• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo

Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo merupakan salah satu lembaga pemerintah yang bertugas melaksanakan tugas umum pemerintah dan pembangunan dibidang agama sebagai tindak lanjut dari penetapan pemerintah Nomor 1/SD Tahun 1946 yang untuk kemudian menjadi dasar pembentukan Kantor Departemen Agama di tingkat Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 1950 dengan nama Jawatan Agama Gorontalo atas prakarsa pemerintah dan masyarakat Gorontalo. Kedudukan Jawatan Agama Gorontalo pada akhirnya mengalami perubahan dari penyebutan Departemen Agama menjadi Kementrian Agama berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2010.

4.1.2 Visi, Misi, Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo a. Visi Kementerian Agama Kota Gorontalo adalah :

1) Mewujudkan masyarakat yang agamais, berperadaban luhur, berdasarkan hati nurani yang disinari oleh ajaran agama.

2) Menghindari perilaku radikal, ektrim, tidak toleran dan exklusif dalam kehidupan beragama, sehingga terwujud masyarakat yang rukun ddan damai dalam kebersamaan dan ketentraman.

(2)

3) Terbinanya masyarakat agar menghayati, mengamalkan ajaran – ajaran agama dengan sebenar – sebenarnya mengutamakan persamaan, menghormati perbedaan melalui internalisasi ajaran agama.

b. Misi

1) Menerapkan budaya pemerintah dan sistem birokrasi yang produktif pada seluruh aparat dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo dengan menerapkan sistem pembinaan dan pengawasan yang efektif dan inovatif pada seluruh tingkatan lapisan unit kerja dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo.

2) Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan pemahaman keagamaan sehingga tercipta penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kegamaan kerukunan beragama dan keluarga sakinah

3) Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan 4) Meningkatkan kualitas penerangan agama islam dan pemberdayaan masjid 5) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pembinaan haji

6) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan zakat wakaf

7) Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang transparan, bersih & dan berwibawa.

(3)

4.2.1 Uji Validitas Instrumen

a. Uji Validitas Instrumen Variabel Pengawasan (X)

Hasil uji validitas instrumen variabel pengawasan (X) melalui program SPSS for windows versi 17.0 diperoleh hasil berikut.

Tabel 4.1 Item-Total Statistics Variabel Pengawasan (X)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Pertanyaan No. 1 50.23 17.024 .690 .889 Pertanyaan No. 2 50.15 17.257 .520 .896 Pertanyaan No. 3 49.52 16.785 .704 .888 Pertanyaan No. 4 49.55 15.782 .787 .882 Pertanyaan No. 5 49.83 16.518 .551 .895 Pertanyaan No. 6 49.52 16.785 .704 .888 Pertanyaan No. 7 49.45 17.251 .750 .889 Pertanyaan No. 8 49.57 16.405 .667 .889 Pertanyaan No. 9 49.88 16.328 .632 .891 Pertanyaan No. 10 49.83 16.518 .551 .895 Pertanyaan No. 11 49.80 16.944 .435 .903 Pertanyaan No. 12 49.88 16.328 .632 .891

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2013

Dari 12 item pertanyaan perlu diperhatikan berapa jumlah item yang valid dan berapa yang tidak valid. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada kolom corrected item-total correlation

yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item jika nilai r hitung lebih besar dari nilai rtabel (nilai rhitung > nilai r tabel ) maka item

tersebut adalah valid. Dari hasil analisa diketahui bahwa item nomor pertanyaan 1-12 memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel.

(4)

Untuk lebih jelasnya keputusan validitas instrumen variabel pengawasan (X) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Keputusan Validitas Instrumen Variabel Pengawasan (X)

Item rhitung rtabel Keputusan

Pertanyaan 1 0.690 0.3 Valid Pertanyaan 2 0.520 0.3 Valid Pertanyaan 3 0.704 0.3 Valid Pertanyaan 4 0.787 0.3 Valid Pertanyaan 5 0.551 0.3 Valid Pertanyaan 6 0.704 0.3 Valid Pertanyaan 7 0.750 0.3 Valid Pertanyaan 8 0.667 0.3 Valid Pertanyaan 9 0.632 0.3 Valid Pertanyaan 10 0.551 0.3 Valid Pertanyaan 11 0.435 0.3 Valid Pertanyaan 12 0.632 0.3 Valid

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2013

Mencermati tabel 4.2, maka jelas terlihat bahwa semua nilai rhitung > rtabel, artinya semua nomor item pertanyaan valid dan tidak ada

nomor item yang tidak valid. Jadi pertanyaan-pertanyaan tesrsebut dapat digunakan untuk mengukur variabel pengawasan (X).

(5)

Pertanyaan-pertanyaan pada variabel motivasi kinerja pegawai juga dilakukan uji validitas instrumen. Melalui program SPSS for windows versi 17.0 diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.3 Item-Total Statistics Variabel Motivasi Kinerja Pegawai (Y) Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Pertanyaan No. 1 49.14 18.090 .701 .888 Pertanyaan No. 2 49.26 17.009 .686 .885 Pertanyaan No. 3 49.57 17.187 .592 .890 Pertanyaan No. 4 49.52 16.785 .641 .888 Pertanyaan No. 5 49.49 17.910 .382 .903 Pertanyaan No. 6 49.57 17.187 .592 .890 Pertanyaan No. 7 49.52 16.785 .641 .888 Pertanyaan No. 8 49.92 17.635 .715 .886 Pertanyaan No. 9 49.85 17.913 .531 .893 Pertanyaan No. 10 49.22 17.672 .648 .888 Pertanyaan No. 11 49.25 16.563 .760 .881 Pertanyaan No. 12 49.52 16.785 .641 .888

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2013

Dari tabel 4.3 dapat diketahui tingkat validitas variabelmotivasi kerja pegawai (Y) pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item, jika nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel (nilai r hitung > nilai r table) maka item

tersebut adalah valid. Dari hasil analisa diketahui bahwa item nomor 1-12 memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Hasil keputusan

validitas instrumen untuk variabel motivasi kerja pegawai (Y) dapat dilihat pada tabel berikut.

(6)

Tabel 4.4 Keputusan Validitas Instrumen Variabel Motivasi Kerja Pegawai (Y)

Item r hitung r tabel Keputusan

Pertanyaan 1 .701 0.3 Valid Pertanyaan 2 .686 0.3 Valid Pertanyaan 3 .592 0.3 Valid Pertanyaan 4 .641 0.3 Valid Pertanyaan 5 .382 0.3 Valid Pertanyaan 6 .592 0.3 Valid Pertanyaan 7 .641 0.3 Valid Pertanyaan 8 .715 0.3 Valid Pertanyaan 9 .531 0.3 Valid Pertanyaan 10 .648 0.3 Valid Pertanyaan 11 .760 0.3 Valid Pertanyaan 12 .641 0.3 Valid

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2013

Mencermati tabel 4.4, maka jelas terlihat bahwa semua nilai rhitung lebih

besar dari rtabel. Jadi dapat dikatakan bahwa semua nomor item pertanyaan pada

variabel motivasi kerja pegawai (Y) valid dan tidak ada nomor item yang tidak valid. Jadi dari 12 pertanyaan dapat digunakan untuk mengukur variabel motivasi kerja pegawai (Y) valid.

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas atau kehandalan bertujuan untuk mengukur kehandalan alat ukur dengan cara memberikan skor yang relatif sama pada responden walaupun dikerjakan dalam waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini, pendekatan

(7)

yang digunakan untuk menentukan tingkat reliabilitas kuisioner adalah jika nilai koefisien cronbach-alpha lebih dari 0.6 maka hal tersebut menunjukan bahwa kuisioner reliabel (Nunnaly, dalam Arikunto, 2002). Proses perhitungannya dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas instrumen terhadap item-item pernyataan dari setiap variabel penelitian.

a. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengawasan (X)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 diketahui bahwa variabel kualitas pelayanan (X) menunjukan nilai cronbach-alpha item pertanyaan 1-12 > 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel pengawasan (X) reliabel. b. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja Pegawai (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 diketahui bahwa variabel motivasi kerja pegawai (Y) menunjukan nilai cronbach-alpha item pertanyaan 1-12 > 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel motivasi kerja pegawai (Y) reliabel.

4.3 Uji Hipotesis

(8)

Setelah mendapatkan hasil jawaban responden dari angket yang diedarkan kemudian data diolah dengan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana dan analisis korelasi. Uji regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel pengawasan (X) dengan variabel motivasi kerja pegawai (Y). Analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien regresi linear sederhana melalui program SPSS versi 17. Berikut ini adalah hasil perhitungan analisa regresi linear serderhana melalui program SPSS versi 17.

Tabel 4.5 Koefisien Regresi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) Pengawasan 2.604 .004 .247 .084 .062

a. Dependent Variabel Motivasi Kerja

Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 2.604 + 0.004 X, hal ini berarti bahwa setiap terjadi perubahan satu satuan pada variabel pengawasan (X), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel motivasi kerja pegawai (Y), yang artinya setiap komponen variabel pengawasan (X) akan mempengaruhi setiap komponen variabel motivasi kerja (Y).

Nilai persamaan regresi Y = 2.604 + 0.004 X ini merupakan nilai persamaan regresi yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pimpinan Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo dalam melakukan pengawasan

(9)

untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai, yang artinya bahwa jika pimpinan Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo meningkatkan pengawasan maka akan diikuti oleh peningkatan motivasi kerja pegawai. 4.3.2 Uji Signifikan Persamaan Regresi

Setelah diperoleh nilai persamaan regresi Y = 2.604 + 0.004 X, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian signifikan persamaan regresi tersebut. Uji signifikan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji F, tingkat signifikan dilihat dari perbandingan Fhitung dengan Ftabel. Jika nilai

FHitung > FTabel artinya signifikan, sedangkan FHitung < FTabel artinya tidak

signifikan. Berikut ini adalah hasil uji F hitung dengan program SPSS versi 17.

Tabel 4.6 Nilai Fhitung

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change .437 55.884 1 60 .000

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung = 55.884 untuk taraf

nyata α = 0.05 dan daerah kebebasan (dk) = 60. Sedangkan Ftabel (0,95) (1.58) =

4.02. Jadi diperoleh hasil analisa FHitung = 55.884 > Ftabel = 4.02 yang artinya

FHitung > FTabel sesuai dengan kriteria pengujian bahwa persamaan regresi di

atas adalah signifikan atau berarti. Hal ini berarti bahwa pengawasan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. 4.3.3 Analisa Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara variabel pengawasan (X) dengan variabel motivasi kerja pegawai (Y).

(10)

Dalam penelitian ini rumus analisa koefisien korelasi dihitung dengan menggunakan analisa SPSS versi 17 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Analisa Koefisien Korelasi

Model r r square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .661a .437 .429 5.355

Sumber Data Hasil Olahan SPSS 2013

Berdasarkan hasil perhitungan analisa koefisien korelasi diperoleh nilai korelasi (r) = 0.661, hal ini menunjukan bahwa kekuatan hubungan variabel pengawasan dengan motivasi kerja pegawai yakni sebesar 0.661 atau 66.1%. Jadi antara variabel pengawasan dan motivasi kerja pegawai terdapat hubungan yang sedang dan positif.

Besarnya pengaruh variabel pengawasan terhadap motivasi kerja pegawai ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi ganda atau r square (r2) = 0.437. Artinya besarnya pengaruh pengawasan terhadap motivasi kerja pegawai sebesar 43.7% sedangkan sisanya sebesar 56.3% merupakan kontribusi atau pengaruh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

4.3.4 Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Setelah dilakukan analisa koefisien korelasi selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel pada α = 0.05,

(11)

dimana k adalah jumlah variabel independent dan n sebagai jumlah sampel yang diteliti dengan kriteria sebagai berikut.

Jika t hitung≤ t tabel : Ho diterima atau Ha ditolak

Jika t hitung≥ t tabel : Ho ditolak atau Ha diterima

Uji keberartian koefisien korelasi juga dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 17, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Koefisien Korelasi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.604 .247 10.531 .000 Kepemimpinan .044 .084 .062 .528 .599

Sumber Data Hasil Olahan SPSS 2013

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 10.531 sedangkan nilai t58

pada α = 0.05 = 2.000. Jadi nilai thitung > ttabel, artinya H0 ditolak dan Ha diterima.

Jadi hipotesis yang mengatakan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai di Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo dapat diterima.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai koefisien regresi

Y = 2.604 + 0.004 X yang menunjukan bahwa setiap terjadi perubahan satu satuan pada variabel pengawasan (X), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel motivasi kerja pegawai (Y), yang artinya setiap komponen variabel

(12)

pengawasan (X) akan mempengaruhi setiap komponen variabel motivasi kerja pegawai (Y). Dari hasil analisa koefisien regresi dapat dikatakan bahwa pengawasan yang meliputi pengawasan langsung dan tidak langsung terhadap kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai di Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo.

Apabila pemimpin melakukan pengawasan terhadap pegawai dengan mengoptimalkan fungsi pengawasan maka akan berdampak pada motivasi kerja pegawai. Pengawasan yang dilakukan secara sistematis dan efektif seperti pemantauan kehadiran pegawai, kedisiplinan, tanggung jawab kerja dan setelah itu dilakukan evaluasi maka pegawai akan merasa terus diawasi sehingga untuk mewujudkan motivasi kerja pegawai yang maksimal dapat dicapai.

Pendapat ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Wiludjeng (2007:17) bahwa pengawasan yang efektif berarti pengendalian yang tepat sesuai dengan proses yang harus dilaluinya, tanpa menyimpang dari sistem yang dianut sehingga tahapan yang dilaluinya benar. Ditambahkan pula bahwa dalam ruang lingkup kehidupan organisasi atau instansi, fungsi pengawasan kerja pegawai sangat diperlukan sebagai usaha dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar r = 0.661 yang artinya terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara pengawasan dengan motivasi kerja pegawai. Sedangkan besarnya pengaruh variabel pengawasan terhadap kinerja pegawai sebesar r2 = 0.437 atau 43.7% yang artinya pengawasan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap motivasi

(13)

kerja pegawai sebab pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Fungsi pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo itu sendiri maupun bagi para pegawainya.

Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh bapak Drs. Suleman Tongkonoo, M.HI. selaku kepala Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo terhadap pegawai apabila ditingkatkan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai. Hasil analisa di atas sejalan dengan teori Terry (2006:395) bahwa pengawasan dapat diartikan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dari hasil penelitian ini masih terdapat pengaruh variabel lain sebesar 56.3% yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai namun tidak termasuk dalam penelitian ini seperti kompetensi pegawai. Sebagaimana dikatakan oleh Mangkunegara (2005:13) bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja seperti pengawasan (controling), faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

(14)

Gambar

Tabel 4.1 Item-Total Statistics Variabel Pengawasan (X)
Tabel 4.2   Keputusan Validitas Instrumen Variabel Pengawasan (X)
Tabel 4.3  Item-Total  Statistics  Variabel  Motivasi  Kinerja  Pegawai  (Y)  Scale Mean if  Item Deleted  Scale  Variance if  Item Deleted  Corrected  Item-Total  Correlation  Cronbach's  Alpha if Item Deleted  Pertanyaan No
Tabel  4.4  Keputusan  Validitas  Instrumen  Variabel  Motivasi  Kerja  Pegawai (Y)
+5

Referensi

Dokumen terkait

a) Fungsi informatif, yaitu organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Bermakna seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang

Interval penyiraman air 6 hari sekali dengan koefisien tanaman 0.52 dan fraksi air 14.32% nyata menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak,

Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan bila dilihat dari initiating structure dan consideration terhadap kinerja karyawan Hotel Surya Kediri.. Untuk menganalisis gaya

Selain itu, pada Pasal 1 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, memberikan penjelasan tentang perangkat daerah yakni

Menurut Nasaruddin (1983: 15) model busana muslimah boleh bervariasi namun harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: a) Menutup seluruh tubuh kecuali muka

Rancangan replikasi yang dilakukan pada penelitian ini disesuaikan dengan bentuk topologi jaringan yang dikembangkan di Universitas Katolik Santo Thomas

Untuk melaksanakan implementasi quantum teaching dengan sukses, guru perlu mempertimbangkan konteks (lingkungan) dan konten (bahan ajar). 6 Dari beberapa penelitian

Efisiensi pemanfaatan radiasi matahari adalah nisbah antara energi yang digunakan untuk membentuk biomassa dengan total energi matahari yang diterima tanaman selama masa