• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII

SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Rusvalinda1, Armein Lusi Zeswita2, Evrialiani Rosba2

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat rusvalinda@yahoo.com

ABSTRACT

This bactround of this research thai students motivated less active in Biology learning at SMPN 4 Koto Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan . This resulted in many passive students during the learning process so that the low value of the avarage students biology on the material about ekosistem. Low students learning outcomes students require teachers to choose the right methods, models, and strategies. One of the efforts that can be done is to apply the method of learning Index Card Match. This study aims to determine the application of the method of learning Index Card Match on the biology learning outcomes in the cognitive and affective areas of students class VII SMPN 4 Koto Tarusan Pesisir Selatan. The research was experimental research, with Randomized Control-Group Posttest Only Design research design. Sampling technique is done by using Purposive sampling, so that obtained class sample is class VII_4 as experiment class and class VII_3 as control class. The instrument used for cognitive assessment is the final test of learning outcomes in the form of objective tests of 47 items. In the affective domain of assessment using observation sheets is to pay attention and listen to teachers, and work together. Data analysis was done by t-test. Based on results of the research got result of mean of final test at class experiment 76.09 and the control class 69.69. Hypothesis test obtained tcount 1.94 and ttable 1.68 where tcount> ttabel, which means the

hypothesis accepted. The values for the affective domain of the students in class experiment 88.61 and class control class were 87.99. Tested the hypothesis obtained

tcount 1.94 and ttable 1.68 where tcount> ttabel, which means the hypothesis is rejected. So

it can be concluded that the application of Index Card Match of learning can improve students' biology learning outcomes in the cognitive domain, whereas in the affective domain can not improve student learning outcomes of grade VII SMPN 4 Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Regency Year 2016/2017.

Keywords: Learning Methods, Index Card Match, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru biologi SMPN 4 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan bulan Januari 2017 didapatkan informasi tentang proses

pembelajaran, dimana kebanyakan guru pada saat menerangkan pembelajaran banyak menggunakan metode ceramah, dan masih banyak siswa yang kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga mengakibatkan siswa

(2)

2 kurang aktif dalam interaksi pembelajaran. Misalnya pada saat guru bertanya kepada siswa mengenai pembelajaran yang sedang diajarkan, mereka menjawab sudah mengerti, namun disaat guru memberikan soal latihan banyaknya siswa yang melihat hasil kerja temannya.

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian biologi siswa pada materi ekosistem kelas VII di SMPN 4 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan tahun ajaran 2016/2017. Pada kelas VII.1 dengan rata-rata ketuntasan siswanya adalah 75,11, kelas VII.2 rata-rata ketuntasan siswanya 73,15 kelas VII.3 dengan rata-rata ketuntasan iswanya adalah 71,26 kelas VII.4 dengan rata-rata ketuntasannya adalah 68,80, kelas VII.5 dengan rata-rata ketuntasannya adalah 65,69. Secara keseluruhan nilainya mencapai batas KKM adalah sebanyak 14%. Kondisi pembelajaran seperti di atas bahwa siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 86%, karena masih banyak siswa yang kurang memahami materi yang telah diajarkan oleh guru.

Untuk mengatasi

permasalahan tersebut maka diperlukanlah upaya atau solusi yang tepat agar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran yang tepat yaitu motode pembelajaran Index Card Martch (ICM). Tipe Index Card Match (ICM) merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang merupakan bagian dari reviewing strategi (Metode pengulangan). Tipe ini membahas cara-cara untuk membantu siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari, menguji pengetahuan, dan kemampuan terhadap apa yang telah mereka pelajari tersebut.

Proses tersebut merupakan penyelesaian pertanyaan yang telah diperoleh dan mencocokkan dengan jawaban. Setiap pasangan akan melemparkan pertanyaan pada pasangan lain dan juga menjawab pertanyaan dari pasangan lain. Bekerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, dan motivasi siswa untuk belajar Biologi sehingga siswa tidak menjadi takut dan aktif dalam belajar Biologi.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Match terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 4 Koto Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan”.

(3)

3 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Index Card Match terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 4 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian ini Randomized posttest only control group design. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April semester 2 tahun ajaran 2016/ 2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 4 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Sebanyak 5 kelas sampel penelitian dalam teknik pengambilan sampel dengan porpuse sampling yaitu secara acak. Dengan kelas sampel VII.3 dan VII.4. Instrumen penelitian dalam ranah kognitig dalam bentuk soal pilihan ganda berjumlah 47 soal, dalam ranah afektif penilaian yang dilakukan dalam bentuk observasi sikap yang diamati sikap. a) memperhatikan dan memperdengarkan. b) berkerja sama

Teknis analisis data menggunakan uji t yaitu uji homogenesis, normalitas dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ranah Kognitif

Penilaian ranah kognitif diperoleh dari tes akhir pada materi ekosistem. Data tersebut diperoleh dari hasil tes akhir. Pada tes akhir digunakan 47 butir soal objektif yang diambil dari 66 butir soal yang telah diuji cobakan pada kelas SMPN 4 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Pada kelas eksperimen yaitu tes akhir diikuti oleh 26 orang siswa, dan pada kelas kontrol yaitu kelas dikuti oleh 25 orang siswa. Data hasil penilaian pada ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Rata-rata Nilai Kognitif Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif untuk kelas

0 20 40 60 80 Eksperimen Kontrol 76.09 69.69 n ilai r ata -r ata Kotrol

(4)

4 eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran Index Card Match dengan nilai rata-rata yaitu 76,09 dan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab dengan nilai rata-rata yaitu 69,69.

Pada ranah kognitif ini, diperoleh hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen L0 0,0249 <

Ltabel 0,173 dan uji normalitas pada

kelas kontrol adalah L0 0,0792 < Ltabel

0,173 maka dapat dikatakan bahwa kedua data sampel berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisis uji homogenitas pada kelas sampel adalah Fhitung 1,11 < Ftabel 1,9838

maka varian data dari kedua kelas sampel homogen. Karena kedua data berdistribusi normal dan bervarians homogen, untuk uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Pada ranah kognitif didapatkan thitung 1,94 > ttabel

1,68. Jadi, dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian diterima.

Pada ranah kognitif hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 76,09 dan pada kelas kontrol yaitu 69,69.

Pada kelas eksperimen jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas

KKM sebanyak 14 orang siswa (53,84%), dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 12 orang siswa (46,15%). Sementara pada kelas kontrol siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 6 orang siswa (24%), dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 19 orang siswa (76%).

Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran index card match (ICM), disebabkan pada proses pembelajaran masing-masing siswa diberikan kertas pertanyaan dan kertas jawaban. Siswa yang mendapatkan kartu jawaban mendengarkan siswa yang mendapat kartu pertanyaan membacakan pertanyaannya., kalau tidak mendengarkan tidak akan tahu siapa pasangannya. Jadi siswa saling bekerja sama untuk mencari pasangannya dan mencocokkan kartu pertanyaan yang mereka dapat dengan kartu jawaban. Pada tahap selanjutnya guru meminta masing-masing anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil dari diskusi mereka, sehingga siswa tersebut dapat bertukar informasi dari kartu yang mereka pegang. Pada tahap selanjutnya siswa juga diminta

(5)

5 menyimpulkan materi pelajaran. Sejalan dengan yang diungkapkan Istarani (2011: 224) bahwa motode pembelajaran index card macth (ICM) dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa melalui proses pembelajaran, mendorong siswa untuk mencari jawaban dengan pertanyaan yang diajukan, menemukan kreatifitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab tidak mengalami peningkatan. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan pada saat proses pembelajaran kebanyakan dari siswa hanya meribut dan tidak mendengarkan guru disaat menerangkan pelajaran. Pada saat diskusi guru memberikan tugas kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan cara mendiskusikan dalam kelompoknya masing-masing tidak terlihat interaksi antar siswa dan siswa kurang aktif dan kurang termotivasi. Akan tetapi siswa tersebut tidak mengerjakan hasil diskusi, siswa hanya mengobrol dengan teman sebangku. Dalam mengikuti proses pembelajaran, sebagian siswa lebih mengandalkan temannya yang lebih pintar untuk

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Rendahnya hasil nilai kuis siswa pada kelas kontrol dibandingkan dengan kelas eksperimen hal ini membuktikan bahwa materi pelajaran yang diberikan oleh guru kurang terkuasai oleh siswa sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat rata-rata hasil akhir belajar siswa pada kelas kontrol 69,69, penilaian pada ranah kognitif pada kelas kontrol berpredikat C . Siswa yang mencapai KKM sebanyak 6 orang dengan presentase ketuntasan 24% sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 19 orang dengan presentase ketuntasan 76%.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa metode pembelajaran Index Card berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa tetapi jika dilihat dari rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol masih berada dibawah KKM. Pada kelas eksperimen pelaksanaan metode pembelajaran Index Card secara umum dapat meningkatkan motivasi dan aktifitas siswa. Ini sesuai dengan pernyataan Menurut Istarani (2011: 244) bahwa indek card match adalah suatu metode mencari pasangan kartu.

(6)

6 0 50 100 N ila i ra ta -r a ta Kelas Eksperimen Kelas Kontrol A B

Metode ini cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan model ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

Pada kelas kontrol saat berdiskusi siswa ada beberapa siswa yang mengerjakannya, namun ada juga yang tidak. Hal ini terlihat karena masih ada beberapa siswa yang meribut. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan nilai rata-rata dibawah KKM. Rendahnya Kriteria Ketuntusan Minimal (KKM) disebabkan oleh siswa belum terbiasa belajar dengan metode pembelajaran Index Card Match, karena selama ini siswa terbiasa dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab Ranah Afektif

Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3.

A : Memperhatikan dan mendengarkan

B : Berkerja sama

Gambar 3. Nilai Rata-rata Ranah Afektif Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Berdasarkan Gambar 3 bahwa hasil belajar siswa pada ranah afektif untuk kelas eksperimen dengan aspek yaitu aspek memperhatikan dan mendengarkan guru pada saat proses pembelajara dan aspek bekerja sama. Nilai rata-rata dari aspek memperhatikan dan mendengarkan guru pada saat proses pembelajaran kelas eksperimen adalah 93 sedangkan kelas kontrol 89. Pada aspek bekerja sama rata-rata nilai siswa kelas eksperimen adalah 91,33 sedangkan kelas kontrol 87,66.

Pada ranah afektif ini untuk uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Pada ranah afektif didapatkan

thitung 0,30 > ttabel 1,68. Jadi, dapat

dikatakan bahwa hipotesis penelitian ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian pada ranah afektif didapatkan nilai rata-rata siswa selama 3 pertemuan pada kedua kelas sampel, yaitu pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai 88,61 dengan predikat A dan penilaian ranah afektif pada kelas kontrol memiliki rata-rata 87,99

(7)

7 dengan predikat A. Pada kedua kelas ini memiliki nilai rata-rata yang hampir sama .

Pada kelas eksperimen dalam pelaksanaannya menggunakan metode pembelajaran Index Card

Match (ICM) terlihat bahwa

kebanyakan dari siswa

mendengarkan, memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru pada saat proses pembelajaran karena jika siswa tidak mendengarkan maka siswa tersebut tidak mendapatkan nilai pada saat itu. Adapun aspek yang diamati yaitu bekerja sama dapat terlihat bahwa siswa tersebut mendengarkan pertanyaan yang dibacakan dan bekerja sama mencocokan jawaban yang ada di kartu. Dengan adanya kartu tersebut siswa saling berkerja sama mencocokan antara soal dan jawaban yang diberikan oleh guru, sehingga siswa tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Asma (2012:9-10) bahwa setiap anggota kelompok bertangung jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan kelompok di tentukan dari seberapa besar sumbangan hasil perorangan. Pada kelas kontrol terlihat bahwa sebagian siswa memperhatikan guru

pada saat proses pembelajaran namun ada beberapa siswa yang tidak memeperhatikan guru, siswa sibuk dengan urusan yang lain dan sering keluar masuk minta izin dengan berbagai macam alasan. Pada saat diskusi sebagian siswa berkerja sama dalam kelompoknya, namun ada juga sebagian siswa yang tidak mau bekerja sama mereka hanya mengandalkan teman yang dirasa pintar dan ketika siswa dimintak untuk menampilkan hasil diskusinya kebanyakan dari siswa tidak berani mengeluarkan mendapatnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Latisma (2011:192) hasil afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidikan dan sebagainya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapkan metode pembelajaran

Index Card Match dapat

(8)

8 siswa kelas VII di SMPN 4 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan pada ranah kognitif, sedangkan pada ranah afektif tidak terjadi peningkatan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Asma, N. 2012. Model Pembelajaran

Kooperatif. Padang. UNP

Press.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang. UNP Press.

Gambar

Gambar 3. Nilai Rata-rata Ranah  Afektif Pada Kelas  Eksperimen dan Kelas   Kontrol.

Referensi

Dokumen terkait

[1] R ´ EDEI L., Die neue Theorie der endlichen Abelschen Gruppen und Verallgemeinerung des Hauptsatzes von Haj´os,

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka dibuat rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil diagnosis level miskonsepsi siswa

Apakah pengaruh neglected pada suatu perusahaan terhadap abnormal return yang secara statistik tidak memiliki signifikansi terhadap abnormal return setelah melakukan

Penelitian yang dilakukan oleh Patang (2012) di Kabupaten Sinjai mengahasilkan beberapa strategi pengelolaan mangrove yaitu masyarakat melakukan penanaman berdasarkan potensi yang

Pertemuan keenam direncanakan untuk mengajar mata pelajaran Komunikasi Data dengan materi Pembuatan Kabel LAN untuk Komunikasi Data dengan satu kompetensi

Jika dalam satu periode akuntansi, perusahaan memiliki pendapatan yang lebih besar dari beban, maka dikatakan perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan

Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam :..

(Hemiptera: Alydidae) menjadi salah satu hama penting pada pertanaman kacang panjang. Dalam upaya pengendalian hama R. linearis dibutuhkan informasi dasar seperti