini adalah menggali dan meningkatkan habits of

mind siswa melalui penerapan salah satu bentuk asesmen formatif yaitu asesmen kinerja. Metode

penelitian yang digunakan weak experiment dengan desain one group pretest and postest. Sampel peneliltian terdiri dari 49 orang siswa kelas XI IPA di salah satu sekolah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket penelusuran habits of mind awal dan akhir, lembar observasi kinerja siswa pada waktu praktikum serta angket respon siswa. Materi yang dipilih pada penelitian ini adalah sistem syaraf dan sistem ekskresi. Analisis data menggunakan nilai normalisasi gain dan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan habits of mind siswa setelah diterapkan asesmen kinerja mengalami peningkatan dengan N-gain 0,45 (sedang). Komponen asesmen kinerja terhadap habits of

mind berkorelasi cukup (0,459) dengan kontribusi terbesar pada kemampuan self regulation (36,6%), critical thinking (26,2%) dan creative thinking (19,9%). Kesimpulannya penerapan asesmen kinerja pada

pembelajaran sistem syaraf dan sistem ekskresi dapat meningkatkan kemampuan habits of mind siswa. Kata Kunci: asesmen formatif, asesmen kinerja, habits of mind

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan yang paling penting sebenarnya adalah mengembangkan kebiasaan mental yang memungkinkan individu untuk belajar mengenai segala hal yang mereka inginkan atau mereka butuhkan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan hidupnya. Dalam situasi ketika seorang individu tidak mengetahui bagaimana merespon suatu masalah, diperlukan perilaku cerdas untuk mengatasinya, dalam arti tidak hanya mengetahui informasi tetapi juga mengetahui bagaimana harus bertindak. Kemampuan berperilaku cerdas tersebut disebut habits of mind (Costa & Kallick, 2000a).

Habits of mind dikembangkan oleh Marzano

(1993) dalam dimensions of learning yang meliputi: sikap dan persepsi terhadap belajar (dimensi 1), memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan (dimensi 2), memperluas dan menghaluskan pengetahuan (dimensi 3), menggunakan pengetahuan secara bermakna (dimensi 4), dan memanfaatkan kebiasaan berfikir produktif (habits of

mind) (dimensi 5). Dimensi pertama dan kelima menjadi

faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam proses belajar, karena kedua dimensi tersebut menjadi penentu keberhasilan dari dimensi-dimensi lainnya. Habits of

mind dibagi ke dalam tiga kategori yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking.

Apabila dicermati indikator-indikator dari habits

of mind yang dikemukakan oleh Marzano (1993), Costa

dan Kallick (2000) dan Carter, et al., (2005) terlihat

bahwa indikator-indikator tersebut membekali individu dalam mengembangkan kebiasaan mental yang menjadi tujuan penting pendidikan. Bahkan Costa dan Kallick (2000b) serta Campbell (2006) mengklaim habits of mind sebagai karakteristik perilaku berpikir cerdas yang paling tinggi untuk memecahkan masalah dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial. Oleh karenanya habits of mind ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa agar siswa dapat mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa habits of mind seseorang dapat digali, dilatih, dikembangkan dan dibentuk lebih baik. Penerapan asesmen formatif dalam berbagai bentuk menunjukkan bahwa asesmen formatif dapat membentuk dan meningkatkan habits of mind siswa ataupun mahasiswa. Penelitian Anwar (2005) menemukan bahwa

performance assessment dapat membentuk habits of mind

siswa pada pembelajaran konsep lingkungan. Cheung dan Hew (2008), menemukan bahwa self regulation dan bersifat terbuka (indikator habits of mind) dapat digali melalui partisipasi mahasiswa pada pembelajaran online. Penelitian Sriyati (2011) menemukan bahwa habits of

mind mahasiswa biologi dapat dibentuk melalui

penerapan asesmen formatif. Penelitian Idris (2013) menemukan bahwa habits of mind siswa kelas XI dapat ditingkatkan melalui asesmen portofolio, sedangkan penelitian Rakhmawati (2013) menemukan bahwa habits

(2)

of mind mahasiswa dapat ditingkatkan melalui asesmen

portofolio elektronik. Pada penelitian ini akan dikaji tentang penerapan asesmen kinerja dalam membentuk

habits of mind siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah Madrasah Aliyah Negeri di Bandar Lampung pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI, sedangkan sampel penelitian adalah kelas XI IPA 4 yang berjumlah 49 siswa dan dipilih dengan teknik cluster random

sampling.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah weak experiment dengan desain penelitian yang digunakan one group pretest-postest design. Penelitian ini dikenakan pada satu kelas eksperimen yang diberi perlakukan berupa asesmen kinerja pada materi sistem ekskresi dan sistem syaraf.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari: angket penelusuran habits of mind siswa (Marzano, 1993) awal dan akhir pembelajaran, lembar observasi kinerja siswa (praktikum, presentasi kelas, diskusi kelompok, tanya jawab) serta angket respon siswa.

Teknik pengolahan data dilakukan dengan berbagai teknik. Data pre dan post untuk skor habits of

mind dianalisis dengan rumus Normalized Gain (N-Gain)

(Meltzer, 2002). Untuk mengetahui signifikansi data tersebut, maka skor N-gain diuji menggunakan one

sample test dengan nilai standar sebesar 0,31 pada

program SPSS versi 16 for windows. Nilai 0,31 merupakan cakupan terrendah dari kategori N-gain sedang (Meltzer, 2002). Data yang diperoleh dari lembar observasi kinerja dan angket respon siswa diolah dengan presentase mengikuti rumus Sudijono (2001) dengan kriteria hasilnya merujuk pada pedoman penilaian Purwanto (2003). Untuk mengetahui korelasi antara komponen asesmen kinerja dan skor N-gain habits of mind digunakan rumus korelasi Pearson dan Spearman pada program SPSS 16 for windows. Uji regresi dilakukan untuk menganalisis berapa besar kontribusi asesmen kinerja terhadap habits of mind dan untuk mendapatkan nilai kontribusi secara keseluruhan dicari nilai koefisien determinasi (R2).

HASIL

Data kemampuan habits of mind (HoM) siswa diperoleh melalui respon angket HoM yang diadaptasi dan dikembangkan dari angket penelitian Sriyati (2011) dan Marzano et.al (1993). Skor angket berkisar antara 1 sampai 4, dengan nilai semakin besar menunjukkan kemampuan HoM yang lebih baik. Pembentukan HoM

memerlukan jangka waktu yang cukup lama dan perlu pembiasaan, oleh karena itu pembelajaran dilakukan dalam 7 kali pertemuan. Data kemampuan habits of mind siswa tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Habits of Mind Siswa Pada Awal dan Akhir Pembelajaran Komponen Habits of Mind Rata-rata HoM awal Rata-rata HoM akhir N-gain Kategori Self Regulation 2,98 3,46 0,47 Sedang Critical Thinking 2,94 3,36 0,40 Sedang Creative Thinking 2,80 3,19 0,33 Sedang

HoM Total 2,91 3,40 0,45 Sedang

Data pada Tabel 1 menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan habits of mind awal ke habits of

mind akhir siswa dengan N-gain sebesar 0,45 yang

termasuk kategori sedang. Tabel 2. merupakan rekapitulasi pengelompokan N-gain habits of mind siswa berdasarkan jumlah dan presentasinya.

Berdasarkan Tabel 2. Peningkatan habits of mind terjadi pada semua siswa yang berjumlah 49 orang dengan 75,6 % (37 orang) siswa berada pada kategori sedang.

Tabel 2. Pengelompokan Skor N-gain Berdasarkan Kemampuan HoM

Gain Ternormalisasi

(N-gain)

Jumlah siswa Presentase (%)

Rendah 6 12,2

Sedang 37 75,6

Tinggi 6 12,2

Jumlah Total 49 100

Kebermaknaan dari peningkatan N-gain pada setiap kategori HoM diuji signifikansinya dengan diawali uji prasyarat (normalitas data) menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Sebuah data berdistribusi normal

jika X2 hitung ≤ X2 tabel atau dengan melihat taraf signifikansi yaitu nilai Asymp.Sig > α (0,05). Hasil uji normalitas terhadap data N-gain habits of mind tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas N-gain Habits of Mind

Jenis tes Asymp. Sig. 2

Tailed Kriteria nilai signifikasi tabel (nilai ½ α (0,05) Kesimpulan (Sig hitung > ½ (α) (0,025)= Distribusi normal N-gain self regulation 0,182 0,025 Distribusi normal N-gain critical thinking 0,108 0,025 Distribusi normal N-gain creative thinking 0,265 0.025 Distribusi normal N-gain HoM total 0,841 0,025 Distribusi normal

(3)

Berdasarkan Tabel 3. Uji normalitas menunjukan bahwa nilai Sig.hitung > ½ α (0,025) , sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai N-gain habits of mind (self

regulation, critical thinking dan creative thinking) secara

keseluruhan berdistribusi normal dengan taraf signifikan 0,025 dan pengujian dilanjutkan dengan One Sample Test dan hasil pengujian signifikansi N-gain HoM tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4..Hasil Uji Signifikansi N-gain Habits of Mind

Jenis tes X 2 Hitung Asymp. Sig. (2-tailed) Kriteria nilai signifikasi tabel (nilai ½ α (0,05) Kesimpulan N-gain self regulation 6,17 0,00 0,025 Sig.(2tailed) < ½ α (0,025) Nilai N-gain di atas 0,31 N-gain critical thinking 3,95 0.00 0,025 Sig.(2tailed) < ½ α (0,025) Nilai N-gain di atas 0,31 N-gain creative thinking 5,20 0.00 0,025 Sig.(2tailed) < ½ α (0,025) Nilai N-gain di atas 0,31 N-gain HoM total 7,51 0,00 0,025 Sig.(2tailed) < ½ α (0,025) Nilai N-gain di atas 0,31 Tabel 4. Menunjukkan bahwa data HoM dan data setiap kategori HoM yang digunakan dalam uji menghasilkan nilai Sig.hitung < ½ α (0,025), sehingga

dapat disimpulkan bahwa asesmen kinerja dapat meningkatkan kemampuan habits of mind siswa kelas XI di atas kategori N-gain sedang yaitu 0,31.

Untuk mengetahui besarnya korelasi dan kontribusi asesmen kinerja terhadap habits of mind, maka dilakukan pengujian korelasi keseluruhan komponen asesmen kinerja terhadap keseluruhan HoM dan hasilnya tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Korelasi Keseluruhan Asesmen Kinerja Terhadap HoM Variabel Pearson Corellation (r hitung) r tabel Seg. (2 tailed) Keterangan Asesmen kinerja – Rata-rata N-gain HoM 0,459** 0,288 0,001 Sangat Signifikan

Berdasarkan Tabel 5. Menunjukkan bahwa korelasi antara keseluruhan komponen asesmen kinerja terhadap keseluruhan HoM sangat signifikan (nilai sig.2-tailed (0,00) < 0,05 dan r hitung 0,459 ≥ r tabel). Nilai

pearson corellation sebesar 0,459 termasuk kategori

cukup. Dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan komponen asesmen kinerja terhadap masing-masing kategori habits of mind.

Selain korelasi antara keseluruhan komponen asesmen kinerja terhadap keseluruhan habits of mind dihitung juga korelasi keseluruhan komponen asesmen kinerja terhadap masing-masing kategori HoM (self

regulation, critical thinking dan creative thinking). Hasil

pengujian korelasinya tercantum pada Tabel 6.

Tabel 6. Korelasi Keseluruahan Asesmen Kinerja Terhadap Masing-masing HoM

Variabel Pearson corellation (r hitung) Kriteria korelasi r tabel Sig.(2-tailed) Keterangan Asesmen kinerja-N-gain self regulation 0,371* Cukup 0,288 0,019 Signifikan Asesmen kinerja-N-gain Critical thinking 0,345* Cukup 0,288 0.015 Signifikan Asesmen kinerja-N-gain Creative thinking 0,298* Cukup 0,288 0,022 Signifikan

Tabel 6. Menunjukkan bahwa korelasi keseluruhan komponen asesmen kinerja terhadap kategori HoM (self regulation, critical thinking dan creative

thinking) adalah signifikan (nilai sig. 2-tailed < 0,05 dan r

hitung ≥ r tabel). Nilai Pearson corellation keseluruhan komponen asesmen kinerja terhadap masing-masing kemampuan HoM menunjukkan kategori yang cukup.

Selanjutnya dilakukan uji regresi untuk mengetahui besar kontribusi antara keseluruhan asesmen kinerja terhadap masing-masing kategori habits of mind. Dan hasilnya menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi yang berpengaruh pada peningkatan asesmen kinerja adalah self regulation sebesar 36,6%, kemudian berikutnya critical thunking sebesar 26,2% dan yang paling rendah adalah creative thinking sebesar 19,9%. Hal ini menunjukkan bahwa asesmen kinerja dipengaruhi paling besar oleh self regulation sebagai komponen dari HoM.

Respon siswa terhadap penerapan asesmen kinerja pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem syaraf dijaring melalui angket yang memuat 76 pertanyaan dan diberikan setelah penerapan asesmen kinerja diterapkan. Hasil analisis tercantum pada Gambar 1.

(4)

Gambar 1. Respon siswa terhadap penerapan asesmen kinerja dan proses pembelajaran

Berdasarkan Gambar 1. Terlihat bahwa penerapan asesmen kinerja dalam bentuk feedback, self assessment dan peer assessment mendapat tanggapan positif dari siswa dan berada pada kategori sangat baik (Purwanto, 2003)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan habits of mind awal ke

habits of mind akhir siswa dengan N-gain sebesar 0,45

yang termasuk kategori sedang. Peningkatan HoM dicapai oleh 37 orang atau sebesar 75,6 % berada pada kategori sedang dan 12,2% dengan peningkatan HoM pada kategori tinggi, walaupun masih ada 12,2% yang peningkatan HoMnya berkategori rendah. Peningkatan HoM siswa terjadi karena penerapan asesmen kinerja berupa feedback, self assessment dan peer assessment pada proses pembelajaran sistem ekskresi dan sistem syaraf. Penerapan asesmen kinerja dilaksanakan pada pembelajaran teori dan praktikum khususnya pada kegiatan praktikum, presentasi kelas, diskusi kelompok, tanya jawab yang menggali kemampuan HoM siswa pada semua indikator. Hal ini didukung oleh pendapat Marzano (1993) yang menyatakan bahwa asesmen kinerja dapat menilai semua dimensi belajar siswa, termasuk kemampuan habits of mind.

Komponen asesmen kinerja berupa feedback khususnya oral feedback dan self assessment diterapkan pada semua startegi asesmen formatif yaitu praktikum, presentasi kelas, diskusi kelompok dan tanya jawab. Oral

feedback yang diberikan guru bersifat mendukung,

karena komentar yang mendukung dapat menimbulkan motivasi siswa (Milton, 2005). McCallum (2000) menyatakan feedback yang konstruktif dapat mengkonfirmasi siswa pada jalur yang benar, meningkatkan bagian pekerjaan yang kurang baik, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan self

assessment dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

memberi respon terhadap umpan balik yang diberikan. Hasil penelitian Ansori (2010) dan Sriyati (2011) sejalan dengan hasil penelitian ini , bahwa oral feedback yang diberikan pada berbagai task asesmen formatif dapat melatih seluruh indikator HoM dan self assessment dapat memberikan keuntungan agar siswa dapat menilai dirinya sendiri dan bertanggung jawab terhadap kemajuan belajarnya.

Komponen peer assessment diterapkan pada kegiatan presentasi kelas, ketika satu kelompok melaksanakan presentasi di depan kelas, kelompok lain memberikan penilaian berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan. Reinharts dan Beach (1977) menyatakan bahwa peer assessment dapat memupuk kemampuan kolaborasi dan bekerja sama sebagai bagian integral dari pembelajaran sains serta dapat melatihkan kemampuan berkomunikasi, menulis dan melaporkan apa yang dikerjakannya. Kemampuan-kemampuan yang dilatihkan dan dikembangkan melalui penerapan asesmen kinerja ditanggapi positif oleh siswa dan tergambar dari hasil analisis angket siswa berada pada kategori sangat baik (feedback 96,3%, self assessment 96,1% dan peer

assessment 97,1%).

Berdasarkan uji korelasi antara keseluruhan asesmen kinerja terhadap HoM dan uji korelasi keseluruhan asesmen kinerja terhadap masing-masing kategori HoM, keduanya menunjukkan hasil yang sangat signifikan dan signifikan. Hal ini dimungkinkan karena indikator-indikator HoM digali, dilatih, dikembangkan dan dibentuk melalui semua strategi asesmen kinerja yang diterapkan. Hal ini didukung oleh pendapat Carter,

et al (2005) yang diperkuat oleh Sriyati (2011) bahwa habits of mind dapat digalli, dikembangkan, dan dibentuk

melalui berbagai strategi.

Dari hasil penelitian juga diketahui kategori HoM yang paling besar dipengaruhi oleh penerapan asesmen kinerja adalah self regulation. Temuan ini sesuai dengan penelitian Sriyati (2011), asesmen kinerja yang diterapkan pada awalnya berpengaruh terhadap self

regulation (kemampuan mengatur dirinya sendiri),

setelah itu baru berpengaruh pada kategori yang lain yaitu critical thinking dan creative thinking.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa asesmen kinerja (feedback, self assessment, peer

assessment) yang diterapkan dengan berbagai strategi

(praktikum, presentasi kelas, diskusi kelompok, tanya jawab) dapat meningkatkan habits of mind siswa pada materi sistem ekskresi dan sistem syaraf pada kategori sedang. Ditemukan konstribusi asesmen kinerja paling tinggi terhadap habits of mind adalah pada indikator self

regulation. 96.3 96.1 97.1 86 80 85 90 95 100

Respon Siswa (%)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ansori Z.A, 2010. Pentingnya penilaian diridan penilaian sejawat dalam pembelajaran sains. (Online). Tersedia:

http://google.com/Pentingnya_penilaian_diri_pdf. html. [25 Okt 2015].

Anwar, C, 2005. Penerapan penilaian kiinerja (performance assessment) dalam membentuk Habits of Mind siswa pada Pembelajaran Konsep Lingkungan. Tesis magister pada PPS UPI.

Bandung: Tidak diterbitkan.

Cheung & Hew, 2008. Examining Facilitators ‘Habits of Mind and Learner’ participation. Melbourne: Proceedings Ascilite Melbourne. Tersedia: http://portal.acm.org/citation.cfm?id [14 November 2014]

Campbell, J, 2006. Theorising Habits of Mind as A

Framework for Learning. (Online). Tersedia:

www.aare.edu.au/06pap/cam06102.pdf. [15 April 2013]

Carter, C. , Bishop, J. & Kravits, S.L., 2005. Keys to

Effective Learning Developing Powerful Habits of Mind. Australia; Pearson Prentice Hall.

Costa , A.L. & Kallick, B. (2000). Describing 16 Habits

of Mind. Habits of Mind: A Developmental Series. Alexandria, VA. (Online). Tersedia: http://

www.ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC. Habits of mind Costa Kallick.

Idris, T., 2013. Penerapan Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep siswa kelas XI. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Marzano, Pickering and McTighe., 1993. Assessing

Student Outcomes. Performance Assessment Using the Dimension of Learning Model.

Alexandria, Virginia; Association for Supervision and Curriculum Development.

McCallum, 2000. Formative assessment: implications for

classroom practice. Whole-school development

in assessment for learning: Crown. (Online). Tersedia: www.publication.education.gov.uk/ default [4 Mei 20014]

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship between Mathematics preparation and conceptual learning gain in Physics: a Possible hidden variable in diagnostic pretest score. Am. J.Phys.70(2).1259-1267.Tersedia:

http://www.physics.Iastate.edu/per/does/Addendu m_on_normalizedgain.pdf.

Milton, J. (2005). Exploration of The Nature of

Feedback to Students. EAC : Learning and

Teaching Development. RMIT University.

(Online). Tersedia:

http://www.iml.uts.edu.au/EAC2005/paper/Milton EAC 2005.pdf. [4 Mei 2014]

Purwanto, Ng. (1994). Prinsip.prinsip dan Teknik

Evaluasi Pengajaran. Bandung: Penerbit PT

Remaja Rosdakarya

Rakhmawati I, 2013. Penerapan Asesmen Portofolio Elektronik untuk Meningkatkan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Mahasiswa Pendidikan Biologi. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Reinhartz, J & Beach, D.M. (1997). Teaching and

Learning in The Elementary School: Focus on Curriculum. New Jersey: Practice-Hall.

Sriyati S, 2011. Peran Asesmen Formatif dalam

Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Biologi.

Disertasi Doktoral pada SPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sudijono A, 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Gambar

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas N-gain Habits of Mind
Tabel 4..Hasil Uji Signifikansi N-gain Habits of Mind
Gambar 1.  Respon  siswa  terhadap  penerapan  asesmen  kinerja dan proses pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil angket perilaku diet remaja putri di SMA Negeri 1 Aek Kuasan pada.. Indikator Predisposisi Sub Indikator Kematangan Fisik sebaran jawaban

Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu deskriptif dan kuantitatif, sedangkan untuk metode perhitungan yang digunakan adalah menggunakan

Penelitian ini menerapkan pendekatan modular layout yang menggunakan string matching dan clustering untuk mengelompokan mesin dan menganalisa kesamaan routing operasi yang bervariasi

This Scription is titled &#34;The Response Of Participants Intitution Of Sosial Security (BPJS) Independent Health to Health Service in Batubara Regional Public Hospital

Dari permasalahan diatas dapat dilihat , bahwa sangat diperlukan sekali suatu cara untuk pencarian data lebih cepat. sehingga dibutuhkan suatu perangkat lunak (software) yang

Implikasi secara praktis berkenaan dengan pengembangan dan pembuatan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pilihan karir peserta didik, yaitu guru bimbingan

(2010), bahwa sifat-sifat buah pepaya yang diinginkan untuk konsumsi segar adalah berukuran kecil medium (0,5–1,0 kg/buah), warna daging buah jingga sampai merah, dan mempunyai

Anda harapkan termasuk imbalan-imbalan tambahan yang akan diterima jika mereka dibutuhkan untuk kerja lembur, pekerjaan di luar tugas, waktu libur dipanggil, dan sebagainya,