• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN AKTUALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN AKTUALISASI"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN AKTUALISASI

Efektivitas Terhadap Pemahaman Bahaya Pergaulan Bebas Mengunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 04 Bunut Hulu.

DISUSUN OLEH:

Nama : Riza Efriyanti

NIP : 199101252020122017

N0 Absen : 28

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA KABUPATEN KAPUAS HULU

BEKERJASAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Efektivitas Informasi Bahaya Pergaulan Bebas mengunakan model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu”. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Aparatur Spil Negara bertujuan untuk meningkatkan penerapan nilai-nilai agama dengan sikap perilaku dan nilai dasar ASN yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).

Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari benyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Fransiskus Diaan, S.H, Selaku Bupati Kapuas Hulu;

2. Bapak H. Sarbani,S.E.,M.A.P, Selaku kepala badan kepegawaian pengembangan sumber daya manusia kebupaten Kapuas hulu;

3. Bapak Petrus Kusnandi,s.Sos M.Si, selaku kepala dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Kapuas hulu;

4. Bapak M. Hamidi, S.Pd, selaku kepala sekolah SMP N 04 Bunut hulu; 5. Bapak Abdul Majid, S.Pd. SD, selaku mentor yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi;

6. Bapak Sagitarisman, selaku coacah yang telah memeberikan bimbingan, masukan dan pengarahan;

7. Bapak Didih Abidin, selaku penguji;

8. Rekan peserta pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil Angkatan LXXI tahun 2021 kabupaten Kapuas hulu memberikan bantuan dan motivasi. Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari berbagai pihak membuat rancangan laporan menjadi lebih baik agar rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Putusibau, 21 maret 2021

(6)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

BERITA ACARA ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR BAGAN ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Tempat Dan Waktu Kegiatan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM A. Profil Organisasi ... 4

B. Visi dan Misi Sekolah ... 7

C. Tujuan Sekolah ... 7

D. Nilai dan Organisasi ... 8

E. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi ... 8

BAB III NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI A. Nilai-Nilai Dasar ASN ... 15

B. Peran Dan Kedudukan ASN ... ... 22

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI A. Identifikasi Isu dan Gagasan Pemecahan Isu ... 25

B. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan ... 31

C. Rancangan Jadwal Kegiatan ... 44

D. Jadwal Bimbingan Konsultasi Dengan Coach ... 45

E. Jadwal Bimbingan Konsultasi Dengan Mentor ... 47

(7)

vi

DAFTAR BAGAN

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Guru Dan Personil ... 5

Tabel 1.2 Data Siswa ... 6

Tabel 4.1 Analisis Prioritas Masalah Melalui APKL ... 25

Tabel 4.2 Tabel Nilai Ulangan Harian Siswa ... 26

Tabel 4.3 Penapisan Masalah Melalui Metode USG ... 27

Tabel 4.4 Rancangan Aktualisasi... 30

Tabel 4.5 Rancangan Jadwal Implementasi Aktualisasi ... 45

Tabel 4.6 Jadwal Konsultasi Dengan Coach ... 46 Tabel 4.7 Jadwal Konsultasi dengan Mentor ... 4.7

(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, sumber daya manusia yang potensial, dan demokrasi yang relatif stabil. Agar dapat mengelola sumber daya yang relatif baik, diharapkan sistem pemerintah mempunyai birokrasi SDM yang berkualitas, yaitu ASN yang professional.

Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peranan penting dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Hal ini sejalan dengan amanat UU No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara yang menjelaskan tugas dan fungsi ASN sebagai: 1) Pelaksana Kebijakan publik, 2) Pelayan Publik, 3 ) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Terkait hal tersebut, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, disebut bahwa ASN terdiri dari PNS dan P3K. PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang selama ini dikenal, dan yang baru itu PPPK/P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), setiap PNS sudah pasti ASN, tetapi setiap ASN belum tentu PNS karena bisa saja P3K. Fokus penulisan ini akan membahas mengenai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Agar menjadi PNS yang professional, pemerintah telah menyiapkan Lembaga Administrasi Negara sebagai wadah pembentuk keprofesionalan PNS.

Didalam peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 tentang pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat

(11)

2

profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan

kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela Negara,

mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal, dan Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang. Kopetensi bidang yang menjadii perhatian salah satunya yaitu profesi dibidang Pendidikan.

Pendidikan sebagai suatu proses untuk menggali dan

mengembangkan sumber daya manusia sebaik mungkin

seharusnya dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan

kesadaran, serta harus berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan pendidikan yang dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan dan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan Bangsa dan Negara. Tantangan besar bagi dunia Pendidikan dalam masa-masa sulit seperti sekarang, terlebih dimasa pandemi covid19 ini. Akibat pandemi proses Pendidikan harus berubah 180o,

pemerintah tidak ingin mengambil resiko terlalu tinggi sehingga

banyak aturan-aturan yang harus ditaati dalam proses

pembelajaran disekolah. Selain menerapkan 5M (memekai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi) pembelajaran diluar kelas seperti Pendidikan jasmani kesahatan dan olahraga juga dilarang dilakukan diluar kelas. hal ini sangat menyulitkan guru-guru penjaskes.

(12)

3

Sebagai seorang guru penjaskes dimasa pandemi ini dituntut untuk mempunyai ide atau kretifitas dalam menjalankan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tombak Pendidikan ada di tangan guru yang mempunyai integritas tinggi terhadap Pendidikan. Sejalan dengan edaran pemerintah pembelajaran penjas yang dapat dilakukan di dalam kelas mencakup materi pembelajaran tetang keolahragaan seperti materi permainan bola besar, permainan bola kecil, aktivitas gerak berirama, aktivitas air. materi umum tentang kesehatan pribadi, materi pola makan sampai materi pergaulan bebas. Dalam penulisan ini, penulis akan mengangkat tentang materi pergaulan bebas.

B. Tujuan

Tujuan dari Aktualisasi ini adalah:

1. CPNS diharapkan memahami nilai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang Aparatur sipil negara (ASN).

2. Penulisan laporan ini ditujuakan untuk menyelesaikan persyaratan pelatihan dasar CPNS golongan III A Angkatan LXXI pemerintah Kabupaten Kapuas hulu.

3. Diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam kegiatan Pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negri 04 Bunut Hulu.

C. Tempat dan Waktu Kegiatan

Kegiatan seminar rancangan aktualisasi akan

diselengarakan pada tanggal 22 maret 2021, sedangkan kegiatan aktualisasi akan dimplementasikan pada tanggal 29 maret-1 mei 2021 bertempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu, yang beralamat di Jalan Pendidikan Desa Sungai Besar, Kecamatan Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu.

(13)

4

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil Sekolah Menengah Pertama Negri 04 Bunut Hulu

Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu, yang beralamat di jalan Pendidikan Desa Sungai Besar, Kecamatan Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu.

1. Identitas dan Lokasi Sekolah

1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMP NEGERI 4 BUNUT HULU

2 NPSN : 30108159

3 Jenjang Pendidikan : SMP

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : Jalan Pendidikan

RT / RW : 4 / 1

Kode Pos : 78762

Kelurahan : SUNGAI BESAR

Kecamatan : Kec. Bunut Hulu

Kabupaten/Kota : Kab. Kapuas Hulu

Provinsi : Prov. Kalimantan Barat

Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : 0,4658 Lintang

112,6311 Bujur 3. Data Pelengkap 7 SK Pendirian Sekolah : 873/CS/KEP.USB/2008 8 Tanggal SK Pendirian : 1910-01-01

9 Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat

10 SK Izin Operasional : Nomor 238 Tahun 2010

(14)

5

Operasional

12 Kebutuhan Khusus

Dilayani :

13 Nomor Rekening : 6025219064

14 Nama Bank : BPD KALIMANTAN BARAT

15 Cabang KCP/Unit : BPD KALIMANTAN BARAT CABANG

PUTUSSIBAU

16 Rekening Atas Nama : BOSSMPNNO04BUNUTHULU

17 MBS : Ya

18 Memungut Iuran : Tidak

19 Nominal/siswa : 0

20 Nama Wajib Pajak : BENDAHARA SMPN 4 BUNUT HULU

21 NPWP : 705237220706000 3. Kontak Sekolah 20 Nomor Telepon : 085249752971 21 Nomor Fax : 22 Email : smpn4bhu@gmail.com 23 Website : http://www.smpn4bunuthulu.com

2. Data Guru Dan Personil

Tabel 1.1 Data Guru dan personil

No Nama NIP Status Kepegawai an Bidang yang Diampu Jabatan

1 ABANG MIDI - Honor

Daerah TK.II Kab/Kota Guru Mapel Waka Kesiswaan 2 Evi Yanti Amagareta - Guru honor sekolah Guru BK - 3 Herma - Honor Daerah TK.II Kab/Kota Guru Mapel -

(15)

6

4 JUMIANTI - Guru Honor

Sekolah Guru Mapel - 5 M. Hamidi 19910527201502100 1 PNS Kepala Sekolah Kepala Sekolah 6 MEGA SALPIANI - Guru Honor Sekolah Guru Mapel - 7 Nuraida 19650911200012200 3 PNS Guru Mapel 8 RIZA EFRIYANTI 19910125202012201 7 CPNS Guru Mapel Waka Kurikulum 9 Sumardi - Guru Honor Sekolah Guru Mapel - 10 Susilawati - Honor Daerah TK.II Kab/Kota Tenaga Administra si Sekolah -

11 Tri Rini Andriani - Honor Daerah TK.II Kab/Kota Guru Mapel -

12 Tuti Susanti - Guru Honor

Sekolah Guru BK

-

3. Data Siswa SMPN 04 Bunut Hulu Tabel 1.2 Data siswa

Kelas Jumlah kelas

Jumlah Rombel

Jumlah siswa Jumlah Per Rombel L P VII 1 1 9 10 21 VIII 1 1 8 13 19 IX 1 1 9 14 23 Jumlah 3 3 26 37 63

(16)

7

B. Visi Dan Misi Sekolah

1. Visi Sekolah

“Berprestasi, Berbudaya, Beriman dan Bertaqwa, Serta Kompetitif”

2. Misi Sekolah

a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif.

b. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir, dan berwawasan kedepan.

c. Mewujudkan sistem penilaian yang otentik.

d. Mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan .

e. Mewujudkan diversifikasi kurikulum SMP agar relevan dengan kebutuhan peserta didik, keluarga, guru dan masyarakat secara umum.

C. Tujuan Sekolah

1. Melaksanakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan.

2. Menciptakan prestasi peserta didik sesuai denganpotensi yang dimiliki.

3. Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya dalam bentuk relegius culture di sekolah.

4. Melaksanakan kedisiplinan warga sekolah dalam menerapkan tata tertib peserta didik.

5. Melaksanakan budaya senyum, sapa, salim, sopan, santun, antar sesama warga sekolah.

6. Melaksanakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, indah, hijau, sehat dan nyaman, berwawasan adiwiyata.

(17)

8

D. Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi yang ada disekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu adalah sebagai berikut:

1. Jujur 2. Religious 3. Tanggung jawab 4. Prestasi 5. Persatuan 6. Kreatif 7. Kerjasama 8. Disiplin 9. Komunikatif 10. Integritas, 11. Profesional

E. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi

1. Struktur Organisasi SMP N 04 Bunut Hulu

Komite sekolah Kepala sekolah M.Hamidi, S.Pd Tim Pengembangan sekolah Tim Evaluasi Disekolah Wk kurikulum Riza Efriyanti Wakasek Dra. Nuraida Wak kesiswaan Abang Moi Administrasi Sekolah susilawati Laboratorium Herma Perpustakaan Evi yanti Guru Mapel Walikelas IX Herma Wali kelas VIII

Sumardi Wali kelas VII

Tri Rini

Guru BK Tuti Susanti

(18)

9

2. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Berdasarkan permendikbut no. 6 tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah pada pasal 15 tugas pokok kepala sekolah adalah melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervise kepada guru dan ketenaga Pendidikan dalam rangka mengembangakan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 standar nasional Pendidikan. Selain itu, kepala sekolah dapat melakukan tugas pembelajaran

atau pembimbingan pada satuan Pendidikan yang

bersangkutan apabila terjadi kekurangan guru agar proses pembelajaran atau bimbingan tetap berlangsung.

3. Tugas dan Fungsi Guru a. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah seorang pendidik yang menjadi tokoh / panutan bagi peserta didik dan lingkungannya. Maka seorang guru itu harus:

1) Mempunyai standar kualitas pribadi yang baik.

2) Bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah.

3) Berani mengambil keputusan berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

b. Guru Sebagai Pelajar

Di dalam tugasnya seorang guru membantu peserta didik

dalam meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Maka seorang guru harus mengikuti perkembangan teknologi agar apa yang di bawakan seorang guru pengajarannya tidak jadul.

c. Guru Sebagai Pembimbing

Sebagai pembimbing seorang guru dan siswa di harapkan ada kerja sama yang baik dalam merumuskan tujuan secara jelas dalam proses pembelajaran.

(19)

10

d. Guru Sebagai Pengarah Seorang guru di harapkan dapat mengarahkan peserta didiknya dalam memecahkan

persoalan yang telah di hadapinya dan bisa

mengarahkan kepada jalan yang benar apabila

mengalami persoalan yang negative yang telah menimpa dirinya.

e. Guru Sebagai Pelatih

Mengembangkan keterampilan-keterampilan pada

peserta didik dalam membentuk kompetensi dasar sesuai dengan potensi masingmasing dari peserta didik.

f. Guru Sebagai Penilai Penilaian merupakan proses penetapan kualitas hasil belajar / proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik yang meliputi tiga tahap yaitu: Persiapan, Pelaksanaan, dan Tindak lanjut.

1. Tugas Guru dalam Bidang Kemanusiaan

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan jika dikaitkan dengan kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Tugas manusiawi / kemanusiaan adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas utama dan manusia kelak dengan sebaikbaiknya. Adapun tugas-tugas tersebut meliputi:

1) Seorang guru dapat menjadi orang tua bagi murid-muridnya di sekolah

2) Seorang guru dapat menarik simpati para peserta didiknya

3) Seorang guru dapat menjadi motivator dalam kegiatan belajar mengajar

(20)

11

Sebagai agen masyarakat, guru berperan sebagai mediator (penegah) antar masyarakat dengan dunia pendidikan khususnya disekolah. Dalam kaitan ini Guru akan membawa dan mengembangkan berbagai upaya pendidikan disekolah kedalam kehidupan dimasyarakat, dan juga membawa kehidupan dimasyarakat, dan juga membawa kehidupan dimasyarakat sekolah.

3. Fungsi Guru

Menurut UU.RI No. 14 th 2005 bab 2 pasal 5 yang berbunyi:

Kedudukan dosen/guru sebagai tenaga profesional

sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen/guru sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta pengabdi kepada masyarakat, berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Adapun fungsi Guru sebagai berikut:

1) Sumber Belajar

Mengingat tugas guru sebagai tranmisi ilmu, mka di harapkan mampu menguasai materi yang di ajarkannya. Sebab seorang guru merupakan sumber dari belajarnya. Apa yang tidak dipahami oleh peserta didik, diharapkan seorang gurulah yang akan membantunya dalam memecahkan persoalan yang di hadapi.

2) Fasilitator

Sebagai fasilitator seorang guru berperan sebagai pendamping belajar para peserta didiknya dengan suasana yang menyenangkan. Agar dapat melaksanakan tugas sebagai fasilitator ada beberapa hal yang harus dipahami guru :

1) Memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut.

(21)

12

2) Mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.

3) Mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan sebagai sumber belajar.

4) Mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik.

3) Pengelolah

Seorang guru sebagai pengelolah pembelajaran

berperan dalam menciptakan iklim belajar yang

memungkinkan siswa belajar dengannyaman. Sebagai manager, guru memiliki 4 fungsi umum: merencanakan tujuan belajar, mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar. Memimpin, meliputi : memotivasi, mendorong dan menstimulasi peserta didik, mengawasi segala sesuatu dalam rangka mencapai tujuan.

4) Demonstrator

Seorang guru dapat mempertunjukkan kepada peserta didik agar memahami dan mengerti dari setiap pesan yang disampaikan.

5) Pembimbing

Setiap peserta didik pada saat lahir telah memiliki

potensi-potensi yang kemudian dapat di

tumbuhkembangkan sesuai dengan potensinya. Maka seorang guru berperan dalam membimbing dan mengarahkannya.

6) Motivator

Untuk menghasilkan sistem belajar yang optimal, seorang guru di tuntut kreatif dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didiknya dengan cara:

(22)

13

2) Membangkitkan minat peserta didik dalam belajar 3) Menciptakan suasana yang menyenangkan

4) Memberikan pujian terhadap keberhasilan peserta didik

5) Memberi komentar yang mendidik tentang hasil pekerjaan peserta didik

7) Evaluator

Dengan adanya evaluasi seorang guru dapat mengetahui apakah siswanya telah berhasil sehingga mereka layak untuk diberikan materi yang baru ataukah sebaliknya sehingga mereka perlu adanya remedial.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Dalam Mencanangkan Proses Belajar Mengajar

Sebagai seorang guru sudah sepatutnyalah selalu ingat akan tugas pokok dan fungsinya, agar sosok guru senantiasa melekat seiring dengan perubahan jaman yng semakin maju. Dengan menyadari tugas pokok nya maka ia berhak untuk selalu disebut sebagai guru profesional. Dibawah ini merupakan uraian tugas pokok dan fungsi guru dalam merencanakan proses belajar mengajar agar tujuan pendidikn dapat terealisasi dengan baik.

1) Membuat program pengajaran (Silabus, RPP, Prota, Promes)

2) Menganalisa materi pelajaran 3) Membuat lembar kerja siswa

4) Membuat program harian/jurnal belajar 5) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

6) Melaksanakan kegiatan penilaian baik itu ulangan harian, tengah semester atau akhir semester

7) Melaksanakan analisis ulangan, program remedial, pengayaan

(23)

14

9) Melaksanakan bimbingan kelas/konseling

10) Melaksanakan kegiatan bimbingan guru/tutor sebaya apabila telah mengikuti pelatihan

11) Membuat alat bantu mengajar / alat peraga

12) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatn kurikulum

13) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

14) Membuat catatan tentang kemajuan peserta didik

15) Meneliti daftar hadir siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung

16) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya

17) Mengumpulkan angka kredit dan menghitungnya untuk kenaikan pangkat

18) Menumbuhkembangkan sikap menghargai seni 19) Mengikuti kegiatan kurikulum

20) Mengadakan penelitian tindakan kelas

Uraian diatas merupakan paparan tugas pokok dan fungsi guru, agar para guru menjadi lebih profesional dibidangnya dan tahu akan tugas dan tanggung jawab yang harus diemban, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

(24)

15

BAB III

NILAI-NILAI DASAR SERTA PERAN DAN KEDUDUKAN ASN

A. Nilai-Nilai Dasar ASN

Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki

konsep yang berbeda. Akuntabilitas adalah kewajiban

pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan

responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan kepentingan umum berarti bahwa memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process; Akuntabel dan transparan; melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien; berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode

(25)

16

sektor publik etika sesuai dengan organisasinya; serta mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.

Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel, maka diperlukan beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai dasar akuntabilitas, antara lain kepemimpinan, integritas,

tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,

kejelasan, dan konsistensi. Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada pelaksanaan pemerintahan antara lain:

a. Kejelasan target yaitu kejelasan target dalam menjelaskan cara, tindakan ataupun proses kegiatan untuk mencapai suatu tujuan;

b. Partisipasif yaitu suatu keterlibatan fisik baik, mental dan emosional serta ikut bertanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta tanggung jawab, kewajiban tingkah laku atau perbuatan dalam melaksanakan suatu pekerjaan; c. Konsisten yaitu Tetap (tidak berubah-ubah), taat asas,

Selaras, sesuai;

d. Tanggung Jawab yaitu Adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

e. Jujur yaitu Sifat perkataan sesuai dengan kebenaran, menyatakan sebenar-benarnya

2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk

menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan

(26)

17

nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.

Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai

tanah air Indonesia (Nasionalisme) dan mengedepankan

kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan

bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus

disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus obyektif, jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa,

(27)

18

mengembangkan sikap tenggang rasa. Indikator adanya

Nasionalisme pada pelaksanaan pemerintahan antara lain: a. Religius artinya Patuh terhadap ajaran agama;

b. Jujur artinya berkata dengan sebenarnya; c. Amanah artinya dapat dipercaya;

d. Musyawarah merupakan suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk dapat memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) untuk bisa mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau juga pemecahan yang menyangkut urusan keduniawian;

e. Tanggung jawab adalah keadaan di mana wajib menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat;

f. Menghargai karya orang lain adalah memberikan apresiasi (penghargaan) atas hasil usaha dan jerih payah orang lain. Sebab, jerih payah atau karya termasuk harta kepemilikan yang wajib dilindungi.

3. Etika Publik

Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

(28)

19

Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum. Indikator adanya Etika Publik pada pelaksanaan pemerintahan antara lain:

a. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingklah laku atau perbuatan baik yang disengaja atau tidak disengaja; b. Integritas adalah bertindak secara konsisten antara apa yang

dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi);

c. Cermat adalah sikap hati-hati, teliti, sungguh-sungguh, ikhlas, rajin dan ulet dalam melakukan pekerjaan;

d. Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan dan tunduk pada pengawasan;

e. Sopan adalah sikap seseorang terhadap apa yang dia lihat, ia rasakan dan dalam situasi, kondisi apapun;

f. Taat perintah adalah mengikuti dan menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita.

4. Komitmen Mutu

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai dengan harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.

Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola

(29)

20

pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa mengedepankan

kebutuhan dan keinginan masyarakat

sebagai stakeholder pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.

Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena

adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk

beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna. Indikator adanya Komitmen Mutu pada pelaksanaan pemerintahan antara lain:

a. Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur

(30)

21

direncanakan sebelumnya;

b. Efisiensi adalah jumlah sumber daya yang di gunakan untuk mencapai tujuan organisasi;

c. Inovasi adalah kemampuan untuk menciptakan atau

melakukan sesuatu yang baru;

d. Berorientasi mutu adalah apa yang kita berikan di terima oleh pihak lain dengan baik, sehingga mereka merasa puas;

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa

latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok

orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan

perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah

tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.

Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu:

a. Tanggung Jawab, Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu;

b. Mandiri, Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal;

(31)

22

c. Adil, Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya;

d. Berani, Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran.

Untuk menjadi PNS yang professional, hendaknya kita memiliki karakter ANEKA. Marilah kita implementasikan nilai-nilai ANEKA dalam kehidupan kita sehari-hari.

B. Peran Dan Kedudukan ASN 1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk

menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman (Elly dan Erna, 2017:16). Adapun indikator manajemen ASN, antara lain:

a. Profesionalitas adalah mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Keterpaduan adalah pengelolaan Pegawai ASN didasarkan pada satu sistem pengelolaan yang terpadu secara nasional; c. Akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari

kegiatan Pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam

(32)

23

pemenuhan kebutuhan masyarakat. Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima (Erwan, dkk.

2017:35-36) adalah: Partisipatif, dalam penyelenggaraan

pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

a. Partisipasif artinya dalam pelayanan harus melibatkan

masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi hasilnya;

b. Responsif, dalam penyelenggaraan pelayanan publik

pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan

kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis

pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme

penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan;

c. Efektif dan Efisien, penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;

d. Aksesibel, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

3. Whole Of Government

Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan

(33)

24

publik (Yogi dan Tri, 2017:01). Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Terdapat beberapa nilai indikator dalam Whole of Government, yaitu:

a. Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat;

b. Komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian informasi atau pesan oleh seorang komunikator kepada komunikan melalui sarana tertentu dengan tujuan dan dampak tertentu pula;

c. Kepentingan Bersama adalah hal-hal yang berhubungan

dengan kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan

Bersama;

d. Berkesinambungan diartikan sebagai suatu hal atau peristiwa yang merupakan suatu rangkaian yang berkelanjutan;

e. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kabar yang sedang terjadi yang dimuat dimedia masa, alat elektronik, atau dapat kita dapatkan langsung;

(34)

25

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu dan Gagasan Pemecahan Isu

Isu-isu aktual yang dapat ditemukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu adalah sebagai berikut:

1. Siswa belum aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

Isu ini diangkat karena dari hasil pengamatan langsung penulis, siswa masih ada beberapa yang belum aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari proses kegiatan belajar mengajar saat guru melakukan tanya jawab materi pembelajaran ada beberapa anak yang tidak ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran bahkan ada beberapa anak malah asik sendri bercanda dengan temanya. Begitu juga saat kegiatan penugasan pemecahan masalah ada beberapa anak yang hanya diam tidak melakukan apa-apa. Keaktifan siswa di perlukan dalam rangka memenuhi salah satu penilaian afektif yaitu penilaian terhadap sikap. Ranah penilaian afektif mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

2. Masih banyaknya nilai materi siswa tentang bahaya pergaulan bebas berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

Berdasarkan hasil ulangan harian mata pelajaran Pendidikan olahraga dan Kesehatan pada materi pencegahan pergaulan bebas, siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal lebih dari setengah jumlah siswa didalam kelas. hal ini menyebabkan timbulnya isu yang kurang baik dalam pendidkan. Dibawah ini akan kita lihat tabel hasil ulangan harian siswa kelas VII di Sekolah Menengah Pertama negeri 04 Bunut Hulu.

(35)

26

Tabel 4.2 Nilai Ulangan Harian Materi Bahaya Pergaulan Bebas Kelas VIII SMPN 04 Bunut Hulu

No Nama Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Nilai 1. Dian Saputra 75 60 2. Imelda 75 75 3. Imilda 75 55

4. Irma Widya Astuti 75 60

5. Intan 75 75 6. Lidya Putri 75 50 7. Miji Lestari 75 60 8. Muhamad Iqbal 75 80 9. Muhamad Yadi 75 70 10. Lasmi 75 70

11. Novia Sri Wahyuni 75 60

12 Oktavia 75 75 13 Rindi Rahmawati 75 65 14 Rastika Rahmawati 75 60 15 Rijuanda 75 80 16 Safina 75 55 17 Widi 75 50 18 Winda Zalianti 75 75 19 Zikri 75 60

Sumber: hasil pengolahan data sisiwa pada mata pelajaran penjas dengan materi bahaya pergaulan bebas.

(36)

27

3. Masih banyak siswa yang tidak disiplin saat jam masuk kelas.

Isu ini terlihat pada saat pengamatan langsung yang penulis lakukan. Pada saat jam istrahat anak-anak diberikan waktu 15 menit untuk pergi ke kantin atau sekedar beristirahat diluar kelas, saat jam masuk ada beberapa anak yang belum masuk sesuai dengan jadwal karena masih berada di kantin atau toilet. Sehingga hal tersebut menunda proses pembelajaran.

Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan perkembangan yang terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi guru mata pelajaran, perlu ditentukan prioritas dilakukan dengan mengunakan skala dengan rentang angka dari 1-5 yang menyatakan bahwa isu tersebut: (1) tidak penting; (2) kurang penting; (3) cukup penting; (4) penting; (5) sangat penting. Skala penilaian berpedoman pada 4 (empat) kreteria isu yaitu isu yang bersifat Aktual, Problematik, Khalayak dan Layak atau bisa disingkat APKL. Adapun penentuan isu aktualnya sebagai berikut;

Table 4.1 Analisisi Prioritas Masalah Melalui Metode APKL

No Isu

Kriteria

Total Peringkat

A P K L

1 Siswa belum aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

3 4 4 4 15 II

2 Masih banyaknya nilai materi siswa tentang bahaya pergaulan bebas berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

4 5 4 5 18 I

3 Masih banyak siswa yang

tidak disiplin saat jam masuk kelas.

(37)

28

Dari analisis isu mengunakan Teknik APKL maka didapatlah isu prioritas yaitu “Masih Banyaknya Nilai Materi Siswa Tentang Bahaya

Pergaulan Bebas Berada Di Bawah Kriteria Ketuntasan Minimal”.

Berdasarkan hasil nilai ulangan harian siswa, dapat diketahui bahwa isu tersebut disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Rendahnya ketertarikan siswa Kelas VIII terhadap pembelajaran penjas terkait bahaya pergaulan bebas.

Terlihat dari hasil ulangan harian materi bahaya pergaulan bebas siswa kelas VIII masih banyak yg tidak memenuhi standar kriteria penilaian. Penulis lihat hal tersebut karena siswa kurang tertarik dengan materi yg di sampaikan dengan cara yang monoton. Metode-metode pembelajaran harus dibuat sekreatif mungkin agar siswa mau ikut aktif dalam proses pembelajaran.

2. Kurangnya sarana dan prasaran pendukung proses pembelajaran.

Untuk mendukung pembelajaran dirasa masih kurang di sekolah, sehingga pembelajaran belum maksimal. Sarana dan prasarana seperti buku dan media pembelajaran yang masih kurang. Oleh sebab itu, penulis ingin menambah sedikit media pendukung agar tujuan pembelajaran biasa terlaksanakan sesuai dengan keinginan.

3. Belum efektifnya pengunaan model pembelajaran siswa kelas VIII terkait bahaya pergaulan bebas.

Siswa kelas VIII belum mengunakan model pembelajaran secara efektif siswa terlihat tidak aktif dan tidak memahami penjelasan yang diberikan guru sehingga nilai siswa banyak yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Model pembelajaran yang baik diharapkan akan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Pengunaan model dan media pembelajaran yang tepat sasaran akan mempermudah guru mengajar dan mempermudah siswa menerima informasi.

(38)

29

Untuk menentukan penyebab utama isu, maka dilakukan analisis dengan mengunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan sekala penilaian 1 sampai 5, (1) Sangat rendah, (2) Rendah, (3) Sedang, (4) Tinggi, (5) Sangat Tinggi, sebagai berikut:

Table 4.3 Penapisan Masalah Melalui Metode USG

No Isu Aktual U S G Skor Rangking

1 Kurangnya ketertarikan siswa Kelas VIII terhadap pembelajaran penjas

3 4 4 11 II

2 Kurangnya sarana dan

prasaran pendukung

proses pembelajaran

pada siswa kelas kelas VIII

3 4 3 10 III

3 Belum efektifnya pengunaan model pembelajaran terkait bahaya pergaulan bebas pada siswa kelas VIII

4 4 5 13 I

Dari analisis mengunakan tehnik USG maka didapatkan penyebab utama dari isu adalah “Belum efektifnya penggunaan model pembelajaran terkait bahaya pergaulan bebas” dari hasil dua system analisis tersebut, ditetapkan judul penulisan yaitu: “Efektivitas Terhadap Pemahaman Bahaya Pergaulan Bebas

Mengunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu.”.

(39)

30

“Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubungan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).

Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based learning ini

menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses

pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan

mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah

menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Dengan demikian kegiatan yang muncul di rancangan aktualisasi yaitu:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Mempersiapkan Media Pembelajaran

3. Membuat instrument penilaian tes

4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

(40)

31

B. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Tabel 4.4 Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja

: SMP NEGERI 4 BUNUT HULU

Isu Yang Diangkat : Masih banyaknya nilai materi siswa tentang bahaya pergaulan bebas berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

Masalah Yang diangkat : Belum efektifnya penggunaan model pembelajaran terkait bahaya pergaulan bebas

Gagasan Pemecahan : Efektivitas Terhadap Pemahaman Bahaya Pergaulan Bebas mengunakan model

pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu.

No Kegiatan dan Output/ Hasil Kegiatan

Tahapan kegiatan Proses Kegiaatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai

Dasar Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi dan Nilai-nilai Organisasi 1 2 3 4 5 1 Kegiatan : Membuat Rencana 1. Berkomunikasi Dengan Mentor dan

Saya akan berkonsultasi dengan

Mentor dan Kepala Sekolah

Kontribusi terhadap Visi-Misi:

(41)

32 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Output/Hasil Kegiatan: Tersedianya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kepala Sekolah 2. Menyiapkan Silabus Mata Pelajaran 3. Menentukan bahan/materi ajar serta menentukan model dan media pembelajaran

4. Menentukan langkah-langkah

pembelajaran dan

alokasi waktu dalam proses pembelajaran 5. Membuat RPP 6. Mencetak RPP dan menyerahkannya kepada Kepala Sekolah mengenai penyusunan RPP (Nasionalisme: Musyawarah), (Pelayanan Publik: Partisipatif).

Saya berkomuniukasi menggunakan bahasa yang baik (Etika Publik:

Sopan), (WoG: Komunikasi).

Kemudian saya akan mengerjakan RPP sesuai dengan aturan penulisan yang telah berlaku (Akuntabilitas:

Konsisten). Setelah berkonsultasi

dengan Mentor dan Kepala Sekolah,

saya akan menyiapkan silabus

dengan melihat standar Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

(Akuntabilitas: Tanggungjawab).

Selanjutnya saya akan mengkaji silabus untuk menentukan indikator dan tujuan pembelajaran dengan benar dan tepat. (Etika Publik:

Dengan tersedianya

RPP, maka saya akan mendukung

pencapaian Visi-Misi Organisasi yaitu" Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap,

mutakhir, dan berwawasan kedepan”. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi: Tersedianya RPP akan membuat proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai

dengan tujuan

pembelajaran serta

(42)

33

Integritas Tinggi). Kemudian saya

menentukan materi/bahan ajar, saya akan mencari dari berbagai referensi yang tersedia di internet (Anti

Korupsi: Mandiri). Selanjunya Saya

akan menentukan media ajar yang efektif sesuai dengan kebutuhan

proses pembelajaran (Komitmen

Mutu: Berorientasi Mutu).

Kemudian saya akan Menyusun

langkah-langkah pembelajaran

secara sistematis dan

berkesinambungan dengan

menyesuaikan pada model dan

media pembelajaran yang telah

ditentukan agar pembeljaran dapat terlaksana dengan tepat (Komitmen

Mutu: Berorientasi Mutu).

Kemudian, saya akan menerapkan

(43)

34

hasil konsultasi dengan mentor dan

kepala sekolah (Nasionalisme:

Amanah). Selanjuntanya, saya akan

membuat RPP secara sistematis jumlah jam pelajaran, indikator dan tujuan, model dan media, alokasi

waktu, yang telah disesuaikan

dengan silabus (Manajemen ASN:

Keterpaduan). Setelah itu, Setelah

RPP selesai dibuat, saya akan mencetak dan menyerahkan RPP

kepada Kepala Sekolah untuk

ditandatangani dan dijadikan arsip

sekolah (Etika Publik:

Bertanggungjawab). 2 Kegiatan : Mempersiapkan media pembelajaran Output/Hasil 1. Menyiapkan Vidio Menyiapkan alat pendukung vidio 2. Menyiapkan bahan

Saya akan membuka portal media sosial yutube untuk mencari informasi yang bisa dipahami mengenai materi

bahaya pergaulan bebas

Kontribusi terhadap Visi-Misi:

Dengan adanya media vidio dan media gambar

(44)

35

Kegiatan:

Media vidio dan media gambar media gambar 3. menyiapkan alat pendukung gambar 4. Membuat media gambar

(Akuntabilitas: Kejelasan target), (WoG: Informasi). Selanjutnya saya

akan menentukan pilihan dengan tepat video mana yang cocok dan

mudah untuk memberikan

pemahaman dalam upaya

meminimalisir terjadinya pergaulan

bebas (Anti Korupsi: Berani).

Setelah itu saya akan mengunduh

vidio yang saya pilih dan

mencantumkan sumber dari yutube

(Nasionalisme: Menghargai Karya Orang Lain), (Pelayanan Publik: Efektif dan Efesien). Setelah saya

mendapat kan video saya akan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebagai bahan ajar mengunaan media vidio yang efektif dan menyenangkan seperti, laptop,

mendukung Visi dan Misi organisasi dalam “Mewujudkan

penyelenggaraan

pembelajaran aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi: Tersedianya media pembelajaran akan membuat proses pembelajaran menarik, dengan memperkuat nilai profesionalisme.

(45)

36

proyektor, dan sound system, yang akan membuat siswa aktif dan

pembelajaran menjadi menarik

(manajemen ASN: Profesionalitas).

Setelah video dan alat pendukungnya siap kemudian saya akan mencari informasi di Google tentang

gambar-gambar yang berkaitan dengan

materi pergaulan bebas (WoG;

Informasi), selanjutnya setelah saya

menentukan gambar mana yang sesuai dengan pembelajaran saya

mengunduh gambar tersebut

(Akuntabilitas: Konsisten). Saya

akan mencetak gambar yang saya pilih mengunakan kertas bekas yang tidak terpakai (Komitmen Mutu:

Efesiensi). Kemudian Saya akan

(46)

37

untuk membuat media gabar dengan teliti seperti pita, lem, kertas karton, kardus bekas, gunting, spidol dan pulpen (Etika Publik: Cermat).

Langkah selanjutnya Yang pertama saya akan mengunting kertas yang sudah berisi gambar, kemudian saya menempelkan kertas yang sudah digunting mengunakan lem sesuai dengan pengelompokan jenis-jenis pergaulan bebas, Selanjutnya saya menempel gambar pada kardus bekas yang telah dipotong kecil-kecil yang akan dicocokan di gambar yang ada di kertas karton (Komitmen

Mutu: Inovasi)

3 Kegiatan: membuat instrument penilaian tes

Output/hasil

1. Menentukan kisi-kisi soal tes

2. Membuat soal pre

Saya akan menentukan kompetensi dasar yang akan diukur terlebih dahulu (Anti Korupsi: Efektivitas),

Kontribusi terhadap Visi-Misi:

(47)

38

Instrument penilaian tes tes dan soal pos tes

3. Mencetak soal

pretes dan soal

postes

(Manajemen ASN: Akuntabilitas).

Kemudian saya akan memilih materi

yang esensial/kenyataan sesuai

dengan lingkup materi yang akan

dites (Nasionalisme: Jujur).

Setelah materi dipilih saya akan merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan materi dan level kognitif (WoG:

Singkronisasi). Kemudian saya akan menentukan indikator yang dipakai (akuntabilitas: kejelasan

target). Selanjutnya saya akan menentuakan soal (Komitmen Mutu:

Berorientasi Mutu). Kemudian saya

akan berhati-hati dalam menganalisis tingkat kesukaran soal (Etika Publik:

Disiplin). Soal yang akan saya buat

adalah soal pilihan ganda.

Dengan adanya

instrument penilaian tes mendukung Visi dan Misi organisasi dalam”

Mewujudkan sistem

penilaian yang otentik.

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi: Tersedianya instrumem pembelajaran akan membuat proses pembelajaran menarik, dengan memperkuat nilai kreatif.

(48)

39

Selanjutnya Saya akan mulai menulis soal-soal tes yang sesuai dengan

materi yang di pelajari

(Akuntabilitas: Kejelasan Target),(Pelayanan Publik: Aksesibel). Setelah membuat soal

saya akan mencetak lembar soal-soal tes (WoG: Integrasi).

4 Kegiatan: Melaksanakan kegiatan pembelajaran Output/Hasil Kegiatan: Kegiatan pembelajaran 1. Melaksanakan kegiatan awal 2. Melaksanakan kegiatan inti 3. Melaksanakan kegiatan penutup

Diproses kegiatan awal, saya akan mengajak siswa berdoa bersama,

memeriksa kesiapan kelas,

memeriksa kehadiran siswa,

memberikan motivasi

(Nasionalisme: Religius).

Selanjutnya, selanjutnya saya akan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai terlebih dahulu agar proses pembelajaran lebih

terarah dan berjalan lancar.

Kontobusi terhadap Visi-Misi: Terlaksananya kegiatan pembelajaran dapat “Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan

(49)

40

(Akuntabilitas: Transparan). Saat

melaksanakan kegiatan inti terlebih

dahulu saya akan memberikan

latihan pre tes kepada siswa (WoG:

Berkesinambungan). Setelah

selesai fre tes sayaakan

memperkenalkan materi yang akan dipelajari agar pemebelajaran lebih

efektif (Komitmen mutu:

Efektifitas). Selanjutnya saya akan

mengarahkan kepada siswa untuk memeperhatikan vidio yang telah saya siapkan sisiwa diperintahkan untuk mengamati (Etika Publik: Taat

Perintah). Kemudian saya akan

memberikan gembar pada masing-masing peserta (Anti Korupsi: Adil).

Kemudian mereka mencocokan

gambar dengan kelompok gambar

beriman, bertaqwa, dan

memiliki keunggulan kompetitif” Penguatan Nilai-Nilai Organisasi: Terselengarakanya proses pembelajaran pembelajaran akan membuat proses pembelajaran kreatif, berintegritas dan professional.

(50)

41

yang ada di kertas karton yang sudah

ditempelkan di papan tulis

(Pelayanan Publik: Responsif).

Setelah siswa menemukan

kelompok gambarnya, sisiwa harus menjelaskan maksud dari gambar yang ditemuinya (Akuntabilitas: Partisipatif). Setelah itu semua

siswa ditugaskan menjelaskan

gambar siswa diberikan Latihan pos

tes (Manajemen ASN:

Keterpaduan).Dikegiatan penutup

saya akan mengajak siswa

menyimpulkan dan memberi

pandangan proses pembelajaran

pembelajaran yang telah mereka terima (Akuntabilitas: Jujur).

5 Kegiatan;

Melakukan evaluasi dan

1. Memberikan penilaian hasil tes

Setelah mendapatkan lembar tes siswa saya akan membawa lembaran

Kontobusi terhadap Visi-Misi:

(51)

42

menganalisis hasil pembelajaran

Output/Hasil Kegiatan:

Nilai hasil belajar siswa

2. Membuat analisis hasil tes siswa dan

memasukkan nilai

hasil tes kedalam format penilaian. 3. Mencetak analisis

hasil tes dan

melaporkan hasil tes

kepada kepala

sekolah

4. Membagikan dan

mengumumkan

hasil tes siswa

kepada siswa.

tes ke rumah agar tidak menggangu

proses pembelajaran berikutnya

(Anti Korupsi: Bertanggung Jawab) (WoG: kepentingan Bersama). Saya akan mengkoreksi

lembaran soal siswa dengan

pedoman penilaian yang sesuai

dengan pedoman ada

(Akuntabilitas: Jujur). Saya menganalisis hasil tes siswa diluar jam pelajaran agar tidak menyita waktu dalam proses pembelajaran dan lebih teliti dalam menganalisis dan memberikan nilai hasil praktek.

(Komitmen Mutu: Efisiensi), (Manajemen ASN: Profesionalitas).

Setelah hasil tes siswa di analisis dan

dimasukkan kedalam format

penilaian, saya akan mencetak dan

Dengan mendapatkan

hasil belajar diharapkan

dapat “mewujudkan

sistem penilaian yang otentik” Penguatan Nilai-Nilai Organisasi: Terselengarakanya hasil pembelajaran memperkuat nilai profesional.

(52)

43

melaporkan hasil tersebut kepada

Kepala Sekolah. (Nasionalisme:

Tanggungjawab) (Pelayanan Publik: Partisifatif). Setelah dilaporkan kepada Kepala Sekolah, saya akan memberikan hasil praktek berupa nilai murni peserta didik dari hasil penerapan model pembelajaran

(Etika Publik: Integritas Tinggi).

Menyetujui; Putusibau, 21 Maret 2021

Coach Mentor Peserta

Sagitarisman Abdul Majid, S.Pd. SD Riza Efriyanti

(53)

44

C. Rancangan Jadwal Kegiatan

Tabel 4.5 Rancangan Jadwal Implementasi Aktualisasi

Nama Peserta Riza Efriyanti

Instansi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kapuas Hulu

Tempat Aktualisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Output 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 29-31 Maret 2021 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 Mempersiapkan Media Pembelajaran 1-5 April 2021 Media Pembelajaran 3 Membuat Instrument Penilaian Tes 6-9 April 2021 Instrument Penilaian Tes 4 Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran 12-16 April 2021 Kegiatan Pembelajaran

5 Melakukan Evaluasi Dan

Menganalisis Hasil

Pembelajaran

19-22 April 2021 Nilai Hasil belajar Siswa

Mentor Peserta

Abdul Majid, S.Pd. SD Riza Efriyanti

(54)

45

D. Jadwal Bimbingan Konsultasi Dengan Coach

Tabel di bawah ini menggambarkan jadwal kegiatan konsultasi Bersama coach:

Tabel 4.6 Jadwal Konsultasi Dengan Coach

Nama Peserta Riza Efriyanti

Instansi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kapuas Hulu

Tempat Aktualisasi

Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu

N o Tanggal/ waktu Kegiatan Catatan Bimbingan Media Komuni kasi Paraf Coach 1 12/3/2021 19.00 wib

Diskusi awal Mencari isu-isu

yang ada disekolah Tatap muka 2 15/3/2021 19.30 Wib

Konsul tasi isu-isu yang akan diangkat

Membuat catatan isu-isu yang ada disekolah

Tatap muka

3 16/3/2021 19.30 Wib

Bimbingan isu-isu yang akan diangkat

Memilih isu yang aktual Tatap muka 4 18/3/2021 19.3 Wib Menyusun rancangan

dari BAB I sampai

dengan BAB III

Perhatikan Langkah-langkah dalam penyusunan Tatap muka 5 18/3/2021 19.30 Mencari indikator

ANEKA dan Kedudukan ASN

Mempelajari

maksud dan tujuan

dari

masing-masing imdikator

Tatap muka

(55)

46

6 21/3/2021 19.30 Wib

Mengaitakan nilai-nilai ANEKA dan Kedudukan ASN dengan Langkah-langkah kegiatan Menyesuaikan indikator dengan Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Tatap muka 7 22/3/2021 17.00wib

Revisi Hasiln Seminar Perbaiki Catatan Kesalahaan Seminar Rancangan Aktualisasi Tatap Muka 8 24/3/2021 09.00 Wib Bimbingan Laporan

Aktualisasi dan Revisi Hasil Seminar Revisi Penulisan Rancangan Aktualisasi berdasarkan cacatan seminar Tatap Muka Coach Peserta

Sagitarisman Riza Efriyanti

(56)

47

E. Jadwal Bimbingan Konsultasi Dengan Mentor

Tabel 4.7 Jadwal Konsultasi Dengan Mentor

Nama Peserta Riza Efriyanti

Instansi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kapuas

Hulu

Tempat Aktualisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Bunut Hulu

No. Tanggal/ waktu Kegiatan Catatan Bimbingan Media Komunikasi Paraf Coach 1 15/3/2021 08.30 Wib Bimbingan Isu dan Masalah RA Bisa dan Lanjutkan Via WhatsApp 2 22/3/2021 10.00 wib Bimbingan Sebelum Seminar Rancangan Aktualisasi Bisa dan Lanjutkan Tatap Muka Mentor Peserta

Abdul Majid, S.Pd. SD Riza Efriyanti

(57)

48

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Fatimah, E ,&Irawati, E.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kumorotomo, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Etika Publik.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kusumasari, dkk .2017.Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:A kuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Latif, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Purwanto, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Suwarno, Y, & Sejati, T. A. (2017). Whole Of Government: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia - Jakarta.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Yuniarsih, T, &Taufiq, M. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

(58)

49

BIODATA PENULIS

1. Nama : Riza Efriyanti

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat/ Tanggal Lahir : Nanga Semangut/ 25 januari 1991

4. NIP : 199101252020122017

5. Pangkat/ Golongan Ruang : Penata Muda/ IIIa

6. Satatus : Kawin

7. Agama : Islam

8. Pendidikan : S1 Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan

9. Jabatan : Guru Penjaskes

10. Unit Kerja : SMP N 04 Bunut Hulu

11. No Telpon : 081373728499

12. Alamat Rumah : Jln Lintas Selatan Desa Nanga

Semangut, Kecamatan Bunut Hulu, Kapuas Hulu

13. Motto : Do The Best

Gambar

Tabel 1.1 Data Guru dan personil
Tabel 4.2 Nilai Ulangan Harian Materi Bahaya Pergaulan Bebas  Kelas VIII SMPN 04 Bunut Hulu
Table 4.1 Analisisi Prioritas Masalah Melalui Metode APKL
Table 4.3 Penapisan Masalah Melalui Metode USG
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan artikel adalah menjelaskan bahwa dalam keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal terdapat jejak sejarah interaksi antara masyarakat Banjar

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Victor et al (2015) yang menyatakan bahwa manajemen hubungan pelanggan memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan

Dilaksanakannya berbagai upacara dalam siklus hidup manusia, seperti kelahiran dan kematian yang diisi dengan doa dan pengagungan nama Tuhan, merupakan bukti adanya pengaruh

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) dapat mengetahui berapa besar perbedaan penyimpangan hasil kerja dari kedua jenis perlakuan tersebut,

Angket respon siswa terhadap pembelajaran berdasarkan masalah yaitu meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dan hasil belajar kognitif siswa, lembar ini

Salah satu upaya pemerintah dalam menangani kecurangan dalam perpajakan yaitu dengan melaksanakan pemeriksaan pajak untuk mencegah penggelapan pajak, karena pada

Oleh karena itu, pengurus koperasi dituntut untuk memahami kondisi agribisnis dan memiliki jiwa kewirausahaan sehingga dia dapat melihat usaha koperasinya sebagai

Efek penurunan kadar glukosa darah yang berbeda pada ketiga kelompok perlakuan tersebut juga kemungkinan dipengaruhi oleh jumlah kandungan kimia yang terdapat dalam tiap