• Tidak ada hasil yang ditemukan

A-PDF Watermark DEMO: Purchase from to remove the watermark

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A-PDF Watermark DEMO: Purchase from to remove the watermark"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, dengan tersusunnya modul Pembesaran Ikan Air

Tawar ini. Modul ini disusun sebagai panduan bagi siswa/

guru dalam mengimplementasikan pendekatan belajar TEFA, sehingga peserta didik dapat melaksanakan kegiatan produksi secara mandiri tanpa harus selalu didampingi oleh guru.

Modul ini berisi tentang tahapan kegiatan produksi yang meliputi input, proses, dan output yang dapat digunakan oleh seluruh peserta didik pada semua tingkatan / kelas di SUPM. Dengan menjalankan / melaksanakan seluruh tahapan prosedur yang ada pada modul ini, peserta didik akan dapat mengasah aspek psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap). Sedangkan hal-hal yang terkait dengan aspek kognitif (pengetahuan), peserta didik harus aktif mengikuti materi teori dari pembelajaran di ruang kelas dan membaca dari sumber-sumber referensi di perpustakaan.

Jakarta, Desember 2012 Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR TABEL ... v PENDAHULUAN ... 1 A.Latar Belakang ... 1 B.Deskripsi Singkat ... 1 C.Tujuan Pembelajaran ... 2

D.Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi ... 2

UNIT KOMPETENSI 1. MENYIAPKAN WADAH PEMELIHARAAN IKAN ... 4

A.Perbaikan Wadah Budidaya ... 6

B.Mengolah Lahan Budidaya ... 9

C.Melakukan Pengukuran Kualitas Air ... 14

UNIT KOMPETENSI 2. PENEBARAN BENIH ... 21

A. Memilih Benih ... 21

B. Aklimatisasi ... ... 22

C. C. Penebaran Benih ... 22

UNIT KOMPETENSI 3. MEMBERI DAN MENYIMPAN PAKAN... ... 25

A. Menghitung Kebutuhan Pakan ... 25

B. Menimbang Pakan ... 26

C. Memberi Pakan... 27

D. Menyimpan Pakan ... 28

UNIT KOMPETENSI 4. MONITORING PERTUMBUHAN DAN KESEHATAN IKAN ... 29

A. Melakukan Sampling Ikan ... 29

B. Menghitung Laju Pertumbuhan Ikan ... 30

C. Memantau Kesehatan Ikan ... 31

(4)

UNIT KOMPETENSI 5. MELAKUKAN PENCEGAHAN

DAN MENGOBATI IKAN ... 34

A. Melakukan Pencegahan Penyakit Ikan ... 34

B. Mengobati Ikan ... 35

UNIT KOMPETENSI 6. MEMANEN IKAN... ... 38

C. Memanen Ikan ... 38

D. Menghitung Nilai FCR ... 39

E. Menghitung Nilai Derajat Kelangsungan Hidup .... 40

F. Melakukan Pasca Panen ... 41

EVALUASI ... 44

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wadah pemeliharaan ikan ... 6

Gambar 2. Perbaikan pematang ... 8

Gambar 3. Pengeringan dasar kolam ... 10

Gambar 4. Pembalikan dasar tanah ... 11

Gambar 5. Proses memanen ikan ... 39

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Syarat lokasi budidaya ... 4 Tabel 2. Syarat wadah budidaya ... 5 Tabel 3. Kualitas air untuk ikan lele ... 14 Tabel 4. Kriteria benih yang baik menurut

SNI 01-6484.2-2000 ... 22 Tabel 5. Standar penebaran ikan lele ... 23

(7)
(8)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Modul budidaya ikan lele dan nila ini disusun untuk membantu para siswa SMK atau SUPM agar dapat meningkatkan kompetensinya dalam hal budidaya ikan lele dan nila. Modul ini bermanfaat sebagai acuan sehingga para guru dapat mempunyai panduan dalam kegiatan budidaya sehingga memudahkan pada saat praktek dilapangan. Sehingga para siswa/i mudah mengerti.

Selain digunakan oleh guru, modul ini juga bermanfaat sebagai pegangan para siswa/i dapat melakukan kegiatan secara mandiri tanpa harus selalu didampingi oleh guru. Dengan mempelajari modul ini siswa/i SMK atau SUPM diharapkan mampu membudidayakan ikan lele atau nila dengan baik, sehingga menambah kompetensi siswa.

B. Deskripsi Singkat

Modul ini merupakan bagian dari modul budidaya untuk SUPM. Modul ini terdiri dari sub judul yaitu, pendederan ikan lele dan nila, dan pembesaran ikan lele dan nila. Modul ini disusun secara sederhana, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan disusun berdasarkan kumpulan SNI dan pengalaman-pengalaman pembudidaya yang telah berhasil sehingga modul ini diharapkan dapat menjawab sebagian besar pertanyaan dan kesulitan yang dihadapi siswa/i.

(9)

C. Tujuan Pembelajaran

Modul ini merupakan modul yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi budidaya ikan lele yang terdiri dari pembesaran ikan lele. Setelah mempelajari modul ini siswa/i mampu melakukan pembesaran ikan lele yang meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan benih dan pemanenan ikan konsumsi.

Indikator Kerja :

1. Derajat kelangsungan hidup 90%

2. Produktivitas minimal 10 kg/m2/musim tanam

D. Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi 1.Menyiapkan wadah pembesaran

a. Perbaikan wadah budidaya

b. Mengolahan lahan budidaya

1) Mengeringkan kolam

2) Pembalikan tanah dasar kolam

3) Melakukan pengapuran lahan budidaya

4) Melakukan pemupukan dan pengisian air

c. Melakukan pengukuran kualitas air

2.Menebar Benih

a. Memilih Benih

b. Aklimatisasi

c. Penebaran Benih

3.Memberi dan Menyimpan Pakan

a. Mengitung kebutuhan pakan

b. Menimbang pakan

c. Memberi Pakan

(10)

d. Menyimpan Pakan

4.Monitoring Pertumbuhan dan Kesehatan Ikan

a. Melakukan sampling ikan

b. Menghitung laju pertumbuhan ikan

c. Memantau Kesehatan Ikan

5.Melakukan Pencegahan dan Mengobati Ikan

a. Melakukan pencegagan penyakit ikan

b. Mengobati ikan

6.Memanen Ikan

a. Memanen ikan

b. Menghitung nilai FCR

c. Menghitung nilai derajat kelangsungan hidup

d. Melakukan Pasca Panen

(11)

UNIT KOMPETENSI 1

MENYIAPKAN WADAH PEMELIHARAAN IKAN Standar Unit Kompetensi :

Siswa mampu menyiapkan lahan & media budidaya dengan baik dan benar

Indikator Keberhasilan :

Lahan dan media yang disiapkan memiliki kualitas sesuai yang dipersyaratkan dalam SNI

Uraian Materi :

Sebelum memulai kegiatan budidaya persyaratan lokasi budidaya mutlak diperlukan karena berhasil tidaknya kegiatan budidaya yang dilakukan tergantung dari menunjang tidaknya lokasi budidaya. Berikut adalah syarat lokasi budidaya yang baik.

Tabel 1. Syarat lokasi budidaya

Persyaratan lokasi untuk kolam

Parameter Kriteria

Lahan Bebas banjir dan bebas dari pengaruh pencemaran

Tanah Tanah stabil, warna kehitaman yang memiliki tekstur 50-60% lempung, lebih kecil 20% pasir dan sisanya serbuk bahan organik

pH tanah >5

Sumber air Tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun Ketinggian lahan 0-1000 m di atas permukaan laut

Persyaratan lokasi untuk KJA

Parameter Kriteria

Lokasi Waduk, danau dengan ketinggian >700 meter di atas permukaan laut Kedalaman Air ≥5 meter dari dasar jaring saat surut terendah

Luas areal

pemasangan jaring Maksimal 10% dari luas areal potensial dan luas jaring 10% dari luas areal pemasangan jaring

kekuatan arus dasar 20-40 cm/detik

(12)

Dalam kegiatan budidaya disamping lokasi, wadah budidaya juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan budidaya. Macam, bentuk dan konstruksi wadah yang berbeda akan membedakan pula teknik dan teknologi budidaya yang dapat diterapkan dalam kegiatan budidaya tersebut. Mengingat pentingnya wadah budidaya sebagai faktor yang sangat penting, maka diperlukan syarat-syarat wadah budidaya yang baik agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Tabel 2. Syarat wadah budidaya yang baik untuk budidaya lele

Parameter Kriteria

Konstruksi Tanah atau tembok dengan pematang yang kuat Luas Disesuaikan dengan padat tebar

Kedalaman 0,75-1,5

Wadah dapat dikeringkan sempurna

Persiapan lahan bertujuan untuk menyiapkan wadah pemeliharaan untuk mendapatkan lingkungan atau wadah yang subur yang optimal untuk pertumbuhan ikan yang diperlihara.

Wadah pemeliharaan ikan dapat berupa kolam tanah, terpal, Fiber, kolam beton atau Karamba jaring apung (KJA). Persiapan wadah yang terbuat dari beton, terpal, fiber dan KJA (jaring) relatif mudah dibandingkan dengan kolam tanah, ini disebabkan karena pada kolam tanah perlu dilakukan perawatan struktur dan kesuburan tanah agar kondisi tanah tetap baik dan dapat mendukung selama kegiatan pembesaran berlangsung.

(13)

Kolam fiber kolam terpal

kolam beton KJA Gambar 1. Wadah pemeliharaan ikan

A. Perbaikan Wadah Budidaya

Perbaikan wadah budidaya dilakukan bertujuan untuk mencegah kebocoran. Jenis kerusakan atau kebocoran wadah berbeda-beda tergantung dari jenis wadah yang digunakan. Penyebab kebocorannya pun berbeda seperti kebocoran pematang tanah dapat diakibatkan oleh binatang air seperti

(14)

belut, kepiting dan hewan air lainnya, kebocoran pada bak bisa sebabkan bak retak karena terlalu lama dalam pengeringan, retak atau kebocoran pada bak juga bisa disebabkan kualitas dan konstruksi yang kurang kuat sehingga mudah pecah atau retak. Sedangkan kerusakan pada KJA dapat diakibatkan jaring dimakan tikus pada saat penjemuran, di makan ikan buntal, dapat juga dikarenakan penanganan yang salah saat perawatan. Langkah-langkah perbaikan pematang tanah, bak atau KJA adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan pematang tanah

a. Amati apakah ada lubang yang ada di dinding

pematang

b. Tambal lubang dengan cara menimbun lumpur atau

tanah

c. Jika lubang berdiameter besar maka sebelum ditimbun

lumpur isi dengan batu tujuannnya agar tambalan lebih kuat menahan tekanan air kemudian baru di tutup dengan lumpur atau tanah

d. Padatkan tambahan dengan cara menginjak atau

menekan sehingga tanah tambalan lebih padat

e. Untuk pematang yang rusak terkikis air perbaikan

dapat dilakukan dapat dilakukan dengan cara menimbun dengan tanah sehingga pematang lebih tebal dan kuat

(15)

Gambar 2. Perbaikan Pematang

2. Perbaikan bak

a.Cari keretakan dengan cara meraba (untuk bak fiber),

melihat keretakan secara langsung atau melihat tempat bocor air

b.Buat adukan semen murni (untuk bak beton) dan potong

serat fiber sesuai dengan keretakan (untuk bak fiber)

c. Untuk bak beton

1) tuangkan adukan semen dengan menggunakan scrap

sambil diratakan dan ditekan agar adukan semen masuk ke sela-sela retakan

2) haluskan tambalan dengan menggunakan kain atau

kuas

3) Biarkan kering 2-3 hari

4) Bilas dengan air agar sisa kotoran hilang d.Untuk bak fiber

1) bersihkan bagian yang akan ditambal dengan

menggunakan amplas halus

2) Lakukan pengelapan dengan kain kering hingga

kering dan bersih dari debu

(16)

3) Oleskan lem fiber menggunakan kuas 4) Letakkan serat fiber di atas lem

5) Lapisi kembali serat fiber dengan menggunakan lem

dengan cara mengoleskan lem berkali-kali dengan kuas sehingga serat menyatu dengan bak

6) Biarkan sampai kering

3. Perbaikan KJA

a. Amati jaring yang sobek dengan membentangkan jaring

setiap sisi secara bergantian

b.Kaitkan jaring yang sobek dengan tali PE

c. Rapikan sambungan dengan cara memotong sisa tali PE.

B. Mengolah Lahan Budidaya

Proses pengolahan lahan budidaya dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan yaitu mengeringkan kolam, pembalikan tanah dasar, melakukan pengapuran dan melakukan pemupukan lahan budidaya. Proses pengolahan lahan budidaya ini cenderung mengacu pada jenis kolam tanah sebab untuk pembesaran ikan dibutuhkan kolam dengan kapasitas yang besar.

1. Mengeringkan kolam

Pengeringan dasar kolam bertujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam selain itu dapat membuang racun sisa dekomposisi selama budidaya sebelumnya. Proses pengeringan dilakukan dengan cara :

a. Tutup pintu pemasukan air (inlet) dan membuka

saluran pembuangan (outlet)

(17)

b. Biarkan air keluar dari kolam dengan sendirinya

c. Apabila air tidak bisa terbuang 100% maka pasang

pompa air dibagian paling dalam pada kolam

d. Sambungkan selang pada pompa untuk mengalirkan air

e. Hidupkan pompa dan biarkan air kolam habis terbuang

f. Setelah selesai, bereskan pompa dan peralatan lainnya

g. Biarkan kolam kering selama 2-3 hari atau sampai

tanah dasar retak-retak

Gambar 3. Pengeringan dasar kolam

2. Melakukan pembalikan tanah dasar kolam

Pembalikan tanah dasar kolam dilakukan pada kolam tradisional dan kolam semi intensif dimana dasar kolam berupa tanah. Tujuan pembalikan tanah dasar kolam adalah mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga senyawa-senyawa beracun yang terdapat di dasar kolam dapat menguap. Cara pembalikan tanah dasar kolam adalah sebagai berikut :

a. mencangkul tanah dasar kolam sedalam 10–20 cm

(18)

b. Tanah hasil pencangkulan tersebut dibalikan sampai tanah bagian dalam terletak dibagian atas permukaan

c. Pencangkulan dilakukan merata diseluruh dasar kolam

d. Biarkan kolam kering sampai 3-5 hari biasanya selama

pengeringan tanah dilakukan bersamaan dengan pengapuran

e. Setelah tanah dasar kolam kering, kemudian ratakan

tanah dasar menggunakan cangkul

f. Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah

kolam. Saluran ini disebut kemalir. Kemalir berfungsi untuk memudahkan pemanenan dan sebagai tempat berlindung benih ikan pada siang hari

Gambar 4. Pembalikan tanah dasar kolam

3. Melakukan pengapuran lahan budidaya

Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pembalikan tanah dasar. Setelah tanah dibalik dan sambil menunggu tanah kering, penebaran kapur dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk

(19)

mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur tohor/kapur aktif (CaO), Kaptan (CaCO3) dan Dolomit [CaMg(CO3)2]. Dosis kapur yang digunakan biasanya 100-150 kg/ha. Langkah-langkah dalam pengapuran adalah sebagai berikut :

a. Mengukur luas kolam pemeliharaan yang akan dikapur

menggunakan alat ukur

b. Menghitung jumlah kapur yang harus diberikan dengan

cara mengalikan luas kolam dengan dosis kapur yang akan diberikan

c. Menimbang kapur sesuai kebutuhan yang telah

dihitung menggunakan timbangan

d. Tebarkan kapur tersebut ke dasar kolam secara merata

sampai permukaan tanah terkena kapur seluruhnya

e. Sebelum di tebar kapur yang masih berbentuk butiran

atau bongkahan dihancurkan terlebih dahulu agar kapur lebih merata dan cepat terserap tanah

f. Biarkan kolam 3-5 hari agar tanah dan kapur pada

dasar kolam kering

4. Melakukan pemupukan dan pengisian air

Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benih ikan. Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada

(20)

kesuburan kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150

gram/m2, sedangkan untuk kolam yang kurang

kesuburannya dapat ditebarkan kotoran ayam sebanyak

300–500 gr/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan,

TSP dan Urea masing-masing sebanyak 10 gr/m2 dan 15

gr/m2. Langkah-langkah dalam pemupukan yaitu :

a. Jemur kotoran ayam sampai kering

b. Timbang kotoran ayam yang telah kering sesuai dosis

yang diinginkan

c. Untuk kolam tanah yang besar maka pemupukan

dilakukan dengan menebarkan pupuk secara merata di dasar kolam

d. Untuk pemupukan di kolam beton, terpal, dan fiber

masukkan kotoran ke dalam karung dan letakkan pada sudut-sudut kolam

e. Buka pintu pemasukan air (inlet), aliri air sampai

ketinggian 10 cm. Biarkan kolam 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah

f. Pada hari kelima, tambahkan air lagi pada kolam

sampai ketinggian 50 cm dan biarkan sehari.

g. Selanjutnya kolam diisi air kembali sampai ketinggian

yang diinginkan dan benih siap ditebar.

h. Apabila kotoran ayam diperkirakan sudah habis hal

tersebut terlihat dari semakin menipisnya produksi pakan alami maka dapat dilakukan pemupukan ulang

dengan dosis 250 g/m2 untuk kotoran ayam, 2,5 g/m2

pupuk urea dan 1,25 g/m2 untuk pupuk TSP.

(21)

C. Melakukan Pengukuran Kualitas Air

Kualitas air dalam kegiatan pembesaran ikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan pembesaran ikan, berhasil tidaknya kegiatan pembesaran ikan tergantung sesuai tidaknya kualitas air dengan biota yang dibudidayakan. Kualitas air terdiri dari berbagai parameter namun yang pada umunya yang sering diamati adalah suhu, pH, DO, BOD,CO2 bebas, TOM, dan kesadahan.

Tabel 3. Kualitas air untuk ikan lele

Parameter Satuan Nilai

Suhu oC 25-30 pH 6,5-8,5 Ketinggian air cm 50-70 Kecerahan cm 25-35 DO Mg/l >4 Amoniak (NH3) Mg/l <0,01

Pengujian sampel kualitas air sangat penting dalam menentukan hasil yang didapat. Pegujian yang salah akan mengakibatkan data kualitas air yang didapat tidak dapat digunakan karena tidak valid, untuk itu diperlukan tahapan pengujian sampel dengan benar. Parameter dan cara pengukuran kualitas air yang dilakukan sebagai berikut :

1. Suhu

Alat : termometer Cara Kerja :

a. Ambil thermometer dan ujung thermometer bagian atas

dikaitkan dengan tali

(22)

b. Mencelupkan thermometer ke dalam air kolam pemeliharaan dan biarkan selama 5 menit agar thermometer stabil sesuai dengan suhu air

c. Angkat thermometer dan lihat suhu yang tertera pada

thermometer. Melihat thermometer harus cepat agar suhu pada air thermometer tidak berubah mengikuti suhu udara

d. Mencatat suhu air hasil pengukuran

2. pH

Alat : Kertas lakmus Cara Kerja :

a. Ambil sampel air

b. Mencelupkan kertas lakmus ke dalam air sampel

c. Warna yang timbul pada kertas lakmus dicocokkan

pada standar warna pengukuran

d. Mencatat nilai pH hasil pengukuran

3. D.O (Dissolved Oxygen) Alat : a. Botol Winkler b. Botol erlenmeyer c. Pipet tetes d. Perangkat titrasi e. Pipet volume Bahan :

a. Iodida alkali (perekasi Winkler) b. H2SO4 pekat

(23)

c. Larutan Mangan sulfat/ MnSO4 48% d. Natrium tiosulfat 0,025 N

e. Indikator amylum 1%

Cara Kerja :

a. Ambil sampel air menggunakan botol winkler dengan

hati-hati kemudian ditutup dengan rapat. Botol sampel harus terisi air dengan penuh dan tidak ada udara yang masuk dalam botol.

b. Buka tutup botol kemudian tambahkan 1 ml MnSO4

dan 1 ml reagen Winkler ke dalam air sampel, lalu botol ditutup kembali kemudian kocok dan ditunggu hingga terbentuk endapan.

c. Tambahkan 2 ml H2SO4 pekat ke dalam botol sampel,

kocok hingga endapan larut.

d. Ambil 50 ml sampel tersebut dan masukkan dalam

botol erlenmeyer, dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat 0,025 N sampai berwarna kuning muda pucat.

e. Tambahkan inikator amilum (biru).

f. Titrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat, dari

biru sampai menjadi bening.

g. Dicatat berapa ml Natrium tiosulfat yang dipakai.

Perhitungan : 8000 x ml Na 2S2O3 X N Na2S2O3 Kadar O 2 (mg/L) = ml sampel

(24)

4. CO2 BEBAS Alat :

a. Tabung reaksi

b. Botol erlenmeyer

Bahan :

a. Indikator Phenol ptalein

b. Natrium bikarbonat

Cara Kerja :

a. Masukkan 50 ml sampel air ke dalam botol

erlenmeyer.

b. Tambahkan 3-5 ml indikator PP.

c. Titrasi menggunakan larutan Natrium bikarbonat

standart tetes demi tetes sampai berwarna merah muda.

d. Catat ml Natrium bikarbonat standar yang terpakai.

Perhitungan :

5. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Alat :

a. Botol Winkler b. Pipet tetes c. Pipet volumetri

1000 X ml Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat Kadar CO

2 =

50

(25)

d. Erlenmeyer e. Buret dan statif

Bahan : Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja :

a. Saring 100 ml sampel air dari lumpur.

b. Diambil 75 ml sampel air yang telah disaring,

diencerkan dengan aquadest 100X dan masukkan ke dalam 2 botol Winkler.

c. Simpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan

kertas karbon atau plastik hitam) dan ditempat yang gelap. Dicatat suhu air dan jam penyimpanan.

Hitunglah kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian.

d. Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat.

e. Dicatat kadarnya.

Perhitungan :

6. TOM (Total Organic Mater) Alat : a. Perangkat titrasi b. Termometer c. Erlenmeyer d. Hot plate e. Pipet volume f. Pipet Mohr Bahan : a. H2SO4 6 N b. KMnO4 0,01 N c. H2C2O4 0,01 N

Kadar BOD (mg/l) = (DO sesaat – DO5) X pengenceran

(26)

Cara kerja :

a. Ambil 25 ml sampel air menggunakan pipet,

masukkan ke dalam erlenmeyer.

b. Tambahkan 0,5 ml H2SO4, beberapa teter KMnO4

0,01 N sampai berwarna merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah dioksidasi menjadi tingkat tinggi.

c. Ambil 10 ml larutan KMnO4 0,01 N dengan pipet

kemudian masukkan ke dalam erlenmayer. Warna larutan akan berwarna merah.

d. Dididihkan larutan tersebut, catat jamnya. Warna

larutan akan lebih muda, biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat.

e. Turunkan suhu sampai 80oC, tambahkan 10 ml asam

oksalat 0,01 N dengan pipet khusus. Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih.

f. Dalam suhu 70-80oC titrasi larutan dengan KMnO4

0,01 N sampai berwarna pink.

g. Hitung menggunakan rumus :

Keterangan : a = titrasi KMnO4 b = N KMnO4 c = NH2C2O4 0,1 N d = sampel air (ml)

h. Catat hasil perhitungannya

(10 + a) b – (10 x c) 31,6 x 1000

(27)

7. KESADAHAN TOTAL Alat : a. Pipet volume 10,0 ml b. Erlenmeyer c. Buret Bahan : a. Larutan EDTA b. Larutan Buffer pH 10 c. Indikator EBT Cara kerja :

1) Ambil 10 ml air sampel menggunakan pipet dan

masukkan ke dalam erlenmeyer.

2) Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi

merah muda.

3) Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-1,5 ml.

4) Titrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru

muda.

5) Catat volume EDTA yang dipakai.

6) Hitung menggunakan rumus :

7) Catat hasil penghitungannya.

ml EDTA X faktor EBT X 10 mg/L CaCO3= ________________________

ml sampel

(28)

UNIT KOMPETENSI 2 PENEBARAN BENIH Standar Unit Kompetensi :

Siswa mampu memilih dan menebar benih dengan baik dan benar

Indikator Keberhasilan :

Benih yang dipilih memiliki kualitas sesuai dengan SNI.

Uraian Materi : A. Memilih Benih

Benih yang siap tebar adalah benih yang berukuran 3-5

cm dan 5-8 cm, benih ditebarkan dengan kepadatan per m2

bervariasi tergantung jenis biota yang akan dipelihara. Agar hasil dari kegiatan pembesaran memuaskan maka benih yang dipilih adalah benih yang unggul.

Ciri-ciri benih yang baik yaitu :

1. Mempunyai ukuran yang seragam

2. Sehat dan tidak cacat atau luka

3. Bergerak aktif dan lincah

Cara menguji respon benih yang sehat yaitu:

1. Alirkan air ke wadah pemeliharaan atau penampungan

kemudian amati, benih yang sehat akan bergerak melawan arus

2. Saat pemberian pakan benih yang sehat akan responsive

yaitu dengan menghampiri pakan dengan cepat saat pakan diberikan

3. Benih yang sehat akan menyebar atau menjauhi sumber

gangguan jika ada gangguan

(29)

Tabel 4. Kriteria Benih lele yang baik menurut SNI: 01-6484.2-2000

Kriteria Satuan Pendederan I Pendederan II Pendederan III Pendederan IV

Lama

pemeliharaan Hari 20 40 54 75

Panjang Total Cm 0,75-1 1-3 3-5 5-8

Bobot Minimal Gram 1 2,5 5 10

Keseragaman

Ukuran % >75 >75 >75 >75

Keseragaman

Warna % 100 >90 >90 >90

B. Aklimatisasi

Sebelum benih ditebar ke dalam kolam maka perlu dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Tujuannya yaitu untuk menyesuaikan suhu dalam kantong dengan suhu kolam pemeliharaan agar benih ikan yang ditebar tidak stress karena terjadi perbedaan suhu yang mendadak. Proses aklimatisasi suhu adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan kantong packing yang berisi benih ke dalam

kolam tempat benih akan ditebar.

2. Biarkan kantong packing mengapung di permukaan air

selama 10-15 menit atau sampai kantong berembun.

3. Jika kantong sudah berembun itu merupakan tanda bahwa

suhu kantong dan suhu kolam relatif sama dan tutup kantong dapat dibuka.

C. Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan saat suhu air rendah kolam masih rendah yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00 – 07.00 atau pada sore hari di atas pukul 16.00. Tujuannya agar benih

(30)

tidak stres akibat suhu tinggi. Benih yang ditebar terlalu siang dapat menjadi stres akibat kepanasan. Berikut adalah cara benebaran benih;

1. Membuka tutup kantong packing benih yang sudah

berembun

2. menggulung kantong plastik packing sampai mendekati

permukaan air kantong

3. Percikkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong

dengan menggunakan tangan

4. Miringkan kantong packing sampai sebagian kantong

tenggelam

5. Biarkan benih keluar dengan sendirinya. Setelah terlihat

benih berani berenang keluar kantong sendiri itu merupakan tanda bahwa kondisi air pada kantong sudah relative sama dengan air pada kolam.

Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai 1,5 m.

Khusus penebaran benih di KJA benih di tebar di dalam hapa untuk memudahkan pengontrolan dan pada umumnya mata jaring KJA berukuran besar sehingga jika langsung dilepas maka ikan akan lolos dari jaring.

Tabel 5. Standar penebaran ikan lele

Padat

Tebar Satuan P I P II P III P IV PB 1 PB 2

Lele ekor/m2 100 50 25 20 10-15 3-5

Ukuran

minimum cm 0,75-1 1-3 3-5 5-8 10-15 100-150

(31)

Cara mengukur panjang total ikan menurut SNI: 01-6484.4-2000 yaitu dengan membentangkan tubuh ikan kemudian ukur ikan mulai dari ujung mulut sampai ujung ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam satua centimater atau millimeter.

(32)

UNIT KOMPETENSI 3

MEMBERI DAN MENYIMPAN PAKAN Standar Unit Kompetensi :

Siswa mampu menyimpan, menimbang dan memberi pakan dengan tepat

Indikator Keberhasilan :

Ikan hasil panen memiliki nilai FCR maksimal 1,1

Uraian Materi :

Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pembesaran ikan. Untuk mendapatkan pertumbukan ikan yang maksimal, kualitas dan kuantitas pakan harus diperhatikan. Apabila kandungan gizi pakan yang diberikan tidak baik dan jumlah yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan konsumsi ikan, maka ikan tidak akan bisa tumbuh dengan baik atau kuntet, namun jika pakan yang diberikan melebihi kebutuhan konsumsi ikan, maka sisa pakan yang tidak termakan akan merusak kualitas air media pemeliharaan. Selain itu, ukuran pakan yang diberikan harus disesuiakan dengan bukaan mulut ikan, karena apabila terlalu besar pakan yang diberikan tidak akan termakan, sebaliknya jika pakan terlalu kecil maka dibutuhkan jumlah yang besar untuk memenuhi konsumsi ikan dan pakan akan banyak terbuang karena terlalu kecil bagi ikan.

A. Menghitung kebutuhan pakan

Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan biomasa ikan. Dosis jumlah pakan yang diberikan berkisar

(33)

5% dari biomasa ikan namun dalam pengaplikasiannya perlu dilakukan pengamatan jika nafsu makan ikan tinggi bisa menggunakan dosis maksimal, namun jikan kurang sebaiknya menggunkan dosis yang jangan terlalu tinggi karena nantinya pakan tidak akan dimakan. Secara berkala jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan biomasa ikan, data biomasa ikan didapatkan dengan monitoring ikan dengan cara

sampling. Cara menghitung jumlah pakan yaitu:

1. Menghitung biomasa ikan keseluruhan dengan cara

mengambil sampel beberapa ekor benih secara acak, kemudian menimbang beratnya untuk mencari berat rata-rata per ekor benih

2. Mengkalikan berat rata-rata benih dengan jumlah populasi

benih maka diperoleh biomasa ikan

3. Menghitung jumlah pakan dengan mengkalikan biomasa

dengan dosis pakan yang akan diberikan

4. Mencatat hasil perhitungan pakan yang harus diberikan

pada ikan

B. Menimbang pakan

Setelah jumlah pakan yang akan diberikan sudah diketahui maka pakan dapat ditimbang. Pakan ditimbang berdasarkan jumlah pakan yang akan diberikan dalam satu hari. Penimbangan pakan harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam jumlah pakan yang diberikan. Langkah-langkah dalam penimbangan pakan yaitu:

(34)

1. Mengambil timbangan yang akan digunakan

2. Meletakkan timbangan pada tempat yang datar dan rata

3. Memasukkan pakan ikan pada timbangan sedikit demi

sedikit sampai jumlahnya sesuai dengan kebutuhan ikan dalam satu hari

4. Memasukkan pakan yang telah ditimbang pada wadah yang

telah disiapkan

C. Memberi pakan

Waktu pemberian pakan dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari. Setelah ditimbang pakan dibagi sesusai dengan frekuensi pemberian pakan, dalam membagi pakan maka pengamatan saat pemberian pakan sangat diperlukan, artinya banyak sedikitnya pembagian jumlah pakan yang diberikan dalam tergantung dari nafsu pakan ikan, jika pada siang hari nafsu pakan ikan tinggi maka jumlah pakan yang diberikan pada siang hari lebih banyak dari pada pagi atau sore hari. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara merata pada kolam agar seluruh ikan yang dipelihara mendapatkan pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan dengan cara:

1. Membagi jumlah pakan menjadi 2-3 bagian sesuai dengan

frekuensi yang akan diberikan

2. Memasukkan pakan yang akan diberikan ke dalam baskom

atau ember, apabila jumlah pakan yang akan diberikan banyak maka dapat menggunakan karung pakan

3. Membawa pakan ke kolam pemeliharaan

4. Menebarkan pakan menggunakan tangan atau

menggunakan gayung pakan secara merata

(35)

5. Apabila pakan yang diberikan masih tersisa dan ikan sudah tidak ingin makan lagi, maka sisa pakan disimpan dan diberikan pada waktu pemberian pakan berikutnya

D. Menyimpan pakan

Penyimpanan pakan sangat penting dalam menjaga kualitas pakan. Penyimpanan pakan yang salah akan menyebabkan kerusakan atau menurunnya kualitas pakan. Ruangan tempat menyimpan pakan harus kering namun tidak terlalu panas, sebaliknya jika ruangan terlalu lembab maka pakan akan lembab dan cepat berjamur. Konstruksi bangunan penyimpanan pakan harus baik agar binatang yang dapat merusak pakan tidak bisa masuk, terutama tikus, bagian lantai harus dialasi dengan papan agar pakan bagian bawah tidak lembab. Langkah-langkah penyimpanan pakan yaitu:

1. Membersihkan gudang penyimpanan dan membereskan

barang-barang yang tidak terpakai (tempat penyimpanan pakan tidak boleh dicampur dengan gudang alat dan bahan-bahan kimia)

2. Memasang kayu balok atau papan di lantai gudang

penyimpanan sebagai alas pakan

3. Meletakkan pakan di atas kayu balok/papan dan susun

dengan rapih

4. Pakan yang paling pertama masuk dalam gudang

penyimpanan, digunakan terlebih dalu dari pada pakan yang baru masuk agar pakan yang lama tidak rusak dan terjadi penurunan kualitas

(36)

UNIT KOMPETENSI 4

MONITORING PERTUMBUHAN DAN KESEHATAN IKAN Standar Unit Kompetensi :

Siswa mampu menyampling ikan, mengukur pertumbuhan, FCR, pencegahan dan pemberantasan penyakit, pengobatan ikan yang sakit

Indikator Keberhasilan :

Tersedia data pertumbuhan harian, FCR dan kondisi kesehatan ikan

Uraian Materi :

Monitoring pertumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan yang dipelihara yang dilakukan secara periodik. Monitoring pertumbuhan ikan dilakukan dengan sampling. Selain untuk menghitung laju pertumbuhan, sampling juga digunakan untuk mengamati kondisi kesehatan ikan secara visual dari gerakan, kelengkapan organ tubuh bagian luar dan gejala-gejala penyakit yang menyerang.

A. Melakukan sampling ikan

Sampling ikan adalah mengambil sejumlah contoh (sampel) ikan kemudian ditimbang berat dan dilakukan penghitungan. Hasil penghitungan dan penimbangan dari

sampling dijadikan acuan untuk menentukan Average Body Weight (ABW), Average Daily Growth (ADG), Biomassa Ikan,

Size ikan dan Nilai Feed Convertion Ratio (FCR). Selain itu,

(37)

sampling juga digunakan untuk menentukan jumlah pakan yang harus diberikan, mengamati kesehatan ikan dan untuk menentukan waktu pemanenan ikan. Pengambilan sampel ikan dilakukan secara acak agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Langkah-langkah dalam melakukan sampling adalah:

1. Membuka pintu pembuangan air (outlet) dan biarkan air

keluar sampai ketinggian air 50-70 cm

2. Menyiapkan waring atau jaring untuk menangkap ikan

3. Menjaring ikan untuk dijadikan sampel. Jumlah sampel

yang ideal sebanyak 5-10% dari populasi ikan

4. Menimbang berat dan mengukur panjang ikan sampel dan

mencatat hasilnya

5. Menghitung jumlah ikan sampel yang telah ditimbang dan

mencatat hasilnya

B. Menghitung laju pertumbuhan ikan

Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan yang dipelihara yaitu dengan cara melakukan sampling yang dilakukan dalam satu minggu sekali.

Berat rata-rata ikan dalam waktu tertentu (Average Body

Weight) dihitung dengan mengkonversikan hasil perhitungan

berdasarkan rumus:

Perhitungan pertumbuhan perhari di hitung dengan menggunakan rumus:

ADG = Sampling 2 – Sampling 1 Periode Sampling

ABW = Berat ikan : Jumlah ikan

(38)

Pertumbuhan mutlak ikan lele dumbo dihitung berdasarkan rumus:

Ket :

Gm = Bobot mutlak (gram) Wt = Bobot akhir (gram) Wo = Bobot awal (gram)

Untuk perhitungan Laju Pertumbuhan Berat Harian (%) disesuaikan dengan Effendie (2002), dengan menggunakan rumus :

Ket : LPBH = Laju pertumbuhan berat harian

Wo = Bobot rata – rata pada awal pemeliharaan

Wt = Bobot ikan rata – rata hari Ke- h

h = Lama pemeliharaan

C. Memantau kesehatan ikan

Monitoring kesehatan ikan dilakukan dengan secara visual dari gejala yang ditimbulkan oleh ikan. Monitoring dilakukan setiap hari sejak ikan ditebar di kolam hingga menjelang panen. Monitoring dilakukan dengan melihat gejala spesifik pada tubuh ikan dan mengaitkannya dengan gejala umum yang biasanya diakibatkan oleh infeksi virus, protozoa, bakteri, pengaruh lingkungan dan kekurangan pakan.

Gm = Wt – Wo Wt - Wo LPBH = --- x 100% (Wt + Wo) ___________ x h 2

(39)

Cara pemeriksaan kesehatan ikan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan visual dengan cara:

a. Mengambil contoh (sampel) ikan secara acak sebanyak

5-10% dari populasi

b. Memperhatikan gerakan ikan dan tingkah laku yang

tidak normal

c. Memperhatikan permukaan tubuh dan morfologi ikan

(ada luka, kelengkapan sirip dan organ luar lainnya serta kelainan yang timbul pada ikan)

d. Mencatat hasil pengamatan

2. Melakukan pengamatan mikroskopik dengan cara:

a. Menyiapkan mikroskop dan perlengkapan lainnya

b. Mengambil sampel ikan secara acak

c. Mengambil potongan sampel dari ikan seperti sirip,

lendir, insang dan lain-lain

d. Mengamati potongan sampel tersebut dengan

menggunakan mikroskop (untuk pemeriksaan patogen seperti parasit, jamur , bakteri dan virus)

e. Mencatat hasil dari pengamatan yang diperoleh

Berdasarkan tempat tumbuhnya penyakit di dalam tubuh ikan maka bagian tubuh ikan yang diserang penyakit dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Bagian luar tubuh ikan yaitu kulit, sirip, mata, hidung dan

insang.

Ikan yang terserang penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat dan berlendir. Ikan tersebut biasanya akan menggosokkan tubuhnya pada benda-benda yang ada di

(40)

sekitarnya. Sedangkan serangan penyakit pada insang menyebabkan ikan sulit bernafas, tutup insang mengembang dan warna insang menjadi pucat. Pada lembaran insang sering terlihat bintik-bintik merah karena pendarahan kecil (peradangan).

2. Bagian dalam tubuh ikan.

Penyakit yang menyerang organ dalam sering mengakibatkan perut ikan membengkak dengan sisik yang berdiri. Sering pula dijumpai perut ikan menjadi kurus. Jika menyerang usus, biasanya akan mengakibatkan peradangan dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan keseimbangan pada saat berenang. Oleh karena itu ikan dikatakan sakit bila terjadi suatu kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis. Secara anatomis terjadi kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip dan perut. Secara fisiologis terjadi kelainan fungsi organ seperti; penglihatan, pernafasan, pencernaan, sirkulasi darah dan lainlain. Gejala yang diperlihatkan dapat berupa kelainan perilaku atau penampakan kerusakan bagian tubuh ikan.

(41)

UNIT KOMPETENSI 5

MELAKUKAN PENCEGAHAN DAN MENGOBATI IKAN Standar Unit Kompetensi :

Siswa mampu melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit, pengobatan ikan yang sakit

Indikator Keberhasilan :

Ikan yang dipelihara sehat

Uraian Materi :

A. Melakukan pencegahan penyakit ikan

Secara umum hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan antara lain adalah :

1. Melakukan pengeringan dan pengapuran tanah dasar

kolam secara teratur setiap selesai panen

2. Memasang saringan pada pintu pemasukan air (inlet) agar

kotoran dan binatang pembawa bibit penyakit tidak masuk ke dalam kolam

3. Memilih benih ikan yang benar-benar sehat dan bebas

penyakit

4. Menghindari padat tebar ikan secara berlebihan yang

melebihi kapasitas atau daya dukung kolam pemeliharaan

5. Menggunakan sistem pemasukan air yang ideal yaitu

dengan paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air

6. Memberikan pakan dalam jumlah yang cukup, baik

kualitas maupun kuantitasnya

(42)

7. Menambahkan vitamin C dan imunostimulan pada pakan yang diberikan

8. Menerapkan system Bioscurity pada lokasi budidaya seperti

memagar kolam, memasang footbat dan memasang

Washtafel yang dilengkapi dengan sabun dan alkohol B. Mengobati Ikan

Ikan yang terserang penyakit harus cepat ditangani agar tidak terjadi penyebaran pada ikan lainnya. Penyebaran penyakit dari ikan satu pada ikan lainnya dapat terjadi melalui air pemeliharaan, lender ikan, bergesekan dengan ikan yang sakit, dan lain-lain. Penyakit ikan air tawar yang sering menyerang ikan lele adalah sebagai berikut:

1. Bintik Putih (White Spot)

Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak

bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, ikan menggosok-gosokkan badan pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.

Pengobatan: Merendam ikan dalam larutan Methylene

blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

2. Bengkak Insang dan Badan ( Myxosporesis)

Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik

kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.

Pengobatan: pengeringan kolam secara total, ditabur

(43)

kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.

3. Cacing Insang, Sirip dan Kulit (Dactypogyrus dan

girodactyrus)

Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor

kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan

badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.

Pengobatan: Merendam ikan yang sakit dengan

Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; hindari

penebaran ikan yang berlebihan.

4. Kutu Ikan (Argulosis)

Gejala: Ikan menjadi kurus, karena darahnya dihisap.

Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).

Pengobatan: (1) Merendam ikan yang terinfeksi dengan

menggunakan garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan merendam dalam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) Mengeringkan kolam hingga retak-retak.

5. Jamur

Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.

Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur

yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.

Pengobatan: Merendam i k a n dalam larutan Malactile

green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit.

(44)

6. Bakteri psedomonas flurescens

Penyakit yang sangat ganas.

Gejala: pendarahan dan borok pada kulit; sirip ekor

terkikis.

Pengobatan: Memberikan pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

7. Bakteri aeromonas punctata

Penyakit yang sangat ganas.

Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan

melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan.

Pengobatan: Memberikan pakan yang telah dicampur

Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.

(45)

UNIT KOMPETENSI 6 MEMANEN IKAN Standar Unit Kompetensi :

Siswa mampu memanen dan mengemas ikan dengan baik dan benar

Indikator Pembelajaran :

1. Ukuran ikan yang dipanen mencapai minimal 120 g/ekor

selama maksimum 60 hari

2. Produktivitas minimal 10 kg/m2/musim tanam

3. FCR = ≤ 1,1

Uraian Materi :

Pemanenan dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir. Untuk memanen hasil budidaya umumnya dilakukan secara total. Umur ikan yang dipanen tergantung komoditas yang dibudidayakan dan permintaan pasar.

A. Memanen Ikan

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore, malam atau pagi (sebelum matahari terbit), pemanenan yang dilakukan pada siang hari menyebabkan kondisi ikan cepat turun karena kepanasan baik pada saat proses pengemasan maupun proses pengiriman, turunnya kondisi ikan tersebut akan meningkatkan potensi ikan menjadi stres dan dapat mengakibatkan kematian. Lakukan pemanenan dengan cepat dan hati-hati untuk menghindari terjadinya luka pada ikan.

(46)

Lagkah-langkah dalam memanen ikan yaitu:

1. Menyiapkan peralatan panen

2. Memasang saringan pada pintu pembuangan agar ikan

tidak keluar

3. Mengeringkan air kolam dengan cara membuka pintu

saluran pembuangan

4. Sambil menunggu air kolam surut, ikan sedikit demi sedikit

ditangkap dengan waring/jaring

5. Memasukkan ikan yang telah ditangkap ke dalam

bak/hapa penampungan

6. Biarkan ikan di dalam bak/hapa penampungan selama 1-2

hari tanpa diberi pakan agar bau tanah dan kotoran ikan hilang

Gambar 5. Proses Memanen Ikan

B. Menghitung Nilai FCR

Tingkat efisiensi penggunaan pakan dapat diketahui dengan melakukan penghitungan FCR (food convertion ratio). FCR adalah jumlah pakan yang habis diberikan untuk

(47)

menghasilkan 1 kg daging ikan. Penghitungan FCR dilakukan dengan cara:

1. Menimbang berat ikan hasil panen secara keseluruhan

(biomasa)

2. Menghitung jumlah pakan yang habis diberikan selama

masa pemeliharaan berlangsung

3. Menghitung nilai FCR dengan menggunakan rumus:

4. Mencatat hasil perhitungan yang diperoleh

C. Menghitung Nilai Derajat Kelangsungan Hidup (Survival

Rate)

Derajat kelangsungan hidup merupakan tingkat kekuatan ikan untuk dapat bertahan hidup sampai dengan panen. Untuk menghitung tingkat kelangsungan hidup selama pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara:

1. Menimbang jumlah biomasa ikan hasil panen

2. Mengambil sampel beberapa ekor ikan untuk ditimbang

dan menghitung berat rata-rata per ekornya

3. Menghitung jumlah populasi ikan dengan cara jumlah

biomasa dibagi dengan berat rata-rata perekor ikan

4. Selanjutnya menghitung tingkat kelangsungan hidup ikan

dengan menggunakan rumus:

Jumlah Pakan yang Habis Digunakan FCR = ___________________________________________

Biomassa Ikan yang Dihasilkan

(48)

Ket : Nt = Populasi benih yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Populasi benih pada awal ditebar (ekor)

5. Mencatat hasil perhitungan

D. Melakukan Pasca Panen

Penanganan pascapanen ikan dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup dan ikan segar. Untuk penanganan ikan hidup dapat dilakukan dengan dua cara, penggunaannya tergantung dari jarak tempuh dan waktu yang diperlukan.

1. Penanganan ikan hidup

Hal yang perlu diperhatikan agar ikan sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain :

a. Dalam pengangkutan gunakan air dengan suhu rendah

sekitar 20 °C.

b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi atau sore

hari.

c. Jumlah kepadatan ikan dalam pengangkutan

hendaknya tidak terlalu padat.

Cara penanganan ikan system tertutup, yaitu :

a. Masukan air bersih ke dalam kantong plastik

b. Mengambil ikan pada bak/hapa penampungan lalu

ditimbang

Survival rate (SR) =𝑁𝑜𝑁𝑡 100%

(49)

c. Masukan ikan yang telah ditimbang ke dalam kantong plastik

d. Hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke

permukaan air

e. Alirkan oksigen dari tabung ke dalam kantong plastik

sebanyak 2/3 volume keseluruh rongga (air : oksigen = 1 : 1)

f. Mengikat kantong plastic menggunakan karet

g. Kantong plastik diletakkan dengan posisi membujur

atau ditidurkan.

Cara penanganan ikan sistem terbuka, yaitu :

a. Mencuci blong yang akan digunakan untuk mengangkut

ikan

b. Meletakkan blong pada kendaraan pengangkut

c. Mengisi air sebanyak 1/3 bagian dari blong

d. Menimbang ikan yang akan diangkut

e. Memasukkan ikan yang telah ditimbang ke dalam blong

2. Penanganan ikan segar

Ikan segar merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran ikan, yaitu :

a. Menyiapkan bak yang berisi air tawar yang bersih dan

tambahkan dengan es batu

b. Menyiapkan Styrofoam dan kemudian isi dengan es

batu yang telah dihancurkan setebal 5 cm.

c. Mengambil ikan dari bak/hapa penampungan dan

langsung ditimbang

(50)

d. Memasukkan ikan hasil penimbangan kedalam bak yang berisi air dan es, tujuannya agar ikan mati dengan cepat tanpa banyak luka

e. Masukkan ikan yang telah mati ke dalam Styrofoam

f. Setelah penuh maka lapisan atas ikan pada Styrofoam

dilapisi es kembali

g. Menutup Styrofoam yang sudah penuh dengan rapat

h. Melakban tutup Styrofoam agar udara tidak keluar

(51)

EVALUASI

KODE UNIT : ………...

JUDUL UNIT : ...

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk ... pada bidang ... ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA NILAI

(1) (2) (3)

1. Menyiapkan Wadah Pembesaran

Perbaikan Wadah Budidaya

Baik

Siswa mampu mengetahui kebocoran yang ada pada wadah budidaya serta dapat memperbaikinya sampai benar

Cukup

Siswa mampu mengetahui kebocoran yang ada pada wadah budidaya tetapi tidak mampu memperbaikinya sampai benar

Kurang

Siswa tidak mampu mengetahui kebocoran yang ada pada wadah budidaya serta tidak mengerti cara memperbaikinya

Pengolahan Lahan Budidaya

Baik

Siswa melakukan pembalikkan tanah, pengapuran, pemupukan dan pengisian air dengan benar sesuai ketentuan dan tepat waktu

Cukup

Siswa melakukan pembalikkan tanah, pengapuran, pemupukan dan pengisian air dengan benar sesuai ketentuan dan tepat waktu

Kurang

Siswa tidak dapat melakukan kegiatan dari salah satu komponen dalam pengolahan lahan budidaya

Melakukan Pengukuran Kualitas Air

Baik

Siswa mampu mengukur kualitas air dan mampu menggunakan alat kualitas air serta mengukur dilakukan tepat waktu

(52)

(1) (2) (3)

Cukup

Siswa mampu mengukur kualitas air dan mampu menggunakan alat kualitas air namun pengukuran dilakukan tidak tepat waktu

Kurang

Siswa mampu mengukur kualitas air tetapi kurang mampu menggunakan alat kualitas air dan pengukuran dilakukan tidak tepat waktu 2. Menebar Benih Memilih Benih Baik

Siswa mampu memilih benih yang baik dan mampu menguji kesehatan benih ikan serta mampu membedakan ikan yang sakit

Cukup

Siswa mampu memilih benih yang baik dan mampu menguji kesehatan benih ikan tetapi tidak dapat membedakan ikan yang sakit

Kurang

Siswa mampu memilih benih yang baik namun tidak mampu melakukan pengujian kesehatan benih dan membedakan ikan yang sakit

Aklimatisasi

Baik

Siswa melakukan aklimatisasi dengan langkah-langkah sesuai prosedur yang bener dan mengerti kegunaannya

Cukup

Siswa melakukan aklimatisasi dengan langkah-langkah sesuai prosedur yang bener namun tidak mengerti kegunaannya

Kurang Siswa melakukan aklimatisasi secara

sembarangan

Penebaran Benih

Baik

Siswa melakukan penebaran benih dengan langkah-langkah yang benar serta ikan yang ditebar hidup dan bergerak aktif

Cukup

Siswa melakukan penebaran benih dengan langkah-langkah yang benar tetapi benih ikan yang ditebar ada yang mati

(53)

(1) (2) (3)

Kurang

Siswa melakukan penebaran benih dengan langkah-langkah yang tidak sesuai prosedur dan benih ikan banyak yang mati

3. Memberi dan

Menyimpan Pakan

Menghitung Kebutuhan Pakan

Baik

Siswa mampu melakukan 3 komponen dengan benar (mengambil sampel ikan, menghitung biomasa ikan dan menghitung kebutuhan pakan)

Cukup

Siswa mampu melakukan 3 komponen (mengambil sampel ikan, menghitung biomasa ikan dan menghitung kebutuhan pakan) namun kurang tepat

Kurang

Siswa tidak mampu melakukan salah satu dari 3 komponen (mengambil sampel ikan, menghitung biomasa ikan dan menghitung kebutuhan pakan)

Menimbang Pakan

Baik Siswa mampu menggunakan alat timbangan

dan menimbang pakan dengan tepat

Cukup Siswa mampu menggunakan timbangan

tetapi hasil timbangannya kurang tepat

Kurang

Siswa tidak dapat menggunakan alat timbangan dan hasil timbangan pakan tidak tepat

Memberi Pakan

Baik

Siswa melakukan pemberian pakan dengan benar dan mampu mengamati kondisi nafsu makan ikan

Cukup

Siswa melakukan pemberian pakan dengan benar namun kurang mampu mengamati kondisi nafsu makan ikan

Kurang

Siswa tidak mampu memberikan pakan dengan benar

(54)

(1) (2) (3)

Menyimpan Pakan Baik

Siswa memahami persaratan dan fungsi dari penyimpanan pakan serta melaksanakannya dengan benar

Cukup

Siswa memahami persaratan dan fungsi dari penyimpanan pakan namun tidak

melakukannya dengan benar

Kurang

Siswa tidak memahami persaratan dan fungsi dari penyimpanan pakan serta tidak melaksanakannya dengan benar

4. Monitoring Pertumbuhan dan Kesehatan Ikan

Melakukan Sampling Ikan

Baik

Siswa melakukan sampling dengan langkah-langkah yang benar dan hasil sampling yang diperoleh sangat akurat

Cukup

Siswa melakukan sampling dengan langkah-langkah yang benar dan hasil sampling yang diperoleh kurang akurat

Kurang

Siswa melakukan sampling dengan langkah-langkah yang tidak tepat dan hasil sampling yang diperoleh salah

Menghitung Laju Pertumbuhan Ikan

Baik

Siswa mampu menghitung laju pertumbuhan ikan dengan benar sesuai rumus dan hasil yang diperoleh tepat

Cukup

Siswa mampu menghitung laju pertumbuhan ikan dengan benar sesuai rumus namun hasil yang diperoleh kurang akurat

Kurang

Siswa tidak bisa menghitung laju pertumbuhan ikan dengan benar, tidak mampu menggunakan rumus dan hasil yang diperoleh salah

(55)

(1) (2) (3)

Memantau Kesehatan Ikan

Baik

Siswa mampu melakukan pengamatan ikan secara visual dan secara mikroskopik serta mampu menganalisa kesehatan ikan yang dipelihara

Cukup

Siswa mampu melakukan pengamatan ikan secara visual dan secara mikroskopik namun tidak dapat menganalisa kesehatan ikan yang dipelihara

Kurang

Siswa mampu melakukan pengamatan ikan secara visual namun tidak bisa mengamati secara mikroskopik serta tidak dapat menganalisa kesehatan ikan yang dipelihara

5. Melakukan Pencegahan dan Mengobati Ikan

Melakukan Pencegahan Penyakit Ikan

Baik

Siswa melakukan pencegahan Penyakit dengan benar seperti menerapkan bioscurity, mampu memberikan vitamin tambahan dan imunostimulan pada ikan yang dipelihara

Cukup

Siswa melakukan pencegahan Penyakit dengan benar seperti menerapkan bioscurity, namun tidak memperhatikan kebersihan area perkolaman

Kurang

Siswa tidak melakukan pencegahan Penyakit dengan benar seperti tidak mencuci kaki dan tangan pada saat masuk ke area perkolaman

Mengobati Ikan

Baik

Siswa mampu menganalisa penyakit ikan yang menyerang serta dapat melakukan pengobatan sampai ikan sembuh

Cukup

Siswa mampu menganalisa penyakit ikan yang menyerang tetapi tidak dapat

melakukan pengobatan sampai ikan sembuh seluruhnya

(56)

(1) (2) (3)

Kurang

Siswa tidak mampu menganalisa penyakit ikan yang menyerang serta tidak dapat melakukan pengobatan sampai ikan sembuh seluruhnya

6. Memanen Ikan

Memanen Ikan

Baik Siswa melakukan proses pemanenan dengan

benar dan ikan hasil panen tidak terluka

Cukup

Siswa melakukan proses pemanenan dengan benar namun ikan hasil panen ada yang terluka

Kurang

Siswa melakukan proses pemanenan dengan tidak benar dan ikan hasil panen banyak yang terluka

Menghitung Nilai FCR

Baik

Siswa mampu menghitung nilai FCR dan hasil nilai FCR sesuai dengan target yang diinginkan

Cukup

Siswa mampu menghitung nilai FCR dan hasil nilai FCR kurang sesuai dengan target yang diinginkan

Kurang

Siswa tidak dapat menghitung nilai FCR dan hasil nilai FCR pemeliharaan tidak memenuhi target

Menghitung Nilai Derajat Kelangsungan Hidup

Baik

Siswa mampu menghitung jumlah populasi ikan hasil panen dan mampu menghitung derajat kelangsungan hidupnya dengan tepat dan sesuai target

Cukup

Siswa mampu menghitung jumlah populasi ikan hasil panen dan mampu menghitung derajat kelangsungan hidupnya namun tidak sesuai dengan target yang harus dicapai

Kurang

Siswa kurang mengerti cara menghitung jumlah pupulasi dan derajat kelangsungan hidup ikan hasil panen

(57)

(1) (2) (3)

Melakukan Pasca Panen

Baik

Siswa melakukan 3 cara penanganan ikan pasca panen (penanganan system terbuka, system tertutup dan penanganan ikan segar) dengan benar

Cukup

Siswa melakukan 3 cara penanganan ikan pasca panen (penanganan system terbuka, system tertutup dan penanganan ikan segar) dengan kurang cermat

Kurang

Siswa tidak mampu melakukan salah satu dari 3 cara penanganan ikan pasca panen (penanganan system terbuka, system tertutup dan penanganan ikan segar)

Gambar

Tabel 1.   Syarat lokasi budidaya ..................................   4  Tabel 2.   Syarat wadah budidaya ................................
Tabel 1. Syarat lokasi budidaya  Persyaratan lokasi untuk kolam
Gambar 4. Pembalikan tanah dasar kolam
Tabel 4. Kriteria Benih lele yang baik menurut SNI: 01-6484.2- 01-6484.2-2000

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat- Nya yang tidak terhingga sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Study Kasus –

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan pada ujian komprehensif

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam penyusunan skripsi ini, sehingga peneliti

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena kelimpahan berkat dan anugerah dari-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji dan syukur selayaknya peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia dan berkat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul: “Hubungan Kemampuan Self Control dengan Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Senam Kegel terhadap Kualitas Tidur Lansia yang Mengalami Inkontinensia Urine di Balai