b+
EVALUASI PELAKSANAAN BOS 2010
DAN KESIAPAN MENGHADAPI
PERUBAHAN KEBIJAKAN BOS 2011
DI DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI DKI JAKARTA
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN
Jalan, Jend. Gatot Subroto kav. 40 –41 Jakarta Selatan
2010
KEBIJAKAN PROSES PENYUSUNAN DAN PERUMUSAN RENCANA KERJA TAHUNAN SEKOLAH DAN RENCANA ANGGARAN DAN PENDAPATAN BELANJA SEKOLAH
TAHAP VI
RKTS DAN RAPBS FINAL
TAHAP V
PERTEMUAN SEKOLAH, KOMITE SEKOLAH
DENGAN
ORANGTUA/WALI MURID
DRAFT RKTS DAN RAPBS
TAHAP IV
KEPALA SEKOLAH MEMBENTUK TIM PENYUSUN DAN PERUMUSAN RKTS & RAPBS
TAHAP III
RAKER SEKOLAH DENGAN SELURUH WARGA
SEKOLAH
TAHAP I & II
RAKER WAKIL KEPALASEKOLAH/ KOORDINATOR UNIT KERJA
DENGAN STAF/GURU RAKER SEKOLAH DAN
Undang-Undang SISDIKNAS Nomor: 20 TAHUN
2003 (Pasal 34, ayat 2-3), menyatakan :
Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
Pendanaan Pendidikan menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan adalah “Penyediaan Sumber daya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan”. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
BOS tidak menghalangi peserta didik, orang tua, atau walinya memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada sekolah.
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.
Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan: a. SD/SDLB Kota : Rp 400.000,00 siswa/tahun atau Rp 33.333,33 siswa/bulan b. SD/SDLB Kabupaten : Rp 397.000,00 siswa/tahun atau Rp.33.083,33 siswa/bulan c. SMP/SMPLB/SMPT Kota : Rp 575.000,00 siswa/tahun atau Rp 47.916,67 siswa/bulan d. SMP/SMPLB/SMPT : Rp 570.000,00 siswa/tahun Kabupaten atau Rp 47.500,00 siswa/bulan
HASIL YANG DIHARAPKAN
Terlaksananya penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu di Provinsi DKI Jakarta dengan dukungan dan keterlibatan berbagai pihak yang terkait serta tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
PENYALURAN DANA BOS TAHUN 2010
Pelaksanaan program BOS di Provinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2010, diharapkan Penyaluran dan Pencaian dapat terlaksana dengan baik dan dalam kurun waktu yang tepat sesuai triwulan yang ada
Anggaran dan Realisasi Anggaran sampai dengan akhir bulan Desember 2010, berdasarkan SP2D mencapai 96,39% dengan rincian : - SD/SDLB : pagu Rp. 348.793.158.000,- - SMP/ SMPLB/ SMPT : pagu Rp. 209.248.940.000,-
TEREALISIR :
- SD/SDLB : Rp. 335.797.292.500,- - SMP/ SMPLB/ SMPT : Rp. 202.374.581.250,-Total Anggaran dana BOS yang telah tersalurkan : Rp.538.171.873.750,-
Dana BOS yang tersalur untuk membantu : 1.190.948 Peserta didik di 3.875 Sekolah
Dengan Perincian : Peserta Didik
- SD/SDLB : 844.617 - SMP/ SMPLB/ SMPT : 354.852
Sekolah Penerima Dana BOS - SD/SDLB : 2.943 - SMP/ SMPLB/ SMPT : 965
RINCIAN PENGELOLAAN/PENYALURAN
DANA BOS TAHUN 2010
A. PENYALURAN DAN PECAIRAN DANA BOS TRIWULAN I, II, III, IV disalurkan melalui mekanisme Dana Dekonsentrasi (APBN) yang alokasinya langsung terdapat di Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dari Kementerian Pendidikan Nasional melalui Dirjen Mandikdasmen (Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendinas RI)
- Pada Periode Pertama (Januari-Maret) 2010, Tersalur pada Bulan Januari 2010
Untuk SD/SDLB sebesar Rp 84.459.588.750,-
Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 51.008.566.250,-
Berdasarkan SP2D nomor 636495O/088/110 tanggal 28 Januari 2010
- Pada Periode Kedua (April-Juni) 2010, tersalur pada Bulan April 2010
Untuk SD/SDLB sebesar Rp 84.104.988.750,-
Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 50.535.916.250,-
Berdasarkan SP2D nomor 653696O/088/110 tanggal 19 April 2010
- Pada Periode Ketiga (Juli-September) 2010, tersalur pada Bulan Juli 2010
Untuk SD/SDLB sebesar Rp 84.076.688.750,-
Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 50.682.253.750,-
Berdasarkan SP2D nomor 412042P/088/110 tanggal 22 Juli 2010
- Pada Periode Keempat (Oktober-Desember) 2010, tersalur pada Bulan Oktober 2010
Untuk SD/SDLB sebesar Rp 83.156.026.250,-
Untuk SMP/SMPLB/SMP Terbuka sebesar Rp 50.147.845.000,-
Berdasarkan SP2D nomor 608264Q/088/110 tanggal 20 Oktober 2010
B. BOS DIALOKASIKAN UNTUK MEMBIAYAI
KEGIATAN- KEGIATAN SEBAGAI BERIKUT :
A. Untuk membeli buku teks pelajaran (BOS Buku)
Sebagian dana BOS harus untuk membeli buku yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah sebanyak jumlah siswa. Harga buku harus mengikuti harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Depdiknas.
à SD : buku IPS (kelas 4, 5 dan 6) dan PKN (kelas 1 s/d 6)
à SMP: buku PKN (kelas 7 s/d 9) dan IPA (kelas 7 s/d 9) Pembelian dapat dilakukan bertahap, akan tetapi harus terpenuhi seluruhnya sebelum tahun ajaran baru. B. Untuk operasional sekolah (BOS Tunai)
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru) 2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di
perpustakaan sekolah
3. Pembelian buku teks pelajaran
4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial,
pembelajaran pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan diluar jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba)
5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopi, honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa)
6. Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran/majalah
pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.
7. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah
ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli Genzet. 8. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan
atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.
9. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk membayar honor tenaga honorer yang membantu administrasi BOS.
10. Pengembangan profesi guru: pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS.
11. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll)
12. Pembiayaan pengelolaan BOS: alat tulis kantor (ATK), penggandaan, surat menyurat, insentif bagi satu orang dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank/PT Pos.
13. Pembelian komputer desktop untuk kegiatan belajar siswa: maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP dalam satu tahun anggaran.
14. Bila seluruh komponen 1 s.d 13 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik dan mebeler sekolah.
PROSES ALUR DATA DAN PENYALURAN DANA BOS
PENJELASAN ALUR DATA SISWA PENERIMA DANA BOS :
1. Sekolah sebagai sumber data menyampaikan data siswa ke Dinas Pendidikan Kecamatan.
2. Dinas Pendidikan Kecamatan mengolah data untuk dikirim ke Dinas Pendidikan Wilayah Kota.
3. Dinas Pendidikan Wilayah Kota mengolah dan merekap data untuk dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
4. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta/Satker mengolah dan merekap data siswa per wilayah kota.
(S P P)* (S P 2 D)* (R T G S) * Keterangan :
*) ‐ SPP (Surat Permohonan Pembayaran) ‐ SP2D (Surat Perintah Pembayaran Dana) ‐ RTGS (Real Time Gross Settlement) ‐ Alur Data DEPDIKNAS DINAS/SATKER (PENGOLAH DATA) DIPA 4 SEKOLAH SUKU DINAS MANAGER
(PENGOLAH DATA)
KECAMATAN (PENGOLAH DATA)
SEKOLAH (PENGOLAH DATA)
BANK DKI WILAY AH KOTA (PENYALUR) 7 5 K P N 1 BANK PERSEPSI (BRI/BUKOPIN/MANDIRI BANK DKI (PENAMPUNG) 3 6 1
5. Setelah data dianggap benar dan berdasarkan hasil rapat kordinasi dengan para manager tingkat wilayah kota, data tersebut dikirim ke Departemen Pendidikan Nasional RI untuk dianggarkan.
6. Departemen Pendidikan Nasional RI mengadakan rapat kordinasi dengan para Satker tingkat Provinsi seluruh Indonesia untuk menentukan anggaran dana BOS yang dibutuhkan oleh sekolah disetiap Provinsi.
7. Departemen Pendidikan Nasional RI pada bulan Desember menyerahkan DIPA ke Satker Provinsi DKI Jakarta
PENJELASAN PENYALURAN DANA BOS : 1. Berdasarkan DIPA Dinas/Satker membuat surat
permohonan pembayaran (SPP) kepada Kantor Perbendaharaan Negara (KPN).
2. Setelah diteliti dan setujui oleh KPN, maka KPN
menerbitkan Surat Perintah Pembayaran Dana (SP2D), dengan diterbitkannya SP2D menandakan bahwa dana sudah tersedia pada Bank Persepsi yang ditunjuk oleh KPN (Bank BRI/Bank BUKOPIN/Bank MANDIRI).
3. Bank Persepsi menyalurkan dana dengan RTGS kepada Bank DKI sebagai Bank Penampung Dana BOS.
4. Dinas/Satker membuat surat pemberitahuan kepada Bank Wilayah dengan melampirkan Cek Tunai beserta
Daftar Nama-Nama Sekolah lengkap dengan Nomor Rekening Koran Sekolah untuk menyalurkan Dana BOS ke sekolah.
5. Bank Wilayah Kota setelah mendapatkan Cek Tunai dari Dinas/Satker melaporkan ke Bank DKI untuk
pemindahbukukan ke rekening Bank wilayah kota. 6. Bank DKI memindah bukukan Dana BOS ke rekening
Bank wilayah kota
7. Bank wilayah kota menyalurkan Dana BOS ke sekolah atas dasar permohonan penarikan Dana BOS dari sekolah.
DANA BOP
Selain dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di Provinsi DKI Jakarta juga menyalurkan dana BOP (Biaya Operasional Pendidikan yang bersumber dari dana APBD dengan Total Alokasi Rp. 1.021.928.712.000,- per tahun Anggaran 2010. Total Alokasi Dana BOP perjenjang dan jenis pendidikan di Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
a. TKLB/ SDLB/ SMPLB/ TK Negeri : Rp. 2.852.352.000,- b. SD Negeri Rp.521.572.320.000,- c. SMP Negeri Rp.337.559.640.000,- d. SMA Negeri Rp. 83.003.400.000,- e. SMK Negeri Rp. 76.941.000.000,-
Bantuan Operasional Buku (BOB)
f. SMA Negeri Rp. 27.565.800.000,- g. SMK Negeri Rp. 12.554.400.000,- h. Madrasah Aliyah Negeri Rp. 2.513.700.000,-
ALOKASI BIAYA BOP
a. TKN : Rp 33.500,00 siswa/bulan b. SDN/MIN : Rp 60.000,00 siswa/bulan c. SMPN/MTsN : Rp 110.000,00 siswa/bulan d. TKLBN/SDLBN/SMPLBN : Rp 197.500,00 siswa/bulan e. SLBN : Rp 223.000,00 siswa/bulan f. SMAN : Rp 75.000,00 siswa/bulan g. SMKN : Rp 150.000,00 siswa/bulan
BOP DIALOKASIKAN UNTUK MEMBIAYAI
KEGIATAN- KEGIATAN SEBAGAI BERIKUT :
A. Untuk TKN, TKLBN, SDN/SDLN/MIN dan SMPN/SMPLBN/ MTsN
1. Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 2. Belanja Alat Tulis Kantor
3. Belanja Bahan Peraga 4. Belanja Cetakan Umum 5. Belanja Fotocopy
6. Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai
7. Belanja Pemeliharaan Sarana Pendidikan dan Pelatihan
B. Untuk SMAN dan SMKN
1. Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 2. Belanja Alat Tulis Kantor
3. Belanja Alat Listrik dan Elektronik
4. Belanja Alat Kebersihan dan Bahan Pembersih 5. Belanja Bahan Peraga
6. Belanja Cetakan Umum
7. Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 8. Belanja Pemeliharaan Alat Peraga/Praktik Sekolah 9. Belanja Pemeliharaan Sarana Pendidikan dan Pelatihan