• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT

AMIRUDIN* ABSTRAK

Pengetahuan kondisi Psikografis atau perilaku masyarakat sangat diperlukan dalam pembukaan suatu bank baru, hal ini tidak hanya untuk sebagai landasan dalam menerapkan kebijakan namun juga demi kelangsungan dan perkembangan bank itu sendiri. Penelitian ini menggambarkan sebuah kondisi psikografis/perilaku masyarakat kota Bogor terhadap perbankan syariah dengan menggunakan analisis Biplot. Biplot merupakan teknik statistik deskriptif dimensi ganda yang dapat disajikan secara visual dengan menyajikannya secara simultan segugus obyek pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada suatu bidang datar sehingga ciri-ciri peubah dan obyek pengamatan serta posisi relatif antara obyek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis. Jadi, dengan biplot dapat ditunjukkan hubungan antar peubah, kemiripan relatif antar obyek pengamatan, serta posisi relatif antara obyek pengamatan dengan peubah.

Keyword : Biplot, Psikografis, Perilaku Masyarakat

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sejak berlakunya sistem dua bank di Indonesia, yaitu sistem bank konvensional dan syariah, praktis banyak nasabah bank konvensional beralih ke bank syariah. Kondisi ini makin meningkat dengan diberlakukannya hukum riba’ oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas bunga bank yang dianut oleh bank konvensional.

Antusiasme masyarakat ini direspon oleh bank-bank konvensional, karena mereka khawatir nasabahnya banyak yang beralih. Respon ini ditanggapi dengan mendirikan bank syariah sebagai cabang dari bank konvensional. Misalnya saja Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah, BRISyariah dan juga bank-bank yang lainnya. Pembukaan bank syariah yang dilakukan oleh bank konvensional dilakukan secara bertahap, mengingat sumber daya manusia dan insfrastruktur yang terbatas serta pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah juga terbatas.

*

Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Email: amirudin1103@gmail.com, amirudin@kemenag.go.id, HP. 0856 8650 276

(2)

Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan suatu informasi yang mampu menggambarkan suatu wilayah. Informasi yang diperlukan itu antara lain perilaku masyarakat terhadap perbankan syariah. Informasi ini akan menjadi pertimbangan utama dalam pembukaan bank syariah.

Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahn di atas, maka diperlukannya informasi yang mampu menggambarkan tentang kondisi psikografis sebagai bahan dasar untuk dibukanya suatu perbankan syariah. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi psikografis atau perilaku masyarakat.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kondisi masyarakat kota Bogor secara umum

2. Mendapatkan gambaran mengenai perilaku masyarakat kota Bogor terhadap perbankan syariah.

Bahan dan Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari survey yang dilakukan di Kota Bogor. Dengan mengambil dua kecamatan, masing-masing kecamatan diambil satu kelurahan. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah quota sampling, yaitu teknik

penarikan contoh dengan kuota. Penentuan kuota didasarkan pada kriteria aksesibilitas terhadap pusat perekonomian. Berdasarkan penelitian sebelumnya rata-rata aksesibilitas kabupaten dan kota se-Jawa Barat 53% tinggii, dengan asumsi ini maka penulis mengambil 60% contoh dengan aksesibilitas tinggi. Hal ini diambil karena penulis meneliti di daerah perkotaan.

Contoh diambil sebanyak 100 responden terdiri dari 60% di wilayah kota Bogor dengan aksesibilitas tinggi yang diwakili oleh Bogor Tengah dan 40% di wilayah kota Bogor dengan aksesibilitas relatif lebih rendah yang diwakili oleh Bogor Barat. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan melalui “face-to-face interview”. Responden yang terpilih harus memenuhi kriteria:

1. Umur responden  20 tahun atau telah menikah

2. Tidak ada anggota keluarga yang bekerja di bank, perusahaan riset ataupun biro iklan

3. Bukan pengangguran dan bukan ibu rumahtangga (ibu rumah tangga dapat dijadikan responden, jika memiliki penghasilan sendiri)

Instrumen (kuesioner) yang digunakan diadopsi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Any Ratnawatiii (2005), dengan beberapa perubahan disesuaikan dengan tujuan penelitian ini.

(3)

Metode Analisis

Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Melakukan analisis deskriptif.

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik masyarakat kota Bogor terhadap perbankan syariah.

2. Melakukan analisis biplot.

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan kondisi psikografis atau perilaku masyarakat kota Bogor terhadap perbankan syariah.

LANDASAN TEORI

Kondisi Psikografis atau Perilaku Masyarakat

Dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat ketat, sangat dibutuhkan informasi yang cepat dan metode analisis yang akurat. Pada kondisi pasar yang terpilah-pilah menutur Alfin Toffler, pasar masal telah terpecah dan berubah menjadi pasar kecil yang menuntut berbagai spesialisasi model, warna, jenis produk, ukuran dan sebagainya. Untuk itu diperlukan pemahaman yang sangat konkret dan rinci mengenai sinyal pasar, perilaku maupun kebiasaan konsumeniii.

Dalam perkembangan konsep pemasaran mutakhir, konsumen ditempatkan sebagai titik sentral perhatian pemasaran. Menurut Sutisna dalam Anang Kurnia, Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen. Faktor pertama adalah konsumen individual, yaitu pilihan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Faktor yang kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi konsumen. Faktor yang ketiga yaitu stimuli pemasaran atau juga disebut strategi pemasaraniv

Perbankan Syariah

Bank syariah, atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat (hukum) Islam. Menurut Schaik, Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya. Menurut Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Definisi Bank Syariah menurut Muhammad, adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islamv.

(4)

Analsis Deskriptif

Berdasarkan fase atau tujuan analisisnya, statistika dapat dibedakan atas statistika deskriptif dan statistika inferensial.vi Dimana Statistika deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari tentang cara pengumpulan dan penyajian data sehingga data mudah dipahami. Menurut Walpole Statistika Deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehinggga memberikan informasi yang berguna. Statistika deskriptif juga merupakan suatu analisis statistika di mana hanya berusaha melukiskan atau menganalisa kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih besarvii. Sedangkan statistika inferensial adalah fase yang berkenaan dengan pengambilan kesimpulan mengenai keseluruhan data berdasarkan data yang banyaknya lebih sedikit. Dimana dalam statistika inferensial ini memungkinkan atau memudahkan peneliti mengambil kesimpulan atau generalisasi, prediksi dari data yang sedikit (sampel) untuk data yang lebih banyak (populasi).

Analisis Biplot

Biplot merupakan teknik statistik deskriptif dimensi ganda yang dapat disajikan secara visual dengan menyajikannya secara simultan segugus obyek pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada suatu bidang datar sehingga ciri-ciri peubah dan obyek pengamatan serta posisi relatif antara obyek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis. Jadi, dengan biplot dapat ditunjukkan hubungan antar peubah, kemiripan relatif antar obyek pengamatan, serta posisi relatif antara obyek pengamatan dengan peubah.

Analisis biplot berdasarkan pada penguraian nilai singular (PNS). Misalkan suatu matriks data X berukuran (nxp) yang berisi n pengamatan dan p peubah yang dikoreksi terhadap nilai rata-ratanya dan berpangkat r, dapat dituliskan menjadi:

X = U L A’ ... (1) dengan matriks U dan A masing-masing berukuran (nxr) dan (pxr) sehingga U’U = A’A = Ir (matriks identitas berdimensi r). Sedangkan L adalah matriks

diagonal berukuran (rxr) dengan unsur-unsur diagonalnya adalah akar kuadrat dari akar ciri-akar ciri X’X atau XX’, sehingga 1 2  r . Unsur-unsur diagonal matriks L ini disebut nilai singular dari matriks X. Dan kolom-kolom matriks A adalah vektor ciri dari X’X atau XX’ yang berpadanan dengan .

Dengan penjabaran persamaan (1) menjadi:

X = U L L1- A’ ... (2) Untuk 0 <   1. Dan misalkan G = U L serta H’ = L1-A’. Hal ini berarti unsur ke-(i,j) matriks X dapat dituliskan sebagai berikut:

(5)

dimana: i = 1,2,3,...,n dan j = 1,2,3,...,p

dengan gi’dan hj’masing-masing merupakan baris-baris matriks G dan H.

Jika X berpangkat dua, maka vektor pengaruh baris gi dan vektor pengaruh lajur hj

dapat digambarkan secara pasti dalam ruang berdimensi dua. Apabila matriks X berpangkat lebih dari dua biasanya didekati dengan matriks berpangkat dua, sehingga persamaan (3) dapat dituliskan menjadi:

2 X ij = gi*’ hj* ... (4)

yang masing-masing gi* dan hj* mengandung 2 unsur pertama vektor gi dan hj.

Ukuran aproksimasi matriks X dengan biplot dalam bentuk:

= (1 + 2)/i

dengan, 1 = akar ciri terbesar pertama

2 = akar ciri terbesar ke dua

i = akar ciri terbesar ke-i

Jika nilai semakin mendekati nilai satu berarti biplot yang diperoleh dari matriks pendekatan berpangkat dua akan memberikan penyajian yang semakin baik mengenai informasi-informasi yang terdapat pada data yang sebenarnya.

Nilai  yang digunakan dapat merupakan nilai sembarang (0 <   1), tetapi pengambilan nilai-nilai ektrim =0 dan =1 akan berguna dalam interpretasi biplot. Jika =0, maka G=U dan H=AL, sehingga diperoleh:

X’X = (GH’)’ (GH’) = HG’GH’ = HU’UH’ = HH’

karena X’X = HH’ = (n-1)S, maka hasil kali hj’hk akan sama dengan (n-1)

kali peragam Sjk; dan hk’hk menggambarkan keragaman peubah ke-k. Oleh

karena itu korelasi antara peubah ke-j dan ke-k ditunjukkan oleh nilai kosinus sudut antara vektor hj dan hk. Jarak Euclid antara obyek pengamatan h dan

ke-i dalam bke-iplot akan sebandke-ing dengan jarak Mahalanobke-is antara pengamatan ke-h

dan ke-i.

Jika =1, maka G=UL dan H=A sehingga diperoleh hubungan: XX’ = (GH’) (GH’)’

= GH’HG

= GA’AG’ = GG’

Pada keadaan ini jarak Euclid antara gh dan gi akan sama dengan jarak

Euclid antara xh dan xi Selain itu vektor pengaruh baris ke-i sama dengan skor

komponen utama untuk individu ke-i dari hasil analisis komponen utama. Hal ini dapat dijelaskan secara aljabar, karena G = UL sehingga unsur ke-k dari gi adalah

uikkZik yang merupakan skor komponen utama ke-k dari pengamatan ke-i,

dan dari H=A diperoleh bahwa vektor pengaruh lajur hj sama dengan aj, yaitu

(6)

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Pembahasan karakteristik responden berdasarkan wilayah penelitian diarahkan pada aspek demografi dan ekonomi responden yang terdiri atas enam hal yaitu umur, agama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan utama dan tingkat penghasilan.

Responden yang terjaring sebagian besar (34%) berusia antara 40 dan 50 tahun, 22% berusia antara 30 dan 40 tahun, sedangkan usianya berusia kurang dari 30 tahun dan lebih dari 50 tahun.

Seluruh responden yang terjaring beragama Islam dan mayoritas (62%) adalah laki-laki. Sementara itu, dalam hal pendidikan terakhir responden yang terjaring sebagian besar (50%) merupakan lulusan SMA/MA, disusul kemudian sebanyak 22% merupakan lulusan perguruan tinggi baik S1, S2 maupun S3, sedangkan sisanya adalah lulusan SMP/MTs, diploma dan SD/MI.

Pendidikan Responden

Sebagian besar (41%) responden adalah pegawai swasta sebagai pekerjaan utamanya, disusul kemudian buruh/pekerja (17%), sedangkan sisanya adalah pensiunan, pegawai negeri/BUMN dan pekerja lainnya, selengkapnya mengenai pekerjaan utama responden disajikan pada gambar di bawah ini.

Pekerjaan Utama Responden

Tamat Sd/MI 8% Tamat SMP/MTs 14% Tamat SMA/MA 50% Diploma 8% S1/S2/S3 20% Pegawai Swasta 41% Buruh/Pekerja 17% Lainnya 15% pensiunan 13% Pegawai Negeri/BUMN 12% Pengusaha bidang perdagangan 2%

(7)

Secara umum, rata-rata penghasilan responden Rp1 519 140,- perbulan, dengan penghasilan terendah Rp300 000,- perbulan dan penghasilan tertinggi Rp10 000 000,- perbulan.

Berdasarkan jenis pekerjaan utama responden yang bekerja sebagai pegawai negeri/BUMN merupakan kelompok responden dengan rata-rata penghasilan tertinggi, yaitu Rp3 219 167,- perbulan dengan penghasilan

terendah Rp1 300 000,- perbulan dan penghasilan tertinggi Rp10 000 000,- perbulan.

Rata-rata penghasilan per bulan responden berdasarkan pekerjaan utama

No Nama Pekerjaan

Penghasilan Rata-rata standar

deviasi Minumum Maksimum 1 Perdagangan 700,000 141,421 600,000 800,000 2 Pegawai Negeri/BUMN 3,219,167 2,311,994 1,300,000 10,000,000 3 Pegawai Swasta 1,585,122 1,316,045 500,000 8,500,000 4 Pensiunan 1,238,000 545,714 700,000 2,500,000 5 Buruh/Pekerja 700,000 240,442 350,000 1,200,000 6 Lainnya 1,260,000 855,904 300,000 3,000,000 Total 1,519,140 1,394,417 300,000 10,000,000

(8)

Perilaku Masyarakat Kota Bogor Terhadap Perbankan Syariah Pengelompokkan karakter individual

dan bentuk-bentuk pernyataan sikap responden Karakter individual

dan Simbol Bentuk pernyataan sikap Y1 = Cepat dalam mengambil keputusan 1 = 2 = 3 = 4 =

Saya seringkali sangat cepat dalam menentukan keputusan untuk menjadi nasabah sebuah bank. Saya seringkali menjadi orang pertama yang menjadi nasabah suatu bank atau lembaga keuangan baru.

Saya seringkali terpengaruh iklan atau ajakan teman/saudara untuk menjadi nasabah pada suatu bank.

Saya akan meninggalkan suatu bank jika menurut saya pelayanan bank tersebut kurang sesuai dengan yang saya harapkan.

Y2 = Tertarik dan terbuka terhadap informasi baru.

5 =

6 =

Saya selalu menaruh perhatian yang besar terhadap lembaga-lembaga keuangan yang ada di daerah saya.

Saya senang dan selalu mencari informasi tentang produk-produk baru dari suatu bank.

Y3 = Tidak keberatan dengan bank konvensional

7 =

8 =

Bagi saya, tidak ada halangan/kendala apapun untuk menjadi nasabah bank konvensional (bank umum).

Saya lebih tenang dan senang jika menyimpan uang di bank.

Y4 = Tipe panutan atau pelopor

9 = 16 =

Saya senang merekomendasikan suatu hal baru kepada teman-teman saya.

Saya merasa bahwa diri saya menjadi contoh atau panutan orang-orang di sekitar saya.

Y5 = Lambat dalam menerima perubahan 10 = 11 = 12 =

Saya tidak suka menjadi nasabah bank baru yang tidak saya ketahui dengan pasti sebaik apapun bank tersebut.

Saya merasa lebih nyaman untuk menjadi nasabah suatu bank jika orang lain telah memberitahu bahwa bank tersebut terbukti baik.

Terkadang teman-teman dan keluarga saya harus mendorong saya untuk mencoba sesuatu yang baru. Y6 = merasa diri sebagai “sosok yang Islami”. 13 = 14 = 15 =

Saya rasa orang sering melihat saya sebagai orang yang tahu banyak mengenai hukum atau syariah Islam.

Saya sering meluangkan waktu untuk mengikuti kajian-kajian keislaman.

Saya selalu berusaha untuk memilih dan menggunakan produk-produk yang bernuansa Islami.

(9)

Nilai psikografis responden

Kelompok_Nasabah Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6

Nasabah Bank Konvensional 2,83 2,95 3,39 2,46 2,89 3,46 Nasabah Bank Syariah 3,05 3,38 3,31 2,75 3,00 3,42

Non_Nasabah 2,78 2,91 3,44 2,50 2,94 3,36

Biplot Kelompok Responden dengan peubah Psikografis Keterangan :

Y1 = Cepat dalam mengambil keputusan Y2 = Terbuka terhadap informasi

Y3 = Tidak keberatan dengan bank konvensional Y4 = Tipe panutan atau pelopor

Y5 = Lambat dalam menerima perubahan Y6 = Sosok Islami

Dari gambar hasil analisis biplot yang menginformasikan posisi tiga kelompok nasabah dan enam karakter individual. Kelompok nasabah tersebut adalah konvens = Nasabah Bank Konvensional, Syariah = Nasabah Bank Syariah

dan Non_Nasab = Non Nasabah. Sedangkan karakter individual adalah Y1 = Cepat dalam mengambil keputusan, Y2 = Terbuka terhadap informasi, Y3 = Tidak keberatan dengan bank konvensional, Y4 = Tipe panutan atau pelopor, Y5 = Lambat dalam menerima perubahan, Y6 = Sosok Islami.

konvens Syar i ah NonNasab Y1 Y2 Y3 Y5 Y4 Y6 - 0. 26 - 0. 21 - 0. 16 - 0. 11 - 0. 06 - 0. 01 0. 04 0. 09 0. 14 0. 19 0. 24 Di mensi on 1 ( 96. 1%) - 0. 4 - 0. 3 - 0. 2 - 0. 1 0. 0 0. 1 0. 2 0. 3 0. 4 0. 5 0. 6

(10)

Dari gambar terlihat bahwa kelompok Nasabah Bank Konvensional, Nasabah Bank Syariah dan Non Nasabah tidak berada pada sudut yang sama ini menunjukkan mereka memiliki perbedaan dalam mempersepsikan dirinya.

Lebih jauh juga terbaca terdapat korelasi yang positif antara tipe panutan atau pelopor (Y4) dengan tipe lambat dalam menerima perubahan (Y5), artinya orang-orang yang mempunyai tipe panutan/pelopor juga memiliki kecenderungan lambat dalam menerima perubahan. Kondisi ini dimungkinkan melihat fenomena dimana orang-rang yang menjadi panutan cenderung untuk mempertahankannya dan menolak segala yang bersifat perubahan.

Tipe sikap yang cepat dalam mengambil keputusan (Y1) juga berkorelasi positif dengan tipe sikap terbuka terhadap informasi (Y2), kondisi ini bisa dimaknai dimana orang-orang yang terbuka terhadap informasi maka dia akan cepat mengambil keputusan.

Kelompok Nasabah Bank Syariah dicirikan oleh sosok terbuka terhadap informasi (Y2), cepat dalam mengambil keputusan (Y1), tipe panutan/pelopor (Y4) dan terkadang lambat dalam mengambil keputusan (Y5). Adapun kelompok Non Nasabah dicirikan dengan sikap tidak keberatan terhadap bank konvensional.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Nasabah Bank Konvensional, Nasabah Bank Syariah dan Non Nasabah berbeda dalam mempersepsikan dirinya.

2. Orang-orang yang mempunya tipe panutan dia cenderung lambat dalam menerima perubahan.

3. Orang yang terbuka terhadap informasi cenderung cepat dalam mengambil keputusan.

4. Kelompok Nasabah Bank Syariah dicirikan oleh sosok terbuka terhadap informasi, cepat dalam mengambil keputusan, tipe panutan/pelopor dan terkadang lambat dalam mengambil keputusan.

5. kelompok Non Nasabah dicirikan dengan sikap tidak keberatan terhadap bank konvensional.

Saran

Melihat hasil penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang bisa di sarankan/rekomendasikan, diantaranya:

1. Ketika membuka bank syariah disarankan mencari daerah yang masyarakatnya terbuka terhadap informasi.

2. Jumlah contoh/sampel dalam penelitian ini sangat terbatas, sehingga untuk menggambarkan populasi yang lebih baik diperlukan penambahan jumlah contoh/sampel.

(11)

i Any Ratnawati, A. dkk. ( 2000). Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank

Syariah di Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. h. 11

ii

Any Ratnawati, A. dkk. (2005). Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank

Syariah di Nusa tenggara Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. h. 1

iii

Anang Kurnia, dkk (2002), Forum Statistika dan Komputasi, Edisi khusus Seminar Nasional Statistika, h. 19

iv Idem, hal. 19

v Duddy Roesmara Donna, (2007), Le Bishawab: BuletinEkonomika dan Bisnis Islam, LEBI FEB UGM, h. 1

vi Dr. Kadir, M.Pd,( 2010) Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Penerbit Rosemata Sampurna Jakarta, h. 4

vii

Ronald, E Walpole, (1995), Pengantar Statistika (edisi ketiga), Jakarta: Gramedia. h. 2 viii Anang Kurnia, dkk, (2002), h. 19

Referensi

Dokumen terkait

Perlunya perencanaan dan pelaksanaan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang

Without Coordination individual and department would lose sight of their roles within the organization” diakui bahwa tanpa koordinasi, individu atau bagian akan kehilangan

Salah satu penelitian yang telah dilakukan oleh Rasyadan Farouq dkk (Farouq dan Adytia, 2018) pada tahun 2018 tentang simulasi numerik dari persamaan air dangkal (shallow

The highest bacterial death occurred in the treatment group with administration of photosensitizer and 660nm diode laser exposure at 10 J.cm -2 energy density,..

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, secara berkala, atau apabila diminta, pengelola data dan informasi Kankemenag Kab./Kota menyampaikan rekapitulasi izin operasional

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah informasi yang berupa narasi-narasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara mendalam (in depth interview) dan

Formulasi    Tepung  Bubur  Bayi  Berbahan  Dasar  ……Nitie  Ma’rifatus  Sholihah  et

Berdasarkan pengujian dan analisis hipotesis dapat disimpulkan bahwa hanya variabel ukuran dewan komisaris dan kepemilikan saham manajerial yang berpengaruh signifikan negatif