• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN MODEL PERLINDUNGAN ANAK BURUH MIGRAN DI KABUPATEN BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBENTUKAN MODEL PERLINDUNGAN ANAK BURUH MIGRAN DI KABUPATEN BANYUMAS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBENTUKAN MODEL PERLINDUNGAN ANAK BURUH MIGRAN

DI KABUPATEN BANYUMAS

Riris Ardhanariswari, Waluyo Handoko, dan Sofa Marwah Fakult as Hukum dan Fakult as Ilmu Sosial dan Ilmu Polit ik

Universit as Jenderal Soedirman Purwokert o E-mail: ardhana_1991@yahoo. co. id

Abst r act

Thi s paper di scusses about t he model of pr ot ect i on chi l dr en of mi gr ant wor ker s t hat most appr opr i at e and can be used as a r ef er ence f or t he model of chi l d pr ot ect i on t hat mor e compr ehensive. The appr oach used i n t hi s st udy is a qual i t at i ve act ion r esear ch appr oach. The sel ect ed r esear ch l ocat ion i ncl ude t wo vi l l ages t hat r epr esent i ng t he r ur al and semi -ur ban ar eas of t wo di st r i ct s whi ch t hey ar e t he basi s of mi gr ant wor ker s, such as Kedondong Vi l l age Di st r i ct of Sokar aj a (semi -ur ban) and Dawuhan Kul on Vi l l age Di st r i ct of Kedungbant eng (r ur al ). Dat a wer e sel ect ed by usi ng pur posive sampl i ng met hod. Base on r esear ch, Model of chi l d pr ot ect ion of mi gr ant wor ker s can be done by mor e empower ing f or m of soci al wor ker s i n t he di st r i ct by est abl i shi ng a new i nst i t ut i on, t he Boar d f or Chi l d Pr ot ect ion of Migr ant Wor ker s (BCPMW) at sub-di st r i ct and sub-di st r i ct l evel s. Member shi p BCPMW at sub-di st r i ct l evel consist i ng of component s Di nsosnaker t r ans, pr ospect i ve mi gr ant wor ker s mi gr ant wor ker s, r ecr ui t ment agency, soci al wor ker and obser ver pr obl ems of mi gr ant wor ker s. In car r yi ng out it s f unct ions and dut ies, BCPMW have par t ner ed wi t h Di nsosnaker t r ans and Baper masPPKB.

Keywor ds: chi l dr en of mi gr ant wor ker s, chi l d pr ot ect ion model of mi gr ant wor ker s

Abst rak

Tulisan ini membahas mengenai model perlindungan anak buruh migran yang paling t epat dan dapat dij adikan sebagai acuan bagi model perlindungan anak secara lebih menyeluruh. Pendekat an yang digunakan dalam penelit ian ini adalah pendekat an kualit at if act ion r esear ch. Lokasi penelit ian dipilih dua desa yang mewakili daerah r ur al dan semi -ur ban dari dua kecamat an yang menj adi basis buruh migran, yait u Desa Kedondong Kecamat an Sokaraj a (semi -ur ban) dan Desa Dawuhan Kulon Kecamat an Kedungbant eng (r ur al ). Dat a dipilih dengan menggunakan pur posi ve sampl i ng. Berdasarkan hasil penelit ian, model perlindungan anak buruh dapat dilakukan dengan memberdayakan pekerj a sosial yang ada di Kecamat an dengan membent uk Lembaga Perlindungan Anak Buruh Migran (LPABM)) di t ingkat Kecamat an dan Kabupat en; Keanggot aan LPABM di t ingkat Kabupat en ini harus t erdiri dari komponen Dinsosnakert rans, Calon Buruh Migran/ TKI, PJTKI, Pekerj a Sosial dan Pemerhat i masalah BMI. Dalam menj alankan f ungsi dan t ugasnya LPABM ini harus bermit ra dengan Dinsosnakert rans dan BapermasPPKB.

Kat a Kunci: buruh migran, anak buruh migran, perlindungan anak buruh migran.

Pendahuluan

Hasil st udi t ahap pert ama penelit ian ini menunj ukkan, bahwa permasalahan yang dia-lami anak buruh migran sampai saat ini belum mendapat kan perhat ian dari pemerint ah se-t empase-t dan organisasi pemerhase-t i anak secara khusus. Padahal UU No. 23 Tahun 2002 t en-

Tul isan ini merupakan art ikel dari hasil penel it ian hibah ber saing dengan Surat Perj anj ian Pel aksanaan Jasa Tahun Anggar an 2011 No. 1835/ H23. 9/ PN/ 2011 t anggal 7 April 2011

(2)

migran, yait u Kecamat an Sokaraj a (Desa Ke-dondong/semi -ur ban) dan Kecamat an Kedung-bant eng (Desa Dawuhan Kulon/r ur al ), menun-j ukkan kondisi yang sama berkait an dengan permasalahan yang dihadapi anak buruh mig-ran baik di daerah semi -ur ban maupun r ur al .1

Keberadaan UU No. 23 Tahun 2002 t en-t ang Perlindungan Anak memerlukan benen-t uk-bent uk pengej awant ahan dalam t at aran yang lebih prakt is unt uk melindungi anak dari ber-bagai hal yang merugikan sedini mungkin. Per-lu dipahami, bahwa UU No. 23 Tahun 2002 me-rupakan penyempurnaan dari UU Perlindung-an Anak sebelumnya (UU No. 39 t ahun 1999) yang secara t egas menyebut kan bahwa per-lindungan anak selain merupakan t anggung j a-wab pemerint ah, orang t ua dan masyarakat , j uga menj adi t anggung j awab wali dan lemba-ga sosial.2 Beberapa hasil st udi yang mere-komendasikan pent ingnya pengej ewant ahan t ersebut misalnya mengenai pent ingnya pe-nyusunan Perda Perlindungan Anak di t ingkat daerah at au perlunya pembent ukan kelompok kerj a perlindungan anak di t ingkat propinsi/ kabupat en.3 Berkait an dengan pent ingnya ben-t uk pengej awanben-t ahan UU Perlindungan Anak, hasil st udi t ahap pert ama penelit ian ini, seba-gaimana diuraikan di at as, menj adi dasar bagi pembent ukan model perlindungan anak buruh migran di Kabupat en Banyumas, yang dapat di-kembangkan menj adi bent uk perlindungan ba-gi anak secara menyeluruh. Model perlindung-an perlindung-anak buruh migrperlindung-an yperlindung-ang t erbent uk diharap-kan dapat dit erapdiharap-kan, sehingga dapat membe-rikan perlindungan anak dan mampu mendu-kung pert umbuhan kualit as anak sebagai gene-rasi penerus bangsa.

1 Wal uyo Handoko dkk, 2010. Pembent ukan Model Per -l i ndungan Anak Bur uh Mi gr an di Kabupat en Banyumas (Tahap Per t ama), Hi bah Bersaing DP2M Dikt i.

2 Murniat i Rusl an, “ Perl indungan Hukum Terhadap

Anak” , Jur nal Bi l anci a, Vol . 2 No. 1 Tahun 2008, PDII-LIPI, Jakart a, hl m. 123-124.

3 Sul ikah Asmorowat i , “ Ef ekt ivit as Kebij akan Perl

in-dungan Pekerj a Anak dengan Fokus Anak Jal anan di Surabaya” , Jur nal Penel i t i an Di nami ka Sosi al, Vol . 7 - No. 1/ April -2008, FISIP Unair Surabaya; Suradi , “ Perl indungan Anak di Nusa Tenggara Bar at ” , Jur nal Penel i t i an dan Pengembangan Kesej aht er aan Sosi al, Vol 11 No. 3 Tahun 2006, Kemensos RI Jakart a, hl m. 16.

Perumusan Masalah

Berdasarkan penj elasan di at as penulis t ert arik unt uk membahas mengenai perumusan model perlindungan anak buruh migran yang paling t epat unt uk membant u t erpenuhinya hak-hak dasar anak buruh migran di Kabupat en Banyumas, yang dapat dikembangkan menj adi acuan bagi model perlindungan anak secara lebih menyeluruh.

Met ode Penelitian

Penelit ian ini merupakan st udi aksi yang menggunakan pendekat an kualit at if act i on r e-sear ch yang diadopsi secara keseluruhan dari st rat egi act ion r esear ch oleh Irf an Islamy.4 Subj ek ut ama penelit ian yait u anak buruh mi-gran dan keluarga yang dit inggalkan, yang di-pilih secara pur posive dan melibat kan subj ek t erkait sepert i; t okoh masyarakat , kepala desa dan perangkat nya, dinas at au badan peme-rint ah daerah t erkait , dan sebagainya. Lokasi penelit ian dipilih dua desa yang mewakili dae-rah r ur al dan semi -ur ban dari dua kecamat an basis buruh migran, yait u Desa Kedondong Ke-camat an Sokaraj a (semi -ur ban) dan Desa Da-wuhan Kulon Kecamat an Kedungbant eng (r u-r al ). Penent uan inf orman didukung dengan t eknik snowbal l. Pengumpulan dat a dilakukan dengan t eknik wawancara mendalam (i n-dept h i nt er view), observasi, dan st udi dokument asi. Dat a diolah dan dianalisis secara sist emat is.

Pembahasan

Kondisi Umum Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupat en Banyumas

Kabupat en Banyumas memiliki luas wila-yah 130, 759 ha dan t erdiri dari 27 kecamat an yang t erbagi menj adi 30 kelurahan dan 201 desa. Jumlah penduduk t ahun 2010, berdasar-kan dat a BPS Kabupat en Banyumas, mencapai 1. 553. 902 j iwa dengan laj u pert umbuhan pen-duduk 0, 7%. Jumlah t ersebut t erdiri dari laklaki 777. 568 j iwa dan perempuan 776. 334 j i-wa, dengan t ingkat kepadat an penduduk

4

Irf an Isl amy dal am Masykuri Bakry (ed. ), 2003,

(3)

besar 1. 192 j iwa/ km2. Pert umbuhan ekonomi j ika dilihat dari laj u PDRB berdasarkan dengan harga konst an 2000 adalah 5, 49% pada t ahun 2009 yang naik 0, 97% dari laj u PDRB 5, 38% pa-da t ahun 2008. Pent ahapan keluarga pra se-j aht era/ sese-j aht era, dapat dilihat pada t abel berikut .

Tabel 1. Keluarga Prasej aht era dan Sej aht e-ra di Kabupat en Banyumas 2009

Tingkatan

Alasan

Jumlah

Per-sen (%)

Eko-nomi

Non eko-nomi

Keluarga pra sej aht era

78. 800 37. 450 116.250 25. 28

Keluarga

sej aht era I 42. 486 45. 331 87. 817 19. 10 Keluarga

sej aht era II - - 129.678 28. 10

Keluarga sej aht era

III

- - 94. 859 20. 63

Keluarga sej aht era

III +

- - 31. 279 6, 80

Sumber : Kabupat en Banyumas dal am Angka t ahun 2010, di ol ah

Luas wilayah Kec. Kedungbant eng ada-lah 6, 022 ha, yang mempunyai 14 desa dan t i-dak memiliki kelurahan. Berdasarkan dat a BPS Kabupat en Banyumas t ahun 2010, j umlah pen-duduk Kecamat an Kedungbant eng pada t ahun 2009 yait u 51. 064 j iwa, dengan j umlah pendu-duk laki-laki sebanyak 26. 068 j iwa dan perem-puan 24. 996 j iwa. Kepadat an penduduk keca-mat an j ika dilihat dari per desanya yait u 3. 647, sedangkan apabila dilihat dari km2 yait u 848. Laj u pert umbuhan penduduk pada t ahun 2009 sebesar 0, 83 at au selisih 0, 13% di at as laj u pert umbuhan penduduk pada t ahun yang sama unt uk t ingkat Kabupat en Banyumas yait u 0, 7%. Pent ahapan keluarga pra sej aht era/ se-j aht era, dapat dilihat pada t abel 2 berikut .

Desa Dawuhan Kulon t erlet ak 2 kilome-t er dari ibukokilome-t a Kecamakilome-t an Kedungbankilome-t eng. Jumlah penduduk Dawuhan Kulon, secara st rukt ural ekonomi, t erbagi dalam 848 kepala keluarga, dengan ket ent uan; j umlah keluarga prasej aht era 478 keluarga, kelurga sej aht era-I

Tabel 2. Keluarga Prasej aht era dan Sej aht e-ra di Kec. Kedungbant eng 2009

Tingkatan

Alasan

Jum-lah

Per-sen (%)

Ting-kat kab. (%)

Eko-nomi Non eko-nomi

Keluarga pra sej aht era

2. 192 1. 050 2. 242 16. 07 25, 28

Keluarga

sej aht era I 1. 303 1. 240 2. 543 28, 23 19, 10 Keluarga

sej aht era II

- - 3. 144 22. 54 28. 20

Keluarga sej aht era

III

- - 4. 292 30. 77 20. 63

Keluarga sej aht era

III +

- - 2. 728 12, 39 6, 80

Sumber : Kabupat en Banyumas dal am Angka t ahun 2010, di ol ah

berj umlah 190 keluarga, keluarga sej aht era II sebanyak 97 keluarga, keluarga sej aht era III 62 keluarga dan keluarga sej aht era III plus berj umlah 21 keluarga (Daf t ar Isian Perkem-bangan Desa Dawuhan Kulon t ahun 2010)

Penduduk Kecamat an Kedungbant eng, dibanding dengan j umlah penduduk Kecamat -an Sokaraj a lebih b-anyak. Pada t ahun 2009, berdasarkan dat a BPS Kabupat en Banyumas t ahun 2010, j umlah penduduk Sokaraj a ada 76. 867 j iwa, dengan j umlah penduduk laki-laki 38. 357 j iwa dan perempuan 38. 510 j iwa. Tingkat kepadat an penduduk Kecamat an Soka-raj a j uga lebih padat , apabila dilihat dari per desanya yait u 4. 120 dan j ika dilihat dari km2 yait u 2. 478. Sement ara it u, laj u pert umbuhan penduduk pada t ahun 2009 sebesar 0, 87 at au selisih 0, 17% di at as laj u pert umbuhan pendu-duk Kabupat en Banyumas yait u 0, 7% dan re-lat if berimbang dengan laj u pert umbuhan pen-duduk Kecamat an Kedungbant eng yait u 0, 83. Jumlah keluarga sej aht era di Sokaraj a prosen-t asenya j auh di aprosen-t as Kedungbanprosen-t eng, demikian pula j ika dibandingkan dengan j umlah keluar-ga sej aht era di t ingkat kabupat en, j umlah ke-luarga sej aht era di Kecamat an Sokaraj a pro-sent asenya j uga di at as t ingkat kabupat en. Hal t ersebut dapat dilihat pada t abel berikut ini.

(4)

Tabel 3. Keluarga Prasej aht era dan Sej aht e-dari ibukot a Kecamat an Sokaraj a. Jumlah pen-duduk di Desa Kedondong pada t ahun 2009 se-suk kat egori penduduk miskin, sedangkan j um-lah KK yang miskin adaum-lah 366 keluarga. Unt uk kat egori penduduk miskin yang memerlukan kegiat an produkt if sebanyak 1. 098 j iwa (Daf t ar Monograf i Dinamis Desa Kedondong t ahun 2009).

Pemet aan Permasalahan Anak Buruh Migran dalam Perspekt if UU Perlindungan Anak dan Posisi Pemerint ah Kabupat en Banyumas

Hak asasi anak merupakan bagian dari kembang, berpart isipasi sert a berhak at as

per-lindungan dari t indak kekerasan dan diskrimi-nasi, sert a hak sipil dan kebebasan. Berikut dij abarkan hak-hak anak sesuai UU Perlindu-ngan Anak dan kondisi anak buruh migran di berpart isipasi secara wa-j ar sesuai dengan harkat dan mart abat kemanusia-an, sert a mendapat per-lindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (Pasal

(5)

dah t erpenuhi, rang t uanya, dibesar-kan, dan diasuh oleh peroleh pelayanan kese-hat an dan j aminan sosial sesuai dengan kebut uhan f isik, ment al, sprit ual

dit inggal ibunya menj adi buruh menyandang cacat j uga berhak mempe-roleh pendidikan lu-ar biasa, sedangkan bagi anak yang me-miliki keunggulan j uga berhak mendapat -kan pendidi-kan khu-sus. (Pasal 9) ngembangan dirinya se-suai dengan nilai kesu-bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat , bakat , dan t ingkat kecerdasannya demi pe-ngembangan diri. (Pasal

(6)

perlindungan dari: f perlakuan salah

lainnya.

Dalam hal orang t ua, wali at au pengasuh anak melakukan se-gala bent uk perlaku-an sebagaimperlaku-ana di-maksud dalam ayat alasan dan/ at uran hukum yang sah menunj ukkan bahwa pemisahan it u a-dalah demi kepent ingan t erbaik bagi anak dan merupakan pert imbangan t erakhir. (Pasal 14)

(7)
(8)

buruh migran yang t erlant ar di Desa Dawuhan Kulon, menj adi anak nakal, dan t idak naik ke-las. Sekdes Dawuhan Kulon menyat akan bahwa anak t ersebut belum mendapat kan perhat ian inst ansi t erkait , karena peran pekerj a sosial yang masih kurang akt if (Wawancara t gl 5 Juli 2011). Sepert i halnya j uga inf ormasi dari Amin Sachuri, Kades Kedondong, bahwa pekerj a so-sial t ingkat Kecamat an Sokaraj a meskipun ak-t if bekerj a namun belum menyenak-t uh perma-salahan anak buruh migran di desanya (Wa-wancara t gl 7 Juli 2011). Pekerj a sosial ada-lah kepanj angan t angan BPPPS Dinsosnaker-t rans di Dinsosnaker-t ingkaDinsosnaker-t kecamaDinsosnaker-t an. Namun kendala-nya adalah sulit kendala-nya menguat kan j ej aring sosial yang sudah t erbent uk, karena hanya bersif at sukarelawan. Saat ini j umlah pekerj a sosial BPPPS hanya 11 orang, yang berart i t idak di set iap kecamat an BPPPS mempunyai pekerj a sosial.

Tabel 6. Rekapitulasi Dat a PPT-PPK-KBGA dalam Penanganan Kasus Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Periode Januari 2008-Mei 2011

No Bentuk

kekerasan

Tahun

2008 2009 2010 2011

1 KDRT 64 56 38 19

2 Kekerasan t erhadap anak (pencabulan dan

penganiayaan)

36 74 57 13

3 Perdagangan manusia dan buruh migran

13 11 5 4

4 Kekerasan dalam pacaran

7 7 14 4

5 Perkosaan 1 2 4 -

6 ABH - 15 16 7

7 Pelecehan seksual

- 4 - -

8 Gant i kelamin - - 1 -

9 Hak asuh anak - - 1 1

10 Penemuan anak

- - - 1

Jumlah 121 68 136 49

Sumber : PPT-PPK-KBGA dan Baper masPPKB Kabupat en Banyumas, 2008-2011

Sement ara it u BapermasPPKB melaku-kan kegiat annya dalam menangani masalah anak dengan bermit ra dengan PPT-PPK-KBGA yang beranggot akan unsur-unsur inst ansi

pene-gak hukum, inst ansi pemerint ah, LSM, organi-sasi sosial, PUG, PPGA. Tabel 6 di at as menun-j ukkan upaya PPT-PPK-KBGA dalam menangani kekerasan berbasis gender dan anak dari t ahun 2008-2011. Khusus penanganan masalah anak, misalnya berkait an dengan kekerasan t erhadap anak, baik pencabulan at au penganiayaan, ABH, hak asuh anak, penemuan anak, dan ka-sus lainnya yang t idak secara spesif ik menye-but anak sebagai korban, namun memung-kinkan anak j uga menj adi korban di dalamnya, sepert i kasus perkosaan at au pelecehan sek-sual. Kekerasan yang berupa pencabulan at au penganiayaan t erhadap anak t ermasuk kasus yang dominan di Kabupat en Banyumas dari t a-hun ke t aa-hun. Selain it u masalah perdagangan anak j uga perlu diwaspadai peningkat annya di Kabupat en Banyumas. Hal ini mengingat ke-beradaan kabupat en ini sebagai salah sat u basis buruh migran di Jawa Tengah. Kaj ian Se-t o Mulyadi menunj ukkan, bahwa peningkaSe-t an j umlah buruh migran menj adi salah sat u f akt or yang mempengaruhi t ingginya angka perda-gangan anak. 9

PPT-PPK-KBGA dalam melakukan kegia-t annya lebih f okus pada persoalan anak yang menj adi korban kekerasan, at au anak yang melakukan pelanggaran hukum. Namun, mere-ka hanya bekerj a berdasarmere-kan pengaduan saj a. Tindakan yang bersif at j emput bola belum di-lakukan, t ermasuk t erhadap permasalahan a-nak buruh migran. Perlant arnya aa-nak buruh migran, padahal memiliki pot ensi unt uk ber-kembang menj adi kasus kekerasan t erhadap anak at au anak t ersebut melakukan pelang-garan hukum.

Upaya pembenahan dan perbaikan kon-disi perlindungan anak oleh pemerint ah dida-sari oleh st rat egi t erpadu ant ara penyusunan perat uran perundang-undangan sebagai lan-dasan hukum, perbaikan sist em pelayanan dan pengawasan, sert a penyusunan berbagai pedo-man unt uk memast ikan adanya perlindungan anak dalam semua kebij akan, program, kegia-t an dan anggaran serkegia-t a kerangka penilaiannya.

9

(9)

Pet a permasalahan belum t erpenuhinya hak dasar anak-anak buruh migran sesuai amanat UU Perlindungan Anak, sert a posisi Dinsosna-kert rans (BPPPS) dan BapermasPPKB (PPT-PPK-KBGA) dalam penanganan masalah anak, dipot ret dalam skema Gambar 1. Garis-garis t erput us pada Gambar 1 menunj ukkan belum adanya perhat ian t erhadap kondisi t idak t er-penuhinya hak-hak dasar anak buruh migran yang diat ur UU Perlindungan Anak oleh Dinsos-nakert rans (BPPPS) dengan BapermasPPKB, sert a belum menyent uhnya program dan ke-giat an kedua lembaga t ersebut t erhadap per-masalahan anak buruh migran. Kedua inst ansi yang dihubungkan dengan garis t erput us me-nunj ukkan kerj asama ant ara kedua lembaga t ersebut belum dalam bent uk kerj asama pe-nuh, masih bersif at insident al dan belum memiliki dasar perat uran yang j elas.

Fenomena permasalahan anak merupa-kan permasalahan yang dapat t erj adi baik di daerah r ur al at aupun semi -ur ban. Kondisi t er-lant arnya anak buruh migran dapat menimpa siapa saj a. Baik di t ingkat r ur al at au semi ur ban, mereka dapat menj adi anak yang t er-lant ar, yang dapat saj a berkembang menj adi t indak pelanggaran hukum oleh anak at au anak menj adi korban kekerasan karena penga-wasan dan perlindungan yang sangat kurang. Perlu diingat , bahwa segala resiko yang dapat mempengaruhi anak menj adi t anggung j awab penuh baik pemerint ah maupun masyarakat , yang didukung oleh penegakan hukum sebagai bent uk cont r ol and empat y t erhadap masalah yang dihadapi anak.10 Oleh karena it u, dibu-t uhkan sdibu-t radibu-t egi dibu-t erdibu-t endibu-t u undibu-t uk mempercepadibu-t upaya pemenuhan hak anak buruh migran me-lalui pembent ukan model perlindungan anak buruh migran di Kabupat en Banyumas. Model yang t erbent uk dapat dikembangkan menj adi model perlindungan anak secara menyeluruh.

Langkah-langkah Pembent ukan Model Perlin-dungan Anak Buruh Migran

10

Ika Sai mi ma, “ Perl indungan Anak Terhadap Anak yang Berkonf l ik dengan Hukum” , Jur nal Kaj i an Il mi ah Ubhar a Jaya, Vol 9 No 3 Tahun 2008, Leml it Ubhara, hl m. 938.

Perlindungan anak buruh migran harus berdasarkan pada rinsip-prinsip yang t erkait dengan prinsip-prinsip dalam perlindungan a-nak pada umumnya. Prinsip yang harus dilaku-kan dalam perlindungan anak buruh migran meliput i: Per t ama, prinsip at as hak kelangsu-ngan hidup dan t umbuh kembang, bahwa se-t iap anak memiliki hak yang melekase-t ase-t as ke-hidupan dan negara waj ib menj amin kelang-sungan hidup sert a perkembangan anak sampai bat as maksimal; kedua, prinsip non diskrimi-nasi, bahwa semua hak yang diakui dalam UU Perlindungan Anak harus diberlakukan kepada set iap anak t anpa pembedaan apapun, berda-sarkan asal-usul, suku, ras, agama, polit ik dan sosial ekonomi; ket i ga, prinsip kepent ingan t erbaik unt uk anak, bahwa dalam set iap t inda-kan yang menyangkut anak yang dilakuinda-kan oleh pemerint ah, masyarakat , badan legislat if dan badan yudikat if , maka kepent ingan yang t erbaik bagi anak harus menj adi pert imbang-an ut ama; dimbang-an keempat , Prinsip penghargaan t erhadap pendapat anak, bahwa anak yang memiliki pandangan-pandangan sendiri dan mempunyai hak unt uk menyat akan pandangan-pandangannya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak.

Pemerint ah daerah dalam memberikan perlindungan anak secara umum dan khusus-nya unt uk anak buruh migran harus berpedo-man pada Perat uran Ment eri Negara Pember-dayaan Perempuan Nomor 3 Tahun 2008 t en-t ang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak. Pedoman pelaksanaan perlindungan anak ada- lah segala kegiat an unt uk menj amin dan me-lindungi anak dan hak-hak anak yang meliput i:

per t ama, bert ahan hidup, yait u st andar hidup yang layak, makanan bergizi, sandang, papan, pelayanan kesehat an, penghidupan yang layak, perlindungan dari segala bent uk kekerasan;

(10)

Anak Buruh Migran

Belum t erpenuhi

Terpenuhi

Kurang Terpenuhi

Belum t erpenuhi

Terpenuhi

Belum t erpenuhi

Kurang t erpenuhi

Belum t erpenuhi

Terpenuhi

Belum ada

Kurang t erpenuhi

Belum t erpenuhi

Bapermas-PPKB (PPT-PPK-KBGA) a. Anggot a : Inst ansi penegak hukum,

inst ansi pemerint ah, LSM, organisasi sosial, PUG, PPGA

b. Tuj uan : Pelayanan t erhadap korban kekerasan berbasis; membant u mencegah t imbulnya kekerasan pada perempuan dan anak

c. Bekerj a berdasarkan pengaduan saj a

Gambar 1. Skema Permasalahan Anak Buruh Migran Dalam Perspekt if UU No. 23 Tahun 2002 dan Posisi Pemerint ah Kabupat en Banyumas Terhadap Masalah Anak

UU No. 32 Tahun 2002

Pasal 4 : Hak hidup, t umbuh dan berpart isipasi

Pasal 5 : Hak ident it as diri dan kewarganegaraan

Pasal 6 : Hak beribadah sesuai agama

Pasal 7 : (1) Hak dibesarkan, diasuh orang t ua

Pasal 7 : (2) Hak diasuh orang lain j uka orang t ua t

i-dak dapat menj amin

Pasal 8 : Hak memperoleh pelayanan kesehat an dan

j aminan sosial

Pasal 9 : Hak memperoleh pendidikan dan pengaj aran

Pasal 10 : Hak menyat akan dan didengar pendapat nya

Pasal 11 : Hak berist irahat dan memanfaat kan wakt u

luang

Pasal 12 : Hak anak cacat memperoleh rehabilit asi dan

bant uan sosial

Pasal 13 : Hak mendapat kan perlindungan selama

dalam pengasuhan

Pasal 14 : Hak unt uk diasuh oleh orang t ua sendiri

Posisi Pemerint ah Saat Ini

Dinsosnakert rans (Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pot ensi Sosial)

a. Fokus pada kesej aht eraan anak b. Memiliki pekerj a sosial di t ingkat

kecamat an namun j umlahnya t idak cukup c. Ada kendala t erbat asnya anggaran

Pemerint ah kabupat en Banyumas

(11)

ngan, meliput i perlindungan dari kekerasan, eksploit asi dan diskriminasi, t ermasuk t raf i-king; dan keempat , berpart isipasi, yait u agar anak didengar pendapat nya dan dapat berpe-ran akt if dalam komunit asnya, sesuai dengan pot ensi yang dimiliki t erut ama dalam berbagai hal yang menyangkut kepent ingan anak.

Keput usan Ment eri Pemberdayaan Pe-rempuan Nomor 3 Tahun 2008 mengat ur ruang lingkup pedoman pelaksanaan perlindungan anak ini meliput i perencanaan, pelaksanaan, pemant auan dan evaluasi, pelaporan, penda-naan dan pembipenda-naan pengawasan. Dalam pe-laksanaan pembangunan perlindungan anak ini adalah Pengarusut amaan Hak Anak (PUHA). Dalam t at aran pemerint ah daerah, bupat i ber-kewaj iban mengint egrasikan kebij akan, prog-ram, dan kegiat an perlindungan anak ke dalam perencanaan pembangunan daerah. Oleh kare-na it u, harus ada komit men dari bupat i t er-kait masalah perlindungan anak. Tahapan-t a-hapan yang perlu dilakukan dalam pembent uk-an model perlindunguk-an uk-anak buruh migruk-an adalah sebagai berikut . Per t ama, pemahaman t erhadap kondisi yang dialami yang dialami anak buruh migran di lapangan sesuai dengan amanat UU Perlindungan Anak. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 1 di at as. Ke-dua, diperlukan adanya pemahaman para pi-hak yang t erlibat (t erut ama ayah, ibu, dan ke-luarga) dalam perlindungan anak buruh migran t erkait dengan hak-hak anak yang diat ur da-lam UU Perlindungan Anak.

Ket i ga, pemahaman t ent ang perlindung-an perlindung-anak j uga harus diberikperlindung-an pada masyarakat t ermasuk j uga aparat pemerint ah desa. Peme-rint ah kecamat an dan desa idealnya punya peran yang st rat egis berkait an dengan per-masalahan buruh migran dan anak buruh mig-ran. Namun pemerint ah kecamat an dan desa sendiri belum memiliki dat a buruh migran yang baik dan ket ika ada persoalan yang me-nyangkut buruh migran, mereka mengalami kesulit an unt uk membant u warga.

Keempat , Pekerj a sosial harus paham t erlebih dahulu t erkait dengan perlindungan anak secara umum sebagaimana diat ur dalam UU Perlindungan Anak, kemudian pekerj a

so-sial j uga harus berperan akt if t urun ke desa unt uk memant au persoalan-persoalan yang berkait an dengan perlindungan anak secara umum dan perlindungan anak buruh migran secara khusus. Opt imalisasi peran pekerj a so-sial sampai ke t ingkat desa dengan demikian sangat dibut uhkan.

Kel i ma, Pemerint ah Kabupat en Banyu-mas t elah menunj ukkan komit mennya unt uk menangani permasalahan anak melalui Dinsos-nakert rans khususnya BPPPS, sert a Bapermas-PPKB yang bermit ra dengan PPT-PK-KBGA. Na-mun, BPPPS Dinsosnakert rans dan PPT-PKKBGA masih kurang dalam melakukan koordinasi dan kerj asama dalam melaksanakan kegiat an pe-nanganan anak. Koordinasi keduanya diperlu-kan, karena f okus kegiat annya bersinggungan.

Keenam, Pembent ukan Lembaga Perlin-dungan Anak Buruh Migran (LPABM). Lembaga ini dibent uk di t ingkat kecamat an dan kabu-pat en, yang keanggot aannya t erdiri dari kom-ponen Dinsosnakert rans, calon buruh migran/ TKI, PJTKI, pekerj a sosial dan pemerhat i ma-salah buruh migran (kalau di Banyumas ada organisasi SERUNI).

Berdasarkan pent ahapan penyusunan model di at as, maka persoalan mendasar ber-kait an dengan perlindungan anak buruh migran adalah pemahaman mengenai hak-hak dan ke-waj iban anak secara umum dan khususnya anak buruh migran sesuai dengan UU Perlin-dungan Anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi UU Perlindungan Anak. Sosialisasi ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari inst ansi pemerint ah maupun j uga dari kalangan akademisi.

(12)

Din-sosnakert rans dan BapermasPPKB. Gambar 2 adalah model yang disusun penelit i berkait an dengan perlindungan anak buruh migran di Kab Banyumas. Model perlindungan anak buruh migran ini t ent unya melibat kan berbagai pihak baik dari unsur pemerint ah kabupat en, calon buruh migran/ TKI, PJTKI, pekerj a sosial, dan pemerhat i buruh migran/ TKI.

Perlindungan anak buruh migran pada dasarnya menj adi t anggung j awab pemerint ah kabupat en. Pelaksanaan perlindungan anak

buruh migran ini adalah lebih memberdayakan pekerj a sosial yang ada di kecamat an dengan memberikan lembaga baru dan kewenangan yang baru j uga yait u dengan membent uk Lem- baga Perlindungan Anak Buruh Migran (LPA-BM) di t ingkat kecamat an dan kabupat en. Lembaga ini mempunyai t ugas dan f ungsi sebagai berikut : per t ama, pendat aan calon buruh migran/ TKI dan anak buruh migran/ TKI;

kedua, menerima kont ribusi dari calon buruh

Gambar 2. Model Perlindungan Anak Buruh Migran

Fungsi dan t ugas

1. Pendat aan calon Buruh Migran/ TKI dan Anak Buruh Migran

2. Menerima kont ribusi dari calon Buruh Migran/ TKI

3. Melakukan pengawasan secara berkala t erhadap anak buruh migran yang t erdaf t ar 4. Menerima laporan dari LPABM

Kecamat an

5. Membant u LPABM Kec dalam penyelesaian masalah Anak Buruh Migran

6. Melakukan koordinasi dengan PemKab, PJTKI dan Keluarga buruh migran/ TKI

7. Perekrut an pekerj a sosial sesuai kebut uhan di Kab dan Kec.

PEMERINTAHAN KABUPATEN RPJMD, RKPD,

RKA SKPD mengacu PNBAI 2015 Administ rat if

Legislasi

BapermasPPKB

Dinsosnakertrans

1. Merancang Perda Buruh Migran dan Perlindungan Anak Buruh Migran 2. Melakukan

pengawasan dan pembinaan t hdp LPABM dan PJTKI

Anak Buruh Migran

Lembaga Perlindungan Anak Buruh Migran (LPABM) Kecamatan Pemerhati Buruh

Migran/ TKI

1.Melakukan pemant uan t erhadap masalah anak buruh migran 2.Memonit or

kinerj a LPABM

Komponen 1.

Dinsosnaker-t ran 2.Calon Buruh

Migran/ TKI 3.PJTKI

4.Pekerj a Sosial 5.Pemerhat i

Buruh Migran Perencanaan, Pelaksanaan, Pemant auan dan Evaluasi, Pelaporan, Pendanaan, Pembinaan dan Pengawasan

Pekerj a Sosial

1.Melakukan pengawasan t erhdap Anak Buruh Migran

2.Menyelesaikan permasalah yang muncul berkait an dengan anak buruh migran

PJTKI

1.Fasilit at or bagi calon TKI dalam kont rbusi f ee. 2.Berkoordinasi

dengan LPABM dalam

pengawasan dan penangganan kasus

Calon Buruh Migran/ TKI

1.Regrist asi 2.Menyerahkan

pengawasan anaknya 3.Memberikan

kont ribusi fee

DINSOSNAKER TRANS

PPT-PK-KBGA

Keluarga (tanpa ayah atau ibu)

TERLINDUNGINYA HAK-HAK ANAK BURUH MIGRAN DAN HAK ANAK PADA UMUMNYA

Lembaga Perlindungan Anak Buruh Migran Kabupaten (LPABM

(13)

migran/ TKI; ket i ga, melakukan pengawasan secara berkala t erhadap anak buruh migran yang t erdaf t ar; keempat , menerima laporan dari LPABM Kecamat an; kel i ma, membant u LPABM Kecamat an dalam penyelesaian masa-lah anak buruh migran; keenam, melakukan koordinasi dengan pemerint ah kabupat en, PJ-TKI dan keluarga buruh migran/ PJ-TKI; dan ke-t uj uh, perekrut an j umlah pekerj a sosial me-nyesuaikan dengan kebut uhan di kabupat en dan kecamat an. Keanggot aan LPABM t erdiri dari komponen Dinsosnakert rans, calon buruh migran/ TKI, PJTKI, pekerj a sosial dan pemer-hat i masalah buruh migran.

Komit men Pemerint ahan Kabupat en Ba-nyumas dalam memberikan perlindungan anak buruh migran dapat dilakukan melalui t inda-kan legislasi dan administ rat if . Tindainda-kan legis-lasi berupa pengeluaran produk hukum, peng-alokasikan anggaran, melakukan kont rol dalam memberikan perlindungan anak buruh migran secara khusus dan perlindungan anak secara umum. Tindakan administ rat if berupa pelaksa-naan kebij akan, pengusulan angggaran, pe-nyusunan program, penguat an dan pelibat an part isipasi masyarakat dalam rangka dungan buruh migran secara khusus dan perlin-dungan anak secara umum.

Tindakan administ rasi dan legislasi ini harus t ercermin dalam RPJMD, RKPD dan RKA SKPD yang mengacu pada Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) 2015, yang pada akhirnya akan mewuj udkan t erlindunginya hak-hak anak buruh migran secara khusus dan hak anak secara umum. Dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak yang ruang lingkupnya me-liput i Perencanaan, Pelaksanaan, Pemant auan dan Evaluasi, Pelaporan, Pendanaan, Pembina-an dPembina-an PegawasPembina-an.

LPABM di t ingkat Kabupat en ini bermit ra dengan Dinsosnakert rans dan BapermasPPKB, karena LPABM dalam melaksanakan f ungsi dan t ugasnya akan berkait an dengan Dinsosnaker-t rans dan BapermasPPKB. DinsosnakerDinsosnaker-t rans di-harapkan dapat merancang dan mengusulkan Raperda t ent ang Buruh Migran dan

Perlindung-an Anak Buruh MigrPerlindung-an. Dinsosnakert rPerlindung-ans j uga yang mempunyai t ugas melakukan pengawasan dan pembinaan t erhadap LPABM dan PJTKI. BapermasPPKB bermit ra dengan PPT-PK-KBGA, art inya dalam penanganan perlindungan anak buruh migran LPABM j uga harus bermit ra dengan PPT-PK-KBGA.

LPABM ini berj enj ang di t ingkat kabupa-t en dan kecamakabupa-t an. Uj ung kabupa-t ombak dari pelak-sanaan perlindungan anak buruh migran ini adalah pekerj a sosial, karena merekalah yang harus bekerj a unt uk melakukan pengawasan t erhadap anak buruh migran dan menyelesai-kan ket ika ada permasalahan. Pekerj a sosial j uga harus proakt if melakukan pengawasan t erhadap anak buruh migran. Ket ika pekerj a sosial menemukan ada anak buruh migran yang belum t erlindungi maka pekerj a sosial dapat langsung berkoordinasi dengan PPT-PK-KBGA unt uk langsung menangani persoalan yang ada. Jika bersoalan it u t idak dapat t ert angani baru berkoordinasi dengan LPABM di t ingkat keca-mat an dan j ika t idak t ert angani lagi maka di-laporkan pada LPABM kabupat en.

Kesej aht eraan pekerj a sosial dapat di-t ingkadi-t kan dengan cara memperbesar anggar-an unt uk pekerj a sosial dari APBD melalui anggar- anggaran Dinsosnakert rans, sebagai wuj ud komit -men dari Pemerunt ah Kabupat en Banyumas unt uk memberikan perlindungan t erhadap a-nak buruh migran. Selain it u ada kont ribusi f ee yang harus diberikan oleh calon buruh migran/ TKI yang akan berangkat ke luar negeri. Kon-t ribusi f ee ini merupakan wuj ud ket erikat an ant ara calon buruh migran dengan LPABM yang dalam prakt eknya dilakukan oleh pekerj a so-sial yang melakukan perlindungan t erhadap anak buruh migran ket ika para buruh migran sudah ke luar negeri.

(14)

LPABM. Pada saat calon buruh migran belum dapat membayar kont ribusi f ee, maka yang harus membayar t erlebih dahulu adalah PJTKI. PJTKI ini harus berkoordinasi dengan LPABM dalam rangka melakukan pengawasan dan pe-nanganan apabila t erj adi kasus yang menyang-kut anak buruh migran.

Peran dari pemerhat i buruh migran j uga sangat pent ing. Di Kabupat en Banyumas sudah ada lembaga yang bernama SERUNI yang ber-gerak dalam persoalan yang dihadapi buruh migran. Dalam hal perlindungan anak buruh migran, pemerhat i buruh migran berperan me-lakukan pemant auan t erhadap masalah anak buruh migran dan memonit or kinerj a LPABM baik di t ingkat kecamat an maupun kabupat en.

Penut up Simpulan

Berdasarkan hasil penelit ian dan uraian di at as disimpulkan, bahwa perlindungan anak buruh migran menj adi t anggung j awab semua pihak baik orang t ua, keluarga, masyarakat , dan pemerint ah set empat . Model perlindungan anak buruh dit erapkan dengan lebih member-dayakan pekerj a sosial dengan memberikan lembaga dan kewenangan baru, yait u dengan membent uk LPABM di t ingkat kecamat an dan kabupat en. Keanggot aan LPABM di t ingkat ka-bupat en harus t erdiri dari komponen Dinsosna-kert rans, calon buruh migran/ TKI, PJTKI, pe-kerj a sosial dan pemerhat i masalah buruh mi-gran. Dalam menj alankan f ungsi dan t ugasnya LPABM ini harus bermit ra dengan Dinsosnaker-t rans dan BapermasPPKB.

Saran

Berdasarkan simpulan di at as, ada be-berapa saran yang penulis aj ukan. Per t ama, segera disusun Rancangan Perat uran Daerah perlindungan Buruh Migran/ TKI dan Perlindu-ngan Anak Buruh Migran/ TKI; kedua, perlu se-gera diinisiasi dan dilanj ut kan dengan pem-bent ukan LPABM di Kabupat en Banyumas un-t uk mengaun-t asi persoalan yang berkaiun-t an de-ngan perlindude-ngan anak buruh migran; ket i ga,

kerj asama dan koordinasi yang sinergi ant ara LPABM, Dinsosnakert rans dan BappermasPPKB

ini harus ada dan t erus dit ingkat kan; dan

keempat , perlu sosialisasi pada masyarakat t ent ang perlindungan anak khususnya menge-nai hak-hak dan kewaj iban dari anak.

Daft ar Pust aka

Asmorowat i, Sulikah. “ Ef ekt ivit as Kebij akan Perlindungan Pekerj a Anak dengan Fokus Anak Jalanan di Surabaya” . Jur nal Pene-l i t i an Dinami ka Sosi aPene-l, Vol. 7 - No. 1. FISIP Unair. April 2008;

Bakry, Masykuri (ed. ). 2003. Met odol ogi Pene-l i t i an KuaPene-l i t at i f: Ti nj auan Teor et i s dan Pr aksis, Malang: Lemlit Unisma dan Visipress;

Handoko dkk, Waluyo. 2010. Pembent ukan Mo-del Per l i ndungan Anak Bur uh Mi gr an di Kab. Banyumas. Hibah Bersaing Tahap I. Purwokert o: DP2M Dikt i/ UNSOED; Husain, Sukanda. “ Perlindungan Hak-Hak

Te-naga Kerj a Indonesia” . Jur nal Konst i t usi

Vol II No. 1 2009. FH Universit as Riau; Mulyadi, Set o. “ Perdagangan Anak di

Indone-sia” . Jur nal Il mi ah Unt ar, Vol. 12 No. 1. Univ. Tarumanegara. hlm. 12. 2007; Nuryandani, Ant ari dan E. Krist i Poerwandari.

“ St rat egi Copi ng pada Perempuan Buruh Migran Indonesia yang Mengalami Keke-rasan di Timur Tengah” , Jur nal JPS, Vol. 13 No. 03 Agust us 2007. Fakult as Psikologi UI;

Ruslan, Murniat i. “ Perlindungan Hukum Ter-hadap Anak” . Jur nal Bi l ancia, Vol. 2 No. 1 2008. Jakart a: PDII-LIPI;

Saimima, Ika. “ Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Berkonf lik dengan Hukum” .

Jur nal Kaj i an Il mi ah Ubhar a Jaya, Vol 9 No 3 2008. Lemlit Ubhara;

Sholihin, Lianny. “ Tindakan Kekerasan Terha-dap Anak dalam Keluarga” , Jur nal Pen-di Pen-di kan Penabur, No. 3 Tahun III Desem-ber 2004. Lihat di ht t p: www. bpkpe-nabur . or . i d diakses pada t anggal 14 Januari 2012.

Sudarso. “ Penyandang Masalah Kesej aht eraan Sosial di Kot a Surabaya” . Jur nal Masya-r akat Kebudayaan dan Pol i t i k, Vol. XIX, No. 1 Januari 2006. FISIP Unair;

Gambar

Tabel 2. Keluarga Prasejahtera dan Sejahte-
Tabel 3. Keluarga Prasejahtera dan Sejahte-
Tabel 4 di at as menunj ukkan hak-hak dasar anak buruh migran yang belum t erpenuhi ada-lah hak berpart isipasi, hak beribadah sesuai agama, berpikir dan berekspresi, hak unt uk di asuh dan dibesarkan orang tua, hak unt uk memperoleh pelayanan kesehat an d
Tabel 5. Rekapitulasi Data Dinsonakertrans
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi varietas beras dan kedelai yang tepat untuk produk ekstrudat berdasarkan sifat fisiko kimia dan sensoris, serta

Apakah diruangan rumah responden terang dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normalb. Kurang terang sehingga tidak dapat membaca dengan keadaan

Komunikasi massa bersifat umum. Pengertian umum dapat ditelusuri dalam komponen-komponen komunikasi dasarnya, seperti komunikator, pesan, dan komunikan. Komunikator

Dari proses pengujian pengeringan daun mengkudu menggunakan oven temperatur terefisien dalam adalah sekitar 75 ° C, karena pada pengujian temperatur tersebut menunjukkan

Melakukan uji kestasioneran data dengan plot data, yakni dengan membuat plot runtun waktu pada variabel inflasi Kota Purwokerto, inflasi Kota Surakarta, inflasi

Kriterij ekološke prihvatljivosti sekundarnih efekata na okoliš i kriterij broja sekundarnih efekata na okoliš služe vrednovanju vrste i broja sekundarnih (latentnih)

Minuman teh seduhan memiliki beberapa kelebihan dalam menarik minat konsumen, diantaranya kemasan yang mudah dibawa dan selalu segar tetapi juga dapat