• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENSTRA RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

RENSTRA

RENCANA STRATEGIS

DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN

KELAUTAN

TAHUN 2011 - 2016

DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN

KELAUTAN

KABUPATEN CIANJUR

Jalan Selamet Riyadi No. 8 Tlp. (0263) 261293 Cianjur 43211 Jalan Arif Rahman Hakim No. 26 Tlp. (0263) 261619 Cianjur 43215

▸ Baca selengkapnya: jelaskan dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan produk pangan hasil peternakan dan perikanan!

(2)

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap

organisasi perangkat daerah diwajibkan membuat rencana strategis sebagai pedoman kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang diembannya.

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur berkomitmen untuk membangun prestasi melalui tugas pokok dan fungsi yang telah diamanatkan Perda Kabupaten Cianjur.

Rencana Strategis ini merupakan penjabaran visi dan misi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2016 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2016 yang merupakan upaya proses pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur serta menjadi pedoman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tugas membangun sektor peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur merupakan tugas bersama pemerintah dan masyarakat luas, oleh karenanya dibutuhkan partisipasi dan sinergi dari berbagai kalangan dan kerja keras untuk mencapainya.

Atas jerih payah semua pihak yang memberikan masukan dan sumbangsih pemikiran sehingga membuahkan dokumen rencana strategis ini, kami haturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Semoga Dokumen Rencana Strategis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan sektor peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur.

Cianjur, Oktober 2011 KEPALA

DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN CIANJUR

Ir. H. YANTO HARTONO, MM

(3)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN, PROVINSI JAWA BARAT

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2.2. Sumber Daya

2.3. Kinerja Pelayanan

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN, PROVINSI JAWA BARAT

3.1. Identifikasi Permasalahan, Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K / L dan Renstra Provinsi

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA BARAT

4.1. Visi dan Misi

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.3. Strategi dan Kebijakan

(4)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB VI PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(5)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan merupakan salah satu Upaya Pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good

governance), dengan adanya interaksi yang harmonis antara tiga unsur penentu,

meliputi : (1) Pemerintah menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif,(2) Swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan dan (3) Masyarakat berperan positif berpartisipasi dalam aktivitas sosial, ekonomi dan politik.

Sektor peternakan, perikanan dan kelautan merupakan bidang garapan yang potensial untuk dikembangkan dalam rangka mendukung pembangunan secara keseluruhan. Pembangunan bidang peternakan, perikanan dan kelautan, apabila dilakukan secara benar, maka secara signifikan akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, disamping tetap mampu menjadi bagian dalam pengendalian kualitas lingkungan, sebagaimana ditegaskan dalam paradigma pembangunan yang berkelanjutan.

Prospek pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi telah semakin baik seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya kesadaran manusia akan gizi ternak dan ikan bagi kesehatan, kecerdasan dan kekuatan, serta semakin berkembangnya industri farmasi, kosmetika, makanan dan minuman yang kebanyakan bahan dasarnya dari peternakan maupun dari biota perairan. Namun demikian agar pemanfaatan sumberdaya dapat dilakukan secara berkelanjutan, perlu diupayakan pengelolaan secara terarah dan terpadu serta harus mendorong kemampuan masyarakat untuk menerapkan teknologi yang efektif, efisien dan ramah lingkungan.

Wilayah Kabupaten Cianjur yang secara geografis maupun klimatologis,

merupakan daerah potensial bagi pengembangan peternakan, perikanan dan kelautan, hal ini memegang peranan penting bagi pengembangan agribisnis dan marinebisnis, karena kontribusinya dalam penyediaan bahan pangan asal ternak dan ikan serta daya serap tenaga kerja mulai dari sub sistem hulu, budidaya sampai hilir yang masih menjadi andalan.

(6)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

2

Namun demikian, besarnya potensi ini belum sepenuhnya dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, terutama untuk mendukung kebutuhan sumber daya daerah dalam konteks pembangunan daerah secara keseluruhan. Oleh karenanya, pengembangan peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur hendaknya mampu mendayagunakan semua potensi yang ada, dengan tetap memperhatikan dan menanggulangi kondisi permasalahan, yang pada gilirannya akan mendorong kegiatan produksi, mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat, dan terjaganya lingkungan yang lestari.

Berdasarkan potensi dan kondisi sebagaimana telah diuraikan, maka kebutuhan perencanaan pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan, baik dalam kerangka jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek, sudah seharusnya disusun dalam konteks perencanaan pembangunan daerah secara keseluruhan, dalam kerangka sinergitas dan sinkronisasi pencapaian tujuan pembangunan Cianjur secara utuh, dimana salah satunya adalah rencana pembangunan jangka menengah. Dokumen rencana pembangunan jangka menengah yang menjadi dasar perencanaan tahunan, yang juga merupakan skenario kebijakan pembangunan sektoral, dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra).

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur periode tahun 2011-2016, mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cianjur. Dokumen ini menyajikan agenda utama sebagai implikasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dalam kerangka pengembangan sektor peternakan, perikanan dan kelautan di Cianjur, serta sebagai antisipasi terhadap masalah dan kendala yang belum sepenuhnya dapat tertangani pada periode pembangunan tahun 2011 - 2016, namun dipandang akan mempengaruhi kinerja OPD dan sektor secara keseluruhan sebagai akibat dinamisasi lingkungan strategis regional, nasional, maupun global.

Dokumen Renstra yang disusun, dimaksudkan sebagai upaya menjamin keberlanjutan dan konsistensi skenario kebijakan pembangunan, sebagaimana tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dimana ketercapaian tujuan dan sasaran tersebut dimanifestasikan dalam ketercapaian indikator kinerja yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.

(7)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

3

Landasan hukum yang mendasari disusunnya dokumen Rencana Strategis Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur periode tahun 2011 - 2016 sebagai dokumen perencanaan formal OPD, adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN);

2. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional;

6. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten dan Kota;

7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010, tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus

2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 22 Tahun 2000 tentang

Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur;

11. Peraturan Bupati Kabupaten Cianjur Nomor 6 tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Organisasi di lingkungan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan;

12. Keputusan Bupati Cianjur Nomor 08 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Laksana Dinas Peternakan dan Perikanan.

1.3. Maksud dan Tujuan

Dokumen Rencana Strategis yang disusun ini dimaksudkan sebagai arah kebijakan dan target pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur selama

(8)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

4

periode tahun 2011 - 2016, yang tetap mengacu pada tujuan dan sasaran pembangunan daerah Cianjur, sebagaimana dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cianjur Tahun 2011 - 2016. Adapun tujuan yang diharapakan dapat tercapai adalah sebagai berikut :

a. Terwujudnya pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan di

Kabupaten Cianjur, yang dilakukan secara optimal, terpadu, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam satu kesatuan sistem ruang wilayah dan waktu;

b. Terciptanya sinergitas, keberlanjutan perencanaan pembangunan peternakan,

perikanan dan kelautan;

c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya peternakan, perikanan

dan kelautan Kabupaten Cianjur untuk mendukung pelaksanaan pembangunan wilayah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

d. Menjadi pedoman dalam penyusunan rencana tahunan pembangunan

peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur tahun 2011 – 2016, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang 1.6. Landasan Hukum 1.7. Maksud dan Tujuan 1.8. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN CIANJUR

2.5. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2.6. Sumber Daya

(9)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

5

2.7. Kinerja Pelayanan

2.8. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN CIANJUR

3.1. Identifikasi Permasalahan, Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K / L dan Renstra Provinsi

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN CIANJUR

4.1. Visi dan Misi

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.3. Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF, DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN CIANJUR

BAB VI PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

(10)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

6

DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN

KELAUTAN KABUPATEN CIANJUR

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Cianjur Nomor 6 tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Organisasi di lingkungan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang peternakan perikanan dan kelautan berdasarkan asas otonomi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang

peternakan, perikanan dan kelautan

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum Pemerintah Kabupaten dibidang peternakan, perikanan dan kelautan

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan Pemerintah Kabupaten

dibidang peternakan, perikanan dan kelautan Perumusan kebijakan teknis dibidang peternakan perikanan dan kelautan

d. Penyelenggara pelaksanaan pelayanan umum dan perizinan.

e. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Daerah dan Cabang Dinas

di Lingkungan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Melaksanakan sebagian kewenangan otonomi daerah Kabupaten Cianjur merupakan tugas pokok Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan yang meliputi;

a. Melaksanakan Perumusan kebijakan operasional pengelolaan peternakan,

perikanan dan kelautan;

b. Melaksanakan pelayanan umum pengelolaan peternakan, perikanan dan

(11)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

7

c. memfasilitasi pelaksanaan pengelolaan peternakan, perikanan dan kelautan

meliputi kegiatan program, produksi dan konservasi, prasarana, serta unit pelaksanaan teknis dinas serta penyelenggaraan urusan ketatausahaan Dinas. Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Cianjur Nomor 6 tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Organisasi di lingkungan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat membawahkan :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ; 2. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan 3. Sub Bagian Penyusunan Program

c. Kepala Bidang Budidaya Perikanan, membawahkan : 1. Seksi Bina Prasarana dan Sarana Produksi Perikanan 2. Seksi Bina Budidaya Perikanan dan Sumberdaya Kelautan 3. Seksi Bina Usaha Perikanan dan Sumberdaya Kelautan d. Kepala Bidang Budidaya Peternakan, membawahkan :

1. Seksi Bina Prasarana dan Sarana Produksi Peternakan 2. Seksi Bina Budidaya Peternakan

3. Seksi Bina Usaha Peternakan

e. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Ikan, membawahkan : 1. Seksi Bina Kesehatan Ikan dan Hewan

2. Seksi Bina Kesehatan Masyarakat Veteriner f. Kepala Bidang Penyuluhan, membawahkan :

1. Seksi Penyuluhan dan Kelembagaan Petani Peternakan dan Perikanan 2. Seksi Bina Penyuluhan dan Kelembagaan Petani Peternakan dan Perikanan 3. Bina Mutu Tenaga Penyuluh Perikanan dan Peternakan;

g. UPTD

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Diagram Struktur Organisasi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

(Peraturan Bupati Kabupaten Cianjur Nomor 6 Tahun 2009)

ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH DAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR

PERDA KABUPATEN CIANJUR No. : 10 Tahun 2011 Tentang PERUBAHAN KEDUA ATAS PERDA No. : 7 Tahun 2008

SEKRETARIS

(12)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

8

2.2. Sumber Daya

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas adalah : 1 (satu) orang Eselon II; 5 (lima) orang Eselon III terdiri dari 1 (satu) orang sekretaris dan 4 (empat) orang kepala bidang, serta 14 orang Eselon IV yang terdiri dari 3 (tiga) orang kasubag dan 11 kasi dalam pelaksanaan tugas pokoknya sehari-hari juga didukung oleh tersedianya 1 (satu) orang tenaga fungsional perencana.

Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam menjalankan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan terutama dalam menciptakan DINAS PETERNAKAN

(13)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

9

PERIKANAN DAN KELAUTAN sebagai center of knowledge dan Learning organization.

Komposisi jumlah pegawai Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan dengan latar belakang pendidikan sarjana lebih besar dibandingkan dengan yang bukan sarjana, secara signifikan diharapkan memberikan andil yang cukup besar.

Tabel 2.1

Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

NO UNIT KERJA

JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1. KEPALA DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN - 1 1

2. SEKRETARIAT 8 14 22

3. BIDANG BUDIDAYA PERIKANAN 13 6 19

4. BIDANG BUDIDAYA PETERNAKAN 10 5 15

5. BIDANG KESEHATAN IKAN/HEWAN 8 1 9

6. BIDANG PENYULUHAN PETERNAKAN DAN PERIKANAN 5 3 8

7. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 29 12 41

JUMLAH TOTAL 73 42 115

Sedangkan komposisi Pegawai Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur berdasarkan tingkat golongan yaitu golongan IV sebanyak 8 orang, golongan III sebanyak 81 orang dan golongan II sebanyak 27 orang, sedangkan golongan I tidak ada.

Adapun komposisi pegawai berdasarkan tingat pendidikan yaitu Doktor (S-3) sebanyak 1 orang, Pasca Sarjana (S-2) 2 orang, Sarjana (S-1) 62 Orang dan Diploma 3 (D3) 17 Orang, dan sisanya yang berpendidikan SLTA sebanyak 63 orang, SLTP sebanyak 6 Orang dan SD sebanyak 1 Orang. Seperti tertera pada tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2

Rekapitulasi PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Lingkungan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

(14)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

10

No UNIT KERJA PENDIDIKAN S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD JMLH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13 1. KEPALA DINAS - - 1 - - - 1 2. SEKRETARIAT - 1 9 2 - 8 2 - 22 3. BIDANG BUDIDAYA PERIKANAN - 1 10 2 - 4 2 - 19 4. BIDANG BUDIDAYA PETERNAKAN 1 - 8 - - 4 1 1 15 5. BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN IKAN - - 4 - - 4 1 - 9 6. BIDANG PENYULUHAN - - 4 2 - 2 - - 8 7. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL - 26 11 - 4 - - 41

JUMLAH TOTAL 1 2 2 17 - 26 6 1 115

Sumber:Data Kepegawaian Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan kabupaten Cianjur tahun 2010

2.2.2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur adalah Gedung kantor seluas 846 m², Kendaraan Dinas sebanyak 8 Unit , Komputer sebanyak 8 Unit, Printer 3 Unit, Laptop 6 Unit, Saluran Telepon sebanyak 2 Line, ruang rapat yang tersedia 2 ruangan yang memadai dapat menampung 50 s/d 100 Orang. Dinas Peternakan perikanan dan kelautan juga memiliki 7 (tujuh) gedung UPTD yang berada di daerah Kecamatan Cipanas, Mande, Bojongpicung, Cidaun, Sukanagara, Cilaku dan Agrabinta.

Data dan informasi menjadi hal yang vital bagi proses penyusunan produk-produk perencanaan, pengendalian dan evaluasi di DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN. Berbagai sumber data dan informasi telah digunakan sebagai bahan dalam penyusunan rencana dan evaluasi pembangunan daerah, diantaranya :

a. Unit Kerja pada tingkat Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota dan Kecamatan

b. Lembaga Pendidikan/Perguruan Tinggi,

c. Masyarakat yang dilakukan melalui dialog publik. d. Media elektronick dan media cetak

(15)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

11

Beberapa hal yang menjadi persoalan berkaitan dengan konsistensi ketersediaan data dan informasi, diantaranya: (1) Belum tersedianya data base yang riil sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan; (2) tingkat pemahaman petugas pendata masih minim; (3) belum tersedianya dana operasional yang memadai; (4) Mekanisme pertukaran data antar OPD maupun antar tingkatan pemerintahan belum optimal; (5) Belum semua sumber data menggunakan prosedur pengumpulan data menurut standar baku (konsep, definisi, metodologi), sehingga data yang dihasilkan diragukan akurasinya; (6) Data yang diperlukan dalam proses penyusunan dokumen perencanaan belum terkoordinasikan dengan baik pada sebuah perangkat formal (unit pengelola data); (7) Proses penyimpanan data dan informasi belum disusun dalam sebuah sistem penelusuran yang mudah, cepat dan efektif, sehingga informasi yang tersedia tidak dapat dengan segera disajikan; dan (8) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses publikasi data.

2.2.3. Jenis pelayanan

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Nomor : 028/13-UM/5/ tahun 2011 tentang standar Operasional Prosedur Pelayanan Perijinan Terpadu pada Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur meliputi;

1. Standar pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Hewan;

2. Standar Ijin Usaha Perikanan (IUP) dan SPBI Kolam Air Tenang (KAT), Ijin

Usaha Perikanan (IUP) dan Surat Penangkapan Ikan (SPI), Ijin Usaha Perikanan (IUP) dan Surat Pengolahan Hasil (SPH) Perikanan;

3. Standar Ijin Usaha Peternakan, Tanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat

(TDUPR);

4. Standar Pelayanan Inseminasi Buatan (IB) Ternak, Pelayanan Penyebaran dan

Pengembangan Peternakan;

5. Standar Pelayanan sarana dan Prasarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

jayanti dan Balai Benih Ikan (BBI) Jati;

Kewenangan Kabupaten Cianjur untuk mengelola 32 kecamatan dengan luas

daratan 350.148 Ha dan laut 75 Km dengan batasan ZEE (Zona Economy Exclusive)

Kabupaten Cianjur 4 mil dengan laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk kabupaten. Sedangkan untuk wilayah laut yang

(16)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

12

berbatasan dengan provinsi lain dan kurang dari 12 mil, kewenangannya akan dibagi sama jarak atau diukur sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar dua provinsi.

Adapun tujuan dari pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan kapasitas skala usaha petani ternak, nelayan, pembudidaya

ikan dan pelaku usaha peternakan, perikanan dan kelautan lainnya;

2. Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan usaha dibidang

peternakan, perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan;

4. Memperkuat dan mengembangkan usaha peternakan perikanan dan kelautan

secara efisien, lestari dan berbasis kerakyatan;

5. Mengembangkan dan memperkokoh industri penanganan dan pengolahan

serta pemasaran hasil;

6. Meningkatkan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya ternak dan ikan;

7. Memperkuat pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya ternak

dan ikan

8. Mengendalikan dan mengamankan aset perikanan dan peternakan dari

ancaman penyakit hewan menular

Dari tujuan di atas, pada tahun 2011 telah ditetapkan sasaran Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur penjabaran tujuan secara kuantitatif, sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi ikan rata-rata sebesar 20 % per tahun

2. Meningkatkan produksi daging rata – rata sebesar 10 % per tahun

3. Meningkatkan produksi telur rata – rata sebesar 5 % per tahun

4. Meningkatkan produksi susu rata – rata sebesar 5 % per tahun

5. Meningkatkan konsumsi ikan sebesar 3,5 % per tahun

(17)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

13

7. Meningkatkan konsumsi telur sebesar 3 % per tahun

8. Meningkatkan konsumsi susu sebesar 3 % per tahun

9. Meningkatkan ekspor hasil peternakan dan perikanan sebesar 5 % per tahun

10. Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan & nelayan sebesar 7 % per tahun

11. Meningkatkan pendapatan peternak sebesar 7 % per tahun

12. Meningkatnya Pendapatan Pengolah Hasil ternak dan ikan 7 % per tahun. Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dapat dilihat sebagai berikut :

2.2.4 Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Cianjur

Populasi ternak merupakan gambaran jumlah ternak yang dibudidayakan, adapun perkembangannya mengindikasikan kondisi dinamis di bidang peternakan. Populasi ternak di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dibandingkan dengan populasi ternak Tahun 2009, dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini :

Tabel 2.3.

Populasi Ternak di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dibanding Tahun 2009

No Jenis Ternak

Populasi Ternak (ekor) Pencapaian (%)

Tahun

2009 Target Tahun 2010 Realisasi R/T Kurang Lebih/

1. Sapi Perah 3.257 3.582 3.652 101,96 12,13 2. Sapi Potong 28.092 29.356 29.263 99,69 4,17 3. Kerbau 11.550 11.665 10.286 88,18 -10,95 4. Kuda 1.461 1.475 1.471 99,73 0,68 5. Kambing 98.729 102.184 101.345 99,28 2,65 6. Domba 309.923 340.915 342.538 100,48 10,52

7 Ayam Ras Petelur 1.209.914 1.246.211 1.238.997 99,43 2,40

8. Ayam Ras Pedaging 5.423.090 5.585.783 5.565.825 99,65 2,63

9. Ayam Buras 3.177.594 3.272.922 3.242.751 99,08 2,05

10. Itik 396.245 406.151 403.342 99,31 1,79

(18)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

14

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa populasi semua jenis ternak umumnya mengalami kenaikan, kecuali pada ternak kerbau (-10,95%). Penurunan populasi kerbau dipengaruhi oleh menurunnya minat petani menggunakan tenaga kerbau untuk membajak sawah, mereka lebih memilih menggunakan traktor, sehingga peternak beralih memelihara sapi potong. Adapun sapi perah merupakan jenis ternak yang mengalami peningkatan tertinggi (12,13%), disebabkan berkembangnya ternak sapi perah dari bantuan DAK tahun sebelumnya (2009) yang berkembang di daerah Kecamatan Sukanagara sehingga berpengaruh langsung terhadap populasi ternak sapi perah secara keseluruhan. Secara umum peningkatan populasi ternak di Kabupaten Cianjur disebabkan oleh adanya peningkatan kualitas pembinaan baik teknis maupun non teknis serta monitoring yang dilakukan secara berkelanjutan.

2.2.5 Perkembangan Produksi Hasil Ternak Kabupaten Cianjur

Produksi utama hasil ternak yaitu daging, telur dan susu. Produksi ketiganya dipengaruhi oleh perkembangan populasi ternak, tingkat produktivitas ternak, pemotongan ternak, serta dipengaruhi oleh jumlah keluar masuknya ternak dan hasil ternak dari dan ke dalam wilayah Kabupaten Cianjur. Adapun jumlah produksi daging, telur dan susu di Kabupaten Cianjur tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah ini :

Tabel 2.4

Perkembangan Produksi Daging, Telur dan Susu di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dibanding Tahun 2009

No. Komoditas Tahun 2009 Produksi (Kg) Tahun 2010 Pencapaian (%) R/T Lebih/

kurang

Target Realisasi

1. Daging 32.385.656 33.357.225 34.722.759,73 104,10 7,22

2. Telur 15.664.771 16.213.038 17.443.257,75 107,59 11,36

3. Susu 6.952.265 7.299.878 7.795.418,77 106,79 12,13

(19)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

15

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi daging, telur maupun susu mengalami peningkatan yaitu sebesar 7,22% pada daging; telur 11,36%; dan susu 12,13%.

2.2.6. Data Areal Budidaya Ikan Air Tawar dan Payau

Ketersediaan areal / lahan merupakan hal penting dalam budidaya perikanan selain ketersediaan air yang cukup untuk budidaya. Adapun perkembangan areal pada tahun 2010 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 5

Perkembangan Areal Budidaya Perikanan Berdasarkan Jenis Usaha di di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dibanding Tahun 2009

No Jenis Usaha

Lahan Budidaya Pencapaian (%) Tahun 2009 Target Tahun 2010 Realisasi R/T Lebih/ Kurang 1. Pembenihan Ikan 272,65 Ha 278,10 Ha 283,38Ha 101,89 3,94 2. Kolam Air Tenang 1.325 Ha 1.364 Ha 1.691 Ha 123,98 27,62 3. Kolam Air Deras 60 Unit 60 Unit 60 Unit 100,00 0 4. Mina Padi 14.525 Ha 14.815 Ha 13.789 Ha 93,08 -5,1 5. Keramba 2.828 m2 2.828 m2 2.998 m2 106,02 6,0

6. Jaring Apung 14.930Unit 14.930 Unit

22.800 petak 22.800 petak 14.930 Unit 100,00 0

7. Tambak 21,25 Ha 21,5 Ha 4 Ha 18,60 -81,17

Sumber: Data Bidang Perikanan, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa areal pembenihan ikan, kolam air tenang (KAT), dan keramba mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan jaring apung dan kolam air deras tetap. Adapun areal Mina Padi dan tambak mengalami penurunan. Penurunan areal sawah/Mina Padi akibat adanya peralihan lahan dari sawah menjadi kolam air tenang serta areal pemukiman, serta tambak akibat anomali musim yang tidak menentu, mengakibatkan pembudidaya merugi dan peralihan profesi menjadi pedagang dan nelayan. Pembenihan mengalami kenaikan, hal ini disebabkan oleh meningkatnya minat masyarakat membudidayakan ikan dan kondisi lingkungan yang baik di tahun 2010.

(20)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

16

2.2.7 Perkembangan Produksi Ikan Air Tawar dan Laut

Di Kabupaten Cianjur terdapat berbagai jenis usaha perikanan, baik budidaya maupun penangkapan. Dalam Tabel 2.6 berikut dapat dilihat produksi ikan berdasarkan jenis usaha pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 :

Tabel 2.6

Perkembangan Produksi Ikan Konsumsi Menurut Jenis Usaha di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dibanding Tahun 2009

No Jenis Usaha

Produksi

(ton) Pencapaian (%)

Tahun 2009 Tahun 2010 R/T kurang Naik/ Target Realisasi 1. KAT 11.676,47 12.844,12 13.230,67 103,01 13,31 2. KAD 71,63 73,06 80,37 110,01 12,21 3. Mina Padi 14.866,11 15.311,98 11.998,36 78,36 -19,29 4. Keramba 84,90 90,84 92,92 102,29 9,45 5. Jaring Terapung 33.005,83 35.811,32 39.120,62 109,24 18,53 6. Tambak 53,96 55,04 33,65 61,14 -37,64 7. Perairan Umum 255,08 267,83 267,79 99,99 4,98 8. Laut 154,00 186,34 33,32 17,88 -78,36 JUMLAH 60.184,08 64.640,53 64.857,70 100,34 7,77

Sumber: Data Bidang Budidaya Perikanan, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan kabupaten Cianjur

Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi ikan konsumsi jenis usaha KAT (Kolam Air Tenang), Kolam Air Deras, Keramba serta jaring apung Meningkat, akibat penambahan areal kolam serta kurangnya kasus penyakit ikan. Adapun jenis usaha Mina Padi mengalami penurunan akibat peralihan areal sawah/mina padi menjadi areal permukiman dan kolam, untuk produksi Tambak dan laut mengalami penurunan akibat musim hujan berkepanjangan serta kurangnya nelayan yang melaut akibat cuaca kurang kondusif untuk melakukan penangkapan ikan.

(21)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

17

2.2.8 Perkembangan Produksi Benih Ikan Air Tawar

Kabupaten Cianjur merupakan sentra produksi benih ikan air tawar, pada tahun 2010 dibanding tahun 2009 untuk setiap jenis ikan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7

Produksi Benih Ikan Air Tawar Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dibanding Tahun 2009

No Jenis Ikan

Produksi

(ekor) Peningkatan / Penurunan

(%) Tahun 2009 Tahun 2010 Target Tahun 2010

1. Ikan Mas 3.393.724.357 3.563.410.575 3.675.018.320 103,13 2. Ikan Nila 1.938.250.784 2.228.988.402 2.207.793.880 99,05 3. Ikan Lele 16.336.465 18.786.935 16.958.410 90,27 4. Jenis lainnya 68.124.112 78.342.729 5.919.610 7,56 JUMLAH 3.984.109.520 4.581.725.948 5.905.690.220 128,90

Sumber: Data Bidang Budidaya Perikanan, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

Dari tabel di atas terlihat bahwa produksi benih ikan air tawar pada hampir semua jenis ikan mengalami peningkatan yang cukup tinggi, selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, kabupaten Cianjur menjadi pemasok benih ikan ke daerah lain. Peningkatan produksi berbagai jenis benih ikan diatas karena adanya pembinaan yang berkelanjutan oleh petugas serta ketepatan dalam pemilihan jenis ikan ekonomis yang dapat dibudidayakan oleh masyarakat. Sedangkan jenis ikan lainnya; ikan nilem, tawes dan tambakan mengalami penurunan, karena kurangnya konsumsi masyarakat akan jenis ikan tersebut.

2.2.9 Perkembangan Data Konsumsi Hasil Ternak dan Ikan

Tingkat konsumsi perkapita merupakan jumlah rata-rata konsumsi suatu komoditas oleh setiap penduduk di suatu daerah dalam waktu 1 tahun. Adapun tingkat konsumsi perkapita daging, telur, susu dan ikan di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Tabel 2.8 di bawah ini.

(22)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

18

Tabel 2.8

Konsumsi Hasil Ternak dan Ikan di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 dibanding Tahun 2009

No Komoditas Konsumsi (Kg/Kap/Tahun) dari norma gizi Pencapaian (%) Realisasi

Tahun 2009 Norma Gizi Tahun 2010 Realisasi

1. Daging 9,17 10,10 9,84 97,43 2. Telur 6,67 4,70 7,43 158,08 3. Susu 5,75 6,10 5,80 95,08

4. Ikan 24,00 26,50 24,35 91,88

Sumber: Data Bidang Budidaya Peternakan dan Perikanan Kabupaten Cianjur

Dari Tabel di atas dapat dilihat, jika dibandingkan norma gizi nasional, pencapaian konsumsi perkapita masyarakat Cianjur pada tahun 2010 untuk daging sebanyak 97,43% atau 9,84 kg/kapita/tahun, konsumsi telur 158,08% atau 7,43 kg/kap/tahun, dan susu 95,08% atau 6,45 kg/kap/thn serta konsumsi ikan mencapai 91,88% atau 24,35 kg/kap/tahun. Meningkatnya konsumsi perkapita di atas menunjukkan semakin baiknya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi bahan makanan asal ternak dan ikan yang kaya akan protein hewani yang telah diketahui sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak dan kesehatan.

2.2.10. Perkembangan Kesempatan Berusaha dan Kesempatan Kerja

Pembudidaya ikan dan pengusaha di peternakan, perikanan dan kelautan pada umumnya akan tertarik minatnya untuk menanamkan modal pada sektor peternakan perikanan dan kelautan jika kondisi perekonomian di sektor ini cukup kondusif, serta infrastruktur yang baik dalam proses pemasaran, khususnya menyangkut adanya peluang perolehan keuntungan usaha serta adanya jaminan kesempatan berusaha dan jaminan keamanan yang berkelanjutan. Dalam hal ini data perubahan jumlah RTP perikanan

(23)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

19

kiranya dapat dijadikan indikator dari perkembangan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di sektor perikanan sebagaimana yang disajikan dalam tabel 2.9.

Sebagaimana ditunjukan oleh data pada tabel 2.9, jumlah RTP dari beberapa cabang usaha pada tahun 2010 mengalami penurunan yang besar dibandingkan dengan jumlah RTP pada tahun 2009, dengan rata-rata penurunan -0,42. Dari target 39.777 RTP, jumlah RTP tahun 2010 tercapai sekitar 97,18% (38.654 RTP). Terjadinya penurunan jumlah RTP ini dapat disebabkan antara lain lahan usahanya tidak memenuhi skala ekonomi, sehingga alih fungsi lahan dari sektor peternakan, perikanan ke permukiman.

Tabel 2.9.

Perkembangan Rumah Tangga Perikanan (RTP) Jawa Barat Tahun 2010

No Sumber Produksi

Jumlah RTP Pencapaian (%) Tahun 2009 Target Tahun 2010 Realisasi R/T kurang Naik/

1. KAT 4.470 4.560 4.750 104,17 5,89 2. KAD 60 60 45 75,00 -33,33 3. Mina Padi 29.341 30.000 28.916 96,39 -1,47 4. Keramba 1.344 1.450 1.344 92,69 0 5. Jaring Terapung 1.385 1.442 1.385 96,05 0 6. Tambak 11 20 11 55,00 0 7. Perairan Umum 2.064 2.100 2.064 98,29 0 8. Laut 141 145 139 95,86 --1,44 JUMLAH 38.816 39.777 38.654 97,18 -0,42

Sumber: data Statistik Peternakan Perikanan dan kelautan Kabupaten Cianjur

Pada TA. 2010 jumlah anggaran APBD dan APBN yang mendukung pencapaian peningkatan kesempatan kerja bidang peternakan perikanan dan kelautan adalah Rp.4.481.095.387,00 dengan realisasi sebesar Rp.4.217.274.115,00 (96,06%). Kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kesempatan kerja adalah sebagai berikut:

(24)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

20

Tabel 2.10

Daftar Kegiatan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Tahun 2010

No. PROGRAM / KEGIATAN (Kecamatan) LOKASI BIAYA

(Rp) SUMBER DANA

1 2 3 4 5

A Program Pelayanan Administrasi Kantor

1 Penyediaan Jasa Surat menyurat Cianjur 2.000.000,00 PAD 2 Pengadaan Jasa Komunikasi,

Sumberdaya Air dan Listrik Cianjur, Cidaun, & Bojongpicung 125.231.235,00 PAD 3 Penyediaan Jasa Kebersihan

Kantor Cianjur, Cidaun, & Bojongpicung 38.400.000,00 PAD 4 Penyediaan Alat Tulis Kantor Cianjur 10.040.000,00 PAD 5 Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan Cianjur 6.820.000,00 PAD 6 Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik / Penerangan Bangunan Kantor

Cianjur 3.500.000,00 PAD

7 Penyediaan Peralatan dan

Perlengkapan Kantor Cianjur 4.500.000,00 PAD 8. Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-undangan Cianjur 2.352.000,00 PAD 9 Penyedianan Makanan dan

Minuman Kantor Cianjur 12.375.000,00 PAD 10 Rapat-rapat Koordinasi dan

Konsultasi Ke Luar Daerah Luar Kabupaten 53.280.000,00 PAD 11 Penyediaan Jasa Tenaga

Pendukung Administrasi / Teknis Perkantoran

Cianjur 14.400.000,00 PAD

12 Rapat-rapat Koordinasi dan

Konsultasi dalam Daerah Tersebar di 32 kecamatan 38.600.000,00 PAD 13 Penyediaan Peralatan

Kebersihan Kantor Cianjur 2.500.000,00 PAD

B Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1 Pemeliharaan Rutin / Berkala Rumah Dinas

Cianjur 2.250.000,00 PAD 2 Pemeliharaan Rutin/berkala

Rumah Kantor Cianjur 5.000.000,00 PAD 3 Pemeliharaan Rutin/berkala

Gedung Kantor Cianjur 6.800.000,00 PAD 4 Pemeliharaan Rutin/berkala

Mobil Jabatan Cianjur 13.500.000,00 PAD 5 Pemeliharaan Rutin/berkala

Kendaraan Dinas Operasional

Cianjur 24.600.000,00 PAD 6 Pemeliharan Rutin / Berkala

(25)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

21

No. PROGRAM / KEGIATAN (Kecamatan) LOKASI BIAYA

(Rp) SUMBER DANA

1 2 3 4 5

C Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

Cianjur 2.000.000,00 PAD

2 Penyusunan Pelaporan keuangan

semesteran Cianjur 5.097.000,00 PAD 3 Penyusunan Pelaporan Prognosis

Realisasi Anggaran Cianjur 4.917.000,00 PAD 4 Penyusunan Pelaporan

Keuangan Akhir Tahun Cianjur 3.997.000,00 PAD

D Program Perencanaan dan Penganggaran

1 Penyusunan Restra dan Renja

SKPD Cianjur 2.000.000,00 PAD 2 Penyusunan RKA – DPA SKPD

dan RKAP – DPPA SKPD Cianjur 4.000.000,00 PAD

E Program Pengembangan Perikanan

1 Akselerasi Pembangunan

Kelautan dan Perikanan (DAK) Agrabinta, Cidaun, Mande, Ciranjang, Cikalongkulon, dan Bojongpicung

2.796.317.953,0

0 DAK

2 Pembinaan dan Pengembangan

Perikanan Bojongpicung, Mande 48.840.000,00 DAU 3 Pendampingan Akselerasi

Pembangunan Kelautan dan Perikanan (pendampingan fisik DAK) Agrabinta, Cidaun, Mande, Ciranjang, Cikalongkulon, dan Bojongpicung 426.536.795,00 DBH

F Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

1 Peningkatan Produksi dan

Produktivitas Ternak Sukanagara, Agrabinta, Leles, Cikadu dan Cugenang

49.875.000,00 DAU

2. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Ternak (lanjutan 2009) Sukanagara, Agrabinta, Leles, Cikadu dan Cugenang 60.000.000,00 DAU

3. Integritas ternak sapi potong 312.816.732,00 APBD I 4. Pengolahan Informasi

Permintaan Pasar atas hasil Produksi Peternakan dan Perikanan oleh masyarakat

32 Kecamatan 17.413.000,00 APBD I

G Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

1 Penanggulangan dan

Pencegahan Penyakit Hewan Menular

Tersebar di 32

kecamatan 62.815.000,00 PAD

(26)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

22

2.2.11 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

APBD Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2010 terdiri dari: Pendapatan sebesar Rp. 412.007.350,00 dan Belanja daerah Sebesar Rp. 8.907.178.441,00, meliputi: Belanja tidak langsung sebesar Rp. 4.689.904.326,00, Belanja langsung sebesar Rp. 4.217.274.115,00,-

Tabel 2.11.

Pendapatan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Tahun 2010

No Sumber Pendapatan

Target Realisasi Lebih / Kurang Capaian (Rp) (Rp) (Rp) (%) 1. Retribusi Leges 900.000,00 990.000,00 90.000,00 110,00 2. Retribusi Penggantian 12.000.000,00 12.300.000,00 300.000,00 102,50 Cetak Dokumen Pengadaan 3. Retribusi RPH 369.566.375,05 291.691.500,00 - 77.874.875,05,00 78,93 Rumah Potong Hewan 4. Retribusi Izin 131.353.751,00 107.025.850,00 - 24.327.9010,00 81,48 Usaha Perikanan JUMLAH 513.820.126,05 412.007.350,00 - 101.812.776,05 80,19

2.2.12 Permasalahan dan Kendala Pembangunan Peternakan, Perikanan dan Kelautan

1. Permasalahan Bidang Peternakan

Pembangunan Agribisnis Peternakan sering mengalami permasalahan-permasalahan yang menghambat pengembangannya, baik di on farm maupun di off farm. Adapun beberapa permasalahan yang mendasar adalah sebagai berikut:

a. Agribisnis Komoditas Ternak Sapi Potong

Permasalahan agribisnis sapi potong secara umum adalah:

1. Lambatnya peningkatan populasi ternak yang dikembangkan masyarakat cianjur, karena Kabupaten Cianjur selain daerah produsen sapi potong juga merupakan konsumen produk daging asal sapi, jadi tingginya ketergantungan terhadap daerah luar sangat tinggi;

(27)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

23

2. Tingginya ketergantungan terhadap produk luar, mengakibatkan pengembangan sapi yang dilaksanakan oleh masyarakat sangat tergantung kepada fluktuasi harga bakalan dan daging yang ditentukan oleh kondisi luar Kabupaten Cianjur;

3. Keterbatasan sarana dan prasarana IB mengakibatkan rendahnya tingkat pelayanan IB sehingga proses perkawinan dilakukan secara alami kawin alam dengan sesekali dengan IB;

4. Terbatasnya hijauan makanan ternak yang harus tersedianya sepanjang tahun, akibat dengan terbatasnya alokasi lahan yang dimiliki;

5. Aksesibiltas terhadap berbagai sumber pembiayaan yang murah diakses para peternakan sangat terbatas.

b. Agribisnis Ternak Domba/Kambing Permasalahan ternak domba/kambing

1. Orientasi utama budidaya ternak domba/kambing yang dilakukan para peternak, adalah dalam rangka penyediaan kebutuhan ternak jantan untuk qurban, sedangkan untuk ternak betina merupakan sampingan dijual pada saat dibutuhkan, dilain pihak kebutuhan akan daging domba/kambing setiap hari untuk konsumsi pedagang sate/restoran cukup besar dengan kriteria ternak muda, sehingga fenomena dilapangan domba yang dipotong kebanyakan domba betina muda;

2. Pemeliharaan ternak domba dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Cianjur hampir disetiap desa, tapi karena tidak terintegrasi dalam satu wilayah pengembangan atau rantai pasar yang jelas;

3. Preferensi konsumsi masyarakat terhadap daging domba sangat rendah dibandingkan dengan daging asal ternak lainnya, karena kesalahan pandang masyarakat terhadap daging domba sebagai penyebab penyakit kolesterol serta daging mempunyai bau yang khas yang kurang disukai oleh konsumen.

(28)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

24

c. Agribisnis Perunggasan Permasalahan perunggasan

1. masih tingginya dampak avian influenza/flu burung pada ternak unggas, sehingga mengurangi minat para peternak untuk terjun kembali didalam usaha budidaya unggas

2. pengembangan budidaya unggas masih sangat tergantung kepada input produksi dari luar yaitu untuk bahan baku pakan dan grand parent stock, sehingga tingkat kemandirian budidaya sangat rentan terhadap perubahan fuktuasi harga maupun pasokan.

2. Permasalahan Bidang Perikanan dan Kelautan

Sumber daya ikan yang berada di perairan Indonesia baik laut maupun perairan umum cenderung mengalami degradasi dalam satu dekade terakhir ini, utamanya yang berada di perairan umum daratan maupun perairan pantai. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kualitas sumber daya ikan terkait dengan degradasi kualitas lingkungan pesisir, termasuk oleh aktivitas manusia yang menimbulkan pencemaran perairan baik laut maupun tawar, kegiatan perikanan

yang merusak (destructive fishing), penangkapan ikan yang dilakukan secara

berlebih (overfishing) yang dilakukan secara illegal baik oleh pelaku dalam negeri,

seperti penggunaan metode penangkapan ikan yang merusak lingkungan (bahan peledak, racun, listrik dan obat bius), penggunaan alat penangkap ikan yang tidak sesuai dengan izin dan yang tidak berizin, maupun oleh pihak asing yang

melakukan praktik-praktik illegal di Indonesia.

Kondisi penurunan sumber daya ikan ini mengakibatkan Indonesia

mengalami kesulitan dalam upaya meningkatkan produksi secara nyata (significant)

melalui kegiatan perikanan tangkap.

Gambaran mengenai kondisi tersebut memberikan tantangan bagi Indonesia untuk kembali bertumpu pada kegiatan perikanan budidaya, sementara upaya konservasi dan rehabilitasi lingkungan perairan laut dan perairan umum, kapasitas dan cakupannya terus ditingkatkan. Kegiatan perikanan budidaya diprediksi mampu menaikkan produksi perikanan secara nyata. Peningkatan produksi perikanan budidaya ini pun tetap berada di bawah ancaman kerusakan lingkungan. Oleh

(29)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

25

karena itu, kondisi lingkungan harus benar-benar menjadi perhatian dalam mengawal target produksi ikan sebagai produsen terbesar.

Produktivitas para nelayan Indonesia hingga saat ini masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan armada perikanan yang secara nasional masih didominasi oleh kapal berukuran kecil, yaitu perahu tanpa motor,

perahu motor tempel dan kapal ikan berukuran 0,5 sampai 3 gross tonnage (GT).

Kelemahan dari penggunakan armada kecil antara lain para nelayan memiliki hari

layar yang singkat (one day fishing), daya tampung ikan hasil tangkapan yang

kecil, kualitas ikan yang kurang terjaga atau tingginya tingkat kehilangan mutu (losses), yang berakibat pada daya jual yang rendah, sementara biaya produksi terus meningkat. Kondisi seperti ini, ditambah dengan keterbatasan untuk memanfaatkan dana perbankan, semakin menyulitkan para nelayan untuk keluar dari jerat kemiskinan yang melilit dari tahun ke tahun.

Disamping itu, masalah sarana dan prasarana perlu menjadi fokus yang mesti diatasi, khusus di sentra-sentra usaha dan pelabuhan perikanan di daerah yang merupakan pusat kegiatan perikanan bagi para nelayan dan pemasar (pedagang) ikan. Sentra-sentra tersebut merupakan sarana vital untuk distribusi produk secara efisien dan penyedia stok ikan untuk konsumsi masyarakat, dan juga berperan sebagai penyedia informasi pasar. Dalam kurun waktu satu dekade belakangan ini, KKP telah memfasilitasi pembangunan sarana dan prasarana pendukung produksi dan pemasaran ikan di daerah, baik melalui dukungan penyediaan jenis-jenis kegiatan dana alokasi khusus (DAK) maupun dana tugas pembantuan (TP).

Namun demikian, pembangunan sarana dan prasarana produksi dan pemasaran seperti pelabuhan perikanan kelas Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Balai Benih Ikan (BBI) yang berada di Kabupaten/Kota relatif membutuhkan anggaran pembangunan yang tidak sedikit. Untuk membangun sarana dan prasarana ini umumnya membutuhkan anggaran pada kisaran antara Rp. 20 miliar atau Rp. 60 miliar untuk PPI dan TPI, serta antara Rp. 15 miliar atau Rp. 25 miliar per unit BBI. Dari alokasi anggaran yang tersedia pada 5 tahun terakhir, baik melalui DAK maupun TP rata-rata teralokasikan

(30)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

26

kurang dari Rp5 miliar, sehingga pembangunan PPI, TPI dan BBI cenderung tidak dapat tuntas untuk mendukung tugas dan fungsinya secara optimal.

Kondisi sarana dan prasarana pendukung produksi dan pemasaran yang kurang berfungsi optimal di lokasi-lokasi sentra usaha kelautan dan perikanan dan pelabuhan perikanan di daerah menjadi faktor penghambat dalam upaya meningkatkan produksi yang tinggi.

Di sisi lain, Indonesia masih menghadapi beberapa kondisi yang belum sepenuhnya dapat mendukung untuk memenuhi persyaratan yang semakin ketat itu. Beberapa hal diantaranya terkait dengan terbatasnya sarana dan prasarana pengujian di beberapa Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) dan beberapa diantaranya belum terakreditasi, kurangnya

pemahaman pengawas mutu dan stakeholder terkait terhadap ketentuan kebijakan

internasional, serta terbatasnya jumlah dan kompetensi inspektur. Proses

penerbitan health certificate masih memakan waktu lama, terbatasnya penerapan

standar nasional Indonesia (SNI) pada UPI skala kecil dan terbatasnya surveilensi penerapan pengendalian mutu di UPI dan verifikasi penerapan sistem jaminan

mutu dan keamanan hasil perikanan (quality assurance dan food safety), serta

masih ditengarai adanya penyimpangan pelaksanaan pembuatan sertifikasi ekspor. Kondisi ini menyebabkan beberapa kasus penolakan produk perikanan oleh negara-negara tujuan ekspor.

Luasnya wilayah perairan Indonesia dan ZEEI yang mencapai 5,8 juta km2 merupakan lahan subur bagi para pelaku penangkapan ikan, kecenderungan

meningkatnya kegiatan penangkapan ikan secara illegal, perusakan ekosistem

pesisir, pengangkatan barang muatan kapal tenggelam (BMKT) secara illegal oleh

kapal ikan Indonesia maupun kapal ikan asing yang merugikan negara bila kurang pengawasan, serta rendahnya ketaatan kapal perikanan dan pelaku usaha perikanan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pengawasan menjadi kurang optimal utamanya karena kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang diikuti dengan kurang optimalnya peran serta masyarakat dalam pengawasan, dan kurangnya koordinasi lintas sektor serta dukungan internasional.

(31)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

27

Permasalahan lain yang muncul adalah konflik dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan masih sering terjadi di era otonomi daerah dan pemekaran wilayah belakangan ini. Ditengarai penyebabnya antara lain, disamping dipicu oleh keterbatasan sumber daya ikan serta ketimpangan sosial ekonomi, juga karena belum terpenuhinya aturan yang jelas tentang tata ruang kawasan pesisir dan laut, termasuk sosialisasi ke masyarakat. Meskipun telah terbit Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, beberapa aturan turunannya masih belum selesai secara keseluruhan.

Konflik pengelolaan sumber daya pesisir dan laut dapat terjadi antara nelayan skala besar dengan nelayan skala kecil/tradisional, pengusaha mutiara, pemilik tanah, pengembang pariwisata, pemangku adat, dan termasuk antar instansi yang terjadi tumpang tindih kewenangan. Konflik di daerah perairan pesisir dan laut, serta pulau-pulau kecil dapat menimbulkan dampak sosial yang negatif bagi masyarakat pesisir pada umumnya termasuk nelayan dan pembudidaya ikan, serta mengganggu usaha mereka. Oleh karena itu, resolusi konflik dan kelengkapan perangkat peraturan dan perundangan perlu menjadi perhatian dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

2.2.13. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Peternakan, Perikanan dan Kelautan

1. Kebijakan Bidang Peternakan

Kebijakan (Policy) Peternakan adalah seperangkat keputusan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan sasaran pada jangka panjang, yang akan secara langsung mempengaruhi kinerja sektor Peternakan.

Terdapat 7 (tujuh) kerangka kebijakan sebagai dasar acuan terlaksananya rencana tersebut, yang dipaparkan berikut ini:

1. Kebijakan Koordinasi; yang berkaitan dengan peningkatan konsistensi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian pembangunan antara berbagai tingkat pemerintahan, pembagian peran antar pelaku di dalam sektor, dan penciptaan intensif ekonomi dengan menguatkan kepada kebersamaan dengan para pemangku kepentingan untuk mencapi tujuan dan sasaran

(32)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

28

2. Kebijakan prasarana dan sarana; yang berkaitan dengan pemenuhan barang publik didalam sektor peternakan, jalan, irigasi, telekomunikasi, dan energi. Dengan memprioritaskan fasilitasi pada kawasan-kawasan pengembangan peternakan

3. Kebijakan kelembagaan usaha dan manajemen; yang berkaitan dengan peningkatan sumberdaya manusia dan tenaga kerja terdidik, lembaga pembiayaan usaha ternak dan produk-produk finansial dan pengelolaan resiko usaha ternak

4. Kebijakan penerapan teknologi produksi dan pengolahan; yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan produksi usaha ternak, dengan mengutamakan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.

5. Kebijakan sumberdaya yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya (terutama sumberdaya alam) yang berkelanjutan, pengelolaan air, peningkatan akses usaha ternak terhadap sumberdaya, pengelolaan lahan produktif dan pertanahan.

6. Kebijakan penerapan Biosekuriti; yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan ternak, kesehatan masyarakat veteriner, keamanan produk dan pangan pakan ternak secara ketet dan kontinue.

7. Kebijakan pemasaran yang berkaitan dengan aspek konsumen, perdagangan lokal dan regional, aspek kelembagaan pasar dan globalisasi dengan keberpihakan kepada masyarakat serta pengusaha kecil dan menengah.

2. Kebijakan Bidang Perikanan dan Kelautan

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan diimplementasikan dalam keterkaitannya dengan 5 prioritas nasional yang dirumuskan secara umum sebagai berikut:

1. Prioritas ke-1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan, yang akan dilaksanakan antara lain melalui peningkatan kinerja kementerian dalam pelayanan publik, pengelolaan keuangan negara menuju opini Wajar Tanpa Pengecualian,

penataan organisasi, dan pemangkasan red tape yang terkait bidang kelautan dan

(33)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

29

2. Prioritas ke-2 : Penanggulangan Kemiskinan, yang dalam implementasinya akan dilaksanakan untuk memberikan konstribusi dalam menurunkan tingkat kemiskinan absolut nasional dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10% pada 2014, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah, khususnya nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar melalui perluasan jangkauan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Kelautan dan Perikanan, pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan lembaga pembiayaan kelautan dan perikanan, peningkatan kapasitas skala usaha

dan kewirausahaan menjadi usaha yang bankable.

3. Prioritas ke-3 : Ketahanan Pangan, yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan melanjutkan revitalisasi perikanan dalam mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk perikanan, peningkatan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Peningkatan konstribusi PDB perikanan tanpa migas menjadi 6,5% pada tahun 2014 dan Indeks Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya sebesar 115 pada tahun 2014, melalui peningkatan produksi hasil perikanan, peningkatan konsumsi ikan, dan stabilisasi harga ikan.

4. Prioritas ke-4 : Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana, yang akan dilaksanakan melalui konservasi dan pemanfaatan lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana melalui melalui pengembangan kawasan konservasi laut dan perairan, dan pengembangan SDM dan riset tentang perubahan iklim dan mitigasi bencana di wilayah pesisir dan laut. 5. Prioritas ke-5 : Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Pasca Konflik,

yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal dan terdepan, serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pasca-konflik yang akan diimplementasikan melalui pengelolaan/pemberdayaan pulau-pulau terluar dan pengembangan ekonomi alternatif berbasis sumber daya perikanan.

Terkait dengan lintas bidang, pembangunan kelautan dan perikanan akan mendukung 3 pilar pembangunan berkelanjutan, yakni: (1) ekonomi, dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konstribusi kelautan dan perikanan pada PDB nasional, dan dampak ekonomi melalui peningkatan kesejahteraan; (2) sosial, tingkat

(34)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

30

partisipasi masyarakat pelaku pembangunan, partisipasi masyarakat marjinal/minoritas (kaum miskin dan perempuan), dampak terhadap struktur sosial masyarakat, serta tatanan atau nilai sosial yang berkembang di masyarakat; dan (3) lingkungan hidup, dampak terhadap kualitas air, udara dan lahan serta ekosistem dan keanekaragaman hayati.

(35)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

31

BAB III

ISU – ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Bupati Cianjur Nomor 18 Tahun 2009 tentang tugas fungsi tata kerja unit organisasi perangkat daerah di Kabupaten Cianjur, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur mempunyai tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian kewenangan otonomi daerah kabupaten dibidang peternakan, perikanan dan kelautan.

Fungsi :

a. Pelaksanaan sebagian kewenangan pemerintah kabupaten dibidang peternakan, perikanan dan keluatan.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum pemerintah kabupaten dibidang peternakan, perikanan dan kelautan.

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintah kabupaten dibidang peternakan, perikanan dan kelautan

d. Perumusan kebijakan teknis dibidang peternakan, perikanan dan kelautan. e. Penyelenggaran pelaksanaan pelayanan umum dan perijinan.

f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Cabang Dinas dilingkungan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati.

Operasionalisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur terletak pada aspek perumusan kebijakan umum dan teknis, pelayanan umum dan perijinan serta memfasilitasi pelaksanaan pengelolaan peternakan, perikanan dan eksporasi kelautan. Pada pelaksanaan dan implementasinya, hal tersebut belum dapat berjalan optimal, terutama dalam mewujudkan masyarakat peternakan, perikanan dan kalautan yang sejahtera dan memiliki daya saing. Permasalahan yang teridentifikasi untuk mencapai tujuan tersebut adalah :

(36)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

32

1. Terbatasnya SDM aparatur bidang peternakan, perikanan dan kelautan, dalam upaya mengoptimalkan pelayanan dan dukungan teknis lapangan.

2. Rendahnya kemampunan dan kualitas SDM peternak, pembudidaya ikan dan nelayan dalam mengadopsi teknologi peternakan, budidaya perikanan maupun perikanan tangkap.

3. Kurangnya dukungan dana untuk pembangunan sektor peternakan, perikanan dan kelautan guna mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya peternakan, perikanan dan kelautan yang cukup melimpah.

4. Rendahnya kualitas input produksi usaha peternakan dan budidaya perikanan dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha.

5. Rendahnya kepemilikan lahan usaha budidaya perikanan yang diperparah dengan menurunnya luasan dan kualitas ekosistem sumberdaya perikanan, akibat terjadinya alih fungsi lahan.

6. Rendahnya kepemilikan ternak, terutama ternak besar (sapi potong, sapi perah) yang masih berada dibawah skala ekonomi, sehingga peningkatan populasi dan pendapatan rendah.

7. Rendahnya kualitas maupun kuantitas penunjang sarana dan prasarana budidaya peternakan, perikanan dan kelautan. Seperti jaringan irigasi usaha budidaya perikanan, sarana dan prasarana penangkapan ikan di laut, serta sarana dan prasarana UPTD (RPH, Puskeswan, BP3U, PPI, dan BBI).

8. Terbatasnya kepemilikan modal masyarakat untuk usaha peternakan, perikanan dan kelautan.

9. Rendahnya tingkat aksesibilitas pasar, baik informasi, segmentasi, jenis produk maupun mutu komoditas.

10. Belum optimalnya kelembagaan peternak, pembudidaya ikan, dan nelayan serta masih rendahnya jalinan kemitraan.

11. Masih terbatasnya pengawasan terhadap keamanan pangan produk hasil usaha peternakan, perikanan dan kelautan.

Permasalahan ekternal yang signifikan mempengaruhi pembangunan dan pengembangan peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur.

(37)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

33

1. Kebijakan pemanfaatan ruang produktif yang tidak sejalan dengan upaya pengembangan usaha peternakan, perikanan dan kelautan, serta masih terjadinya konflik kepentingan dalam penggunaan air dan lahan.

2. Lemahnya tingkat keamanan dan jaminan kepastian hukum dalam pengembangan usaha peternakan, perikanan dan kelautan, terutama pada segmentasi pemasaran.

3. Rendahnya dukungan sektor lain dalam pengembangan peternakan, perikanan dan kelautan, terutama berkaitan dengan permodalan dan teknologi aplikatif. 4. Kesadaran masyarakat tentang nilai strategis sumber daya peternakan,

perikanan dan kelautan masih rendah yang berimplikasi pada lemahnya apresiasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengendalian sumberdaya tersebut.

5. Tinggi dan banyaknya standar kualitas pemasaran yang diterapkan/disyaratkan oleh negara asing tujuan ekspor.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Kabupaten Cianjur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dalam periode 2011–2016, Visi Kabupaten Cianjur adalah :

“Cianjur lebih sejahtera dan berakhlakulkarimah”. Sedangkan misi Kabupaten Cianjur, adalah :

1. Meningkatkan ketersedian dan keterjangkauan pelayanan pendidikan yang bermutu.

2. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu.

3. Meningkatkan daya beli masyarakat.

4. Mamantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi.

5. Aktualisaasi nilai–nilai akhlakulkarimah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur periode tahun 2011-2016 merupakan tahapan kedua dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Cianjur periode tahun 2005 - 2025. Orientasi pembangunan jangka menengah tersebut adalah pada pembangunan dan peningkatan kompetensi

(38)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

34

segenap sumberdaya Kabupaten Cianjur dalam segala bidang guna menyiapkan kemandirian masyarakat Kabupaten Cianjur.

Misi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi pelayanan yang dijalankan oleh Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur adalah Misi Ketiga, yaitu : Meningkatkan daya beli masyarakat, disamping misi lainnya yang juga berdampak terhadap keberhasilan pencapaian misi tersebut yang dimanifestasikan dalam kebijakan program dan kegiatan tahunan, dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

Rencana strategis pembangunan Peternakan Propinsi Jawa Barat, ditetapkan visi : “Menjadi dinas yang memberdayakan sumberdaya peternakan demi ketahanan pangan asal hewan serta kesejahteraan masyarakat Jawa Barat”.

Sedangkan rencana strategis pembangunan Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa

Barat, ditetapkan visi : “Prima dalam pelayanan menuju masyarakat perikanan dan

kelautan Jawa Barat yang tangguh, dinamis dan mandiri”.

Pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan Kabupaten Cianjur, dengan berpedoman pada kebijakan pembangunan peternakan Jawa Barat dan pembangunan Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, yaitu :

1. Sektor Peternakan

a. Kebijakan koordinasi, yang berkaitan dengan peningkatan konsistensi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.

b. Kebijakan prasarana dan sarana, yang berkaitan dengan pemenuhan barang publik didalam sektor peternakan.

c. Kebijakan kelembagaan usaha dan manajemen yang berkaitan dengan peningkatan SDM dan tenaga kerja terdidik.

d. Kebijakan penerapan teknologi produksi dan pengolahan yang berkaitan dengan peningkatan produktifitas dan produksi usaha ternak.

e. Kebijakan sumberdaya yang berkaitan dengan pengelolaan SDA yang berkelanjutan.

f. Kebijakan penerapan biosekuriti yang berkaitan dengan kesehatan hewan, kesmavet serta keamanan produk hasil peternakan.

(39)

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur

35

g. Kebijakan pemasaran yang berkaitan dengan aspek konsumen, pasar, perdagangan lokal dan regional serta pengusaha kecil dan menengah.

2. Sektor Perikanan dan Kelautan

a. Peningkatan pengelolaan sumberdaya kelautan terutama perikanan komersil dipantai selatan dan utara.

b. Revitalisasi ekosistem perairan umum. c. Pengembangan ikan hias.

d. Pengembangan teknologi perbenihan. e. Peningkatan SDM perikanan.

f. Peningkatan sarana prasarana UPTD.

Arah kebiajakan Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat dan Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat mengandung pemahaman bahwa perlu adanya akselerasi pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan agar produktifitas ternak maupun ikan terdapat peningkatan yang signifikan, sehingga diharapkan kebutuhan masyarakat Cianjur akan komoditi hasil ternak dan ikan dapat terpenuhi dalam bentuk protein asal hewan dan ikan. Proyeksi lebih jauh adalah Cianjur menjadi sentra ternak dan ikan yang berkemampuan sebagai pemasok kebutuhan luar Cianjur (ekpor keluar Cianjur).

3.4. Telaahan RTRW

Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur Tahun 2005– 2015, merupakan produk rencana tata ruang pada wilayah Kabupaten Cianjur, dengan tujuan untuk mengatur pemanfaatan ruang secara efektif dan efisien, sesuai dengan Undang – Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur Tahun 2005–2015 Kabupaten Cianjur, diharapkan dapat menjadi landasan dalam mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah Cianjur dan juga sebagai arahan untuk mewujudkan pembangunan yang serasi dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lahan wilayah Kabupaten Cianjur.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur Tahun 2011, menetapkan pemanfaatan ruang untuk pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten Cianjur yang merupakan perwujudan pemanfaatan ruang kawasan budidaya adalah proses pengaturan dan atau pengelolaan kawasan budidaya berdasarkan tujuan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yaitu: (1) Proses pembentukan karakter pada sistem sekolah sehari penuh (full day school) di SMAN 11 Pangkep meliputi nilai karakter

Dari analisis yang dilakukan terhadap hasil penelitian didapat perolehan bioetanol per jumlah bahan baku awal yang terbaik adalah 12,5 ml/kg dengan densitas sebesar 0,962 gr/ml

Setelah kalian mengamati gambar tersebut, saatnya kita berdiskusi. Hilmi, Ihsan, Husna, dan Aulia pulang sekolah setelah shalat dhuhur. Mereka shalat jamaah dhuhur

Dalam penjelasannya semua kepentingan ialah kepentingan pemerintah dan masarakat secara adil dengan memperhatikan golongan masarakat lemah; terpadu ialah dirumuskan menjadi

Berdasarkan analisis data minat belajar dari 23 orang mahasiswa diperoleh minat belajar siswa cenderung Cukup yaitu sebesar 15 (65,52%). Dengan demikian dari hasil kegitan

Dari satu jenis sensor yang ditempatkan di banyak lokasi jika salah satu sensor bekerja ini tidak secara otomatis memberikan keputusan tetapi menunggu bekerjanya sensor

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut Manulang (2002) : 1) tingkat pendidikan atau keterampilan, para karyawan yang memiliki tingkat pendidikan