• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 1

ANALISIS KEBUTUHAN

SISTEM PEMBELAJARAN

Penulis

: Drs.Bambang Warsita, M.Pd

Pengkaji Materi : Dr. Purwanto, M.Pd

Pengkaji Media : Dra. Mariana Soemitro

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta 2011

(2)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 2

A. PENDAHULUAN

Halo, apa kabar? Mudah-mudahan Anda dalam keadaan sehat walafiat. Kami yakin Anda tentu sudah siap untuk mempelajari modul ini. Kali ini Anda akan mempelajari modul yang berjudul “Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran”.

Modul ini membahas tentang: 1) konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran, 2) prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran, mulai dari tujuan, strategi, media, dan evaluasi, 3) model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran, dan 4) langkah-langkah analisis kebutuhan sistem pembelajaran, yaitu mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, serta menyusun laporan hasil.

Agar memudahkan untuk dipelajati modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran ini dibagi menjadi 5 kegiatan belajar, yaitu:

a. Kegiatan belajar 1, membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

b. Kegiatan belajar 2, membahas tentang prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

c. Kegiatan belajar 3, membahas tentang model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

d. Kegiatan belajar 4, membahas tentang penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

e. Kegiatan belajar 5, membahas tentang pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda pelajari secara bertahap, mulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1 yang membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar-2. Anda dapat melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar-2 setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar-1

(3)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 3 dan dapat menjawab soal-soal tugasnya dengan benar. Demikian seterusnya, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Jika Anda telah dapat menyelesaikan kegiatan belajar sebelumnya. Satu hal yang penting adalah membuat catatan tentang materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Cobalah terlebih dahulu mendiskusikan materi pembelajaran yang sulit dengan sesama peserta Diklat atau teman sejawat. Apabila memang masih dibutuhkan, Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan nara sumber Diklat pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka.

Di dalam modul ini tersedia soal tugas dan hendaknya semua soal tugas ini Anda kerjakan dengan tuntas. Dengan mengerjakan semua soal tugas yang ada Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahamannya terhadap materi yang disajikan dalam modul dan dapat membantu Anda mengetahui bagian-bagian mana dari materi yang disajikan di dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, apabila semua soal tugas di setiap Kegiatan Belajar sudah selesai Anda kerjakan, periksalah jawaban Anda dengan menggunakan Kunci Tugas yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, lalu gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar.

Rumus

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100% 5

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali

80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup - 69 % = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup memahami materi Kegiatan Belajar. Anda dapat meneruskan mempelajari Kegiatan Belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80% Anda harus bersabar untuk mengulangi mempelajari materi Kegiatan Belajar, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Kemudian kerjakan kembali soal tugasnya.

(4)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 4 Manfaat mempelajari modul ini membantu Anda untuk dapat melakukan analisis kebutuhan sistem/model teknologi pembelajaran. Selain itu, Anda dapat memperoleh suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem atau model pembelajaran. Modul ini juga akan membantu Anda dalam menyusun rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah dan menganálisis data, serta menulis laporan hasil analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya atau kegunaan menguasai modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran bagi Anda Pejabat Fungsional PTP adalah memudahkan tugas Anda merancang media pembelajaran, merancang model pembelajaran, merancang model Diklat, dan sebagainya.

Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 15 x 45 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 45 menit. Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka.

Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya tergantung pada keseriusan Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi yang belum Anda pahami kepada nara sumber pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka, atau berdiskusi dengan rekan Anda serta berusaha menyelesaikan semua tugas yang ada dalam modul dengan baik. Yakinlah bahwa Insya Allah Anda akan berhasil dengan baik apabila memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kemudahan belajar.

(5)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 5

KEGIATAN BELAJAR-5

PELAKSANAAN

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mempelajari materi Kegiatan ini, Anda dapat melaksanakan analisis kebutuhan sistem pembelajaran mulai dari: a) mengumpulkan data, b) mengolah data, dan menyusun laporan.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, materi pembelajaran yang yang menjadi fokus pembahasan pada Kegiatan Belajar-5 ini adalah tentang pelaksanaan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

Pada dasarnya, ada tiga langkah dalam pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran, yaitu: (1) mengumpulkan data, (2) menganalisis dan mengolah data, dan (3) menyusun laporan.

2. Uraian Materi

Apa tujuan melaksanakan analisis kebutuhan sistem pembelajaran? Tujuan analisis kebutuhan adalah untuk mengatasi masalah. Oleh karena itu, berdasarkan sifatnya analisis kebutuhan sistem pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu: a) bersifat kuratif adalah analisis kebutuhan untuk mengatasi masalah yang penting dan mendesak saat ini, dan b) bersifat preskriftif adalah model analisis kebutuhan yang bersifat mengatasi masalah antisipasi di masa depan.

Untuk Anda ketahui ada beberapa langkah pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran:

a. Pengumpulan data

Apabila Anda telah menentukan data apa yang akan dikumpulkan, dari mana data tersebut diperoleh dan dengan cara apa, maka Anda maupun orang lain yang akan membantunya, sudah mengetahui apa yang selanjutnya akan Anda laksanakan yaitu mengumpulkan data.

(6)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 6 Mengumpulkan data merupakan suatu pekerjaan yang sulit dan berat. Mengapa demikian? Karena apabila Anda memperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya akan salah, dan hasil penelitiannya menjadi palsu atau tidak benar.

Ada dua hal utama yang dapat mempengaruhi data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2006). Mengapa demikian? Kualitas instrumen ini berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan kualitas pengumpulan data berkaitan dengan ketepatan cara-cara yang Anda gunakan untuk mengumpulkan data. Artinya instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak Anda gunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.

Pengumpulan data dapat Anda lakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2006). Bila dilihat dari settingnya, data dapat Anda kumpulkan dengan setting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan wawancara, di sekolah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, lokakarya, diskusi, di kantor, di jalan dan sebagainya. Sedangkan dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan datanya dapat menggunakan sumber data primer maupun sumber data skunder (dokumenter). Selanjutnya dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat Anda lakukan dengan wawancara, kuesioner (angket), observasi (pengamatan), tes dan gabungan keempatnya.

Coba Anda berikan contoh pengumpulan data dilihat dari sumber datanya. Misalnya Anda akan melakukan penelitian analisis kebutuhan model Diklat Bahasa Inggris untuk guru SD. Maka sumber informasi dalam analisis kebutuhan Diklat ini yaitu guru SD, kepala sekolah SD, penilik atau pengawas SD, pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengelola Diklat, masyarakat (orang tua peserta didik), dll. Sedangkan teknik pengumpulan datanya Anda dapat wawancara dengan kepala sekolah SD, penilik atau pengawas SD, pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengelola Diklat.

(7)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 7 Informasi dari guru dapat Anda gunakan metode kuesioner dan tes, dan sebagainya.

Selanjutnya kapan teknik atau metode pengumpulan data dapat Anda gunakan? Teknik atau metode pengumpulan data dapat Anda gunakan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Tabel 4, Karakteristik metode atau teknik pengumpulan data

No. Metode Karakteristiknya

1. Kuesioner digunakan bila responden jumlahnya cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas, responden dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia serta dapat disampaikan ke responden secara langsung atau di kirim melalui pos atau internet

2. Observasi digunakan bila objek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan responden kecil

3. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah respondenya kecil/sedikit

4. Tes digunakan bila ingin mengetahui prestasi hasil belajar

5. Gabungan keempatnya

Digunakan bila ingin mendapatkan data secara lengkap, akurat, dan konsisten

Strategi pengumpulan data dalam analisis kebutuhan dapat Anda lakukan dengan berbagai cara atau metode. Beberapa strategi yang dapat Anda lakukan antara lain adalah curah pendapat (brainstorming), wawancara, observasi, kuesioner, panel ahli (expert judgment), seminar, lokakarya, diskusi kelompok terfokus (focus group discussion), tes, dokumentasi dan lain-lain. Strategi paling minimal yang dapat dilakukan dalam analisis kebutuhan adalah curah pendapat (brainstorming).

Apakah Anda memberikan contoh? Misal Anda akan melakukan pengumpulan data mengenai sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode survai dan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Dasar penggunaan kuesioner untuk suatu penelitian survai ialah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1998). Juga berdasarkan

(8)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 8 adanya asumsi bahwa responden dapat dan mau untuk memberikan informasi (jawaban) yang akurat tentang pemanfaatan siaran televisi pendidikan yang ditayangkan oleh TVE dan TVRI. Selain itu, karena pertimbangan dapat mengungkap fakta secara obyektif dalam waktu yang relatif singkat dan praktis.

Selain itu, analisis kebutuhan sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode survei dengan teknik Delphi (delphy technique) kepada sejumlah pakar. Penelitian ini berjudul televisi sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Survei dilaksanakan dengan meminta pendapat para pakar dalam bidang pendidikan, psikologi, komunikasi dan agama tentang tayangan program televisi pembelajaran yang bagaimana yang dapat menunjang suksesnya program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (Wajar Dikdas 9 Tahun) (Sudirdjo, 1995). Salah satu kesimpulan dan rekomendasinya tentang jenis-jenis program tayangan televisi pembelajaran yang bagaimana yang dapat menunjang suksesnya Program Wajar Dikdas 9 Tahun adalah program yang: (a) menunjang, memperkaya dan melengkapi materi pelajaran di sekolah, (b) mengandung unsur pendidikan atau bersifat mendidik dan dapat membina perkembangan watak dan kepribadian peserta didik seperti percaya diri, kejujuran, ketekunan, kebenaran, disiplin, mandiri, hidup hemat, hormat kepada orang tua dan lain-lain, (c) menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa termasuk toleransi terhadap sesama umat beragama, (d) memperluas wawasan dan cakrawala pengetahuan peserta didik dan dapat mendorong perkembangan nalar (intelektual) dan kemampuan secara kritis serta kepedulian terhadap lingkungan dan sosial, (e) merangsang perkembangan imajinasi, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah dan rasa ingin tahu peserta didik, (f) menumbuhkan motivasi, semangat dan budaya untuk belajar/sekolah, (g) berisikan berbagai keterampilan praktis seperti kerajinan batik, kayu, peternakan, pertanian, industri rumah tangga dan sebagainya, (h) memberikan informasi tentang penyelenggaraan Wajar Dikdas termasuk operasionalisasi dan

(9)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 9 alternatif cara-cara pelaksanaannya, baik yang bersifat konvensional maupun innovatif seperti SMP Terbuka dan Kejar Paket B, (i) mengajarkan bahasa, dan (j) mengembangkan jiwa petualang yang bersifat positif untuk mengembangkan inisiatif, semangat eksploratif dan kemandirian.

Kita ambilkan contoh analisis kebutuhan yg bersifat preskriftif, pada tahun 2001-2003, Pustekkom telah menyelenggarakan serangkaian seminar dan lokakarya tentang pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan baik di Jakarta maupun di beberapa daerah. Tindak lanjut dari seminar dan lokakarya tersebut, telah dikembangkan situs e-dukasi.net yang berisi bahan belajar on line bagi peserta didik SMA.

Pada tahun 2003 dilaksanakan analisis kebutuhan dalam bentuk FGD (focused-discussion group) dengan menghadirkan para pakar dan praktisi Teknologi Informasi dan Teknologi Pendidikan. FGD merekomendasikan pengembangan situs e-duksi.net menjadi fasilitator jaringan kerjasama antar sekolah dalam pemanfaatan bahan belajar berbasis TIK. Studi kelayakan pengembangan e-dukasi.net pada beberapa propinsi di Indonesia, yaitu antara lain NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Studi ini merekomendasikan bahwa sekolah-sekolah tertentu, khususnya di perkotaan baik negeri maupun swasta telah siap dan merasakan adanya kebutuhan pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran.

Tahun 2004 dilakukan penyempurnaan Content Management System (CMS) e-dukasi.net. Harapan ke depan e-dukasi.net akan menjadi bagian yang integral dalam proses pembelajaran dan terintegrasi dengan media lainnya seperti televisi edukasi, CD interaktif, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun sebagai penunjang Pusat Sumber Belajar (PSB) di sekolah. Tindaklanjutnya pada tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional meluncurkan program layanan TIK untuk pembelajaran. Program ini merupakan upaya meningkatkan layanan dan kebutuhan sumber belajar bagi peserta didik. Apa saja yang ada dalam program TIK? Program itu di antaranya portal Rumah Belajar yang dapat diakses melalui

(10)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 10 Portal Rumah Belajar merupakan fasilitas layanan bagi guru dalam menyiapkan materi pembelajaran. Ada lima fitur dalam portal rumah belajar, yakni fitur Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), fitur katalog media, fitur bahan belajar interaktif, dan fitur bank soal. Portal rumah belajar juga merupakan fasilitas untuk melakukan pertukaran informasi, pengalaman, dan, pengetahuan serta memberikan fasilitas kompilasi catatan belajar dan mengajar, baik oleh peserta didik, guru, maupun masyarakat pengguna yang akhirnya menjadi jaringan kerja pendidikan dan sumber belajar Indonesia.

Berdasarkan contoh di atas, dalam kegiatan analisis kebutuhan dapat menggunakan berbagai metode pengumpuldata. Misalnya pada awalnya dilakukan berbagai seminar dan lokakarya, kemudian dilanjutkan dengan FGD, kemudian dilakukan survey dengan menyebarkan koesioner, lalu dilakukan seminar dan lokakarya lagi, dan sebagainya. Akhirnya baru di rumuskan rekomendasi dari hasil analisis kebutuhan sistem pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah. Jadi esensi analisis kebutuhan sebenarnya menemukan rekomendasi yang dapat menjadi soulsi permasalahan.

Contoh analisis kebutuhan yang bersifat kuratif, misalnya dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan Diklat PNS tahun 2012, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DIY menyelenggarakan FGD (Focus Group Discussion) Analisis Kebutuhan Diklat Tahun 2012 (http://bkd.jogjaprov.go.id). Peserta FGD terdiri dari Pejabat Eselon IV Badan dan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY. Pelaksanaan FGD Analisis Kebutuhan Diklat dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan data spesifik mengenai kebutuhan peningkatan kompetensi setiap satuan/unit kerja pada instansi-instansi pemerintah DIY. Berdasarkan data hasil penyusunan dan perumusan kompetensi dari setiap jabatan struktural dapat disusun program Diklat dengan kualifikasi berorientasi pada kompetensi dasar

(competency based training), tepat sasaran, tepat materi, tepat metode serta

(11)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 11 pemecahan masalah riil di lapangan (local specific training). Tujuan FGD adalah: 1). untuk mengidentifikasi kompetensi yang kurang optimal penguasaannya untuk dikonversikan sebagai materi pelajaran yang perlu dibelajarkan; 2). untuk menentukan materi Diklat yang relevan untuk diikuti sesuai tuntutan kebutuhan pelaksanaan tugas/jabatannya; 3). untuk mengidentifikasi substansi materi Diklat yang perlu diikuti oleh PNS yang mempunyai tugas yang relevan dan perlu ditingkatkan kompetensinya.

Bagimana, Anda dapat memahami uraian materi yang baru saja And baca? Baik, kita lanjutkan untuk mempelajari materi pengolahan data.

b. Pengolahan data

Pekerjaan menganalisis data tidak seberat dengan mengumpulkan data, tetapi menganalisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Mengapa demikian? Ya, karena jenis data menuntut teknik analisis data tertentu. Misalnya penelitian kuantitatif, Anda dapat menggunakan teknik analisis data statistik. Selain itu, tahap mengolah data ini penting karena menjadi alat pengambilan keputusan.

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Proses analisis data dimulai dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan penghitungan untuk menguji hipotesis.

Analisis data dapat Anda lakukan dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2006). Analisis statistik deskriptif mulai dari penyajian data dengan tabel, grafik, diagram lingkaran, histogram, pictogram, perhitungan mean, median, modus, simpangan baku dan rentang teoritik. Oleh karena itu, penelitian terhadap populasi atau tanpa diambil

(12)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 12 sampelnya jelas menggunakan analisis statistik deskriptif. Karena Anda hanya mendeskripsikan data tanpa membuat kesimpulan untuk populasi dimana sampel diambil.

Bagaimana Anda melakukan analisis data dengan menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial atau statistik induktif atau statistik probabilitas adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2006). Oleh karena itu statistik inferensial sangat cocok Anda gunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara random.

Analisis statistik inferensial ini dapat Anda gunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, baik sederhana maupun ganda. Adapun uji korelasi sederhana dengan menggunakan korelasi Product Moment Person (r), untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat dilanjutkan dengan regresi tunggal. Kemudian korelasi ganda untuk menguji hubungan antara dua variabel bebas secara bersama-sama dengan satu variabel terikat dilanjutkan dengan regresi ganda. Namun, sebelumnya perlu diuji persyaratan analisis data yaitu normalitas dan homoginitas.

Analisis statistik ini saya yakin dapat Anda kerjakan dengan mudah, karena dapat memanfaatkan bantuan komputer (SPSS For Windows) setelah seluruh data yang masuk, dan diberi kode dan skor berdasarkan variabelnya serta dimasukkan ke SPSS.

Tidak ada kesulitan bukan! Nah, kita pelajari kelanjutan materi berikut.

c. Penyusunan laporan

Penyusunan laporan merupakan langkah terakhir dari serentetan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Pelaporan akan menjadi dokumen pengambilan keputusan terhadap sistem yang akan Anda kembangkan atau digunakan. Oleh karena itu, dalam menulis laporan hasil analisis kebutuhan ini Anda seperti sedang bercerita. Nah, agar apa yang

(13)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 13 Anda ceritakan itu dapat dipahami oleh pembaca, maka harus memperhatikan hal-hal tertentu. Tentu saja aturan penulisan laporan penelitian ilmiah, berbeda dengan aturan menulis cerita novel atau berita. Anda ingat analisis kebutuhan merupakan salah satu kegiatan penelitian atau kegiatan ilmiah, maka laporan yang Anda susun harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Satu hal yang terpenting adalah laporan hasil penelitian harus ditulis secara jelas dan meyakinkan.

Kapan sebaiknya Anda menulis laporan? Pada umumnya menulis laporan dilakukan setelah bahan dan data yang diperlukan terkumpul semua, baru kemudian memulai menulis laporan. Sebenarnya menurut penulis akan jauh lebih efisien apabila pekerjaan menyusun laporan itu telah Anda mulai dengan mempersiapkan bahan-bahan dan segala sesuatunya sejak penelitian analisis kebutuhan dimulai.

Bagaimana caranya agar Anda dapat mulai menyusun laporan dari awal kegiatan penelitian? Untuk dapat menulis laporan terlebih dahulu Anda merancang garis besar laporan, bersamaan Anda mengajukan rancangan penelitian analisis kebutuhan. Selain itu Anda perlu mengidentifikasi berbagai sistematika atau format laporan yang akan di gunakan.

Bagaimana sistematika penulisan laporan hasil analisis kebutuhan sistem pembelajaran? Banyak sekali sistematika atau format penulisan laporan yang dapat Anda gunakan, yang penting Anda perhatikan pembaca dapat memahami apa yang telah Anda lakukan dalam penelitian, tujuannya dan bagaimana hasilnya. Oleh karena itu, sistematika penulisan laporan antara lain:

1) Bagian pendahuluan, menyajikan halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar/ilustrasi atau diagram-diagram.

2) Bagian isi laporan, biasanya menjelaskan isi dari laporan yang terdiri dari beberapa bab. Sajian materi Bab 1, menjelaskan latarbelakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, dan kegunaan penelitian analisis kebutuhan. Bab 2, membahas pentingnya kajian pustaka yang menyajikan deskripsi landasan teori yang mendasarinya untuk masing-masing variabel penelitian analisis

(14)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 14 kebutuhan. Bab 3, menjelaskan metodologi penelitian analisis kebutuhan yang Anda gunakan, mulai dari penjelasan mengenai tujuan penelitian analisis kebutuhan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab 4, menjelaskan hasil penelitian analisis kebutuhan dan pembahasan, mulai dari pengolahan data, penyajian data dan analisis data serta penarikan kesimpulan. Bab 5, adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.

3) Bagian akhir, menyajikan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran Sampai disini Anda telah menyelesaikan pembahasan materi pada Kegiatan Belajar-5. Masih ingat apa yang Anda pelajari? Untuk mengingatkan kembali apa yang telah Anda pelajari, bacalah rangkuman berikut!

RANGKUMAN

Secara sederhana langkah-langkah pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran sebagai berikut:.

1. Pengumpulan data, tahap melakukan pengumpulan data dari lapangan atau tahap yang sangat menentukan.

2. Pengolahan data, tahap mengolah data menjadi alat pengambilan keputusan. 3. Pelaporan hasil, adalah langkah terakhir dari analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Pelaporan akan menjadi dokumen pengambilan keputusan terhadap sistem yang akan dikembangkan atau digunakan

(15)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 15

PENUTUP

Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul Diklat JF-PTP yang berjudul “Analisis Kebutuhan Sistem

Pembelajaran”. Sebagai tindak lanjut dari penyelesaian Modul ini, Anda haruslah

mengerjakan Tes Akhir Modul (TAM). Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan Anda terhadap keseluruhan materi pembelajaran yang telah Anda pelajari.

Secara garis besar, materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul ini telah membahas tentang: 1) konsep dan essensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran, 2) prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran, mulai dari tujuan, strategi, media, dan evaluasi, 3) model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran, 4) penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran, dan 5) pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Pada setiap Kegiatan Belajar, Anda telah mengerjakan soal-soal latihan. Pengalaman Anda mengerjakan soal-soal latihan akan membantu mengerjakan TAM.

Soal-soal TAM ada pada panitia penyelenggara pelatihan. Oleh karena itu, mintalah kesempatan agar Anda diberikan waktu untuk mengerjakannya. Selamat mengerjakan TAM dan sukses tentunya. Apabila Anda telah berhasil mengerjakan TAM minimal 80% benar, maka Anda dikatakan telah menguasai materi pembelajaran yang diuraikan di dalam Modul.

Seandainya jawaban Anda belum mencapai 80% benar, Anda pelajari ulang Modul ini. Setelah itu mintalah kesempatan untuk mengerjakan TAM yang kedua kali. Semoga Anda berhasil dan dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk Modul yang lain.

(16)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 16 A. B. C.

GLOSARIUM

Analisis kebutuhan

suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan yang seharusnya terjadi dengan keadaan yang senyatanya terjadi

Analisis kebutuhan sistem pembelajaran

pendekatan yang sistematis dan sistemik dalam memecahkan kesenjagan dalam sistem pembelajaran

Analisis pembelajaran

Proses menjabarkan prilaku umum menjadi prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis

Esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran

suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem pembelajaran

Identifikasian masalah

upaya memetakan masalah-masalah serta menyusunnya berdasarkan skala perioritas, sehingga proses pemecahan masalah menjadi sitematis dan tepat sasaran

Implementasi

langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran di lapangan

Kebutuhan

kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya

Kebutuhan pembelajaran

kebutuhan yang memerlukan penyelesaian dengan melaksanakan kegiatan instruksional/pembelajaran

Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses

Pengembangan

proses menerjemahkan spesifikasi desain menjadi kenyataan (bentuk fisik)

Pembelajaran

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lengkungan belajar atau usaha untuk membuat peserta didik belajar

(17)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 17 Sistem pembelajaran

suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar

Sumber Acuan

Abidin, zaenal, Analisis Kebutuhan Pembelajaran dan Analisis Pembelajaran dalam

Desain Sistem Pembelajaran, Jurnal Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2007 (website: http// www.ums.ac.id)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ke 10 , Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta, 1996

Cronbach, Lee J., Educational Psychology 3rd Edition. New York: Harcourt Brace Jovanovich Inc., 1977

Degeng, Nyoman.S, Paradigma Pendidikan:dari Behavioristik ke Konstruktivistik, Bahan presentasi, Univ. Negeri Malang, 2007.

DePorter, Bobbi, & Hermacki, Mike, Quantum Learning, Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, Bandung,

Penerbit Kaifa, 1992.

Dick, Walter and Carey Lou, The Systematic Design of instruction 3rd Ed, Includes Bibliographical References, USA, Walter Dick and Lou Carey 1990.

Kozma, Robert B., Lawrence W. Belle and George W. Williams. Instructional

Techniques in Higher Education . New Jersey: Educational Technology

Publications Inc., 1978

Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Morrison, Gary. R, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp : Designing Effective

Instruction, Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA

2001.

Model Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Inggris Guru SD Sistem Jarak Jauh,

Jakarta: Pustekkom-PPPPTK Bahasa, 2007.

Pribadi, Benny A., Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2011.

(18)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 18 Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., Teknologi Pembelajaran, Definisi dan

Kawasannya, Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi Miarso, Jakarta: Penerbit IPTPI & LPTK, 2000.

Smaldino, E. Sharon, Lowther, Deborah L, Russell, James D, Instructional

Technology and Media for Learning. Pearson: Prentice Hall, Inc., 2008

Singarimbun, Masri, & Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Penerbit LP3ES, 1989

Situmorang, Robinson, GBPP, Teknik Pengembangan dan Pemanfaatannya Untuk

Mencapai Kompetensi dalam Pembelajaran, Jakarta. Pustekkom

Depdiknas, 2007.

Sudirdjo, Sudarsono, Televisi sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang

penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,

Jakarta: Desertasi Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta, 1995.

Suparman, M. Atwi, Desain Instruksional, Jakarta: Pusat Penerbitan universitas Terbuka, 2004.

Supriatna, Dadang, & Mulyadi, Mochamad, Konsep Dasar Desain Pembelajaran

(Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB), Bandung:

Penerbit PPPPTK TK & PLB, 2009

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung: Penerbit Alpabeta, 2006.

Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan

Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006.

Soekamto, Toeti, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta: Pelatihan PEKERTI Universitas Negeri Jakarta, 2004.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007

Trianto. Model Pembelajaean Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007

Tri Wijaya, Agustina, Media Pembelajaran Huruf Hiragana dan Katakana untuk

Pemula Berbasis Multimedia Menggunakan Macromedia Flash,

Yogyakarta: Skripsi UNY, 2011

Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

(19)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 19 Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta:

Penerbit PT. Reneka Cipta, 2008.

Warsita, Bambang, Pendidikan Jarak Jauh: Perancangan, Pengembangan,

Implementasi, dan Evaluasi Diklat, Bandung: Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya, 2011.

ADDIE Instructional Design Model. Retrived December 20 2006. Website:

http://itsinfo.tamu.edu/workshops/handouts/pdf_handouts/addie.pdf

Website: http://anrusmath.wordpress.com/2008/08/16/pengembangan, diunduh pada tanggal 9 Januari 2012

Website:

http://duniaroy.wordpress.com/2010/12/07/pengembangan-sistem-pembelajaran-model-dick-carey-dan-carey/ di unduh pada 31 Oktober 2011 Website: http://www.teknologipendidikan.net/2008/08/06/model-pengembangan-sistem-pembelajaran-bagi-penyiapan-sumberdaya-manusia-era-informasi Website:http://www.mediapendidikan.net/index.php?option=com_content&view=cat egory&id=31&Itemid=35 Website: http://fakultasluarkampus.net/mengembangak-sistem-pembelajaran-dengan-model-addie/ Website: http://www.ak-ishaq.com/2011/01/model-pengembangan-menurut-kemp.html

Website:http://bkd.jogjaprov.go.id/detail/id/post/269, diunduh 13 Februari 2012

Website:http://mayadikiria.wordpress.com/2011/05/24/assure-model/, diunduh tanggal 21 Maret 2012

Referensi

Dokumen terkait

Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,

Pengumuman lelang Pendaftaran Penjelasan Penawaran Pembukaan penawaran Pengumuman pemenang Penyiapan Dokumen Lelang Penyiapan penawaran Evaluasi & klarifikasi Persiapan

bagaimana perilaku untuk use case ekstensi dapat dimasukkan ke dalam perilaku yang ditentukan untuk use case dasar.. Use Case Modeling:

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo). Hal ini dilatar belakangi karena banyaknya generasi muda khususnya Mahasiswa sering menunjukkan perilaku pembelian kompulsif.

Bila terjadi bencana baik dari dalam maupun dari luar rumah sakit, dimana pasien yang datang lebih dari 10 orang dalam waktu yang bersamaan, maka kriteria

Dengan semakin berkembangnya dan semakin tingginya kebutuhan masyarakat Dengan semakin berkembangnya dan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang

5 (material) dari proses penjualan, mereka menyampingkan keterampilan akan ilmu dibidang kefarmasian dan membuat masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari