• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU

DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh: PURI UTOMO

K2508071

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Puri Utomo

NIM : K2508071

Jurusan/Program Studi : PTK/Pendidikan Teknik Mesin

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

(3)

commit to user

iii

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU

DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh: PURI UTOMO

K2508071

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan

Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

(4)

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(5)
(6)

commit to user ABSTRAK

Puri Utomo. HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, (3) Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasional. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 111 siswa. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sejumlah 82 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Uji coba angket penelitian dilakukan dengan responden sejumlah 25 siswa. Untuk uji validitas digunakan rumus Product Moment Pearson. Selanjutnya uji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment Pearson dan teknik analisis regresi ganda dua prediktor, yang sebelumnya terlebih dahulu telah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu: (1) Uji normalitas data, (2) Uji Linieritas dan Keberartian Regresi, dan (3) Uji Independen.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil simpulan yaitu, (1) Terdapat hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis pertama dengan analisis korelasi Product Moment diperoleh rhitung sebesar 0,244 lebih besar dari rtabel sebesar 0,213 pada taraf signifikan 5%. (2) Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis kedua dengan analisis korelasi Product Moment diperoleh rhitung sebesar 0,265 lebih besar dari rtabel sebesar 0,213 pada taraf signifikan 5%. (3) Terdapat hubungan positif secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis ketiga dengan analisis regresi dua prediktor diperoleh Fhitung sebesar 64,627 lebih besar dari Ftabel (2;79;0,05) = 3,11 pada taraf signifikan 5%. Variabel kompetensi guru memberikan sumbangan relatif sebesar 48,5% dan sumbangan efektif 30,19%. Sedangkan motivasi belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 51,5% dan sumbangan efektif 31,9%.

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Puri Utomo. CORRELATION BETWEEN TEACHER COMPETENCIES AND STUDENT LEARNING MOTIVATION WITH STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT 11th GRADE SMK PGRI 1 SURAKARTA ON ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi. The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta. July 2012.

The purpose of this research are (1) To acquire knowledge about the correlation between teacher competencies with student learning achievement 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012, (2) To acquire knowledge about the correlation between student learning motivation with student learning achievement 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012, (3) To acquire knowledge about the togetherly relationship between teacher competencies and student learning motivation with student learning achievement 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012.

This research used the descriptive methods with correlational approach. Subjects of the research were student 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012. Population in this research is student 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012 in which totaled 111 student. The Samples was taken by using cluster sampling technique and 82 student were taken as sample. The instrument used in this research by questionaire. The questionaire try out execute 25 of student as respondents. The Product Moment Pearson formula’s used to test the validity of the instrument. Then, to test instruments reliability used Alpha formula’s. Data analysis technique used double regression analysis two predictor technique and correlation product moment pearson technique. However, first thing to do data analysis, prerequisites analysis testing is needed there are: (1) Data Normality Test, (2) Regression Linearity and Meaningful Test, (3) Independent Test.

Based on the results of the data analysis, the conclusion is, (1) There is a positive relationship between teacher competencies with student learning achievement 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012. This is proven by the results of first test hypotheses with analysis of correlation product moment obtained rcalculate 0,244 larger than rtable 0,213 at the 5% level of significance. (2) There is a positive relationship between student learning motivation with student learning achievement 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012. This is proven by the results of second test hypotheses with analysis of correlation product moment obtains rcalculate 0,265 larger than rtable 0,213 at the 5% level of significance. (3) There is a togetherly positive relationship between teacher competencies and student learning motivation with student learning achievement 11th grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012. This is proven by the results of the hypotheses with two predictor regression analysis obtained Fcalculate of 64,627 larger than Ftable(2;79;0,05) = 3,11 at the 5% level of significance. Teacher competencies contributed relatively equal to 48,5% and effective contributions to 30,19%. Whereas the student learning motivation contribute relatively of 51,5% and 31,9% effective donation.

Keywords: teacher competencies, student learning motivation, student learning achievement.

(8)

commit to user

viii M O T T O

“Karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakan dengan sungguh - sungguh urusan yang lain”.

(Alam Nasyroh: 6-7)

”Jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.

(QS.Al-Baqoroh: 45)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS.Al-Baqoroh: 286)

”Berbahagialah orang yang bersabar

karena akan merasakan manisnya buah kesabaran”. (Deby Hapsari)

“Pengorbanan merupakan syarat untuk mendapatkan hal yang besar atau kecil sekalipun”.

(Deby Hapsari)

“Segala sesuatu akan indah ketika tiba saatnya”. (Puri Utomo)

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

 “Bapak dan Ibu tercinta”

Doa yang senantiasa mengiringi langkah kaki dan detak jantungku, pengorbanan dan kasih sayang tak terbatas. Tiada kasih sayang yang setulus dan seabadi kasih

sayangmu.

 “Adikku tersayang Fatimah Puri Utami” Yang selalu menguatkanku

 “Kelompok AAI Mas Syaifuddin”

( Deni, Mulyono, Tri Ujan, Momok, Agus, Dwi, Febri) Terima kasih telah menjadi sahabat-sahabat terbaikku

 “Deby Hapsari” Terima kasih atas inspirasinya.

 “Sahabat-sahabatku PTM ’08 UNS Pabelan” Yang senantiasa berbagi bersama.

 Almamater.

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang memberi ilmu, inspirasi dan semoga kemuliaan di dunia serta akhirat. Atas rahmat dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan.

3. Ketua Program Pendidikan Teknik Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Suwachid, M.Pd., M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu memberi-kan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Suharno, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II, dengan penuh semangat mem-berikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMK PGRI 1 Surakarta, yang memberikan kesempatan guna mengadakan penelitian di SMK PGRI 1 Surakarta.

7. Waka Kurikulum SMK PGRI 1 Surakarta, yang telah memberikan pengarahan pengambilan data penelitian.

8. Tentrem Kartini, S.Pd. yang telah memberikan pengarahan dan motivasi.

9. Siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 atas kesediaan-nya berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

(11)

commit to user

xi

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

(12)

commit to user

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ... 8

1. Kompetensi Guru ... 8

2. Motivasi Belajar Siswa ... 22

3. Prestasi Belajar Siswa ... 37

4. Hasil Penelitian yang Relevan ... 39

B. Kerangka Berpikir ... 40

(13)

commit to user

xiii BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

1. Tempat Penelitian ... 43

2. Waktu Penelitian ... 43

B. Rancangan/Desain Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel ... 45

3. Teknik Sampling ... 45

D. Pengumpulan Data ... 46

1. Identifikasi Variabel ... 46

2. Metode Pengumpulan Data ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 53

1. Uji Persyaratan Analisis ... 53

2. Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 59

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 63

1. Uji Normalitas Data ... 63

2. Uji Linieritas dan Keberartian ... 63

3. Uji Independen ... 65

C. Pengujian Hipotesis ... 66

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 69

B. Implikasi ... 69

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar ... Halaman

2.1. Hierarki Kebutuhan Maslow ... 24

2.2. Macro Model Motivasi, Belajar dan Unjuk Kerja ... 26

2.3. Kerangka Pemikiran ... 42

4.1. Histogram Rerata Indikator Kompetensi Guru ... 60

4.2. Histogram Rerata Indikator Motivasi Belajar Siswa ... 62

4.3. Histogram Data Prestasi Belajar Siswa ... 63

4.4. Grafik Linieritas regresi X1 terhadap Y dan Keberartian Y= a+ b.X1 ... 64

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel ... Halaman

3.1. Jumlah Populasi Penelitian ... 44

3.2. Jumlah Sampel Penelitian ... 45

3.3. Skor Jawaban Angket Kompetensi Guru ... 49

3.4. Skor Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa ... 50

3.5. Interprestasi Nilai r ... 52

4.1. Persentase Indikator Kompetensi Guru (X1) ... 60

4.2. Persentase Indikator Variabel Motivasi Belajar Siswa (X2) ... 61

4.3. Distribusi Data Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 62

4.4. Rangkuman Uji Normalitas Data ... 63

4.5. Rangkuman Hasil Uji Linieritas dan Keberartian Regresi... 65

5. Kisi-Kisi Angket Uji Coba/Try Out ... 74

6. Uji Validitas dan Reabilitas Angket Coba Kompetensi Guru ... 88

7. Uji Validitas dan Reabilitas Angket Coba Motivasi Belajar Siswa ... 93

8. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 96

9. Skor Hasil Penilaian Angket Kompetensi Guru ... 106

10. Skor Hasil Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa ... 114

11. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 1 Semester I ... 122

12. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 2 Semester I ... 123

13. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 1 Semester I ... 124

14. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 2 Semester I ... 125

15. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 1 Semester II ... 126

16. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 2 Semester II ... 127

17. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 1 Semester II ... 128

18. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 2 Semester II ... 129

19. Rangkuman Skor Hasil Penilaian Angket Variabel Kompetensi Guru ... 130

20. Rangkuman Skor Hasil Penilaian Angket Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 132

(16)

commit to user

xvi

Tabel ... Halaman

22. Distribusi Data Kompetensi Guru ... 138

23. Uji Normalitas Data Kompetensi Guru (Fkum) ... 138

24. Uji Normalitas Data Kompetensi Guru (Z score) ... 139

25. Uji Normalitas Data Kompetensi Guru ... 139

26. Distribusi Data Motivasi Belajar Siswa ... 140

27. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa (Z score) ... 140

28. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa ... 141

29. Distribusi Data Prestasi Belajar Siswa ... 142

30. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Siswa (Z score) ... 142

31. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Siswa ... 143

32. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi X1 terhadap Y ... 144

33. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi X2 terhadap Y ... 150

34. Uji Independen antara X1 dan X2 ... 156

35. Tabel Persiapan Data Analisis Regresi Dua Prediktor ... 160

36. Tabel r product moment ... 167

37. Tabel Kurve Normal ... 168

38. Tabel Chi Kuadrat ... 169

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ... Halaman

1. Kisi-Kisi Angket Uji Coba/Try Out Penelitian ... 74

2. Angket Ujicoba/Try Out Penelitian ... 76

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Uji Coba ... 88

4. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 96

5. Angket Penelitian ... 98

6. Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Kompetensi Guru ... 106

7. Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 114

8. Skor Prestasi Belajar Responden ... 122

9. Rangkuman Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Kompetensi Guru ... 130

10. Rangkuman Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 132

11. Data Induk Penelitian ... 133

12. Uji Normalitas dan Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Guru ... 136

13. Uji Normalitas dan Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar Siswa ... 140

14. Uji Normalitas dan Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Siswa ... 142

15. Uji keberartian dan linieritas regresi Kompetensi Guru (X1) Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 144

16. Uji keberartian dan linieritas regresi Motivasi Belajar Siswa (X2) Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 150

17. Uji Independen X1 dan X2 ... 156

18. Pengujian Hipotesis ... 160

19. Daftar Siswa Kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta TA 2011/2012 ... 165

20. Tabel r Product Moment ... 167

21. Tabel Kurve Normal ... 168

22. Tabel Chi Kuadrat ... 169

23. Tabel Nilai F ... 170

24. Surat Pengajuan Judul Skripsi ... 174

25. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ... 175

26. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ... 176

(18)

commit to user

xviii

Lampiran ... Halaman 28. Surat Keterangan telah selesai Penelitian ... 178 29. Daftar Hadir Seminar Proposal Skripsi ... 179

(19)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dan persaingan bebas antarbangsa menuntut berbagai sektor pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk terus berkembang ke- arah yang lebih produktif dan efisien serta mampu menjawab semua tantangan baik lokal maupun global. Pembangunan sektor pendidikan, kesehatan dan peningkatan gizi, program-program kependudukan dan sektor-sektor yang lain perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM agar mampu bersanding-bahkan bersaing- dengan negara-negara maju. Dari berbagai sektor pembangunan SDM yang ada, pendidikan merupakan salah satu penggerak utama. Sejalan dengan hal tersebut, Suryadi menjelaskan bahwa “Pendidikan dapat dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan SDM” (2002:1).

Peningkatan kualitas SDM di Indonesia melalui sektor pendidikan akan selalu berkesuaian dan berkaitan erat dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3) berikut.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mem-bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut di-atas, sektor pendidikan harus mampu mencetak SDM yang berkualitas. Pendidikan menempati posisi penting untuk menopang sektor-sektor lain. Pendidikan banyak memberikan kontribusi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap pengembangan kualitas SDM. Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah mutu pendidikan sendiri seharusnya juga sangat perlu untuk ditingkatkan.

(20)

commit to user

2 Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, maka pendidikan harus dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen itu antara lain: guru (pendidik), siswa (peserta didik), kurikulum, sumber belajar, lingkungan pendidikan, sarana dan prasarana dan sebagainya. Peningkatan mutu pendidikan tidak bisa hanya terfokus pada salah satu atau beberapa komponen saja, tetapi harus dilakukan secara menyeluruh dari komponen yang ada.

Keseluruhan dari komponen sistem pendidikan harus mampu bersinergi satu sama lain dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan mutu pendidikan akan terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa selama proses belajarnya sebagaimana penjelasan Suryadi (2002) “Mutu pendidikan akan tercermin dalam tingginya hasil belajar siswa…” (hlm. 299). Dengan kata lain, hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan peningkatan mutu pendidikan.

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah ditunjukkan dari prestasi belajar yang lazimya berupa angka atau nilai tes. Hasil belajar siswa akan tertuang pada prestasi belajarnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tu’u yang menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas serta pembelajaran di- sekolah merupakan bentuk dari prestasi belajar (2004).

Prestasi belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa menurut Tu’u.

Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran (2004:81).

(21)

commit to user

Di antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, guru menempati posisi paling penting. Supriadi (1998:178) mengungkapkan bahwa “Mutu pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh guru, yaitu 34% pada negara sedang berkembang, dan 36% pada negara industri” (dikutip oleh Mulyasa, 2008:8). Mulyasa (2008) berpendapat bahwa “Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar” (hlm. 5).

Begitu besar pengaruh guru terhadap prestasi belajar siswa, maka guru dituntut memiliki kompetensi agar siswa mendapatkan prestasi belajar yang maksimal. Hamalik menjelaskan bahwa “Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal” (2006:36). Agar mampu melaksanakan perannya dalam proses belajar-mengajar dengan baik, maka guru harus memiliki kompetensi.

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, kompetensi guru meliputi:

1) Kompetensi Kepribadian, mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

2) Kompetensi Pedagogik, meliputi pemahaman terhadap peserta didik, evaluasi hasil belajar, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai kompetensi yang dimilikinya.

3) Kompetensi Profesional, merupakan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

4) Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Selain faktor guru, motivasi belajar dipandang sebagai faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berkaitan dengan motivasi dan prestasi belajar, Sardiman berpendapat bahwa “Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi” (2004:83). Motivasi memberikan energi kepada siswa untuk terus melakukan usaha belajar. Siswa akan

(22)

commit to user

4 bersemangat meraih prestasi apabila siswa tersebut memiliki sebuah motivasi. Sedangkan dilihat dari sumber timbulnya motivasi belajar pada diri siswa, Hamzah menjelaskan “Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik” (2007:23).

Pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal tidak akan pernah terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari pembahasan di atas, kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru menjadi faktor penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Selain kompetensi guru, motivasi belajar yang dimiliki siswa juga menjadi salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi belajar. Kedua faktor tersebut harus berjalan beriringan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa adanya guru yang berkompeten, sangat sulit bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Begitu pula sebaliknya, sebaik apapun kompetensi yang dimiliki dan dilaksanakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran tanpa adanya motivasi belajar pada diri siswa, peningkatan prestasi belajar sukar dilaksanakan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMK PGRI 1 Surakarta, didapatkan banyak informasi mengenai sekolah tersebut. Guru sebagai penyelenggara proses belajar-mengajar di kelas harus mampu me-laksanakan tugas-tugas kaitannya dengan kegiatan pengajaran sehingga men-dorong siswa mencapai prestasi belajar maksimal. Namun sejauh pengamatan peneliti, masih banyak dijumpai siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta dengan prestasi belajar rendah. Hal itu menimbulkan dugaan pada diri peneliti bahwa terdapat keterkaitan antara kompetensi yang dimiliki guru pengampu mata pelajaran kelas XI dalam mengajar dengan rendahnya prestasi belajar siswa tersebut.

Selain kompetensi guru, motivasi belajar siswa pun juga ikut menentukan tingkat prestasi belajar siswa. Motivasi mendorong siswa untuk tetap menyiapkan dirinya terus belajar sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Seperti uraian diatas, masih dijumpai siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta dengan

(23)

commit to user

prestasi belajar rendah. Hal itu menimbulkan anggapan pada diri peneliti bahwa motivasi belajar siswa juga memiliki keterkaitan dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta selain kompetensi guru.

Dari pembahasan yang telah diuraikan, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan antara kompetensi yang dimiliki guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa di SMK PGRI 1 Surakarta. Adapun judul penelitian yang peneliti lakukan adalah “Hubungan antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:

1. Faktor bakat, kecerdasan, cara belajar, minat dan perhatian merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari diri siswa sendiri (internal).

2. Faktor lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dari luar diri siswa (eksternal).

3. Kompetensi guru pengampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta.

4. Motivasi belajar, baik berasal dari dalam diri sendiri maupun berasal dari luar merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta.

5. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 masih rendah.

6. Kompetensi guru dan motivasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta mungkin memiliki hubungan dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta.

(24)

commit to user

6 C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dapat dijawab dan dikaji secara mendalam, maka permasalahan perlu untuk dibatasi. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi siswa kelas XI mengenai kompetensi guru pengampu mata pelajaran kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 ketika pembelajaran di sekolah. 2. Motivasi belajar siswa merupakan semua dorongan yang menimbulkan usaha

atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 untuk mencapai tujuan belajar.

3. Prestasi belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata mata pelajaran yang dicapai siswa kelas XI pada akhir semester I dan II di- SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Adakah hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

3. Adakah hubungan posistif secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

(25)

commit to user

2. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

3. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis maupun praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khasanah pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan terutama dalam meningkatkan prestasi belajar pada jenjang sekolah menengah kejuruan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa melalui kompetensi guru dan motivasi belajar siswa khususnya siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta.

b. Bagi sekolah, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

(26)

commit to user

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

Proses dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan dari fasilitas, kurikulum, lingkungan belajar, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh faktor kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka di sekolah. Guru yang berkompeten bukanlah guru yang setiap siswa takut kepadanya. Akan tetapi guru yang berkompeten adalah guru yang mampu membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga siswa belajar berada pada tingkat optimal.

Agar mampu mengelola kelas dengan baik, efektif, dan men-suasanakan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa, maka guru perlu memiliki kompetensi-kompetensi untuk mewujudkannya. Seperti yang disinyalir oleh Kiymet Selvi “Teachers are responsible for operating educational system and they need strong and efficient professional competencies” (2010:167) guru bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem pendidikan dan mereka membutuhkan kompetensi profesional yang kuat dan efisien. Adapun tinjauan mengenai kompetensi guru diuraikan sebagai berikut.

1) Pengertian Kompetensi

Sebelum membahas lebih detail mengenai kompetensi guru, maka haruslah dimengerti terlebih dahulu definisi kompetensi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. Dalam pengertian secara luas ini dapat dipahami bahwa dengan adanya kompetensi membuat seseorang mampu memutuskan suatu hal yang dihadapi. Hal itu sejalan dengan pendapat yang disampaikan Usman “Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi

(27)

commit to user

seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif” (2005:4). Kompetensi dapat dijadikan pengkategorian keahlian seseorang atas dasar kemampuannya.

Sagala (2009) memberikan pengertian mengenai kompetensi yang dinyatakan sebagai gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata. Kompetensi menunjuk kepada kualitas seseorang dalam suatu pekerjaan tertentu sebagai hasil dari kecakapan-kecakapan yang dimilikinya.

Sedangkan pendapat Johnson yang dikutip oleh Usman mengenai kompetensi, ia mengemukakan bahwa “Competency as a rational performance wich satisfactorily meets the objective for a desired condition” (2005:14). Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan kata lain, kompetensi digunakan sebagai alat pencapai tujuan yang dikehendaki. Melengkapi pendapat-pendapat tersebut di atas, kompetensi menurut Mulyasa mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi menurut Mulyasa adalah sebuah kemampuan yang dipelajari sebelumnya (2008).

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif dalam melaksanakan suatu tugas yang sesuai dengan bidang keahliannya dalam rangka mencapai tujuan yang hendak diraih.

2) Pengertian Guru

Guru biasanya disebut sebagai pendidik di lingkungan sekolah. Secara umum, guru adalah pelaksana kegiatan belajar-mengajar bersama siswa. Umar Tirtarahardja dan La Sulo mengemukakan bahwa guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

(28)

commit to user

10 pendidikan dengan sasaran peserta didik di sekolah (dikutip oleh Rohman, 2009).

Menurut Sagala, guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun berkelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah (2009). Guru dapat dikatakan sebagai orang tua kedua bagi murid-murid yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan juga nilai-nilai kehidupan agar murid mampu hidup mandiri kelak nantinya sebagai manusia seutuhnya.

Menurut Usman, “Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru” (2005:5). Di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.

Dari pembahasan di atas dapat dimengerti bahwa guru adalah pelaksana pendidikan yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan tugas yang lain terhadap peserta didik pada jalur pendidikan yang ada.

3) Pengertian Kompetensi Guru

Dalam proses pendidikan guru memiliki tugas mengajar, yaitu menyampaikan pengetahuan-pengetahuan kepada siswa yang biasa disebut dengan istilah transfer of knowledge. Mengajar adalah mengorganisasikan seluruh kegiatan agar terjadi proses belajar pada peserta didik. Selain mengajar, guru mempunyai tugas mendidik. Guru membina kepribadian anak didik melalui penyampaian nilai-nilai atau transfer of values. Untuk melaksanakan keduanya, guru perlu memiliki kompetensi.

(29)

commit to user

Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Usman (2005) menyebutkan kompetensi guru (teacher competency) the ability of a teacher to responsibility perform has or her duties appropriately. Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru mengacu kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan (Mulyasa, 2008).

Guru sebagai salah satu pelaksana fungsi dan tujuan sekolah harus mempunyai kompetensi-kompetensi agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Guru yang dinilai berkompeten menurut Hamalik adalah guru yang mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, guru mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil, mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instruksional) sekolah serta mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas (2006).

Dari pengertian-pengertian kompetensi guru tersebut di atas dapat diambil sebuah simpulan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki dan dikuasai guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya sebagai pendidik sekaligus pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan kompetensi guru yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki dan dikuasai guru pengampu mata pelajaran kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta dalam menjalankan tugas keprofesionalannya sebagai pendidik sekaligus pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

(30)

commit to user

12 b. Macam-Macam Kompetensi Guru

Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dewi Siswoyo yang dikutip oleh Rohman kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah:

1) Kompetensi profesional yaitu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang studi yang akan diajarkan kepada peserta didik dan metodologinya, memiliki pengetahuan yang fundamental tentang pendidikan, serta memiliki keterampilan yang vital bagi dirinya untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.

2) Kompetensi personal yaitu seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber identifikasi khususnya bagi peserta didik dan umumnya bagi sesama manusia.

3) Kompetensi sosial yaitu seorang guru harus bisa menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didiknya, sesama guru, pemimpinnya dan dengan masyarakat luas (2009).

Melengkapi keterangan Dirto et.al. yang dikutip oleh Rohman di atas, telah disebutkan di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bahwa kompetensi guru meliputi:

1) Kompetensi Kepribadian, mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

2) Kompetensi Pedagogik, meliputi pemahaman terhadap peserta didik, evaluasi hasil belajar, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai kompetensi yang dimilikinya.

3) Kompetensi Profesional, merupakan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

4) Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Secara teoretis jenis-jenis kompetensi tersebut dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis jenis-jenis kompetensi tersebut tidak

(31)

commit to user

mungkin dapat dipisahkan. Guru yang terampil dalam mengajar tentu harus menjadi pribadi yang baik dan dapat menjadi teladan bagi siswa. Selain itu juga harus mampu bersosial dengan masyarakat. Jenis-jenis kompetensi tersebut secara terpadu melekat pada karakteristik tingkah laku guru.

Secara lebih terperinci penjelasan mengenai jenis-jenis kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Kepribadian

Citra diri dan kepribadian seseorang tercemin dalam setiap perkataan, perbuatan dan tindakan yang dilakukannya sehari-hari. Menurut Zakiah Daradjat (1980) yang dikutip oleh Sagala “Kepribadian adalah sesuatu yang abstrak, sukar diamati secara nyata, hanya dapat diketahui melalui penampilan, tindakan, ucapan ketika berhadapan dengan sebuah permasalahan, atau melalui atsarnya saja” (2009:33). Kepribadian yang dimiliki oleh guru harus menjadikannya sebagai pendidik yang baik bagi siswanya. Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru meliputi: a) Kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan dapat dipertanggungjawabkan, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa (Mulyasa, 2008). Pribadi yang mantap, stabil dan dewasa seorang guru tercermin dari pengendalian emosi dalam setiap aspek kehidupannya terutama ketika membelajarkan siswa. Guru dengan kepribadian yang dimilikinya harus dapat dijadikan panutan bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu berhati-hati dalam setiap perkataan, perbuatan dan bertingkah laku terutama di hadapan peserta didik sebagai cerminan dari kepribadiannya yang mantap, stabil dan dewasa.

b) Disiplin, arif dan berwibawa

Pendidikan yang mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dari seorang guru yang disiplin. Menurut Mulyasa (2008) dalam rangka men-disiplinkan siswa guru harus mampu:

(1) Membantu peserta didik mengembangkan pola penilaian untuk dirinya.

(32)

commit to user

14 (2) Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.

(3) Menggunakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.

Guru mempunyai tugas mengajar dan mendidik agar kompetensi dan pribadi siswanya berkembang. Guru harus senantiasa mengamati perilaku peserta didik di sekolah agar tidak terjadi tindakan yang tidak disiplin. Guru harus senantiasa mampu menjadi pembimbing, pengawas dan pengendali seluruh perilaku peserta didik di sekolah.

c) Menjadi teladan bagi peserta didik

Sebagai teladan, seorang guru akan mendapat sorotan terutama dari siswa dan juga lingkungan tempat tinggal dia berada. Mulyasa (2008) mengemukakan bahwa menjadi teladan merupakan sifat dasar pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima atau menggunakannya secara konstruktif, maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran.

d) Berakhlak mulia

Sebagai seseorang yang mempunyai kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, disiplin, arif, berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik guru harus mempunyai akhlak mulia. Dengan akhlak mulia guru menjadi penasihat dan orang kepercayaan bagi peserta didik.

2) Kompetensi Pedagogik

a) Kemampuan mengelola pembelajaran

Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian. (1) Perencanaan meliputi penetapan tujuan, dan kompetensi, serta

memperkirakan cara-cara apa saja yang digunakan untuk mencapainya. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi dasar siswa, dan mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk dalam kegiatan perencanaan adalah guru

(33)

commit to user

menjabarkan kurikulum ke dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

(2) Pelaksanaan adalah melakukan hal-hal yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan merupakan proses yang harus memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan. (3) Pengendalian bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai

dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. b) Pemahaman terhadap peserta didik

Dengan memahami masing-masing peserta didik, guru dapat memberikan pelayanan pembelajaran kepada masing-masing peserta didik sesuai dengan keadaan mereka. Menurut Mulyasa (2008) sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif. (1) Tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik haruslah

dimengerti dan dipahami oleh guru. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik memberikan acuan bagi guru untuk membelajarkan peserta didik dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Guru harus memahami tingkat kecerdasan peserta didik agar tepat dalam memberikan materi sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki peserta didik.

(2) Kreativitas dan aktivitas peserta didik sebenarnya merupakan sasaran proses pembelajaran. Guru dituntut mampu memahami kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

(3) Kondisi fisik peserta didik juga harus diperhatikan oleh guru. Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik diperlukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka membantu per-kembangan pribadi mereka.

(34)

commit to user

16 (4) Pertumbuhan dan perkembangan kognitif peserta didik berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik peserta didik tersebut. Perbedaan individu sebagaimana diuraikan di atas perlu dipahami oleh para guru, calon guru, pengembang kurikulum, dan kepala sekolah agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif. c) Perancangan pembelajaran

Perancangan pembelajaran bermuara kepada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran meliputi tiga kegiatan, yakni: identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

(1) Identifikasi kebutuhan. Guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar. (2) Identifikasi kompetensi. Kompetensi yang harus dipelajari dan

dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan dicapai.

(3) Penyusunan program pembelajaran. Penyusunan program pembelajaran bermuara kepada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek (Mulyasa, 2008).

d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan langkah untuk mewujudkan interaksi belajar-mengajar yang kondusif di- dalam kelas. Menurut Mulyasa pelaksanaan pembelajaran mencakup: (1) Pre tes (tes awal). Pre tes dilaksanakan sebagai upaya untuk

(35)

commit to user

tes digunakan guru sebagai sumber informasi awal untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai. Selain itu, untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.

(2) Proses. Proses adalah inti dari pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosial.

(3) Post tes. Post tes digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, post tes juga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan (2008).

e) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dengan menggunakan teknologi-teknologi yang sudah ada.

f) Evaluasi hasil belajar

Dalam mengelola belajar-mengajar guru perlu mengevaluasi hasil belajar untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai kompetensi yang seharusnya dicapai setelah proses pembelajaran selesai. Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pem-bentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.

(36)

commit to user

18 (1) Penilaian kelas. Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Penilaian kelas dilakukan guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, men-diagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik, memperbaiki proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, serta menentukan kenaikan kelas.

(2) Tes kemampuan dasar. Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran. (3) Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi. Pada setiap akhir

semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.

(4) Benchmarking. Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Penilaian dilaksana-kan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan ke-mampuan usaha dan keuletannya.

(5) Penilaian program. Penilaian program dilakukan oleh departemen pendidikan nasional dan dinas pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, kemajuan zaman.

g) Perkembangan peserta didik

Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pada umunya setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda. Dengan dorongan yang dilakukan oleh guru, maka diharapkan peserta didik mampu

(37)

commit to user

memaksimalkan potensi yang dimiliki guna pencapaian prestasi belajar secara maksimal. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstrakurikuler, pe-ngayaan dan remedial, serta bimbingan dan konseling.

3) Kompetensi Profesional

Menurut Mulyasa (2008) kompetensi profesional yang dimiliki guru meliputi.

a) Memahami standar nasional pendidikan, yang meliputi: (1) Standar isi

(2) Standar proses

(3) Standar kompetensi lulusan

(4) Standar pandidik dan tenaga kependidikan (5) Standar sarana dan prasana

(6) Standar pengelolaan (7) Standar pembiayaan

(8) Standar penilaian pendidikan

b) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, yang meliputi: (1) Memahami standar kompetensi dan kompetensi standar (SKKD) (2) Mengembangkan silabus

(3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(4) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik

(5) Menilai hasil belajar

(6) Menilai dan memperbaiki kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemajuan zaman

c) Menguasai materi standar, yang meliputi:

(1) Menguasai bahan pembelajaran (bidang studi) (2) Menguasai bahan pendalaman (pengayaan) d) Mengelola program pembelajaran, yang meliputi:

(38)

commit to user

20 (2) Menjabarkan kompetensi dasar

(3) Memilih dan menggunakan metode pembelajaran (4) Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran (5) Melaksanakan pembelajaran

e) Mengelola kelas, yang meliputi:

(1) Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran (2) Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif

f) Menggunakan media dan sumber pembelajaran, yang meliputi: (1) Memilih dan menggunakan media pembelajaran

(2) Membuat alat-alat pembelajaran

(3) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka pem-belajaran

(4) Mengembangkan laboratorium

(5) Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran (6) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar g) Menguasai landasan-landasan kependidikan, yang meliputi:

(1) Landasan filosofis (2) Landasan psikologis (3) Landasan sosiologis

h) Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik, yang meliputi:

(1) Memahami fungsi pengembangan peserta didik

(2) Menyelenggarakan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan peserta didik

(3) Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka pe-ngembangan peserta didik

i) Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, yang meliputi: (1) Memahami penyelenggaraan administrasi sekolah

(2) Menyelenggarakan administrasi sekolah

j) Memahami penelitian dalam pembelajaran, yang meliputi: (1) Mengembangkan rancangan penelitian

(39)

commit to user (2) Melaksanakan penelitian

(3) Menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pem-belajaran

k) Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran. (1) Memberikan contoh perilaku keteladanan

(2) Mengembangkan sikap disiplin dalam pembelajaran l) Mengembangkan teori dan konsep dasar pendidikan

(1) Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik

(2) Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik

m) Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual, yang meliputi:

(1) Memahami strategi pembelajaran individual (2) Melaksanakan pembelajaran individual 4) Kompetensi sosial

Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru menunjuk kepada statusnya sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. Dengan kompetensi sosial, guru berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya yang masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri. Oleh sebab itu, guru dituntut memiliki kompetensi sosial yang memadai guna menciptakan interaksi yang harmonis dengan individu lain di mana guru tersebut berada. Indikator kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru adalah dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Dalam penelitian ini, data mengenai kompetensi guru diperoleh dari persepsi siswa mengenai kompetensi guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Persepsi tersebut diperoleh siswa melalui interaksi dengan guru maupun melalui pengamatannya selama kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini menyebabkan tidak semua indikator masing-masing kompetensi guru

(40)

commit to user

22 tersebut di atas dapat digunakan karena terdapat beberapa indikator yang tidak dapat diamati oleh siswa.

c. Peran Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Kemampuan guru dalam melaksanakan berbagai peranan dalam proses belajar mengajar sebagian besar mempengaruhi keberhasilan guru me-laksanakan peranannya dalam bidang pendidikan. Adapun peran kompetensi yang diperlukan guru dalam proses belajar-mengajar menurut Hamalik (2006:48) adalah sebagai berikut:

1) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu me-miliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas.

2) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara me-mimpin kelompok-kelompok murid.

3) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara meng-arahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.

4) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mem-persiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

5) Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan. 6) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki

sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.

7) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, meramu bahan pelajaran secara professional.

8) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban kelas.

9) Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar kelas.

10) Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.

11) Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki keterampilan cara mem-berikan penghargaan terhadap anak-anak berprestasi.

12) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif.

13) Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.

2. Motivasi Belajar Siswa

a. Tinjauan Tentang Motivasi

Istilah motivasi sering muncul dalam dunia pendidikan, terutama di dalam proses pembelajaran. Motivasi dianggap sebagai unsur pokok dalam

(41)

commit to user

kegiatan belajar siswa. Motivasi berperan sebagai penggerak seorang siswa untuk belajar. Motivasi diperlukan seorang siswa untuk mencapai prestasi belajar maksimal.

1) Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai sebab atau alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu per-buatan. Mulyasa (2008) mengemukakan (mengutip simpulan Callahan dan Clark, 1988) bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku. Gleitman (1986); Reber (1988) memberikan pengertian dasar mengenai motivasi yaitu sebagai keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan atau dengan kata lain motivasi memberikan energi untuk bertingkah laku secara terarah (Syah, 2010).

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Hamzah mengemukakan bahwa “Motivasi berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat” (2007:3). Motivasi menyebabkan seseorang berusaha mencapai tujuan dengan melakukan tindakan-tindakan yang selaras dengan tujuan yang hendak dicapainya tersebut. Motivasi memang muncul dari dalam diri individu, tetapi kemunculannya karena terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik sebuah simpulan bahwa motivasi merupakan tenaga atau dorongan yang menyebabkan individu melakukan tindakan dalam rangka mencapai suatu tujuan.

2) Teori Motivasi

Motivasi erat hubungannya dengan tingkah laku manusia dalam rangka pencapaian tujuan. Sehubungan dengan hal itu, banyak para ahli

(42)

commit to user

24 memberikan pandangan mengenai motivasi. Perbedaan pandangan mengenai motivasi berakar dari sudut pandang terhadap tingkah laku manusia dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya. Adanya kebutuhan akan mendorong seseorang melakukan sebuah tindakan. Salah satu teori terkenal mengenai motivasi adalah teori kebutuhan Maslow (Hamzah, 2007). Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa ketika seseorang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka mereka ingin bergeser ketingkat yang lebih tinggi.

Gambar 2.1. Hierarki Kebutuhan Maslow (Sumber: Hamzah, 2007:41) Lebih lanjut mengenai penjelasan masing-masing tingkat dari hierarki kebutuhan Maslow adalah:

a) Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas, dan sebagainya. Mulyasa menyebutkan bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar yang memerlukan paling mendesak (2008).

b) Kebutuhan akan rasa aman. “Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan” (Hamzah, 2007:41). Keselamatan termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

c) Kebutuhan akan cinta kasih. Menurut Hamzah ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia (2007). Cinta kasih dan

Aktualisasi diri Penghargaan

Cinta Kasih Rasa Aman Kebutuhan fisiologis

(43)

commit to user

kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial. Kebutuhan kasih sayang mendorong individu mengadakan hubungan afektif dengan individu lain (Mulyasa, 2008). d) Kebutuhan akan penghargaan. Percaya diri dan harga diri maupun

kebutuhan akan pengakuan orang lain. Mulyasa menyebutkan bahwa penghargaan adalah apa yang membuat seseorang merasa yakin (pasti) dan berguna (2008).

e) Kebutuhan aktualisasi diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya. Seseorang ingin diakui keberadaannya dalam sebuah kelompok ataupun dalam kegiatan-kegiatan tertentu oleh orang lain dalam kelompok maupun kegiatan-kegiatan itu. Aktualisasi diri merupakan realisasi potensi yang dimiliki (Mulyasa, 2008).

Selain teori kebutuhan Maslow di atas, terdapat teori motivasi lain yang lebih spesifik mengenai pembelajaran dan unjuk kerja seseorang. Teori tersebut adalah teori motivasi ARCS. Teori motivasi ARCS merupakan hasil analisis dari teori-teori dan konsep motivasi yang dikembangkan oleh Keller. Keller (2010) menyatakan bahwa “The analysis of motivation needs and corresponding selection of tactics are based on four dimensions of motivation that were derived from the synthesis of motivational concepts and theories, and are known as attention (A), relevance (R), confidence (C), and satisfaction (S)” (hlm. 4). Teori ARCS dikembangkan untuk mendapatkan rancangan pem-belajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar.

Berdasar atas teori harapan nilai (expentancy value theory) dengan 2 komponennya yaitu nilai (value) dari tujuan yang hendak dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil meraih tujuan, teori ini dikembangkan menjadi 4 pilar yakni perhatian (attention), perkaitan

(44)

commit to user

26 (relevance), keyakinan (confidence), dan kepuasan (satisfaction) yang mengerucut pada pencapaian tujuan dan harapan akan keberhasilan.

Pengaruh ARCS dalam belajar dan unjuk kerja seseorang dapat ditunjukkan pada Gambar 2.2. berikut.

Gambar 2.2. Macro Model Motivasi, Belajar, dan Unjuk Kerja (Keller, 2010:5)

Dari Gambar 2.2. dapat diketahui keingintahuan seseorang (curiosity/attention) dan motif atau nilai (relevance) berkombinasi bersama dengan harapan untuk sukses (expetancy/confidence) akan menentukan tujuan yang hendak diperoleh, ketiga aspek tersebut merupakan hal utama dan kemudian memimpinnya berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengaruh dari luar dan dari dalam seseorang dalam proses pencapaian tujuan mempengaruhinya untuk berusaha dan berunjuk kerja. Ketika tujuan telah tercapai maka diperoleh sebuah tingkat keberhasilan (consequenses) sebagai hasil dari usaha (effort) dan unjuk kerjanya (performance). Tingkat keberhasilan yang diperoleh menentukan derajat kepuasan sebagai hasil dari proses pencapaian tujuan.

Seberapa besar usaha yang dilakukan seseorang secara tidak langsung didasari atas seberapa besar harapan untuk berhasil mencapai

Gambar

Gambar 2.1. Hierarki Kebutuhan Maslow (Sumber: Hamzah, 2007:41)  Lebih  lanjut  mengenai  penjelasan  masing-masing  tingkat  dari  hierarki kebutuhan Maslow adalah:
Gambar  2.2.  Macro  Model  Motivasi,  Belajar,  dan  Unjuk  Kerja  (Keller,  2010:5)
Gambar  2.3.  Kerangka  Pemikiran  Hubungan  antara  Kompetensi  Guru  dan  Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan upaya perlindungan hukum bagi anak khususnya yang bermasalah dengan hukum, maka dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Tidak terjadinya perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman M & A pada perusahaan kapitalisasi besar ini mengindikasikan bahwa tingkat

Metode penentuan subyek penelitian menggunakan metode sensus, subyek penelitiannya adalah seluruh petani padi sawah yang bergabung dalam satu kelompok tani yang mengikuti

Model pertama dan kedua di atas lebih mengarah pada cara kerja pemahaman, tetapi model yang ketiga ini yaitu model hermeneutik ontologi erat kaitannya dengan konsep asli,

Dinyatakan dengan x, pergeseran OP diukur dari posisi keseimbangan O (arah ke bawah positif), tampak bahwa gaya-gaya yang bekerja pada partikel adalah berat W dan gaya

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui dampak sosial ekonomi dari adanya atraksi wisata budaya reog ponorogo, untuk mengetahui adanya ragam budaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar kimia SMK kelas X semester I pokok bahasan Lambang unsur dan persamaan reaksi yang

Untuk mustahiq yang mempunyai keahlian namun masih belum mempunyai aat dan modal yang cukup akan diberikan bantuan alat, dan yang berdagang diberikan modal uang untuk