Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
1Bab 1: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi di Indonesia tercatat baru 49% penduduk Indonesia yang mampu mengakses sarana dan prasarana sanitasi yang aman. Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki sistem jaringan air limbah (sewerage) terendah di Asia, kurang dari 10 Kabupaten di Indonesia yang memiliki sistem jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan hanya sekitar 1,3% dari keseluruhan jumlah populasi. Untuk mencapai target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan terarah sehingga dapat memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penanganan persoalan sanitasi. Pemerintah saat ini telah memiliki road map pembangunan sanitasi guna mencapai target “Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015”. Berdasarkan laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
menyebutkan bahwa dalam meningkatkan akses penduduk terhadap sanitasi yang layak, kebijakan ke depan diarahkan pada peningkatan investasi pengelolaan sistem air limbah terpusat dan penyediaan sanitasi berbasis masyarakat dengan fokus pelayanan bagi masyarakat miskin. Investasi tersebut diberikan untuk pengembangan sistem pengolahan air limbah terpusat skala kota (off-site), pembangunan sistem sanitasi setempat (on-site) dan juga pengembangan dan perbaikan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT). Berbagai terobosan tengah dilaksankaan untuk mengejar ketertinggalan dalam penyediaan layanan sanitasi,seperti peluncuran Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2010-2014 yang menekankan bahwa sanitasi adalah urusan bersama seluruh pihak baik pemerintah, swasta, donor, dan masyarakat.
Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan, karena
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
2rendahnya cakupan layanan penyehatan lingkungan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat, yang tercermin dari perilaku masyarakat, saat ini masih banyak yang buang air besar di sungai dan kebun. Berdasarkan kondisi tersebut maka Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk mengambil suatu tindakan yang lebih kongkrit melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi, melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Salah satunya adalah melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang didalamnya termuat Strategi Sanitasi Kabupaten yang merupakan perencanaan awal dalam pelaksanaan program pembangunan sanitasi, yang pada akhirnya dapat menentukan arah dan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan pembangunan sanitasi sesuai dengan target Milenium Development Goalds (MDG’s)
Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang berjarak kurang lebih 40 KM dari arah selatan ibu kota Propinsi, Makassar. Dan sebagai kabupaten dimana Implementasi Otonomi Daerah yang berjalan sejak Tahun 2001 membawa konsekwensi pada tanggungjawab daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan bermakna bahwa pembiayaan dan penyelenggaraan pelayanan umum dan pembangunan telah didelegasikan kepada pemerintah daerah. Pendelegasian tugas dan fungsi ini dimaksudkan agar kebutuhan masyarakat dapat lebih tepat dialokasikan, jika sejak awal pelaksanaan pembangunan yaitu tahapan perumusan kebijakan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan aspirasi masyarakat termasuk dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan guna menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan sebagai dasar menuju kualitas hidup
masyarakat yang lebih baik. Langkah awal yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Takalar dalam penyusunan Strategi Sanitasi adalah sebagai pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan sanitasi yang harus disinkrongkan oleh seluruh SKPD terkait, sekaligus menjadi referensi bagi pihak swasta dan Masyarakat, sehingga memudahkan pencapaian seluruh target dan sasaran pembangunan sanitasi di kabupaten Takalar dan dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan serta memperbaiki kesejahteraan Masyarakat. Tersedianya
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
3 sumber air bersih merupakan suatu keinginan yang diharapkan dari sekarang hingga ke masa depan dimana kondisi sumber air yang ada dikabupaten Takalar sangat memprihatinkan diakibatkan oleh keadaan alam dan sebagian besar merupakan daerah bebatuan dan sumber air yang tersedia lebih banyak terkontaminasi dengan air laut terutama disepanjang daerah yang berada dipesisir pantai termasuk daerah aliran sungai (DAS).Permasalahan disektor sanitasi saat ini harus segera diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Takalar yang tentu saja memerlukan dukungan semua staheholder dengan pendanaan yang cukup besar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu dokumen perencanaan untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak bagi masyarakat, yang berfungsi secara berkelanjutan, dan memenuhi standar teknis sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan yang tertuang dalam Buku Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
Dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) terdapat 4 (empat ) kriteria penting yang harus dipenuhi untuk kualifikasi yaitu:
1. Disusun oleh dari, dan untuk kota dan Kabupaten 2. Komprehensif, Multisektor & terintegrasi 3. Berdasarkan data empiris (aktual)
4. Gabungan pendekatan top down dan bottom up
Pengembangan layanan sanitasi kota harus didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi jangka menengah (3 sampai 5 tahunan) yang kompehensif dan bersifat strategis. Rencana jangka menengah yang juga disebut Strategi Sanitasi Kota (SSK) itu memang dibutuhkan mengingat kabupaten di Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk memiliki layanan sanitasi yang memenuhi prinsip layanan Sanitasi menyeluruh. Strategi Sanitasi Kabupaten juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi daerahnya. Setelah disepakati, Strategi Sanitasi Kabupaten akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan (annual action plan). Isinya, informasi lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan (program atau proyek) pengembangan
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
4layanan sanitasi kabupaten yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya.
Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Takalar berisi visi, misi, dan tujuan pembangunan sanitasi Kabupaten Takalar berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut komponen-komponen kegiatan indikatifnya. Cakupan suatu Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) akan meliputi :
- Aspek Teknis
Meliputi strategi dan usulan kegiatan pengembangan sektor sanitasi yang terdiri dari (a) layanan sub sektor air limbah domestik, (b) layanan sub sektor persampahan, dan (c) sub sektor drainase lingkungan, serta sektor air bersih dan aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
- Aspek Pendukung
mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan komponen (a) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan, (b) Keuangan (c) Komunikasi, (d) Keterlibatan Pelaku Bisnis, (e) Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan, (f) Monitoring dan evaluasi
1.2 Wilayah cakupan SSK
Wilayah Kajian mencakup seluruh wilayah Kabupaten Takalar, dengan sasaran utama adalah Kawasan yang memiliki tingkat resiko sanitasi yang tinggi dan sangat tinggi sebagaimana telah tertuang dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Takalar yang meliputi area :
- Kecamatan Pattallassang
- Kecamatan Sanrobone
- Kecamatan Mangarabombang
- Kecamatan Mappakasunggu - Kecamatan Polongbangkeng Utara - Kecamatan Polongbangkeng Selatan - Kecamatan Galesong Selatan - Kecamatan Galesong - Kecamatan Galesong Utara
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
5 Peta 1.1 Peta Cakupan Wilayah Kajian1.3
Maksud dan Tujuana. Maksud
Maksud dari Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Takalar adalah
agar Pemerintah Daerah mempunyai kerangka berpikir dan kerangka bertindak secara strategis dalam melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sanitasi secara baik dan berkelanjutan secara bertahap di 2012 – 2017.
b. Tujuan
Tujuan disusunnya Strategi Sanitasi Kabupaten Takalar adalah:
- Terciptanya dokumen perencanaan strategis sanitasi Kabupaten yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Takalar dalam jangka menengah (5 tahunan).
- Sebagai dasar penentuan kebijakan bagi para pemangku kebijakan di Kabupaten Takalar dalam merumuskan dan menentukan strategi, tahapan dan arahan kegiatan dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Takalar.
1.4 Metode
Metode yang dipakai dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Takalar ini disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten secara partisipatif dan
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
6terintegrasi lewat diskusi, lokalatih dan pembekalan baik yang dilalukan oleh Tim Pokja sendiri maupun dengan dukungan fasilitasi dari Tim Konsultan Individu.
Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan berikut:
1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten Takalar (dari Buku Putih Sanitasi), untuk menganalisa mengenai data sanitasi existing guna menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan. Pada tahap ini Pokja mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kabupaten untuk memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi Kabupaten Takalar. Kondisi yang dimaksudkan masing-masing untuk sub sektor layanan sanitasi yaitu:
a. sub sektor air limbah, b. sub sektor persampahan,
c. sub sektor drainase lingkungan dan
d. sektor promosi hygiene and sanitation (prohisam) serta aspek pendukung.
Metode yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi informasi.
2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi Kabupaten Takalar, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kabupaten. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Takalar dan dokumen perencanaan lainnya yang ada . 3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan.
Analisis kesenjangan yang digunakan untuk mendiskripsikan issue strategis dan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan.
4. Merumuskan strategi sanitasi kabupaten yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kabupaten jangka menengah (5 tahunan). Dengan alat analisis SWOT mengkaji kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dan Diagram Sistem Sanitasi.
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
71.5 Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
1.5.1 Posisi Strategi Sanitasi Kabupaten
SSK adalah sebuah langkah penting menuju pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang dihasilkan, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar yang merupakan target dari MDG’s
1.5.2 Kaitan SSK dengan Dokumen Perencanaan Lain
a. SSK dengan RPJP
Dokumen RPJP kabupaten Takalar digunakan sebagai referensi untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan program sanitasi ke depan.
b .SSK dengan RPJMD
SSK menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah (RPJMD) Kabupaten Takalar sebagai referensi untuk memperoleh data isu – isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus di tangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi kedepan.
c. SSK dan RTRW Kabupaten Takalar
Dalam pelaksanaan penyusunan SSK memperhatikan dan mempedomani tujuan penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Takalar, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Takalar menjadi acuan dalam penentuan wilayah kajian dalam penyusunan SSK.
d. SSK dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) SSK menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD Kabupaten Takalar yang menangani masalah sanitasi, sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang.
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
1Bab 2:
Kerangka Pengembangan Sanitasi
Dalam menentukan visi dan misi sanitasi kabupaten Takalar, mengacu kepada visi dan misi kabupaten yang terdapat dalam RPJMD. Dengan adanya kesamaan persepsi dalam menentukan visi sanitasi kabupaten Takalar, diharapkan agar pemerintah kabupaten memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam menentukan kebijakan pembangunan di bidang sanitasi. Di samping itu, perlu juga ditetapkan misi dari setiap sub sector sanitasi untuk mendukung tercapainya visi sanitasi kabupaten Takalar. Dengan misi dari masing-masing sub sector tersebut, yaitu sector air limbah domestic, persampahan, drainase dan perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan agar pemerintah dapat lebih focus untuk memperhatikan pembangunan sector sanitasi di kabupaten Takalar.
2.1 Visi Misi Sanitasi
Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Takalar
Visi Kab/Kota Misi Kab/Kota Visi Sanitasi Kab/Kota Misi Sanitasi Kab/Kota
Takalar terdepan dalam
pelayanan menuju masyarakat sejahtera, berkeadilan, beriman dan bertakwa. 1. Terdepan dalam pelayanan, berarti: Pemerintahan yang terdepan dalam pelayanan adalah pemerintahan yang
selalu memberi jaminan
pelayanan yang berkualitas dan memuaskan kepada masyarakat. 2. Masyarakat sejahtera: Masyarakat sejahtera adalah masyarakat
yang merasa nyaman, sehat, bebas dari rasa tertekan dan ketakutan
serta terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. 3. Berkeadilan: Masyarakat berkeadilan adalah masyarakat yang senantiasa 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia; 2. Mewujudkan pemerintah yang bersih; 3. Meningkatkan pendapatan asli daerah; 4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat; 5. Meningkatkan penghayatan nilai keagamaan; TERWUJUDNYA SANITASI DAN LINGKUNGAN SEHAT MENUJU MASYARAKAT TAKALAR YANG SEJAHTERA TAHUN 2017
Misi Air Limbah Domestik:
1. Meningkatkan esadaran
masyarakat dalam mengelola limbah domestik;
2. Meningkatnya layanan sesuai dengan SPM;
3. Menyusun regulasi tentang air limbah.
Misi Persampahan
1. Penyusunan regulasi
kebersihan
2. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam
penanganannya dan
pengolahan sampah mulai dari sumber
3. Peningkatan sarana dan
prasarana serta layanan
persampahan.………
Misi Drainase
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana drainase;
2. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan dan
pemeliharaan;
3. Penyusunan regulasi mengenai drainase.………
Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
2mendapatkan
pelayanan yang
memuaskan dan dapat
mengakses tanpa
dibeda-bedakan. 4. Beriman dan bertakwa:
Dimaksudkan untuk memberikan pegangan bahwa landasan pembangunan senantiasa berdasarkan nilai-nilai agama, moral dan etika.
1. Meningkatkan perilaku
masyarakat untuk tidak BABS dan pentingnya CTPS; 2. Meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah; 3. Meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah.
Data : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar
2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi
Dalam tahapan pengembaangan sanitasi kabupaten takalar terdapat beberapa daerah yang dibagi
dalam zona pengembangan untuk berbagai subsektor meliputi : 1. Bidang Air Limbah
Tahapannya zonase yang ditetapkan terbagi atas :
a.
Zona 1 menitikberatkan pada STBM dan MCK ++ terdapat di 85 desa/kelurahan di KabupatenTakalar
b.
Zona 2 menitikberatkan pada offsite/terpusat medium terdapat di 10 desa/ kelurahan di KabupatenTakalar
c.
Zona 3 menitikberatkan pada sistim onsite/setempat Individual di Kabupaten Takalard.
Zlona 4 menitik beratkan pada sistim offsite terpusat jangka panjang di Kabupaten Takalar2. Subsektor Persampahan
Pengembangan subsektor persampahan meliputi:
a. Zona 1 dimana tahapan pengembangan yang dituju menitikberatkan pada cakupan secukupnya berbasis masyarakat terdiri dari 84 desa kelurahan
b. Zona 2 dimana tahapan pengembangan sanitasi yang ditujukan pada cakupan penuh+penyapuan-jangka pendek sebanyak 3 desa/ kelurahan
c. Zona 3 dimana tahapan pengembangannya meliputi sistim cakupan > 70 % ( Sistim tidak langsung) sebanyak 13 desa di kabupaten takalar
Subsektor Drainase
Pengembangan tahapan subsektor drainase di Kabupaten Takalar saat ini meliputi: a. Sistim pembangunan dan penangan drainase jangka pendek sebanyak 12 desa b. Sistim pembangunan dan penaganan drainase jangka menengah sebanyak 1 desa c. Sistim penanganan drainase jangka panjang pada wilayah 1 desa.
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
32.2.1 Air Limbah Domestik
Secara umum sarana pengelolaan air limbah domestik di KabupatenTakalar masih memiliki
permasalahan. dimana belum adanya sistim pengolahan air limbah yang memadai . Walaupun berdasarkan data Pusat Statistik Kabupaten Takalar tahun 2013, total jumlah penduduk sebesar 275.034, dengan jumlah KK sebanyak 66.648, terdapat 42414 unit jamban/WC pribadi dengan persentase kepemilikan jamban mencapai 63,6% . Hal ini memperlihatkan masih perlunya kampanye penyadaran kepada masyarakat akan arti pentingnya sarana sanitasi yang sesuai standar kesehatan.
Sta
tegi S
an
ita
si K
ab
up
aten
Ta
kala
r
4 Pe ta 2 .1a: P eta Ta hap an Pe ngem ban gan Air Lim ba h Do me stik – Sis tem O nsi te Z ona IV On si te sete m pat in di vi dualSta
tegi S
an
ita
si K
ab
up
aten
Ta
kala
r
5 Pe ta 2 .1 b: P et a T aha pan Pe ngem ban gan Air Lim ba h Do me stik – Sis tem O fsite Z ona II Offs ite T erpu sat Medi um Z on a II I O ff sit e Te rpus at J an gk a Pan jang
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
6 Tabel 2.2Tahapan Pengembangan Air Limbah
No Sistem Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%) Jangka
pendek menengah Jangka panjang Jangka
(a) (b) (c) (d) (e)
A Sistem On-site
1 Individual ( Tangki Septik) 5 % 10 % 12 % 25 %
2 Komunal (MCK ++ , MCK) 2% 5 % 13 % 30 %
3 Cubluk dan sejenisnya 54 % 45 % 30% 0 %
B Sistem Off-site
1 Skala Kota 2 % 5 % 10 % 15 %
2 Skala Wilayah 14 % 20 % 25 % 30 %
C BAB Sembarang Tempat 23% 15% 10% 0%
Jumlah 100 % 100 % 100 % 100 %
Dari tabel di atas terlihat bahwa target jangka pendek, menengah dan jangka panjang semuanya bertujuan untuk mengurangi angka BABS dan meningkatkan sistem sanitasi kabupaten menjadi sistem on-site individual dan sistem off-site skala kota. Cakupan layanan eksisting masyarakat yang Buang Air Besar Sembarangan di harapkan dengan adanya program percepatan sanitasi permukiman ini untuk jangka panjang bisa mejadi 0%. Begitupun dengan sistem off-site yang kondisi eksistingnya masih 2% untuk skala kota bisa meningkat.
Target Cakupan layanan untuk jangka pendek pada sistem On site (komunal, MCK dan MCK ++ sebesar 5%, jangka menengah sebesar 13% dan untuk jangka panjang diharapkan mencapai cakupan layanan sebesar 30%.
Cakupan layanan Untuk Sistem Off- site (cubluk/helikopter) yang dianggap kurang layak sehingga membutuhkan peningkatan Target cakupan layanan untuk mencapai sasaran skala kota 15%, untuk skala wilayah 30% secara exsisting dengan rencana target cakupan layanan jangka pendek untuk skala kota sebesar 15%, untuk jangka menengah sebesar 10%. dan jangka panjang 15% dan untuk skala wilayah jangka pendek 14%, jangka menengah 3% dan jangka panjang 3% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2 .
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
72.2 .2 Tahapan Pengembangan Persampahan
Sumber tahapan dalam pengelolaan Persampahan Kabupaten Takalar dibagi dalam sistem yaitu : A. Penanganan Langsung yang terletak pada kawasan komersial telah mencapai 5 % dan untuk mencapai
target cakupan layanan jangka pendek ke jangka Pendek sebesar 15% jangka menengah sebesar 15% dan untuk jangka panjang diprediksikan akan mencapai 25%.
B. Untuk penanganan tidak langsung baru sekitar 18% . Untuk tahapan pemngembangan pelayanan persampahan untuk 5 tahu kedepan untuk jangaka pendek sebesar 25%, jangka menengah sebesar 50%, untuk jangka panjang sebesar 60%.
C. Cakupan seocukupnya bagi pengelolaan sampah berbasis masyarakat masih memegang nilai persentase tertinggi sebesar 77 % berdasarkan hasil survey Ehra menjelaskan bahwa masyarakat di kabupaten takalar sebagian besar membakar sampahnya dirumah sehingga untuk pengembangan Cakupan layanan sampah secukupnya untuk jangka pendek sebesar 55 %, jangka menengah sebesar 30 % dan untuk target jangka panjang adalah sebesar 15 %.
Sta
tegi S
an
ita
si K
ab
up
aten
Ta
kala
r
8 Pe ta 2 .2: Pe ta Tah apa n Pe ng em ban gan Pe rsa mpa ha n Kab upa ten Tak ala r Z on a II C ak u p an d enga n s ist im Be rba sis m as ya ra k at C aku p an d en gan sist im langsu ng Z on a I Ca k u pa n de n ga n s isti m tida k la n gs ung
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
9Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Takalar
Jumlah 100 % 100 % 100 % 100 %
Sumber : Hasil Buku Putih Sanitasi dan hasil analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar
2.2.3 Tahapan Pengembangan Sub sektor drainase
Berdasarkan perhitungan menggunakan Indikator instrumen SSK menghasilkan pembagian tahapan pengelolaan drainase Kabupaten takalar ke dalam zona penanganan jangka Pendek, Zona Menengah dan Zona Jangka Panjang. Penanganan zona jangka Pendek terletak pada genangan dan banjir yang berada disekitar kota dan wilayah pesisir pantai sedangkan zona pelayanan jangka menengah terhadap genangan yang diakibatkan oleh luapan sungai disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Untuk penaganan genangan di zona jangka panjang, penanganannya hampir merata di setiap desa di seluruh kabupaten takalar
Penentuan tahapan pengelolaan drainase berdasarkan indikator kepadatan penduduk dan wilayah CBD. Satu kriteria khusus yang digunakan dalam pengelolaan drainase adalah keberadaan genangan air di desa/kelurahan yang bersangkutan. Terdapatnya genangan air menujukkan indikasi terhambatnya aliran air menuju laut dan akibat kondisi geografis wilayah kota yang berada pada area pasang surut air laut berpengaruh terhadap genangan yang ada diwilayah pesisir dan pusat kota untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 2.3 tahapan pengembangan drainase.
No Sistem Cakupan layanan eksisting* (%)
Cakupan layanan* (%) Jangka
pendek menengah Jangka panjang Jangka
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Penanganan Langsung (Direct) 3% 15% 15% 25%
1 Kawasan Komersial (Wilayah Kota)
2 5 % 5%
10%
B Penanganan Tidak Langsung (Indirect) 18 % 25% 50% 60%
C Penagnan Cakupan Secukupnya Berbasis
Masyarakat
77 % 55 % 30 %
Sta
tegi S
an
ita
si K
ab
up
aten
Ta
kala
r
10 Pe ta 2 .3 Pe ta Tah ap an P en gemba ngan Dr ai na se K ab u p at en Tak ala r Z ona I Jan gka Pen dek Zo n a II I Ja n gk a Pa n ja n g Zo n a II I Ja n gk a M en en ga h
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
11Tabel 2.4
Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Takalar
No Sistem Cakupan layanan eksisting* (%)
Cakupan layanan* (%) Jangka
pendek menengah Jangka panjang Jangka
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Saluran Primer 83 % 55 % 35 % 15 %
B Saluran Sekunder 15 % 30 % 40 % 50 %
C Saluran Tersier 2 % 15 % 25 % 35 %
100 % 100 % 100 % 100 %
Tahapan pengembangan Fungsi saluran drainase lingkungan adalah diantaranya yaitu :
a . Sistem saluran primer adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan pemerima air.
b. Sistem saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
12 2.3 Perkiraan Pendanaan SanitasiTabel 2.5:
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Takalar untuk Sanitasi
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan Rata-rata
n-4 n-3 n-2 n-1 n
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 4.262.479.784 1.751.446.500 2.143.700.000 2.404.294.000 14.859.647.680
14%
1.1 Air Limbah Domestik
367.500.000 993.700.000 874.160.000 1.171.438.680
1.2 Sampah rumah tangga 631.634.000 330.134.000 350.000.000 1.530.134.000 3.354.782.000
1.3 Drainase lingkungan
3.263.345.784 1.421.312.500 800.000.000 - 8.484.792.000
1.4 PHBS
- - - - -
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
3.263.345.784 1.421.312.500 1.332.000.000 1.630.330.000 1.763.240.000 2.1 DAK Sanitasi 3.263.345.784 1.421.312.500 573.500.000 794.700.000 850.840.000 7%
2.2 DAK Lingkungan Hidup
758.500.000
835.630.000
912.400.000 16%
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman
- - - - -
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
- - - - -
Belanja APBD murni untuk
Sanitasi (1-2-3) 367.500.000 - 461.700.000 (756.170.000) 9.741.625.680 19%
Total Belanja Langsung
221.752.476.806 185.900.490.038 156.927.946.652 214.371.762.395 235.621.464.201 1%
% APBD murni terhadap Belanja
Langsung 0% 0% 0% 0% 4% 1%
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupunpenetapan nilai absolut)
Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan rata-rata n-4 n-3 n-2 n-1 n
1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik 399.970.000 629.950.000 1.043.630.000 874.160.000 1.335.924.000
1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified)
1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
1.3 Drainase lingkungan
1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
13Tabel 2.7:
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Takalar Untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi
No Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumb uhan rata-rata n-4 n-3 n-2 n-1 n
1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik 399.970.000 629.950.000 1.043.630.000 874.160.000 1.335.924.000
1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan
(justified)
1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
1.3 Drainase lingkungan
1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
Tabel 2.8:
Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Takalar untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2018
No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Pendanaan Total
n+1 n+2 n+3 n+4 n+5
1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik
1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified)
1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
1.3 Drainase lingkungan
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
14Tabel 2.9
Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Takalar Dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
No Uraian Pendanaan (Rp.) Pendanaan Total
n+1 n+2 n+3 n+4 n+5
1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
1Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi
Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Takalar merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan pada isu-isu utama/strategis yang dihadapi pada saat ini. Paparan isu strategis dan tantangan layanan sanitasi kota ini mencakup isu strategis aspek non teknis yang terdiri dari aspek; kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, serta aspek monitoring dan evaluasi. Sedangkan paparan isu strategis aspek teknis terdiri dari; sub sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan, sektor promosi hygienes and sanitation (prohisam).3.1 Isu Strategis Aspek Non Teknis
Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran sektor sanitasi, sedangkan isu strategis aspek non teknis yang terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi akan dipaparkan dalam sub bab isu strategis aspek teknis.
3.1.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah:
1. Tingkat Sistem
perlu ada peraturan regulasi kebijakan terkait penglolaan sistem air limbah. Meningkatkan pengawasan dan bimbingan teknis dalam pengelolaan air limbah
2. Tingkat Organisasi
Penguatan terhadap Kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
23. Tingkat Individu
SKPD-SKPD penanggungjawab layanan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Takalar saat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan personil yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan teknis yang mendukung optimalitas pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi aat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pengelolaan sanitasi. Hal ini menjadi kendala bagi Pokja untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi koordinasi yang terkait dengan hal teknis pengelolaan sanitasi.
3.1.2 Keuangan
Ada peluang pendanaan dari APBN berupa DAK sanitasi, belanja instansi vertikal (K/L),
dan APBD Propinsi berupa dana bantuan keuangan dan dana vertikal/ satker propinsi untuk pembangunan sanitasi.
Kemampuan APBD kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi belum optimal
dan belum efektif
Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) dan Panitia Anggaran DPRD
Belum masuknya aspek sanitasi kedalam dokumen perencanaan kabupaten (KUA,
PPAS, RKA)
3.1.3 Komunikasi
Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk sosialisasi
pentingnya Sanitasi.
Adanya media massa milik Pemda (Lipang Bajeng FM) dan majalah (Panranuang Pos)
yang bisa digunakan untuk promosi
Advokasi isu sanitasi harus terintegrasi dan tidak dilakukan secara parsial/sektoral dan
tidak terpadu untuk suatu target keluaran (output) yang terukur dalam perencanaan jangka waktu tertentu oleh komunikator (pelaku komunikasi)
Kejelasan mekanisme untuk kualitas pengemasan pesan kunci, materi dan perangkat
(tools) yang dibutuhkan untuk kelompok sasaran advokasi
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
3 Masih kurangnya dukungan media komunikasi yang selalu membantu dalam
mempromosikan kegiatan perilaku hidup bersih sehat
3.1.3 Keterlibatan Pihak Swasta
Sejauh ini belum adanya ketertarikan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi.
Adanya keterbatasan lahan dalam promosi investasi investasi dalam sektor sanitasi
yang bisa dikalola secara bisnis (full cost recovery) sehingga masih diperlukan penguatan kemitraan untuk meraih peluang investasi swasta di bidang sanitasi.
3.1.4 Aspek Monitoring dan Evaluasi
Belum ada mekanisme pemantauan berkala dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan
kegiatan sanitasi di tingkat individu dan masyarakat.
Kualitas individu dalam penyelenggaraan sekaligus pemantauan indikator keberhasilan
upaya advokasi bagi setiap isu/permasalahan sub sektor serta berbagai aspek pendukung pembangunan sanitasi perlu peningkatan
Belum adanya kebijakan yang menegaskan hak dan kewajiban, peran dalam monitoring
dan evaluasi program-program sanitasi secara terpadu dan terintegrasi
3.1 Isu Strategis Aspek Teknis
Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa isu strategis aspek teknis ini tidak hanya memuat tentang isu teknis saja tetapi juga memaparkan tentang aspek non teknis yang melekat dan terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi dan sektor air bersih
3.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik
Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor Air Limbah di Kabupaten Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan air limbah dan ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam pengelolaan air limbah.
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
4 Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan air limbah domestik
Menurunnya kualitas air permukaan dan air tanah akibat pencemaran air limbah
Banyak bangunan (rumah, gedung pertokoan) yang belum memiliki bangunan bawah
dari jamban yang septik
2) Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Penguatan terhadap Kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air
limbah
Organisasi/lembaga pengelola layanan air limbah masih lemah dalam melaksanakan
fungsi operasi dan pemeliharaan karena keterbatasan sumber daya manusia, anggaran serta sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Tegal yang masih belum terintegrasi
Sistem layanan pengelolaan air limbah belum dirancang untuk terintegrasi antar SKPD,
dan juga belum menetapkan dengan tegas pola kerjasama dengan swasta yang akan dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Takalar dalam pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten.
3) Isu Keuangan
Lemahnya dukungan dalam pengelolaan air limbah dapat dilihat dari segi pendanaan
baik dari pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat untuk sub sektor air limbah
4) Isu Komunikasi
Masih kurangnya dukungan media komunikasi yang selalu membantu dalam
mempromosikan kegiatan perilaku hidup bersih sehat
Lemahnya keterlibatan jaringan dan aliansi kemitraan yang telah terbina selama ini
dalam sosialisasi bersama akan akibat dari pencemaran limbah cair
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
5 Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan program yang terkait
dalam pengelolaan air limbah domestik
Lemahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya pencemaran air limbah domestik
osialisasi kurang efektif karena tidak menjangkau seluruh pemangku kepentingan kunci
(key stakeholder).
5) Isu Partisipasi Swasta
Sejauh ini belum adanya ketertarikan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah
Belum tersedianya truk sedot dan angkut lumpur tinja oleh Pemkab dan Swasta yang
bisa dikembangkan lagi karena potensi pasar (pemakai tangki septik yang aman) masih dapat dikembangkan
Belum ada pihak swasta usaha sedot kakus
Mendorong peningkatan fasilitasi kerjasama pemerintah dan swasta dalam
penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah
6) Isu peran serta masyarakat
Operasional dan Maintenance MCK Umum dan MCK Plus (Sanimas) belum optimal.
Masyarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana pengolahan air
limbah domestik yang telah dibangun, ketergantungan kepada pemerintah masih tinggi
Pemanfaatan saluran drainase dan badan air untuk buangan air limbah secara langsung
maupun secara terselubung
3.2.1. Sub Sektor Persampahan
Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor Persampahan di Kota Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan persampahan dan ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam pengelolaan persampahan. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
61) Isu teknis operasional layanan pengelolaan persampahan
Masih kurangnya layanan sampah pada masyarakat (48,9 % sampah domestik masih
berserakan)
Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam penanganan dan pengolahan sampah
Keterbatasan armada pengangkutan serta lemahnya manajemen pengangkutan sampah
menyebabkan tertumpuknya sampah di TPS dan kontainer yang menimbulkan polusi bau dan lingkungan di sekitar TPS
dan kontainer
2) Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Kelembagaan pengelolah sektor persampahan masih rendah
Saat ini Pemerintah Kabupaten Takalar masih mengalami kesulitan untuk menemukan
skema kelembagaan pengelolaan sampah regional yang tepat dan realistis guna pemecahan masalah sampah Kabupaten Takalar
Telah mulai dilakukannya program pemicuan pengolahan kompos skala rumah tangga di
beberapa wilayah percontohan dalam rangka memicu minat untuk mengurangi sampah di lingkungan rumah tangga (reducing)
3) Isu Keuangan
Masih minimnya anggaran persampahan yang tersedia
Keterbatasan kemampuan pendanaan APBD Kabupaten Takalar mengakibatkan
anggaran yang dialokasiakan untuk pengelolaan persampahan terbatas sehingga dalam penganggaran menganut sistem prioritas
Keterbatasan pendanaan disebabkan belum tercantumnya aspek sanitasi belum
sepenuhnya menjadi program prioritas dalam dokumen – dokumen perencanaan
kabupaten yang ada
4) Isu Komunikasi
Belum optimalnya informasi melalui media cetak dan elektronik terkait penanganan dan
pengelolaan sampah kepada masyarakat
5) Isu Partisipasi Swasta
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
7 Belum ada kerjasama dengan pihak swasta terkait penanganan dan pengelolaan
sampah
6) Isu Peran Serta Masyarakat
Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam penanganan dan pengolahan sampah
Belum optimalnya sosialisasi terkait penanganan sampah pada masyarakat
Tingkat kesadaran yang masih rendah terhadap penanganan dan pengolahan sampah
3.1.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan
Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor Drainase Lingkungan di Kabupaten Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan drainase lingkungan dan ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam pengelolaan drainase lingkungan. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :
1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan drainase lingkungan
Belum adanya Master Plant Drainase
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pememlihara drainase lingkungan yang telah
terbangun
Kondisi topografi yang cenderung datar dan posisi Kabupaten Takalar yang berada di
wilayah hilir memiliki resiko genangan dan banjir yang tinggi
Pembangunan dan Pemeliharaan sarana prasarana darinase lingkungan belum berjalan
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
82) Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Belum tersedianya SOP terhadap pemeliharaan sistem drainase
Saat ini Pemerintah Kabupaten Takalar masih mengalami kesulitan untuk menemukan
skema kelembagaan pengelolaan sampah regional yang tepat dan realistis guna pemecahan masalah sampah Kabupaten Takalar
Telah mulai dilakukannya program pemicuan pengolahan kompos skala rumah tangga di
beberapa wilayah percontohan dalam rangka memicu minat untuk mengurangi sampah di lingkungan rumah tangga (reducing)
Belum adanya regulasi menyangkut drainase
3) Isu Keuangan
Masih minimnya anggaran persampahan yang tersedia
Keterbatasan anggaran untuk sub sektor drainase sebagai akibat dari sulitnya
mengusulkan kegiatan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan
Kegiatan pembangunan drainase belum dikaitkan dengan kegiatan lain sebagai suatu
kesatuan dari kegiatan pembangunan jalan, dan belum dikaitkan dengan aspek makro ekonomi. Dimana apabila drainase kabupaten baik akan membantu meningkatkan roda perekonomian (biaya akibat banjir ditekan)
4) Isu Komunikasi
Belum maksimalnya informasi kepada masyarakat terkait pemeliharan saluran drainase
5) Isu Partisipasi Swasta
Belum ada kerjasama dengan swasta terkait pembangunan dan pemeliharaan drainase
6) Isu Peran Serta Masyarakat
Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan drainase
3.1.4 Sub Sektor PHBS dan Promosi Higiene
Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan Aspek PHBS dan Promosi Higiene di Kabupaten Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan PHBS dan
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
9 Promosi Higiene ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam PHBS dan Promosi Higiene. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Adanya program upaya kesehatan berbasis masyarakat/UKBM (kelurahan siaga,
posyandu) yang didukung oleh kader PHBS aktif.
Upaya kaderisasi kader PHBS belum optimal.
Belum maksimalnya peran jender dalam upaya Pemberdayaan masyarakat terhadap
penurunan stop BABS
Belum maksimalnya peran jender dalam upaya Pemberdayaan masyarakat terhadap
peningkatan CTPS .
2) Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Adanya edaran bupati tentang STBM namun belum di laksanakan secara optimal
Belum adanya aturan ataupun edaran bupati tentang CTPS
3) Isu Keuangan
Masih minimnya dana APBD yang di anggarkan untuk promosi stop BABS
Masih minimnya dana APBD yang di anggarkan untuk promosi CTPS
Sudah ada alokasi anggaran untuk pendataan PHBS walaupun masih belum otimal
untuk mendata semua indikator PHBS terkait sanitasi
Adanya dukungan dana dari APBD kabupaten kepada Dinas Kesehatan dalam upaya
sosialisasi dan implementasi program dan kegiatan PHBS dan Promosi Higiene
4) Isu Komunikasi
Belum optimalnya peran media untuk mempublikasikan buang air besar sembarangan
Belum optimalnya peran media untuk mempublikasikan cuci tangan pakai sabun
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
10 Belum maksimalnya keterlibatan pihak swasta dalam mempromosikan percepatan stop
BABS
Belum maksimalnya keterlibatan pihak swasta dalam mempromosikan percepatan stop
BABS
6) Isu Peran Serta Masyarakat
Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar sembarangan
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam cuci tangan pakai sabun
3.1
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah DomestikTabel 3.1: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan
Sasaran
Strategi
Pernyataan sasaran Indikator
sasaran 1. Tersedianya sistem pengelolaan air limbah terpusat dan komunal tahun 2017. 2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik 1. Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan air limbah domestik dengan
menggunakan sarana yang septik secara
individual dan
komunal sampai
tahun 2017 sebesar 90%.
2. Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada tahun 2017. Banyaknya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan air limbah domestik pada program USRI dan SLBM dengan pencapaian Kelurahan ODF
1. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah
2. perlu ada peraturan regulasi kebijakan terkait penglolaan sistem air limbah
3. Meningkatkan pengawasan dan bimbingan teknis dalam pengelolaan air limbah 4. Perlu dukungan pemerintah kota
, Provinsi maupun pusat terkait pendanaan di sub sektor air limbah
5. Optimalisasi media informasi dalam mensosialisasikan pengelolaan air limbah domestik
6. Perlunya pemahaman
masyarakat tentang dampak yang ditimbukan secara langsung akibat pencemaran air limbah Domestik
7. Mendorong peningkatan fasilitasi kerjasama pemerintah
dan swasta dalam
penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah 8. Peningkatan kapasitas SDM
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
11 para pelaku di bidang air limbah melalui pelatihan workshop yang berkelanjutan9. Peningkatan kapasitas SDM para pelaku di bidang air limbah melalui pelatihan workshop yang berkelanjutan
10. Peningkatan pengetahuan terkait sarana prasarana air limbah melalui kajian lingkungan hidup stretegis (KLHS) 11. Optimalisasi/implementasi
program sanitasi dan jaringan air limbah rumah sehat
12. Perlu pengawasan dan pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU) serta Tempat Pengolahan Makanan(TPM) 13. Perlu pengawasan dan
pemeriksaan perumahan
3.2
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan PersampahanTabel 3.2: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran . 1. Mengurangi timbulan sampah terhadap upaya penanganan dan pengelolaan sampah kotadasar hukum terhadap pelaksanaan penanganan dan pengelolaan persampahan 2. Mengurangi timbulan sampah terhadap upaya 1. Sebagai pedoman terhadap pelaksanaan penanganan dan pengelolaan sampah tahun 2017 2. Peningkatan layanan sampah sebesar 86 % di tahun 2017 3. Meningkatkan peran serta dan merubah 1. Peningkatan layanan persampaha n 2. Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan sampah
1. Perlu ada metode yang tepat terhadap penanganan dan pengelolaan sampah
2. Diperlukan legalitas
kelembagaan yang kuat bagi
operator persampahan
sehingga tufoksi dapat
terlaksana
3. Dibutuhkan alokasi
pendanaan dari Pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pusat disektor persampahan
4. Perlu sosialisasi dan
penyebarluasan informasi
melalui media cetak dan
elektronik terhadap
pentingnya penanganan dan pengolahan sampah mulai dari sumber
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
12 penanganan dan pengelolaan sampah kota 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penanganan dan pengolahan sampah kota pola fikir masyarakat dalam penanganan dan pengelolaan sampahdengan pihak swasta terkait
penanganan dan
pengelolaan sampah 6. Memaksimalkan sosialisasi
terkait penanganan sampah pada masyarakat
7. Menumbuhkembangkan
kesadaran semua pihak
terhadap pentingnya
penanganan dan
pengolahan sampah 8. Perlu peningkatan sistem
pengawasan terkait
penanganan dan
pengelolaan sampah
3.3
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan DrainaseTabel 3.3: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan
Sasaran
Strategi
Pernyataan sasaran Indikator
sasaran Meningkatkan kegiatan masyarakat terhadap pemeliharaan drainase Peningkatan jumlah cakupan layanan terkait penataan dan pemeliharaan drainase Berkurangnya genangan air dan endapan sendimen di saluran drainase kota
1. Diperlukan kesadaran dan pemahaman masyarakat
terkait pemeliharaan
saluran drainase 2. Diperlukan metode yang
tepat terhadap sistem pemeliharaan drainase 3. Dibutuhkan dukungan dari
pemerintah Daerah,
Provinsi dan Pusat terkait anggaran sektor drainase 4. Dibutuhkan
penyebarluasan informasi
kepada masyarakat
terkait pemeliharan
saluran drainase 5. erlu adanya kerjasama
dengan swasta terkait
pemeliharaan dan
pembangunan sistem
drainase kota
6. Diperlukan pemahaman
masyarakat yang tinggi
terhadap pentingnya
pemeliharaan drainase
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
137. Perlu peningkatan fungsi
pengawasan terhadap
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
143.4
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi SanitasiTabel 3.4: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Tujuan
Sasaran
Strategi
Pernyataan sasaran Indikator
sasaran 1. Menurunya jumlah masyarakat yang BABS 2. Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan CTPS 1. Rumah tangga yang masih BABS 2. Masyarakat yang masih belum CTPS 1. Masyarakat sudah mengguna kan jamban sehat 2. Masyarakat sudah melakukan CTPS 1. Perlunya di adakan
pelatihan kader untuk melakukan promosi stop BABS
2. Perlu di adakan praktek dan kampanye CTPS
3. Perlunya dilaksanakan
edaran bupati secara optimal
4. Perlunya dilaksanakan
edaran bupati secara optimal
5. Perlunya penganggaran
untuk pelaksanaan
promosi stop BABS 6. perlu penganggaran di
SKPD terkait untuk
melakukan kampanye
dan praktek CTPS 7. Perlunya menjalin kerja
sama dengan media
untuk penyebarluasan
informasi stop BABS 8. Perlunya menjalin kerja
sama dengan media
untuk penyebarluasan
informasi tentang CTPS
9. Pelibatan semua
masyarakat secara total dalam melakukan stop BABS
10. Perlunya pemberian
pemahaman dan
Pelibatan semua
masyarakat secara total
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
15dalam melakukan
praktek CTPS di
lingkungan RT
11. Perlunya keterlibatan
seluruh SKPD terkait
dalam melakukan monev tentang stop BABS
12. Perlunya keterlibatan
seluruh SKPD terkait
dalam melakukan monev tentang CTPS
Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar
Bab 4:
Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan
Sanitasi
4.1
Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi
Program dan kegiatan sanitasi yang menjadi prioritas Pembangunan Sanitasi Kabupaten Takalar tahun 2014 – 2018 yang disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing Sub Sektor untuk mendapatkan gambaran yang rinci dan lengkap terkait daftar program, kegiatan, keluaran, lokasi, waktu pelaksanaan dan anggaran, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam strategi sanitasi tersebut.
4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi
Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun ( 2014-2018 ) pada Sub Sektor Air limbah, Sub Sektor Persampahan, Sub Sektor Drainase dan Sub Sektor PHBS, untuk Indikasi kebutuhan dana APBD Kabupeten sebesar Rp19.508.000.000,--, kebutuhan dana APBD Tingkat provinsi sebesar Rp.9.201.000.000 ,--, kebutuhan dana APBN sebesar Rp50.250.000.000. ,-- dan Indikasi pembiayaan Non Pemerintah sebesar RP1.134.000.000.,-- Indikasi keseluruhan kebutuhan dana anggaran sanitasi untuk 5 tahun sebesar Rp.79.892.000.000,- untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1a - 4.1.e dibawah ini