• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN BOS 2010 DAN KESIAPAN MENGHADAPI PERUBAHAN KEBIJAKAN BOS 2011 DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN BOS 2010 DAN KESIAPAN MENGHADAPI PERUBAHAN KEBIJAKAN BOS 2011 DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

b+

EVALUASI PELAKSANAAN BOS 2010

DAN KESIAPAN MENGHADAPI

PERUBAHAN KEBIJAKAN BOS 2011

DI DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI DKI JAKARTA

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN

Jalan, Jend. Gatot Subroto kav. 40 –41 Jakarta Selatan

2010

KEBIJAKAN PROSES PENYUSUNAN DAN PERUMUSAN RENCANA KERJA TAHUNAN SEKOLAH DAN RENCANA ANGGARAN DAN PENDAPATAN BELANJA SEKOLAH

TAHAP VI

RKTS DAN RAPBS FINAL

TAHAP V

PERTEMUAN SEKOLAH, KOMITE SEKOLAH

DENGAN

ORANGTUA/WALI MURID

DRAFT RKTS DAN RAPBS

TAHAP IV

KEPALA SEKOLAH MEMBENTUK TIM PENYUSUN DAN PERUMUSAN RKTS & RAPBS

TAHAP III

RAKER SEKOLAH DENGAN SELURUH WARGA

SEKOLAH

TAHAP I & II

RAKER WAKIL KEPALASEKOLAH/ KOORDINATOR UNIT KERJA

DENGAN STAF/GURU RAKER SEKOLAH DAN

(2)

 

Undang-Undang SISDIKNAS Nomor: 20 TAHUN

2003 (Pasal 34, ayat 2-3), menyatakan :

ƒ Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

ƒ Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat

Pendanaan Pendidikan menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan adalah “Penyediaan Sumber daya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan”. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BOS tidak menghalangi peserta didik, orang tua, atau walinya memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada sekolah.

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.

Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.

Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan: a. SD/SDLB Kota : Rp 400.000,00 siswa/tahun atau Rp 33.333,33 siswa/bulan b. SD/SDLB Kabupaten : Rp 397.000,00 siswa/tahun atau Rp.33.083,33 siswa/bulan c. SMP/SMPLB/SMPT Kota : Rp 575.000,00 siswa/tahun atau Rp 47.916,67 siswa/bulan d. SMP/SMPLB/SMPT : Rp 570.000,00 siswa/tahun Kabupaten atau Rp 47.500,00 siswa/bulan

(3)

HASIL YANG DIHARAPKAN

Terlaksananya penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu di Provinsi DKI Jakarta dengan dukungan dan keterlibatan berbagai pihak yang terkait serta tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.

PENYALURAN DANA BOS TAHUN 2010

Pelaksanaan program BOS di Provinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2010, diharapkan Penyaluran dan Pencaian dapat terlaksana dengan baik dan dalam kurun waktu yang tepat sesuai triwulan yang ada

Anggaran dan Realisasi Anggaran sampai dengan akhir bulan Desember 2010, berdasarkan SP2D mencapai 96,39% dengan rincian : - SD/SDLB : pagu Rp. 348.793.158.000,- - SMP/ SMPLB/ SMPT : pagu Rp. 209.248.940.000,-

TEREALISIR :

- SD/SDLB : Rp. 335.797.292.500,- - SMP/ SMPLB/ SMPT : Rp. 202.374.581.250,-

Total Anggaran dana BOS yang telah tersalurkan : Rp.538.171.873.750,-

Dana BOS yang tersalur untuk membantu : 1.190.948 Peserta didik di 3.875 Sekolah

Dengan Perincian : Peserta Didik

- SD/SDLB : 844.617 - SMP/ SMPLB/ SMPT : 354.852

Sekolah Penerima Dana BOS - SD/SDLB : 2.943 - SMP/ SMPLB/ SMPT : 965

RINCIAN PENGELOLAAN/PENYALURAN

DANA BOS TAHUN 2010

A. PENYALURAN DAN PECAIRAN DANA BOS TRIWULAN I, II, III, IV disalurkan melalui mekanisme Dana Dekonsentrasi (APBN) yang alokasinya langsung terdapat di Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dari Kementerian Pendidikan Nasional melalui Dirjen Mandikdasmen (Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendinas RI)

(4)

- Pada Periode Pertama (Januari-Maret) 2010, Tersalur pada Bulan Januari 2010

Untuk SD/SDLB sebesar Rp 84.459.588.750,-

Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 51.008.566.250,-

Berdasarkan SP2D nomor 636495O/088/110 tanggal 28 Januari 2010

- Pada Periode Kedua (April-Juni) 2010, tersalur pada Bulan April 2010

Untuk SD/SDLB sebesar Rp 84.104.988.750,-

Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 50.535.916.250,-

Berdasarkan SP2D nomor 653696O/088/110 tanggal 19 April 2010

- Pada Periode Ketiga (Juli-September) 2010, tersalur pada Bulan Juli 2010

Untuk SD/SDLB sebesar Rp 84.076.688.750,-

Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 50.682.253.750,-

Berdasarkan SP2D nomor 412042P/088/110 tanggal 22 Juli 2010

- Pada Periode Keempat (Oktober-Desember) 2010, tersalur pada Bulan Oktober 2010

Untuk SD/SDLB sebesar Rp 83.156.026.250,-

Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 50.147.845.000,-

Berdasarkan SP2D nomor 608264Q/088/110 tanggal 20 Oktober 2010

B. BOS DIALOKASIKAN UNTUK MEMBIAYAI

KEGIATAN- KEGIATAN SEBAGAI BERIKUT :

A. Untuk membeli buku teks pelajaran (BOS Buku)

Sebagian dana BOS harus untuk membeli buku yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah sebanyak jumlah siswa. Harga buku harus mengikuti harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Depdiknas.

à SD : buku IPS (kelas 4, 5 dan 6) dan PKN (kelas 1 s/d 6)

(5)

à SMP: buku PKN (kelas 7 s/d 9) dan IPA (kelas 7 s/d 9) Pembelian dapat dilakukan bertahap, akan tetapi harus terpenuhi seluruhnya sebelum tahun ajaran baru. B. Untuk operasional sekolah (BOS Tunai)

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru) 2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di

perpustakaan sekolah

3. Pembelian buku teks pelajaran

4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial,

pembelajaran pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan diluar jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba)

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopi, honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa)

6. Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran/majalah

pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

7. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah

ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli Genzet. 8. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan

atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.

9. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk membayar honor tenaga honorer yang membantu administrasi BOS.

10. Pengembangan profesi guru: pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS.

11. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll)

12. Pembiayaan pengelolaan BOS: alat tulis kantor (ATK), penggandaan, surat menyurat, insentif bagi satu orang dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank/PT Pos.

13. Pembelian komputer desktop untuk kegiatan belajar siswa: maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP dalam satu tahun anggaran.

(6)

14. Bila seluruh komponen 1 s.d 13 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik dan mebeler sekolah.

PROSES ALUR DATA DAN PENYALURAN DANA BOS

PENJELASAN ALUR DATA SISWA PENERIMA DANA BOS :

1. Sekolah sebagai sumber data menyampaikan data siswa ke Dinas Pendidikan Kecamatan.

2. Dinas Pendidikan Kecamatan mengolah data untuk dikirim ke Dinas Pendidikan Wilayah Kota.

3. Dinas Pendidikan Wilayah Kota mengolah dan merekap data untuk dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

4. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta/Satker mengolah dan merekap data siswa per wilayah kota.

                    (S P P)*                 (S P 2 D)*                       (R T G S) *                        Keterangan : 

      *)    ‐ SPP (Surat Permohonan Pembayaran)    ‐ SP2D (Surat Perintah Pembayaran Dana)    ‐ RTGS (Real Time Gross Settlement)    ‐ Alur Data  DEPDIKNAS  DINAS/SATKER  (PENGOLAH DATA)  DIPA  4  SEKOLAH  SUKU DINAS MANAGER 

(PENGOLAH DATA) 

KECAMATAN  (PENGOLAH DATA) 

SEKOLAH  (PENGOLAH DATA) 

BANK DKI WILAY AH KOTA  (PENYALUR) 7  5 K P N  1  BANK PERSEPSI (BRI/BUKOPIN/MANDIRI  BANK DKI (PENAMPUNG)  3  6  1 

5. Setelah data dianggap benar dan berdasarkan hasil rapat kordinasi dengan para manager tingkat wilayah kota, data tersebut dikirim ke Departemen Pendidikan Nasional RI untuk dianggarkan.

6. Departemen Pendidikan Nasional RI mengadakan rapat kordinasi dengan para Satker tingkat Provinsi seluruh Indonesia untuk menentukan anggaran dana BOS yang dibutuhkan oleh sekolah disetiap Provinsi.

7. Departemen Pendidikan Nasional RI pada bulan Desember menyerahkan DIPA ke Satker Provinsi DKI Jakarta

PENJELASAN PENYALURAN DANA BOS : 1. Berdasarkan DIPA Dinas/Satker membuat surat

permohonan pembayaran (SPP) kepada Kantor Perbendaharaan Negara (KPN).

2. Setelah diteliti dan setujui oleh KPN, maka KPN

menerbitkan Surat Perintah Pembayaran Dana (SP2D), dengan diterbitkannya SP2D menandakan bahwa dana sudah tersedia pada Bank Persepsi yang ditunjuk oleh KPN (Bank BRI/Bank BUKOPIN/Bank MANDIRI).

3. Bank Persepsi menyalurkan dana dengan RTGS kepada Bank DKI sebagai Bank Penampung Dana BOS.

4. Dinas/Satker membuat surat pemberitahuan kepada Bank Wilayah dengan melampirkan Cek Tunai beserta

(7)

Daftar Nama-Nama Sekolah lengkap dengan Nomor Rekening Koran Sekolah untuk menyalurkan Dana BOS ke sekolah.

5. Bank Wilayah Kota setelah mendapatkan Cek Tunai dari Dinas/Satker melaporkan ke Bank DKI untuk

pemindahbukukan ke rekening Bank wilayah kota. 6. Bank DKI memindah bukukan Dana BOS ke rekening

Bank wilayah kota

7. Bank wilayah kota menyalurkan Dana BOS ke sekolah atas dasar permohonan penarikan Dana BOS dari sekolah.

DANA BOP

Selain dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di Provinsi DKI Jakarta juga menyalurkan dana BOP (Biaya Operasional Pendidikan yang bersumber dari dana APBD dengan Total Alokasi Rp. 1.021.928.712.000,- per tahun Anggaran 2010. Total Alokasi Dana BOP perjenjang dan jenis pendidikan di Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a. TKLB/ SDLB/ SMPLB/ TK Negeri : Rp. 2.852.352.000,- b. SD Negeri Rp.521.572.320.000,- c. SMP Negeri Rp.337.559.640.000,- d. SMA Negeri Rp. 83.003.400.000,- e. SMK Negeri Rp. 76.941.000.000,-

Bantuan Operasional Buku (BOB)

f. SMA Negeri Rp. 27.565.800.000,- g. SMK Negeri Rp. 12.554.400.000,- h. Madrasah Aliyah Negeri Rp. 2.513.700.000,-

ALOKASI BIAYA BOP

a. TKN : Rp 33.500,00 siswa/bulan b. SDN/MIN : Rp 60.000,00 siswa/bulan c. SMPN/MTsN : Rp 110.000,00 siswa/bulan d. TKLBN/SDLBN/SMPLBN : Rp 197.500,00 siswa/bulan e. SLBN : Rp 223.000,00 siswa/bulan f. SMAN : Rp 75.000,00 siswa/bulan g. SMKN : Rp 150.000,00 siswa/bulan

(8)

BOP DIALOKASIKAN UNTUK MEMBIAYAI

KEGIATAN- KEGIATAN SEBAGAI BERIKUT :

A. Untuk TKN, TKLBN, SDN/SDLN/MIN dan SMPN/SMPLBN/ MTsN

1. Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 2. Belanja Alat Tulis Kantor

3. Belanja Bahan Peraga 4. Belanja Cetakan Umum 5. Belanja Fotocopy

6. Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai

7. Belanja Pemeliharaan Sarana Pendidikan dan Pelatihan

B. Untuk SMAN dan SMKN

1. Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 2. Belanja Alat Tulis Kantor

3. Belanja Alat Listrik dan Elektronik

4. Belanja Alat Kebersihan dan Bahan Pembersih 5. Belanja Bahan Peraga

6. Belanja Cetakan Umum

7. Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 8. Belanja Pemeliharaan Alat Peraga/Praktik Sekolah 9. Belanja Pemeliharaan Sarana Pendidikan dan Pelatihan

PENYALURAN DANA BOS TAHUN 2011

Penerapan pendistribusian dana BOS tahun 2011

terdapat perbedaan pendistribusian ke Sekolah Negeri

dan ke Sekolah Swasta berdasarkan Surat Edaran

Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

900/5106/SJ dan Nomor 02/XII/SEB/2010 tertanggal

28 Desember 2010 yaitu

a. Dana BOS Untuk Sekolah Swasta diberikan oleh

Pemerintah Daerah

melalui Bendahara Umum

Daerah (BUD) dalam hal ini adalah BPKD atau

UPPK BPKD Kabupaten/Kota

langsung

diberikan ke sekolah swasta dalam bentuk

hibah

yang dituangkan dalam naskah perjanjian

hibah daerah (NPHD) sesuai tata cara pemberian

dan pertanggung jawaban subsidi, hibah, bantuan

sosial dan bantuan keuangan yang ditetapkan

dalam peraturan keuangan daerah.

b. Dana BOS Untuk Sekolah Negeri dianggarkan

melalui belanja langsung dalam bentuk

program/kegiatan pada UKPD Pendidikan dalam

hal ini Suku Dinas Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota

yang dituangkan dalam Dokumen

Rencana Kegiatan Anggaran (RKA)

dimana

penyusunan anggaran dimaksud diuraikan

dalam jenis belanja pegawai, belanja barang

dan jasa, dan belanja modal,

Di tahun 2011 cukup aman alokasi dana BOS

Kalau kita lihat dari jumlah pagu dana BOS untuk

Provinsi DKI jakarta yang ditetapkan berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 247/ PMK.07/

2010 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi

Sementara Bantuan Operasional Sekolah Bagi

(9)

Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota Tahun

Anggaran 2011”

a. Jakarta Pusat mendapat alokasi:

Rp. 57.895.475.000,-

b. Jakarta Utara mendapat alokasi:

Rp. 83.860.425.000,-

c. Jakarta Barat mendapat alokasi:

Rp.117.823.375.000,-

d. Jakarta Selatan mendapat alokasi:

Rp.126.504.350.000,-

e. Jakarta Timur mendapat alokasi:

Rp.164.897.450.000,-

f. Adm Kep Seribu mendapat alokasi:

Rp. 1.738.753.000,-

Jumlah Total alokasi = Rp.552.719.828.000,-

(Lima ratus lima puluh dua milyar tujuh ratus

Sembilan belas juta delapan ratus dua puluh

delapan ribu rupiah,-)

Namun dana tersebut masih belum bisa direalisasikan

karena sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada

berkaitan dengan penyaluran dana BOS tahun 2011,

terdapat perbedaan yang sangat signifikan dapat

menghambat terealisasinya penyaluran dana bos tepat

waktu yakni pada bulan pertama di triwulan I

dikarenakan adanya perbedaan perlakuan :

a.

Tahun 2010 dana BOS baik untuik sekolah Negeri

maupun untuk Sekolah Swasta perlakuan

pendistribusiannya sama tidak ada perbedaan,

sedangkan untuk penyaluran Dana Bos Tahun 2011

ada perbedaan penyaluran dana BOS terhadap

sekolah Negeri yang menggunakan pemecahan 3

(tiga) kode rekening anggaran :

Kode rekening

dana Belanja Pegawai

, kode rekening

Belanja

Barang/ Jasa

dan kode rekening

Belanja Modal

yang masing-masing besaran prosentasinya

ditentukan, sedangkan

penyaluran dana BOS di

Sekolah Swasta yakni dengan cara hibah yang

diawali dengan adanya naskah perjanjian hibah

daerah.

b. Adanya perbedaan sumber dana

Tahun 2010 sumber dana BOS ada pada Dana

Dekonsentrasi (APBN) yang dananya ada didalam

DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran) Dinas

Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

Sedangkan Di RKP (Rencana Kerja Pemerintah)

Tahun 2011, disebutkan bahwa mekanisme

penyaluran BOS mengikuti pola desentralisasi dengan

alasan: (1) Sesuai PP 38 Tahun 2007; (2) Arah

kebijakan RKP 2011 tentang Transfer Daerah

(10)

Disepakati bahwa dana BOS nantinya akan dialihkan

melalui

mekanisme “transfer ke daerah” yaitu : (i)

di

dalam struktur APBN akan dimasukkan ke dalam

kelompok Dana Penyesuaian; dan (ii)

dana

BOS akan

dikirim langsung dari kas Negara ke kas daerah,

kemudian akan

disalurkan ke rekening sekolah

dengan mengikuti mekanisme struktur dana APBD.

c.

Sampai dengan saat ini kami sudah bersurat ke

Kemendikans untuk mendapat informasi dan penegasan

tentang kapan waktu penyaluran dana dari Kemenkeu

kepada piahak Pemerintah Daerah Provinsi DKI

Jakarta, agar kami dapat melakukan penelusuran ke

pihak BPKD Provinsi DKI Jakarta selaku Bendahara

Umum Daerah (BUD) kapan akan menyalurkan dananya

ke sekolah sekolah penerima dana BOS (Surat Kepala

Dinas Pendidikan yang ditujukan ke Menteri Pendidikan

Nasional Nomor: 8378/-1.851.91 Tanggal: 10 Desember

2010 sampai dengan saat ini belum di tanggapi oleh

pihak Kemendinas)

Tapi terlepas apapun kebijakan tentang penyaluran dana

BOS dari tahun 2010 menjadi seperti yang akan diterapkan

di Tahun 2011, pihak sekolah dalam memanfaatkan dana

BOS yag didapat harus melalui mekanisme penyusunan

APBS yang dibuat pada awal tahun pelajaran berlangsung

yaitu biasanya disusun pada bulan juli pada setiap

tahunnya.

Jadi penggunaannya sesuai dengan kebutuhan sekolah yang

sudah direncanakan bersama dengan pihak sekolah dan

pihak Komite sekolah, dan telah dituangkan dalam naskah

APBS (Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah) bukan

berdasarkan keinginan yang mendadak, sehingga

pertanggungjawabannyapun sudah sesuai dengan

perencanaan yang disusun sebelumnya dan sudah ada di

dalam naskah APBS serta peng spj an nya juga dibuat sesuai

dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan arah perpindahan dari stasiun pengamatan terletak di bagian utara pulau Sumatera, yang disebabkan oleh gempa bumi Aceh yang terjadi pada bulan Desember 2004

Dalam penelitian ini gempa yang terjadi pada tanggal 11 April 2012 dijadikan subjek untuk melihat pergeseran salah satu stasiun SuGAr (UMLH) yang terletak di Provinsi

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwaNilai-nilai pendidikan Islam di dalam kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa (Q.S Al-Kahfi: 60-82) adalah berupa nilai

produk yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa atribut produk motor merek Honda jenis Vario yang lebih dominan mempengaruhi persepsi konsumen saat ini adalah

Menurut Yusi (2009: 103), sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian yang diambil dengan menggunakan

Rangka kursi roda yang digunakan penulis dipilih untuk memuni kebutuhan pengguna berupa sistem reclining agar mengurangi resiko terjatuh kedepan dengan kriteria

Mulai tahun 2013, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30 tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Cadangan Penjaminan Dalam Rangka

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 101 Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah,