• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Aplikasi Kompresi File Pdf Dengan Menerapkan Algoritma Punctured Elias Codes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Aplikasi Kompresi File Pdf Dengan Menerapkan Algoritma Punctured Elias Codes"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Aplikasi Kompresi File Pdf Dengan Menerapkan Algoritma

Punctured Elias Codes

Mawar

Prodi Teknik Informatika,Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia E-mail: [email protected]

Abstrak

Salah satu solusi untuk menangani atau setidaknya mengimbangi berkembangnya kebutuhan yang tidak terbendung tersebut ialah dengan melakukan kompresi. Algoritma yang dipakai adalah Punctured Elias Code. Dengan menggunakan algoritma tersebut hasil kompresi akan sangat baik dalam penyimpanan dapat bertujuan untuk mengurangi data. Untuk mengatasi masalah tersebut maka data di kompresi untuk mengurangi ukuranya. Salah satu kegunaan kompresi adalah untuk memperkecil kapasitas kosong dalam memori media penyimpanan, agar kita tidak terlalu boros menggunakan media penyimpanan tersebut. Kompresi data berarti suatu teknik untuk memampatkan data agar diperoleh data dengan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran aslinya sehingga lebih efisien dalam menyimpannya serta mempersingkat waktu pertukaran data tersebut. Dengan adanya kompresi diharapkan dapat menghemat biaya serta waktu yang dikeluarkan guna menambah fasilitas media penyimpanan data pada computer serta mempercepat proses.

Kata Kunci : Kompresi, Algoritma Punctured Elias Code, File PDF

1.

PENDAHULUAN

Di era sekarang ini kebutuhan informasi semakin diperlukan, Maka dari itu sekarang banyak layanan-layanan jasa dari internet yang berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan informasi yang di butuhkan. informasi yang di butuhkan yaitu informasi yang jumlah datanya berukuran kecil. Karna Semakin besar jumlah data maka semakin tidak seimbang dengan besarnya kapasitas pada media penyimpanan. Kompresi data melakukan pada beberapa tipe file yaitu file gambar, file video, file audio, file teks dan lain sebagainya. Salah satu yang di kompresi adalah file PDF. File PDF adalah file yang berisi informasi-informasi yang disajikan dalam bentuk teks yang merupakan tipe data yang digunakan untuk menggambarkan atau merepresentasikan kumpulan karakter, angka, dan simbol.

PDF singkatan dari Portal Document Format, yaitu file yang dibuat oleh perusahaan Adobe pada 1993 untuk pertukaran dokumen. Seiring dengan berlalunya waktu, dilakukan peningkatan terhadap versi PDF. Hingga saat ini, versi PDF terakhir adalah 1.7 yang dirilis pada 2009 sesuai standar ISO 32000 [1].

Pada penyimpanan data hanya dibatasi dengan kapasitas tertentu. Ukuran File PDF yang terlalu besar selalu menjadi masalah pada penyimpanan memori. Dengan munculnya masalah ini maka data tersebut dapat di atasi yaitu dengan cara mengkompresi file PDF yang asli menjadi lebih kecil. File yang telah di kompresi dapat di kembalikan ke data yang asli. Sehingga sebuah penyimpanan dapat menyimpan lebih banyak data dan proses pengiriman data pun semakin berjalan dengan cepat setelah data tersebut di kompresi.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dedek Andri Yansyah pada tahun 2015 telah berhasil mengkompresin file text dengan menggunakan metode punctured elias codes yang berektensi *doc hasil output dekompresi telah diatur dengan format perataan text justify dan jenis font times new roman dengan ukuran font 12 [2].

2. TEORITIS

2.1 Kompresi

Kompresi Merupakan mengecilkan atau memampatkan ukuran sehingga diperoleh file dengan ukuran lebih kecil dari pada aslinya. Contoh kompresi sederhana yang bisa dilakukan adalah menyingkat kata-kata yang sering digunakan tapi sudah memiliki konversi umum. Misalnya : kata “yang” di kompres menjadi kata “yg”. Teknik kompresi bisa dilakukan terhadap teks/biner, gambar (JPEG, PNG, TIFF), audio (MP3, ACC, RMA, WMA), dan video (MPEG, H261, H263) [3].

2.2 PDF (Portable Document Format)

PDF (Portable Document Format) adalah sebuah format berkas yang dibuat oleh Adobe System pada tahun 1993 untuk keperluan pertukaran dokumen digital. Format PDF digunakan untuk mempresentasikan dokumen dua dimensi yang meliputi teks, huruf, citra dan grafik. format PDF merupakan format dokumen yang sangat popular karena tidak tergantung pada satu software. Dukungan perangkata lunak untuk format ini hampir mencakupi semua plat form komputer dan perangkat genggam. Beberapa perangkat memiliki masalah dengan PDF karena kebanyakan konten yang tersedia akan ditampilkan baik untuk format A4 atau surat, yang keduanya tidak mudah dibaca ketika diperkecil sesuai layar kecil.

Beberapa aplikasi pembaca buku digital dapat menyusun ulang tampilannya beberapa dokumen PDF, termasuk sony PRS505, untuk mengakomodasi layar kecil. Beberapa aplikasi yang ditawarkan anatar lain; doPDF, PrimoPDF, PDF24 Creator, Foxit Reader, atau menggunakan Microsoft Office 2007 keatas. Bisa dilakukan konversi ke PDF secara online dan gratis. Untuk membuka file format PDF dibutuhkan aplikasi Foxit Reader dan Web Browser. format PDF merupakan format yang cukup banyak diguanakan sebagai format buku digital yang mayoritas berisi teks. format ini memiliki kelebihan dalam hal format yang siap cetak. Bentuk format ini mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu, format PDF memiliki fitur pencarian, daftar isi, bisa memuat gambar, pranala luar, dan multimedia [5]. 2.3 Algoritma Punctured Elias Codes

(2)

Punctured Elias Codes untuk bilangan integer dirancang oleh Peter Fenwick dalam sebuah percobaan untuk meningkatkan performa the Burrows-Wheeler transform. Istilah Punctured datang dari tempat pengawasan error code-code (ECC). ECC terdiri dari data yang asli ditambah sejumlah bilangan dari check bits. Jika beberapa check bits di hilangkan, untuk mempersingkat serangkaian kode itu, Langkah- langkah Algoritma Punctured Elias Code adalah sebagai berikut :

a. Ambil bilangan biner dari n.

b. Reversed (balikkan bit-bitnya) dan siapkan flag untuk menunjukkan jumlah bit yang bernilai 1 di dalam n. c. Untuk setiap bit 1 didalam n kita siapkan flag dari 1 dan

akhiri flag dengan 0.

d. Gabungkan flag dengan bilangan biner yang sudah dibalikkan (reversed).

Kode Punctured ini dinamakan kode P1 dan kode ini dimulai dengan 1 (paling sedikit terdapat satu flag, kecuali untuk kode P1 dengan n = 0) dan juga diakhiri dengan 1 (karena n yang asli, yaitu bit MSB (Most Significant Bit) adalah 1, telah dibalikkan) [1].

3.

ANALISA

Berdasarkan penelitian ini, akan dilakukan dalam file PDF yaitu dengan cara menerapkan algoritma Punctured Elias Code pada kompresi file PDF . Untuk menerapkannya terlebih dahulu mencari nilai biner file PDF pada aplikasi binary viewer, setelah mendapatkan nilai biner maka biner tersebut disusun untuk mencari frekunensinya, setelah nilai frekuensi tersusun selanjutnya melakukan kompresi. Kompresi dengan menggunakan metode algoritma Punctured Elias Code dapat memperkecilkan ukuran file yang besar menjadi lebih kecil setelah mendapatkan hasil kompresi maka tahap selanjutnya mengembalikan hasil file PDF yang sudah dikompresi mejadi file asli yaitu dengan cara mendekompresi file tersebut. File yang didekompresi akan kembali ke file PDF sebelumnya.

3.1 Penerapan Metode Punctured Elias Codes Algoritma Punctured Elias Codes membangkitkan kode Punctured nilai P1 berdasarkan banyaknya nilai biner N. Nilai P1 diambil dari gabungan nilai flag dan reserver, Nilai biner flag didapatkan dengan menambahkan nilai 0 dibelakang jumlah nilai 1 pada nilai biner N. Contoh jika nilai biner N adalah 101, maka nilai flagnya adalah 110 untuk nilai reserver didapat dikebalikan nilai biner N. 3.1.1 Kompresi

Proses kompresi ini adalah sebuah file PDF yang akan dilakukan proses percobaan kompresi. Sebelum file PDF dikompresi, terlebih dahulu dilakukan pembacaan pada file PDF untuk mendapatkan data berupa biner. Nilai biner tersebut diambil dari aplikasi binery viewer. Berikut ini adalah langkah-langkah mengkompresi file PDF menggunakan algoritma Punctured Elias Code :

a. Analisa proses kompresi file PDF dengaan menggunakan Algoritma Punctured Elias Codes Langkah pertama Dalam melakukan file PDF adalah dengan memasukan file PDF. File PDF yang akan

digunakan untuk proses kompresi yaitu 79,8 KB. Selanjutnya untuk mencari nilai biner pada file PDF menggunakan aplikasi Binary Viewer. Hasil nilai biner PDF pada aplikasi Binary Viewer dapat di lihat sebagai berikut.

Gambar 1 Biner File PDF.

Berdasarkan proses yang di lakukan pada file PDF diambil sampel PDF Nya hanya 2 Baris Saja. Adapun nilai biner sampel yang di kompresi dapat di lihat sebagai berikut.

Gambar 2 Kode Biner dari hasil Binary Viewer. b. Kemudian, Setelah didapatkan nilai biner buat tabel

urutan berdasarkan binary viewer.

Tabel 1 Urutan tabel berdasarkan Binary Viewer. No Biner 1 00100101 2 01010000 3 01000100 4 01000110 5 00101101 6 00110001 7 00101110 8 00110101 9 00001101 10 00001010 11 00100101 12 10110101 13 10110101 14 10110101 15 10110101 16 00001101

Berdasarkan pada tabel diatas didapati nilai Biner pada file PDF. Adapun nilai Biner pada file PDF sampel D:\Contoh Bab III\CONTOH.pdf tersebut adalah : “00100101, 01010000, 01000100, 01000110, 00101101, 00110001, 00101110, 00110101, 00001101, 00001010, 00100101, 10110101, 10110101, 10110101, 10110101, 00001101”

(3)

c. Setelah itu buat tabel biner yang belum di kompresi serta urutkan berdasarkan dari biner frekuensi kemunculan terbesar hingga terkecil. Berikut adalah tabel biner yang belum dikompresi :

Tabel 2 Biner yang belum di kompresi. N Biner Bit Frekunsi Bit x Frekunsi

1 10110101 8 4 32 2 00100101 8 2 16 3 00001101 8 2 16 4 01010000 8 1 8 5 01000100 8 1 8 6 01000110 8 1 8 7 00101101 8 1 8 8 00110001 8 1 8 9 00101110 8 1 8 10 00110101 8 1 8 11 00001010 8 1 8 Jumlah 128

d. Pada Algoritma Punctured Elias Codes terdapat dua kode yaitu dengan kode P1 dan P2 dan yang akan dibahas dipenelitian ini hanya P1 saja, pada proses kompresi file PDF. Proses selanjutnya adalah membangkitkan kode Punctured nilai P1 berdasarkaan banyaknya nilai biner pada tabel di atas atau nilai N. Kemudian melakukan kompresi berdasarkan tabel nilai biner sampel dengan kode P1 yang telah dibangkitkan. Proses pembangkitan nilai P1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3 Tabel kode Punctured Elias Codes.

N Binanary of n Reserved Flag Flag/ Reserved P1 0 0 - - - 0 1 1 1 10 10 | 1 101 2 10 01 10 10 | 01 1001 3 11 11 110 110 | 11 11011 4 100 001 10 10 | 001 10001 5 101 101 110 110 | 101 110101 6 110 011 110 110 | 011 110011 7 111 111 1110 1110 |111 1110111 8 1000 0001 10 10 | 0001 100001 9 1001 1001 110 110 | 1001 1101001 10 1010 0101 110 110 | 0101 110010 11 1011 1101 1110 1110 | 1101 11101101

Berdasarkan pada tabel di atas nilai P1 diambil dari gabungan nilai flag dan reserver. Nilai biner flag didapat dengan menambahkan nilai 0 dibelakang jumlah nilai 1 pada nilai biner N. Contoh jika nilai biner N adalah 101, maka nilai flagnya adalah 110. Untuk nilai reserver didapat dikebalikan nilai biner N. e. Proses selanjutnya adalah melakukan kompresi nilai

dari biner sampel dengan nilai kode P1 algoritma Punctured yang di dapat dari tabel 3.2 diatas.

Tabel 4 Kompresi Menggunakan Kode Punctured Elias Code (P1). N Biner Punctured Elias Code (P1) Bit Frekuensi Bit x Frekuensi 0 10110101 0 1 4 4 1 00100101 101 3 2 6 2 00001101 1001 4 2 8 3 01010000 11011 5 1 5 4 01000100 10001 5 1 5 5 01000110 110101 6 1 6 6 00101101 110011 6 1 6 7 00110001 1110111 7 1 7 8 00101110 100001 6 1 6 9 00110101 1101001 7 1 7 10 00001010 110010 6 1 6 Total 66

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dibentuk nilai bit baru hasil kompresi dari susunan nilai biner pada file PDF sampel awal sebelum kompresi yaitu : “00100101, 01010000, 01000100, 01000110, 00101101, 00110001, 00101110, 00110101, 00001101, 00001010, 00100101, 10110101, 10110101, 10110101, 10110101, 00001101” menjadi nilai bit biner dari kode Punctured :“101110111000111010111001111101111000011101001 100111001010100001001”.

Sebelum didapatkan hasil akhir kompresi dilakukan penambahan string bit itu sendiri yaitu padding bit dan flag bit. Penambahan (padding) string dilakukan jika hasil kompresi dibagi dengan 8 memiliki sisa. Jika hasil kompresi habis dibagi 8 dan tidak memiliki sisa atau nol maka tidak perlu adanya penambahan bit (padding). Sedangkan flag bit adalah nilai biner yang didapat dari nilai hasil padding. Flag bit selalu memiliki jumlah nilai 8 bit biner. Berdasarkaan hasil kompresi nilai Biner dari file PDF sampel menggunakan algoritma Punctured Elias Codes (P1) di dapati nilai sebanyak 66 bit. Jumlah string 66 bit tidak habis dibagi dengan 8 dan memiliki sisa 2 berarti memerlukan padding 6 dan dibuat dengan bentuk bit yaitu 000000. Dengan demikian, flag bit yang merupakan nilai biner dari panjang padding bit yaitu 6 dalam biner menjadi “00000110”. Sehingga string bit keseluruhan adalah :“10111011,10001110, 10111001, 11110111, 10000111, 01001100, 11100101, 01000010, 01000000, 00000110 Total panjang bit keseluruhan setelah ada penambahan bit dan flag bit adalah 66+6+8=80 bit.

Selanjutnya lakukan permisahan bit menjadi beberapa kelompok setiap kelompok terdiri dari 8 bit seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3 Pembagian bit.

Berdasarkan pada pembagian kelompok nilai biner, didapatkan 10 kelompok nilai biner baru yang sudah terkompresi beserta nilai biner file PDF. Setelah pembagian dilakukan, maka biner yang sudah dibagi dirubah kedalam suatu karakter dengan terlebih dahulu mencari nilai desimal dari string bit tersebut menggunakan kode ASCII untuk mengetahui nilai dari biner yang sudah terkompresi. Adapun nilai biner yang sudah terkompresi dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5 Nilai Desimal Biner Terkompresi. Nilai N Biner Desimal 1 10111011 187 2 10001110 142 3 10111001 185 4 11110111 247 5 10000111 135 6 01001100 76 7 11100101 229 8 01000010 66 9 01000000 64 10 00000110 6 10111011 10001110 10111001 11110111 10000111 01001100 11100101 01000010 01000000 00000110

(4)

Karakter hasil dari proses kompresi yang di hasilkan tersimpan dalam suatu file dengan ekstensi “pec”, dan jika file tersebut dibuka dengan aplikasi notepad, maka akan tampil karakter seperti gambar berikut :

Gambar 4 Hasil Kompresi dengan penambahan informasi file PDF Awal.

Berdasarkaan hasil kompresi dengan Punctured Elias Code (P1) di atas dapat dihitung kinerja kompresinya menurut parameter yang sudah ditentukan yaitu : Ratio Of Compression (Rc) Rc= 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝐹𝑖𝑙𝑒 𝐴𝑠𝑙𝑖 × 100% Rc = 80 128 × 100% Rc = 62,5% 3.1.2 Dekompresi

Analisa proses dekompresi file PDF dengan menggunakan Punctured Elias Codes. Berdasarkan hasil Kompresi file PDF sebelumnya maka dapat di lihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5 Hasil Kompresi File PDF.

Selanjutnya proses dekompresi file PDF dilakukan untuk menganalisa keseluruhan bit dari hasil kompresi sebelumnya, Adapun hasil bit ke seluruhan kompresi dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 6 Nilai Biner dan Desimal hasil Kompresi keseluruhan. Nilai N Biner Desimal 1 10111011 187 2 10001110 142 3 10111001 185 4 11110111 247 5 10000111 135 6 01001100 76 7 11100101 229 8 01000010 66 9 01000000 64 10 00000110 6

Berikut adalah langkah- langkah dekompresi berdasarkan algoritma Punctured Elias Code.

a. Langkah pertama adalah menganalisa keseluruhan bits hasil dari kompresi sebelumnya. Adapun keseluruhan hasil kompresi dapat dilihat pada tabel berikut : b. seperti berikut : “10111011,10001110, 10111001,

11110111, 10000111, 01001100, 11100101, 01000010, 01000000, 00000110”.

c. Selanjutnya adalah membaca nilai flag bits dari keseluruhan bit tersebut dengan cara mengubah nilai 8 bit terakhir kedalam nilai desimal seperti di bawah ini : “10111011,10001110, 10111001, 11110111, 10000111, 01001100, 11100101, 01000010, 01000000, 00000110” Didapati nilai biner 8 bit terakhir sebagai berikut, 00000110 dalam decimal adalah merupakan nilai 6. Nilai 6 tersebut menandakan bahwa hasil kompresi sebelumnya sisa di bagi 8 sehingga ada penambahan padding bits. Selanjutnya hapus padding dan flag bits dari nilai keseluruhan bits sehingga menjadi seperti dibawah ini “10111011,10001110, 10111001, 11110111, 10000111, 01001100, 11100101, 01000010, 01” d. Selanjutnya adalah melakukan pengecekan bit pertama

dengan tabel kode Punctured P1 pada tabel 3.4 di atas jika ditemukan bit yang sesuai dengan tabel kode P1 di atas maka ubah nilai biner yang sesuai. Sehingga didapati hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 7 Dekompresi Nilai Biner N Punctured P1 Code Biner

0 101 00100101 1 11011 01010000 2 10001 01000100 3 110101 01000110 4 110011 00101101 5 1110111 00110001 6 100001 00101110 7 1101001 00110101 8 1001 00001101 9 110010 00001010 10 101 00100101 11 0 10110101 12 0 10110101 13 0 10110101 14 0 10110101 15 1001 00001101

Berdasarkan hasil dekompresi di atas didapati nilai Biner pada file PDF sampel sebelum kompresi sebagai berikut : “00100101, 01010000, 01000100, 01000110, 00101101, 00110001, 00101110, 00110101, 00001101, 00001010, 00100101, 10110101, 10110101, 10110101, 10110101, 00001101”

Berdasarkan hasil dekompresi diatas didapati nilai awal pada sampel PDF sehingga di hasilkan biner semula seperti gambar dibawah ini.

Tabel 8 Nilai Biner PDF Dekompresi. No Biner 1 00100101 2 01010000 3 01000100 4 01000110 5 00101101 6 00110001 7 00101110 8 00110101 9 00001101 10 00001010 11 00100101 12 10110101 13 10110101 14 10110101 15 10110101 16 00001101

(5)

Berdasarkan tabel diatas hasil dekompresi mengembalikan seluruh sampel nilai biner tanpa ada perubahan nilai dari sebelum dikompresi. Nilai biner tersebut menjadi nilai biner semula, Nilai biner file PDF dapat di lihat pada gambar berikut:

Gambar 6 Hasil Dekompresi.

4.

IMPLEMENTASI

Setelah menganalisis masalah dan juga merancang sistem yang akan di implementasikan, maka pada bab ini akan dilakukan implementasi dan juga pengujian atas sistem tersebut dengan bahasa pemrograman yang akan digunakan. Komputer sebagai sarana pengolahan program haruslah menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung dalam pengolahan nanatinya.

4.1 Tampilan Program

Perancangan aplikasi algoritma Punctured Elias Codes pada kompresi file PDF, telah dirancang dan dibuat menggunakan aplikasi Microsoft Visaul Basic 2008 dengan bahasa pemograman visual basic. Adapun tampilan yang penulis rancang adalah sebagai berikut :

a. Menu Utama

Menu Utama merupakan yang muncul setelah menjalankan program. Tampilan ini berisi menu proses yang maana di dalam menu proses ada sub menu yaitu Algoritma Punctured Elias Codes pada menu inilah untuk proses kompresi dekompresi dan Menu Keluar. Tampilan menu utama dapat di lihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 7 Form Menu Utama b. From Kompresi

Pada form ini akan ditampilkan proses kompresi file gambar berektstensi (pdf) dengan menggunakan algoritma Punctured Elias Codes. Dimana dalam prosesnya terlebih dahulu user menginputkan file yang akan dikompresi dalam bentuk file pdf dan memilih lokasi penyimpanan file yang di kompresi. Selanjutnya

diikuti dengan melakukan prores kompresi terhadap file tersebut. Adapun gambar proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 8 Form Kompresi c. From Dekompresi

Pada From ini akan ditampilkan proses dekompresi file pdf. Dimana dalam prosesnya terlebih dahulu user menginputkan file yang akan di dekompresi dalam bentuk file pdf dan memilih lokasi penyimpanan file yang didekompresi. Selanjutnya diikuti dengan melakukan proses dekompresi terhadap file tersebut. Adapun file pdf proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 9 Form Dekompresi. 4.2 Hasil Pengujian Program

Hasil pengujian ini memuat tentang hasil perangkat lunak yang di bangun berupa print sceen-nya, tampilannya memuat tentang proses kompresi dan dekompresi pada algoritma Puctured Elias Codes serta menu keluar. Untuk tampilkan hasil dapat di lihat dibawah ini :

a. Tampilan Form Menu Utama

Pada proses menu utama dilakukan untuk memilih menu kompresi dan dekompresi. Adapun proses menu utama dapat dilihat sebagai berikut :

(6)

Gambar 10 Form Menu Utama. b. Tampilan Form Kompresi

Pada proses maka yang pertama sekali dilakukan adalah memilih file gambar yang akan dikompresi dan memilih lokasi penyimpanan file pdf yang akan di kompresi. Lokasi penyimpanan tersebut dapat di lihat pada gambar 4.5 Selanjutnya melakukan proses kompresi pada file pdf. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 4.6 setelah di kompresi maka selajutnya melakukan penyimpanan file pdf yang sudah di kompresi. Adapun tampilannya dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 11 Lokasi file PDF yang akan di kompresi

Gambar 12 Tampilan Proses file PDF yang telah di kompresi

c. Tampilan Form Dekompresi

Pada proses dekompresi maka yang pertama sekali dilakukan adalah memilih file pdf yang akan didekompresi dan memilih lokasi penyimpanan file pdf yang telah di kompresi seperti pada gambar 4.7 setelah memilih file kompresi selanjutnya melakukan proses dekompresi. Adapun tampilanya proses dekompresi dapat di lihat pada gambar 4.8 :

Gambar 12 Lokasi file PDF kompresi yang akan di dekompresi

Gambar 13 Proses file PDF yang telah di dekompresi.

5.

KESIMPULAN

Setelah merancang dan mengaplikasikan perangkat lunak kompresi pada file PDF dengan menggunakan Algoritma Punctured Elias Codes, Maka diperoleh hasil pengujian sistem sebagi berikut :

a. Pada perhitungan kompresi dan dekompresi file PDF yaitu dengan menginputkan file PDF.

b. Penerapan metode Punctured Elias Codes pada kompresi file PDF diawali dengan mencari nilai biner file PDF pada aplikasi binary viewer, setelah mendapatkan nilai biner maka biner tersebut disusun untuk mencari frekunensinya, setelah nilai frekuensi tersusun selanjutnya melakukan kompresi. Pada setiap nilai dikodekan dengan kode Punctured (P1), kode Punctured (P1) melakukan proses kompresi setelah file PDF terkompresi maka selajutnya membaca biner hasil

(7)

kompresi dan mengembalikan biner semula. Setelah itu ganti nilai biner sesuai tabel kode Punctured maka file akan di dekompresi ke file asli.

c. Perancangan kompresi file PDF dengan aplikasi Microsoft Visual Studio 2008 dalam form utama yang terdiri dari aksi pemilihan file yang akan dekompresi dan aksi untuk menyimpan menjadi file output.

Daftar Pustaka

[1] D. A. Yansyah and I. Pendahuluan,

“Perbandingan Metode Punctured Elias Code,” vol. 2, no. 6, pp. 33–36, 2015.

[2] G. M. David Salomon, Data Compression. London: Spinger- verlag Lodon Limited, 2010. [3] D. Stmik, B. Sarana, M. Stmik, B. Sarana, and I.

I. L. A. T. Eori, “Aplikasi Kompresi File Dengan Metode,” vol. 4, no. 1, pp. 1–4, 2014.

[4] T. Sutoyo, Teori Pengolah Citra Digital. Yogyakarta: Andi Office, 2009.

[5] I. Saefullah, Membuat Buku Digital Mandiri. Kainoe Books, 2016.

[6] R. Sukma Kharisma, M. Aziz, and F. Rachman, “Pembuatan Aplikasi Notes Menggunakan Algoritma Kriptografi Polyalphabetic Substitution Cipher Kombinasi Kode Ascii Dan Operasi Xor Berbasis Android,” XII Nomor J. Teknol. Inf., vol. 35, pp. 1907–2430, 2017.

[7] P. . Suarga., Algoritma dan pemograman. Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2012.

[8] J. Hartono, Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi Office, 2005.

[9] Rosa A.S dan M. Shalahuddin, Rekayasa

Perangkat lunak. Bandung: Informatika Bandung, 2016.

[10] Hendrayudi, Dasar- Dasar Pemograman Microsoft Visual Basic 2008. Bandung: Hisan Martin, 2011.

[11] W. Komputer, “Panduan Aplikatif dan Solusi (PAS) Membangun Aplikasi Toko dengan Visual Basic 2008,” Andi, 2009.

Gambar

Gambar 1 Biner File PDF.
Gambar 4 Hasil Kompresi dengan penambahan  informasi file PDF Awal.
Gambar 7 Form Menu Utama  b.  From Kompresi
Gambar 13 Proses file PDF yang telah di dekompresi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa seorang dokter dianggap telah melakukan praktek yang buruk manakala dia karena dengan sengaja atau akibat kelalaian

Liability based on fault in principle refers to Article 1 paragraph (1) of the Criminal Code (KUHP) which explicitly states that an act can not be criminal,

We adopt the SORTIE model in this work to sim- ulate forest succession; the process is cy- clic, and the simulation flow of one time step is divided into six submodels:

trust in brand dan switching cost sebagai salah satu variabel yang berpengaruh harus tetap dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan.Tujuan penelitian ini adalah untuk

ROLE BASED ACCESS CONTROL SISTEM PENILAIAN AKADEMIK ONLINE BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN ”VETERAN”

Pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum disebutkan bahwa “pengadaan tanah adalah

Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH di desa Oesena dan kelurahan Nonbes memiliki strategi untuk meningkatkan kesejahteraan yaitu dengan membuat rencana anggaran individu,

Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Lubuklinggau Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make