• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil pengamatan awal pembelajaran di kelas V SDN Salatiga 05 menunjukkan bahwa kemampuan menalar siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari sebagian besar siswa jarang sekali menyampaikan konsep menalar siswa kepada guru selama proses pembelajaran berlangsung, walaupun ada bagian yang belum mereka pahami. Bila diajukan pertanyaan kepada mereka, siswa kurang mampu untuk menjawab. Mereka tidak berani menyampaikan pendapat mengenai materi yang disampaikan. Namun demikian, mereka sering berbicara (berkomunikasi) sesama temannya di kelas, terutama dengan teman yang dekat dengan tempat duduknya.

Penyebab lainnya yakni model pembelajaran yang digunakan guru kurang mampu memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan menalar siswa di kelas. Guru hanya cenderung memberi penjelasan tentang materi pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi jenuh dan cepat bosan. Kurangnya kemampuan menalar siswa dan belum tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal inilah yang menjadi dasar pijakan peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

Perlunya peningkatan kemampuan menalar dan peningkatan hasil belajar harus dilakukan. Hal ini disebabkan karena hasil kemampuan menalar dan hasil belajar sebelum adanya tindakan dapat dilihat pada tabel berikut.

(2)

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Kemampuan Menalar Pra Siklus Descriptive Statistics N Minim um Maximu m Sum Mean Std. Deviation Skor_Menalar 37 19 41 1100 29.73 6.226 Valid N (listwise) 37

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah dari kemampuan menalar siswa pra siklus adalah 19. Sementara nilai tertinggi kemampuan menalar siswa adalah 41. Rata-rata kemampuan menalar siswa pada siklus I yaitu 29,73 atau dalam kategori cukup baik. Namun dilihat dari distribusi frekuensi kemampuan menalar siswa pada pra siklus nampak bahwa sebagian besar kemampuan menalar siswa masih dalam kategori kurang baik. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.2. Kemampuan Menalar Siswa Pra Siklus Rentang Skor Menalar Banyak siswa Kategori Persentase < 27 18 Kurang Baik 49 % 28-39 17 Cukup Baik 46 % 40-51 2 Baik 5 % > 52 0 Sangat Baik 0 % Rata-rata 29,7 Kategori Cukup

Berdasarkan kondisi awal di atas, dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam menalar masih kurang. Hal ini terlihat pada persentase siswa dalam kategori kurang sebanyak 49% atau sebanyak 18 siswa. Sementara kategori cukup diperoleh siswa sebanyak 17 orang atau sebesar 46%. Kategori baik hanya diperoleh sebanyak 2 siswa atau sebesar 5%. Sedangkan untuk kategori sangat baik tidak ada satu pun siswa yang memperoleh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menalar siswa masih sebagian besar kurang, walaupun rata-rata dalam kategori cukup.

(3)

Data di atas dapat dilihat juga pada diagram berikut.

Diagram 4.1 Kemampuan Menalar Pra Siklus

Hasil evaluasi pra siklus siswa juga masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Siswa Pra Siklus

MUATAN

PELAJARAN PKN BI MAT IPA IPS

Banyak Siswa Tuntas 19 20 11 9 21 Banyak Siswa Tidak

Tuntas 18 17 26 28 16

Persentase Tuntas 51.4% 54.1% 29.7% 24.3% 56.8% Persentase Tidak tuntas 48.6% 45.9% 70.3% 75.7% 43.2% Rata-Rata Kelas 64 72 58 60 72

Rata-Rata 65

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil evaluasi pada pra siklus masing kurang dari KKM. Hal ini terlihat bahwa rata-rata hanya 65, sedangkan KKK kelas adalah 70. Dengan demikian hasil di atas perlu dilakukan perbaikan.

(4)

Data tersebut juga dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4.2 Hasil Evaluasi Siswa Pra Siklus

Berdasarkan kondisi tersebut guru melakukan suatu tindakan perbaikan proses pembelajaran, menggunakan model Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan menalar dan hasil belajar siswa kelas V SDN Salatiga 05 pada tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar.

4.1.2. Deskripsi Penelitian Siklus

1. Diskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan mulai hari Senin, tanggal 17 Oktober 2016 sampai hari Selasa tanggal 21 Oktober 2016. Dalam perencanaan tindakan ada beberapa hal yang direncanakan peneliti, yaitu sebagai berikut:.

1) Menentukan materi siklus I yaitu tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar sub tema 1 wujud benda dan cirinya yang akan dijadikan bahan pembelajaran untuk dipraktikkan.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 5 pembelajaran. RPP dilaksanakan

(5)

selama 5 pembelajaran (5 hari) sementara pembelajaran ke 6 dilaksanakan khusus untuk evaluasi.

3) Peneliti mempersiapkan media/alat peraga yang akan digunakan.

4) Menyusun instrumen kemampuan menalar siswa serta lembar evaluasi hasil belajar siswa siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan

Pada silkus I pelaksanaan tindakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru peneliti. Selama 5 hari berturut-turut dilakukan pembelajaran siklus I. Setiap 1 pembelajaran 1 RPP. Adapun urutan RPP siklus I secara umum sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal

a). Guru mengkondisikan kelas, berdo’a, mengabsen, mengatur tempat duduk siswa. b). Guru melakukan apersepsi

c). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti

a). Guru mengajak siswa untuk membuka buku siswa tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar sub tema 1 tentang wujud benda dan cirinya (sesuai dengan pembelajaran pada hari tersebut). Setelah itu guru mengkodisikan siswa seolah-olah siswa dihadapkan pada sesuatu masalah yang menimbulkan berbagai pertanyaan. Kemudian dilanjutkan untuk tidak secara langsung memberikan generalisasi, agar timbul keinginan siswa untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan

(6)

memberikan stimulus dengan mengajukan pertanyaan, kemudian siswa mengamati, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan proses penemuan.

b). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah yang disajikan dalam buku tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar di sekolah, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Salah satunya dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan sebanyak-banyaknya mengenai informasi yang mereka butuhkan yang sekaligus memberikan alasan-alasan logis yang dapat dikemukakan siswa. c). Guru memberi kesempatan kepada para siswa

untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.

d). Siswa mulai melakukan pengolahan data. Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui percobaan, observasi, dan sebagainya, untuk kemudian ditafsirkan.

e). Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif.

f). Siswa mulai menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.

g). Siswa mempresentasikan hasil kesimpulannya ke depan kelas secara bergantian.

(7)

3) Kegiatan Akhir

a). Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar.

b). Penilaian.

c). Refleksi : siswa menyampaikan kesan tehadap pentingnya mempelajari materi tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar. d). Guru menutup pelajaran dengan berdo’a

bersama. c. Observasi

Observasi dilakukan saaat pembelajaran sedang berlangsung. Pada tahap pengamatan, yang bertugas mengamati adalah guru kelas lain ataupun observer. Observasi dilakukan pada masing-masing pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan ataupun kekurangan guru dalam pembelajaran tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar menggunakan model Discovery Learning. Hal-hal yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Hasil rinci masing-masing proses pembelajaran yang diamati antara lain : 1) mengamati fakta yang disajikan, 2) mendengarkan penjelasan guru tentang masalah yang dipecahkan, 3) membuat dugaan sementara atas pertanyaan/masalah yang diberikan, 4) mencari informasi dari berbagai sumber untuk meyakinkan dugaannya, 5) mengolah informasi tersebut untuk dijadikan jawaban atas masalah yang diberikan, 6) menyampaikan hasil jawaban dengan cara membuktikannya, dan 7) menyimpulkan hasil jawaban atas masalah yang telah diberikan guru sesuai dengn

(8)

pembelajaran tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar dengan menerapkan model Discovery Learning.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan pedoman pengamatan secara garis besar dinilai sudah cukup baik walaupun masih ada beberapa kekurangan dan beberapa aspek yang belum dilaksanakan secara sempurna. Perlu ditingkatkan dalam upaya mengolah informasi sehingga guru benar-benar memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Jalannya kegiatan belajar mengajar cukup lancar dan kondisi kelas juga cukup terkontrol. Guru cukup berhasil mengelola kelas tetapi perlu ditingkatkan lagi agar tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat dicapai secara maksimal.

Kegiatan belajar siswa juga masih belum memperlihatkan hasil yang diinginkan. Hal ini terlihat masih banyak siswa yang jarang menyampaikan alasan dari hasil diskusinya dengan teman kelompoknya.

d. Refleksi

Refleksi tindakan ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan refleksi ini didapatkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai masukan untuk perbaikan siklus selanjutnya.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan tersebut antara lain : Bagi Guru :

1) Memberi motivasi siswa agar lebih fokus pada saat pembelajaran.

2) Dalam menerapkan model Discovery Learning guru harus merancang semenarik mungkin dan dengan persiapan yang lebih matang.

3) Guru harus lebih bersabar dalam membimbing siswa dan memberikan bantuan bagi siwa yang kurang paham dalam pembelajaran.

(9)

Bagi siswa :

1) Siswa masih jarang memperhatikan penjelasan guru.

2) Siswa masih kurang percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusi dengan teman kelompoknya.

3) Siswa masih sangat sedikit yang mampu menyampaikan hasil penalaran terhadap materi yang telah dipelajari berdasarkan hasil penemuannya.

Oleh karena itu perlu diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas pada siklus I. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pada siklus I.

Adapun evaluasi yang dihasilkan antara lain :

1) Guru harus mampu mengendalikan kelas dan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan pada siswa tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 2) Guru harus tahu kesulitan yang dialami oleh masing-masing

siswa.

3) Guru harus memperhatikan semua siswa sehingga siswa tetap fokus pada pembelajaran yang berlangsung.

e. Hasil Pelaksanaan Tindakan

Hasil dari observasi kegiatan guru yang telah dilaksanakan pada tindakan kelas siklus I, ditemukan hal-hal sebagai berikut :

1). Pada kegiatan awal, guru masih kurang dalam melaksanakan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2). Pada kegiatan inti, guru juga masih jarang dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. Guru juga masih kurang dalam memberikan penilaian pada siswa baik secara individu maupun kelompok.

3). Pada kegiatan akhir guru juga masih kurang dalam melakukan perbaikan pengayaan serta refleksi.

(10)

Berdasarkan lembar observasi aktivitas kegiatan belajar siswa diperoleh hasil diantaranya :

1) Siswa masih jarang mengemukakan pendapatnya/menjawab pertanyaan guru yang menunjukkan pengetahuan awal yang mereka miliki.

2) Siswa masih jarang mendengarkan penjelasan langkah-langkah kegiatan penyelidikan/pengamatan atau diskusi yang diberikan oleh guru.

3) Siswa masih jarang dalam melakukan diskusi dengan teman kelompoknya untuk menemukan cara memecahkan masalah.

Adapun hasil kemampuan menalar siswa dalam pembelajaran tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar kelas V SD Negeri Salatiga 05 pada siklus I dapat dilihat pada rekap tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Deskriptif Statistik Kemampuan Menalar Siklus 1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean

Std. Deviation Skor_Menalar 37 20 58 1418 38.32 10.662 Valid N

(listwise) 37

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah dari kemampuan menalar siswa adalah 20. Sementara nilai tertinggi kemampuan menalar siswa adalah 58. Rata-rata kemampuan menalar siswa pada siklus I yaitu 38,32 atau dalam kategori cukup baik. Adapun distribusi frekuensi kemampuan menalar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut.

(11)

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menalar Siswa Siklus I Rentang Skor Menalar Banyak siswa Kategori Persentase < 27 5 Kurang Baik 14 % 28-39 16 Cukup Baik 43 % 40-51 10 Baik 27 % > 52 6 Sangat Baik 16 % Rata-rata 38.32 Kategori Cukup

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I di atas diketahui bahwa rata-rata kemampuan menalar setelah 6 pembelajaran, jumlah siswa dengan kemampuan menalar tergolong kurang sebanyak 5 siswa. Sebanyak 16 siswa masuk dalam kriteria kemampuan menalar cukup. Sementara jumlah siswa yang tergolong memiliki kemampuan menalar dalam kategori baik diperoleh 10 siswa. kemampuan menalar dalam kategori sangat baik diperoleh sebanyak 6 siswa.

Gambar 4.3. Diagram Kemampuan Menalar Siswa

Diagram di atas menunjukkan bahwa kemampuan menalar siswa sudah mulai menunjukkan kemajuan tetapi belum memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga penelitian pada siklus I harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II untuk

(12)

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menalar siswa sesuai yang diinginkan yaitu mencapai kategori baik.

Hasil evaluasi belajar pada siklus I juga masih belum memuaskan. Hasil evaluasi belajar dalam siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa untuk mata pelajaran PKN sebanyak 13 siswa tidak tuntas atau sebesar 35,14% dan sebanyak 24 siswa tuntas atau sebesar 64,86%. Muatan pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 18 siswa yang tidak tuntas atau sekitar 48,65% sementara 19 siswa atau 51,35% telah tuntas. Sedangkan untuk mata pelajaran Matematika sebanyak 13 siswa atau 35,14% siswa tidak tuntas dan 24 siswa atau 64,86% telah tuntas. Pada mata pelajaran IPA sebanyak 10 siswa atau 27,03% tidak tuntas dan 27 siswa lainnya tuntas dengan persentase 72,97%. Muatan pelajaran IPS sebanyak 7 siswa atau 18,92% tidak tuntas dan sebanyak 30 siswa telah tuntas dengan persentase 81,08%. Walaupun demikian, rata-rata kelas seluruh muatan mata pelajaran sudah menunjukkan hasil lebih dari KKM yaitu 73.32.

Tabel 4.6. Tabel Hasil Evaluasi Siswa Siklus I

Muatan Pelajaran PKN BI MAT IPA IPS

Banyak Siswa Tidak Tuntas 13 18 13 10 7 Banyak Siswa Tuntas 24 19 24 27 30 Persentase Tidak Tuntas (%) 35.14 48.65 35.14 27.03 18.92 Persentase Tuntas (%) 64.86 51.35 64.86 72.97 81.08 Rata-Rata Kelas 68.24 71.62 75.14 72.30 79.28

Rata-Rata Sub Tema 1 73,32

Peningkatan ketuntasan belajar siswa pada masing-masing muatan pelajaran dapat dilihat pada gambar 4.4. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mulai menunjukkan kemajuan tetapi belum memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga penelitian pada siklus I harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dimana persentase ketuntasan siswa untuk rata-rata muatan mata pelajaran tersebut mampu mencapai ≥ 75%.

(13)

Diagram 4.4. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 2. Diskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Siklus II dilakukan mulai hari Kamis, tanggal 27 Oktober 2016 sampai dengan hari Sabtu tanggal 5 November 2016. Pembelajaran dilaksanakan dengan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 5 kali pembelajaran (5 hari) sementara pembelajaran 6 dilaksanakan khusus untuk evaluasi. Dalam perencanaan tindakan ada beberapa hal yang direncanakan peneliti, yaitu sebagai berikut :.

1) Menentukan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran untuk dipraktekkan yaitu tema bermain dengan benda-benda sekitar sub tema perubahan wujud benda.

2) Peneliti mempersiapkan terlebih dahulu media/alat peraga yang akan digunakan.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 6 pembelajaran.

4) Mempersiapkan instrumen kemampuan menalar siswa dan lembar evaluasi hasil belajar siswa siklus II.

(14)

5) Menyusun pedoman observasi aktivitas mengajar bagi guru dan aktivitas belajar siswa siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada sklus II pelaksanaan tindakan tersebut berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Adapun urutan RPP siklus II secara umum adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal

a). Guru mengkondisikan kelas, berdo’a, mengabsen, mengatur tempat duduk siswa.

b). Apersepsi.

c). Guru menyampaikan tentang tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti ( 140 menit).

a). Guru mengajak siswa untuk membuka buku siswa tema bermain benda-benda di lingkungan sekitar sub tema perubahan wujud benda. Setelah itu mengkondisikan siswa seolah-olah siswa dihadapkan pada sesuatu masalah, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan permasalahan, mengamati buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

b). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Salah satunya dengan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya sebanyak-banyaknya mengenai informasi yang mereka butuhkan berkaitan dengan tema bermain benda-benda di lingkungan sekitar sub tema perubahan wujud benda.

(15)

c). Guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.

d). Siswa mulai melakukan pengolahan data. Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui percobaan, observasi, dan sebagainya).

e). Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif.

f). Siswa proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama).

a). Siswa mempresentasikan hasil kesimpulannya ke depan kelas secara bergantian.

3) Kegiatan Akhir (15 menit)

a). Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran tema bermain benda-benda di lingkungan sekitar sub tema perubahan wujud benda.

b). Penilaian.

c). Refleksi : siswa menyampaikan kesan terhadap pentingnya mempelajari materi tema bermain benda-benda di lingkungan sekitar sub tema perubahan wujud benda.

d). Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama. c. Observasi

Observasi dilakukan saaat pembelajaran siklus II berlangsung. Kegiatan guru yang diamati adalah pelaksanaan kegiatan awal seperti memberikan salam dan berdoa bersama, mengkondisikan siswa, dan menyampaikan materi pokok serta tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti merupakan

(16)

pelaksanaan pembelajaran tema Bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar sub tema perubahn wujud benda dengan menerapkan model Discovery Learning. Kegiatan penutup guru membuat kesimpulan dan menutup pelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan pedoman pengamatan dinilai sudah baik untuk seluruh aspek. Jalannya kegiatan belajar mengajar cukup lancar dan kondisi kelas juga cukup terkontrol. Guru berhasil mengelola kelas sesuai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Hal ini selaras dengan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa juga sudah menunjukkan kemajuan dari pada siklus I.

d. Refleksi

Refleksi tindakan ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan refleksi ini didapatkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai masukan untuk perbaikan siklus selanjutnya.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain : Bagi Guru :

Guru harus lebih bersabar dalam membimbing siswa dalam memberikan bantuan bagi siswa yang kurang paham dalam pembelajaran.

Bagi siswa :

1) Masih ada siswa yang belum melaksanakan pembelajaran dengan baik, ada yang berbicara sendiri dengan temannya. 2) Rata-rata kemampuan menalar siswa sudah menunjukkan

kemajuan dalam siklus ini. Evaluasi yang dihasilkan antara lain :

Guru harus memperhatikan semua siswa sehingga siswa tetap fokus pada pembelajaran yang berlangsung.

(17)

e. Hasil Pelaksanaan Tindakan

Hasil observasi kegiatan pembelajaran guru pada siklus II untuk 5 pembelajaran ditemukan hal-hal sebagai berikut :

1). Pada kegiatan awal, guru sudah melaksanakan seluruh kegiatan dengan baik.

2). Pada kegiatan inti, guru juga sudah melaksanakan seluruh kegiatan dengan baik, hanya saja ada beberapa kegiatan yang masih jarang dilakukan guru antara lain : meminta siswa maju kedepan kelas menjelaskan kembali materi yang sudah dijelaskan guru serta masih jarang dalam memandu siswa mengerjakan evaluasi.

3). Pada kegiatan akhir guru sudah melaksanakan seluruh kegiatan dengan baik.

Hasil dari observasi yang telah dilaksanakan pada tindakan kelas siklus II, ditemukan bahwa rata-rata kemampuan menalar siswa sudah baik. Hal ini dapat terlihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7. Deskriptif Statistik Kemampuan Menalar Siswa Siklus II

Descriptive Statistics N Minimu m Maximu m Sum Mean Std. Deviation Skor_Menalar 37 29 63 1806 48.81 9.086 Valid N (listwise) 37

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah dari kemampuan menalar siswa adalah 29. Sementara nilai tertinggi kemampuan menalar siswa adalah 63. Rata-rata kemampuan menalar siswa pada siklus II yaitu 48,81 atau dalam kategori baik. Adapun distribusi frekuensi kemampuan menalar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut.

(18)

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menalar Siklus II Rentang Skor Menalar Banyak siswa Kategori Persentase < 27 0 Kurang Baik 0 % 28-39 7 Cukup Baik 18.92 % 40-51 11 Baik 29.73 % > 52 19 Sangat Baik 51.35 % Rata-rata 48.8 Kategori Baik

Hasil kemampuan menalar dalam pembelajaran tema bermain dengan benda-benda sekitar sub tema perubahan wujud benda siswa kelas 5 SD Negeri Salatiga 05 pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5. Kemampuan menalar pada kategori kurang 0% atau dapat dikatakan sudah tidak ada. Sementara dalam kategori cuup diperoleh siswa sebanyak 7 orang atau sebesar 18.92%. Kategori baik diperoleh siswa sebanyak 11 orang atau sebesar 29,73%. Sedangkan kategori sangat baik diperoleh siswa sebanyak 19 orang atau sebesar 51,35%. Dari tabel tersebut diketahui bahwa kemampuan menalar seluruh siswa rata-rata sudah masuk kategori baik. Berikut diagram kemampuan menalar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram 4.5.

(19)

Diagram 4.5. Kemampuan Menalar Siklus II

Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menalar siswa dari rata siklus I 38,32 kategori cukup menjadi 48,8 kategori baik. Hal ini berarti tujuan penelitian sudah tercapai. Untuk lebih jelasnya peningkatan kemampuan menalar siswa pada tiap pembelajaran dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Kemampuan menalar Hasil evaluasi belajar pada siklus II sudah lebih baik dari pada siklus I. Hasil evaluasi belajar dalam siklus II ini dapat dilihat pada tabel 4.9

(20)

Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Siklus II

Muatan Pelajaran PKN BI MAT IPA IPS

Banyak Siswa Tidak

Tuntas 8 8 5 10 2

Banyak Siswa Tuntas 29 29 32 27 35 Persentase Tidak Tuntas

(%) 21.62 21.62 13.51 27.03 5.41 Persentase Tuntas (%) 78.38 78.38 86.49 72.97 94.59 Rata-Rata Kelas 68.24 71.62 75.14 72.30 79.28

Rata-Rata Sub Tema 1 82.55

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa untuk muatan pelajaran PKN sebanyak 29 siswa yang tuntas atau sekitar 78,38%, sedangkan 8 siswa atau 21,62% belum tuntas. Muatan pelajaran Bahasa Indonesia, 29 siswa atau 78,38% tuntas sementara 8 siswa lainnya belum tuntas. Matematika sebanyak 32 siswa tuntas atau sekitar 86,49% dan 5 siswa belum tuntas atau sekitar 13,51%. Sementara itu, untuk muatan IPA sebanyak 27 siswa tuntas atau sekitar 72,97% dan 10 siswa tidak tuntas atau sekitar 27,03%. Muatan pelajaran IPS, sebanyak 35 siswa telah tuntas dengan persentase sebesar 94,59% dan sebanyak 2 orang tidak tuntas dengan persentase 5,41%. Rata-rata hasil evaluasi untuk tematik juga sudah menunjukkan angka lebih dari KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tujuan penelitian sudah tercapai, yakni jumlah siswa yang tuntas untuk tematik sudah mencapai ≥ 75%.

Untuk lebih jelasnya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada tiap pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.7.

(21)

Diagram 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Secara umum, dalam kegiatan pembelajaran siklus I guru masih kurang maksimal dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran masih banyak kegiatan yang perlu dilakukan guru. Dalam kegiatan pembelajaran siklus II guru sudah optimal dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan RPP yang dibuat. Oleh karena itu kegiatan mengajar guru sudah bisa dikatakan baik.

Begitu pula dengan aktivitas belajar siswa. untuk siklus I masih ada beberapa siswa yang belum optimal melaksanakan pembelajaran. Hal ini terlihat sewaktu pembelajaran berlangsung. Masih ada siswa yang jarang mendengarkan penjelasan guru serta melakukan diskusi dengan teman kelompoknya. Mereka lebih cenderung bermain sendiri. sementara pada siklus II siswa sudah mulai tertib melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan penelitian.

2. Peningkatan Kemampuan Menalar Siswa

Peningkatan kemampuan menalar siswa dalam pembelajaran tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar menggunakan model Discovery Learning pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam tabel 4.10. Dari tabel dapat dilihat bahwa masing-masing siswa

(22)

mengalami peningkatan kemampuan menalar mereka seiring dengan digunakannya model pembelajaran Discovery Learning.

Tabel. 4.10. Perbandingan Kemampuan Menalar Siklus I dan Siklus II

No Skor Rata-Rata Kemampuan Menalar

Kenaikan Kemampuan Menalar

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 29,7 38,32 48,81 Pra Siklus ke Siklus I = 8,62 Siklus I ke Siklus II = 10,49

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan kemampuan menalar siswa dari pra siklus sampai siklus II. Setelah dilakukan tindakan siklus I hasil kemampuan menalar meningkat senyak 8,62 atau sebesar 29,02%. Meskipun demikian ada beberapa siswa yang dari awal siklus I kemampuan menalar mereka memang sudah masuk kategori baik. Sementara itu setelah dilakukan tindakan siklus II, kemampuan menalar siswa meningkat sebanyak 10,49 atau sebesar 27,37%. Jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan penelitian, maka jelas terlihat adanya kemajuan yang cukup signifikan mengingat sebelum tindakan dilakukan keterampilan menalar mereka masih banyak siswa dengan kemampuan menalarnya kurang.

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tema bermain dengan benda-benda di lingkungan sekitar menggunakan model Discovery Learning pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam tabel 4.11. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan seiring dengan digunakannya model pembelajaran Discovery Learning.

(23)

TABEL 4.11 DAFTAR DISTRIBUSI EVALUASI TIAP SIKLUS

NO NAMA RATA TUNTAS/ RATA TUNTAS/ RATA TUNTAS/ ST 1 TIDAK ST 1 TIDAK ST 2 TIDAK PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

1 Defika W.Hanin 58 TIDAK 69 TIDAK 83 TUNTAS

2 Shinta W. A. J. 43 TIDAK 66 TIDAK 77 TUNTAS

3 A.Vito F. 92 TUNTAS 90 TUNTAS 88 TUNTAS

4 Alisha D.Rasya 87 TUNTAS 87 TUNTAS 92 TUNTAS

5 Amelinda R.N.C. 87 TUNTAS 92 TUNTAS 92 TUNTAS

6 Arsyam W.K. 71 TUNTAS 81 TUNTAS 92 TUNTAS

7 Dhimas A. A. A. 79 TUNTAS 83 TUNTAS 93 TUNTAS

8 Dimas Ryan P. 68 TIDAK 82 TUNTAS 87 TUNTAS

9 Diny Tri Se. 61 TIDAK 84 TUNTAS 89 TUNTAS

10 Elisa Noviandini 60 TIDAK 65 TIDAK 77 TUNTAS

11 Elyasa Yahya S. 62 TIDAK 76 TUNTAS 93 TUNTAS

12 Farel Narendra P. 45 TIDAK 68 TIDAK 88 TUNTAS

13 Gustin Z.S.R. 91 TUNTAS 76 TUNTAS 92 TUNTAS

14 Ia Asshyfa K.P.A. 71 TUNTAS 86 TUNTAS 89 TUNTAS

15 Ilham Wahyu S. 57 TIDAK 65 TIDAK 69 TIDAK

16 Ivana Intan F. 49 TIDAK 66 TIDAK 59 TIDAK

17 Julio Geraldika K. 76 TUNTAS 66 TIDAK 82 TUNTAS

18 Maida Mutiara A. 83 TUNTAS 82 TUNTAS 87 TUNTAS

19 Maliha Zena A. 88 TUNTAS 78 TUNTAS 77 TUNTAS

20 Marlinda K.A. 79 TUNTAS 81 TUNTAS 85 TUNTAS

21 Maulana A.M. 48 TIDAK 73 TUNTAS 79 TUNTAS

22 M. Dean Evandra 62 TIDAK 66 TIDAK 83 TUNTAS

23 M. Rechta Ma. F. 69 TIDAK 85 TUNTAS 92 TUNTAS

24 M. Sulistyo W. 61 TIDAK 67 TIDAK 79 TUNTAS

25 M. Yazid Alqodri 46 TIDAK 58 TIDAK 77 TUNTAS

26 M. Yusuf A. W. 57 TIDAK 80 TUNTAS 84 TUNTAS

27 Nadila Salsabilla 61 TIDAK 78 TUNTAS 93 TUNTAS

28 Niken Zalfa K.P. 74 TUNTAS 76 TUNTAS 83 TUNTAS

29 O.Pino K. 52 TIDAK 65 TIDAK 65 TIDAK

30 Queena Suci Z. 51 TIDAK 66 TIDAK 85 TUNTAS

31 Radesga H. A. N. 80 TUNTAS 78 TUNTAS 86 TUNTAS

32 Rafael P. P. S. 75 TUNTAS 72 TUNTAS 92 TUNTAS

33 Rayhan Ghazy P. 59 TIDAK 69 TIDAK 85 TUNTAS

34 Tangguh Erlangga 47 TIDAK 52 TIDAK 61 TIDAK

35 Viona Aristania 60 TIDAK 64 TIDAK 71 TUNTAS

36 Zaki Gibran P. 43 TIDAK 56 TIDAK 79 TUNTAS

37 Calvin D. C. B. B. 56 TIDAK 67 TIDAK 71 TUNTAS

(24)

Tabel. 4.12. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

No RATA-RATA PKN BI MAT IPA IPS

MUATAN PELAJARAN

1 Siklus 1 68.24 71.62 75.14 72.30 79.28 2 Siklus 2 76.49 81.62 89.73 83.56 81.35 Kenaikan Nilai Rata-Rata 8.24 10.00 14.59 11.26 2.07

Persentase Kenaikan (%) 12.08 13.96 19.42 15.58 2.61 Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II untuk masing-masing muatan mata pelajaran. Hal ini terlihat pada kenaikan rata-rata kelas setiap muatan pelajaran. Muatan pelajaran PKN naik sebesar 12,08%, Bahasa Indonesia naik 13,96%, Matematika naik 19,42%, IPA naik 15,58% dan IPS naik 2,61%. Dari grafik di bawah ini, dapat dilihat dengan jelas adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siswa siklus I ke siklus II pada masing-masing muatan pelajaran.

(25)

Secara umum perbandingan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai tindakan pada siklus I maupun siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Kondisi Siswa Tuntas

Siswa Tidak Tuntas

Persentase (%) Tuntas Tidak Tuntas

Pra Siklus 14 23 37,84 % 62,16 %

Siklus I 20 17 54,05 % 45,95 %

Siklus II 33 4 89,19 % 10,81 %

Dari tabel di atas terjadi peningkatan banyaknya ketuntasan hasil belajar siswa yang baik. Banyaknya siswa yang tuntas belajar dari pra siklus (kondisi awal) ke siklus I terjadi peningkatan 16,21 % atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 42,84 % . Sementara banyaknya siswa tuntas dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 35,14% atau mengalami peningkatan sebesar 65,01%.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, secara garis besar dengan dilaksanakannya model pembelajaran Discovery Learning pada pembelajaran tema bermain benda-benda di lingkungan sekitar kelas V SDN Salatiga 05 ternyata kemampuan menalar dan hasil belajar siswa tersebut dapat ditingkatkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Apriani Pratiwi (2014) menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik terhadap keterampilan berpikir kritis siswa sma memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 28,23% dengan perhitungan Effect Size sebesar 0,78.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian oleh Neneng Maryam Jamaliah Nurul Janah (2015: 44) tentang penerapan pembelajaran berbasis proyek, pemecahan masalah dan penemuan terhadap kemampuan menalar dan literasi lingkungan siswa smp pada konsep fotosintesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata gain penguasaan

(26)

kemampuan menalar keseluruhan yang signifikan antara kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dengan kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran pemecahan masalah (Sig= 0,000). Selain itu, gain antara kelas pemecahan masalah dengan penemuan juga memiliki perbedaan yang signifikan (Sig=0,002). Sedangkan untuk kelas pembelajaran berbasis proyek dengan penemuan tidak ditemukan perbedaan gain yang signifikan (Sig = 0,208). Model pembelajaran berbasis proyek, pemecahan masalah dan penemuan dapat memberikan hasil yang berbeda signifikan pada seluruh komponen literasi lingkungan dengan berbagai variasi kategori N-gain pada ketiga model tersebut.

Selain itu hasil penelitian lain yang sama juga dilakukan Alek Rimbayanto (2015: 370) menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menalar dan memecahkan masalah matematika dengan model inquiry learning berbasis group investigation pada siswa kelas vii semester 1 SMP Negeri 2 Grobogan Tahun 2014/2015 menunjukkan bahwa gambaran simbolis dengan memanipulasi simbol-simbol dari 31,25% meningkat menjadi 80,64%, 2) menarik kesimpulan dari permasalahan matematika dari 6,25% meningkat menjadi 58,06%.

Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, maka peneliti menyatakan bahwa tujuan penelitian ini sudah dikatakan telah berhasil. Hal ini terbukti dari tidak ada satu pun hasil penelitian relevan yang berbeda.

Gambar

Diagram 4.1 Kemampuan Menalar Pra Siklus
Diagram 4.2 Hasil Evaluasi Siswa Pra Siklus
Tabel 4.4 Deskriptif Statistik Kemampuan Menalar Siklus 1  Descriptive Statistics
Tabel 4.6. Tabel Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian yaitu mengenai Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan, dan

Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan ikan kardinal banggai Pterapogon kauderni yang dipelihara dalam akuarium.. Hasil penelitian

Selain faktor kepemimpinan baik dilihat dari peranan interpersonal, peranan informasional dan peranan decisional maka faktor selanjutnya yang dapat menjadi penentu

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam upaya menyiapkan tenaga kependidikan yang terdiri dari tenaga pembimbing, tenaga pengajar, tenaga pelatih diperlukan suatu

Pengaruh Konsentrasi Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Selai Lembaran Nanas, Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian

Meskipun bantahan sahabat kepada kelompok-kelompok baru tersebut tidak berkaitan dengan masalah sifat-sifat Allah, namun pada dasarnya perbedaan pendapat yang

masih belum berfungsi secara optimal. Kesesuaian tugas dan teknologi yang kurang baik inilah yang membuat para pegawai rumah sakit enggan untuk menggunakan SIMRS. Mereka lebih

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi bauran pemasaran terdiri dari Distribution, Price, Sales Volume secara signifikansi berpengaruh terhadap