• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan swasta atau ditafsirkan dengan pendekatan top-down. Dimana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan swasta atau ditafsirkan dengan pendekatan top-down. Dimana"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu negara pada dasarnya melibatkan tiga stakeholders yaitu negara, masyarakat dan swasta masing-masing diantaranya memiliki peranan yang kuat dalam sebuah pembangunan. Dalam paradigma pembangunan lama, peranan negara yang lebih menonjol dari pada masyarakat dan swasta atau ditafsirkan dengan pendekatan top-down. Dimana negara memiliki dominasi dalam merancang program-program pembangunan yang seragam tanpa melihat kebutuhan-kebutuhan yang ada di daerah-daerah, sehingga sering kali pendekatan program-program yang telah dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah-daerah. Dalam hal ini peranan masyarakat hanya sebagai konsumen yang menikmati produk-produk yang dibuat oleh pemerintah dan tidak terlibat langsung, selain itu pendekatan seperti ini akan mengakibatkan masyarakat menjadi ketergantungan dengan negara dan tidak mampu berkembang secara mandiri.

Paradigma pembangunan seperti ini lebih banyak menitik beratkan pada pertumbuhan ekonomi, yang artinya kepentingan masyarakat dapat dikorbankan demi produktifitas nasional. Sedangkan pada paradigma baru adanya kesetataan peran antara tiga stakeholder dimana masyarakat memiliki peranan yang dominan dalam pembangunan sedangkan negara dan swasta sebagai fasilitator. Pasalnya pada paradigma baru harus berorientasi pada kepentingan masyarakat terutama pada penangulangan kemiskinan, perluasan

(2)

2 kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan. Logika yang digunakan dalam paradigma baru ini adalah logika lingkungan hidup manusia yang berimbang, sumberdayanya adalah sumberdaya informasi dan prakarsa yang kreatif, sasaran yang dominan adalah pertumbuhan umat manusia yang dirumuskan dalam rangka terealisasinya potensi umat manusia (Korten dalam Agnes, 2004).

Salah satu yang menjadi fokus pembangunan di Indonesia adalah pembangunan ekonomi, hal tersebut dapat dilihat dengan bergabungnya Indonesia pada Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang diselenggrakan serentak pada tahun 2016 dan diikuti oleh sepuluh negara yang berada di asia tenggara. Didalam rumusannya MEA mempunyai 4 (empat) pilar yang nantinya akan diberlakukaan diseluruh Negara yang tergabung di dalam ASEAN, yakni; 1) pasar tunggal dan basis produksi, 2) membangun kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, 3) membangun kawasan dengan ekonomi yang merata, 4) membangun kawasan dengan integrasi penuh terhadap pereekonomian global. Pembentukan pasar tunggal atau MEA memungkinkan satu negara dapat menjual barang atau jasa dengan mudah ke negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin berat. Hal ini menjadi motivasi bagi masyarakat Indonesia untuk dapat meningkatkan kualitas dagang dan kemampuan ekonomi agar tidak kalah dengan negara-negara lain, dikarenakan terjalinya perdagangan yang lebih luas juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara.

Sebagian besar pelaku usaha mikro atau pelaku usaha kecil menengah di Indonesia merupakan kaum perempuan. Hal tersebut, diperkuat

(3)

3 dengan pernyataan dari Kementerian Pemberdayaan dan Perlindangan Perempuan yang menyebutkan bahwa sebanyak 60% pelaku UKM di Indonesia adalah perempuan (dikutip http://www.berdikarionline.com/mea-2015-dan-ancamannya-bagi-kaum-perempuan/, diakses tanggal 9/12/2016). Banyak diantaranya perempuan di Indonesia yang bekerja sebagai pedagang kecil seperti pedagang asongan, penjahit, penjual kue, dan lain sebagainya. Terlibatnya Indonesia pada agenda MEA memunculkan kekhawatiran akan ancaman bagi kaum perempuan yang menjadi pelaku usaha mikro, dikarena mereka harus bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar yang mampu mengusai pasar secara global, sedangkanpara pelaku usaha mikro tidak mendapatkan perlindungan serta dukungan dari pemerintah.

Melihat perkembangan pembangunan di Indonesia baik dari sektor ekonomi maupun sektor sosial, nampaknya hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk. Berdasarkan data yang didapatkan jumlah penduduk Indonesia per 30 Juni 2016 mencapai kisaran 257.912.349 jiwa (http://jateng.tribunnews.com/2016/09/01/data-terkini-jumlah-penduduk-indonesia-2579-juta-yang-wajib-ktp-1825-juta diakses tanggal 05/04/2017). Banyaknya jumlah penduduk tersebut sangat berpangruh pada peningkatan pendapatan negara, serta secara sosial berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun ternyata, padatnya penduduk menjadi salah satu pemicu banyaknya jumlah sampah yang diproduksi setiap harinya oleh masyarakat Indonesia, dilihat dari meningkatnya konsumsi masyarakat. Setiap harinya manusia memproduksi sampah hingga 175.000 ton perharinya. Diperkirakan setahun produksi sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton

(4)

4 (Azhar / National Geographic). Jambeck (2015) mengungkapkan bahwa Indonesia menempati posisi kedua penyumbang sampah terbesar setalah Cina. Setiap tahunnya Indonesia mampu menyumbang sampah hingga 187,2 juta ton. Sedangkan Cina mencapai 262,9 juta ton sampah setiap tahunnya

(http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/07/setelah-cina-indonesia-tempati-posisi-kedua-penyumbang-sampah-terbesar-di-dunia (diakses tanggal 30/11/2016).

Penguraian sampah plastik memerlukan waktu kurang lebih 20 tahun. Semakin banyak penumpukan sampah plastik maka waktu penguraian/ peleburan sampah plastik juga akan semkain lama, selain itu hal yang sangat berbaha yakni akan berdampak pada pencemaran lingkungan, salah satunya pencemaran pada ekosistem laut dan tanah. Menurut Dirgen Pengelolahan Sampah, Limbah, dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) Hendrawati Mintrarsih menyebutkan total jumlah penumpukan sampah Indonesia pada 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada, dikutip dari CNN Indonesia (http://www.cnnindonesia.com/gaya- hidup/20160222182308-277-112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia/ diakses 05/04/2017).

Penumpukan sampah plastik yang semakin banyak tersebut dapat dilihat dari aktifitas masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan. Beberapa diantaranya banyak warga di Indonesia yang membuang sampah langsung ke aliran sungai. Hampir diseluruh wilayah Indonesia memiliki permasalahan yang sama, tidak terkecuali di Kota Batu, provinsi Jawa Timur.

(5)

5 Kota yang mengklaim sebagai kota wisata di Jawa Timur ini juga merasakan penumpukan sampah yang semkain banyak setiap tahunnya. Sebagai produk pembangunan daerah, Kota Wisata Batu telah menunjukkan bahwa telah banyak melakukan pembangunan terutama pada sektor pariwisata. Dampah yang dihasilkan dari pembangunan pada sektor pariwisata yakni menjadikan Kota Batu menjadi lebih banyak dikunjungi wisatawan, sehingga berpengaruh pada tinginya pendapatan daerah. Namun, pada faktanya saat ini dengan tinginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu berdampak pada peningkatan jumlah sampah. Seperti yang dikutulisakan oleh media online (Malangtimes) menyebutkan bahwa jumlah sampah mengalami kenaikan 30-40 persen pada hari libur, jika biasanya sampah hanya mencapai 80 ton di hari-hari normal, pada hari libur sampah di kota Batu mencapai 110 ton (http://www.malangtimes.com/baca/13468/20160714/111002/sampah-liburan-lebaran-tembus-110-ton-per-hari-/ (diakses 5/10/2016).

Banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi banyaknya sampah di Kota Batu, salah satunya dengan cara membunag sampah langsung ke TPA dan adanya bank sampah. Namun, hal tersebut sepertinya belum efektif masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke aliran sungai. Seperti yang terjadi di Desa Mojorejo, masyarakat masih membuang sampah kealiran sungai. Serta berdasarkan data dari bank sampah desa menunjukkan bahwa, penumpukan sampah plastik jika diakumulasikan dari 8 RW setiap bulannya mencapai hingga 800 kg. Upaya pengurangan sampah plastik di Desa Mojorejo, telah dilakukan melalui Bank Sampah yang diterapkan di masing-masing RW dan dikelolah oleh Kader Bank Sampah. Hal tersebut, nampak

(6)

6 lebih efisien dalam mengurangi banyaknya sampah yang dihasikan oleh masyarakat setempat.

Selain melalui bank sampah, pengurangan sampah plastik hasil kegiatan rumah tangga juga di tempuh oleh warga desa Mojorejo melalui kegiatan daur ulang sampah plastik. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa UMM Prodi Kesejahteraan Sosial yang sebelumnya melakukan pelatihan terhadap masyarakat setempat melalui kegiatan PKM-M (Program Kreatifitas Mahasiswa – Pemberdayaan Masyarakat tahun pelaksanaan 2016). Perempuan desa Mojorejo khususnya ibu-ibu rumah tangga dengan dibantu oleh PKK desa Mojorejo membentuk kelompok usaha kreatif olahan sampah plastik yang diberi nama “Mojocraft”. Ibu-ibu rumah tangga yang tergabung di dalam kelompok Mojocraft memanfaatkan sampah plastik untuk dijadikan sebagai olahan kreatif kerajinan tangan seperti Tas, Dompet, Keranjang, dan berbagai olahan lainnya atau yang umum disebut handycraft.

Hingga saat ini, ibu-ibu rumah tangga desa Mojorejo melalui pengelolaan sampah plastik telah menghasilkan beberapa produk yang rata-rata dijual melalui kegiatan PKK, Tahlilan, serta beberapa anggota yang menjual secara online. Kegiatan di dalam kelompok tersebut tidak hanya sebatas pada pengelolaan sampah plastik saja, namun juga mengarah kepada misi pengkaderan serta pemberdayaan kepada warga-warga yang lain. Pengkaderan dilakukan melalui forum-forum warga dengan cara sosialisasi mengenai kebersihan dan pengelolaan lingkungan. Selain itu pengkaderan yang dilakukan merupakan upaya pemberdayaan kepada ibu-ibu rumah

(7)

7 tangga yang kurang produktif untuk dapat mengisi waktu luang mereka dan meningkatkan pendapatan keluarga. Sehingga melalui kelompok tersebut, perkumpulan perempuan desa Mojorejo mampu memberikan manfaat secara luas kepada lingkungan, dan kepada masyarakat sekitar.

Perempuan desa Mojorejo yang tergabung dalam kelompok Mojocraft saat ini telah memberikan kontribusi dalam pengurangan sampah serta membantu perekonomian warga melalui penjualan kerajinan tersebut. Hal tersebut, tidak terlepas dari pengelolaan serta pemanfaatan waktu luang perempuan desa Mojorejo. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertaik untuk mengkaji tentang strategi pemberdayaan masyarakat di desa Mojorejo melalui daur ulang sampah plastik dan faktor-faktor pendorong peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan masyarakat desa. Sehingga dapat diketahui alur pemberdayaan yang diterapkan, meliputi: perencanaan program, aktifitas pengolahan sampah plastik dan aktifitas perkumpulan kelompok usaha serta peningkatan ekonomi, sosial masyarakat desa Mojorejo melalui kegiatan daur ulang sampah plastik yang dilakukan oleh perempuan desa Mojorejo.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Pemberdayaan Perempuan di Desa Mojorejo melalui daur ulang sampah plastik?

2. Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan?

(8)

8 C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Strategi Pemberdayaan Perempuan di Desa Mojorejo melalui daur ulang sampah plastik.

2. Mengetahui faktor-faktor pendorong peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan desa.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi, baik teoritis maupun praktis bagi anak jalanan. Adapun kegunaan penelitian ini terdapat berbagai sasaran yang ingin dicapai peneliti, yakni:

1. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu kesejahteraan sosial, khususnya tentang pemberdayaan mayarakat bagi ibu-ibu rumah tangga berbasis potensi lokal.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Pemerintah Kota Batu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wujud usaha kreatif yang dilakukan oleh masyarakat desa Mojorejo dalam pengolahan sampah plastik khususnya dari hasil rumah tangga. Selain itu pemerintah kota dapat melihat usaha daur ulang ini sebagai peluang usaha kreatif yang menambah pemasukan daerah.

(9)

9 Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai olahan sampah plastik yang dapat dimanfaatkan menjadi handycraft. Selain itu, hasil penelitian dapat menjadi khasanah kajian tentang pemberdayaan perempuan dan dapat digunakan untuk penelitian dan studi lanjutan bagi yang berminat dengan permasalahan yang relatif sama.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang akan menjadi batasan bagi peneliti agar penelitian tidak terlalu luas. Oleh karena itu, peneliti membuat ruang lingkup penelitian dalam mengkaji pola pemberdayaan masyarakat melalui handycraft berbahan dasar sampah plastik rumah tangga di Desa Mojorejo Kota Batu. Ruang lingkup penelitian ini sebagaimana dimaksud dalam rumusan masalah, antara lain sebagai berikut:

1. Strategi Pemberdayaan Perempuan yang ada di Desa Mojorejo melalui daur ulang sampah plastik.

a. Strategi pemberdayaan perempuan yang dilakukan di Desa Mojorejo dalam penanggulan sampah

b. Tahap pelaksanaan program pemberdayaan

c. Aktifitas pengolahan sampah plastik yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga melalui perkumpulan kelompok usaha kreatif

d. Peningkatan kesejahteraan perempuan melalui pemberdayaan daur ulang sampah dari segi ekonomi dan sosial

2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan.

(10)

10 a. Faktor pendukung

1) Ketrampilan perempuan desa Mojorejo

2) Partisipasi keluarga dalam proses daur ulang sampah plastik b. Faktor penghambat

1) Waktu yang dimiliki oleh perempuan (ibu-ibu rumah tangga) tersita untuk mengurus rumah tangga

2) Minimnya minat dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik

Penelitian ini diharapkan dapat melihat keterlibatan PKK desa Mojorejo dalam pengolahan sampah menjadi bahan daur ulang atau kerajinan tangan. Ruang lingkup ini disertakan dengan maksud agar tetap pada konteks tujuan penelitian, supaya yang diteliti tidak terlalu jauh pada hal-hal yang tidak bermanfaat bagi peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kampanye Listrik Pintar adalah untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat khususnya pelanggan rumah tangga bahwa terdapat layanan baru yang

Berkaitan dengan kegiatan pemasaran, Swastha dan Handoko (2000:6) menjelaskan bahwa salah satu unsur pokok dari kegiatan pemasaran adalah orientasi pada kepuasan

Dalam penelitian Glently Kaunang yang berjudul Tingkat suku bunga pinjaman dan pemberian kredit terhadap permintaan kredit mikro di Indonesia (2013:1-2) dalam

Hal tersebut yang akhirnya melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan suatu kajian ilmiah dengan judul “Aspek Pendidikan Karakter Kerja Keras (Analisis Isi pada Film “5 Cm”

Risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan auditor untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, tidak akan mendeteksi salah saji yang bisa material, secara

 Melalui penjelasan guru siswa mampu mengidentifikasi kalimat yang menggunakan kosakata tentang kegiatan malam hari dengan tepat..  Setelah mengidentifikasi siswa mampu

Di bawah ini adalah software aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat animasi 2D yaitu ..... Tool di bawah ini, yang termasuk dalam tools macromedia flash

Pada bab ketiga laporan ini membahas tentang permasalahan sesuai dengan topik dari laporan akhir ini berdasarkan praktik yang sudah dilaksanakan, tentang bagaimana proses