BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia
merupakan salah satu program prioritas dan merupakan indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan yaitu pencapaian target pelayanan maternal yang
dinilai melalui angka kematian ibu. (Depkes RI, 2007;H. 1). Di Indonesia
berdasarkan perhitungan oleh SDKI diperoleh AKI 2007/2008 sebesar
248/100.000 KH, sementara untuk AKB bedasarkan perhitungan oleh SDKI pada
tahun 2007 sebesar 26,9/100.000 KH (Depkes RI, 2007;h 1-2).
Data WHO menyebutkan sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
kehamilan, persalinan terjadi dinegara-negara berkembang. Penyebab masih
tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah perdarahan 28 %,
eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi abortus 5%, partus lama/macet 5%, emboli
obstetric 3%, komplikasi masa puerperium 8%, dan lain-lain 11%. (Depkes RI,
2007;h 1-2).
Abortus menjadi salah satu penyebab AKI di Indonesia cukup tinggi yaitu
sekitar 14-15 % angka kejadian, diketahui pada ibu yang positif hamil dan
60-75% angka abortus terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu (Depkes RI, 2007;
h.1-2).
Bahaya abortus ini bisa mengakibatkan kematian karena seseorang yang
mengalami abortus kebanyakan akan mengalami perdarahan yang hebat
sehingga terjadi syok hipofolemik. Hal ini apabila tidak segera ditangani atau
Hasil pendataan yang telah dikumpulkan dan dilakukan penulis melalui
data rekam medik di rumah sakit daerah Kebumen pada tahun 2011 dari bulan
januari sampai bulan desember, terdapat 443 ibu hamil yang dirawat, ibu hamil
yang mengalami kejadian abortus sebanyak 228 kasus. Kasus abortus terbanyak
di rumah sakit daerah Kebumen diantaranya abortus imminens 49 kasus
(21,49%), abortus insipien 5 kasus (2,19%), abortus inkomplit 145 kasus
(63,59%), abortus komplit 17 kasus (7,45%), abortus missed abortion 4 kasus
(1,75%), abortus habitualis 8 kasus (3,50%). Semua kasus tersebut dapat
ditangani dengan baik (sesuai dengan prosedur) sehingga tidak terjadi
komplikasi hingga kematian ibu.
Seorang bidan dalam hal ini mempunyai kompetensi dalam mengatasi
kasus abortus yaitu dengan cara mengenali adanya tanda-tanda komplikasi
selama kehamilan dan dapat menanganinya dengan tepat sebelum akhirnya
melakukan rujukan kerumah sakit. Maka dengan hal tersebut sebagai seorang
bidan harus mempunyai ketrampilan dalam menangani kasus tersebut, sehingga
tidak terjadi komplikasi dan dapat mencegah peningkatan mortalitas selama
kehamilan baik ibu maupun janin. (Manuaba, 2008; h. 62).
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganbil kasus dengan
judul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI
RUMAH SAKIT DAERAH KEBUMEN” dan penulis berharap agar klien/pasien
dapat mengetahui penyebab terjadinya abortus, terutama pada abortus inkomplit,
sehingga apabila sewaktu-waktu ibu hamil lagi bisa lebih menjaga kondisi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
diangkat yaitu “ Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil dengan abortus
inkomplit pada Ny. S, umur 30 tahun, G3P2A0, hamil 10 minggu di Ruang
Bougenvil Rumah Sakit Umum Daerah Kebumen ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil dengan
abortus inkomplite dengan menggunakan 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian ibu hamil dengan abortus inkomplete
secara lengkap dan sistematis;
b. Mampu membuat identifikasi yang tepat dari masalah atau membuat
diagnosa kebidanan, berdasarkan interpretasi yang benar dari data yang
terkumpul mengenai masalah dan kebutuhan ibu hamil dengan abortus
inkomplite;
c. Mampu merumuskan diagnosa potensial yang terjadi berdasarkan
masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi;
d. Mampu melakukan antisipasi baik secara langsung maupun kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lain bidan atau dokter sesuai dengan
kondisi pasien / ibu hamil
e. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh sesuai dengan
f. Mampu mengarahkan atau menerapkan rencana asuhan kebidanan
sesuai dengan kebutuhan dan masalah secara efisien dan aman;
g. Mampu mengevaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan atau melihat
perkembangan ibu hamil dengan abortus inkomplite.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran pengambilan kasus ini adalah Ny. S, umur 30 tahun, G3P2A0 dengan
abortus inkomplit
2. Tempat
Pengambilan kasus ini dilaksanakan di ruang Bougenvil, rumah sakit daerah
Kebumen
3. Waktu
a. Penyusunan proposal dilakukan dari tanggal 17 November 2011 sampai
14 Maret 2012
b. Waktu pengambilan data pendahuluan kasus dilakukan tanggal 5 Maret
2012
c. Waktu pengambilan kasus Karya Tulis Ilmiah dilakukan dari tanggal 17
April sampai 12 Mei 2012.
E. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
a. Bagi Bidan
Bidan melalui studi kasus ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengembangan asuhan kebidanan, meningkatkan ketrampilan dalam
memberikan serta melaksanakan asuhan kebidanan (Notoatmodjo, 2005;
h. 53).
b. Bagi institusi rumah sakit
1) Memberikan masukan pada lahan praktek dalam manajemen asuhan
kebidanan pada kasus abortus inkomplite;
2) Sebagai bahan koreksi untuk meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan harus sesuai dengan standar profesi, serta
dapat memberikan kepuasan bagi pasien dengan menjaga
penampilan, menciptakan komunikasi terapeutik, dan menciptakan
tempat yang nyaman bagi pasien.
c. Bagi pasien
Diharapkan dengan adanya studi kasus, pasien dapat mengerti tentang
hal-hal yang dapat mengakibatkan terjadinya abortus inkomplite dan
penanganannya yang harus diberikan di rumah sakit.
2. Manfaat teoritis
a. Bagi Keilmuan
Diharapkan dapat sebagai dasar untuk dikembangkan menjadi karya tulis
atau penelitian selanjutnya.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus
dengan pendekatan 7 langkah varney yang meliputi pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial, tindakan dan evaluasi. Sedangkan teknik pengumpulan
1. Data primer
a. Wawancara
Penulis mengumpulkan data dengan mendapatkan keterangan lisan
secara langsung atau tanya jawab secara langsung dengan pasien
maupun pihak keluarga terdekat yang berkaitan dengan masalah tersebut
(Notoatmodjo, 2005; h. 102).
b. Pemeriksaan
Penulis mengumpulkan data melalui:
1) Pemeriksaan fisik
a) inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan
penglihatan atau mata, yang dilakukan pada saat pertama kali
bertemu dengan pasien. Mengamati secara cerman mengenai
tingkah laku dan keadaan tubuh pasien dari hal-hal yang umum
kemudian ke hal-hal yang khusus untuk mendeteksi tanda-tanda
fisik yang berhubungan dengan keluhan pasien (Priharjo, 2007; h.
25).
b) Palpasi merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan
menggunakan sentuhan atau rabaan seperti jari dan telapak
tangan, yang biasanya dilakukan setelah palpasi untuk
mengetahui suhu, bentuk, dan area nyeri tekan (Priharjo, 2007; h.
26).
c) Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk,
untuk batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara
merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang
d) Auskultasi merupakan metode pemeriksaan yang menggunakan
indra pendengaran untuk mengetahui bunyi tubuh untuk
mengidentifikasi bunyi yang normal atau abnormal untuk
memastikan diagnosa (Priharjo, 2007; h. 30).
2) Pemeriksaan Penunjang (Ultrasonogafri/USG)
Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan
menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari marfologi
dan fungsi suatu organ berdasarkan gambaran eko dari gelombang
ultrasonik yang dipantulkan oleh organ (Prawirohardjo, 2008; h. 247).
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan melalui sampel urin
maupun sampel darah. Pemeriksaan sampel urin pada ibu hamil
antara lain untuk memperluas pemeriksaan tes kehamilan (PP Test),
warna urin, bau, kejernihan, protein urin dan glukose urin.
Sedangkan pemeriksaan glukosa ibu hamil antara lain ertujuan untuk
memeriksa hemoglobin, golongan darah, hematokrit darah, faktor
resus, rubella, VDRL/RPR dan HIV. Pemeriksaan HIV harus
dilakukan dengan persetujuan klien/pasien (Mufdlilah, dkk, 2011; h.
141).
c. Observasi
Penulis mengumpulkan data dengan mengamati perilaku dan keadaan
klien untuk memperoleh data tentangmasalah kesehatan dan perawatan
pasien, kemudian melakukan pengamatan secara langsung dan secara
bertahap untuk memantau perkembangan ibu hamil dengan abortus
2. Data sekunder
a. Dokumentasi
Penulis menggunakan rekam medik di RSUD KEBUMEN yang ada
kaitannya dengan pasien seperti, status pasien, register ibu hamil, dan
pemeriksaan penunjang (USG staff).
b. Studi pustaka
Penulis menggunakan buku yang berhubungan mengenai ibu hamil
dengan abortus.
c. Media elektronik
Dengan membuka situs website yang terkait dengan studi kasus yang
dilakukan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah,
tujuan penulisan, pembatasan kasus, manfaat penulisan, metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka membahas tentang :
1. Tinjauan medis
Tinjauan medis meliputi definisi, klasifikasi, etiologi,
fisiologi/patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi,
2. Tinjauan asuhan kebidanan
Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka berfikir
varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian, interpretasi
data (diagnose dan masalah), diagnose potensial dan tindakan
antisipasi segera untuk mencegahnya, penyusunan rencana
tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan.
3. Aspek Hukum
Berisi landasan hokum baik undang-undang maupun Kepmenkes
dan tanda pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan
kompetensi bidan serta wewenang bidan sesuai kasus yang
diambil.
BAB III TINJAUAN KASUS
Terdiri dari tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan abortus melalui pengkajian, interpretasi data,
diagnose masalah/ potensial, identifikasi kebutuhan yang
memerlukan penanganansegera, merencanakan asuhan kebidanan,
pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi serta perkembangan
dengan menggunakan SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
Terdiri dari pembahasan kasus meliputi pembahasan masalah
kesenjangan teori dan kenyataanpada asuhan kebidanan yang
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA