PENGARUH PEMASARAN INTERNET TERHADAP MINAT BELI
Studi pada Grup Facebook Baju Bekas Murah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Maria Sita Meindyaswati
NIM: 102214002
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH PEMASARAN INTERNET TERHADAP MINAT BELI
Studi pada Grup Facebook Baju Bekas Murah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Maria Sita Meindyaswati
NIM: 102214002
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO :
“
Believe in GOD and yourself. Prayer is powerful”
(Penulis)
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa”
(Roma 12:12)
“He has made everything BEAUTIFUL in it’s time”
(Ecclesiastes 3:11)
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Bapak dan Ibu tercinta
Mbak Meta, Dek Dita, dan Mas Kevin
Sahabat-sahabatku Vicca, Erika, Tika
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARUH PEMASARAN INTERNET TERHADAP MINAT BELI Studi pada Grup Facebook Baju Bekas Murah
dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 28 Agustus 2014 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Maria Sita Meindyaswati
NIM : 102214002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “PENGARUH
PEMASARAN INTERNET TERHADAP MINAT BELI, Studi pada Grup
Facebook Baju Bekas Murah” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 29 Agustus 2014
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas rahmat dan karuniaNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul PENGARUH PEMASARAN
INTERNET TERHADAP MINAT BELI, Studi pada Grup Facebook Baju Bekas
Murah. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi
lebih sempurna.
3. Ibu Dra. Yuliana Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesabaran dan
kesungguhan hati.
4. Margaretha Irene Iryani, selaku admin Grup Facebook Baju Bekas Murah yang telah memperbolehkan penulis melakukan penelitian.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
6. Kepada Bapak dan Ibu saya yang sudah memberikan dukungan baik
secara moril dan materiil.
7. Patricia Meta Puspitasari dan Margareta Dita Permatasari yang
memberikan semangat dan doa agar skripsi ini bisa berjalan lancar.
8. Vicca, Erika, Doni, Tika terimakasih kalian selalu membantu saya dalam
viii
9. Gregorius Kevin Laksono yang selalu memberikan saya semangat dan
bantuan dalam membuat skripsi ini.
10.Seluruh teman-teman manajemen angkatan 2010 yang telah memberikan
warna dan keceriaan dalam perjalanan studi saya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi
bahan masukan bagi teman-teman dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 29 Agustus 2014
Penulis
Maria Sita Meindyaswati
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
HALAMAN ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Batasan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
x
1. Pemasaran ... 8
2. Pemasaran Internet ... 10
3. Perilaku Konsumen ... 15
4. Minat Beli ... 22
B.Penelitian Terdahulu ... 27
C.Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 30
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 30
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31
E. Jenis dan Sumber Data ... 34
F. Populasi dan Sampel ... 35
G. Metode Pengumpulan Data ... 36
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN ... 46
A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 46
1. Latar Belakang Facebook ... 46
2. Grup Facebook Baju Bekas Murah ... 50
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskripsi Data Responden ... 57
B. Analisis Data ... 63
xi
2. Hasil Uji Reliabilitas ... 64
3. Uji Asumsi Klasik ... 65
a. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 65
b. Hasil Uji Normalitas ... 67
4. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 68
5. Uji Goodness of Fit ... 70
a. Hasil Uji t ... 70
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 71
C. Pembahasan ... 72
D. Implikasi Praktis ... 79
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 81
C. Keterbatasan ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
III.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32
V.1 Jenis Kelamin Sampel di Grup Baju Bekas Murah ... 58
V.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia di Grup Baju Bekas Murah ... 59
V.3 Pekerjaan Sampel di Grup Baju Bekas Murah ... 60
V.4 Pengalaman Bergabung di Grup Baju Bekas Murah ... 61
V.5 Barang yang Dominan Dibeli di Grup Baju Bekas Murah ... 62
V.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 63
V.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 65
V.8 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 66
V.9 Hasil Uji Normalitas ... 67
V.10 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 69
V.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 71
V.12 Hasil Pengukuran Variabel (X) Pemasaran Internet terhadap Minat Beli ... 73
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
IV.1 Penemu Facebook ... 47
IV.2 Halaman Depan Facebook ... 48
IV.3 Beranda Facebook ... 49
IV.4 Halaman Grup Facebook Baju Bekas Murah ... 50
IV.5 Anggota dan Aturan Grup ... 52
IV.6 Peraturan Sebelum Posting ... 54
IV.7 Fasilitas Grup ... 55
IV.8 Contoh Kiriman dalam Grup ... 56
IV.9 Contoh Jawaban Kiriman dalam Grup ... 56
V.1 Heterokedastisitas ... 66
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 88
Lampiran 2 Print out Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian ... 95
Lampiran 3 Perhitungan SPSS 16.00 ... 102
Lampiran 4 Regresi Linier Sederhana ... 106
xv
ABSTRAK
PENGARUH PEMASARAN INTERNET TERHADAP MINAT BELI Studi Pada Grup Facebook Baju Bekas Murah
Maria Sita Meindyaswati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemasaran internet berpengaruh pada minat beli. Jenis penelitian ini adalah studi pada grup Facebook
xvi
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INTERNET MARKETING TOWARD PURCHASE INTENTION
Study at Facebook Group Baju Bekas Murah
Maria Sita Meindyaswati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran ditujukan untuk meraih pelanggan bagi produk dan jasa.
Pada dasarnya keunggulan teknologi, kemampuan pengiriman, keahlian
pelayanan, teori penetapan harga, dan kesempurnaan produk digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut.Sebagai salah satu faktor penentu dalam
pemasaran, bidang teknologi informasi memiliki peranan yang sangat
penting dalam membantu mendapatkan informasi yang pada akhirnya
semakin meningkatkan peluang untuk meraih pelanggan.Salah satu bentuk
teknologi informasi yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini ialah
internet. Internet dapat menyediakan informasi bagi semua pihak dengan
berbagai kepentingan secara cepat, murah, dan dalam ruang lingkup yang
sangat luas. Internet merupakan sarana penyedia informasi yang tidak
terbatas dimana informasi terus berubah dan sangat dinamis.
Pesatnya perkembangan internet tentu saja juga berdampak dalam
diantara prinsip, teknik, dan taktik cyber marketing ini yang memang berakar pada strategi pemasaran tradisional meskipun implementasinya
berbeda. Dimensi baru yang telah menyatu kedalam, khususnya, lanskap
bisnis internet ini ialah pemasaran pesan – pesan iklan melalui media promosi internet jenis classified, promosi berbasis testimonial di situs web, pemasaran melalui situs pencari, serta pemasaran dan pembelian berbasis
email marketing (Onggo, 2005a: 8 ).
Perkembangan teknologi memberikan banyak kemudahan dalam
berkomunikasi telah mampu mengubah perilaku masyarakat, termasuk
perilaku pengambilan keputusan pembelian. Perkembangan teknologi juga
berdampak pada perilaku individu yang dilahirkan pada era tersebut. Ada
sikap dan nilai-nilai yang berbeda pada generasi yang dibesarkan di era
internet menjadi sangat penting untuk dipahami lebih jauh mengingat dari
sisi potensi pasar jumlah cukup besar. Di sisi lain penggunaan internet
yang meningkat merupakan peluang bagi pemasar untuk merancang
strategi pemasarannya dengan memanfaatkan teknologi guna meraih
peluang yang sebesar-besarnya.
Pers populer telah memberikan perhatian yang besar pada situs Web
konsumen. Menurut Pew Internet and American Life Project Survey, November-Desember 2000 lebih dari 106 juta orang Amerika masuk
online, dengan 80 persen mencari informasi, 73 persen mencari produk atau jasa sebelum membelinya, 68 persen mencari informasi perjalanan,
luang. Yang paling dibeli konsumen secara online (berdasarkan presentase kategori yang dikatakan oleh pembeli telah mereka beli secara online
adalah buku (58%), musik (50%), perangkat lunak (44%), tiket (29%),
barang pelengkap komputer pribadi (28%), pakaian (26%), video (24%),
reservasi hotel (20%), mainan (20%), kembang (17%), dan barang
elektronik konsumen (12%).Pakaian mendapat presentase 26% menurut
survey tersebut.
Bidang fashion dan woman stuff pun tidak lepas dari pemanfaatan internet. Salah satu bentuk penggunaan internet sebagai media informasi
dalam bidang fashion dan woman stuff adalah munculnya situs-situs jual beli online tentang fashion seperti situs tokobagus.com, berniaga.com, bukalapak.com dan penggunaan internet untuk penjualan barang
secondkhusus fashion dan woman stuff adalah dengan munculnya grup di
media sosial seperti jual beli barang second good
condition(https://www.facebook.com/groups/503191979774794/), grup baju bekas murah (https://www.facebook.com/groups/bajubekasmurah/),
dan jual beli preloved fashion stuff dan girl stuff.
(https://www.facebook.com/groups/prelovedfashion/).
Bajusecond atau preloved merupakan baju yang dimiliki oleh tangan kedua atau dengan kata lain adalah baju bekas milik orang lain. Dalam
Dari segi ekonomi, nilai baju bekas tentu lebih rendah dibandingkan dengan
baju baru. Walaupun nilainya lebih rendah, namun akhir-akhir ini penjualan baju
bekas justrusemakin pesat. Tren fashion yang digembar-gemborkan media elektronik dan media cetak tentunya berpengaruh terhadap penjualan baju
bekas. Sasaran pembeli dari pasar ini adalah masyarakat yang mengerti
fashion tetapi memiliki daya beli yang rendah sehingga bagi mereka membeli baju bekas merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi hasrat
mode dengan dana yang tidak menguras kantong. (AnneAhira.com).
Bisnis baju bekas memang sudah lama menjamur di beberapa daerah
tanah air. Beberapa di antaranya adalah pasar Senen di Jakarta dan pasar
Kodok di Tabanan, Bali. Di beberapa daerah, pasar ini dikenal dengan
julukan awul-awul (bahasa jawa artinya berantakan atau acak-acakan) karena sepertinya tata letak pasar ini semrawut. Di Yogyakarta juga terdapat awul-awul di beberapa tempat antara lain:
1. Sepanjang jalan daerah Ngasem toko berlabelkan "Sandang Murah"
2. Perempatan XXI di kiri jalan ada "Sandang Murah"
3. Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim
4. Belakang Ambarukmo Plaza, dekat Kopi Nusantara.
5. Jakal KM 5,5
6. Daerah Jokteng
Artikel “Tren Berburu Awul-Awul di Yogya” yang ditulis dari Tribun
News edisi Rabu, 13 Juni 2013 memaparkan bahwa pecinta fashion di kota gudeg bisa mendapatkan barang-barang bermerek meski tak baru di awul-awul. "Kalau beruntung bisa dapet barang branded lho. Aku pernah dapet merek Elle, Zara, Giordano, Polo dan lain-lain," ucap Dara, siswi SMAN
11 Yogyakarta ini. Kelebihan belanja di awul-awul selain harganya murah pilihannya juga bermacam-macam mulai seperti celana bahan, jeans, short pants, blouse, sweater, jaket, kemeja, kaos, hingga tanktop. Harga disesuaikan dengan kondisi barang mulai dari Rp 3.000,00 – Rp 10.000,00.
Branded and affordable. Kalimat tersebut menjadi jurus jitu bagi pengusaha baju bekas online di situ-situs internet untuk menarik perhatian para penggila fashion melirik ke situsnya. Pesatnya teknologi komunikasi dan meluasnya internet hingga ke pelosok-pelosok dimanfaatkan oleh para
pengusaha baju bekas untuk lebih memperluas daerah dan meningkatkan
intensifikasi pemasarannya. Melalui dukungan teknologi internet dan
kreativitas yang tinggi , usaha baju bekas menjadi lahan yang menjanjikan.
(AnneAhira.com).
Berdasarkan latar belakang dan data-data tersebut, maka penelitian ini
berusaha mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran internet
terhadap minat beli di grup facebook Baju Bekas Murah. Oleh karena itu, diambiljudul penelitian “Pengaruh Pemasaran Internet terhadap Minat
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah pemasaran internet berpengaruh terhadap minat beli pada
penjualan baju bekas di grup facebook Baju Bekas Murah ?
2. Apa jenis barang bekas yang dominan dibeli di grup facebook Baju Bekas Murah ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pemasaran internet berpengaruh terhadap
minat beli pada penjualan baju bekas di grup facebook Baju Bekas Murah.
2. Untuk mengetahui jenis barang bekas yang dominan dibeli di grup
facebook Baju Bekas Murah.
D. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini membatasi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian yang dimaksud adalah tanggapan konsumen tentang
pengaruh penggunaan pemasaran internet terhadap minat beli produk
secondhand di grup facebook.
2. Responden yang diteliti adalah anggota dari grup facebook “Baju
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi Pemasar
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan
informasi-informasi tentang jenis barang bekas yang paling diminati dalam
pemasaran internet dan adanya pengaruh antara pemasaran internet dengan
minat beli. Selanjutnya sebagai informasi untuk membantu para pemasar
online untuk memasarkan barang mereka terlebih barang bekas (second)
melalui pemasaran internet yang baik dan menarik bagi konsumen.
2. Manfaat bagi Penulis
Diharapkan dengan penelitian ini secara langsung penulis
mendapatkan informasi dan dapat menerapkan langsung teori-teori yang
telah diperoleh pada saat kuliah khususnya mata kuliah Manajemen
Pemasaran dalam sebuah kasus nyata khususnya berkaitan dengan
pemasaran internet dan minat beli.
3. Manfaat bagi Universitas
Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah referensi bagi
universitas dan bahan studi untuk mahasiswa yang sedang melakukan
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Marketing atau dalam bahasa Indonesia adalah pemasaran, memiliki peranan yang sangat penting karena mempunyai
kedudukan sebagai jembatan antara produsen dan konsumen.
Marketing merupakan suatu sistem yang saling bertautan satu sama lain yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia melalui proses
pertukaran. Oleh karena itu, sistem marketing memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda perusahaan dan
menentukan keberhasilan perusahaan dengan menerapkan sistem
marketing yang tepat.
Philip Kotler (1997:8) sebagai seorang ahli Ilmu Ekonomi,
mengartikan “marketing adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Berbeda halnya dengan yang diungkapkan William J.Stanton
(1993:7), namun memiliki kesamaan dalam konsep dasarnya yaitu
J.Stanton, mengungkapkan pemasaran adalah suatu sistem total
dalam kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada
konsumen saat ini maupun konsumen potensial.”
Machfoedz (2010 : 140) mengemukakan bahwa, ”Pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk
(barang dan jasa). Konsumen tertentu yang merupakan sasaran
upaya pemasaran disebut pasar sasaran”.
b. Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip
oleh Kotler dan Keller (2007) yang diterjemahkan oleh Benyamin
Molan, mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut, “
Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan
dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul”.
Ada empat filosofi persaingan yang secara kuat mempengaruhi
suatu aktivitas manajemen pemasaran (Lamb, hair dan Mcdaniel:
1. Orientasi Produksi
Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan internal perusahaan
yang melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar.
2. Orientasi Penjualan
Pendapat bahwa orang akan membeli barang dan jasa yang lebih
baik jika menggunakan teknik penjualan yang agresif dan penjualan
yang tinggi tersebut akan mendatangkan keuntungan yang tinggi pula.
3. Orientasi Pasar
Filosofi yang menganggap bahwa suatu penjualan tidak bergantung
pada sebuah penjualan yang agresif tetapi lebih pada keputusan
konsumen untuk membeli produk.
4. Orientasi Sosial
Suatu organisasi ada, tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen saja serta memenuhi tujuan organisasi tetapi juga
untuk melindungi atau untuk mempertinggi kepentingan yang terbaik
atas individu dan masyarakatnya dalam jangka panjang.
2. Pemasaran Internet
a. Pengertian Pemasaran Internet
Saat ini, perkembangan teknologi internet semakin maju pesat.
Kemajuan internet pun serta merta dimanfaatkan oleh para
internet (online). Cuma bedanya kita melakukan kegiatan itu memanfaatkan media internet (online).
Pemasaran internet (internet marketing) adalah keseluruhan kegiatan pemasaran barang dan jasa kepada konsumen melalui
media internet yang meliputi konsep iklan, penentuan segmen
pasar (niche), dan kalimat pemasaran yang menarik konsumen. Kegiatan internet marketing secara umum dilakukan melalui
website/blog, email, social media, serta periklanan melalui mesin pencari seperti google, yahoo, bing, dan lain sebagainya.
Kiranya definisi itu sangat cocok untuk perusahaan yang
berbasis dunia nyata yang menjadikan internet hanya sebagai
sebuah media, sebagai “sarana baru” atau “pasar baru”. Disini
internet hanya sebagian kecil dari sebuah upaya marketing
perusahaan yang jangkauannya sangat luas. Dalam pengertian ini,
e-marketing mungkin sangat dekat dengan fungsi promosi dan penjualan (sales) di dalam pengertian marketing tradisional.
Akan tetapi bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi
sepenuhnya di internet (pasar, produk, layanan, interaksi,
kebutuhan akan sarana tersebut jauh lebih luas daripada sekedar
promosi dan penjualan.
Armstrong dan Kottler (2004:74) mengemukakan bahwa, “ E-Marketing is the marketing side of E-Commerce, it consists of company efforts to communicate about, promote and sell products and services over the internet.” E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce, yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan suatu produk, mempromosikan, dan menjual
barang dan jasa melalui internet.
Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh
Kleindl dan Burrow (2005), marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari ide atau pemikiran konsep, harga, promosi
dan distribusi. Marketing dapat diartikan lebih sederhana yakni pembangunan dan pemeliharaan hubungan yang saling memuaskan
antara perusahaan dan konsumen. Saat ini, marketing telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Aktivitas
marketing menjadi lebih luas dengan adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas yang ada di dalam internet untuk melakukan
aktivitas marketing dikenal sebagai e-marketing.
internet atau melalui peralatan digital lain. Strauss dan Frost
(2001), mengatakan e-marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep,
distribusi, promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Definisi sederhana dari internet marketing (biasa disebut juga
“online marketing” atau „web marketing”), adalah menjual barang
atau jasa melalui media internet. Online marketing dilakukan sebagai bagian dari bisnis offline. Orang akan lebih familiar bila produk-produknya terdisplay dan dilengkapi dengan email yang bisa digunakan untuk melakukan pemesanan, sebagaimana halnya
fungsi katalog tercetak pada bisnis offline. Internet marketing juga bisa mewakili perusahaan dalam memasarkan produknya melalui
dunia maya. Dengan internet marketing bisa jadi pengusaha tidak perlu menyediakan kantor ataupun tokonya untuk menjual
produknya.
Bill Gates sebagai pemimpin Microsoft, mengatakan internet
bukan sekedar saluran penjualan lain. Internet akan mengubah
bisnis Anda. Perusahaan masa depan akan beroperasi berdasarkan
sistem syaraf digital.
b. Manfaat Pemasaran Internet (Internet Marketing)
penyampaian informasi kepada konsumen serta penekanan biaya
pengeluaran untuk dapat meraih keuntungan investasi yang
maksimal, sesuai dengan prinsip dasar ekonomi.
Manfaat dari internet marketing antara lain:
1. Pencitraan atau branding yang dapat berupa produk, logo perusahaan, yang dapat dipasarkan secara kontekstual dan atau
visual melalui audio video.
2. Segmen pasar yang semakin tertarget, melalui forum, rss, milis, kata kunci (keyword), dan lain sebagainya.
3. Tracking atau pelacakan, ini adalah kunci untuk menentukan keberhasilan dalam proses afiliasi atau kerjasama dengan pihak
ketiga sebagai pemasar produk untuk menentukan jumlah
keuntungan, penjualan, dan komisi.
Manfaat internet marketing bagi pelanggan antara lain:
1. Konsumen tidak harus terjebak kemacetan, menemukan tempat
parkir, dan berjalan melalui toko-toko yang tidak terhitung
jumlahnya untuk menemukan produk yang akan dibeli.
2. Konsumen dapat membandingkan merek, mengecek harga, dan
memesan barang 24 jam sehari dari lokasi manapun.
3. Layanan secara online memberikan konsumen akses terhadap perbandingan informasi yang berlimpah, informasi mengenai
4. Konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk
menemukan informasi yang tepat mengenai produk atau layanan
yang mereka inginkan, lalu memesannya secara langsung.
c. Keterbatasan Pemasaran Internet (Internet Marketing)
Selain manfaat yang diperoleh dari penerapan internet marketing, internet marketing pun memiliki keterbatasan. Beberapa keterbatasan dari internet marketing antara lain sebagai berikut:
1. Kesulitan yang dikarenakan koneksi jaringan yang masih lambat.
2. Pembeli tidak dapat menyentuh, mencium, merasakan, atau
mencoba secara langsung produk yang ditawarkan secara online. 3. Keterbatasan pengembangan dan ancaman keamanan dari metode
pembayaran elektronik, seperti e-checks, credit cards, dan lain-lain.
4. Seringkali konsumen meragukan keamanan transaksi dan
pengiriman barang. Karena mereka takut akan bahaya penipuan
yang rentan terjadi.
3. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang
pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya bidang
pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau
pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam
menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu
mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan,
hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.
Shiffman dan Kanuk (2004:6) mengatakan suatu perilaku
terpusat cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan
sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna
untuk membeli barang-barang yang berhubungan dengan
konsumsi.
Jadi, dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah segala
tindakan yang berhubungan dengan proses mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa oleh individu
atau kelompok, termasuk proses keputusan sebelum atau sesudah
tindakan tersebut.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler (2007:203-218), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu :
1. Faktor-faktor kebudayaan
a. Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku
seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah
perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku
b. Sub Budaya
Sub Budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang
lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas
untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu
kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan
wilayah geografis.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap
kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang
sama.
2. Faktor-Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap
dan perilaku seseorang.
b. Keluarga
Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli.
c. Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan
dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa
satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh
3. Faktor-faktor pribadi
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan
berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang
berhubungan dengan usianya.
b. Pekerjaan
Adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat
memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok
pekerjaan tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat
pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut
menentukan perilaku pembelian.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan
setiap orang sedangkan konsep diri lebih ke arah citra diri.
4. Faktor-faktor Psikologis
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak
untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu
perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu
adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang
dihadapinya.
c. Belajar
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku
manusia diperoleh dengan mempelajarinya.
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan
dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku.
c. Perilaku Konsumen di Era Internet
Perkembangan lingkungan makro seperti teknologi, sosial, dan
ekonomi berpengaruh terhadap generasi yang dilahirkan pada masa
itu. Menurut Generational Theory, perubahan lingkungan makro berpengaruh secara khusus terhadap pola-pola perilaku konsumsi
dan budaya masyarakat. Kesamaan perilaku ini tidak terlepas dari
pengaruh sosialisasi yang dialami melalui agen seperti media masa,
lingkungan masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan keluarga.
Mereka akan membentuk sikap dan keterampilan sosial karena
Generasi Y menurut Pountain dan Robbins (2000) berbeda
dengan generasi X secara signifikan. Solomon (2013)
menggunakan istilah generasi Y ini sebagai echo boomers atau
millenials. Para ahli umumnya sepakat bahwa generasi ini dari sisi usia umumnya lahir pada akhir 1970-an hingga awal 1990-an.
Herbig, et al. (dalam Ferguson 2011) mengatakan, generasi Y
lebih materialistik daripada generasi sebelumnya. Keinginan untuk
hidup enak dengan cara yang mudah merupakan fenomena umum
yang banyak terjadi di generasi ini. Dalam beberapa studi lain
mengenai generasi yang lahir pada tahun 1980 dan 1990-an
disimpulkan bahwa:
1. Cenderung berorientasi pada hasil, bahkan ada indikasi pada
generasi ini ingin berhasil dengan sedikit usaha dan pengorbanan.
Adanya kecenderungan ini merupakan peluang bagi pemasar untuk
memberikan berbagai kemudahan dalam pembelian dan layanan
jasa.
2. Cenderung mempertanyakan otoritas.
Generasi ini lebih mudah dipengaruhi oleh rekan sebaya daripada
oleh mereka yang memiliki posisi formal di masyarakat. Oleh
karena itu, penggunaan selebritis sebagai model yang menjadi
idola mereka dan teman sebaya mempunyai pengaruh kuat
terhadap perilaku pembelian.
Kecenderungan seperti ini mendorong konsumen berperilaku
konsumtif dalam pembelian. Kecenderungan ini dimanfaatkan oleh
pemasar dengan menawarkan berbagai promosi penjualan, sistem
harga yang murah di awal, kemudahan dalam mencoba dan
mengkonsumsi produk, dan lain-lain.
4. Menyukai kebebasan dan suka mengekspresikan diri.
Kecenderungan seperti ini ditangkap oleh pemasar sebagai peluang
untuk menciptakan produk-produk yang memberikan kesempatan
kepada konsumen generasi Y menunjukkan dirinya, dan bebas
menyampaikan pilihan-pilihannya. Perusahaan juga memberikan
akses melalui social media agar konsumen punya kesempatan mengekspresikan diri.
5. Cenderung banyak menuntut.
Pemasar perlu mendengarkan agar dapat memberikan produk dan
layanan sebagaimana yang diharapkan. Kotak saran atau media
yang sifatnya memberikan kesempatan kepada konsumen
memberikan umpan balik penting disediakan oleh pemasar.
6. Percaya diri dan optimis.
Karakter ini positif dan dapat dimanfaatkan oleh pemasar,
khususnya pada produk-produk fashion dengan menciptakan model-model yang tidak konvensional. Optimisme konsumen
dimanfaatkan dengan menawarkan sistem pembayaran yang mudah
memberatkan mereka. Tetapi karena yang penting adalah kegunaan
saat ini dan mereka optimis bahwa dapat membayarnya kelak,
maka strategi seperti ini banyak yang sukses.
7. Lebih suka berkomunikasi dengan teks dan jejaring sosial.
Generasi Y cenderung menyukai berkomunikasi melalui sms dan
menggunakan jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Jejaring sosial dimanfaatkan oleh pemasar sebagai alternatif dalam
relationship marketing. Dari media ini pemasar dapat mendengarkan keluhan dan harapan konsumennya yang mana akan
bermanfaat bagi perbaikan strategi pemasaran.
4. Minat Beli
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat
perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila
pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh
konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan
pembelian pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan
pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang
namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan
guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.
Schiffman dan Kanuk dalam Albari (2002) menyatakan bahwa
motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang
mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia
akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut.
Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk
menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran
adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli
produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.
Berdasarkan uraian di atas maka pengertian membeli adalah
pemusatan perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan
senang terhadap barang tersebut, kemudian minat individu tersebut
menimbulkan keinginan sehingga timbul perasaan yang meyakinkan
bahwa barang tersebut mempunyai manfaat sehingga individu ingin
memiliki barang tersebut dengan cara membayar atau menukar dengan
uang.
a. Pengertian Minat Beli
Pengertian minat beli menurut Howard yang dikutip dalam
Durianto dan Liana, 2004:44, minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk
tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan
pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana
pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat
diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli
ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku
konsumen dimasa yang akan datang.
Simamora (2002:131) mengatakan, minat adalah sesuatu yang
pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat
terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan
untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau
mendapatkan obyek tersebut.
Kotler, Bowen dan Makens (1999:156) mengatakan, minat beli
timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam
proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan
mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun
minat.
Kotler dan Keller (2003:181), customer buying decision – “all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a product.” Yang kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen
adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai
keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan
pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi
atau bahkan menginginkan suatu produk. Kotler dan Keller
konsumen mempunyai keinginan untuk membeli suatu produk
berdasarkan pada sebuah merek.
Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7) mengatakan, seseorang
menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk memuaskan
kebutuhan. Selain itu keinginan orang juga dibentuk oleh pengaruh
sosial, sejarah masa lalu, dan pengalaman konsumsi.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Swastha dan Irawan (2005:349) mengemukakan, faktor-faktor
yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan
emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli
barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli,
kegagalan biasanya menghilangkan minat.
Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah
menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah
(problem recognition) terjadi ketika konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa
yang dia butuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah,
selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi
sebanyak mungkin tentang produk yang dia inginkan. Terdapat dua
sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu kebutuhan
fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber
Selanjutnya informasi-informasi yang telah diperoleh
digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya.
Semua input berupa informasi tersebut membawa konsumen pada
tahap dimana dia mengevaluasi setiap pilihan dan mendapatkan
keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia sendiri.
Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk
membeli atau tidak membeli produk.
c. Indikator Minat Beli
Ferdinand (2002:129) mengatakan, minat beli dapat
diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk preferensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
Ajay dan Goodstein yang dikutip Yoestini dan Eva (2007:270)
mengatakan, jika ingin mempengaruhi seseorang maka cara yang
terbaik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan
demikian yang akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi
tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses informasi itu dapat
berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang
dinamakan “The Buying Process” (proses pembelian).
B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Richard Darmawan
Andriyanto dan Jony Oktavian Hariyanto yang keduanya adalah alumnus
Universitas Kristen Satya Wacana dan staff pengajar Universitas Kristen
Satya Wacana untuk mengetahui apakah internet marketing berpengaruh terhadap pembentukan word of mouth dan brand awareness untuk memunculkan intention to buy menyatakan bahwa internet marketing tidak secara langsung berpengaruh terhadap pembentukan intention to buy
tetapi secara langsung berpengaruh terhadap word of mouth dan brand awareness.
Hubungan dan pelayanan pelanggan melalui internet yang interaktif
melalui forum diskusi, email, chatting, situs jejaring sosial membuat konsumen lebih dekat dan mengenal perusahaan dan produk yang
ditawarkan perusahaan. Program-program promosi dan pengenalan profil
perusahaan secara lebih dekat. Perusahaan melalui internet marketing
melakukan pendekatan yang lebih terkustomisasi (one to one approach) dua arah (interaktif) membuat konsumen merasa dispesialkan oleh
perusahaan. Konsumen akan merasa nyaman dan perusahaan akan lebih
mudah untuk mendekat kepada konsumen. Konsumen yang merasa puas
dan aman akan kualitas sebuah produk perusahaan tertentu akan lebih
mudah untuk memutuskan hendak membeli produk tersebut. Hal ini
berdasarkan rasa percaya yang terbentuk dan terbangun dari pengenalan
produk melalui internet dan pelayanan setelah penjualan produk yang
memuaskan. Durianto et al (2001) mengatakan bahwa konsumen
cenderung akan membeli barang yang sudah dikenalnya terlebih dahulu.
Maka semakin baik internet marketing dikelola oleh perusahaan, maka akan semakin besar minat beli yang terbentuk didalam benak konsumen.
Salah satu implikasi manajerialnya adalah pengelolaan facebook sebagai alat pemasaran harus lebih dimaksimalkan lagi dengan cara menambah
alokasi sumber daya yang lebih untuk mengelolanya.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir
yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Perkembangan teknologi internet telah melahirkan generasi yang
memiliki perilaku berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Generasi Y
yang lahir di era internet dipandang melengkapi generasi sebelumnya,
yakni baby boomers dan generasi X. Herbig, et al. (dalam Ferguson 2011) mengatakan, generasi Y lebih materialistik daripada generasi sebelumnya.
Dalam beberapa studi lain mengenai generasi yang lahir pada tahun 1980
dan 1990-an disimpulkan bahwa generasi Y cenderung menyukai
berkomunikasi melalui sms dan menggunakan jejaring sosial seperti
facebook dan twitter. Promosi melalui jejaring sosial di Indonesia sangat menarik minat konsumen generasi Y.
Hasil survey ACNielsen yang dimuat di majalah Marketing, Januari
2010 mengungkapkan bahwa tiga sumber informasi penting yang biasa
digunakan oleh konsumen. Pertama adalah televisi, yang tingkat
penetrasinya mencapai 94% dari jumlah penduduk. Kedua telepon seluler
yang penetrasinya mencapai 48%, dan ketiga internet yang penetrasinya
mencapai angka 17%.
Hipotesis penelitian ini adalah:
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi melalui media internet. Kuesioner
dibuat dan disebar melalui sistem online pada grup facebook Baju Bekas
Murah. Kuesioner ini dapat diakses melalui alamat
https://docs.google.com/forms/d/148wVLR69yZVBpUmbHHQKWJRE3q
yqB0B2yEDwdd19JpM/viewform.
B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah
anggota grup facebook Baju Bekas Murah yang aktif dalam kegiatan grup.
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh pemasaran internet
dalam grup facebook Baju Bekas Murah terhadap minat beli yang dilakukan anggota.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah grup facebook Baju Bekas Murah.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Variabel
yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: (1)
variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan
mempengaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu
variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen.
1. Variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat
perhatian peneliti (Ferdinand, 2006). Variabel dependen adalah
variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain, dimana nilainya
akan berubah jika variabel yang mempengaruhinya berubah. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah minat beli (Y).
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya
negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini
3. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan
pada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2004).
Pengertian dari variabel-variabel yang diteliti dan akan dilakukan
analisis lebih lanjut yaitu pemasaran internet dan minat beli:
Tabel III.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Indikator Pengukuran
Pemasaran
Internet
menjual barang dan
jasa melalui internet.
Armstrong dan Kottler
(2004:74)
Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Indikator Pengukuran
Minat Beli Minat Beli, sebuah
perilaku konsumen
dimana konsumen
mempunyai keinginan
dalam membeli atau
memilih suatu produk,
produk berdasarkan
pada sebuah merek.
Kotler dan Keller
(2003).
Gaya hidup
(style)
E. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan :
1. Data Primer
Adalah data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau
perorangan langsung dari obyeknya (Santoso dan Tjiptono, 2001).
Data primer dari penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh
responden, meliputi: identitas dan tanggapan responden.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui
pihak lain, atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang
dipublikasikan atau tidak dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001).
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi
kepustakaan, jurnal, literatur-literatur yang berkaitan dengan
permasalahan, majalah-majalah perekonomian, dan informasi
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota grup Baju Bekas
Murah (https://www.facebook.com/groups/bajubekasmurah/) pada
facebook. Penentuan populasi ditentukan atas pertimbangan bahwa grup tersebut mempunyai anggota yang banyak yang tersebar di
seluruh Indonesia dan aktif dalam melakukan update.
Populasi dari penelitian ini adalah semua anggota grup facebook
Baju Bekas Murah di Indonesia yang aktif di grup tersebut. Menurut
data kenggotaan grup tersebut sampai tanggal 30 Oktober 2013
anggotanya berjumlah 13.077 orang.
2. Sampel
Penggunaan sampel dikarenakan cukup banyaknya populasi dan
terbatasnya waktu penelitian, sehingga panggunaan sampel diharapkan
mampu mewakili total keseluruhan populasi. Menurut Umar (2000:
78), perhitungan jumlah sampel dari populasi yang berdistribusi
normal dapat dilakukan dengan rumus Slovin:
dimana:
n = ukuran sampel (orang)
N = ukuran populasi
e = persen kesalahan yang diinginkan atau ditolelir (digunakan
sebesar 10%)
Jumlah sampel yang akan digunakan mengikuti aturan rumus
Slovin yaitu dari total populasi ( N = 13.077) akan menghasilkan
sampel responden sebesar 99, 2 orang yang akan dibulatkan menjadi
100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling.
G. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan
digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data–data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Data dalam
penelitian ini didapat dengan metode kuesioner yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas. (Sugiyono,2009).
Penelitian ini menggunakan skala Likert yang dikembangkan oleh
Ransis Likert untuk mengetahui minat beli anggota grup facebook
Baju Bekas Murah dengan menentukan skor pada setiap pertanyaan.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa penyataan atau pertanyaan. (Sugiyono,2009).
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dan
mempunyai skor:
1 = sangat tidak setuju / tidak pernah
2 = tidak setuju / hampir tidak pernah
3 = ragu-ragu / kadang-kadang
4 = setuju / sering
5 = sangat setuju / selalu
Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada
responden dan obyek. Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana
2. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan dua metode analisis data, yaitu:
a. Analisis Kualitatif
Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini meliputi
beberapa tahap dasar (Santoso dan Tjiptono, 2001), tahap
tersebut diantaranya:
1. Proses Editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap
data yang telah dikumpulkan dari hasil survey di lapangan. Pada prinsipnya proses editing data bertujuan agar data yang nanti akan dianalisis telah akurat dan lengkap.
2. Proses Coding
Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka dengan
mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut
kategori-kategori yang penting (pemberian kode).
3. Proses Scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang
dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok
tergantung pada anggapan atau opini responden.
4. Tabulasi
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga
diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan
tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu SPSS.
b. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah bentuk analisis yang
menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode
statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam
kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu.
Untuk mempermudah dalam menganalisis menggunakan
program SPSS for Windows.
H. Teknik Pengujian Instrumen 1. Statistika Deskriptif
Teknik yang digunakan untuk meringkas dan mendeskripsikan data
yang dikumpulkan lewat sampel yang diobservasikan. Analisis
deskriptif adalah suatu model penelitian yang menitikberatkan pada
masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan memberi
gambaran yang lebih jelas tentang situasi dan kondisi yang ada.
Metode analisis deskriptif dilakukan dengan distribusi frekuensi,
kategorisasi data.
2. Uji Validitas
Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang digunakan dalam
Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor
butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2004).
Dalam melakukan pengujian validitas, digunakan alat ukur berupa
program komputer yaitu SPSS 16, dan jika suatu alat ukur mempunyai
korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka
dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2001).
Rumus yang digunakan adalah Korelasi Product Moment:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ] ∑ ∑ ]
Dimana :
r = koefisien korelasi
X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang, terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam
mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat
pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam
melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program
komputer yaitu SPSS 16 dengan menggunakan model Alpha.
Sedangkan dalam pengambilan keputusanreliabilitas, suatu instrumen
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).
Dimana :
r = koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha)
k = banyaknya butir pertanyaan / soal
Σσi2 = total varians butir
σ2
= total varians
4. Uji Asumsi Klasik
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu apakah ada
pengaruh antara pemasaran internet terhadap minat beli. Pemasaran
internet merupakan variabel X dan minat beli merupakan variabel Y.
a. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui mengenai
persamaan regresi mengenai sama atau tidak varians dari residual
observasi yang satu dengan observasi yang lain. Uji
heteroskedastisitas akan diuji dengan menggunakan uji koefisien
Spearman’s rho (Priyatno, 2012 : 158). Metode uji
heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s rho yaitu
mengkorelasikan variabel independen dengan nilai undstandarized residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi variabel independen dengan residual di
dapat signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai
residual yang berdistribusi secara normal. Uji normalitas yang
digunakan untuk penelitian ini adalah uji one sample Kolomogorov Smirnov, dalam hal ini untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal, jika nilai signifikan lebih dari 0,05. (Priyatno,
5. Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
kausal satu variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan
umum regresi linier sederhana adalah :
Dimana:
= nilai prediksi dari minat beli (Y) berdasarkan nilai
pemasaran internet (X).
a = titik potong minat beli (Y), merupakan nilai bagi minat
beli (Y) ketika pemasaran internet (X) = 0.
b = kemiringan atau slope atau perubahan rata-rata dalam untuk setiap perubahan dari satu unit pemasaran internet (X), baik
berupa peningkatan maupun penurunan.
X = nilai variabel pemasaran internet (X) yang dipilih.
6. Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
dinilai dengan Goodness of Fit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai
statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik
H0 ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima ( Ghozali, 2001).
a. Uji Hipotesis secara parsial (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2001).
Perumusan hipotesis :
H0: = 0; tidak ada pengaruh signifikan pemasaran internet (X)
terhadap minat beli (Y).
Ha: ≠ 0; ada pengaruh signifikan pemasaran internet(X) terhadap minat beli(Y).
Uji hipotesis dua sisi dilakukan dengan penentuan nilai =5%
dengan derajat kebebasan = N-k akan diperoleh nilai t-tabel =
t0,05dk(N-k).
Kriteria Pengujian :
b. Koefisien Determinasi (
Koefisien determinasi ( mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam, menerangkan variabel terikat. Formula
untuk menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
=
= 1 -
= 1 -
∑ ∑Keterangan :
ESS : jumlah kuadrat dari regresi
TSS : total jumlah kuadrat
RSS : jumlah kuadrat kesalahan pengganggu
Persamaan tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat
(TSS) yang diterangkan oleh variabel independen dalam model.
Sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian 1. Latar Belakang Facebook
Facebook pertama kali diluncurkan pada 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg sebagai media untuk saling mengenal bagi para
mahasiswa Harvard. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan,
separuh dari semua mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki
account di Facebook. Tak hanya itu, beberapa kampus lain di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan dalam jaringan Facebook. Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan dua temannya untuk
membantu mengembangkan Facebook dan memenuhi permintaan kampus-kampus lain untuk bergabung dalam jaringannya. Dalam
waktu 4 bulan semenjak diluncurkan, Facebook telah memiliki 30 kampus dalam jaringannya.
Jumlah account di Facebook terus melonjak, sehingga pada pertengahan 2004 Friendster mengajukan tawaran kepada Zuckerberg untuk membeli Facebook seharga 10 juta US Dollar, dan Zuckerberg pun menolaknya. Zuckerberg sama sekali tidak menyesal menolak
tawaran tersebut sebab tak lama setelah itu Facebook menerima sokongan dana lagi sebesar 12.7 juta US Dollar dari Accel Partners.
untuk pengembangan Facebook. Pada September 2005, Facebook
tidak lagi membatasi jaringannya hanya untuk mahasiswa. Facebook
pun membuka jaringannya untuk para siswa SMA. Beberapa waktu
kemudian Facebook juga membuka jaringannya untuk para pekerja kantoran. Dan akhirnya pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat e-mail.
Tidak ada situs jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya
tarik Facebook terhadap user. Pada tahun 2007, terdapat penambahan 200 ribu account baru per harinya. Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap harinya. Rata-rata user menghabiskan waktu sekitar 19 menit per hari untuk melakukan berbagai aktivitas di
Facebook.
Facebook bisa di akses dengan alamat www.facebook.com dengan mendaftar seperti pada jejaring sosial lain mennggunakan e-mail dan
password. Dengan slogan “Facebook helps you connect and share with the people in your life” maka jejaring sosial ini memang
digunakan untuk menjalin relasi dengan pengguna lain tanpa harus
terbatas ruang. Kita bisa berkomunikasi dengan pengguna akun
Facebook juga.
Gambar IV.2 Halaman Depan Facebook
Facebook memiliki banyak fasilitas yang dapat memudahkan penggunanya untuk bergabung dalam sebuah grup maupun
membentuk grup baru. Salah satunya adalah pengguna cukup
menggunakan identitas yang sama untuk setiap fasilitas yang