• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING DI KELAS IV MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING DI KELAS IV MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING

DI KELAS IV MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT

SAHRUN MAYANG Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I : Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd Pembimbing II : Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd

Sahrun Mayang, 2013 “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Angka Bahasa Inggris Melalui Model Snowball Throwing Di Kelas IV MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat” Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I : Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd dan Pembimbing II : Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd, M.Pd. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah melalui model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris di kelas IV M.I Al-Falah Kecamatan Limboto Barat ?. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris melalui model Snowball Throwing. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus II. Pada observasi awal kemampuan siswa dalam menulis angka bahasa Inggris yakni sebanyak 6 orang (30%). Pada siklus I meningkat menjadi 9 orang (45%), dan pada siklus II menjadi 16 orang (80%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris pada siswa kelas IV MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat.

Kata Kunci : Angka bahasa Inggris, model Snowball Throwig

Pendahuluan

Pengajaran bahasa pada hakikatnya merupakan salah satu upaya pembinaan dan pengembangan secara terarah. Dengan adanya kemajuan zaman seperti sekarang kita dituntut untuk dapat menguasai bahasa-bahasa global atau bahasa asing yaitu bahasa Inggris sebagai alat komunikasi diera globalisasi ini. Saat ini Bahasa Inggris telah dimasukkan ke

dalam salah satu mata pelajaran di sekolah yakni muatan lokal dan mendapat tanggapan positif dari peserta didik ataupun masyarakat dalam hal ini orang tua siswa.

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah memasukkan bahasa Inggris dalam kurikulum SD, dimana bahasa Inggris dimasukan ke dalam mata pelajaran mulok. Dalam

(2)

pembelajaran bahasa Inggris di SD yang lebih diutamakan yaitu siswa mampu berbicara, membaca, serta menulis dalam bahasa Inggris.

Melalui proses pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, diharapkan siswa mempunyai penguasaan bahasa Inggris guna meghadapi perkembangan atau globalisasi saat ini. Dengan demikian pembelajaran bahasa Inggris haruslah dibelajarkan pada tingkatan pendidikan khususnya di sekolah dasar.

Membahas tentang pembelajaran bahasa Inggris, tidak terlepas dari kegiatan menulis. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar siswa. Menurut Tarigan (dalam Husain, 2012:2) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kemampuan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan melalui latihan dan praktek yang terus menerus dan teratur Hariadi (dalam Husain 2012:10).

Faktor terpenting dalam pembelajaran bahasa Inggris yaitu guru yang mampu menyampaikan pembelajaran dengan penuh rasa nyaman dan mengerti akan kebutuhan siswa. Dari hasil observasi dan sesuai dengan kenyataan pelaksanaan di lapangan, menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris untuk siswa sekolah dasar masih banyak kekurangaannya. Kekurangan yang paling tampak yaitu siswa kurang mampu dalam menulis bahasa Inggris.

Menulis bahasa Inggris adalah salah satu faktor terpenting dalam belajar bahasa Inggris. Ketika siswa sulit menulis dalam bahasa Inggris maka siswa pun menjadi malas untuk belajar. Hal itu didukung pula oleh penggunaan model-model ataupun metode-metode pembelajaran yang kurang tepat.

Pada proses belajar mengajar, penggunaan model pembelajaran sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu pengajaran, karena model pembelajaran mampu menciptakan suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan teknik atau model pembelajaran yang mampu membangun rasa nyaman dan menyenangkan bagi siswa dalam menerima pelajaran. Begitu banyak teknik pembelajaran yang saat ini berkembang. Ini dimulai dengan adanya Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan), guru dituntut harus kreatif dalam pengajarannya. Salah satu teknik yang berkembang yaitu teknik permainan.

(3)

Hal ini bertujuan agar pembelajaran lebih menyenangkan sehingga materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

PAIKEM adalah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan pada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif (dalam Hasim, 2012:40-45)

Berbicara tentang PAIKEM maka alangkah baiknya diimplementasikan di lapangan. Namun kenyataan dilapangan masih ada sekolah yang kurang memperhatikan penggunaan model ataupun metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat. Dimana para guru masih menggunakan model pembelajaran monoton yang menimbulkan tingkat kejenuhan pada siswa dan kurangnya minat siswa dalam belajar, sehingga hasilnyapun kurang maksimal. Ini terlihat pada hasil ulangan semester ganjil nilai bahasa Inggris siswa. Dari 20 orang siswa di kelas IV hanya ada 6 orang siswa yang mampu menulis angka bahasa Inggris atau hanya ada 30%.

Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang menciptakan suasana aktif, kreatif dan menyenangkan yakni model pembelajaran snowball throwing. Snowball throwing adalah salah satu model belajar dengan teknik permainan yang dapat menarik minat belajar siswa, karena dengan model pembelajaran snowball throwing siswa akan memecahkan masalahnya dengan merumuskan pertanyaan dan menjawab pertanyaan sehingga siswa termotifasi untuk belajar aktif terutama pada kegiatan menulis angka dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan menerapakan model pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis bahasa Inggris. Dalam penelitian ini penulis memilih judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Angka Bahasa Inggris Melalui Model Snowball Throwing di Kelas IV MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat”.

Kajian Teoretis

Sebagaimana diketahui, setiap orang dilahirkan sebagai individu yang berbeda-beda potensi kemampuan, sifat ataupun sikapnya. Menurut Semiawan, kemampuan seseorang akan turut serta menentukan perilaku dan hasil dari proses interaktif yang dinamis dengan lingkungannya (Semiawan, 2007:11-12). Yang dimaksud kemampuan ialah bakat yang melekat

(4)

pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental yang ia peroleh sejak lahir, saat belajar, dan dari pengalaman. Menurut Kreitner (dalam pengertian kemampuan, 2005 Online) yang dimaksud dengan kemampuan adalah karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum phisik mental seseorang. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Pada dasarnya, kemampuan merupakan suatu kreatifitas seseorang dalam pelaksanaan aktifitasnya seperti kemampuan dalam menulis.

Kemampuan dalam menulis bukanlah semata-mata milik golongan berbakat menulis, melainkan dapat diperoleh dengan latihan yang sungguh-sungguh. Kegiatan menulis merupakan kegiatan pengungkapan segala sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan (Tarigan, dalam Husain 2012:11).

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan memberitahu dan meyakinkan. Tarigan (2000:21) mengemukakan bahwa sebagai suatu keterampilan, menulis memerlukan banyak latihan, sebab dengan menlis dapat melatih keterampilan berbahasa secara tidak langsung yang berarti melatih keterampilan berpikir seseorang.

Gaghardt dan Rodrigues (dalam kemampuan menulis, 2013 Online) menjabarkan bahwa menulis merupakan salah satu hal penting yang kamu lakukan disekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peran penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal, atau tugas di sekolah.

Pengertian menulis (dalam Slamet, 2008 Online) mengungkapkan pengertian menulis sebagai suatu kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara penulisannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses interaksi yang secara tidak langsung memungkinkan adanya hubungan ungkapan perasaan sehingga dapat barpadu dengan naluri pembaca tulisan.

(5)

Menulis sebagai bentuk keterampilan berkarya. Menurut Indriyani, (2005:14) Pada hakikatnya menulis merupakan kemampuan mengungkapakan gagasan atau perasaan secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Tarigan (dalam Russyana, 2005:46) menjelaskan, “Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami lambang-lambnag grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antar penulis dan pembaca. Proses komunikasi dilakukan secara tidak langsung.

Menulis merupakan kemampuan mengguanakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan, Russyana (dalam tujuan menulis 2010

Online). Dari sudut pandang tersebut Alimudin (dalam pembelajaran menulis, 2009 Online) mengemukakan beberapa tujuan menulis, yaitu :

- Untuk memberikan suatu informasi - Untuk meyakinkan atau mendesak - Untuk menghibur/menyenangkan - Untuk mengekspresikan perasaan

Secara umum diuraikan beberapa tujuan menulis yaitu sebagai berikut : a. Memberikan arahan.

b. Menjelaskan sesuatu. c. Menceritakan kejadian. d. Meringkaskan.

e. Meyakinkan.

Dapat disimpulkan bahwa, tujuan menulis ialah memberikan arahan tentang suatu kejadian kedalam bentuk ringkasan untuk meyakinkan orang lain dalam memahami sesuatu yang dituangkan didalamnya.

(6)

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Bernard (dalam fungsi menulis, 2013 Online), secara rinci menerangkan bahwa fungsi menulis adalah: Sarana untuk mengungkapkan diri, yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan, maupun amarah yang dirasakan.

Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat, bukannya penerimaan yang pasrah. Artinya dengan menulis seseorang akan menjadi pekah terhadap apa yang tidak benar disekitarnya sehinnga ia menjadi seoarang yang kreatif.

Tarigan (2010:45) menerangkan bahwa menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa, artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan menggunakannya dengan tepat pula.

Dengan memahami hakikat menulis guru akan lebih lancar dan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas mengajar khususnya pengajaran menulis.

Menulis memiliki manfaat bagi kelangsungan hidup seorang manusia. Menurut Lasa ( 2005 : 23-29 ), manfaat menulis yaitu memperoleh keberanian, menyehatkan kulit wajah, membantu memecahkan masalah, membantu untuk memperoleh dan mengingat informasi, mengatasi trauma dan menjernihkan pikiran.

Dapat disimpulkan bahwa, hakikat kemampuan menulis ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan bakat dan pengetahuan seseorang, baik dalam hal mengungkapkan buah fikiran yang berkaitan dengan penemuan dan pengalaman yang dimiliki oleh setiap individu sehingga memunculkan karakteristik gagasan yang terkonstruksi, dalam hal ini dituangkan dalam bentuk karya tulis.

Dalam hal kegiatan tulis-menulis dibangku sekolah dasar peserta didik sudah dilatih bagaimana cara menulis yang baik dan benar khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia, begitupun dalam mempelajari bahasa Inggris, peserta didik dilatih untuk mahir menulis kata dalam bahasa Inggris. Namun dalam menulis Bahasa Inggris siswa mengalami kesulitan disebabkan cara penulisan kata bahasa Inggris tidak sama dengan pengucapannya atau cara membacanya. Permasalahan ini bisa diatasi dengan cara guru dalam menguasai strategi, model, metode atau teknik pembelajaran yang dapat memotivasi siswa serta menarik minat siswa untuk belajar bahasa Inggris.

(7)

Pembelajaran bahasa Inggris di SD pada hakikatnya diawali dengan pengenalan dasar-dasar penggunaan bahasa Inggris. Untuk memperlancar pengenalan mengenai angka dalam bahasa Inggris, siswa di perkenalkan tentang angka pokok yaitu Cardinal Numbers yang mencakup angka satuan, puluhan, ratusan, hingga ribuan. ( Pulukadang, 2010 : 2-4 ).

Cardinal Numbers atau angka pokok tersebut yakni :

Angka English (Saying)

Pengucapan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 21 22 30 31 40 50 100 Zero One Two Three Four Five Six Seven Eight Nine Ten Eleven Twelve Thirteen Fourteen Fifteen Twenty Twenty One Twnty Two Thirty Thirty One Forty Fifty One Hundred „zirou wan tu: 0ri: fo: faiv siks „sevn eit nain ten Ilevn twelv „03:ti:n „fo:‟ti:n „fIf‟ti:n twentI twentI wan twentI tu „03:ti „03:ti wan „fo:tI „fIftI wan hanr:d

Kegiatan belajar menulis dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang beragam. Dalam hal ini siswa dapat melaksanakan pembelajaran menulis di dalam kelas maupun di luar kelas.

Untuk kegiatan pembelajaran, ada berbagai cara yang bisa digunakan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar menulis maupun meningkatkan kemampuan menulis siswa. Dalam hal ini ada beberapa model belajar yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis angka bahasa Inggris, salah satunya yaitu model belajar dengan mengoper pertanyaan dalam bentuk bola yaitu snowball throwing.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk menacpai tujuan pendidikan ( joyce & weil, dalam Rusman, 2012:133).

(8)

Sahrudin, (dalam model pembelajaran Snowball Throwing, 2012 Online) memberikan keterangan bahwa Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman lainnya dalam satu kelompok, dengan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi bentuk bola lalu dilemparkan kepada siswa lain, dan kemudian siswa yang mendapat kertas akan menjawab pertanyaan tersebut.

Model snowball throwing ini digunakan sebagai penguatan penguasaan siswa atas

keterampilan menulis bahasa Inggris yang dimiliki.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menulis dengan melempar pertanyaan berbentuk bola atau Snowball Throwing ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4. Masing-masing siswa diberikan selembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok 5. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa

ke siswa yang lain selama ± 15 menit

6. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas (bola) secara bergantian 7. Evaluasi

8. Penutup

Model pembelajaran Snowball throwing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Menurut Sriudin Sahrudin (2012), Snowball Throwing mempunyai kelebihan dan kelemahan, yakni :

Kelebihan Snowball Throwing :

a. Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan,

b. Siswa lebih memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang dipelajari,

(9)

c. Membangkitkan keberanian dalam menemukan pemecahan suatu masalah, d. Melatih siswa menjawab pertanyaan,

e. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan, f. Mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya, g. Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama h. Siswa akan memahami makna tanggung jawab,

i. Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Kelemahan Snowball Throwing :

a) Terciptanya suasana kelas b) yang kurang kondusif,

c) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain,

d) Pengetahuan tidak luas

Pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai prosedur. Instrumen :

Siswa dimotivasi dengan menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi mengenai angka yaitu lagu yang brjudul “My Family dan atau Litle Fingers”, setelah bersama-sama menyanyikan lagu (syair mengenai angka) tersebut, siswa dan guru akan sama-sama membahas mengenai penulisannya dalam bahasa Inggris, kemudian guru akan melanjutkan dengan menjelaskan serta memantapkan pemahaman siswa mengenai penulisan angka bahasa Inggris.

Ketika sampai pada kegiatan penguatan kemampuan menulis siswa, guru menggunakan model pembelajaran snowball throwing seperti langkah kegiatan yang di uraikan di atas.

Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran, guru dapat melakukan penilaian melalui pengamatan dan pemberian tugas.

Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian yang berhubungan dengan meningkatkan kemampuan menulis angka bahasa Inggris melalui model Snowball

Throwing belum pernah diteliti. Hasil penelitian yang relevan sebelumnya pernah

(10)

Menentukan Tanda Baca Titik dan Tanda Baca Koma Melalui Model Snowball

Throwing di kelas III SDN Bandungan Kabupaten Bone Bolango 2011.

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh sdr. Saleh, menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model Snowball Throwing, namun indikator peningkatan kemampuannya berbeda. Perbedaannya terletak pada peningkatan kemampuan siswa, yakni peningkatan kemampuan menulis angka bahasa Inggris, sedangkan oleh peneliti sebelumnya yakni peningkatan kemampuan menentukan tanda baca.

Penelitian yang dilakukan oleh sdr. Saleh, dilaksanakan dalam dua siklus yang diawali dengan observasi awal. Pada sikluis I, data yang berhasil dihimpun dalam meningkatkan kemampuan siswa yaitu dari 24 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 15 siswa yang memperoleh nilai 65 keatas atau sebanyak 62,5 %, kemudian pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 20 orang siswa yang memperoleh nilai 65 keatas atau dengan presentasenye 83 %. Dengan demikian terjadi peningkatan yang signifikan untuk mendukung terpenuhinya indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini ialah: Jika melalui model

Snowball Throwing maka kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris di kelas IV MI

Al-Falah Kecamatan Limboto Barat dapat meningkat.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah : Apabila siswa kelas IV MI Al-Falah mengalami peningkatan kemampuan menulis angka dalam bahasa Inggris sebesar 65 % dari 20 orang siswa.

Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada bulan april sampai dengan bulan juni 2013.

Objek penelitian ialah di MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat Kabupatan Gorontalo, Sekolah ini didirikan pada Tahun 2008, dengan NISS. 111275010031, yang letaknya di Jalan

(11)

Kasmat Lahay. Sekolah ini dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Munhimah P. Kau S.Pd.I, dengan 5 ruang kelas dan 5 rombongan belajar (Kelas I s/d Kelas 5)

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI. Al Falah Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 20 orang siswa terdiri dari 13 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan.

Yang menjadi variabel input dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas IV MI Al-Falah dalam menulis angka bahasa Inggris yang masih dibawah standar minimal.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris melalui model Snowball Throwing di kelas IV MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat.

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan siswa menulis angka dalam bahasa Inggris yang diukur dengan indikator : melalui model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis angka bahasa Inggris di kelas IV MI Al-Falah Kecamatan Limboto Barat.

Prosedur penelitian ini dilaksanakan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus II merupakan perbaikan dan kelanjutan dari siklus sebelumnya yaitu siklus I. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus II dilaksanakan karena pelaksanaan tindakan pada siklus I tidak berhasil mencapai target.

Langkah-langkah yang diambil peneliti pada tahap ini yaitu :

1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan materi yang diperlukan dalam pembelajaran menulis 3) Menyiapkan media pembelajaran

4) Menyusun lembar observasi untuk mengamati perilaku siswa selama berlangsung proses belajar mengajar dan soal evaluasi untuk observasi pada akhir pelaksanaan tindakan siklus I.

a. Siklus I

Tahap pelaksanaan tindakan siklus I yakni:

1) Membuka pelajaran, dengan mengabsen kehadiran siswa, dan memberikan apersepsi terhadap materi yang akan disampaikan, (menyanyikan lagu yang berkaitan dengan

(12)

angka bahasa Inggris), siswa bersama guru membahas penulisan angka kedalam bahasa Inggris.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari 4) Mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok

5) Menyampaikan materi bahasan disetiap kelompok melalui masing-masing ketua kelompok

6) Meminta siswa untuk bermain dengan melempar pertanyaan pada kertas dalam bentuk bola ( model pembelajaran Snowball Throwing )

7) Menyusun alat evaluasi berupa soal untuk melihat hasil belajar siswa

b. Siklus II

Pada tahap observasi tindakan siklus I, akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Observasi kegiatan siswa,.

2) Observasi dengan tes tertulis sekaligus sebagai ulangan harian dan dilakukan pada akhir pelaksanaan siklus I,

3) Observasi kegiatan guru, hasil pemeriksaan jawaban siswa sekaligus menggambarkan hasil belajar yang dicapai pada pelaksanaan tindakan siklus I. 4) Sedangkan observasi terhadap perilaku siswa dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi untuk mengetahui perhatian dan motivasi siswa terhadap pengajaran yang diberikan.

Hasil observasi yang dilakukan selanjutnya didiskusikan dengan guru mata pelajaran serta guru kelas untuk memperoleh tanggapan atau masukan guna perbaikan serta penyempurnaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu terdiri dari :

Observasi - Wawancara - Tes

(13)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif berupa nilai tes tertulis yang diperoleh siswa, sedangkan analisis kualitatif berupa informasi tentang keefektifan pembelajaran didalam kelas ketika guru mengajarkan bahasa Inggris. Analisis deskriptif kuantitatif disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sedangkan deskriptif kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan perilaku siswa yang diketahui dari hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada pelaksanaan proses belajar mengajar. Skor tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 100 dengan kriteria ketuntasan 65.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan observasi awal dalam mengambil data menyangkut peningkatan kemampuan menulis angka bahasa Inggris. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data melalui kegiatan meningkatkan kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris yang meliputi data tes dari pelaksanaan siklus I dan II. Dalam hal ini siswa dimotivasi dengan model pembelajaran Snowball Throwing.

Siklus I

Pada pelaksanaan tindakan kelas dalam siklus I ini peneliti menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada siswa kelas IV MI Al-Falah kecamatan Limboto Barat dengan memperoleh data (hasil penilaian kemampuan siswa menulis angka dalam bahasa Inggris) sebagai berikut.

Dari hasil penilaian pada siklus I ini jika dilihat pada tabel diatas maka dapat diuraikan bahwa Kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris mengalami peningkatan sampai 45% atau ada 9 orang siswa yang mampu dan masih 11 orang siswa yang tidak mampu atau 55%.

Sesuai hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I ditemukan beberapa kelemahan pada siklus I yakni: 1) kurang tepatnya penyampaian apersepsi dalam menggalih motivasi siswa, 2) kurang menariknya media yang digunakan, 3) penjelasan guru yang kurang memotivasi keinginan siswa dalam berpartisipasi, 4) kurangnya penguatan dari guru.

Siklus II

Dari hasil penilaian pada siklus II ini jika dilihat dari tabel diatas dapat diuraikan bahwa siswa yang duduk dibangku kelas IV MI Al-Falah kecamatan Limboto Barat telah

(14)

mencapai target indikator kinerja karena siswa yang mampu menulis angka bahasa Inggris sebanyak 80 % atau ada 16 orang dari 20 orang siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus I melalui model pembelajaran Snowball Throwing menunjukan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 65 ke atas mencapai 45%.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan kajian teori dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penggunaan model Snowball Throwing pada pembelajaran bahasa Inggris khusunya tentang menulis angka, dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini ditunjukan oleh terpenuhinya indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni, minimal 65 % dari jumlah seluruh siswa kelas IV memperoleh nilai 65 dengan rincian perolehan sebagai berikut: siklus I memperoleh nilai rata-rata 53,30 atau 45 % siswa yang mampu dan pada siklus II perolehan nilai rata-rata meningkat menjadi 67,10 atau 80 % siswa yang mampu.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti memberikan saran sebaiknya dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis angka bahasa Inggris guru menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

Daftar Pustaka

Hasim, Evi 2012. Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (Bahan Ajar). Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.

Husain, Olis, 2012, Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Pengumuman Rumpang

Melalui Metode Latihan di Kelas IV SD Negeri 5 Kayubulan (Skripsi). Gorontalo.

Universitas Negeri Gorontalo.

Indriyani, Sri. 2008. Ungkapan Tulisan Anak Bangsa. Surabaya: Persada Anak Bangsa. Lasa, Mohamad. 2005. Perkembangan Menulis. Bandung: Cakra Persada.

Pulukadang, Wiwy T. 2010. Pendidikan Bahasa Inggris (Bahan Ajar). Gorontalo. Fakultas Ilmu Pendidikan U N G

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Russyana, Akhmad 2005. Keterampilan Bahasa Indonesia. Surabaya: Persada Anak Bangsa

(15)

Semiawan, Conny R. 2007. Landasan Pembelajaran Perkembangan Manusia. Jakarta: Pusat Pengembangan Manusia.

Sinaga, Anggiat. dan Hadiati, Sri. 2001. Kemampuan Anak. Surakarta: Bumi Putera. Tarigan, Henry Guntur. 2000. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa. Sumber Online

Alimudin, Yulia. 2009. Pembelajaran Menulis. Artikel. (Online):

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256068-“pengertian-manfaat-fungsi-tujuan”/#ixzz2IksUya61

.

diakses 26 februari 2013

Bernard. 2013. Fungsi Menulis. Artikel. (OnLine) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/menulis/#ixzz2IksUya61 diakses 26 Februari 2013

Gaghardt dan Dawn Rodrigues. 1989. Kemampuan Menulis. Artikel. (OnLine)

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256046-pengertian-kemampuan-siswa/#ixzz2IksUya6l diakses 30 Januari 2013.

Hadiaty, dan Anggiat. 2001. Definisi kemampuan. Artikel. (OnLine):

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256046-pengertian-kemampuan-siswa/#ixzz2IksUya6l diakses 23 Januari 2013.

Kreitner, Robert. 2005. Pengertian Kemampuan. Artikel. (OnLine): http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256046-pengertian-kemampuan-siswa/#ixzz2IksUya6l diakses 23 Januari 2013

Lasa. 2005. Manfaat Menulis. Artikel. (OnLine). http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256068-“pengertian-manfaat-fungsi-tujuan”/#ixzz2IksUya61

diakses 26 februari 2013.

“Slamet, 2008:141. Pengertian Menulis, Pembelajaran Menulis, Artikel. (Online):

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256068-“pengertian-manfaat-fungsi-tujuan”/#ixzz2IksUya61 diakses 26 februari 2013

Kajian Penelitian Relevan

Wahyudi, Saleh. 2011. Meningkatkan Kemampuan Menentukan Tanda Baca Titik

dan Tanda Baca Koma Melalui Model Snowball Throwing di kelas III SDN

Bandungan Kabupaten Bone Bolango (Skripsi) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam lima tahun terakhir (2011-2015) belum ada studi yang mencoba mengidentifikasi skripsi para mahasiswa program studi Pendidikan Seni Rupa dari aspek jenis

Penelitian mengenai “Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh di sub Daerah Aliran Sungai

diusulkan pada penelitian tentang prediksi hasil pemilihan umum adalah dengan menerapkan neural network dan neural network berbasis Particle swarm

Mendaftarkan semua fail-fail sulit dan Mendaftarkan semua fail-fail sulit dan terbuka di dalam buku pergerakan fail terbuka di dalam buku pergerakan fail Merekod fail-fail

d) sering melukiskan tradisi kolektif tertentu.. Sastra lisan tidak diketahui pengarangnya, pada mulanya pengarang tidak menyebutkan dirinya dalam karyanya tersebut. Hal

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek

Jika kedua-dua pihak tidak bersetuju pilihan yang ada sama ada pembeli membayara ganti rugi bagi kecacatan baru dan memulangkan semula barangan tersebut kepada penjual atau penjual

Menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) (2004) dalam Pedoman Museum Indonesia, museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,