• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rolade Ikan Tongkol sebagai Alternatif Kudapan Bagi Remaja Putri Anemia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rolade Ikan Tongkol sebagai Alternatif Kudapan Bagi Remaja Putri Anemia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

236

Rolade Ikan Tongkol sebagai Alternatif Kudapan

Bagi Remaja Putri Anemia

Arisanty Nursetia Restuti

#1

, Nita Maria Rosiana

#2

, Ayu Febriyatna

#3

#Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember Jl. Mastrip POBOX 164 Jember

1dr.arisanty@yahoo.co.id 2nita.maria.r@gmail.com 3ayufebriyatna@gmail.com

Abstract

Remaja merupakan aset bangsa untuk menciptakan generasi mendatang yang lebih baik. Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin dan mineral. Kebutuhan gizi pada remaja putra lebih tinggi dibanding remaja putri, akan tetapi kebutuhan zat besi pada remaja putri lebih tinggi dibandingkan remaja putra. Hal tersebut disebabkan remaja putri rutin mengalami menstruasi, sehingga remaja putri lebih rentan menderita anemia. Anemia juga disebabkan kekurangan asupan zat gizi makro dan mikro, seperti zat besi yang merupakan salah satu komponen pembentukan hemoglobin (Hb). Anemia gizi pada remaja putri dapat berakibat menurunnya kesehatan reproduksi. Status gizi (nutrition status) dapat didefinisikan sebagai keadaan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi serta penggunaan zat – zat gizi tersebut. Status gizi merupakan gambaran secara makro akan zat gizi tubuh salah satunya adalah zat besi. Dimana bila status gizi tidak normal dikhawatirkan status zat besi dalam tubuh juga tidak baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang pengertian, penyebab, klasifikasi, gejala, terapi anemia serta sumber makanan tinggi zat besi. Selain itu juga meningkatkan ketrampilan mengolah pangan lokal menjadi makanan yang disukai dan memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Metode yang digunakan adalah penyuluhan tentang anemia dan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol sebagai salah satu alternatif makanan tinggi zat besi. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan remaja putri tentang anemia serta peningkatan ketrampilan remaja putri dalam mengolah ikan tongkol menjadi rolade sebagai salah satu alternatif kudapan bagi remaja putri anemia. Selain itu juga terciptanya media peningkatan pengetahuan remaja putri berupa poster makanan tinggi zat besi dan flip chart tentang anemia. Keywords— anemia, , ikan tongkol, remaja putri, rolade, zat besi

I. PENDAHULUAN

Remaja merupakan aset bangsa untuk menciptakan generasi mendatang yang lebih baik[1]. Masa remaja adalah

masa transisi antara kanak – kanak dan masa dewasa, dimana terjadi perubahan yang berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial [13].Perubahan ini mempengaruhi kebutuhan gizi. Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin dan mineral[1]. Secara garis besar kebutuhan gizi pada remaja putra lebih tinggi dibanding remaja putri, akan tetapi kebutuhan zat besi pada remaja putri lebih tinggi dibandingkan remaja putra. Hal ini disebabkan pada remaja putri rutin mengalami menstruasi, sehingga remaja putri lebih rentan menderita anemia[9]

Penyebab anemia pada remaja putri adalah kurangnya asupan baik zat gizi makro maupun mikro[2],[4]. Anemia yang disebabkan karena kekurangan asupan zat gizi ditandai dengan adanya gangguan dalam sintesis haemoglobin[5].

Kekurangan zat gizi makro seperti : energi dan protein, serta kekurangan zat gizi mikro seperti : zat besi (Fe), yodium dan vitamin A. Zat besi (Fe) merupakan salah satu dari unsur gizi sebagai komponen pembentukan hemoglobin (Hb) atau sel

darah merah. Selain itu, Anemia karena kurangnya asupan zat gizi sehari-hari pada remaja putri dipengaruhi oleh ketersediaan bahan pangan dan pola makan yang salah, dimana pada remaja putri sering pantang terhadap makanan tertentu atau mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi karena faktor ingin langsing[12]. Kebiasaan makan yang salah ini menyebabkan terjadinya anemia pada remaja putri [1].

Anemia gizi pada remaja putri dapat berakibat menurunnya kesehatan reproduksi[4]. Sedangkan angka kejadian kehamilan pada remaja putri cukup tinggi dan cenderung meningkat[1]. Remaja putri yang mengalami anemia kemudian hamil maka berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Selain itu anemia pada kehamilan beresiko mengalami kematian baik ibu maupun bayi saat proses persalinan[4][12][16]

Status gizi (nutrition status) dapat didefinisikan sebagai ekspresi dari keadaan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi serta penggunaan zat – zat gizi tersebut [17]. Status gizi merupakan gambaran secara makro akan zat gizi tubuh salah satunya adalah zat besi. Dimana bila status

(2)

237

gizi tidak normal dikhawatirkan status zat besi dalam tubuh juga tidak baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia[6].

Penelitian Wibowo dkk [17] tentang Hubungan Antara Status Gizi dengan Anemia pada Remaja Putri diSekolah

Menengah Pertama Muhammadiyah 3 Semarang

menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan anemia pada remaja putri (p=0,000). Penelitian Arumsari[3] menunjukkan bahwa faktor risiko yang secara signifikan mempengaruhi status anemia adalah usia, status menstruasi, frekuensi konsumsi telur ayam, telur bebek, waluh, dan sawi.

Di Indonesia prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri usia 13-18 tahun sebesar 22,7 % [10], sedangkan di Jawa

timur 50 - 60% remaja putri mengalami anemia [7]. Begitu juga yang terjadi di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk dari hasil pengamatan dan kunjungan ke SMK dan ke puskesmas Jelbuk ditemukan bahwa di wilayah jelbuk masih banyak anemia pada remaja putri. Selain itu angka remaja yang menikah dan dan hamil setelah lulus sekolah masih tinggi. Melihat begitu pentingnya pencegahan anemia pada remaja putri maka pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan Pembuatan Rolade Ikan Tongkol Sebagai Alternatif Kudapan Bagi Remaja Putri Anemia diharapkan mampu mengatasi dan mencegah anemia remaja putri.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan siswi di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk serta komponen institusi dari Perguruan Tinggi, yaitu dosen sebagai pendamping kegiatan.

Keterbatasan pengetahuan siswi tentang pengertian, penyebab, klasifikasi, gejala dan terapi anemia merupakan permasalah utama dalam mengatasi dan mencegah anemia

pada remaja putri. Keterbatasan pengetahuan tentang

sumber makanan tinggi zat besi dan ketrampilan mengolah

pangan lokal menjadi makanan yang disukai dan memiliki kandungan zat besi yang tinggi juga merupakan masalah yang selama ini dihadapi oleh remaja putri di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk.

Berikut permasalahan yang berkenaan dengan skala prioritas penyelesaian persoalan antara lain :

3. Bagaimana meningkatkan pengetahuan siswi tentang

pengertian, penyebab, klasifikasi, gejala dan terapi anemia?

4. Bagaimana meningkatkan pengetahuan siswi tentang

sumber makanan tinggi zat besi?

5. Bagaimana meningkatkan ketrampilan mengolah

pangan lokal menjadi makanan yang disukai dan memiliki kandungan zat besi yang tinggi?

II. TARGET DAN LUARAN

Target pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol diharapkan mampu mengatasi dan mencegah anemia pada remaja putri. Konsumsi makanan yang kaya kandungan zat besi dari ikan tongkol juga dapat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan remaja putri dengan

mandiri, sekaligus melatih remaja putri untuk membuat makanan yang bergizi tinggi dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi remaja putri tersebut.

TABEL I

SOLUSI DAN LUARAN YANG DITAWARKAN UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN PADA REMAJA PUTRI

Permasalahan Solusi yang

ditawarkan Jenis luaran yang diberikan Bagaimana meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia? Memberikan penyuluhan kepada remaja putri tentang anemia Flipchart dan banner terkait anemia Bagaimana meningkatkan pengetahuan siswi tentang sumber makanan tinggi zat besi?

Memberikan penyuluhan kepada remaja putri tentang makanan sumber zat besi

Poster dan food model tentang makanan sumber zat besi

Bagaimana mengolah pangan lokal menjadi makanan yang disukai dan memiliki kandungan zat

besi yang tinggi?

Memberikan pelatihan tentang pembuatan rolade ikan tongkol sebagai kudapan alternatif penderita anemia Produk rolade ikan tongkol

tinggi zat besi.

III.METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk meliputi penyuluhan tentang anemia dan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol yang dilaksanakan pada bulan September 2016. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang merupakan solusi permasalah yang dihadapi mitra.

A. Tahap pertama

Memberikan penyuluhan tentang pengertian, penyebab, klasifikasi, gejala, dan terapi anemia serta sumber makanan tinggi zat besi. Adapun metode yang digunakan adalah ceramah (penyuluhan) dan diskusi.

B. Tahap kedua

Memberikan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol sebagai alternatif kudapan penderita anemia. Adapun tahapan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol meliputi :

(3)

238

Persiapan bahan, alat prosedur pembuatan rolade.Alat yang dibutuhkan adalah timbangan, pengaduk atau penggiling daging, baskom, gelas ukur, pisau, talenan, panci pengukus, wajan, sutil, kompor dan sendok.

Bahan penunjang yang dibutuhkan adalah minyak goreng secukupnya, daun pisang dan lidi secukupnya

TABEL II BAHAN PEMBUATAN ROLADE

Bahan Jumlah

Daging Ikan Tongkol 600 gr

Bawang merah 50 g

Bawang Putih 50 g

Merica 1 sdt

Jahe 25 g

Cabe merah besar 50 g

Daun Jeruk 3 lbr Gula 2 sdm Garam 1 sdm Roti Tawar 450 g Susu Bubuk 40 g Telur 60 g Air Es 80 ml

Prosedur pembuatan rolade dapat dilihat di dalam gambar berikut ini :

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Rolade Ikan Tongkol [14]

IV.KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Politeknik Negeri Jember sebagai pusat pendidikan vokasi dan pengembangan teknologi terapan dalam bidang kesehatan serta bidang ilmu lainnya, mulai berdiri hingga sekarang telah banyak melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) Politeknik Negeri Jember sebagai unit yang mewadahi kegiatan dosen dalam melaksanakan

penelitian dan pengabdian masyarakat secara aktif meng-up

date informasi yang berkaitan penelitian maupun pengabdian masyarakat dan menyampaikan ke unit-unit kerja yang lain, serta memfasilitasi kegiatan pengabdian dan penelitian staf dosen yang dilakukan secara mandiri. Beberapa kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang difasilitasi PPPM antara lain penelitian dan pengabdian mandiri, penelitian dan pengabdian yang didanai Dikti maupun kerjasama dengan beberapa instansi.

Sebagai pusat vokasi dalam bidang kesehatan dan bidang ilmu lainnya Politeknik Negeri Jember memiliki banyak dosen dengan berbagai bidang kepakaran. Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol sebagai alternatif kudapan bagi remaja putri anemia di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk, beberapa orang dosen dilibatkan sesuai dengan bidang kepakaran untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh mitra. Adapun dosen yang terlibat antara lain memiliki bidang kepakaran bidang pangan, kedokteran dan gizi. Beberapa dosen yang terlibat beserta bidang kepakarannya dapat dilihat pada Tabel III:

TABEL III

DAFTAR NAMA PELAKSANA

No Nama dan Gelar Bidang

Kepakaran Keterangan 1 dr. Arisanty NR, M.Gizi Kedokteran, Gizi Dosen Gizi Klinik 2 Nita Maria Rosiana., S.TP., M.Sc

Pangan, Gizi Dosen Gizi

Klinik

3 Ayu Febriyatna.,

S.ST., M.Gizi

Gizi Dosen Gizi

Klinik

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi mitra dapat dilakukan dengan membentuk tim pendamping mitra yang solid dengan kepakaran di bidang gizi, kedokteran dan pangan.

V. HASILDANLUARANYANGDICAPAI

Kegiatan Pengabdian “Pelatihan Pembuatan Rolade Ikan Tongkol sebagai Alternatif Kudapan bagi Remaja Putri Anemia di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk“ dilaksankan dengan tahapan sebagai berikut :

A. Koordinasi dengan mitra

Kegiatan ini meliputi pengumpulan data dan informasi dengan observasi di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk, serta mengidentikasi kebutuhan mitra dengan mewawancarai guru dan karyawan. Selain itu tim pengabdian juga mengadakan

koordinasi dengan pihak puskesmas Jelbuk untuk

mengumpulkan data terkait angka kejadian anemia pada remaja putri di wilayah puskesmas Jelbuk.

B. Survei ketersediaan ikan tongkol di wilayah Jelbuk Kegiatan ini meliputi survei ketersediaan ikan tongkol sebagai salah satu makanan yang mengandung zat besi. Kegiatan ini untuk menilai apakah mudah mendapatkan ikan

(4)

239

tongkol di wilayah Jelbuk dengan cara mewawancarai warga jelbuk dan mendatangi pasar terdekat.

C. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan mitra

Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaa kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang meliputi tempat, waktu, peserta kegiatan, dan persiapan lain. Kegiatan pengabdian ini rencananya dilaksakan 2 tahap sesuai dengan proposal. Tahap 1 adalah penyuluhan sedangkan tahap 2 adalah pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol

D. Persiapan pelaksanaan pengabdian tahap 1 (Penyuluhan anemia)

Kegiatan ini meliputi persiapan pembuatan flip chart, banner, poster dan pemesanan food model makanan yang mengandung zat besi.

Gambar 2. Media Penyuluhan berupa food model, poster dan flipchart

Gambar 3. X- Banner ajakan mencegah anemia pada remaja putri E. Pelaksanaan kegiatan pengabdian tahap 1 (penyuluhan

Anemia)

Kegiatan ini meliputi memberikan penyuluhan tentang pengertian, penyebab, klasifikasi, gejala, dan terapi anemia serta sumber makanan tinggi zat besi. Adapun metode yang digunakan adalah : ceramah menggunakan media berupa flipchart yang berisi definisi, gejala, sampai dengan cara penanganan anemia, banner tentang anemia, poster tentang

makanan yang mengandung zat besi dan menggunakan food

model berupa contoh – contoh makanan yang mengandung zat besi. Dilanjutkan dengan diskusi yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswi SMK Mahfilud Durror II Jelbuk agar lebih dapat memahami hal-hal yang terlewatkan selama penyuluhan.

Gambar 4. Proses Penyuluhan Anemia F. Persiapan pelaksanaan pengabdian tahap 2.

Kegiatan ini meliputi persiapan pembelian bahan – bahan yang akan digunakan dalam pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol.

G. Pelaksanaan kegiatan pengabdian tahap 2

Kegiatan ini meliputi memberikan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol sebagai alternatif kudapan penderita anemia. Seluruh siswi SMK dilibatkan dalam kegiatan ini mulai mencampur adonan hingga menghias dan menjadi panelis. Siswi sangat antusias dengan pelatihan ini karena menurut mereka hal ini menjadi salah satu alternatif pengolahan ikan tongkol selain hanya di goreng, di sayur dan di pepes.

Gambar 5. Rolade Ikan Tongkol Siap Makan

(5)

240

Kegiatan pengabdian ini telah menghasilkan produk rolade ikan tongkol, flip chart, banner, poster dan food model yang diberikan kepada siswi dan pihak sekolah SMK Mahfilud Durror II Jelbuk. Flip chart, banner, poster dan food model tersebut adalah sarana untuk meningkatkan pengetahuan siswi tentang anemia yang dapat dimanfaatkan oleh siswi dan pihak sekolah.

Perlu dilakukan evaluasi tentang peningkatan

pengetahuan dan sikap siswi terkait pencegahan anemia serta perlu dilakukan pelatihan pembuatan makanan olahan tinggi zat besi selain rolade ikan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adriani, M.,Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : kencana prenada media grup

[2] Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan edisi 2. Jakarta: EGC. [3] Arumsari, E. 2008. Faktor Risiko Anemia pada Remaja Putri Peserta

Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) di Kota Bekasi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. [4] Badriah, DL. 2011. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung:

Refika Aditama

[5] Bakta, I M. 2006.Pendekatanterhadappasien anemia. Halaman 622 – 626. Editor Aru W S, BambangS H, IdrusA, MarcelinusS K, SitiS.

Buku ajar IlmuPenyakitDalam. Jilid II Edisi IV.PusatPenerbitanIlmuPenyakitDalamFakultasKedokteranUniversit as Indonesia. Jakarta.

[6] Gunantmaningsih, D. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. [7] Hankusuma, A W. 2009. Skrining Anemia Terhadap Remaja Putri pada Tahun Pertama Menstruasi di Kecamatan Mulyorejo. www.adln.fkm.unair.ac.id diakses tanggal 2 Agustus 2016

[8] Pangan vol. XIII edisi 2. STIKES Bina Bangsa Majene

[9] Istiany, A dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

[10] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

[11] Mahmud, M.K., Hermana, Zulfianto, N.A., Apriyantono, R.R., Ngadiarti, I., Hartati, B., Bernadus, Tinexcelly. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Komputindo [12] Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

[13] More, J. 2013. Gizi Bayi, Anak dan Remaja. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

[14] Prayugo, E.A. 2016. Kajian Pembuatan Rolade Ikan Tongkol sebagai Makanan Selingan bagi Penderita Anemia Defisiensi Besi. Skripsi. Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember

[15] Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[16] Supariasa, IDN, Bachyar B, Ibnu F. 2012. Penilaian Status Gizi

Jakarta: EGC

[17] Wibowo, CDT., Notoatmojo, H., Rohman., A. 2013. Hubungan

Antara Status Gizi dengan Anemia pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 3 Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah. Volume 1 Nomor 2

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Rolade Ikan Tongkol [14]  IV. K ELAYAKAN  P ERGURUAN  T INGGI
Gambar 5. Rolade Ikan Tongkol Siap Makan  VI. K ESIMPULAN DAN  S ARAN

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia, Lama Menstruasi, Konsumsi Zat Besi Dengan Anemia Pada Remaja Putri SMK Negeri 1 Metro Lampung.. Fakultas Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri siswa SMK An Nuroniyah Kemadu, Kecamatan Sulang, Kabupaten

Kegiatan Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan WUS yang dilakukan, utamanya merupakan kegiatan KIE yaitu promosi atau kampanye tentang anemia kepada masyarakat

Kriteria inklusinya adalah remaja putri umur 11-19 tahun, yang diteliti adalah hubungan status gizi dan pola menstruasi dengan anemia gizi besi pada remaja putri, penelitian dilakukan

Pengetahuan memegang peranan penting dalam kejadian anemia, bila pengetahuan tentang anemia rendah maka kejadian anemia pada remaja putri akan meningkat, hal ini sesuai dengan

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas remaja putri antara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan pencegahan anemia, termasuk kualitas dalam

Gambar 2.1 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia dengan Pola Makan Untuk Pencegahan Anemia Di. SMA Swasta Bina Bersaudara Medan

Menyatakan bahwa Karya Tulis yang berjudul : “Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia Defisiensi Besi di SMK PGRI 3 Kota Madiun” ini adalah bukan Karya