36
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
PT. XYZ adalah sebuah perusahaan yang main businessnya bergerak di
bidang manufaktur sheet metal. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan
sheet metal terbesar di Indonesia dengan target pasar nasional maupun
Internasional. Perusahaan ini memproduksi segala jenis barang-barang yang
berbahan dasar sheet metal seperti panel, box hydrant, close rack, wall mounting,
dan lain sebagainya. Untuk tipenya ada beberapa yakni free standing, wall
mounting, knock down, dan customized
4.1.1 Data umum perusahaan
PT XYZ memiliki 2 pabrik yang digunakan untuk manufaktur. Letak
pabrik berada di daerah Tangerang dan Cikarang. Ekspansi pabrik yang kedua
dilakukan di tahun 2009 yang diharapkan dapat melebarkan sayap bisnisnya dan
memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin tinggi. Mempekerjakan sekitar 329
karyawan dengan komposisi 323 diantaranya adalah laki-laki dan 16 sisanya
wanita. Untuk produksinya menerapkan sistem 3 shift yang dalam seminggunya 5
yaitu untuk shift 1 dari jam 07.00-16.00, shift 2 dari jam 16.00-01.00, dan shift 3
dari jam 22.00-07.00. Jam kerja tersebut berlaku dari hari senin – kamis.
Sedangkan untuk hari jumat sebagai berikut: shift 1 dari jam 0700-15.30, shift 2
dari jam 15.30-00.00, dan shift 3 dari jam 22.00-06.00.
Sejarah umum perusahaan
PT. XYZ dimulai sebagai industri kecil pada tahun 1979, telah
berkembang pesat menjadi peruhaan sheet metal terbesar. Berbasis di Tangerang
dan Cikarang, dua bangunan pabrik masing-masing digunakan untuk
memproduksi box-box panel dan perakitan mesin elektrikal. Berawal dari sebuah
workshop kecil yang hanya memiliki sebuah mesin potong konvensional
perusahaan ini berkembang menjadi besar dan berbagai mesin cutting, bending,
welding, dan powder coating yang tergolong canggih.
Visi dan misi
Visi perusahaan yang dituangkan dalam bahasa Inggris yakni:
a. Continued Growth in Profitable Increments
b. Quality Product Offerings
c. Preferred Status with our Customers
d. Solid Investment Avenue for our Employees & Owners Yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
b. Penawaran produk yang berkualitas
c. Pilihan status dengan para pelanggan
d. Investasi yang kuat bagi karyawan dan pemilik
Sedangkan misinya adalah sebagai berikut: The Company’s Mission,
Centering on the Basic Principles of Growth and Profitability, is to Increase our Customer’s Ability to Compete in the World Market by Providing and Economical Alternative to their Existing Design, Assembly, Weld, and Metal Fabrication Needs. In essence, we will thrive to be the leader in sheet metal fabrication industry in Indonesia. Yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Misi Perusahaan, keterpusatan pada prinsip-prinsip dasar pertumbuhan
dan profitabilitas, adalah untuk meningkatkan kemampuan pelanggan kami untuk
bersaing di pasar dunia dengan menyediakan dan alternatif ekonomis desain,
perakitan, Welding, dan Kebutuhan Fabrikasi Logam yang ada pada mereka. Pada
dasarnya, kami akan berkembang untuk menjadi pemimpin dalam industri
fabrikasi logam lembaran di Indonesia.
Struktur organisasi perusahaan
Pada setiap perusahaan,sebuah struktur organisasi sangat penting dan merupakan
sebuah keharusan. Hal ini disebabkan fungsi dari struktur organisasi ini sangat
banyak,diantaranya:
Untuk mengetahui kriteria yang menentukan kesuksesan kerja,kita harus
mengetahui aspek-aspek yang mendetail tentang pekerjaan.
2. Menetapkan struktur fungsional jabatan-jabatan
Dalam prakteknya industri-industri maupun lembaga pemerintah sering
kali mengerjakan suatu pekerjaan dengan membagi pekerjaan ke dalam
bagian-bagian. Masing-masing bagian dikerjakan oleh orang-orang
tertentu dengan sistem ban berjalan. Apabila terjadi ketidakjelasan arus
lalu lintas kerja, batas-batas tanggung jawab dan kekuasaan,maka sudah
pasti akan terjadi kekacauan dalam sistem kerja tersebut.
3. Evaluasi Jabatan
Penetapan upah kerja untuk berbagai macam pekerjaan dilakukan dengan
menilai detail-detail dan volume pekerjaan tersebut dievaluasi dari segi
pentingnya pekerjaan, taraf kesukaran, tingkat pengalaman kerja,
pengawasan yang diberikan dan training yang dimiliki.
Untuk struktur organisasi yang ada di PT XYZ dapat dilihat pada lampiran di
akhir laporan ini.
4.1.2 Data Produksi
PT Schneider merupakan salah satu perusahaan besar yang menjadi
mitra/konsumen terbesar. Berikut adalah data produk yang dikerjakan di area
Tabel 4.1 Data produksi untuk Costumer Schneider
Juli Agust Sept Okt Nop Des Total
Panel 45 52 50 47 46 51 291 LV door 120 160 125 174 185 124 888 Welding door 212 186 264 218 175 271 1326 End Panel 18 15 25 40 24 32 154
Untuk penjelasan singkatnya, order yang diterima dari PT Schneider adalah
biasanya untuk per project. Dalam setiap project selalu terdiri dari 4 bagian yakni
1. Panel, merupakan bagian inti dari sebuah project karena semua komponen
dan instalasi terletak disana.
2. LV door, merupakan pintu yang memiliki banyak profile lubang yang
ditata sedemikian rupa sebagai tempat untuk memasang komponen. Pintu
ini dipasang dibagian depan atas panel.
3. Welding door, merupakan pintu yang diletakkan di bagian depan bawah
panel. Didesain sedemikian rupa sebagai penutup panel. Sesuai namanya,
pintu ini terdiri dari beberapa bagian yakni door, lifting bearing, support,
dan window frame yang dilas menjadi satu.
4. End Panel, merupakan bagian yang digunakan sebagai penutup panel
Proses Produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah
proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumber-sumberdaya lain yang
dibutuhkan.
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur,
yaitu input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan
baku/ bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan.
Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi
perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai
hasil yang dikehendaki
Inti proses produksi yang ada di PT XYZ :
1. Tahap quotation, merupakan tahap penawaran dari sales kepada customer.
Karena merupakan perusahaan yang menganut sistem job order maka penawaran
hanya dibuat jika ada permintaaan. Dalam hal ini, tim engineering sudah
dilibatkan untuk membuat gambaran kasar serta menentukan kebutuhan material
dalam bentuk Bill of Material (BOM).
2. Tahap design, merupakan tahap pembuatan desain yang nantinya akan
diturunkan ke produksi. Desain yang dibuat harus sesuai dengan permintaan
customer dengan mempertimbangkan fungsi, stok barang, keemampuan proses, lingkungan, estetika, dan termasuk juga harga. Cost produk jadi tidak boleh
3.Tahap persediaan bahan dan pengaturan jadwal produksi (Production planning
& inventory), merupakan tahap persiapan sebelum diproduksi. Desain yang sudah fix akan didistribusikan ke PPIC untuk kemudian diatur jadwal produksinya
sampai target pengirimannnya. Untuk inventory, PPIC inventory akan
menyediakan kebutuhan berdasarkan BOM dari engineering.
4.Tahap produksi, merupakan tahap pengolahan yang terdiri dari empat line utama
yakni processing, welding, painting, dan assembling. Tahap pemotongan material
plat ada di processing, tahap pengelasan di line welding, pengecatan di line
painting, dan perakitan di line assembling. Proses quality control terdapat pada setiap line produksi untuk memastikan produk hasil proses sesuai dengan
persyaratan.
5. Tahap packaging, merupakan tahap pengepakan. Sederhana namun harus
sangat diperhatikan supaya tidak terjadi kerusakan pada saat delivery karena
packaging yang tidak baik.
6. Tahap delivery, merupakan tahap pengiriman. Setelah semua proses selesai
maka bagian ini yang akan mengatur pengiriman sampai ke customer.
Gambar 4.1 Diagram alir proses keseluruhan
Gambaran proses produksi
Proses yang terdapat di area painting terbagi menjadi 3, yaitu pretreatment
1. Pretreatment
Pretreatment adalah proses untuk membersihkan karat dari permukaan
produk pelapisnya dengan bahan anti karat dengan cara direndam dalam bak.
Terdiri dari beberapa langkah yang meliputi:
a. Degreasing adalah proses untuk menghilangkan minyak atau oli, gemuk. Pada degreasing menggunakan cairan degreaser dan perendaman
dilakukan selama 15 menit.
b. Rinsing 1 adalah menghilangkan degreasing yaitu cairan yang masih menempel di sheet / lembaran ataupun minyak atau oli yang masih
menempel. Pada rinsing perendaman dilakukan selama 2 menit.
c. Phospating adalah proses kimia dalam senyawa organik menjadi lapisan yang mempunyai ikatan pada permukaan metal atau logam secara reaksi
kimia. Tujuannya adalah untuk mencegah karat dan menambah daya rekat.
Biasanya berlangsung selama 15 menit.
d. Rinsing 2 adalah proses pencucian dengan air bersih, untuk mendapatkan permukaan metal atau logam dari sisa larutan phospating.
e. surface conditioning sendiri hanya digunakan untuk material-material tertentu seperti galvanis. Namun memang jarang digunakan.
Gambar 4.2 Alur Proses treatment
2. Coating
Untuk flow process painting secara keseluruhan dapat dilihat di bawah. Secara
singkat dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Loading part to conveyor
Proses coating dimulai dari proses loading barang ke conveyor. Perlu diingat,
bahwa waktu tunggu maksimum dari pretreatment menuju coating adalah 6 jam.
kondisi barang secara visual harus bagus tanpa reject ( karat, penyok, kotor, burry
bekas gerinda) agar dihasilkan painting yang baik.
b. Oven drying
Proses ini adalah pengeringan metal setelah proses pencucian. Dalam hal ini
produk harus kering secara total sebelum proses spraying powder supaya jangan
sampai hasil catnya tidak rata atau meleleh. Harus diperhatikan suhu oven,
biasanya 120-150 derajat celsius.
c. Spraying powder
Pada proses ini penempelan powder ke material dilakukan. Prosesnya dengan
menembakkan powder menggunakan spray gun secara merata.
d. Curing oven
Proses ini merupakan proses pengeringan cat yang masih basah dengan suhu
tertentu. Untuk standar di perusahaan biasanya 180-210 derajat celsius
disesuaikan dengan tipe cat.
e. Unloading from conveyor
Merupakan proses penurunan barang setelah di painting untuk kemudian ditata
dan didistribusikan ke proses selanjutnya. Ada yang ke assembling, ada yang
langsung menuju packaging.
3. Pengecekan
Proses pengecekan dilakukan oleh inspektor QC pada saat barang turun dari
menggunakan coating thickness. Jika ternyata dalam pengecekan ditemukan
defect, maka harus ada proses rework. Rework ada 2, yakni reject dan repair.
Reject adalah produk cacat yang tidak bisa diperbaiki lagi sehingga harus dibuang. Sedangkan repair adalah produk cacat yang sudah tidak bisa diperbaiki sehingga
ada proses tambahan untuk memperbaikinya.
Data Jenis Cacat area painting
Data jenis cacat produk dikategorikan menjadi beberapa masalah besar
yang menjadi komplain konsumen. Dari data yang diperoleh bulan Juli 2011
sampai dengan Desember 2011, untuk data defect produk-produk costumer
Schneider dapat disajikan jenis-jenis data defect sebagai berikut:
a. Cat menumpuk
b. Cat tipis
c. Scratch / baret
d. Cat berpori
e. Salah warna
f. Platting tidak bagus
g. Permukaan tidak rata
Data biaya akibat cacat produk
Cost Of Poor Quality (COPQ) adalah alat untuk mengkonversikan banyaknya kegagalan ke dalam biaya kegagalan kualitas. Satuan uang merupakan
satuan yang mudah dimengerti dan banyak dijadikan patokan peningkatan kualitas
tanpa perlu menerapkan Six Sigma sekalipun.
Dalam setiap kasus yang berkaitan dengan painting, copq dtentukan
tersebut diretur oleh customer maka harus ditambahkan biaya delivery. Tetapi
apabila reject, maka copq harus dihitung dengan mencakup dari seluruh proses
yang dilalui oleh produk tersebut semisal punching, bending, welding. Berikut
adalah unsur-unsur dalam menentukan cost of poor quality.
Tabel 4.2 Unsur-unsur biaya perhitungan COPQ akibat repair
Jenis Repair Biaya
Cat ulang dengan treatment Rp 35.000 / m2
Cat ulang tanpa treatment Rp 25.000 / m2
Pengerjaan lain-lain (amplas, dempul,dsb) Rp 300.000 / jam
Delivery Rp 500.000 sekali jalan
Tabel di atas adalah tabel perhitungan biaya jika produk tersebut repair.
Tetapi ketika barang reject, maka harus dibuatkan barang penggantinya. Tentunya
ini akan memakan biaya yang lebih besar karena mencakup semua proses. Berikut
adalah unsur biayanya.
Tabel 4.3 Unsur-unsur biaya tambahan perhitungan COPQ akibat reject
Proses Biaya
Potong: - punching
- Laser
Rp 1.000.000 x 2 / jam
Rp 2.250.000 x 2 / jam
Welding / Las Rp 300.000 / jam
Assembling / Perakitan Rp 300.000 / jam
Disamping semua proses di atas masih ada lagi perhitungan untuk material
dengan rumus = P x L x T x massa jenis plat x 4 dimana P merupakan panjang, L
lebar, T tebal. Massa jenis plat disesuaikan dengan jenis material apakah mild
steel, stainless, aluminium, atau galvanis. Sedangkan angka 4 merupakan
opportunity loss atau kesempatan yang hilang karena harus mengerjakan ulang.
4.2 Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data untuk mencapai peningkatan kualitas
dengan menerapkan six sigma, harus melalui tahapan-tahapan yaitu
Define-Measurement-Analysis-Improve-Control (DMAIC). Tahapan ini merupakan tahapan peningkatan kualitas secara terus-menerus menuju target six sigma.
4.2.1 Tahapan definisi (DEFINE)
Tahapan definisi merupakan tahap pertama dalam program peningkatan
kualitas six sigma yang menggunakan metode DMAIC. Tujuan dari tahap ini
adalah mendefinisikan tujuan dari proyek pengembangan kualitas dan biasanya
tujuan yang paling penting dicapai oleh pelanggan. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
B) Identifikasi Perbaikan
C) Membuat diagram SIPOC
D) Menentukan kebutuhan spesifik pelanggan dan pernyataan tujuan proyek
six sigma.
A. Pendefinisian Proyek Six Sigma
Sesuai dengan visi perusahaan yang salah satunya mengedepankan
kualitas dan menciptakan kualitas yang lebih baik dari waktu ke waktu maka
penulis memfokuskan proyek ini khusus pada peningkatan kualitas produk.
Pendefinisian proyek yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode
5W + 1H. Berikut penjabarannya:
1. What ( Apa tujuan dari proyek six sigma dan apa targetnya? )
Tujuan dari proyek ini adalah mengurangi customer complain, menurunkan angka
defect produk, dan menurunkan angka cost of poor quality (COPQ) pada
produk-produk painting untuk customer PT Schneider.
2. Why ( mengapa proyek tersebut yang dipilih? )
Proyek tersebut dipilih karena peningkatan kualitas produk merupakan salah satu
visi perusahaan dan menjadi prioritas perusahaan sehingga konsumen tidak
dikecewakan.
Pelaksanaan proyek tersebut akan dilaksanakan pada proses produksi di area
painting. Fokusnya adalah pada produk-produk PT Schneider Indonesia. Dalam
satu workstation tersebut terdapat 2 line, yakni pretreatment dan coating.
4. When ( Kapan proyek tersebut dilaksanakan? )
Dari data yang diperoleh dari bulan Juli-Desember 2011 akan dilakukan analisa
dan kemudian mulai dijalankan dan akan diamati efektifitasnya dari bulan
Januari-Juni 2012 supaya dapat dilihat hasilnya.
5. Who (Siapa yang harus bertanggung jawab dalam proyek? )
Proyek ini melibatkan banyak pihak mulai dari Bussiness Unit Head, manager,
section head, hingga operator. Bagian yang terlibat juga bukan hanya dalam satu
departemen (Quality Assurance) saja tetapi juga antar departemen termasuk
diantaranya Engineering, maintenance, production, ppic, dan delivery.
6. How ( Bagaimana proyek tersebut akan dilaksanakan? )
Pelaksanaan akan dimulai dengan pendefinisian masalah, penghimpunan semua
data yang mendukung bahwa proyek harus terlaksana seperti data peringkat
customer dalam seluruh omzet perusahaan, data kepuasan pelanggan, analisa data
defect, dan perhitungan copq. Kemudian dilakukan perbaikan pada CTQ yang
potensial dengan fishbone diagram dan 5 why analisis.
B. Identifikasi Perbaikan
Jika dikumpulkan data mengenai kecacatan produk untuk costumer
Schneider, maka didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data kecacatan produk customer Schneider
AREA FREKUENSI Potong 6 kasus Bending 3 kasus Welding 10 kasus Painting 63 kasus Assembling 1 kasus
Packing & delivery 5 kasus
Desain 2 kasus
TOTAL 90 kasus
Dari data tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kecacatan terbesar terjadi di area
painting dengan jumlah kasus mencapai 63 kasus. Ini tentu yang harus menjadi
perhatian perusahaan bagaimana supaya dapat menekan angka defect di area
painting. Kemudian dari data tersebut dapat dijabarkan lagi mengenai jenis
kecacatan di area painting seperti di bawah ini. Hal ini bertujuan untuk
tersebut akan diketahui action yang bisa diambil agar kegagalan produk tidak
terjadi kembali. Jika masalah di painting dapat di atasi secara otomatis akan
mampu mengurangi keluhan pelanggan dengan cukup signifikan.
Tabel 4.5 Jenis Defect Painting Juli-Desember 2011
JENIS DEFECT FREKUENSI
Cat Menumpuk 18 kasus
Cat tipis 13 kasus
Scratch 10 kasus
Hasil cat berpori 7 kasus
Salah warna 5 kasus
Platting tidak bagus 5 kasus
Permukaan tidak rata 3 kasus
TOTAL 63 kasus
2. Data Penjualan Perusahaan
Terlampir adalah data penjualan perusahaan periode Juli – Desember 2011. Dari
tabel dibawah dapat diketahui bahwa PT Schneider merupakan konsumen terbesar
Tabel 4.6 Data penjualan perusahaan periode Juli – Desember 2011
C. Membuat diagram SIPOC
SIPOC diagram adalah perangkat yang digunakan oleh tim manajemen
perbaikan untuk mengidentifikasi seluruh elemen yang relevan dalam suatu
process improvement sebelum proses tersebut dilakukan. Diagram ini digunakan untuk menampilkan sekumpulan aktifitas lintas fungsional dalam satu diagram
tunggal yang sederhana. SIPOC yang ada dari elemen yang ada pada diagram
yaitu, supplier (pemasok), input (masukan), process (proses), output (keluaran),
dan customer (pelanggan).
1. Supplier
Supplier adalah unit yang bertindak sebagai pemasok. Yang bertugas sebagai
pemasok untuk area painting adalah warehouse, stasiun kerja sebelumnya, dan
eksekutor. Kesalahan pada supplier yang mungkin terjadi adalah karena proses
No Nama Customer Nilai Order (Rp)
1 Graha Sumber Prima E, PT 25,669,742,169
2 Hariff Daya Tunggal Eng., PT 6,148,960,000
3 Indomitra Global, PT 3,749,150,750
4 Schneider Indonesia, PT 3,663,506,066
5 2,920,968,591
6 2,465,480,000
7 Global Panel, PT 1,623,077,001
8 Len Industri (Persero), PT 605,412,725
9 559,358,370
10 447,115,205
Sinar Inti Electrindo Raya, PT Emerson Indonesia, PT
Siemens Indonesia, PT Asia CRM Solutions, PT
yang tidak baik seperti masih adanya burry karena penggerindaan yang belum
bersih maupun juga karena proses pemotongan material yang tidak sempurna
2. Input
Sebagai input untuk proses painting adalah bahan baku, part-part dari proses
sebelumnya, dan tenaga kerja untuk menjalankan proses. Bahan baku berupa
powder coating dan bahan-bahan kimia untuk pretreatment. Proses sebelumnya
bisa dari area processing maupun welding. Kesalahan yang dapat terjadi pada
input yang berdampak pada produk bila ada salah informasi dari sales maupun
ppic.
3. Process
Dalam proses painting terdapat 2 urutan pengerjaan yakni pretreatment dan
coating. Kesalahan yang terjadi biasanya karena Work Instruction yang kurang
dipahami dan kebanyakan karena standar keberterimaan produk yang bias.
4. Output
Output yang diharapkan untuk dihasilkan adalah jumlah cacat sedikit, proses yang
tak berulang-ulang, biaya yang hemat, dan produk berkualitas tinggi. Kesalahan
pada output adalah karena kriteria inspeksi yang tidak dapat dipenuhi atau juga
karena barang direject oleh konsumen karena tidak sesuai dengan keinginan.
5. Costumer
Pihak yang bertindak sebagai konsumen adalah area untuk proses selanjutnya
Schneider dan end user karena produk-produk ini nantinya untuk dijual lagi
setelah proses wiring. Berikut diagram SIPOC yang dapat disajikan.
Tabel 4.7 Diagram SIPOC
Supplier Input Process Output Customer
1. Warehouse 2. Workstation sebelumnya 3. Warehouse 4. Eksekutor 5. Engineer 1. Peralatan 2. Part yang akan dicat 3. Bahan Baku 4. Tenaga kerja 5. Desain yang sesuai 1. Pretreatment - Degreasing - Rinsing - Phospating - Rinsing -Drying 2. Coating - Loading to conveyor - Oven drying - Spraying powder -Oven curing
-Unloding from conveyor
1. Jumlah cacat sedikit 2. Proses yang tak berulang-ulang 3.Biaya yang hemat 4. Produk berkualitas tinggi -Workstation sesudahnya - PT Schneider - End User company
D. Menentukan kebutuhan spesifik pelanggan dan pernyataan tujuan proyek six sigma.
1. Pernyataan kebutuhan pelanggan
Dalam diagram SIPOC yang menjadi konsumen adalah PT Schneider
Indonesia sehingga harus dikumpulkan data mengenai kriteria yang
menjadi kebutuhan konsumen terhadap produknya. Kriteria – kriteria
tersebut kemudian disusun dalam sebuah CTQ tree berikut
Gambar 4.4 CTQ tree CTQ Painting Ketebalan cat Terlalu tebal Terlalu tipis Visual after coating karat Pin hole Fish eyes sctach menumpuk blistering Permukaan tidak rata Before coating Bekas las terlihat Pertemuan tekukan jelek berkarat
Sehingga produk yang dapat diterima oleh konsumen (CTQ) , dalam hal
ini PT Schneider secara garis besar manakala dapat memenuhi kualifikasi
sebagai berikut:
1. Ketebalan cat:
a. Luar : 50-80 mikron
b. Dalam : maks 140 mikron
2. Secara visual, hasil sesudah coating harus diperhatikan untuk item-item berikut:
- Bekas karat - Blistering - Scratch
- Pin hole - Bekas las - Flatness
- Bintik Debu - Blurry - Lelehan/menumpuk
- Fish eyes - Flaking - Touch up
3.. Secara visual, hasil sebelum coating harus diperhatikan untuk item-item
berikut:
- Bintik las - karat - Pertemuan tekukan/adu manis
Seluruh kriteria ini harus dibuat secara spesifik dan juga harus dapat mewakili
kemampuan area painting dalam memenuhinya.
2. Pernyataan tujuan proyek six sigma
Setelah melalui beberapa tahap, maka dibuat pernyataan tujuan awal dari
PROYEK PENGENDALIAN KUALITAS
Penurunan angka defect painting untuk produk Schneider Pernyataan Masalah
Dari semua jenis produk retur atau komplain customer PT Schneider, sekitar 70
persen diantaranya merupakan permasalahan yang berkaitan dengan cat.
Komplain-komplain ini yang menyebabkan PT XYZ akan berdampak pada
reputasi perusahaan yang menurun. Semua defect ini tentu membuat cost yang
dikeluarkan dari sisi perusahaan sendiri menjadi lebih tinggi. Mengingat dari data
yang ada bahwa PT Schneider menduduki peringkat ke-4 dengan omzet
terbesar,maka penurunan defect sangat perlu untuk segera dilakukan.
Pernyataan Tujuan
Menurunkan angka defect painting untuk produk-produk schneider sehingga
mengurangi biaya repair atau reject akibat ketidaksesuain produk, selain itu juga
untuk memenuhi customer satisfaction yang dalam hal ini dapat diukur dengan
tingkat keluhan pelanggan.
Asumsi
Spesifikasi produk yang diinginkan konsumen pada hasil painting meliputi:
-ketebalan cat
4.2.2 Tahap pengukuran (Measure)
a. Membuat diagram pareto
Diagram total defect per area
Diagram ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kasus di area
painting terhadap total komplain konsumen.
0 10 20 30 40 50 60 70
Diagram Total Defect Per Area
Potong Bending w elding painting assembling delivery desain AREA F R EKU EN SI
Gambar 4.5 Diagram total defect per area
Jika dinyatakan dalam persentase maka akan didapatkan pareto chart
Gambar 4.6 Diagram pareto defect per area
Berdasarkan pareto di atas menujukkan bahwa kasus di painting
merupakan kasus terbanyak dengan persentase kejadian 70 persen dari
total kasus yang ada.
Diagram defect di area painting
Diagram ini digunakan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja dan berapa
banyak kejadian per kasus. Dari situ nantinya dapat diambil tindakan
Gambar 4.7 Diagram pareto defect area painting
Diagram penjualan sales
Di bawah ini merupakan gambar diagram pareto yang menyatakan tingkat
penjualan per konsumen. Disini hanya diambil 10 konsumen terbesar yang
mempercayakan produknya dibuat oleh PT XYZ. Dari sini dapat terlihat bahwa
PT Schneider menempati urutan ke-4. Namun untuk angka defectnya di area
Gambar 4.8 Pareto Top 10 Konsumen
b Menghitung cost of poor quality (copq)
Supaya lebih jelas, maka untuk setiap defect dinyatakan dalam bentuk
uang. Data yang tersaji di bawah ini merupakan data cost of poor quality yang
dihitung berdasarkan rumus perhitungan dalam tabel unsur-unsur perhitungan
untuk material reject dan repair.
Tabel 4.8 Data COPQ Juli – Desember 2011
BULAN COPQ TOT SALES % DEFECT
Juli 4.420.000 353.234.641 1,25 Agustus 1.090.000 519.514.995 0,21 September 1.270.000 465.908.030 0,27 Oktober 1.713.750 822.205.795 0,21 Nopember 2.301.400 394.230.350 0,58 Desember 2.044.000 1.108.412.255 0,18 TOTAL 12.839.150 3.663.506.066 0,35
Data tersebut diambil dari bulan Juli – Desember 2012. Jumlah tersebut sejalan
dengan komplain dari konsumen yang memang banyak baik secara resmi lewat