• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kelompok dalam Mendukung Pengembangan Kapasitas...Fani Kariena Herfina PERANAN KELOMPOK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Kelompok dalam Mendukung Pengembangan Kapasitas...Fani Kariena Herfina PERANAN KELOMPOK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 1 PERANAN KELOMPOK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAPASITAS

WANITA PEDESAAN

THE ROLE OF GROUP IN SUPPORTING CAPACITY BUILDING OF RURAL WOMEN

Fani Kariena Herfina*, Lilis Nurlina**, Ali Mauludin**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

e-mail : fanikarienaherfina@yahoo.com

ABSTRAK

Pengembangan kapasitas merupakan upaya yang dilakukan kelompok untuk mengembangkan kualitas diri secara berkelanjutan dalam melaksanakan usaha. Kelompok menjadi wadah untuk membantu wanita pedesaan dalam proses pengembangan kapasitas. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi Propinsi Jawa Barat pada bulan Mei 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji peranan kelompok dalam mendukung pengembangan kapasitas wanita pedesaan terhadap aspek pengolahan susu sapi dan untuk mengetahui pengembangan kapasitas yang dilakukan wanita pedesaan terhadap aspek pengolahan susu sapi. Metode yang digunakan adalah studi kasus melalui pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Tahapan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok berperan dalam mendukung pengembangan kapasitas wanita pedesaan melalui perannya sebagai kelas belajar, sebagai unit produksi, serta kelompok sebagai unit usaha dan peran sebagai wahanan kerjasama. Pengembangan kapasitas wanita pedesaan di Kelurahan Cipageran dinilai cukup baik karena adanya motivasi di setiap kelompok, pengembangan kreativitas dalam produk olahan susu dan secara eksternal mendapat bantuan pelatihan, modal, peralatan dari pihak instansi terkait serta bimbingan dari SMD (Sarjana Membangun Desa).

Kata Kunci : Peranan Kelompok, Pengembangan Kapasitas, Wanita Pedesaan

ABSTRACT

Capacity Building an effort which conducted by group to build self quality in sustaining their business. The group can be rolled to rural women in capacity building process. The research was conducted in Cipageran village North Cimahi district Cimahi city west Java on Mei 2016. The aim of this research was to examine the role group in supporting rural women capacity building toward milk processing aspect and to know capacity building which conducted by rural women toward aspect of milk process. The method used is case study through qualitative approach with a collecting data technique through deep interview, observation, and literatur study. The stage of analysis data included data reduction, data presentation and conclusion. The result indicated that the role of group in supporting rural

(2)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 2 women capacity building through it’s role as study class, production unit, and business unit, and also rule as coorperating place. Capacity building on rural women in Cipageran sub district considered quite good for their motivation in group, the development of creativity in dairy product and externally receive training assistance, capital, equipment from relevant agencies as well as the guidance of scholars build a village.

Keyword : Role Group, Capacity Building, Rural Women

PENDAHULUAN

Pembangunan usaha di bidang pengolahan susu banyak diminati oleh wanita pedesaan, seperti halnya di Kelurahan Cipageran banyak dilakukan oleh istri peternak atau ibu rumah tangga yang tidak memiliki ternak namun memiliki keinginan untuk mengolah susu. Pengembangan usaha di bidang pengolahan susu juga tidak terlepas dari peranan kelompok dalam mengupayakan wanita pedesaan agar mampu mengolah susu, mendapat nilai tambah, serta mudah dalam pengolahannya. Melalui kelompok, diharapkan wanita pedesaan dapat saling mendukung mengenai pengetahuan dan kemampuan dalam mengolah susu.

Peranan kelompok dalam mencapaian keberhasilan usaha tidak terlepas dari perbaikan kualitas sumber daya internal (wanita pedesaan) maupun dorongan eksternal (kelompok).

Capacity Building sangat diperlukan oleh wanita pedesaan untuk mencapai keberhasilan

usaha, dengan dibantu kelompok wanita pedesaan dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam aspek pengolahan susu. Capacity Building bisa meliputi pendidikan dan

pelatihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun bantuan keuangan, hal ini

mengacu pada proses pengembangan kemampuannya baik secara individual maupun kolektif untuk melaksanakan fungsi sebagai manajer sekaligus pekerja dalam usahanya, menyeleseikan masalah, dan mencapai tujuan-tujuan secara mandiri.

Proses Capacity Building wanita pedesaan dapat diperoleh secara kolektif dari pelayanan kelompok, melalui penyuluhan dan pelatihan yang dapat membangun sikap kreatif dan profesional, serta dapat juga diperoleh secara individual seperti pendidikan formal dan non formal yang pernah diikutinya. Pendidikan non formal dapat berupa kursus dan pelatihan di luar pelayanan kelompok. Wanita pedesaan dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi yang memudahkan untuk mencari inovasi maupun informasi baru. Selain hal tersebut, Capacity Building juga tidak terlepas dari pengembangan

(3)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 3 mental usaha wanita pedesaan dalam mengambil keputusan untuk menghadapi berbagai ancaman usaha, baik secara ekonomi maupun sosial.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengkaji peranan kelompok dalam mendukung pembangunan kapasitas wanita pedesaan terhadap aspek pengolahan susu dan mengkaji pembangunan kapasitas yang dilakukan oleh wanita pedesaan terhadap aspek pengolahan susu.

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah peranan kelompok dan pembangunan kapasitas. Objek penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi perhatian pada kegiatan penelitian atau dengan kata lain sesuatu yang menjadi sasaran penelitian (Arikunto, 2010).

Subjek penelitian ini adalah wanita pedesaan yang termasuk kelompok pengolahan susu di Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Subjek penelitian adalah sesuatu yang sangat penting kedudukannya dalam penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi, masyarakat, benda atau hal (Sugiono, 2002).

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus melalui pendekatan kualitatif. Studi kasus didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian tertentu (Paturochman, 2005). Menurut Munandar (2004) penelitian metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif memperhatikan kepada prosesnya disamping hasilnya, berorientasi kepada pemaknaan (meaning) tentang rasa kehidupan dan pengalaman serta strukturnya juga akan mendeskripsikan proses dan pemaknaan.

3. Penentuan Informan

Informan dipilih secara purposive artinya informan dipilih berdasarkan kebutuhan sesuai dengan permasalahan penelitian. Informan yang diambil sebanyak 16 orang. Pada 5 kelompok pengolahan susu, tiga anggota dari setiap kelompokakan menjadi sumber

(4)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 4 informan untuk penelitian ini. Tiga anggota dari setiap kelompok merupakan 1 ketua dan 2 anggota, ditambah 1 SMD sebagai sumber informan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara yang sudah dirancang sebagai alat pengumpulan data dan observasi lapangan secara langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, seperti dokumen atau bahan literatur, kondisi umum daerah penelitian yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Cimahi Utara, atau artikel ilmiah yang berhubungan dengan tema penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Kelompok

Peranan yang harus dilakukan kelompok ialah peran sebagai kelas belajar, unit produksi dan wahana kerja sama (Departemen Pertanian, 2007). Pada kelompok pengolahan susu di kelurahan Cipageran, peran kelompok sangat penting untuk menunjang pengetahuan dan kreativitas anggotanya. Kelompok dapat menjadi wadah bagi anggota untuk dapat saling berinteraksi, bertukar pikiran dan menambah pengalaman dalam bidang pengolahan susu.

Dalam upaya pengembangan kelompok tani, kelompok diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan perannya. Hal ini dimaksudkan agar kelompok dapat berperan dalam pengembangan keberdayaan ibu-ibu di kelurahan Cipageran, karena melalui pendekatan kelompok dapat dipercaya mampu mengembangkan keberdayaan.

Sebagai Kelas Belajar

Peranan kelompok sebagai kelas belajar, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh kelompok dalam memfasilitasi anggotanya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Indikatornya terdiri dari pertemuan berkala, materi yang diberikan, fasilitas komunikasi dan teknologi, penyelenggaraan pelatihan.

Kelompok sebagai kelas belajar yaitu peranan yang dilakukan oleh kelompok sebagai wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

(5)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 5 sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani (Departemen Pertanian, 2007).

Pada awalnya kelas belajar dilakukan saat penyuluhan. Penyuluhan diberikan oleh Pemkot yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan seperti Ekuitas dan Unpad. Setelah penyuluhan selesei setiap kelompok dan anggotanya mengadakan pertemuan untuk mengulang apa yang diajarkan saat pengolahan, karena hasil olahan susu yang dilakukan saat penyuluhan tidak sepenuhnya selalu berhasil, itu sebabnya setiap kelompok selalu mengadakan pertemuan belajar demi terciptanya produk olahan yang optimal.

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek (Cronbach, Harold Spers, Geoch dalam Sardiman, 2007). Pendapat tersebut sejalan dengan Rogers (2003) dalam Nursalam (2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau kecakapan menusia berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Wanita pedesaan yang mengikuti kelas belajar berarti telah mengalami perubahan perilaku dalam aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).

Sebagai Unit Produksi

Peran kelompok sebagai unit produksi, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh kelompok dalam mendorong tercapainya skala usaha yang efisien. Indikatornya terdiri dari penyusunan rencana penyediaan input produksi, penerapan teknologi, penerapan aspek sanitasi dan hygine.

Kelompok sebagai unit produksi yaitu peranan yang dilakukan kelompok dalam mengintegrasikan usaha tani yang dimiliki oleh masing-masing anggota kelompok menjadi satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan (Departemen Pertanian, 2007).

Kelompok memiliki peran sebagai unit produksi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan kreativitasnya dalam mengolah susu demi hasil produksi yang optimal.

(6)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 6 Setelah dilakukannya peran kelompok sebagai kelas belajar, kelompok harus melanjutkan perannya sebagai unit produksi untuk mengembangkan menjadi usaha.

Penyediaan input sudah terencanakan dengan baik, bahan-bahan dan alat untuk menunjang unit produksi biasanya sudah disiapkan dari jauh hari, untuk alat biasanya kelompok mendapatkan bantuan dari Pemerintahan Kota Cimahi, atau biasanya menggunakan alat pribadi jika ada yang memiliki. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat produk olahan biasanya dibeli oleh ketua atau anggota, mereka biasanya membeli bahan untuk beberapa kali produksi. Hal ini dilakukan karena lokasi yang cukup jauh. Teknologi dalam mengolah susu masih sederhana, karena keterbatasan dalam aspek kemampuan kerja dan aspek modal menyebabkan usaha ini masih dilakukan dalam skala kecil. Aspek kebersihan hanya dengan cara mencuci tangan dan membersihkan alat-alat produksi, untuk mengetahui batas kadaluarsa kelompok hanya melihat seberapa lama terjadinya perubahan pada produk olahan, tetapi Ibu Rina selaku SMD ikut membantu kelompok, dengan cara membawa produk olahan tersebut ke laboratorium untuk mengetahui lebih pasti batas kadaluarsa produk olahan tersebut.

Peran kelompok sebagai unit produksi yaitu kelompok bekerja untuk membuat suatu produk olahan dengan bahan dasar susu dan menambahkan beberapa input untuk menjadikan produk olahan yang bervariasi untuk menambah nilai jual produk tersebut.

Sebagai Unit Usaha

Peran kelompok sebagai unit usaha, yaitu tingkat peran yang dilakukan kelompok dalam mencari dan memanfaatkan peluang untuk keberhasilan usaha anggota. Indikatornya terdiri dari rencana usaha, fasilitas permodalan, fasilitas pemasaran.

Salah satu faktor yang menunjang peranan kelompok dalam mengembangkan usaha bersama anggotanya adalah dengan cara merencanakan usaha yang akan digeluti, bagaimana kelompokmemulai usaha hingga bagaimana cara memasarkan produknya.

Pembentukan kelompok pada awalnya dilakukan pada saat ibu-ibu mengolah susu, mereka berkumpul dan membuat olahan dari susu.Setelah melihat potensi yang ada ibu Rina selaku Sarjana Membangun Desa melihat peluang untuk mengembangkannya menjadi usaha,setelah kelompok terbentuk lalu mereka merencanakan produk apa yang akan dibuat,

(7)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 7 setiap kelompok memiliki produk olahan yang berbeda-beda agar memudahkan mereka untuk memasarkan produk tersebut, dan agar tidak adanya saingan antar kelompok.

Modal awal untuk memulai usaha ini didapat dari iuran tiap anggota, iuran disesuaikan dengan berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk pengolahan. Setelah produk jadi dan dipasarkan, keuntungan yang didapat dijadikan modal untuk poduksi selanjutnya, jika ada sisa biasanya kelompok simpan untuk menjadi uang kas.

Menurut Soekartawi (1995) dalam pengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Kelompok pengolahan susu di kelurahan Cipageran memanfaatkan susu sebagai suatu usaha, karena di daerah tersebut sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah. Kelompok pengolahan susu di kelurahan Cipageran sudah cukup efektif dan efesien dalam mengolah susu, mereka berusaha meminimalisir biaya produksi namun mengoptimalkan hasil produksi agar mendapatkan harga jual yang maksimal.

Wahana Kerjasama

Peran kelompok sebagai wahana kerjasama, yaitu tingkat peran yang dilakukan kelompok dalam mendorong kerjasama antar anggota dan di luar kelompok. Indikatornya terdiri dari kerjasama pengelolaan kelompok dan kerjasama dengan pihak luar.

Kelompok sebagai wahana kerjasama yaitu peranan yang dilakukan kelompok sebagai wadah kerja sama antar anggota kelompok, antar kelompok dan pihak lain (Departemen Pertanian, 2007).

Kerjasama antar anggota di kelompok pengolahan susu Cipageran sudah cukup baik, terlihat dari antar anggotanya yang dapat bekerja sama di kelompoknya, tidak seperti kelompok-kelompok sebelumnya. Mereka membuat jadwal, menghitung berapa jam kerja agar jelas gaji yang akan didapat, membuat jadwal pertemuan untuk menghadiri undangan atau penyuluhan. Hal ini dapat mengajarkan anggota untuk bertanggung jawab dengan tugasnya dan agar anggota dapat mandiri terlepas dari peran ketuanya.

Namun kerjasama kelompok dengan pihak luar masih belum optimal, karena sebagian besar kelompok pengolahan susu di kelurahan Cipageran belum memiliki kerjasama dengan pihak luar dalam hal permodalan atau pemasaran, di beberapa kelompok contohnya pada

(8)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 8 kelompok Tekad Mandiri dan Yogcipa mereka masih mandiri dalam masalah permodalan, mereka mendapatkan modal dari iuran anggota. Berbeda dengan kelompok Melek Aksara, kelompok dengan produk olahan sabun ini sudah banyak mendapatkan bantuan mulai dari permodalan hingga packaging, kelompok Melek Aksara mendapatkan modal dari Bank Jabar Banten (BJB), bantuan berupa kertas untuk packaging sabun dan pembangunan rumah produksi dari Ekuitas.

Pembangunan Kapasitas

Kreativitas, adaptabilitas, motivasi dan perbaikan usaha berkelanjutan merupakan aktivitas pembangunan kapasitas diri secara berkelanjutan yang dilakukan oleh wanita pedesaan sebagai upaya memperkuat kualitas dirinya dan meningkatkan kinerja untuk mencapai produktivitas usaha yang optimal. Pada dasarnya kapasitas pada individu dapat dianalogikan sebagai isi, kewenangan atau tanggung jawab, dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki olehnya. Khususnya dalam penelitian ini, anggota sebagai manajer dan juga sebagai individu yang otonom idealnya dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat agar usahnya dapat berkembang dan mencapai keberhasilan usaha (Morrison, 2013).

Peran wanita pedesaan di kampung Leuweung hanya sebatas istri yang bekerja di dapur, mengurus anak dan suami, karena pendidikan yang rendah membuat mereka terbatas dalam mencari pekerjaan. Pengembangan kapasitas wanita pedesaan merupakan upaya memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi untuk meningkatkan kualitas hidup ke arah yang lebih baik. Selain sekolah formal pengembangan kapasitas pada wanita pedesaan di kampung Leuweung juga di dapat dengan cara mengikuti kelompok pengolahan susu, dengan masuk kelompok pengolahan susu mereka dapat mengikuti kegiatan penyuluhan, dan pembinaan dalam mengolah susu. Kelompok pun mengajarkan mereka untuk berani berbicara di depan umum untuk mengemukakan pendapat, dan bertukar pengalaman mengenai mengolah susu.

Perempuan dalam proses pembangunan dipedesaan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang adil belaka, tindakan mengajar, mendorong perempuan dipedesaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan merupakan suatu tindakan yang efisien.

(9)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 9 Kreativitas

Kreativitas wanita pedesaan dapat dibangun dari dalam diri sendiri maupun pengaruh dari luar. Mencapai usaha yang efesien dan hasil yang optimal, wanita pedesaan harus kreatif dalam memilih inovasi yang sesuai dengan usahanya. Berbagai inovasi dapat diperoleh dari penyuluhan, pelatihan, studi banding, maupun berkomunikasi dengan orang lain. Kecanggihan teknologi pada zaman sekarang, dapat memberikan peluang pada wanita pedesaan untuk mengetahui berbagai informasi dan teknologi terbaru yang menjadikan wanita pedesaan lebih mudah untuk mengembangankan kapasitasnya.

Di kelurahan Cipageran terutama di dusun Leuweung merupakan salah satu dusun yang kebanyakan warganya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah, untuk memanfaatkan kesempatan ini Pemkot Cimahi bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk memberdayakan wanita pedesaan agar mampu mengolah susu menjadi berbagai macam olahan, dengan cara memberi berbagai macam pelatihan mengenai cara mengolah susu, hal ini juga bertujuan agar wanita pedesaan dapat membantu pengembangan perekonomian di daerah tersebut.

Kreativitas dapat dilihat dari bagaimana cara kelompok dapat berinovasi dengan produk olahannya, terlepas dari penyuluhan yang didapat tentang mengolah susu, kreativitas dapat digali dengan cara keingintahuan yang lebih untuk mengolah susu, membuat produk olahan berbeda dengan yang lain agar dapat menarik perhatian konsumen.

Sukses atau tidaknya suatu usaha terletak pada kesediaan si pengusaha untuk senantiasa mengetahui dan memahami kebutuhan orang lain dengan proses pengamatan dimana ia berada dan berusaha untuk mencapai dan memenuhi hal tersebut. Oleh karena itu setiap wirausaha selalu dituntut untuk kreatif.Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new

things).

Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hinggaberhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memilikinyadan membuat lompatan yang

(10)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 10 memungkinkan, mereka memandang segala sesuatudengan cara-cara yang baru (Suryana, 2006).

Adaptabilitas

Adabtabilitas merupakan salah satu hal yang paling penting dalam penyelenggaraan proses pengembangan kapasitas diri secara berkelanjutan. Mengacu pada pemaknaan kapasitas, pembangunan kapasitas pada dasarnya merupakan pada sejumlah proses pembelajaran yang saling berkaitan, akumulasi benturan yang menambah prospek untuk individu (wanita pedesaan) atau kelompok pengolahan susu di kelurahan Cipageran agar secara terus menerus beradaptasi atas perubahan.

Perjalanan usaha mengolah susu dari awal hingga saat ini tidak terlepas dari adanya permasalahan yang dihadapi oleh kelompok. Oleh karenanya kompetensi yang dimiliki oleh wanita pedesaan harus selalu mengalami penyesuaian dan tanggap terhadap perubahan tersebut.

Ibu-ibu di kelurahan Cipageran merasa terbantu dengan mengikuti kelompok pengolahan susu, selain bertambahnya ilmu juga mampu membantu perekonomian mereka. Sebelum mengikuti kelompok sebagian dari mereka hanya sebagai ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan, setelah mengikuti kelompok mereka menjadi tahu bagaimana cara mengolah susu menjadi produk olahan lainnya.

Kelompok pun selalu bermusyawarah dengan anggotanya, apapun yang menyangkut dengan kelompok selalu dibicarakan dan anggota dapat berpendapat untuk mengemukakan pikirannya. Untuk bekerja secara profesional mungkin mereka belum cukup baik, karena mengolah susu hanya pekerjaan sampingan bagi mereka. Setiap anggota diajarkan untuk dapat berkomunikasi dengan baik, biasanya dengan cara meminta setiap anggota mendatangi undangan atau penyuluhan yang diberikan oleh Pemkot, hal ini dapat mengembangkan keberanian mereka untuk bersosialisasi dengan kelompok lain.

Adaptasi adalah penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan dan pelajaran (Tim Penyusun KBBI, 1997). Pendapat tersebut sejalan dengan Meinarno (2011) adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap lingkungan dan keadaan sekitar. Kelompok yang baik adalah

(11)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 11 kelompok yang dapat menyesuaikan dimana ia berada, dan dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan disekitar terutama perubahan mengenai usaha yang ia jalankan.

Motivasi

Salah satu faktor yang mendasari pembangunan kapasitas pada tingkatan individu adalah motivasi, selain itu inisiatif diri adalah modal dasar dalam meningkatkan motivasi setiap individu. Dalam pengembangan kapasitas wanita pedesaan, setiap individu memiliki motivasi yang berbeda. Motivasi adalah daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi secara optimal dalam mendukung keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya. Artinya, tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi tersebut (Siagin, 2002).

Sebagian besar wanita pedesaan mengikuti kelompok pengolahan susu karena dorongan ekonomi demi memenuhi kebutuhan hidup, dan lebih memilih beraktivitas diluar daripada hanya diam dirumah. Desakan ekonomi merupakan salah satu faktor utama yang mendorongan ibu-ibu untuk mengikuti kelompok pengolahan susu, mereka mengikuti kelompok pengolahan susu dengan kemauan mereka sendiri, selain itu dengan mengikuti kelompok pengolahan susu mereka berharap dapat meningkatkan kehidupan mereka kearah yang lebih baik lagi.

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Seseorang dapat maju bila adanya motivasi dari dalam dirinya. Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok pengolahan susu berarti memiliki motivasi yang kuat di dalam dirinya untuk bertahan pada kelompoknya masing-masing.

Perbaikan Usaha Berkelanjutan

Perbaikan usaha berkelanjutan merupahan hal terpenting dalam proses pengembangan kapasitas wanita pedesaan. Pada hakikatnya pembangunan kapasitas pada tingkat individu oleh wanita pedesaan sendiri, akan mengarah pada tata kelola manajemen usaha yang lebih baik. Menyadari hal itu perbaikan usaha berkelanjutan yang dilakukan oleh wanita pedesaan akan berdampak pada keberhasilan usaha. Oleh karena itu wanita pedesaan harus senantiasa meningkatkan pengendalian mutu dengan cara mengevaluasi diri atas pekerjaan yang telah

(12)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 12 dilaksanakan dan berusaha memanfaatkan hasil pengukuran kinerja untuk perbaikan usaha berkelanjutan.

Pengembangan kapasitas wanita pedesaan dalam perbaikan usaha berkelanjutan dengan melakukan perbaikan secara terus menerus agar dapat bekerja lebih efektif dan efesien. Seperti menjaga mutu kerja produksi, melakukan pencatatan hasil produksi, melakukan perbandingan hasil produksi, dan berusaha untuk mencapai produksi yang optimal.

Salah satu faktor agar menciptakan mutu kerja yang optimal adalah menjalin ikatan yang baik antar individu, kelompok yang harmonis mampu meningkatkan mutu kerja yang optimal. Anggota akan bekerja dengan baik bila dia nyaman dengan pekerjaan tersebut. Dilihat dari kelompok pengolahan susu di Kelurahan Cipageran beberapa kelompok dapat menjalin ikatan yang baik di dalamnya. Sebagian lagi tidak, karena dapat dilihat kelompok yang terjalin dengan harmonis akan lebih langgeng daripada kelompok yang kurang harmonis. Kebanyakan dari kelompok yang kurang harmonis memilih untuk membubarkan kelompok tersebut.

Beberapa kelompok melakukan pencatatan hasil produksi untuk melihat apakah usahanya mengalami kenaikan atau penurunan, biasanya kelompok yang rutin mencatat hasil produksi dapat memperbaiki hasil produksi di kemudian hari, karena mereka mampu menganalisa dari hasil produksi sebelumnya agar dapat meningkatkan hasil produksi kedepannya.

KESIMPULAN

Peranan kelompok pengolah susu di Kelurahan Cipageran tergolong cukup baik. Hal tersebut terlihat dari peran kelompok sebagai kelas belajar merupakan peran yang sangat menunjang bagi wanita pedesaan. Dilihat dari peran kelompok sebagai unit produksi dan wahana kerjasama masih belum optimal. Pengembangan kapasitas wanita pedesaan di Kelurahan Cipageran dinilai cukup baik, karena ditunjang oleh adanya motivasi, pengembangan kreativitas dalam produk olahan susu, dan secara eksternal mendapat bantuan pelatihan, modal, peralatan dari dinas instansi terkait serta bimbingan dari Sarjana Membangun Desa (SMD).

(13)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 13 SARAN

Kelompok harus meningkatkan perannya sebagai unit produksi dan wahana kerjasama. Wanita pedesaan yang telah mengikuti kelompok pengolahan susu sebaiknya mengajak ibu-ibu yang lain untuk ikut berpartisipasi di dalam kelompok. Harus ada rantai pemasaran yang jelas, jika hanya dipasarkan digerai yang berada di Cipageranakan mempersulit kosumen yang akan membeli, karena letak gerai yang kurang strategis.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada pembimbing utama, Dr. Ir. Hj. Lilis Nurlina, M.Si., dan tidak lupa kepada pembimbing anggota, M. Ali Mauludin, S.Pt., M.Si., yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membimbing. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Biro Perencanaan Dn Kerjasama Luar Negeri (2000). Kebijakan Pemberdayaan Kelembagaan Tani. Departemen Pertanian.

Brown, Lisanne; LaFond Anne; Marcintyre, Kate, 2001, Measuring Capacity Building, Carolina Papulation Centre/University of North Carolina Chapel Hill

Daulay, Harmona.,2001. Pergeseran Pola Relasi Gender di Keluarga Migran; Studi Kasus TKIW Di Kecamatan Rawamarta, Kabupaten Karawang - Jawa Barat,Yogyakarta: Penerbit Galang Press.

Eade .1997. Capacity Building an approach to People-Centered Development, Oxford, UK : Oxform GB

Gaffar, Affan. 1998. MerangsangPartisipasi Politik Rakyat. Dalam Demetologasi Politik

Indonesia. Syarofin Arba MF (edt). Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Gandara, R. (2008). Capacity Building Dosen pada Jurusan di Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara. Skripsi Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gibson, J. L., J. M. Ivancevich dan J.H. Donnelly. 1995. Organisasi : Perilaku, Struktur dan Proses. Erlangga. Jakarta.

Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy Implementation in the Third World. Princeton, NJ: Princeton University Press.

2000, Politics and Apolicy Implementation in the Third World, new jersey: Princetown University Press.

Keban, Yeremias. T. (2000). “Good Governance” dan “Capacity Building” sebagai Indikator Utama dan Fokus Penilaian Kinerja Pemerintahan. [Online]. Tersedia :

(14)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 14 Public Sector of Developing Countries Boston MA Harvard Institue for International Development.

Milen. 2001. What Do We Know About Capacity Building?, An Overview of Existing Knowledge and Good Practice.World Health Organization (Department of Health Service Provision). Geneva

Milen, Anni. 2004. Pegangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Pondok Pustaka Jogja, Yogyakarta.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Munandar, S.C. Utami, 2003, Pengembangan Krativitas Anak Berbakat, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Munandar, M. Sulaeman. 2004. Metodologi Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatif. Laboratorium Sosiologi dan Penyuluhan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran; Sumedang.

Sarwono, Sartlito dan Eko A.Meinarno. 2011. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Mentz, J.C.N. (1997). Personal and Institution Factor in Capacity Building and Institutional Development, Working Paper No. 14, Maastrict :ECDPM

Milen, Anni. 2004. Pegangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Pondok Pustaka Jogja, Yogyakarta.

Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Morrison, Terrence 2001. Actionable Learning – A Handbook for Capacity Building

ThroughCase Based Learning. ADB Institute.

2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Paturochman, M. 2005. Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel. Universitas Padjajaran. Bandung.

Payaman J. Simanjuntak. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia.

Schoorl, JW. 1980. Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara

Philbin, Ann. (1996) Capacity Building in Social Justice Organizations Ford Foundation : online Wikipedia The Free Encyclopedia. [Online].Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity_building.

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. Rida, Gandara. 2008. Capacity Building Dosen pada Jurusan di Perguruan Tinggi Badan

Hukum Miliki Negara. Fakultas Ilmu Pendidikan UPI; Bandung.

Sajogyo, Pudjiwati dan Sajogyo, 1992, Sosiologi Pedesaan - Jilid 2, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

1994. Menuju gizi baik yang merata di pedesaandan di kota. Gajah Mada Univeresity Press: Yogyakarta

Samsudin. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta, Bandung 1993. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bina Cipta. Bandung.

Schoorl, JW. 1980. Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara

Slamet, Margono. 2001. Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyongsong Era

Tinggal Landas dalam Penyuluhan Pembangunan di Indonesia : Menyongsong Abad 21. Jakarta : PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

2003. Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Membetuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Disunting oleh Ida Yustina dan Adjat Sudradjat. Bogor: IPB Press. Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Rajawali. Jakarta.

(15)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 15 Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta

Sugihastuti. 2000. Kritik Sastra Feminis, Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suhardiyono, I. 1992. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Pertanian Penyuluhan

Pertanian. Erlangga. Jakarta.

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo. Trimo, STP. 2006. Evaluasi Penyuluhan Pertanian Permasalahan dan Upaya Pemecahannya

di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Unpublished.

Usman, Husaini dan Akbar Setiady Purnomo. 2011. Metode Penelitian Edisi Kedua. PT. Bumi Aksara; Jakarta.

Yap, Jan, t.L. (2000). Human Resources Capacity Building. [Online]. Tersedia: http://www.Gtzsfdm.or.id

(16)

<Fakultas Peternakan> | Universitas Padjadjaran 16 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Fani Kariena Herfina

NPM : 200110120222

Judul Artikel : “Peranan Kelompok dalam Mendukung Pengembangan Kapasitas Wanita Pedesaan”

Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini.

Jatinangor, 1 Februari 2017

Mengetahui, Penulis,

Pembimbing Utama,

(Dr. Ir. Hj. Lilis Nurlina, M.Si.) (Fani Kariena Herfina)

Pembimbing Anggota,

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Pemodelan 3D candi cetho dengan procedural texture didapatkan prosentase Sebanyak 72 % Tidak mirip,20 % mirip, dan 6% sangat Tidak mirip sedangkan Untuk Model

Proporsi variasi pengaruh variabel emphaty, reliability , responsiveness , tangibles , dan assurance terhadap variabel kepuasan Mahasiswa MM STIE-AUB dapat dilihat

Syarat agar usulan investasi tersebut diterima adalah IRR haruslah lebih besar dari discount rate yang digunakan untuk menghitung NPV, atau juga IRR haruslah lebih besar dari

hal hal ini ini ikarenakan ikarenakan mistar sorong (Vernier Caliper) memiliki &#34;ungsi yang banyak alam pengukuran mistar sorong (Vernier Caliper) memiliki &#34;ungsi

Saran : Dari hasil penelitian ini disarankan kepada perawat untuk lebih meningkatkan kualitas pemberian discharge planning yang diberikan dengan meningkatkan

Pada tahun 2020, karena alasan pandemic Covid 19, LTMPT hanya mengujikan Tes Potensi Skolastik (TPS) pada UTBK SBMPTN 2020. Tes skolastik sendiri pada dasarnya

Setiap dosen/guru baik mengetahui atau tidak memiliki suatu filsafat pendidikan, yaitu seperangkat keyakinan mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa

© Aksi Edit Hapus Deskripsi Roduk xxxxx Warna xxxxx Ukuran xx Kategori xxxx Harga xxxxx Stock xx Gambar xxxxx Nama Produk xxxxx Kode Produk xxxxx No x Tambah [+] Produk ADMIN