• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pula masalah yang akan dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pula masalah yang akan dihadapi oleh suatu perusahaan dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha, maka semakin banyak pula masalah yang akan dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks, sehingga keadaan ini menuntut para pemimpin atau manajemen perusahaan agar dapat mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dirasakan perlu adanya struktur organisasi yang memadai untuk menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap karyawan dapat mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggungjawabnya (Nafisah, 2010).

Secara umum, perusahaan dagang dapat didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak/perusahaan lain kemudian dijual kembali kepada masyarakat. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan keuntungan yang optimal agar dapat mempertahankan, memajukan, serta mengembangkan usaha yang dijalankannya. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas tinggi dengan harga rendah dan pelayanan yang berkualitas, sehingga mampu meningkatkan kepuasan pelanggan (Tamodia, 2013).

Pembelian merupakan kegiatan yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena pembelian merupakan aktivitas awal dari operasional perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan prosedur pembelian yang baik untuk membantu dalam perancangan dan

(2)

pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Untuk menciptakan sistem akuntansi pembelian yang baik diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara pimpinan, karyawan, dan bagian-bagian yang terkait (Eric, 2006).

Menurut www.googleweblight.com definisi pembelian adalah suatu peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah pihak ddengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan disepakati kedua belah pihak. Sedangkan menurut www.akuntt.com (2013), barang dagangan adalah barang yang tersedia untuk dijual sekarang ataupun di masa yang akan datang, cara memperoleh barang dagangan ini berbagai macam cara diantanya mengembangbiakan sendiri bunga segar untuk dijual dan atau memperolehnya dari pembelian pemasok barang.

Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun terlalu kecil akan menimbulkan berbagai masalah, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Kekurangan persediaan akan mengakibatkan adanya hambatan-hambatan pada proses selanjutnya. Kekurangan persediaan akan menimbulkan stock out sehingga akan mengakibatkan kekecewaan pada pelanggan bahkan perusahaan kehilangan konsumen. Sedangkan kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra, seperti biaya gudang, dan biaya disamping berbagai resiko yang akan ditanggung (Prawirosentono, 2007). Oleh karena itu diperlukan kebijakan barang yang optimum.

Aktifitas pengelolaan persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara wajar mulai dari pengadaannya, penyimpanannya, sampai

(3)

pengeluarannya. Persediaan harus ada pada waktu yang diperlukan, dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, pada tempat yang tepat dan harga yang wajar. Pengabaian salah satu tanggungjawab yang menyangkut persediaan akan membawa dampak negatif bagi kelancaran operasi perusahaan (Radiani, 2004).

Persediaan sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian. Dalam upaya mengurangi risiko tersebut, manajemen memerlukan suatu alat untuk mengendalikan kuantitas dan kualitas persediaan barang berupa pengendalian internal. Pengendalian internal bertujuan melindungi aset perusahaan dan juga menjaga informasi mengenai persediaan agar lebih dapat dipercaya. Pengendalian internal atas persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan persediaan tersebut untuk mencegah terjadinya risiko kerusakan, keusangan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan lainnya yang mungkin saja dilakukan oleh personil perusahaan (Manengkey, 2014).

Selain itu, dengan berkembangnya suatu perusahaan retail dan lemahnya pengendalian akan menciptakan terjadinya penyelewengan, penyalahgunaan wewenang, pencurian, dan lain-lain. Kerugian yang timbul akibat terjadinya penyimpangan dan kesalahan pengelolaan ini pada umumnya cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian internal yang memadai terhadap persediaan barang pada suatu perusahaan retail. Pengendalian internal suatu perusahaan terdiri atas kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan perusahaan dapat dicapai. Menurut KBBI (2001) kebijakan (policy) dapat diartikan sebagai mekanisme manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang ekplisit, sedangkan prosedur merupakan suatu metode langkah demi langkah secara pasti untuk melaksanakan suatu aktifitas dalam memecahkan suatu masalah,

(4)

dan tujuan yaitu akhir dari kegiatan yang sesuai dengan sasaran hasil yang dicapai adalah maksimal.

Dengan adanya pengendalian internal yang baik dan teratur dalam mengelola persediaan barang, maka pimpinan perusahaan akan memperoleh laporan-laporan yang bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas perusahaan, juga membantu dalam mengambil kebijakan, keputusan, maupun pertanggungjawaban dalam memimpin perusahaan. Pengendalian internal atas persediaan barang diharapkan dapat menciptakan aktifitas pengendalian terhadap perusahaan yang efektif dalam menentukan jumlah persediaan optimal yang dimiliki oleh perusahaan, mencegah berbagai tindakan pelanggaran dan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, pelanggaran terhadap kebijakan yang ditetapkan atas persediaan, serta memberikan pengamanan fisik terhadap persediaan dari pencurian dan kerusakan.

Toko Bunga yang menjadi objek penelitian ini merupakan salah satu bentuk bisnis eceran yang turut memberikan sumbangan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Pada dasarnya sejak dulu sampai sekarang, kita tidak lepas dari yang namanya bunga. Terdapat berbagai macam bunga di dunia ini, dengan berbagai arti dan maknanya masing-masing. Bunga selalu dibutuhkan dalam setiap acara karena mayoritas orang menyukai bunga, misalnya dalam menyatakan cinta, pria pasti membawa bunga untuk dapat membuat hati wanita luluh. Kemudian dalam acara pernikahan, bunga terlihat tersebar dimana-mana, mulai dari dekorasi ruangan, sampai mempelai wanita pun juga membawa bunga. Pada suatu acara apapun biasanya orang-orang memberi bunga sebagai ucapan selamat. Ketika mengunjungi orang-orang yang sedang sakit, tidak sedikit pengunjung yang membawa bunga. Bukan hanya itu saja, bahkan

(5)

ketika ada yang meninggalpun, orang-orang membawa bunga. Semua membutuhkan bunga, itulah sebabnya mengapa kita tidak lepas dari yang namanya bunga.

Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengendalian internal atas persediaan barang yang dilakukan di Zamia Florist & Nursery. Zamia Florist & Nursery merupakan salah satu toko retail yang terletak di Jalan Bukit Putri No. 26 Komplek Bukit Sari, Ngesrep, Banyumanik Semarang. Zamia Florist & Nursery bergerak di bidang usaha penjualan dan jasa florist yang menyediakan aneka rangkaian bunga untuk berbagai acara, rangkaian bunga ceremonial atau acara khusus, bunga papan atau poster untuk berbagai ucapan, parcel/hamper, dekorasi dan persewaan tanaman, bunga buatan (artificial flowers), bunga segar, bibit tanaman, karangan buket bunga (hand bouquet), rangkaian buah, hingga standing flower.

Zamia Florist & Nursery adalah toko bunga yang sedang berkembang dan juga mempunyai pelanggan dari perorangan hingga perusahaan/instansi besar yang melakukan pemesanan barang secara kontinu. Setelah melakukan wawancara dengan koordinator toko, penulis menemukan beberapa kekurangan dari pengendalian internal persediaan barang pada Zamia Florist & Nursery di antaranya, terdapat perangkapan jabatan dan wewenang pada beberapa karyawan, sehingga dapat memperbesar risiko kesalahan dalam melakukan tugasnya. Barang dari pemasok seringkali datang terlambat sehingga terjadi out of stock, dengan demikian banyak pelanggan yang pindah ke toko lain untuk mendapatkan produk tersebut. Selain itu, Zamia Florist & Nursery seringkali harus melakukan pemesanan mendadak ke pemasok lain yang dapat lebih cepat diperoleh tetapi dengan harga yang relatif lebih mahal hanya untuk memenuhi kebutuhan stoknya, dengan demikian perusahaan harus mengalami

(6)

penurunan keuntungan. Sebagian pengolahan data penjualan dan persediaan barang masih dilakukan secara manual yaitu hanya dilakukan pencatatan dalam buku yang sederhana. Hal ini kurang akurat jika dilakukan di perusahaan yang sudah memiliki data-data yang cukup banyak karena akan menyebabkan beberapa permasalahan yaitu sulitnya pencarian data transaksi penjualan dan persediaan, belum terorganisasinya penyimpanan data transaksi penjualan dan persediaan dengan baik, dan hilangnya data atau arsip sehingga akan sangat merugikan perusahaan karena pembuatan laporan akan terhambat dan tidak akurat.

Dengan demikian di dalam mengevaluasi sistem akuntansi pembelian barang dagangan pada Zamia Florist & Nursery, maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: “PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANGAN BUNGA SEGAR PADA ZAMIA FLORIST & NURSERY”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah dalam bentuk pernyataan sebagai berikut:

1) Bagaimana prosedur pembelian barang dagangan bunga segar pada Zamia Florist & Nursery saat ini?

2) Bagaimana sistem pengendalian internal pada sistem akuntansi pembelian barang pada Zamia Florist & Nursery.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

(7)

1) Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mekanisme sistem akuntansi pembelian barang pada Zamia Florist & Nursery saat ini.

2) Untuk mengetahui sistem pengendalian internal pada sistem akuntansi pembelian barang pada Zamia Florist & Nursery.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a) Bagi Penulis, memberikan tambahan wawasan serta memperdalam ilmu pengetahuan mengenai pentingnya pengendalian internal atas persediaan barang yang ada dalam perusahaan dagang.

b) Bagi Perusahaan yaitu Zamia Florist & Nursery, sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang berguna untuk memperbaiki kebijakan perusahaan atas pengendalian internal persediaan barang.

c) Bagi Pihak lain, dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi/acuan untuk penelitian di masa yang akan datang dengan tema yang sama, serta menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana pengendalian internal atas persediaan barang yang diterapkan pada Zamia Florist & Nursery.

(8)

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai landasan teori yang digunakan sebagai dasar acuan penelitian yang berasal dari berbagai literatur.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini berisi objek penelitian, metode pegumpulan data, sumber data, dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB 5 PENUTUP

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah merupakan salahsatusumber utama dalam rangka pemeliharaan data pendaftaran tanah, maka pokok- pokok tugas Pejabat Pembuat Akta Tanah

Jika ini dapat berjalan dengan baik diharapkan semakin banyak pengunjung yang datang hingga pendapatan pemerintah dan masyarakat sekitar bisa meningkat juga dapat membuka lapangan

Peternak juga menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik dari feses sapi oleh kelompok Saling Gumilang belum optimal, hanya 21% atau sebanyak 3 orang peternak yang telah

Lama usaha menunjukkan pengalaman beternak usaha ayam kampung dari responden dikwalifikasikan dalam empat tahap yaitu lama usaha 1 sampai 10 Tahun ada 7 orang dengan

Berdasarkan tujuan dan hasil pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel- variabel yang nyata berpengaruh terhadap produksi pada usaha ternak

Maka pembelajaran dengan menggunakan KIT IPA berpengaruh baik terhadap hasil belajar keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa kelas X SMA Dharma Loka Pekanbaru pada

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses Pendidikan seperti: (1) membuat dan merancang sebuah aplikasi yang

KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA”, sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan program