BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Dodol
Dodol Karangampel merupakan salah satu makanan ringan khas Indramayu yang berasal dari Karangampel. Dodol ini dibuat dari bahan-bahan pilihan seperti beras ketan, gula aren, santan dan garam. Dimasak dengan menggunakan bahan bakar kayu sehingga menambah rasa khasnya.
Ada dua jenis Dodol Karangampel yaitu Dodol Enom dengan tekstur agak lembek dan Dodol Tua dengan tekstur agak kenyal. Untuk Dodol Enom dimasak dengan waktu empat jam dari santan mendidih, sedangkan Dodol Tua dimasak tujuh sampai delapan jam dari santan mendidih. (Sumber, wawancara dengan pembuat dodol Karangampel)
2.2 Konsep Perancangan
Proses perancangan adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan mengubah suatu yang lama menjadi lebih baik atau membuat sesuatu yang baru. Proses perancangan harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien (Booth, 1983).
2.3 Motor Penggerak 2.3.1 Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang
senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
Motor listrik dibagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Motor DC
Motor DC atau arus searah, menggunakan arus langsung yang tidak langsung atau direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan dengan cara mengatur :
Tegangan dinamo → meningkatkan tegangan dynamo akan meningkatkan kecepatan.
Arus Medan → menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Gambar 2.1 Motor DC (Adhinugroho, 2013)
b. Motor AC
Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Berdasarkan fasa dan arus listrik yang masuk motor AC terbagi menjadi 2, yaitu :
Satu fasa
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga dan industri rumahan.
Tiga fasa
Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi. Motor ini memiliki tiga stator dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri besar menggunakan jenis ini.
Gambar 2.2 Motor Induksi (Adhinugroho, 2013)
Perhitungan untuk memilih motor yang akan digunakan : P = T . ω
T = F x r
ω =2.π.n
60
Dimana : P = Daya (watt) T = Torsi (Nm)
F = Gaya / beban yang diputar (N) r = jari – jari poros (mm)
n = Putaran motor (rpm)
2.3.2 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang
bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983).
Poros untuk meneruskan daya berdasarkan pembebanannya, sebagai berikut : a. Poros Transmisi (Transmission Shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.
b. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.
c. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
2.3.2.1 Perhitungan Poros
a. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
b. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros,
kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
c. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
d. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel.
Perhitungan untuk poros :
T J =
Fs r
Dimana : T = Momen torsi atau memutar
J = Momen kedua dari area bagian tentang poros kutub atau momen inersia polar
Fs = Tegangan geser diinduksi pada permukaan poros atau tegangan geser maksimum
r = Jari-jari poros
2.3.3 Transmisi
Transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk mengkonversi torsi dan kecepatan yang berbeda beda kemudian diteruskan ke penggerak akhir. Konversi mengubah kecepatan putar yang lebih tinggi menjadi lebih rendah tetapi bertenaga, ataupun sebaliknya. Ada beberapa tipe transmisi, yaitu :
1. Transmisi Manual
Transmisi manual adalah transmisi yang digunakan pada kendaraan bermotor yang menggunakan clutch atau kopling yang dioperasikan oleh pengemudi untuk mengatur perpindahan torsi mesin menuj transmisi serta pemindah gigi yang dioperasikan menggunakan tangan atau kaki.
2. Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis.
3. Transmisi Semiotomatis
Transmisi semiotomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan tanpa menginjak kopling.
2.3.4 Pisau atau Pengaduk Dodol
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk. Tujuan operasi pengadukan yang utama adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi pencampuran
Pencampuran suatu zat dapat dipengaruhi oleh proses pengadukan. Agar diperoleh pencampuran yang optimal perlu diperhatikan tipe pengaduk (agitator) yang digunakan. Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair / padat, cair / cair, cair / gas, cair / padat / gas) di dalam bejana pengaduk. Pengaduk yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pencampuran yang diinginkan. Berikut akan dibahas berbagai macam tipe agitator yang dapat digunakan dalam proses pengadukan.
2.3.4.1 Macam-Macam Pengaduk
1. Agitator Jenis Baling-baling (Propeler)
Propeler merupakan agitator/impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1150 atau 1750 putaran/menit, sedang propeler besar berputar pada 400-800 putaran/menit. Arus yang meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana.
Jenis yang paling banyak dipakai adalah propeler kapal berdaun tiga, sedang propeler berdaun empat, bergigi, atau dengan rancang lain digunakan untuk tujuan-tujuan khusus. Selain itu, kadang dua atau lebih propeler dipasang pada satu poros, biasanya dengan arah putaran yang sama. Namun, bisa juga dipasang dengan arah yang berlawanan, atau secara tolak/tarik sehingga menciptakan
zone fluida yang sangat turbulen di antara kedua propeler tersebut.
Pengaduk ini tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban head. Dalam perancangan propeller, luas sudu biasa dinyatakan dalam perbandingan luas area yang terbentuk dengan luas daerah disk. Nilai nisbah ini berada pada rentang 0.45 sampai dengan 0.55. Pengaduk propeler terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan pengaduk secara kontinu melewati fluida ke satu arah tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki.
Gambar 2.3 Agitator Jenis Baling-baling (Hezim, 2012)
3. Agitator Jenis Dayung (Paddle)
Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudu, horizontal atau vertical, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran
fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk padel menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hampir tannpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah horisontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi.
Gambar 2.4 Agitator Jenis Dayung (Hezim, 2012)
4. Agitator Jenis Hellical-Ribon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling helikopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.
Gambar 2.5 Agitator Jenis Hellical-Ribon (Hezim, 2012) 5. Agitator Jenis Jangkar (Anchor)
Pengaduk ini mirip dengan jangkar kapal, maka di sebut pengaduk jangkar. Ada banyak aplikasi yang dapat dipakai agitator yang terintegrasi dengan pengaduk model jangkar ini. Impeler tipe jangkar mampu menyapu permukaan
dinding secara menyeluruh dan meng-agitasi sebagian besar batch cairan melalui kontak fisik. Dinding pencakar atau scraper dapat dipasang pada baling impeller jangkar yang berfungsi untuk meningkatkan perpindahan panas melalui dinding tangki pengolahan dan mencegah tidak lengketnya bahan baku pada dinding tangki. Untuk menambah ratanya sistim pencampuran dapat di kombinasikan dengan agitator ulir.
Kelebihan dari pengaduk jangkar adalah dapat disesuaikan dengan kontur permukaan tangki pengolahan. Pengaduk Jangkar dapat di pakai pada pencampuran dalam kondisi laminar dan ditemui pada viskositas tinggi. Kombinasi antara pengaduk jangkar, scraper, dan pengaduk ulirAplikasi produk yang dapat dipakai pengaduk tipe jangkar antara lain tinta, cat, saus, adhesive, dan lem.
Gambar 2.6 Agitator Jenis Jangkar / Anchor (German.alibaba.com)
6. Agitator Jenis Gerbang
Pengaduk Gerbang digunakan dalam tangki dangkal luas dan untuk bahan viskositas tinggi dengan suhu / temperatur benda kerja rendah dan dalam kondisi vakum (tidak ada kontak dengan udara luar) , biasanya di gunakan untuk industri minuman atau kosmetik.
Kelebihan dari pengaduk gerbang adalah dapat sangat rapat serta sesuai dengan kontur wadah / tangki pengolahan. Pengaduk gerbang akan mendapatkan pencampuran yang memadai dalam kondisi laminar aliran ditemui dalam aplikasi
viskositas tinggi. Ini impeler menyapu permukaan dinding seluruh kapal dan mengagitasi sebagian besar batch cairan melalui kontak fisik.
Beberapa desain termasuk ber-engsel pencakar untuk meningkatkan perpindahan panas dengan dinding dan tidak lengket/ bahan tidak berwarna. Kecepatan poros pengaduk gerbang adalah rendah dan di perlukan gearbox / rasio gigi yang besar antara motor dan shaft/batang pengaduk gerbang. Digunakan atmosfer tertutup atau bertekanan/vakum penggunaan.
Fitur-fitur teknis: Impeler anchor digunakan untuk viskositas cairan antara 5.000 dan 100.000 cP, dengan aplikasi pemakaian antara lain krimpenuaan, yogurt, keju lembut, dan sausage.
Gambar 2.7 Agitator Jenis Gerbang (wzchinz.en.alibaba.com)
7. Agitator Jenis Pita Spiral (Helixal Axial)
Pengaduk Pita Spiral dirancang terutama gerakan pencampuran cairan yang berbeda kekentalannya atau beda dalam bentuk misalnya butiran padatan yang dilarutkan (dalam proses 'penggantian cairan'). Seperti sebuah impeller dapat dirancang dengan spiral bagian dalam tambahan yang digunakan untuk memompa ke arah yang berlawanan. Hal ini diperlukan untuk pencampuran bahan viskositas tinggi. Ini impeler juga dapat memiliki dua helixes luar. Kualitas produk campuran akhir dalam aplikasi ini dapat menjadi sangat penting secara ekonomi dan di
harapkan merata dalam satu batch proses.
Dinding pencakar dapat dipasang pada baling impeller untuk membantu meningkatkan perpindahan panas dan homogenitas dalam produk agar tidak lengket
dengan dinding tangki. Fitur-fitur teknis: Cocok untuk viskositas yang sangat tinggi hingga 25.000.000 cps.
Kegunaan: Kebanyakan pabrik kimia, industri proses dan pengolahan. Pengaduk ini cocok untuk aplikasi viskositas tinggi. Misalnya pencampuran polimer tanaman, industri makanan, atau industri yang memakai proses / aplikasi viskositas tinggi seperti pencampuran : Krim, Lotion, Pasta.
Gambar 2.8 Agitator Jenis Pita Spiral (Helixal Axial) (indotrading.com)
2.3.5 Bearing
Bearing adalah salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu
secara langsung bagian mesin lain yang bergerak atau berputar, misalnya as, poros, roda gigi dan sebagainya. Pemasangan bantalan dimaksudkan untuk menghindari kontak langsung antara bagian-bagian yang bergerak agar :
a. Keausan terjadi hanya pada bantalannya, sehingga bahan bantalan pada umumnya terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada bahan bagian mesin yang ditumpu.
b. Memperkecil gesekan antara bagian-bagian mesin yang bergerak sehingga kerugian daya untuk mengatasi gesekan tersebut dapat diminimasi. Dengan demikian putaran atau gerakan bagian-bagian mesin dapat berlangsung secara halus, aman serta panjang umur pakainya.
1. Berdasarkan arah beban :
a. Radial Bearing, bantalan ini digunakan terutama untuk menumpu beban dengan arah radial.
b. Bantalan Aksial (Thrust Bearing), digunakan untuk menumpu beban yang arahnya aksial.
2. Berdasarkan sifat kontak / gerakan :
a. Bantalan Luncur (Sliding Contact Bearing / Journal Bearing) Pada bantalan luncur, gesekan terjadi sepanjang permukaan bidang kontak antara bagian yang bergerak dan bagian yang diam.
b. Gantalan Gelinding (Rolling Contact Bearing) Pada bantalan gelinding terdapat elemen gelinding berupa bola-bola baja atau roller atau jarum. Elemen-elemen gelinding ini dipasang diantara cincin luar dan cincin dalam, sehingga terjadi gerakan menggelinding dan gesekan gelinding
3. Pertimbangan Pemilihan Jenis Bantalan
Untuk mengambil keputusan dalam memilih jenis bantalan luncur atau bantalan gelinding yang akan digunakan dapat dipengaruhi oleh atu atau beberapa hal berikut :
a. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan bahwa torsi awal yang diperlukan relatif lebih kecil karena kerja dari elemen-elemen gelindingnya.
b. Bantalan gelinding terutama saat dioperasikan pada kecepatan tinggi akan menimbulkan suara berisik, tidak setenang bantalan luncur.
c. Bila ruangan (space) ke arah aksial yang tersedia terbatas, maka bantalan gelinding sangat cocok. Sebaliknya jika ruangan ke arah radial yang terbatas, bantalan luncur daat menjadi pilihan yang tepat.
d. Lapisan minyak dalam pelumasan yang sempurna akan membantu penyekatan listrik (electrical insulation).
e. Bantalan gelinding memberi peringatan bila mulai terjadi kerusakan (dengan suara yang lebih berisik), sedangkan pada bantalan luncur kerusakan secara tiba-tiba tanpa adanya gejala dan akibat yang akan ditimbulkan fatal.
f. Bantalan gelinding mampu menumpu beban kombinasi radial dan aksial, kecuali bantalan jenis straight roller hanya mampu menumpu beban radial saja.
g. Bantalan gelinding dapat diberi beban awal (preload) untuk mengurangi terjadinya defleksi dalam bantalan dan memberikan ketelitian yang lebih baik seperti pada mesin-mesin perkakas.
h. Bantalan gelinding memerlukan kelonggaran (clearance) yang lebih kecil dari pada bantalan luncur sehingga baik untuk penempatan (positioning) bagian bagian mesin yang presisi seperti roda gigi.
i. Bantalan gelinding dapat dikemas dengan gemuk (grease) untuk pemasangan yang bebas perawatan. Bila menggunakan pelumasan minyak pada bantalan gelinding, problem pelumasan biasanya jauh lebih sederhana dibandingkan pada bantalan luncur. Akibat kerusakan sistem pelumasan pada bantalan gelinding tidak separah pada bantalan luncur.
j. Untuk jangka waktu yang pendek bantalan gelinding mampu menerima beban lebih (overload).
4. Bantalan Luncur
Bantalan luncur yang arah luncurannya lurus dan menumpu beban radial dinamakan Slipper Bearing atau Guide Bearing misalnya pada bagian kepala silang mesin uap, kepala lepas mesin bubut dan lain sebagainya. Bantalan luncur yang arah luncurannya mengelilingi lingkaran / busur lingkaran dan menumpu beban radial dinamakan Journal Bearing atau Sleeve Bearing. Bila sudut kontak pada Journal Bearing360o dinamakan Full Journal Bearing dan bila sudut kontaknya hanya 120° (kurang dari 360°) dinamakan Partial Journal Bearing. Gesekan yang terjadi pada jenis terakhir ini lebih kecil, tetapi hanya dapat digunakan untuk menumpu beban dari satu arah, misalnya pada as roda kereta api. Journal Bearing juga disebut Clearance Bearing karena diameter journal (poros) lebih kecil dari pada diameter bearing. Bila Partial Journal Bearing tidak mempunyai clearance (diameter journal = diameter bearing) disebut Fitted Bearing.
2.3.6 Pasak
Pasak adalah elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan bagian mesin seperti roda gigi, puli, kopling, sproket dsb pada poros. Melalui pasak momen puntir diteruskan dari poros ke naf atau sebaliknya. Elemen mesin lain yang berfungsi seperti pasak adalah splin dan gerigi (serration) yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam pada nafnya yang saling terkait satu dengan lainnya.
1) Jenis-jenis Pasak
Berdasarkan letaknya pada poros dan bentuknya pasak dapat dibedakan menjadi: a. Pasak Pelana, salah satu permukaan sisinya cekung sesuai dengankelengkungan
permukaan porosnya dan permukaan sebaiknya rata tirus.Tidak ada alur pasak pada porosnya. Jenis ini digunakan untuk beban kecil.
b. Pasak Rata, berpenampang segi empat. Permukaan poros diratakan sesuai ukuran lebar pasak. Ini digunakan juga untuk beban kecil.
c. Pasak Benam, berpenampang segi empat. Sebagian tebal pasak terbenam pada alur pasak di porosnya dan bagian lainnya terbenam pada naf. Jenis ini paling banyak digunakan dan mampu memindahkan daya yang besar.
d. Pasak Singgung, dipasang tangensial pada poros, digunakan untuk beban yang fluktuatif dan ada tumbukan.
e. Pasak Tembereng, berbentuk tembereng lingkaran dan dipasang pada alur pasak yang juga berbentuk tembereng pada porosnya
f. Pasak Jarum, penampang pasak berbentuk bulat dengan ukuran kecil dan dipasang di antara poros dan naf.
Gambar 2.9 Jenis-jenis Pasak (Sularso dan Kuga, 1987)
g. Pasak Bulat (Pin) Pasak ini dipasang menembus pada penampang melintang poros. Bentuknyaada dua yaitu silindris dan tirus. Sesuai ukurannya yang relative kecil, maka kemampuan memindahkan torsi juga kecil.
Gambar 2.10 Jenis Pasak Bulat (Sularso dan Kuga, 1987)
2) Perancangan Pasak
Dalam perancangan yang perlu diperhatikan adalah memperhitungkan kekuatan pasak terhadap gaya tangensial pada permukaan poros yang timbul karena pemindahan beban momen puntir dari poros ke naf atau sebaliknya. Gaya tersebut akan menimbulkan tegangan geser dan tekanan permukaan pada pasak. Di samping
itu karena secara umum harga poros jauh lebih mahal dari pada pasak, maka bahan pasak dipilih yang lebih lunak dari pada bahan poros atau dengan lain kata pasak dirancang akan lebih cepat rusak dari pada porosnya. Pemasangan pasak benam sebagian tebal terbenam pada poros dan sebagian lainnya terbenam pada nafnya.
Gambar 2.11 Perencanaan Pasak (Sularso dan Kuga, 1987)
Jika momen puntir (torsi) yang akan dipindahkan T[Nm] dan diameter poros d[m], maka gaya tangensialnya F[N] adalah :
Gambar 2.12 Gaya Tangensial Pasak (Sularso dan Kuga, 1987)
Perhitungan untuk pasak : F = T/(d/2)
Dimana : F = Gaya tangensial poros (kg) T = Momen rencana (kg.mm) d = Diameter poros (mm)
2.3.7 Kopling Fleksibel Elastomer
Jenis kopling ini fleksibilitas terjadi dari meregangkan dan menekan suatu material yang lentur ( misal; elastomer, karet, plastik, atau sintetis lain). Keuntungan nya bahwa kopling ini tidak perlu pelumasan sehingga ongkos pemeliharaan sangat murah. Sedang kekurangannya bahwa kopling ini tidak dipakai untuk mesin-mesin besar.