Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Disampaikan pada :
Disampaikan pada :
Diseminasi RPJPN 2005-2025 kepada
Diseminasi RPJPN 2005-2025 kepada Peserta Pemilu Presiden 2019
Peserta Pemilu Presiden 2019
Komisi Pemilihan Umum
Komisi Pemilihan Umum
Jakarta, 25 September 2018
Jakarta, 25 September 2018
VISI INDONESIA 2025:
VISI INDONESIA 2025:
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA INDONESIA
OUTLINE
OUTLINE
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
1.
1.
RPJPN 2005-2025
RPJPN 2005-2025
2.
2.
2.1 Modal Dasar 2.1 Modal Dasar2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025 2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025 2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025 2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025
2.4 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024 2.4 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024
CAPAIAN RPJPN 2005-2025 DAN ISU STRATEGIS
CAPAIAN RPJPN 2005-2025 DAN ISU STRATEGIS
3.
3.
3.1 Capaian RPJPN 2005-2025 3.1 Capaian RPJPN 2005-2025 3.2 Isu Strategis 3.2 Isu StrategisRPJMN 2020-2024 (RANCANGAN TEKNOKRATIK)
RPJMN 2020-2024 (RANCANGAN TEKNOKRATIK)
5.
5.
5.1 Tema dan Kerangka (
5.1 Tema dan Kerangka (Framework)Framework) Rancangan Teknokratik Pembangunan Indonesia Rancangan Teknokratik Pembangunan Indonesia 5.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024
5.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024 5.3 Batasan Pembangunan (
5.3 Batasan Pembangunan (DevelopmeDevelopment Consnt Cons traint traint )) 5.3.1 Kondisi Investasi 5 Tahun ke Depan 5.3.1 Kondisi Investasi 5 Tahun ke Depan
5.3.2 Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam 5.3.2 Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam 5.4 Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024 5.4 Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024 5.4.1 Pembangunan Manusia 5.4.1 Pembangunan Manusia 5.4.2 Pembangunan Ekonomi 5.4.2 Pembangunan Ekonomi 5.4.3 Pembangunan Infrastruktur 5.4.3 Pembangunan Infrastruktur
5.4.4 Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 5.4.4 Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
KOMITMEN GLOBAL
KOMITMEN GLOBAL
4.
4.
4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / /SS usus tainable Development tainable Development GG oalsoals (SDGs) (SDGs) 4.2 Konvensi Global Perubahan Iklim
REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA INDONESIA
OUTLINE
OUTLINE
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
1.
1.
RPJPN 2005-2025
RPJPN 2005-2025
2.
2.
2.1 Modal Dasar 2.1 Modal Dasar2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025 2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025 2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025 2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025
2.4 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024 2.4 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024
CAPAIAN RPJPN 2005-2025 DAN ISU STRATEGIS
CAPAIAN RPJPN 2005-2025 DAN ISU STRATEGIS
3.
3.
3.1 Capaian RPJPN 2005-2025 3.1 Capaian RPJPN 2005-2025 3.2 Isu Strategis 3.2 Isu StrategisRPJMN 2020-2024 (RANCANGAN TEKNOKRATIK)
RPJMN 2020-2024 (RANCANGAN TEKNOKRATIK)
5.
5.
5.1 Tema dan Kerangka (
5.1 Tema dan Kerangka (Framework)Framework) Rancangan Teknokratik Pembangunan Indonesia Rancangan Teknokratik Pembangunan Indonesia 5.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024
5.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024 5.3 Batasan Pembangunan (
5.3 Batasan Pembangunan (DevelopmeDevelopment Consnt Cons traint traint )) 5.3.1 Kondisi Investasi 5 Tahun ke Depan 5.3.1 Kondisi Investasi 5 Tahun ke Depan
5.3.2 Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam 5.3.2 Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam 5.4 Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024 5.4 Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024 5.4.1 Pembangunan Manusia 5.4.1 Pembangunan Manusia 5.4.2 Pembangunan Ekonomi 5.4.2 Pembangunan Ekonomi 5.4.3 Pembangunan Infrastruktur 5.4.3 Pembangunan Infrastruktur
5.4.4 Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 5.4.4 Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
KOMITMEN GLOBAL
KOMITMEN GLOBAL
4.
4.
4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / /SS usus tainable Development tainable Development GG oalsoals (SDGs) (SDGs) 4.2 Konvensi Global Perubahan Iklim
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
I. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
I. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2008
TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Pasal 37 Ayat (1)
Visi dan misi Pasangan Calon harus mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025 dan harus dapat dijabarkan dalam program kerja
pemerintah apabila Pasangan Calon tersebut terpilih. Hal ini agar
tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
merupakan rencana kerja tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
REPUBLIK INDONESIA
RPJPN SEBAGAI ACUAN PENYUSUNAN RPJMN
UUD 45 (VISI MISI ABADI)
VISI
Negara Indonesia Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan M akmur
MISI
•
Melindungi Segenap Bangsa Indonesia
•Memajukan Kesejahteraan Umum
•Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
•
Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang Berdasarkan Kemerdekaan,
Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial
RPJPN
(Visi Misi Interim, 2005-2025)
RPJMN
(2004-2009)
RPJMN
(2010-2014)
RPJMN
(2015-2019)
RPJMN
(2020-2024)
dst ...
REPUBLIK INDONESIA
UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Pasal 4 ayat (2) menjelaskan bahwa RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan
Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan
dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif
Pasal 14, Ayat (1) menjelaskan Menteri PPN/Kepala Bappenas menyiapkan rancangan awal RPJM
Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden ke dalam strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal
UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2020-2025
Pasal 4, ayat (2) yang menyatakan bahwa RPJP Nasional menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM
Nasional yang memuat visi, misi, dan program Presiden
REPUBLIK INDONESIA
II. RPJPN 2005-2025
2.1 Modal Dasar
2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025
2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025
REPUBLIK INDONESIA
2.1 MODAL DASAR
Indonesia Negara
Kepulauan yang
Strategis
Kekayaan Alam dan
Keanekaragaman
Hayati
Potensi Penduduk
dengan Budaya
yang Beragam
Perkembangan Politik
dan Demokrasi yang
Matang dan Kondusif
REPUBLIK INDONESIA
2.2 VISI DAN MISI RPJPN 2020-2025 (1/2)
VISI
INDONESIA
2025
INDONESIA YANG
MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR
Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan
bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan
dan kekuatan sendiri.
MANDIRI
Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan kemantapan sistem dan kelembagaan politik
dan hukum.
MAJU
Tidak ada
pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar
individu, gender, maupun wilayah.
ADIL
Terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain.
REPUBLIK INDONESIA
Kedelapan MISI untuk mewujudkan visi pembangunan Nasional sebagai berikut :
1
Mewujudkan
masyarakat berakhlak
mulia, berbudaya dan
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila
2
3
4
5
6
7
8
Mewujudkan
pemerataan
pembangunan dan
berkeadlian
Mewujudkan Indonesia
asri dan lestari
Mewujudkan Indonesia
menjadi negara
kepulauan yang mandiri,
maju dengan basis
kepentingan Nasional
Mewujudkan Indonesia
berperan penting dalam
pergaulan dunia
International
Mewujudkan
bangsa yang
berdaya-saing
Mewujudkan
masyarakat demokratis
berlandaskan hukum
Mewujudkan Indonesia
aman dan bersatu
REPUBLIK INDONESIA
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (1/4)
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berfalsafah Pancasila:
1. Karakter bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, dan bermoral
2. Budaya bangsa dan menguatnya jati diri dan
kepribadian bangsa
Terwujudnya bangsa yang berdaya saing:
2. Tingkat pengangguran tidak lebih 5%
3. Jumlah rakyat miskin tidak lebih 5% penduduk
4. Kualitas SDM termasuk peran perempuan dalam
pembangunan
5. Struktur ekonomi kokoh
6. Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan
yang handal dan terintegrasi satu sama lain
1
Pendapatan per kapita setara dengan
negara
upper-middle income
pada
tahun 2025
REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA INDONESIA
2.3 SASARAN POK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025
OK RPJPN 2005-2025 (2/4)
(2/4)
T
T
erwujudnya Indonesia
erwujudnya Indonesia
demokratis,
demokratis,
berlandaskan
berlandaskan
hukum
hukum
dan
dan
berkeadilan
berkeadilan
1.
1. Sup
Suprem
remasi h
asi huku
ukum dan H
m dan HAM
AM
2.
2. Sistem
Sistem Hukum
Hukum Nasi
Nasional
onal tertata
tertata
3.
3. Pe
Pene
nega
gaka
kan huku
n hukum
m
4.
4. Kele
Kelembag
mbagaan
aan demo
demokras
krasii
5.
5. Pengu
Penguatan pe
atan peran masy
ran masyaraka
arakat sipil dan pa
t sipil dan partai pol
rtai politik
itik
6.
6. Pelem
Pelembaga
bagaan nila
an nilai-nil
i-nilai demo
ai demokrasi y
krasi yang
ang
menitikberatkan prinsip toleransi, non diskriminasi ,
menitikberatkan prinsip toleransi, non diskriminasi ,
dan kemitraan
dan kemitraan
7.
7. T
Terwujudnya
erwujudnya konsolidasi
konsolidasi demokrasi
demokrasi di berbag
di berbagai
ai
aspek kehidupan politik
aspek kehidupan politik
T
T
erwujudnya rasa aman dan damai
erwujudnya rasa aman dan damai
bagi seluruh
bagi seluruh
rakyat serta terjaganya keutuhan w
rakyat serta terjaganya keutuhan w
ilayah NKRI,
ilayah NKRI,
dan kedaulatan negara
dan kedaulatan negara
1.
1. T
Terwu
erwujudn
judnya keam
ya keamanan n
anan nasion
asional
al
2.
2. TNI yang pro
TNI yang profesio
fesional, kom
nal, komponen c
ponen cadang
adangan, dan
an, dan
pendukung pertahanan yang kuat terutama bela
pendukung pertahanan yang kuat terutama bela
negara masyarakat dengan dukungan industri
negara masyarakat dengan dukungan industri
pertahanan yang andal
pertahanan yang andal
3.
3. POLRI ya
POLRI yang profesi
ng profesional
onal, partisi
, partisipasi ma
pasi masyara
syarakat
kat
dalam keamanan ketertiban, dan
dalam keamanan ketertiban, dan koordinasi
koordinasi
antarinstitusi pertahanan dan keamanan
antarinstitusi pertahanan dan keamanan
REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA INDONESIA
2.3 SASARAN POK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025
OK RPJPN 2005-2025 (3/4)
(3/4)
T
T
erwujudnya pembangunan yang lebih
erwujudnya pembangunan yang lebih
merata
merata
dan berkeadilan:
dan berkeadilan:
1.
1. TinTingkat pemgkat pembangunbangunan yang meratan yang merata ke selurua ke seluruh wilayh wilayahah melalui peningkatan kualitas hidup dan
melalui peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraankesejahteraan masyarakat, dan berkurangnya kesenjangan
masyarakat, dan berkurangnya kesenjangan 2.
2. KemKemandandiriirian an panpangangan 3.
3. TTerpenerpenuhinyuhinya kebutuhan hunia kebutuhan hunian yang dilenan yang dilengkapi denggkapi denganan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat, yang didukung dengan sistem pembiayaan masyarakat, yang didukung dengan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh 4.
4. LingkLingkungan perungan perkotaakotaan dan perden dan perdesaan yasaan yang lebih bng lebih baik,aik, berkelanjutan, serta memberikan nilai tambah untuk berkelanjutan, serta memberikan nilai tambah untuk masyarakat.
masyarakat.
T
T
erwujudnya Indonesia yang asri dan
erwujudnya Indonesia yang asri dan
lestari:
lestari:
1.
1. Membaikny
Membaiknya pengel
a pengelolaan
olaan dan pend
dan pendayagunaan
ayagunaan SDA
SDA
dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
2.
2. T
Terpel
erpelihara
iharanya keka
nya kekayaan kerag
yaan keragaman jen
aman jenis dan
is dan
kekhasan SDA untuk mewujudkan nilai t
kekhasan SDA untuk mewujudkan nilai t ambah, daya
ambah, daya
saing bangsa, serta
saing bangsa, serta modal pembangunan nasional
modal pembangunan nasional
3.
3. Kesad
Kesadaran, si
aran, sikap mena
kap menatal dan pe
tal dan perilak
rilaku masya
u masyarakat
rakat
dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi
dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup
REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA INDONESIA
2.3 SASARAN POK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025
OK RPJPN 2005-2025 (4/4)
(4/4)
T
T
erwujudnya Indonesia
erwujudnya Indonesia
sebagai negara
sebagai negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional:
berbasiskan kepentingan nasional:
1.
1. T
Terbangunnya
erbangunnya jaringan
jaringan sarana d
sarana dan prasara
an prasarana seba
na sebagai
gai
perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia
perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia
2.
2. Menin
Meningkatn
gkatnya dan meng
ya dan menguatny
uatnya SDM bidang kel
a SDM bidang kelautan
autan
yang didukung IPTEK
yang didukung IPTEK
3.
3. Menet
Menetapkan w
apkan wilay
ilayah NKRI, asset da
ah NKRI, asset dalam kera
lam kerangka
ngka
pertahanan negara
pertahanan negara
4.
4. Memba
Membangun ek
ngun ekonomi kel
onomi kelautan sec
autan secara terpa
ara terpadu denga
du dengan
n
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut
secara
secara berkelanjutan
berkelanjutan
T
T
erwujudnya peranan
erwujudnya peranan
Indonesia yang
Indonesia yang
meningkat dalam pergaulan dunia
meningkat dalam pergaulan dunia
internasional:
internasional:
1.
1. Mempe
Memperkuat dan me
rkuat dan memprom
mpromosika
osikan identi
n identitas nasio
tas nasional
nal
sebagai negara demokratis dalam tatanan
sebagai negara demokratis dalam tatanan
masyarakat internasional
masyarakat internasional
2.
2. Memul
Memulihkan p
ihkan posisi pen
osisi penting Ind
ting Indonesi
onesia sebag
a sebagai
ai
negara demokratis
negara demokratis
3.
3. Menin
Meningkatny
gkatnya kepem
a kepemimpin
impinan dan kon
an dan kontribu
tribusi
si
Indonesia dalam kerja sama internasional untuk
Indonesia dalam kerja sama internasional untuk
mewujudkan dunia yang aman dan damai
mewujudkan dunia yang aman dan damai
4.
4. T
Terwujudnya
erwujudnya kemandirian
kemandirian nasional
nasional dan kons
dan konstelasi
telasi
global, dan meningkatnya investasi perusahaan
global, dan meningkatnya investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri
REPUBLIK INDONESIA
Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang Nasional diupayakan secara bertahap melalui RPJMN lima tahunan
sebagai berikut:
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat
Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang
2.4 ARAHAN RPJPN 2005-2025 UNTUK RPJMN 2020-2024 (TAHAP IV)
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,
ADIL DAN MAKMUR
I
II
III
IV
TIGA KATA KUNCI: a. Struktur Perekonomian yang Kokoh b. Keunggulan Kompetitif Wilayah c. SDM Berkualitas
RPJMN 2020 - 2024
RPJMN 2015 - 2019
RPJMN 2010 - 2014
RPJMN 2005 - 2009
REPUBLIK INDONESIA
EMPAT FOKUS TAHAPAN RPJMN 2020-2024 SESUAI RPJPN 2005-2025
Tujuan RPJMN ke-4 dapat tercapai dengan acuan pada empat fokus pembangunan sebagai berikut:
Terjaganya
daya dukung
dan daya
tampung
lingkungan,
dalam
mewujudkan
pembangunan
berkelanjutan
Struktur Perekonomian
makin maju dan kokoh
ditandai dengan daya
saing perekonomian
yang kompetitif
Kesejahteraan
masyarakat yang
terus meningkat
Kelembagaan
politik dan
hukum
Struktur Perekonomian yang Kokoh; Keunggulan Kompetitif Wilayah; SDM Berkualitas.Mewujudkan Masyarakat
Indonesia yang :
Mandiri,
Maju,
Adil dan makmur
melalui :
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 1 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
Kelembagaan Politik dan Hukum yang terpercaya dan kokoh ditandai dengan terwujudnya hal-hal sebagai berikut:
• Sinergi TNI & POLRI • Industri pertahanan handal
konstelasi global Tata pemerintahan profesional dan netral Sistem hukum berlandaskan UUD 1945
• Terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat
politik, masyarakat ekonomi yang mandiri
• Terwujudnya kemandirian nasional dalam
Konsolidasi Demokrasi
• Supremasi Hukum
• Penegak HAM Rasa aman dan damai pada seluruh rakyat
Keutuhan & kedaulatan NKRI
• Pertahanan & keamanan (TNI Profesional) • Intelijen dan kontra intelijen
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 2 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat, dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang
berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral Pancasila.
04
SDM yang berkarakter,
berakhlak mulia, toleran
terhadap keberagaman,
bergotong royong, dan
patriotik
03 02
Mantapnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing, yang ditandai dengan
meningkat dan
meratanya akses, kualitas, dan relevansi pendidikan, serta meningkatnya kemampuan
Iptek
01
Kesejahteraan masyarakat
yang terus meningkat
ditunjukkan oleh makin
tinggi dan meratanya
tingkat pendapatan
masyarakat dengan
jangkauan lembaga
jaminan sosial yang lebih
menyeluruh
Fokus dalam Optimalisasi Kualitas SDM
Meningkatnya kesehatan
dan status gizi masyarakat,
meningkatnya tumbuh
kembang optimal,
kesejahteraan dan
perlindungan anak,
terwujudnya kesetaraan
gender, serta penduduk
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 3 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
Terbentuknya struktur perekonomian yang semakin kokoh akan berdampak pada daya saing perekonomian yang kuat dan
meningkatkan keterpaduan antara industri dan sektor jasa sehingga menimbulkan pembangunan yang berkelanjutan.
berdampak pada tingginya tahun 2025
elektrifikasi
dengan skema pembiayaan kota tanpa permukiman kumuh
08
Kebutuhan hunian terpenuhi yang efisien sehingga terwujud
07 Tercapainya perdesaan dan elektrifikasi rumah tangga 06 Terselenggaranya jaringan transportasi, pos dan telematika yang andal bagi
seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah
05
Tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin
04
Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan berkesinambungan yang pendapatan per kapita pada
03
Berkembangnya usaha dan investasi dari
perusahaan-perusahaan Indonesia
02
Kemampuan Iptek yang makin maju sehingga mendorong perekonomian yang efisien dan produktivitas yang tinggi
01
Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta
berfungsi dengan baik
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 4 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
Terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan sebagai upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan
di dalam rencana pembangunan nasional.
01
Terpeliharanya
keanekaragaman hayati
dan kekhasan SDA
FOKUS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
02
Meningkatnya nilai
tambah dan daya saing
dari SDA
03
Terkendalinya
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
REPUBLIK INDONESIA
III. CAPAIAN RPJPN 2005-2025
DAN ISU STRATEGIS
3.1 Capaian RPJPN 2005-2025
3.2 Isu Strategis
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
A. BIDANG SDM, KEPENDUDUKAN, IPTEK, DAN KEBUDAYAAN
Pembangunan Sosial Budaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan masyarakat , terutama dalam rangka mewujudkan visi bangsa yang berdaya saing, masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab, serta pembangunan yang merata dan berkeadilan
1
Rata-rata lama sekolah meningkat 2005: 7,30 tahun 2017: 8.45 tahun Angka Melek Huruf meningkat 2005: 90,9 % 2017: 95,50 % Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-18 tahun meningkat 2005: 85,79 % 2017: 91,42 %
3
4
Angka Kematian Ibu menurun (tahun 2015: 305/100.000 kelahiran hidup) Stunting Baduta menurun (tahun 2016: 26,1%) Kepesertaan JKN meningkat (Per 1 September 2018: 201,6 juta jiwa atau 76,1%) Peringkat Global Competitiveness Index (GCI) naik 2005-2006: 69 2017-2018: 36
5
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat Pendidikan Kesehatan Iptek6
Indeks Pembangunan Gender (IPG) meningkat: 2010: 89.42% 2017: 90,96%7
Kebudayaan Kesetaraan Gender Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) meningkat: 2010: 68.15% 2017: 71,74% 70,81 (2017) 66,53 (2010) Meningkatnya peran kebudayaan dalam pembangunan Kontribusi ekonomi kreatif berbasis seni budaya terhadap PDB meningkat 2010: Rp 525,96 Triliun 2016: Rp 922,59 Triliun Indeks Ketimpangan Gender menurun Prestasi Olahraga meningkat Peringkat Asian Games 2006: 22 2018: 4 Rata-rata tingkat kelahiran membaik TFR (2003) = 2,63 TFR (2015) = 2,28 (SUPAS 2015) Administrasi Kependudukan Belum Terintegrasi2
KependudukanJumlah paten yang didaftarkan meningkat
2007 = 5.174 2017= 9.877
REPUBLIK INDONESIA 3 0 , 1 7 % 4 1 , 7 8 % 6 9 , 8 3 % 5 8 , 2 2 % 10,26% 5,13% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 Formal Informal TPT (%) +32 +9 +10 +26 -17 +7 +5 -7 -12 43 75 84 94 120 103 110 115 108 96 0 20 40 60 80 100 120 140 160 P e r i n g k a t P i l a r L a b o r M a r k e t E f f i c i e n c y
Perkembangan Peringkat Daya Saing Pilar Efisiensi Pasar Tenaga Kerja dalam GCI 2008-2018
B. BIDANG KETENAGAKERJAAN, PENANGGULANGAN KEMISKINAN & UKM
Salah satu sasaran pokok perwujudan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera adalah berkurangnya tingkat pengangguran terbuka dan tingkat kemiskinan.
Ketenagakerjaan
Penanggulangan Kemiskinan
Tingkat pengangguran terbuka menurun dari 10,26% (2005) menjadi 5,13% (2018).
1
2
Peningkatan daya saing global melalui pasar kerja yang fleksibel dan efisien.Persepsi dan motivasi berwirausaha di Indonesia tinggi. Implementasinya masih rendah.
1
Tahun 2005-2015 UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja, pertumbuhan perlu dipercepat.
2
UKM
Tingkat kemiskinan turun dari 16,0% (2005) menjadi 9,8% (2018) atau berkurang sebanyak 9,15 juta jiwa.
1
Percepatan penurunan tingkat kemiskinan terus diupayakan terutama kemiskinan kronis.
2
Perkembangan TPT dan Lapangan Kerja Formal, 2005-2018
Perkembangan Pendudukan Miskin Berdasarkan Kategori Tahun 2005-2017
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan, 2005-2018
REPUBLIK INDONESIA
C. BIDANG EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh stabil dalam kis aran 5 – 6 persen s epanjang
2005- 2017
1
Inflasi I ndonesia terus menurun, berada dibawah 4 pers en
1
Perkembangan PDB per kapita (USD, harga berlaku)
Cadangan devisa cenderung terus meningkat
2
Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
PDB per kapita Indonesi a mendekati batas kelas menengah ke atas
2
Stabilitas Ekonomi
Transformasi Struktural
Pertumbuhan industri perlu ditingkatkan lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sehingga kontribusinya meningkat
1
Ekspor industri Indonesia perlu ditingkatkan agar bisa setara dibandingkan negara-negara lain
2
Pencapaian visi bidang ekonomi terlihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi dan proses transformasi struktural, serta terjaganya stabilitas makroekonomi
Pertumbuhan dan Share Industri Manufaktur (Persen)
Kontribsi Ekspor Non Migas Industri terhadap Total Ekspor Non Migas (Persen)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 J a n - 0 5 J u l 0 5 - J a n - 0 6 J u l 0 6 - J a n - 0 7 J u l 0 7 - J a n - 0 8 J u l 0 8 - J a n - 0 9 J u l 0 9 - J a n - 1 0 J u l 1 0 - J a n - 1 1 J u l 1 1 - J a n - 1 2 J u l 1 2 - J a n - 1 3 J u l 1 3 - J a n - 1 4 J u l 1 4 - J a n - 1 5 J u l 1 5 - J a n - 1 6 J u l 1 6 - J a n - 1 7 J u l 1 7 - J a n - 1 8 J u l 1 8 -Inflasi Umum (Persen)
(20.000) - 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Cadangan Devisa dan Neraca Pembayaran
REPUBLIK INDONESIA
D. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (1/2)
Setelah lebih dari 10 tahun di implementasikan, dampak RPJPN terhadap pembangunan bidang politik, hukum, pertanahan dan keamanan
telah menunjukkan kemajuan di berbagai kehidupan masyarakat meliputi kehidupan demokrasi, diplomasi, penegakan hukum,
pertahanan dan keamanan serta birokrasi.
Politik
Hankam
Hukum
Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada yang lebih baik ditandai dengan tingkat partisipasi pemilih sebesar 75,11% (Pemilu Legislatif 2014), 71,31% (Pemilu Presiden 2014). Tingkat partisipasi pada Pilkada Serentak 63,9% (2015), 74,89% (2017), 74,02% (2018)
Indeks demokrasi Indonesia yang relatif stabil dan cenderung meningkat dari 63,70 (2009) menjadi 72,11 (2017)
Meningkatnya peran kepemimpinan Indonesia dalam forum dan kegiatan internasional
Terlibat aktif menjaga keamanan dan kedamaian internasional dengan mengirimkan Pasukan Perdamaian Garuda sebesar 3,500 dari target 4,000
Kontribusi industri pertahanan dalam negeri, pada tahun 2018 sebesar 49,8%. Dari 7 program prioritas industri pertahanan telah terlaksana 2 program (29%)
Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Pertahanan (Minimum Essential Force/MEF) 2010-2018 sebesar 60,4%
Jumlah penanganan kasus
pelanggaran dan tindak pidana di laut pada tahun 2018 sebanyak 45 kasus
Terwujudnya masyarakat yang berbudaya hukum dan anti-korupsi ditandai dengan peningkatan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dari 3,55 (indikator persepsi 3,54 dan indikator pengalaman 3,58) menjadi 3,71 (indikator persepsi 3,81 dan indikator pengalaman 3,60) periode 2012-2017.
REPUBLIK INDONESIA
D. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (2/2)
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi beberapa capaian telah menunjukkan trend positif ditandai dengan peningkatan indeks RB
skor
“B”ke atas dari 2015-2017, di tingkat K/L dari 86,84% menjadi 96,25% dan di provinsi dari 8,82% menjadi 47,06% serta capaian
lainnya sebagai berikut:
1. UU 39/2008 tentang Kementerian Negara; 2. UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 3. UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik;
4. UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), dan
5. UU 30/2014 tentang
Administrasi Pemerintahan.
Sisi Akuntabilitas
Sisi Kelembagaan
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia naik 54 peringkat dari 2007-2016
Peringkat
90
Total Dinas Penanaman Modal dan PTSP (DPMPTSP) yang melayani hingga 2018, meningkat dari 6 unit di 2005
565
Unit PMPTSP
Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (dengan kategori baik) di tahun 2017 di tingkat K/L 93,90%, di provinsi 85,29%
Skor SAKIP
Selama kurun waktu 2014-2017 telah dilakukan penataan dan
perampingan kelembagaan pemerintah
23
LNS dibubarkan
Telah menerapkan sistemComputer A s s is ted Tes t (CA T)dalam proses
seleksi pegawai
423
Instansi Pemerintah
Sistem promosi terbuka mulai diberlakukan untuk mengisi posisi JPT Madya dan Pratama
Sistem Merit
Reformasi Birokrasi
Regulasi Pendukung
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
Target Pengembangan Wilayah
Target Pengembangan Wilayah
RPJPN 2005-2025 menekankan pada pembangunan yang merata dan
RPJPN 2005-2025 menekankan pada pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
berkeadilan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
dalam pembangunan, walaupun untuk realisasi proyek pembangunannya masih membutuhkan upaya ekstra dan sinergi antar pi
dalam pembangunan, walaupun untuk realisasi proyek pembangunannya masih membutuhkan upaya ekstra dan sinergi antar pi hak.
hak.
Capaian dan Tantangan
Capaian dan Tantangan
E.
E. BIDANG PEN
BIDANG PENGEMBANGAN WI
GEMBANGAN WILA
LAY
YAH
AH
Capaian Rencana Tata Capaian Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Ruang Wilayah Provinsi dan Kab/Kota di Indonesia Kab/Kota di Indonesia Pembangunan yang memperhatikan
Pembangunan yang memperhatikan potensi unggulan wilayah
potensi unggulan wilayah
Mendorong percepatan pembangunan Mendorong percepatan pembangunan di wilayah startegis dan luar Jawa di wilayah startegis dan luar Jawa Pengembangan wilayah-wilayah Pengembangan wilayah-wilayah perbatasan dan tertinggal perbatasan dan tertinggal
Pengendalian pertumbuhan wilayah Pengendalian pertumbuhan wilayah dengan aspek pembangunan dengan aspek pembangunan berkelanjutan
berkelanjutan
Peningkatan sinergi kegiatan ekonomi Peningkatan sinergi kegiatan ekonomi wilayah perkotaan dan perdesaan wilayah perkotaan dan perdesaan Rencana tata ruang sebagai acuan Rencana tata ruang sebagai acuan kebijakan pembangunan
kebijakan pembangunan
Peningkatan kapasitas pemda dan Peningkatan kapasitas pemda dan pengelolaan pertanahan yang efisien pengelolaan pertanahan yang efisien
Progres Rencana Detail Tata Progres Rencana Detail Tata Ruang untuk kawasan Ruang untuk kawasan perbatasan perbatasan Perkembangan proyek Perkembangan proyek penguatan pusat penguatan pusat pertumbuhan wilayah di pertumbuhan wilayah di Indonesia Indonesia
Capaian Rencana Detail Tata Capaian Rencana Detail Tata Ruang di daerah yang sudah Ruang di daerah yang sudah tersedia
tersedia
Pelayanan dasar yang belum Pelayanan dasar yang belum optimal dan daya saing optimal dan daya saing daerah yang masih rendah daerah yang masih rendah
Tingginya urbanisasi dan Tingginya urbanisasi dan ketimpangan antar wilayah ketimpangan antar wilayah
475/
475/
508 508 RTRW Kab/Kota RTRW Kab/Kota Yang Sudah Perda Yang Sudah Perda34/
34/
34 34 RTRW Prov RTRW Prov Yang Sudah Perda Yang Sudah PerdaDari target proses Dari target proses legalisasi
legalisasi
12%
12%
Dari target prosesDari target prosespenyusunanpenyusunan4%
4%
4/
4/
12
12
KEK
KI
KPBPB
KEK
KI
KPBPB
4/
4/
14
14
4
4
45/
45/
1.838 1.838 RDTR Kab/Kota RDTR Kab/Kota Yang Sudah Perda Yang Sudah PerdaREPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
F
F. B
. BIDANG SARANA P
IDANG SARANA PRASARANA
RASARANA
Pembangunan sarana dan prasarana Indonesia telah mengalami kemajuan secara signifikan dibandingkan dengan sebelum/awal
Pembangunan sarana dan prasarana Indonesia telah mengalami kemajuan secara signifikan dibandingkan dengan sebelum/awal
pelaksanaan RPJPN tahun 2004/2005 untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
pelaksanaan RPJPN tahun 2004/2005 untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
Konektivitas Laut Konektivitas Laut dan Multimoda dan Multimoda Transportasi Transportasi Perkotaan Perkotaan 2014 = 3 kota 2014 = 3 kota 2018 = 9 kota 2018 = 9 kota 2005 = 3 kota 2005 = 3 kota 2014 = 6-7 2014 = 6-7 2018 = 4-5 2018 = 4-5 2005 = 193 2005 = 193 2018 = 340 2018 = 340 2005 = 48 2005 = 48 2018 = 152 2018 = 152 2005 = 26.866 2005 = 26.866 2018 = 47.017 2018 = 47.017 2005 = 187 2005 = 187 2018 = 254 2018 = 254 2005 2005 = = 508508 2018 = 1.340 2018 = 1.340
Transportasi
Transportasi
1
1
Perumahan Perumahan Permukiman PermukimanCapaian Akses Air Minum Capaian Akses Air Minum
Capaian Akses Sanitasi Capaian Akses Sanitasi
Kontribusi dalam Penyediaan Kontribusi dalam Penyediaan Perumahan Layak Perumahan Layak Tahun 2005 : 47,62% Tahun 2005 : 47,62% Tahun 2017 : 72,04% Tahun 2017 : 72,04% Tahun 2007 : 58,77% Tahun 2007 : 58,77% Tahun 2017 : 76,91% Tahun 2017 : 76,91% Pembangunan Hunian Pembangunan Hunian
Layak Baru Tahun Layak Baru Tahun
2005-2017: 2017: 4.171.987 unit 4.171.987 unit Peningkatan Kualitas Peningkatan Kualitas Hunian Tahun Hunian Tahun 2005-2017: 2017: Pembangunan Angkutan Pembangunan Angkutan Massal Perkotaan Berbasis Massal Perkotaan Berbasis Rel* Rel* welling welling Time Time hari) hari) Jumlah Jumlah Pelabuhan Pelabuhan lokasi) lokasi) Angkutan Angkutan Laut Laut Perintis Perintis rute) rute) Panjang Panjang km) km) Panjang Panjang Jalan Jalan Nasional Nasional km) km) kumulatif kumulatif Jumlah Jumlah Bandar Udara Bandar Udara lokasi) lokasi)
2
2
Sumber Daya Air Sumber Daya Air
KAPASITAS AIR KAPASITAS AIR BAKU DIBANGUN BAKU DIBANGUN
86,34
86,34
mm33/dtk/dtk 2005-2018 2005-2018ONE RIVER ONE MANAGEMENT
ONE RIVER ONE MANAGEMENT
ONE CONSOLIDATED PLANNING
ONE CONSOLIDATED PLANNING
53
53
daridari128
128
Wilayah Sungai
Wilayah Sungai
Telah Memiliki Pola
Telah Memiliki Pola
Pengelolaan Sumber
Pengelolaan Sumber
LUAS LAHAN BERIRIGASI
LUAS LAHAN BERIRIGASI
(JUTA HA) (JUTA HA) 2005 2005 2018 2018 8.5 8.5 9.8 9.8 2005 2005 20182018 178 178 227 227 JUMLAH WADUK JUMLAH WADUK (BUAH) (BUAH)
3
3
Energi danEnergi danKetenagalistrikan Ketenagalistrikan Kapasitas Pembangkit Kapasitas Pembangkit Listrik Listrik 2005: 26,1 GW 2005: 26,1 GW 2018: 61,9 GW 2018: 61,9 GW Rasio Elektrifikasi Rasio Elektrifikasi 97,13% 97,13% (2017) (2017) 62,09% 62,09% (2005) (2005) Infrastruktur Kilang Infrastruktur Kilang Minyak Minyak 2008: 1,162 MBSD 2008: 1,162 MBSD 2018: 1,169 MBSD 2018: 1,169 MBSD Infrastruktur Jaringan Infrastruktur Jaringan Gas Kota Gas Kota 2010: 77.833 SR 2010: 77.833 SR 2017: 373.190 SR 2017: 373.190 SR 12,5% 12,5% 0,7% 0,7%
4
4
TIK TIK Pengguna internet Pengguna internet 2004: 5,71% 2004: 5,71% 2017: 54,68% 2017: 54,68% Pelanggan pitalebar Pelanggan pitalebar 2004: 84,9 ribu 2004: 84,9 ribu 2018: 6,2 juta 2018: 6,2 jutaPenetrasi telepon seluler Penetrasi telepon seluler 2004: 13,98%
2004: 13,98%
2018: 166,20%
2018: 166,20%
Desa blank spot Desa blank spot 2004: 43,000
2004: 43,000
5
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
Dalam mewujudkan Indonesia asri dan lestari, terdapat tiga
Dalam mewujudkan Indonesia asri dan lestari, terdapat tiga sasaran pokok, yakni pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya
sasaran pokok, yakni pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya
alam, mewujudkan SDA yang memiliki nilai tambah,
alam, mewujudkan SDA yang memiliki nilai tambah, serta peningkatan
serta peningkatan
awareness
awareness
masyarakat.
masyarakat.
G. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
G. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Pencapaian
Pencapaian
Berkontribu
Berkontribusi si padapada pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja dan
perbaikan lingkungan perbaikan lingkungan
Tersusunnya pedoman CEPA*) Tersusunnya pedoman CEPA*) dan RAN**) keanekaragaman dan RAN**) keanekaragaman
hayati 2003-2020 hayati 2003-2020
Laju deforestasi (dalam dan Laju deforestasi (dalam dan luar kawasan) berkurang dari luar kawasan) berkurang dari 1,17 juta ha/tahun (2003-2006) 1,17 juta ha/tahun (2003-2006)
menjadi 480 ribu
menjadi 480 ribu ha/tahunha/tahun (2016-2017)
(2016-2017)
Meningkatnya akses Meningkatnya akses masyarakat pada pemanfaatan masyarakat pada pemanfaatan
SDA SDA Meningkatnya pemanfaatan Meningkatnya pemanfaatan keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati sebagai sumber ekonomi sebagai sumber ekonomi
nasional. nasional.
Membaiknya pengendalian Membaiknya pengendalian aspek lingkungan hidup pada aspek lingkungan hidup pada
proses
proses penambangpenambanganan Meningkatnya kawasan
Meningkatnya kawasan konservasi perairan laut dari konservasi perairan laut dari 6,84 juta ha (2005) menjadi 6,84 juta ha (2005) menjadi
19,1 juta ha (2017) dan 19,1 juta ha (2017) dan pemanfaatan ekonomi hutan pemanfaatan ekonomi hutan
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS BIDANG EKONOMI
Transformasi Struktural Tidak Berjalan
-15 -10 -5 0 5 10 15 1968 1975 1982 1989 1996 2003 2010 2017
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Persen YoY)
low base growth oil boom oil bust manufacturing growth & liberalization
Asia Financial Crisis
commodity boom Rata-rata 2000-2017 5,3% Rata-rata1980-1996 6,4% Rata-rata1968-1979 7,5% Pertumbuhan Ekonomi Stagnan Defisit Transaksi Berjalan Masih Tinggi
-4 -2 0 2 4 -30 -20 -10 0 10 20 30 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Defisit Transaksi Berjalan
Indikasi premature deindustrialization: kontribusi industri turun lebih cepat dibandingkan dengan negara tetangga sebelum
Kontribusi Industri terhadap PDB (Persen)
18 20 22 24 26 28 30 32 8 8,5 9 9,5 10 10,5 S h a r e I n d u s t r i M a n u f a k t u r ( P e r s e n P D B )
PDB per Kapita, PPP (konstan 2011 USD), log
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN EKONOMI 2020 - 2024
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
(Berdasarkan Kajian Growth Diagnostic) Akar Pemasalahan Dampak Isu Strategis
01 02 03 04 05 06 07
Regulasi yang tumpang tindih dan birokrasi yang menghambat
Rendahnya kualitas SDM dan produktivitas tenaga kerja
Kualitas infrastruktur yang masih rendah
Intermediasi sektor keuangan rendah, dan pasar keuangan yang
dangkal
Sistem dan besarnya penerimaan pajak belum cukup memadai untuk mendorong pertumbuhan & stabilitas
Sistem inovasi yang tidak efektif
Keterkaitan hulu-hilir yang lemah
Rendahnya Inovasi dan Kualitas Investasi
Tidak Berjalannya Transformasi Struktural
Fasilitasi transformasi struktural melalui peningkatan efisiensi, produktivitas, nilai tambah dan
Indikator: Kontribusi industri manufaktur menurun Kontribusi dan produktivitas tenaga kerja manufaktur relatif stagnan Konstribusi ekspor manufaktur terhadap total ekspor rendah
Pertumbuhan Ekonomi Stagnan
Defisit Transaksi Berjalan Relatif Masih Tinggi
Tantangan Pemanfaatan Sumber
Pertumbuhan Baru (Pariwisata dan Ekonomi Penciptaan nilai
REPUBLIK INDONESIA
PENDUDUK USIA PRODUKTIF MENCAPAI PUNCAK PADA 2020-2024
•
Bonus demografi paling tinggi diperoleh pada periode 2020-2024: periode kunci pemanfaatan bonus demografi.
•Penduduk usia produktif 174-180 juta pada 2020-2024: paling banyak di wilayah Asia Tenggara
•
Optimalisasi bonus demografi perlu dilakukan melalui pembangunan manusia yang holistik dan terintegrasi
40 42 44 46 48 50 52 54 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 TFR2,1 Proyeksi 2010-2035 TFR Trend UN revisi 2017 12.000 7.000 2.000 3.000 8.000 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85+ Ribu Per emp uan Laki-laki
REPUBLIK INDONESIA
Extreme poverty di atas angka nasional paling besar terdapat di wilayah
timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, NTB, Bengkulu,
Elastisitas kenaikan 1% konsumsi rumah tangga
3,17%
orang miskin
4,33%
orang sangat miskin
TINGKAT KEMISKINAN KRONIS (EXTREME POVERTY )
Penduduk Sangat Miskin Maret 2017:
9,8 juta (3,77 %)
67% Jumlah ART: 5+ orang
36% berumur 0-14 tahun
73% Tamat SD ke bawah
24 % KRT lansia
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% A c e h S u m a t e r a U t a r a S u m a t e r a B a r a t R i a u J a m b i S u m a t e r a S e l a t a n B e n g k u l u L a m p u n g K e p B a b e l K e p u l a u a n R i a u D K I J a k a r t a J a w a B a r a t J a w a T e n g a h D I Y o g y a k a r t a J a w a T i m u r B a n t e n B a l i s a T e n g g a r a B a r a t a T e n g g a r a T i m u r K a l i m a n t a n B a r a t a l i m a n t a n T e n g a h a l i m a n t a n S e l a t a n K a l i m a n t a n T i m u r K a l i m a n t a n U t a r a S u l a w e s i U t a r a S u l a w e s i T e n g a h S u l a w e s i S e l a t a n u l a w e s i T e n g g a r a G o r o n t a l o S u l a w e s i B a r a t M a l u k u M a l u k u U t a r a P a p u a B a r a t P a p u aPerkembangan Tingkat Kemiskinan Indonesia
Keadaan Perumahan 2017 Air minum tidak layak 84%
Tak ada toilet 31%
Tak ada listrik 10%
Lantai tanah 16%
Luas lantai sempit 16%
Tingkat Kemiskinan Kronis Per Provinsi di I ndonesia
5,34 3,46 3,77 8,81 7,91 6,87 8,99 11,41 7,84 0 5 10 15 20 25 2009 2013 2017 <0,8GK 0,8GK-GK GK-1,2GK
64,6 % di pedesaan
73,54 % bekerja di pertanian
(K+D)
REPUBLIK INDONESIA
REDISTRIBUSI PERTUMBUHAN KESEJAHTERAAN
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88 91 94 97 100 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88 91 94 97 100
Pemberian Bantuan Iuran untuk SJSN
Peningkatan kualitas pelatihan dan perluasan akses
pelatihan untuk tenaga kerja muda
Bantuan Sosial yang Komprehensif dan Terintegrasi berupa: Pangan, Pendidikan, dan Bantuan Tunai
Bersyarat
Pertumbuhan Konsumsi di Desa, 2016-2017 Pertumbuhan Konsumsi di Kota, 2016-2017
Kebijakan redistribusi fiskal yang memihak kelompok menengah ke bawah
• Pengembangan skema pembiayaan bagi wirausaha baru;
• Perluasan bentuk kemitraan usaha; • Kemudahan akses bagi wirausaha
sosial (impact inves tment dan keringanan pajak).
20 25 40 70
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS BIDANG SARANA DAN PRASARANA
Pelayanan Dasar yang
Belum Memadai
Infrastruktur Pendukung Pembangunan
Ekonomi Belum Optimal
Infrastruktur Perkotaan
( Smart City ) Belum Memadai
Akses Perumahan dan
Permukiman yang Layak dan
Terjangkau
Penanganan terpadu
keselamatan transportasi
Pengelolaan Air Tanah, Air
Baku serta Air Minum Aman
dan Berkelanjutan
Akses Sanitasi Aman
Ketahanan Kebencanaan
Infrastruktur
Konektivitas
Pengembangan keterpaduan konektivitas antarmoda dan
multimoda berbasis pengembangan wilayah ( demand ),
dengan penguatan simpul perpindahan antarmoda yang
efisien dan terintegrasai
Konservasi sumber daya air yang mampu menjaga
keberlanjutan fungsi sumber daya air
Penerapan modernisasi irigasi secara bertahap dalam
rangka efisiensi air irigasi
Waduk Multipurpose dan Modernisasi Irigasi
Terwujudnya lingkungan
perkotaan dan perdesaan
yang sesuai dengan
kehidupan yang baik,
berkelanjutan, serta
mampu memberikan nilai
tambah bagi masyarakat
Energi, Ketenagalistrikan dan TIK Belum Memadai
Menyelenggarakan pelayanan TIK yang
efisien dan modern guna terciptanya
masyarakat informasi Indonesia
Membangun jaringan TIK yang andal bagi
seluruh masyarakat dan menjangkau
seluruh wilayah Indonesia
Pemerataan penyediaan energi dan
ketenagalistrikan yang berkualitas dan berkelanjutan
Keandalan penyediaan pasokan energi dan listrik
Penyediaan energi dan ketenagalistrikan yang
ramah lingkungan (termasuk penyiapan
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN WILAYAH
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 21,7
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,4
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 5.969,1
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,2
Wilayah Sumatera
Share PDRB Terhadap 34 Pr ovinsi, 2017 (Persen) 8,2
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 6,2
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 988,5
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,0
Wilayah Kalimantan
Share PDRB Terhadap 34 Pr ovinsi, 2017 (Persen) 6,1
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 7,0
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,9
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 2.107,6
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 4,9
Wilayah Sulawesi
Share PDRB Terhadap 34 Pr ovinsi, 2017 (Persen) 0,5
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 6,7
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 13,4
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 398,7
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 7,6
Wilayah Maluku
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 1,9
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,5
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 26,7
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.123,3
Wilayah Papua
Share PDRB Terhadap 34 P rovinsi, 2017 (Persen) 1,6
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 2,1
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 18,3
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.882,9
Wilayah Nusa Tenggara
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 60,0
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 5,6
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 9,2
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 14.112,9
Wilayah Jawa + Bali
Wilayah Sumatera Wilayah Kalimantan Wilayah Sulawesi
Wilayah Maluku
Wilayah Papua Wilayah Nusa Tenggara
REPUBLIK INDONESIA
PENURUNAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH
PENGELOLAAN URBANISASI
PENGUATAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
PEMANFAATAN RUANG
PEMENUHAN PELAYANAN DASAR DAN PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH
• Kemiskinan di KTI (18,01%)*, KBI (10,33%)*, perdesaan(13.47%)* dan perkotaan (7,20%)* yang tinggi
• Ketimpangan Pendapatan Perdesaan (0,324) -Perkotaan
(0,4)
• Konsentrasi kegiatan ekonomi di KBI terutama Pulau Jawa
• Tingkat keberhasilan Pusat Pertumbuhan Baru yang rendah (1 dari 12 KEK, 4 dari 14 KI, 2 dari 4 KPBPB, dan 10 Destinasi Wisata)
• Konektivitas dari dan menuju Pusat-Pusat Pertumbuhan yang lemah
• Kawasan Strategis Kabupaten yang belum berkembang
• Akses dan kualitas pelayanan dasar yang terbatas (perumahan layak baru 37,8%*, air minum 72%*, sanitasi layak 67,5%*, dsb) • Ketergantungan APBD terhadap Dana Transfer yang tinggi (rata-rata >70% APBD Kab/Kota dan >50% APBD Provinsi dari Pusat) serta
sumber Pendanaan Non APBN yang kurang optimal
• Peraturan Perundangan yang belum harmonis serta Kerjasama dan Inovasi Daerah yang belum berkembang
• Proses perizinan yang lama dan berbiaya tinggi
• Penduduk perkotaan yang akan mencapai 60% dan bonus demografi 2030
• Kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional yang rendah (1% urbanisasi menghasilkan
hanya 4% PDB, di India 13% PDB)
• Konflik ruang) yang semakin meningkat (15.525 kasus
periode 2015-2018
• Desa-desa dalam kawasan hutan dan perkebunan besar tidak dapat melaksanakan kewenangannya tertama untuk pembangunan infrastruktur (20.000 desa)
• Kejadian Bencana akibat pemanfaatan ruang yang belum sesuai semakin meningkat (sekitar 2.000 kasus kejadian Banjir, Longsor, Kebakaran Hutan,dsb)
REPUBLIK INDONESIA
01
ISU STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP
Dampak Perubahan Iklim:
Daya Dukung dan Daya Tampung
SDA dan LH:
Terjadi peningkatan suhu antara 0,3- 1,5
(skenario RCP4.5) dan 0,5- 1,5
RCP8.5)
dalam periode 2020-2045 (Proyeksi BMKG
dalam Kaji Ulang RAN API 2018).
02
Peningkatan potensi bahaya perubahan iklim,
antara lain:
•
Potensi kekeringan:
terutama Nusa
Tenggara, Jawa dan Sumatera bagian utara;
•
Potensi abrasi:
Lebih dari 1820 km garis
pantai di seluruh wilayah pulau besar di
Indonesia berstatus sangat rentan; dan
•
Peningkatan tinggi gelombang
ekstrem:
kenaikan gelombang hingga lebih
dari 1 meter di hampir seluruh wilayah perairan
Indonesia sehingga memperkecil wilayah
tangkap nelayan dengan ukuran kapal <10 GT
dan membahayakan keselamatan pelayaran
terutama untuk kapal-kapal di bawah 30 GT
01
Kualitas Air
: peningkatan polutan BOD dan COD
pada tahun 2024 diproyeksi mendekati ambang batas
yang diperbolehkan (KLHS RPJMN 2020-2024);
02
Proporsi Lahan
: Share tutupan hutan nasional
terhadap luas daratan nasional menurun dari 54%
(2000) menjadi 44% (2030) dan Pulau Jawa memiliki
kontribusi terkecil, dari 25% (2000) menjadi 20% (2030)
03
Keanekaragaman Hayati
: peningkatan ancaman
terhadap derajat keterpaduan habitat alami di seluruh
Indonesia sehingga diperlukan restorasi dan/atau
pemulihan ekosistem yang berada pada ambang batas
daya dukung
C
C (skenario
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS KEHUTANAN
Fenomena
Iceberg
Fakta dan Permasalahan Utama Hutan Indonesia
0,5
juta hektar
tutupan hutan hilang
per tahun (rata-rata
1990
–2017)
14,5
juta hektar
terdapat konflik
tenurial
32
juta hektar
kawasan hutan
tidak berhutan
Ketidakpastian
kawasan hutan
Lemahnya
g over nance
Unit manajemen
tidak efektif
30%
dari
554
Kawasan konservasi
tidak berfungsi sesuai
mandat
Berdasarkan Publikasi KLHK
“
Rekalkulasi Penutupan Lahan
Indonesia 2016:
1.
Kawasan hutan Indonesia
120 juta ha
;
2.
Kawasan hutan tidak
berhutan
32 juta ha
;
3.
APL berhutan
7 juta
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS SUMBER DAYA AIR NASIONAL
•
Secara total, kuantitas air seluruh pulau di Indonesia terjadi
surplus sebesar 449.045 juta m
3(2015). Namun untuk
Jawa+Bali terjadi defisit sebesar 105.786 juta m
3dan Nusa
Tenggara defisit sebesar 2.317 juta m
3.
•
Seiring bertambahnya penduduk, maka defisit ini akan semakin
tinggi jika tidak ada upaya konservasi sumber daya air yang
jelas dan terukur
2015: 250.369 2020: 362.367 2025: 531.387 2030: 790.044
2015:
699.414
2020:
699.414
2025:
699.414
2030:
699.414
KEBUTUHAN (Juta m3)KETERSEDIAAN (J uta m3) Cateris Paribus
Neraca Air Permukaan Indonesia 2015 :
Surplus Secara Total Namun Persebaran Tidak Merata
Kondisi Umum Sumber Daya Air
(200.000,00) (100.000,00) 100.000,00
Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Papua 200.000,00 300.000,00 400.000,00 J u t a m 3
REPUBLIK INDONESIA
IV. KOMITMEN GLOBAL
4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) /Sustainable
Development Goals (SDGs)
REPUBLIK INDONESIA
4.1 TPB/SDGs:
TRANSFORMASI MDGs MENJADI SDGs
REPUBLIK INDONESIA
M a
n u
s i a
Ekonomi
Kewilayahan
I n f r a s t r u k t u rP o
l h u
k a
m
Pem
bangunan
Goal 1 • Tingkat Kemiskinan • Perlindungan sosial • Pelayanan Dasar Goal 2• Prevalence of undernourishment (POU) • Prevalensi Stunting pada Balita
Goal 3
• Angka Kematian Ibu
• Prevalensi dan Insidensi Penyakit Menular dan Tidak Menular
Goal 4
• Rata-rata Lama Sekolah • Angka Partisipasi Pendidikan • Kualitas Pendidikan
Goal 5
• ASFR ( Age specific Fertility Rate) • Kesetaraan Gender
• Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan dan perempuan
Goal 10
• Koefisian Gini • Daerah tertinggal
Goal 6
• Air minum layak • Sanitasi Layak • Pengelolaan Sumber Daya Air Goal 7 Rasio elektrifikasi Goal 16
• Indeks Perilaku anti Korupsi • Indeks Lembaga Demokrasi • Indeks Kebebasan Sipil • Indeks Hak-Hak Sipil
Goal 2
• Tingkat Kerawanan Pangan • Pertanian Berkelanjutan
Goal 7
• Bauran energi barukan
Goal 8
• Laju Pertumbuhan PDB per Kapita • Pekerja non formal sektor pertanian
Goal 9
• Nilai tambah manufaktur terhadap PDB • Penduduk terlayani Mobile Broadband
Goal 12
• Pengarusutamaan SCP di dalam Dokumen Perencanaan
• Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Goal 14
• Kawasan konservasi perairan
• Tangkapan ikan berada dalam biologis yang aman
Goal 15
• Tutupan hutan dan lahan • Rehabilitasi lahan terdegradasi
Goal 17
• Pertumbuhan ekspor Produk Non Migas
Goals 9
Pembangunan prasarana transportasi
Goal 11
Perumahan layak huni Sistem transportasi yang aman
Goal 11
• Penduduk kota yang tinggal di daerah kumuh
4.1 TPB/SDGs:
REPUBLIK INDONESIA Energi Industri Pertanian Kehutanan Permukiman Perikanan Air Emisi Tutupan Lahan
+
I K L H Daya Tampung Daya Dukung Dampak/ Tekanan KetersediaanCarryi ng C apacity
Inter-related Human Acti vities
Target Ekonomi Kemiskinan Intensitas Emisi Emisi GRK
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
Trade Off
Trade Off
4.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM:
PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA SEBAGAI PLATFORM BARU PEMBANGUNAN NASIONAL
Perencanaan Pembang unan R endah K arbon (PP R K )
adalah kebijakan perencanaan pembangunan terintegrasi dan strategi investasi
rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024 dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong Indonesia menurunkan intensitas emisi dan emisi
GRK. Daya dukung dan daya tampung SDA dan LH menjadi faktor penentu dalam perumusan kebijakan dan target PRK.
Kelautan
REPUBLIK INDONESIA
4.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM:
PROSES KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) RPJMN 2020-2024
DAN PEMBANGUNAN RENDAH KARBON
RPJMN Hijau &
Rendah Karbon
2020-2024
Pertimbangan dalam KLHS:
Pembangunan
harus terus
berkelanjutan
Daya dukung dan
daya tampung SDA
dan LH (Carrying
Capacity ) menjadi
pertimbangan dalam
kebijakan
Menghapus
silo dalam
perencanaan
Pemangku
kepentingan
punya hak suara
yang sama dalam
perencanaan
REPUBLIK INDONESIA
V. RPJMN 2020-2025
REPUBLIK INDONESIA
5.1 Tema dan Kerangka (Framework ) Rancangan
Teknokratik RPJMN 2020-2024
REPUBLIK INDONESIA
TEMA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
Berpenghasilan Menengah-Tinggi
•
Transformasi struktural berjalan.
•Produktivitas tenaga kerja meningkat.
•Iklim investasi kondusif.
•
GNI per kapita USD 3.896
–USD 12.055.
Sejahtera
•
Kualitas hidup meningkat.
•Perilaku disiplin dan beradab.
•SDM berkualitas dan berdaya saing.
•Indeks kebahagiaan meningkat.
Adil
•
Ketimpangan menurun.
•
Redistribusi berjalan baik.
Berkesinambungan
•
Memperhatikan daya dukung dan daya
tampung (Low Carbon Development ).
•
Selaras dengan agenda pembangunan
global dan nasional.
“Indonesia
Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera,
Adil dan Berkesinambungan
”
REPUBLIK INDONESIA
5
KERANGKA PEMBANGUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIS RPJMN 2020-2024
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
Berdaulat, Maju, Adil Dan Makmur
VISI 2045
Development Constraints: Kondisi Investasi Kondisi SDA
2020-2024
Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan
TEMA
PENGARUSUTAMAAN Kerentanan Bencana Tata Kelola (Governance) Kesetaraan Gender Perubahan Iklim Modal Sosial dan BudayaPariwisata, Ekonomi Kreatif dan Digital PEMBANGUNAN MANUSIA PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pelayanan Dasar dan Perlindungan Sosial Pangan Sentra-Sentra Pertumbuhan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Transportasi Telekomunikasi
Hukum dan Regulasi Pertahanan dan Keamanan
Politik 1 2 1 Energi 2 3 Industri Manufaktur 4 Komoditas Unggulan Daerah Pertumbuhan Perkotaan 1 2 3 1 2 1 2 3
Kelautan dan Kemaritiman 5
Sumber Daya Air 3
Perumahan dan
Pemukiman
4
PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA