• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ALIRAN DAYA TERHADAP DAYA TAKSEIMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS ALIRAN DAYA TERHADAP DAYA TAKSEIMBANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume. 1, No. 1; Januari 2012

ANALISIS ALIRAN DAYA TERHADAP DAYA TAKSEIMBANG

Ali Basrah Pulungan

1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Padang 25131 Tel: +62 751 55644 E-mail: [email protected]

Abstrak

Pembahas artikel tentang analisis aliran daya tiga fas e tidak seimbang, fokus utamanya untuk mengetahui besar tegangan, arus dan daya masing-masing fase pada setiap bus dan saluran. Ketidakseimbangan sistem tiga fase salah satu penyebabnya adalah beban yang tidak seimbang.

Pada kasus ini, ketidakseimban gan sistem tiga fase dilakukan dengan membuat simulasi beban tidak seimbang pada sistem 14 bus IEEE. Simulasinya dikerjakan menggunakan software EDSA dengan menjalankan unbalanced power flow analysis.

Hasil simulasi aliran daya ti ga fase tidak seimbang menunju kkan perbedaan besar tegangan, arus dan daya pada masing-masing fase. Besarnya ketidakseimbangan beban antara 0,99%-21,99% akan menyebabkan ketidakseimbangan tegangan pada bus antara 0,10%-1,38%. Persentase total masing-masing arus fase a, b dan c seluruh saluran berturut-turut adalah 27.55%, 32.92% dan 39.5 3%. Persentase daya aktif total masing-masing fase a, b and c adalah 32.83%, 33.15% dan 34.02%, sedangkan daya reaktifnya 32.81%, 32.74% dan 34.44% untuk fase a, b dan c berturut-turut.

Kata kunci : aliran daya tiga fase, beban tidak seimbang

Abstrac

Discussant article on three-phase power flow analysis is not balanced, its main focus to find out the voltage, current and power of each phase at each bus and channels. The imbalance of three phase systems one reason is the unbalanced load.

In this case, the imbalance of the three-phase system is done by creating a simulated unbalanced load on the 14 bus IEEE system. Simulations was done using the software to run EDSA Unbalanced power flow analysis.

The simulation results of three-phase power flow out of balance shows the difference of the voltage, current and power in each phase. The amount of load imbalance between 0.99% -21.99% will cause an imbalance in the bus voltage between 0.10% -1.38%. Percentage of total current of each phase a, b and c, all channels are respectively 27.55%, 32.92% and 39.53%. Percentage of total active power of each phase a, b and c are 32.83%, 33.15% and 34.02%, while the reactive power 32.81%, 32.74% and 34.44% for phase a, b and c respectively.

Key words: three-phase power flow, unbalanced load

1. Pendahuluan

Aliran daya adalah suatu tool penting dalam

studi perencanaan, op erasi dan pengaturan operasi sistem tenaga. Algorit hma aliran daya fase tunggal diasumsikan sebagai model sistem tenaga seimbang, yaitu paramet er-paremeter masing-masing fase dan intraksi yang terjadi

antar fase identik untuk semua fase,

pembangkitan tenaga listrik dan kebutuhan akan tenaga listrik di berbaga i tempat terdistribusi melalui masing -masing fase dengan besar yang sama.

Analisis aliran daya tiga fas e telah banyak dibahas sebelumnya dengan beberapa metode, diantaranya : metode Bus-impedans,

(2)

Fast-Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume. 1, No. 1; Januari 2012

decoupled, metode Gauss-Seidal, metode Hibrid,

metode Bus -admitans dan

decoupling-compensation[1]. Hal ini disebabkan

meningkatnya perhatian terhadap sistem tiga fase takseimbang.

Ada dua kondisi yang memungkinkan sistem menjadi tidak seimbang [ 2]. Salah satunya adalah jaringan yang tidak sim etris yang disebabkan oleh saluran transm isi yang tidak ditransposisi, perbedaan ratio tap masing-masing fase pada transformator tiga f ase, atau operasi abnormal akibat lepasnya salah satu fase. Kondisi lainnya adalah ketidak seimbangan beban yang diakibatkan oleh ko nsumen. Pada akhirnya akan menimbulkan ketidakseimbangan aliran daya.

Analisis sistem tiga fase yang seimbang lebih sederhana, transformasi komponen simetris akan memisahkan sistem tiga fase seimbang menjadi 3 sistem yang berdiri sendiri, yaitu rangkaian urutan positif, urut an negatif dan urutan nol. Selanjutnya dapat diselesaikan dalam bentuk fase tunggal, d igunakan hanya model urutan positif [3].

Berbeda halnya denga n saluran transmisi tiga fase takseimbang, yang sa lah satunya disebabkan beban yang tidak seimbang. Analisis

sistem tenaga tiga fase tidak dapat lagi

diselesaikan dengan fase tungg al, hal ini disebabkan adanya perbedaan impedans bersama antara fase, sehingga arus pada setiap fase akan berbeda dan aliran daya pada m asing-masing fase juga berbeda.

Ketidakseimbangan arus akan

menimbulkan masalah yang serius, arus urutan negatif dapat menyebabkan pema nasan lebih pada mesin-mesin listrik sedangkan arus urutan nol dapat menyebabkan gangguan pada operasi relay proteksi. Arus urutan nol yang besar akan menyebabkan pengaruh induktans bersama antar saluran transmisi meningkat [4].

2. Transformasi Spesifikasi Bus Tiga Fase ke Satu Fase

Pada studi aliran daya tiga fase bus-bus pada

jaringan diklasifikasikan seba gai slack bus, PV

bus dan PQ bus, spesifikasi bus tiga fase da pat

ditransformasikan menjadi spesifikasi bus 1 fase .

Slack bus: Pada slack bus, urutan positif

nilai (magnitude) tegangan dan sudut adalah

ditentukan (specified). Specified 1 Specified 1 bus Slack 1 V V (1)

PV bus(Voltage controlled Bus): PV bus

adalah bus generator yang mana nilai tegangan total daya aktif tiga fase yang

dibangkitkan adalah ditentukan (specified).

Specified Bus PV Specified 1 Bus PV 1     P P V V (2)

adalah total daya tiga fase, daya aktif

tiga fase dapat diartikan seba gai tiga komponen urutan, yaitu urutan positif, negatif dan nol dari tegangan terminal generator dan arus.

PQ bus (Bus beban): Pada beban

takseimbang, daya specified ditentukan untuk

masing-masing fase sebagai

c atau b atau a m

Specified Specified Specified 

m m m

P

jQ

S

(3)

3. Model Matematis Aliran Daya Tiga Fase Takseimbang

Model matematis aliran daya Newton -Raphson tiga fase takseimbang berdasarkan komponen urutan dapat ditulisk an sebagai urutan positif [5], yaitu

                       1 1 1 1 1 1 1 1 V L J N H Q P (4)       1 1 1 1 L J N

H adalah matrik Jacobian urutan

positif

Selisih daya urutan positif pada bus i adalah

Calculated 1 _ Specified 1 _ i_1 Calculated 1 _ Specified 1 _ 1 _ Q i i i i i Q Q P P P       (5) dengan

(3)

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume. 1, No. 1; Januari 2012 Specified Load_1 _ Specified 1 Spesified Load_1 _ Specified 1 _ i i_ i i Q Q P P   (6)

Daya terhitung (calculated) urutan positif pada

N bus sistem tenaga adalah

) sin( ) cos( 1 _ 1 _ 1 _ 1 _ 1 _ 1 1 _ Calculated 1 _ 1 _ 1 _ 1 _ 1 _ 1 _ 1 1 _ Calculated 1 _ j i ij ij j N j i i j i ij ij j N j i i Y V V Q Y V V P       

  (7) 1 _ 1 _ 1 _ i i i V V   (8) (2.78)

Tegangan urutan negatif dan te gangan urutan nol dapat dihitung dengan persamaan berikut:

2 2 2V I Y  (9)

Y

0

V

0

I

0 (10) 4. Studi Kasus

Pengujian kasus ini dilakukan dengan membuat simulasi aliran daya t akseimbang yang disebabkan oleh beban tid ak seimbang. Persentase ketidakseimbangan beban masing-masing fase seperti pada Tabel 1. Simulasi

dilakukan menggunakan software EDSA

dengan menjalankan unbalanced power flow

analysis pada sistem IEEE 14 bus[6], konfigurasi jaringannya ditunjukkan pada Gbr 3.

Tabel. 1 – Data beban takseimbang Beban (%) No. Bus Nama Beban Fase a Fase b Fase c 2 L1 31 33 36 3 L2 36 31 33 4 L3 28 34 38 5 L4 35 35 30 6 L5 38 28 34 9 L6 26 35 39 10 L7 33 33 34 11 L8 39 30 31 12 L9 29 34 37 13 L10 34 38 28 14 L11 28 37 35 GRIDG1 BUS 1 GEN G 2 BUS 2 GEN G 3 BUS 3 L 2 L 1 BUS 4 BUS 5 L 3 L 4 BUS 6 GEN G 4 BUS 7 BUS 9 BUS 8 GEN G 5 BUS 10 L 5 L 6 BUS 11 BUS 12 BUS 13 L7 L8 L 9 L 10 BUS 14 L 11 Cap

Gbr. 1 – Konfigurasi jaringan IEEE 14 bus

5. Analisis Aliran Daya

Analisis aliran daya dilakukan secara

grafik. Gbr. 2 menunjukkan

ketidakseimbangan tegangan pada setiap bus untuk masing-masing fase. Berdasarkan IEEE std. 141-1993 (revisi IEEE std. 141-1986) [7] bahwa persentase ketidakseimbangan paling besar terjadi pada bus 14 yait u 1.38%, persentase masing-masing fase a, b dan c

adalah 100.79%, 100.59%, 98.62 %.

Sedangkan untuk bus 1 fase a, b dan c seimbang yaitu 100.00%, 100.00 % dan 100.00%, Gbr 3.

KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN PADA SETIAP BUS

0.00 0.28 0.10 0.79 0.49 0.71 1.01 1.01 0.25 1.12 0.87 0.890.77 1.38 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 NOMOR BUS KE TID AK SE IM BA NG AN (% )

Gbr. 2 – Ketidakseimbangan tegangan setiap bus

(4)

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume. 1, No. 1; Januari 2012 PERSENTASE TEGANGAN MASING-MASING FASE

TERHADAP TEGANGAN RATA-RATA

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 NOMOR BUS TE G AN G AN F AS E (% )

Fase a Fase b Fase c

Gbr. 3 – Tegangan bus pada masing-masing fase Perbedaan arus pada masing -masing fase terjadi pada semua saluran, pe rbedaan yang paling besar yaitu antara bus 13. Pada bus 14-13 besarnya persentase arus fase a, b dan c yaitu 11.59% , 35.58% dan 52.83%, arus pada fase a merupakan persentase arus minimum, sedangkan persentase arus maksimumnya pa da fase c juga antara bus 14-13 sebesar 52.83%.Persentase arus total masing-masing fase a, b dan c adalah 27.55%, 32.92% dan 39.53%. Gbr. 4.

Ketidakseimbangan daya aktif p ada

masing-masing fase identik dengan

ketidakseimbangan arus masing -masing fase untuk beban tidak seimbang. Perbedaan daya aktif pada masing -masing fase terjadi pada semua saluran, perbedaan yang paling besar yaitu antara bus 10-11 yang besarnya berturut-turut fase a, b dan c yaitu 71.69%, 26.61% dan

1.70%. daya aktif pada fase c ini juga

merupakan persentase minimum, sedangkan persentase maksimumnya pada fa se a juga antara bus 10 -11. Daya aktif total masing-masing fase a, b and c adalah 32.83%, 33.15% dan 34.02%. Gbr. 5.

ARUS PADA MASING-MASING FASE BEBAN TIDAK SEIMBANG

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 1-2 1-5 2-3 2-4 2-53-44-54-7 4-95-66-116-126-13 7-8 7-99-109-1410-1 1 13-1 2 14-1 3 NOMOR BUS AR US (% )

Fase a Fase b Fase c

Gbr . 4 – Arus masing-masing fase

PERSENTASE DAYA AKTIF PADA MASING-MASING FASE

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 1-21-52-3 2-42-53-44-54-74-95-66-116-126-13 7-87-99-109-1410-1 1 13-1 2 14-1 3 NOMOR BUS DA YA A KT IF (% )

Fase a Fase b Fase c

Gbr. 5 – Daya aktif masing-masing fase Gbr. 6 menggambarkan daya reak tif pada masing-masing fase untuk beban tidak seimbang. Ketidakseimbangan daya reaktif masing-masing fase terjadi pada semua

saluran dan mempunyai persenta se

ketidakseimbangan yang relatif besar.

Persentase ketidakseimbangan yang terbesar terjadi antara bus 6 -11 dan 13 -12, yaitu sebesar 5.08%, 23.02% dan 71.8 9% untuk fase a, b dan c antara bus 6 -11, antara bus 13-12 adalah 27.34%, 71.10% dan 1 .55% untuk fase a, b dan c.

Daya reaktif total 32.81%, 32. 74% dan 34.44% berturut-turut untuk fase a, b dan c.

6. Kesimpulan

Besarnya ketidakseimbangan tegangan

masing-masing fase p ada setiap bus

(5)

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume. 1, No. 1; Januari 2012

dengan saluran dan beban. Keti dakseimbangan arus dan daya masing-masing fase setiap saluran dipengaruhi hubungan antar bus.

Hasil simulasi aliran daya tig a fase tidak

seimbang menunjukkan perbedaan besar

tegangan, arus dan daya pada masing-masing fase. Besarnya ketidakseimbangan beban antara

0,99%-21,99% akan menyebabkan

ketidakseimbangan tegangan pad a bus antara 0,10%-1,38%. Persentase total masing -masing arus fase a, b dan c seluruh saluran berturut-turut adalah 27.55%, 32.92% da n 39.53%. Persentase daya aktif total masing-masing fase a, b and c adalah 32.83%, 33.15% dan 34.02%, sedangkan daya reaktifnya 32.81%, 32.74% dan 34.44% untuk fase a, b dan c berturut-turut.

Referensi

[1] Zhang, P.X., “Fast Three Phase Load Flow Methods”, IEEE Transactions on Power System, Vol. 11, No. 2, 1547-1554, Agustus 1996.

[2] Lo, K. L dan Zhang, C., “ De composed three-phase power-flow solution Using the

Sequence component Frame” IEE

Procedings-C, Vol. 140, No. 3, 181 -188, May 1993.

[3] Zhong, S. dan Abur, A., ”Effects of Non-transposed Lines and Unbalanced Loads on State Estimation” IEEE, 0-7803-7322-7/02, 975-979, 2002.

[4] Birt, K.A., Graffy, J.J., McDo nald, J.D. dan El-Abiad, A.H., ”Three P hase Load Flow Program ” IEEE Transactio ns on Power apparatus and sistem,Vol. PAS -95, No. 1, 59-65, 1976.

[5] Abdel-Akher, M., Nor, K. M. dan Rashid, A. H. A, ”Improved Three-phase Power Flow Methods Using Sequence Compone nts” IEEE Transactions on Power sistem,Vol. 20, No. 3, 1389-1397. 2005

[6] Pai, M.A., ”Computer Techniques in Power Sistem Analysis” Tata McGraw -Hill Publishing Company Limited, New Delh i, 1984.

[7] IEEE Std. 141-1993 (Revision of IEEE Std 141-1986), “ IEEE Standard Recommended

Practice for Electric Power Distributi on for Industrial Plants (Red Book) , New York.

Referensi

Dokumen terkait

membebaskan sepenuhnya ( acquit et decharge ) kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi atas semua tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan oleh mereka

Manfaat tanggung  jawab untuk diri kita sendiri yaitu antara lain target dan tujuan kita yang telah kita tetapkan tidak akan melayang begitui saja karena dengan

Awal sesi Dr. Money tidak memberikan penjelasan yang memadai dan menyeluruh kepada orang tua dari David. Ia hanya memberikan penjelasan singkat yang membawa orang tua

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Ada 3 skenario perbandingan yang dilakukan pada penelitian ini, skenario pertama adalah struktur eksisting yaitu struktur yang pelat lantai dan dindingnya

Kreativitas yang dimiliki oleh siswa sangat berperan dalam kemampuan kognitif (Munandar, 2004:68), semakin tinggi kreativitas, siswa akan mampu untuk menjawab

Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran pada KPP Pratama Kotamobagu Tahun 2012-2014 Efektivitas penagihan Pajak Pertambahan Nilai dengan surat teguran menggunakan