COLLABORATIVE GOVERNANCE PALANG MERAH INDONESIA (PMI) KOTA SURAKARTA DALAM MENANGANI GELANDANGAN DENGAN
GANGGUAN KEJIWAAN
Oleh :
Oktaviana Dwi Puspa Pertiwi D1115024
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Adminisrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari : Tanggal : Panitia Penguji Skripsi :
1. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si (Ketua) NIP. 196010091986011001
2. Dra. Sri Yuliani, M.Si (Sekretaris) NIP. 196307301990032002
3. Drs. Sudarmo, M.A., Ph. D (Penguji) NIP. 196311011990031002
Mengetahui
v MOTTO
“Karena Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan,
Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan”.
(QS. Al-Insyirah ayat 5-6)
“Jika Kamu Tidak Bisa Menahan Penatnya Belajar Maka Kamu Akan Menanggung Perihnya Kebodohan.”
(Imam Asy-Syafi’i)
“Tidak Hanya Kepandaian Untuk Menggapai Suatu Cita-Cita, Namun Diperlukan Kolaborasi Serasi Dengan Usaha Dan Doa Untuk Menjadi Lebih Berarti”
(Penulis)
“Hidup Di Dunia Hanya Sekali Maka Jadilah Manusia Yang Berarti, Karena Sebaik Baiknya Manusia Adalah Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain”
(Penulis)
“Hidup Ini Seperti Sepeda, Agar Tetap Seimbang Kau Harus Tetap Bergerak”.
vi
PERSEMBAHAN
❖
Allah SWT yang telah melimpahkan berkah kesehatan dan keselamatan
untuk menyusun skripsi ini.
❖
Kedua orang tuaku tercinta Mamah dan Bapak sebagai motivator terbesar
yang selalu mendukung dalam proses belajar dalam bentuk do
’
a dan materi.
❖
Kakak Adikku : Mba Lis, Bagus, Putri, dan My Little Boss (Azel) yang
selalu ada dalam suka dan duka untuk memberikan dukungan yang tak
terhingga.
❖
Sigit Sugianto penyemangat terbesar yang selalu memberi wejangan
semangat tiada henti untuk menyelesaikan skripsi ini.
❖
Keluarga besar Administrasi Negara Transfer 2015 yang menjadi keluarga
baru di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
❖
Sahabatku Cucu, Eno, Fajar, Kiki, Ibnu, Roos, dan lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
❖
Sahabatku dari tim KKN Kampung Sewu Rosita dan Yosandra.
❖
Teman kost Griya Ajeng yang selalu menjadi pengganti keluarga di Solo.
❖
Almamater tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta. Akan kubaktikan
semua ilmu darimu, tetap teguh dalam ‘’Mangesti Luhur Ambangun
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirohiim Assalamualaikum, Wr, Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya berupa ilmu, inspirasi, kesehatan dan keselamatan. Atas kehendaknya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “COLLABORATIVE
GOVERNANCE PALANG MERAH INDONESIA (PMI) KOTA SURAKARTA
DALAM MENANGANI GELANDANGAN DENGAN GANGGUAN
KEJIWAAN”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis meyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sudarmo, M.A, Ph. D, selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan yang selama ini telah diberikan dalam proses penyusunan skripsi. 2. Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik atas
kesediaan memberikan bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu administrasi Negara atas segala ilmu
yang telah diberikan.
4. Ibu Puji Hastuti selaku Kepala Seksi Griya PMI Kota Surakarta, atas segala kebaikan, arahan, bimbingan, informasi, dan waktu yang telah diberikan selama penelitian.
viii
6. Ibu Ika Merdiana Kasi Pendataan Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, atas segala kebaikan, arahan, bimbingan, informasi, dan waktu yang telah diberikan selama penelitian.
7. Bapak M. Rudiyanto, Kasi Pembinaan Pengawasan dan Penyuluhan Satpol PP Kota Surakarta, atas segala kebaikan, arahan, bimbingan, informasi, dan waktu yang telah diberikan selama penelitian.
8. Dokter Anis, Puskesmas Sibela atas segala kebaikan, arahan, bimbingan, informasi, dan waktu yang telah diberikan selama penelitian.
9. Dokter Helena Afriyani, RS. Hermina atas segala kebaikan, arahan, bimbingan, informasi, dan waktu yang telah diberikan selama penelitian.
10.Ibu Puji Hartati Staff Keswamas RSJD Dr. Arif Zainudin Kota Surakarta atas segala kebaikan, arahan, bimbingan, informasi, dan waktu yang telah diberikan selama penelitian.
11.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun lainnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua yang membacanya.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb
ix
2. Pengertian Collaborative Governance ... 20
3. Kriteria Collaborative Governance... 23
4. Proses Collaborative Governance... 30
x
C. Gelandangan ... 34
1. Definisi Gelandangan ... 34
2. Faktor Penyebab Gelandangan ... 35
D. Gangguan Kejiwaan Atau Gangguan Psikotik ... 37
1. Definisi ... 37
2. Ciri-ciri Gangguan Kejiwaan Atau Psikotik ... 38
E. Gelandangan Psikotik Atau Gangguan Kejiwaan ... 39
F. Fokus Penelitian ... 40
G. Kerangka Pikir ... 41
BAB III METODE PENELITIAN... 45
A. Jenis Penelitian ... 45
B. Lokasi Penelitian ... 46
C. Teknik Pengambilan Sampling ... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ... 48
E. Sumber Data ... 50
F. Validitas Data ... 51
G. Analisis Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskripsi Kota Surakarta ... 57
xi
D. Proses Collaborative Governance yang Dibangun PMI Kota
Surakarta dalam Menangani Gelandangan dengan Gangguan Kejiwaan 75
1. Kriteria Collaborative Governance... 78
2. Dimensi Kunci Untuk Melihat Proses Collaborative Governance yang Dibangun PMI Kota Surakarta dalam Menangani Gelandangan dengan Gangguan Kejiwaan ... 93
BAB V PENUTUP ... 117
A. Kesimpulan ... 117
B. Saran ... 121 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 43
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman ... 56
Gambar 4.1 Surat Keterangan Orang Terlantar (SKOT) ... 67
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Surkarta Tahun
2010 – 2015 ... 1
Tabel 1.2 Jumlah PGOT Di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 ... 2
Tabel 1.3 Jumlah Gelandangan Dengan Gangguan Kejiwaan di Kota Surakarta Tahun 2016-2017 ... 4
Tabel 1.3 Jumlah Warga Binaan Griya PMI Peduli Kota Surakarta ... 8
Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu ... 16
Tabel 4.1Jadwal Kegiatan Rutin Warga Griya PMI Peduli ... 62
Tabel 4.2 Matriks Kriteria Collaborative Governance ... 89
Tabel 4.3 Daftar Usulan Stakeholder Penanganan Gelandangan Gangguan Kejiwaan Dalam FGD Tahun 2013-2017 ... 97
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman wawancara Lampiran 2 : Dokumentasi kegiatan
Lampiran 3 : Contoh surat rekomendasi pembebasan biaya perawatan Lampiran 4 : Contoh surat rekomendasi pembebasan biaya pemakaman Lampiran 5 : Contoh berita acara serah terima calon warga Griya PMI Peduli Lampiran 6 : Contoh berita acara pemulangan warga Griya PMI Peduli Lampiran 7 : Contoh surat rujukan
xv ABSTRAK
Oktaviana Dwi Puspa Pertiwi. D1115024. Collaborative Governance Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta dalam Menangani Gelandangan dengan Gangguan Kejiwaan. Skripsi. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2017.
Permasalahan PGOT di Kota Surakarta perlu mendapat penanganan lebih serius, salah satunya gelandangan dengan gangguan kejiwaan. Penanganan gelandangan dengan gangguan kejiwaan belum maksimal karena belum tersedia panti rehabilitasi dari pemerintah. Maka dari itu, PMI Kota Surakarta melakukan inovasi untuk menangani gelandangan dengan gangguan kejiwaan melalui program Griya PMI Peduli sejak tahun 2012. Pelaksanaan program tersebut tidak bisa dilakukan PMI sendiri, sehingga PMI Kota Surakarta membangun collaborative governance dengan stakeholder lain dalam menangani gelandangan dengan gangguan kejiwaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses collaborative governance PMI Kota Surakarta dalam menangani gelandangan dengan gangguan kejiwaan. Lokasi penelitian dilaksanakan di PMI Kota Surakarta, Dinas Sosial, Satpol PP, Dispendukcapil, Puskesmas Sibela, RS. Hermina, dan RSJD Dr. Arif Zainudin. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan metode, teknik analisis data menggunakan analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan collaborative governance PMI Kota Surakarta dalam menangani gelandangan dengan gangguan kejiwaan telah menunjukkan unsur kolaborasi. Namun, pelaksanaan proses collaborative governance belum mampu mewujudkan MoU bagi seluruh stakeholder. Dalam proses tersebut juga belum ada pertemuan khusus untuk masalah gelandangan dengan kejiwaan. Kepercayaan antar stakeholder sudah mampu terwujud, tetapi komitmen bersama antar stakeholder seiring berkembangnya waktu mengalami kekurangan. Saling memahami antar stakeholder belum terwujud pembagian tanggung jawab, hasil proses kolaborasi tersebut yaitu gelandangan dengan gangguan kejiwaan mampu tertangani dengan baik. Kesimpulan penelitian ini kolaborasi yang dibangun PMI Kota Surakarta dalam menangani gelandangan dengan gangguan kejiwaan belum berjalan optimal. Diperlukan adanya MoU agar kolaborasi lebih kuat serta adanya pertemuan khusus untuk mebahas gelandangan dengan gangguan kejiwaan agar komitmen bersama lebih maksimal.
xvi ABSTRACT
Oktaviana Dwi Puspa Pertiwi. D1115024. Collaborative Governance of Indonesian Red Cross of Surakarta in Handling Vagrant’s Psychiatric Disorder. Thesis. Public Administration Department. Social and Political Faculty. Sebelas Maret University Surakarta. 2017.
The problems of PGOT in Surakarta need to have more serious handling, vagrant’s psychiatric disorder is one of them. Vagrant’s psychiatric disorder handling has not been maximized since there is no any rehabilitation centres available from the government.Therefore, Indonesian Red Cross of Surakarta makes an innovation to handle vagrant’s psychiatric disorder through Griya PMI Peduli Program since 2012. The implementation of the program cannot be done by PMI itself, so PMI Surakarta
builds collaborative governance with other stakeholders in handling vagrant’s
psychiatric disorder.
The aim of this research is to know the prosses of collaborative governance of
PMI Surakarta in handling vagrant’s psychiatric disorder. The research was conducted
in PMI Surakarta, Social Department, Civil Police Service, Population and Civil Registration Department, Sibela Public Health, Hermina Hospital, and Psychiatric Regional Hospital of Dr. Arif Zainudin. The research used descriptive qualitative and the data was collected through interview and documentation. Purposive samplingand snowball samplingwere used as the technique of sampling. Triangulation of sources and methods were used as data validity, and interactive analysis was used as technique of analysis data.
The result of this research shows that collaborative governance of PMI Surakarta in handling vagrant with psychiatric disorder has shown collaboration aspect. However, the implementation of collaborative governance process has not been able to realize MoU to all stakeholders. In that process there has not any special meeting yet for vagrant’s psychiatric disorder problem. The trust between stakeholders has been materialized, but mutual commitment between stakeholders meets some drawbacks as the time goes.Understanding between stakeholders has not materialized as the division of responsibility, the result of the collaboration process is that the
vagrant’s psychiatric disorder can behandled properly.
The conclusion of this research is the collaboration which is built by PMI
Surakarta in handling vagrant’s psychiatric disorder has not run optimally. It is needed
a MoU for stronger collaboration and a special meeting to discuss vagrant’s
psychiatric disorder to maximize the mutual commitment.