• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN FLIGHT INFORMATION DISPLAY SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN KOMUNIKASI SECARA WIRELESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN FLIGHT INFORMATION DISPLAY SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN KOMUNIKASI SECARA WIRELESS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

52 Abstrak

Flight Information Display System (FIDS) merupakan sebuah sarana informasi terkait jadwal penerbangan disebuah bandar udara. Adanya pengembangan baik secara fisik maupun secara fungsi bandara udara menjadikan jumlah FIDS yang terpasang semakin banyak, selain itu akibat jumlah jadwal penerbangan semakin banyak maka jadwal penyalaan (on/off) FIDS semakin beragam. Saat ini untuk menyalakan dan mematikan perangkat FIDS masih banyak yang manual atau menggunakan pewaktu terprogram, hal ini menjadi sangat tidak efektif dan tidak hemat energi. Oleh karena itu pada penelitian ini telah di implementasikan sebuah sistem telecontrolling (pengontrolan jarak jauh) pada miniatur FIDS menggunakan Human Machine Interface dengan jaringan komunikasi ethernet berbasis protokol Modbus TCP. Sistem ini mampu menyalakan dan mematikan perangkat FIDS dari control room dan mampu memonitoring perangat FIDS saat terjadi kerusakan. Dari hasil pengujian perangkat pengendali ini memiliki tingkat keberhasilan 100% dan mampu memonitor saat terjadi kerusakan display FIDS sebesar 90%.

Kata Kunci: FIDS, Modbus TCP, Human Machine Interface, Air Conditioning, .

PENDAHULUAN

Bandar udara memiliki banyak peralatan yang berfungsi untuk menjamin keselamatan proses penerbangan serta memfasilitasi pengguna jasa penerbangan agar merasa nyaman dan aman. Adanya jumlah peralatan yang cukup banyak memerlukan personal/ tenaga teknisi yang banyak pula untuk

merawatnya. Sebagian besar peralatan

bandara tersebut merupakan peralatan

elektronik dimana dalam operasionalnya

membutuhkan energi listrik sehingga

semakin banyak peralatan maka energi litrik yang dibutuhkan juga semakin banyak. Hal ini sangat berdampak pada meningkatnya penggunaan listrik di Bandar Udara yang

cukup besar. Salah satu peralatan di Bandar Udara yang jumlahnya cukup banyak adalah

Flight Information Display System

(FIDS).FIDS merupakan sebuah sarana informasi terkait jadwal penerbangan baik keberangkatan maupun kepulangan disebuah Bandar Udara. Adanya pengembangan baik secara fisik maupun secara fungsi Bandar Udara menjadikan jumlah FIDS yang terpasang semakin banyak, selain itu akibat jumlah jadwal penerbangan semakin banyak maka jadwal penyalaan/ proses on off FIDS

semakin beragam. Saat ini untuk

menyalakan dan mematikan perangkat FIDS

masih banyak yang manual atau

menggunakan pewaktu terprogram, hal ini menjadi sangat tidak efektif dan tidak hemat

RANCANG BANGUN FLIGHT INFORMATION DISPLAY SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN KOMUNIKASI SECARA WIRELESS

Romma Diana P, S.SiT (Peneliti -Dosen) Yuyun Suprapto, S.SiT, MM (Peneliti Utama- Dosen)

Totok Wasito, S.SiT,MM (Peneliti - Dosen) M.Rifai, ST, M.Pd (Peneliti - Dosen) Bambang BH, S.SiT,MM (Peneliti - Dosen)

(2)

53

energi karena saat jadwal penerbangan mengalami perubahan yang mengakibatkan waktu tunggu semakin lama maka operator harus mengubah pewaktu terprogram yang digunakan untuk mematikan tampilan FIDS. Selain itu karena masih dilakukan secara manual, jika terdapat satu atau beberapa display/ tampilan FIDS yang mengalami kerusakan maka operator tidak segera mengetahui kondisi tersebut hingga ada

orang yang memberitahukannya atau

operator harus menginspeksinya secara rutin, sehingga kondisi ini mejadi sangat tidak efektif. Oleh karena itu pada penelitian ini telah didesain dan dibuat sebuah prototipe pengendali dan monitoring display FIDS secara remote dari ruang pengendali menggunakan protokol komunikasi Modbus Ethernet. Dengan sistem ini memungkinkan operator dalam mengendalikan penyalaan serta memonitoring display/ tampilan dan CPU (Control Processing Unit) FIDS cukup dari ruang pengendali. Sehingga harapannya dapat menjadi pengontrollan yang lebih mudah dan efektif.

TEORI

2.1. Flight Information Display System (FIDS)

FIDS adalah singkatan dari

FlightInformation Display System yang merupakansuatu sistem informasi yang ada

bandar udara yang berfungsi untuk

membantu memanajemen penumpang baik keberangkatan(Departure), transit, atau

kedatangan (Arrival)domestik maupun

internasional.Bahkan terdapat jumlah nomor

penerbangan dan airlines/ perusahaan

penerbangan yang nantinya akan menjadi transportasinya. Sistem ini bekerja dengan

memanfaatkanfasilitas jaringan

komputer/network yang ada dibandara

untukberkoordinasi antar bagian satu dengan bagian lain. Selain untukmemanajemen penumpang sistem ini jugaberguna untuk

menginformasikan kepadapengunjung

bandara non-penumpang tentangstatus suatu penerbangan. Data yangditampilkan meliputi di display FIDS antara lain:

1. Nomor Penerbangan / Flight Number 2. Maskapai / Airline

3. Jadwal

Kedatangan/Keberangkatan(Arrival /

Departure)

4. Asal/Tujuan (Origin/Destination)

5. Keterangan (Berisi estimated time,apakah pesawat tepat waktuataukah delay)

FIDS ini biasanya ditempatkan

dilokasi-lokasi (diterminal bandara) yang

mudahuntuk dilihat para pengguna jasa bandar udara(Public Area). Lokasi-lokasi tersebut seperti :

1. Keberangkatan Domestik

(DomesticDeparture)

2. Kedatangan Domestik (DomestikArrival)

3. Keberangkatan Internasional

(International Departure)

4. Kedatangan Internasional

(InternationalArrival)

2.2. Modbus Protokol

Protokol Modbus merupakan aturan-aturan komunikasi data dengan teknik Master-Slave. Dalam konunikasi tersebut hanya terdapat satu Master dan satu atau beberapa Slave yang membentuk sebuah jaringan. Komunikasi Modbus selalu diawali dengan query dari Master, dan Slave memberikan respon dengan mengirimkan data atau melakukan aksi sesuai perintah dari Master. Master hanya melakukan satu komunikasi dalam satu waktu. Slave hanya akan melakukan komunikasi jika ada perintah (query) dari Master dan tidak bisa melakukan komunikasi dengan Slave yang lain.Pada saat mengirimkan query ke Slave, Master menggunakan 2 mode pengalamatan,

(3)

54

yaitu:

• Unicast mode.

Master mengirimkan query kepada satu Slave. Setelah menerima dan memproses query, Slave akan memberikan jawaban berupa respon kepada Master.

• Broadcast mode.

Master mengirimkan perintah (query)

kepada semua Slave. Pada mode

pengalamatan ini Slave tidak mengirimkan respon kepada Master.

Protokol Modbus membentuk sebuah format pesan untuk query Master dan respon Slave. Adapun siklus pengiriman query-respon ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Siklus pengiriman query-respon pada protokol Modbus.

PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem

Sistem pengendali jarak jauh perangkat keras FIDS ini merupakan sebuah sistem yang mampu mengendalikan penyalaan dan mematikan perangkat FIDS dari ruang kendali. Selain itu sistem ini mampu memonitoring kondisi display FIDS yaitu apakah dalam kondisi hidup atau mati. Sistem ini terdiri atas beberapa sub sistem yang terintegrasi seperti pada diagram blok pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram integrasi jaringan antara sistem FIDS dengan sistem pengendali hardware

FIDS.

Adapun diagram blok perangkat pengendali perangkat keras FIDS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram integrasi jaringan antara sistem FIDS dengan sistem pengendali hardware

FIDS.

Sistem pengendali ini terdiri atas 5 bagian

utama yaitu Mikrokontroler, Signal

Conditioning, SPI to Ethernet Converter, Solid State Relay dan Human Machine Interface (HMI). Pusat pengendalian berada di mikrokontroler, dimana saat operator melalui HMI memberikan perintah misalnya untuk menyalakan FIDS maka perintah tersebut dari HMI akan dikirim ke perangkat pengendali melalui jaringan ethernet. Jaringan ethernet yang dimaksud adalah jaringan data antara server FIDS dan display FIDS. Dengan memanfaatkan jaringan ethernet yang sudah ada tersebut tidak perlu membuat jaringan baru untuk komunikasi antara perangkat pengendali dengan HMI. Data perintah tersebut dikirim menggunakan

(4)

55

format protokol Modbus TCP, dimana HMI sebagai master dan perangkat pengendali sebagai slave. Format data dari ethernet menjadi format SPI dilakukan oleh ethernet to SPI converter.

Perintah dari HMI yang dikirim ke mikrokontroler akan diterjemahkan menjadi beberapa jenis perintah seperti menyalakan dan mematikan (shutdown) display FIDS. Saat perintah dari HMI berupa mematikan CPU display FIDS maka mikrokontroler akan membaca nilai tegangan power supply CPU, jika tegangannya lebih dari 4,5 V berarti CPU dalam kondisi hidup sehingga mikrokontroler akan mematikannya dengan mengaktifkan tombol power sesaat, tetapi jika tegangan power supply adalah 0 volt berarti CPU dalam kondisi mati maka mikrokontroler tidak melakukan tindakan apapun. Kondisi tersebut menjadi terbalik jika perintah dari HMI adalah menyalakan CPU display FIDS.

Selain melakukan pengendalikan sistem ini juga memonitoring kondisi display FIDS

menggunakan sensor cahaya (LDR).

Sehingga saat CPU menyala tetapi display FIDS nya mati operator dapat melihat kondisi itu di HMI sehingga penanganannya lebih cepat.

3.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras penyusun sistem ini terdiri atas 5 bagian utama yaitu: HMI, sistem mikrokontroler, konverter ethernet to SPI, rangkaian pengkondisi sinyal dan solid state relay. HMI diletekkan di control room

sedangkan sistem mikrokontroler dan

hardware yang lain berada satu tempat dengan display FIDS.

3.2.1. Human Machine Interface

Human machine interface (HMI)

merupakan bagian sistem yang menjadi papan interaksi antara operator dengan sistem. Sistem ini berupa touch screen yang didalamnya dibuat tampilan seperti kondisi display FIDS sebenarnya. Sehingga semua

status kondisi display FIDS akan

ditampilkan di layar ini. Pada penelitian ini jenis touch scrren yang digunakan adalah tipe MT8070iE yang merupakan produk dari Wientek.corp. Keunggulan HMI ini mampu berkomunkasi dengan peralatan lain dengan lebih dari 50 jenis protokol komunikasi di industri. Pada penelitian ini menggunakan protokol komunikasi jenis Modbus TCP.

3.2.2. Sistem Mikrokontroler

Sistem mikrokontroler pada sistem

monitoring FIDS ini berfungsi sebagai pengendali penyalaan saklar solid state yang menghubungkan CPU dan display FIDS dengan tegangan jala – jala, komunikasi dengan master controller menggunakan protokol Modbus dan mengukur tampilan display FIDS menggunakan sensor LDR.

Mikrokontroler yang digunakan adalah Atmega328. Rangkaian interface antara mikrokontroler dengan sub sistem yang lain seperti pada gambar 3.3. Sistem ini menggunakan catu daya 5 volt.

(5)

56 Gambar 3.3. Rangkaian sistem

Mikrokontroler. 3.2.3. Konverter SPI ke Ethernet

Konverter SPI ke Ethernet ke SPI sering disebut dengan Ethernet Shield, berfungdi sebagai konverter data dari format Serial Peripheral Interface (SPI) ke format Ethernet. Sistem ini menggunakan IC Wiznet W5100. Protokol komunikasi yang

menggunakan standart Modbus TCP

sehingga komunikasi antara Master kontrol yang di ruang kontrol dengan mikrokontroler

pengendali FIDS menggunakan jalur

Ethernet. Pemilihan jalur ini karena pada kondisi eksisting telah tersedia jaringan

Ethernet, sehingga tidak memerlukan

tambahan jaringan yang baru tetapi cukup menambah sebuah Switch/Hub pada panel FIDS.

Gambar 3.4. Rangkaian SPI to Ethernet Converter

3.2.4. Rangkaian Pengkondisi Sinyal

Rangkaian pengkondisi sinyal merupakan

subsistem yang berfungsi untuk

mengkondisikan sinyal dari sensor agar memiliki luaran tegangan yang sesuai dengan standar data akuisisi yang dipakai, disistem ini masukan data akuisisi memiliki range tegangan input sinyal 0-5 Volt DC. Rangkaian pengkondisi sinyal pada sistem ini mengubah dari besaran resistansi LDR menjadi tegangan 0-5 Volt. Rangkaian pengkondisi sinyal tersebut seperti pada gambar 2.5.

Gambar 3.5. Rangkaian pengkondisi sinyal sensor LDR

3.2.5. Solid State Relay

Solid state relay merupakan sebuah saklar

elektronik yang mampu mengalirkan

tegangan AC jala – jala. Saklar ini

seluruhnya menggunakan bahan

semikonduktor sehingga memiliki life time

yang lebih lama dibanding saklar

elektromekanis. Selain menggunakan daya yang rendah, saklar ini hanya memerlukan

tegangan yang sangat kecil untuk

(6)

57

SSR merupakan gabungan dari fotodiac dan Triac seperti pada gambar 2.6 berikut.

Gambar 3.6. Rangkaian ekuivalen Sfolid State Relay.

Adapun foto terkait prototipe hardware hasil implementasi terlihat seperti pada gambar 3.7.

Gambar 3.7. Foto prototipe sistem pengendalian dan monitoring perangkat keras

FIDS

3.3 Perancangan Perangkat Lunak (software)

Algoritma proses pengendalian dan

monitoring perangkat keras FIDS dapat dijelaskan sebagaimana flow chart pada

gambar 3.7. Gambar 3.7 Flowchart proses pengendalian dan

monitoring perangkat keras FIDS

MULAI - Baca tegangan supply CPU FIDS - Baca tingkat kecerahan display FIDS Kirim kondisi CPU dan Display

ke Master control Baca Perintah dari master kontrol Aktifkan SSR Ada Perintah menyalak an? Ada Perintah mematika n? Matikan SSR

(7)

58

PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian Sistem Pengendali Jarak Jauh Perangkat Keras FIDS di Bandara Udara ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sistem dari sisi tingkat keberhasilan secara fungsional dan penghematan energi yang dapat dilakukan. Oleh karena itu pada bab ini telah dilakukan pengujian sistem yang meliputi pengujian fungsional masing – masing sub sistem dan pengukuran efisiensi energi yang digunakan sistem.

4.1. Pengujian sensor tampilan display FIDS

Pengujian sensor tampilan display FIDS bertujuan untuk mengetahui kemampan sensor dalam mendeteksi kondisi saat

display bekerja normal menampilkan

informasi dengan saat display dalam kondisi mati. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai pembacaan ADC pada mikrokontroler saat display dalam kondisi mati dengan diplay saat menampilkan warna biru dan putih.Hasil pengujian tersebut seperti pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. hasil pengukuran pembacaan ADC

terhadap luaran sensor LDR saat background display FIDS berbeda

No Kondisi Display Nilai ADC 1 Mati 175 2 Warna Biru 575 3 Warna Putih 910

Dari hasil pegukuran tersebut dapat

disimpulkan bahwa untuk mebedakan

kondisi display saat mati dan menyala dengan menggunakan nilai Threshold 400.

4.2. Pengujian Solid State Relay

Pengujian SSR bertujuan untuk

mengetahui seberapa tingkat keberhasilan SSR saat diaktifkan atau dimatikan untuk menyambung atau memutus arus listrik dari supply jala – jala 220 VAC ke Sistem

FIDS.Pengujian ini dilakukan dengan

memberikan sinyal logic “1” atau logic “0” pada input SSR. Dari hasil pengujian yang dilakukan sebanyak 10 kali menunjukkan tingkat keberhasilan 100%.

4.3. Pengujian Sistem Menyeluruh

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui performa sistem dimana saat semua

subsistem di integrasikan menjadi satu. Dari hasil pengujian yang dilakukan diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2.

(8)

59

Tabel 4.2. Hasil Pengujian sistem secara menyeluruh.

No Pengkondisian Respon Jumlah Pengujian Keberhasilan

1 Perintah “ON” FIDS Menyala 5 5

2 Perintah “OFF” FIDS Shutdown 5 5

3 LCD dimatikan HMI menampilkan

indikator LCD mati 5 4

4 Supply ke CPU dilepas

HMI menampilkan

indikator CPU mati 5 5

5 Supply ke semua sistem mati

HMI menampilkan kondisi “No

Response” 5 5

Dari hasil pengujian tersebut trlihat sistem bekerja sesuai dengan yang diharapkan yaitu mampu menghidupkan dan mematikan FIDS dari jarak jauh menggunakan Human Machine Interface (HMI) berupa touch screen yang ditempatkan di ruang kontrol dan saat display FIDS mengalami gangguan berupa tampilan mati maka di HMI juga menunjukkan kondisi yang sama.

4.4. Pengukuran Efisiensi Sistem

Pengujian ini bertujuan untuk mengukur besarnya energi listrik yang dapat dihemat saat sistem FIDS menggunakan sistem pengendali dan monitoring ini. Pengujian dilakukan dengan mengukur besarnya daya yang digunakan saat FIDS menyala dan

tanpa sistem monitoring dan saat FIDS mati dengan sistem monitoring hidup, hal ini karena saat FIDS mati supply listrik masih

dibutuhkan untuk menyalakan sistem

monitoring. Penghematan diperoleh dari pengurangan daya saat FIDS menyala dengan tanpa sistem monitoring dengan saat FIDS mati dengan sistem monitoring. Dari hasil pengukuran diperoleh saat FIDS

menyala tanpa sistem monitoring

membutuhkan daya83,6.watt dan saat FIDS mati dengan sistem monitoring tetap

menyala adalah 3,5.watt. Sehinga

penghematan yang bisa diperoleh untuk rentang 1 jam adalah sekitar 80,1 WH.

(9)

60

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian sistem yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian terhadap display FIDS dapat bekerja dengan tingkat keberhasilan 100%

2. Sistem monitoring display FIDS memiliki tingkat keberhasilan 90%, hal ini karena adanya perubahan tampilan background FIDS.

3. Penghematan yang diperoleh untuk waktu 1 jam sekitar 80,1 WH.

4. Besarnya penghematan yang diperoleh masih relatif kecil karena device

penyusun sistem monitoring masih

menggunakan komponen yang bukan low voltage dan low power consumtion sehingga sistem monitoringnya sendiri masih memerlukan daya yang sedikit besar.

DAFTARPUSTAKA

[1] Fakkar Robbi, “Flight Information

Display System Pada Bandar Udara International Ahmad Yani Semarang‖,

Kerja Praktek,UNDIP,2011.

[2] ---, Fids3 Flight Information Display System (FIDS) of the 3rd generation based on the latest softwaretechnology, http://www.fids3.com,

[3] ATmega128, Atmel (2011)

[4] …….., Modbus Over Serial Line

Specification and Implementation Guide V1.0.

[5] …….., Modbus Protocol Reference

Guide, M-System CO., LTD., Osaka, Japan.

Gambar

Gambar 2.2. Siklus pengiriman query-respon pada  protokol Modbus.
Gambar 3.5. Rangkaian pengkondisi sinyal  sensor LDR
Gambar 3.6. Rangkaian ekuivalen Sfolid  State Relay.
Tabel 4.1. hasil pengukuran pembacaan ADC  terhadap luaran sensor LDR saat background
+2

Referensi

Dokumen terkait

diharapkan Indikator keberhasilan Untuk mengetahui apakah minimum sistem dapat bekerja dengan rangkaian pemantau catu daya, modul wireless Xbee-Pro, dan modul sensor

Percobaan ini meliputi pengujian sistem minimum, pengujian pengiriman data RFID Stater Kit ke microcontroller, pengujian pengiriman data microcontroller ke PC

Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukanlah penelitian terhadap pengembangan sistem kendali rumah jarak jauh yang dapat mengakses atau mengendalikan perangkat

Setelah melakukan pengujian pada motor dan sensor, maka dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengetahui apakah alat bekerja sesuai

Pengujian Software merupakan pengujian secara simulasi menggunakan matlab dari model sistem kontrol yang telah dikembangkan yaitu menggunakan Fuzzy Logic Control

Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukanlah penelitian terhadap pengembangan sistem kendali rumah jarak jauh yang dapat mengakses atau mengendalikan perangkat

PENGUJIAN FUNCTIONAL CORRECTNESS No Fungsi Hasil yang diharapkan Hasil pengujian Sesuai Tidak Umum 1 Identifikasi username dan password Proses login ke sistem sesuai

Berdasarkan hasil pengujian sistem kontrol, sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dimana nilai berat dapat ditampilkan di LCD, motor servo dapat bekerja berdasarkan