• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR Profil Kabupaten Banjar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "LAPORAN AKHIR Profil Kabupaten Banjar"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

2.1.

WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Banjar terletak di bagian selatan Provinsi Kalimantan Selatan, berada pada 114° 30' 20" dan 115° 33' 37" Bujur Timur serta 2° 49' 55" dan 3° 43' 38 Lintang Selatan. Luas wilayahnya 4.668,50 Km² atau sekitar 12,20 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Secara administrasi batas-batas Kabupaten Banjar adalah:

 Sebelah Utara : Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

 Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu

 Sebelah Selatan : Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru

 Sebelah Barat : Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar

Berdasarkan data Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2014, Kabupaten Banjar terbagi kedalam 19 wilayah Kecamatan, 277 Desa dan 13 Kelurahan. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Aranio yaitu 1.166,35 Km² (24,98 %), dan yang memiliki luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Martapura Timur, yaitu 29,99 Km² (0,64 %).

Hasil pemantauan Badan Meteorologi dan Geofisika Banjarbaru pada tahun 2014, suhu udara di Kabupaten Banjar rata-rata berkisar antara 16° C sampai 37° C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober (37° C) dan suhu minimum terjadi pada bulan oktober dan desember (16° C). Selain itu, sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar 55 % sampai 96 %, dengan kelembaban maksimum pada bulan Februari-desember sedangkan kelembaban minimum terjadi pada bulan September - Oktober.

Rata-rata curah hujan selama tahun 2013 tercatat rata-rata 172,1 mm, dengan jumlah terendah terjadi pada bulan September (7,4 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan maret (300 mm). Rata-rata jumlah hari hujan sebanyak 12 hari dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (22 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan juni dan September (5 hari). Pada tahun 2013 kecepatan angin yang terjadi rata-rata sebesar 2,99 knots per bulan.

Ketinggian dari permukaan laut (dpl) untuk wilayah Kabupaten Banjar berkisar antara 0 – 1,878 meter, dimana 35 % berada diketinggian 0 -7 m dpl, 55,54 % ada pada ketinggian 50 – 300 m dpl, sisanya 9,45 % lebih dari 300 m dpl. rendahnya letak Kabupaten

BAB

(2)

Banjar dari permukaan laut menyebabkan aliran air pada permukaan tanah menjadi kurang lancar. Akibatnya sebagian wilayah selalu tergenang (29,93 %) sebagian lagi (0,58 %) tergenang secara periodik.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Banjar Menurut Kecamatan Tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2015

(3)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

Pada umumnya tanah di wilayah ini bertekstur halus (77,62 %) yaitu meliputi tanah liat, berlempung, berpasir dan berdebu. Sementara 14,93 % bertekstur sedang yaitu jenis lempung, berdebu, liat berpasir, sisanya 5,39 % bertekstur kasar yaitu pasir berlempung, pasir berdebu.

Kedalaman efektif tanahnya sebagian besar lebih besar dari 90 cm (66,45 %), sementara kedalaman 60 – 90 cm meliputi 18,77 %, dan 30 – 60 cm hanya 14,83 %. Menurut Peta Tanah eksplorasi tahun 1981 skala 1 : 1.000.000 dari Lembaga Penelitian Bogor di wilayah Kabupaten Banjar dijumpai jenis tanah; tanah organosol, gleihumus dengan bahan induk bahan aluvial dan fisiografi dataran meliputi 3,72 %. Tanah komplek podsolik merah kuning dan laterit dengan bahan induk batuan baku dengan fisiografi dataran meliputi 14,29 %. Tanah latosol dengan bahan induk batuan beku dan fisiografi instrusi meliputi 24,84 %. Tanah komplek podsolik merah kuning, latosol dengan batu induk endapan dan metamorf meliputi 28,57 %.

2.2.

POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJAR

Masyarakat Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mulai menyadari pentingnya dunia pariwisata di daerahnya. Kabupaten Banjar memiliki potensi wisata yang cukup kaya dan beragam antara lain keberadaan potensi Pasar Terapung Desa Lok Baintan dan kulinernya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis lokal maupun mancanegara.

Potensi produksi perikanan di Kabupaten Banjar cukup besar meliputi usaha budidaya dan penangkapan. Kegiatan budidaya meliputi budidaya air laut, air payau dan air tawar, sedangkan kegiatan penangkapan meliputi penangkapan di perairan laut dan perairan umum. Pengembangan usaha perikanan budidaya merupakan sektor yang telah lama menopang pengembangan ekonomi, terutama ikut serta dalam memberdayakan pembudidaya ikan khususnya skala kecil. Atas dasar tersebut dan dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya pada Tahun 2008 ditetapkanlah Pengembangan Kawasan Perikanan Di Kabupaten Banjar dengan Surat Keputusan Bupati Banjar Nomor 241 Tahun 2008 tanggal 16 Juni 2008 khusus budidaya ikan air tawar pada kawasan perikanan budidaya Riam Kanan dan Kawasan Minapolitan Cindai Alus dengan luas lahan yang berpotensi untuk dikembangkan seluas ± 1.671 Ha.

(4)

plan pengembangannya, kawasan ini akan dibangun dalam 10 tahun, sejak 2008 hingga 2018. Tujuan dibangunnya kawasan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan budidaya, meningkatkan sarana dan prasarana pendukung perikanan di kawasan minapolitan, serta memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat di kawasan tersebut.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjar, kawasan minapolitan terdiri dari kawasan pertanian lahan basah, kawasan budidaya lahan kering dan kawasan pemukiman. Lahan dikawasan minapolitan terdiri dari lahan basah pasang surut sulfat masam tipe C dan D beririgasi teknis, lahan gambut dan lahan kering tipe alluvial dan podsolik. Lahan basah digunakan untuk persawahan dan kolam ikan dan lahan kering untuk perumahan dan pekarangan. Selain potensi perikanan, Kawasan Minapolitan Cindai Alus juga merupakan kawasan pertanian yang menghasilkan padi sawah lahan basah, buah-buahan terutama jeruk dan pisang, sayur-sayuran, perkebunan dan peternakan. Dengan adanya kawasan Minapoitan ini, diharapkan usaha perikanan di Kabupaten Banjar akan semakin berkembang dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat perikanan di Kab. Banjar.

Selain potensi produk perikanan, Kabupaten Banjar merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, khususnya pertanian. Kabupaten Banjar memiliki wilayah yang sangat potensial bagi perolehan devisa, khususnya dari komoditi pertanian, perikanan dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Kabupaten Banjar memiliki kawasan pesisir yang menyimpan potensi bagi pengembangan ekonomi wilayah. Kabupaten Banjar memiliki modal sosial dan budaya yang sangat kuat sehingga menjadi perekat dan pemersatu masyarakat dalam memajukan Kabupaten Banjar.

2.3.

DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1.

JUMLAH PENDUDUK DAN KK KESELURUHAN

(5)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

Tabel 2.2

Penduduk Kabupaten Banjar Per Kecamatan Tahun 2010-2014

No Kecamatan Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Banjar

(6)

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Kabupaten Banjar Per Kecamatan Tahun 2014 Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2015

2.3.2.

JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN PERSEBARAN PENDUDUK

Untuk menghitung tingkat kesejahteraan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan program yang disebut sebagai Pendataan Keluarga setiap setahun sekali yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Data kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu: Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin), Keluarga Sejahtera (miskin), Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III Plus.

Hasil pendataan keluarga tahun 2013 menunjukan Keluarga Pra Sejahtera mencapai 9.445 keluarga, KSI sebanyak 32.203, KSII sebanyak 63.023, dan KSIII 40.731 serta KSIII+ sebanyak 5.413 orang.

(7)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

mendapat perhatian pemerintah antara lain adalah pemantapan kehidupan beragama, pencegahan konflik antar dan inter agama, perlindungan rasa aman dalam keluarga serta kekerasan dalam rumah tangga; merupakan hal-hal yang harus ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten Banjar agar ketenangan masyarakat dalam menjalankan kewajiban pengamalan agama dan kepercayaannya tetap terjamin serta memberikan rasa aman pada perempuan dan anak-anak dalam keluarga melalui kebijakan Perlindungan Ibu dan Anak Dalam Rumah Tangga.

Tabel 2.4

Penduduk Menurut Tahap Keluarga Sejahtera Tahun 2010-2013

No Indikator Tahun

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Masalah Kesejahteraan Sosial dalam pelaksanaannya tidak hanya ditangani oleh pemerintah Kabupaten saja, namun juga mendapat dukungan dari berbagai organisasi non pemerintah. Organisasi yang menampung aktivitas kepemudaan antara lain Karang Taruna, KNPI, Pramuka, dan lain-lain seperti organisasi olahraga dan kesenian.

Masalah kemiskinan dan pengangguran merupakan salah satu faktor penghambat pembangunan pada suatu daerah. Dengan adanya penduduk miskin pada suatu wilayah, akan berdampak pada adanya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Demikian juga di Kabupaten Banjar, terdapat beberapa upaya penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti penanganan Anak Terlantar, Korban Penyalahgunaan Narkotika, Korban Tindak Kekerasan, Penyandang Cacat, Mantan Narapidana, Lanjut Usia Terlantar, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Keluarga Fakir Miskin, Keluarga Rumah Tak Layak Huni, Keluarga Pahlawan Nasional, Korban Bencana Alam, Masyarakat yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana.

2.3.3.

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK LIMA TAHUN KE DEPAN

(8)

mengetahui prediksi akan kebutuhan fasilitas, utilitas dan ruangnya maka akan relatif lebih mudah untuk memberikan arahan perkembangan sehingga akan didapat keteraturan secara fisik dan non fisik.

Dalam proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjar dijabarkan proyeksi penduduk dalam kurun waktu 8 tahun yaitu dari tahun 2014-2021. Pembuatan proyeksi ini dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama untuk perencanaan jangka menengah. Untuk lebih jelasnya proyeksi pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut.

(9)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

Tabel 2.5

Proyeksi Penduduk Kabupaten Banjar Tahun 2014-2021

No. Kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk (Metode Logaritmik)

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Aluh-Aluh 28.984 29.530 30.043 30.556 31.069 31.582 32.094 32.606

2 Beruntung Baru 13.985 14.248 14.496 14.744 14.991 15.238 15.486 15.733

3 Gambut 38.731 39.460 40.146 40.832 41.517 42.202 42.887 43.571

4 Kertak Hanyar 42.237 43.032 43.780 44.528 45.275 46.023 46.769 47.516

5 Tatah Makmur 11.847 12.070 12.280 12.490 12.699 12.909 13.118 13.328

6 Sungai Tabuk 60.455 61.593 62.664 63.734 64.804 65.873 66.942 68.011

7 Martapura 109.565 111.627 113.568 115.508 117.447 119.385 121.322 123.258

8 Martapura Timur 30.879 31.460 32.007 32.554 33.100 33.647 34.193 34.738

9 Martapura Barat 17.952 18.290 18.608 18.926 19.243 19.561 19.878 20.196

10 Astambul 35.088 35.748 36.370 36.991 37.612 38.233 38.853 39.473

11 Karang Intan 33.028 33.650 34.235 34.820 35.404 35.988 36.572 37.156

12 Aranio 8.899 9.066 9.224 9.382 9.539 9.697 9.854 10.011

13 Sungai Pinang 15.923 16.223 16.505 16.787 17.068 17.350 17.632 17.913

14 Paramasan 4.859 4.950 5.037 5.123 5.209 5.294 5.380 5.466

15 Pengaron 17.023 17.343 17.645 17.946 18.248 18.549 18.850 19.150

16 Sambung Makmur 12.308 12.540 12.758 12.976 13.193 13.411 13.629 13.846

17 Mataraman 25.071 25.543 25.987 26.431 26.875 27.318 27.761 28.204

18 Simpang Empat 35.221 35.884 36.508 37.131 37.755 38.378 39.000 39.623

19 Telaga Bauntung 3.342 3.405 3.464 3.523 3.582 3.642 3.701 3.760

JUMLAH 545.397 555.663 565.324 574.981 584.632 594.279 603.922 613.559

(10)

2.3.4.

JUMLAH PENDUDUK PERKOTAAN DAN PROYEKSI URBANISASI

Berdasarkan deliniasi kawasan yang ada di RTRW Kabupaten Banjar didapatkan perkiraan luasan perkotaan yang dapat dilihat pada Tabel. 2.6 berikut.

(11)
(12)

No. Nama

Sumber : Analisis, 2016

2.4.

ISU STRATEGI SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

2.4.1.

DATA PERKEMBANGAN PDRB DAN POTENSI EKONOMI

Analisis struktur ekonomi menggunakan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Banjar. Nilai PDRB merupakan penjumlahan nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di Kabupaten Banjar dalam satu tahun. PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku (ADHB) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat perubahan struktur ekonomi Kabupaten Banjar.

Dalam lima tahun terakhir (2010-2014), nilai produksi dan nilai tambah Kabupaten Banjar menunjukkan perkembangan positif dan terus meningkat setiap tahunnya. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 6.942,09 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp. 9.333,03 miliar pada tahun 2013 dan Rp. 10.077,93 miliar pada tahun 2014.

Tabel 2.7

Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Banjar 2012-2015 (Rp. Juta)

No LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 2015**

1 Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 1.776.466 1.902.209 2.111.557 2.208.042

2 Pertambangan dan

Penggalian 2.315.416 2.345.468 2.491.744 2.716.513

3 Industri Pengolahan 648.856 689.489 806.169 845.210

4 Pengadaan Listrik, Gas 6.487 6.449 7.712 7.565

5 Pengadaan Air 19.188 20.596 23.854 24.127

6 Konstruksi 819.658 925.433 1.102.927 1.136.556

7

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.112.666 1.250.672 1.529.340 1.644.246

8 Transportasi dan

(13)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

No LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 2015**

9 Penyediaan Akomodasi

dan makan Minum 259.464 289.160 338.856 356.890

10 Informasi dan

Komunikasi 307.694 330.448 381.677 408.580

11 Jasa Keuangan 187.690 220.389 244.599 248.995

604.748 697.891 842.918 864.994

15 Jasa Pendidikan 432.916 484.387 562.816 611.743

16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 175.112 198.715 229.842 244.329

17 Jasa Lainnya 130.617 138.006 163.668 166.841

Total PDRB 9.518.017 10.303.112 11.773.471 12.456.136 Sumber: Kajian Ekonomi Regional PDRB Kabupaten Banjar 2012-2014 dan Perkiraan 2015

* Angka Sementara ** Angka Perkiraan

Sektor utama yang menyumbang terhadap PDRB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor jasa-jasa. Struktur ekonomi Kabupaten Banjar menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan pertanian rata-rata kontribusinya menurun dari tahun 2010-2014, seballiknya kontribusi dari sektor sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa terus meningkat. Sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran meyumbang sebesr 23,47 persen pada tahun 2010 menjadi 24,21 persen pada tahun 2012 dan 24,64 persen pada tahun 2014 (lihat Tabel 4.2). Sementara sumbangan sektor pertanian sebesar 22,15 persen per tahun pada tahun 2010, berubbah menjadi 22,10 pada tahun 2011, dan 20,95 persen pada tahun 2014. Hal serupa terjadi pada sektor pertambangan, sumbangan pertambangan sebesar 21,09 persen menurun menjadi 18,37 pada tahun 2014. Penurunan sumbangan sektor pertanian dan sektor pertambangan menunjukkan adanya perubahan struktur ekonomi secara bertahap, dimana sektor sekunder dan tersier mulai tumbuh dan berkembang dalam mendorong perekonomian Kabupaten Banjar.

(14)

Tantangan yang harus diatasi dalam pengembangan ekonomi daerah adalah semakin tingginya ketergantungan pada sektor pertambangan. Ketergantungan akan meningkatkan risiko ekonomi. Oleh sebab itu, peningkatan produktivitas pertanian khususnya kelautan dan perikanan, dan perkebunanakan menjadi sangat penting bagi peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan. Tantangan lainnya adalah meningkatkan percepatan pembangunan pariwisata yang mempunyai dampak berganda terhadap sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi dengan melibatkan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Tabel 2.8

PDRB Kecamatan se-Kabupaten Banjar Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (Rp.000)

No. Kecamatan 2011 2012 2013*

1 Aluh-Aluh 324.960.832 368.292.064 395.643.902

2 Beruntung Baru 230.733.523 257.709.300 295.126.485

3 Gambut 413.522.524 463.279.078 508.519.191

4 Kertak Hanyar 333.057.890 368.824.920 405.669.978

5 Tatah Makmur 135.183.343 146.474.159 158.540.799

6 Sungai Tabuk 530.920.377 600.857.182 653.570.872

7 Martapura 1.102.246.529 1.251.544.615 1.389.029.058

8 Martapura Timur 320.469.034 371.542.327 405.923.339

9 Martapura Barat 262.221.406 311.152.941 321.354.960

10 Astambul 429.595.171 470.976.047 509.263.658

11 Karang Intan 677.997.872 763.498.856 860.602.727

12 Aranio 380.149.269 406.663.873 442.226.674

13 Sungai Pinang 390.841.784 416.369.703 434.966.746

14 Paramasan 224.221.735 246.781.831 257.308.848

15 Pengaron 291.106.979 300.034.427 345.337.208

16 Sambung Makmur 244.500.058 272.057.430 299.048.858

17 Mataraman 393.207.125 417.575.511 455.463.843

18 Simpang Empat 645.884.845 763.285.392 782.826.031

19 Telaga Bauntung 384.113.683 383.129.521 412.611.136

JUMLAH 7.714.933.979 8.580.049.177 9.333.034.313

Sumber: BPS Kabupaten Banjar * Angka Sementara

Tabel 2.9

Struktur Ekomomi Kabupaten Banjar 2012-2015 (Persen)

No. LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 2015**

(15)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

No. LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 2015**

5 Pengadaan Air 0,20 0,20 0,20 0,19 6 Konstruksi 8,61 8,98 9,37 9,12 7 Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,69 12,14 12,99 13,20 8 Transportasi dan Pergudangan 3,96 4,19 4,32 4,18 9 Penyediaan Akomodasi dan makan

Minum 2,73 2,81 2,88 2,87 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Sumber: Kajian Ekonomi Regional PDRB Kabupaten Banjar 2012-2014 dan Perkiraan 2015 * Angka Sementara ** Angka Perkiraan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun dasar (2000). PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar dari tahun ke tahun. Nilai PDRB atas harga konstan tercatat sebesar Rp. 3,344,30 miliar miliar pada tahun 2010 kemudian meningkat menjadi menjadi Rp. 3.776,88 miliar, meningkat terus menjadi Rp.4.244,72 miliar pada tahun 2014.

Tabel 2.10

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Banjar Tahun 2012-2015 (Rp. Juta)

No. LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 2015**

1 Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 1.635.190 1.691.525 1.730.347 1.781.828 2 Pertambangan dan

Penggalian 2.088.463 2.091.782 2.150.901 2.192.231 3 Industri Pengolahan 579.557 604.123 632.057 666.050 4 Pengadaan Listrik, Gas 7.337 7.762 8.700 8.917

Mobil dan Sepeda Motor 982.122 1.068.482 1.162.013 1.254.639 8 Transportasi dan

(16)

No. LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 2015**

9 Penyediaan Akomodasi

dan makan Minum 238.614 257.442 275.837 292.378 10 Informasi dan Komunikasi 283.536 300.889 329.202 348.889 11 Jasa Keuangan 166.979 189.089 198.977 198.956

dan Jaminan Sosial Wajib 536.615 567.085 598.139 630.198 15 Jasa Pendidikan 396.683 428.100 463.375 501.511 16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 162.183 176.957 188.937 201.917 17 Jasa Lainnya 119.424 122.899 132.977 135.888

PDRB 8.670.838 9.070.234 9.531.447 9.964.282

Sumber: Kajian Ekonomi Regional PDRB Kabupaten Banjar 2012-2014 dan Perkiraan 2015

* Angka Sementara ** Angka Perkiraan

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar terus membaik. Pertumbuhan PDRB dengan migas meningkat dari 4,72 persen pada tahun 2010 menjadi 6,33 persen pada tahun 2012, dan 7,24 persen pada tahun 2014. Sektor dengan angka pertumbuhan tertinggi pada tahun 2014, yaitu sektor jasa, sektor penganggkutan dan komunikasi; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor bangunan. Pertumbuhan sektor jasa sebesar 8,69 persen pada tahun 2010 meningkat menjadi 12,22 persen pada tahun 2014; sektor perdagangan tumbuh sebesar 4,88 persen meningkat menjadi 8,24 persen pada tahun 2014. Sementara untuk angka pertumbuhan sektor pertanian dan sektor pertambangan menunjukan semakin melambat. Hal ini menunjukan bahwa terjadinya pergeseran aktivitas ekonomi di Kabupaten Banjar dari sektor primer berkembang ke sektor sekunder dan tersier. Tantangan yang harus diatasi dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi ekonomi daerah adalah meningkatkan produktivitas sektor pertanian khususnya kelautan dan perikanan; dan perkebunan. Langkah lainnya adalah pengembangan pariwisata yang dapat menggerakan pertumbuhan nilai tambah sektor jasa-jasa, angkutan dan komunikasi, serta perdagangan, hotel dan restoran.

(17)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

Tabel 2.11

Pertumbuhan Ekonomi (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Banjar Tahun 2012-2015 (Persen)

No. LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 2015**

1 Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 3,87 3,45 2,30 2,98

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 8,53 8,79 8,75 7,97

8 Transportasi dan Pergudangan 7,39 7,57 6,70 4,27

9 Penyediaan Akomodasi dan makan

Minum 7,92 7,89 7,15 6,00 Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 5,95 5,68 5,48 5,36

15 Jasa Pendidikan 3,12 7,92 8,24 8,23

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,63 9,11 6,77 6,87

17 Jasa Lainnya 1,61 2,91 8,20 2,19

PDRB 6,28 4,61 5,08 4,54

Sumber: Kajian Ekonomi Regional PDRB Kabupaten Banjar 2012-2014 dan Perkiraan 2015 * Angka Sementara ** Angka Perkiraan

Tabel 2.12

(18)

No. Kecamatan 2011 2012 2013*

15 Pengaron 5,84 2,95 8,36

16 Sambung Makmur 10,82 10,64 7,63

17 Mataraman 8,32 -1,44 4,60

18 Simpang Empat 3,36 10,04 1,12

19 Telaga Bauntung 3,85 -4,36 4,37

JUMLAH ,21 6,34 4,80

Grafik 2.3

Laju Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Banjar 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

2.4.2.

DATA PENDAPATAN PER KAPITA DAN PROPORSI PENDUDUK

MISKIN

A.

DATA PENDAPATAN PER KAPITA

Nilai PDRB perkapita merupakan ukuran rata-rata nilai tambah bruto yang diciptakan dari kegiatan ekonomi dibagi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita dihitung berdasarkan nilai PDRB dikurangi dengan penyusutan pajak tak langsung dan pendapatan netto dari luar daerah. Pendapatan netto dari luar daerah belum dapat dihitung, sementara diduga pendapatan yang keluar Kabupaten Banjar sangat besar dibanding dengan yang masuk sehingga pendapatan perkapita yang sesungguhnya masih lebih rendah.

(19)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

menunjukkan bahwa produktivitas ekonomi Kabupaten Banjar terus meningkat. Tantangan yang harus diatasi adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan PDRB di atas rata-rata pertumbuhan penduduk.

Tabel 2.13

Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kabupaten Banjar Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

Atas Dasar Harga Berlaku

1. PDRB (Rp. Miliyar) 6.986,88 7.714,93 8.610,81 9.405,03 10.077,93 2. PDRB Perkapita (Rp. Juta) 13,63 14,94 16,37 17,57 18,45 Penduduk Pertengahan Tahun (000 jiwa) 506.839 516.413 526.600 536.328 545.397

Atas Dasar Harga Konstan 2000

1. PDRB (Rp.Miliar) 3.350,43 3.551,84 3.776,84 3.948,23 4.244,72

2. PDRB per kapita (Rp.Juta) 6,57 6,88 7,18 7,38 7,76

Laju Pertumbuhan PDRB 4,72 6,21 6,33 4,54 7,24

Laju Pertumbuhan PDRB per kapita 2,38 4,72 4,42 2,72 5,31

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Sementara untuk perbandingan PDRB Perkapita antar kecamatan di Kabupaten Banjar menunjukan adanya kesenjangan tingkat pendapatan yang cukup tinggi, dimana dari 19 Kecamatan PDRB perkapita tertinggi hanya 3 kecamatan dengan PDRB perkapita tertinggi, yaitu Kecamatan Telaga Bauntung mencapai 44.646 ribu, diikuti Paramasan sebesar 21.208 ribu, dan Aranio sebesar 20.454 ribu. Sementara PDRB perkapita terrendah sebesar 4.203 ribu terdapat di Kecamatan Kertak Hanyar. Jika dilihat berdasarkan peringkat PDRB perkapita dalam kurun waktu 2011-2013, Kecamatan Telaga Bauntung, Kecamatan Paramasan, dan kecamatan Aranio menempati peringkat paling tinggi, sementara peringkat paling rendah adalah Kecamatan Kertak Hanyar dan Sungai Tabuk. Secara rinci perkembangan perbandingan PDRB kecamatan dan peringkat PDRB disajikan pada Tabel 2.14 dan Tabel 2.15.

Tabel 2.14

Perbandingan Antar Kecamatan di Kabupaten Banjar Tahun 2013

(20)

No. Kecamatan Laju Pertumbuhan

Peringkat PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013

Peringkat Kecamatan

2011 2012 2013

1 Telaga Bauntung Telaga Bauntung Telaga Bauntung

2 Paramasan Paramasan Paramasan

3 Aranio Aranio Aranio

4 Sungai Pinang Sungai Pinang Sungai Pinang

5 Karang Intan Karang Intan Karang Intan

6 Sambung Makmur Sambung Makmur Sambung Makmur

7 Simpang Empat Simpang Empat Simpang Empat

8 Pengaron Beruntung Baru Beruntung Baru

9 Beruntung Baru Pengaron Pengaron

10 Mataraman Martapura Barat Mataraman

11 Martapura Barat Mataraman Martapura Barat

12 Astambul Astambul Astambul

13 Tatah Makmur Aluh-Aluh Aluh-Aluh

14 Aluh-Aluh Tatah Makmur Tatah Makmur

15 Gambut Gambut Gambut

16 Martapura Timur Martapura Timur Martapura Timur

17 Martapura Martapura Martapura

18 Sungai Tabuk Sungai Tabuk Sungai Tabuk

19 Kertak Hanyar Kertak Hanyar Kertak Hanyar

B.

PROPORSI PENDUDUK MISKIN

Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas akan menyerap pertambahan angkatan kerja baru dari keluarga miskin sehingga akan berdampak terhadap pengurangan kemiskinan. Data menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjar masih belum berkualitas.

(21)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

2013. Persentase penduduk miskin juga menurun dari 3,68 persen pada tahun 2008 menjadi 3,34 persen pada tahun 2010 dan 2,84 persen pada tahun 2013. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan kemiskinan.

Tantangan yang harus diatasi adalah meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan memacu dan meningkatkan produktivitas pertanian, perdagangan, industri pengolahan, dan pariwisata sehingga dapat melibatkan penduduk miskin dalam kegiatan ekonomi.

Tabel 2.16

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Banjar Tahun 2008-2015 Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(000)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

2.4.3.

DATA KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS

A.

TOPOGRAFI

Topografi wilayah Kabupaten Banjar berkisar antara 0-1.878 meter dari permukaan laut (dpl). Ketinggian ini merupakan salah satu faktor yang menentukan letak kegiatan penduduk sehingga ketinggian juga dipakai sebagai penentuan batas wilayah usaha dimana 35% berada di ketinggian 0-7 m dpl, 55,54 % terdapat pada ketinggian 50-300 m dpl dan sisanya yaitu sebanyak 9,45% berada pada ketinggian lebih dari 300 m dpl.

(22)

 0 – 2 %, kelas kemiringan ini pada umumnya memiliki bentuk morfologi dataran yang landai dengan nilai kemampuan lahan yang baik.

 2 – 8 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki bentuk morfologi dataran yang landai hingga bergelombang dengan nilai kemampuan lahan yang cukup baik.

 8 – 15 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki bentuk morfologi dataran yang bergelombang hingga berbukit dengan nilai kemampuan lahan yang cukup baik.

 15 – 25 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki bentuk morfologi dataran yang berbukit hingga pegunungan dengan nilai kemampuan lahan yang kurang baik.

 25 – 40 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki bentuk morfologi dataran pegunungan hingga dataran yang curam dengan nilai kemampuan lahan yang kurang baik.

Pola pengunaan lahan di kawasan perencanaan, terbagi atas kawasan terbangun seperti permukiman, pertanian, perkebunan, jaringan jalan, dan kawasan tak terbangun seperti tanah kosong, tegalan, semak belukar, hutan dan Daerah Aliran Sungai. Penggunaan ruang lahan di wilayah Kabupaten Banjar berdasarkan jenis penggunaannya terdiri dari 14 jenis, yaitu:

 Luas Lahan Sawah = 71.076 Ha  Tegalan/Kebun Rakyat = 36.735 Ha  Ladang/ Huma = 18.857 Ha

 Perkebunan = 55.294 Ha

 Lahan Ditanami Kayu-kayuan/ Hutan Rakyat = 16.759 Ha

 Tambak = 44 Ha

 Kolam/Tebat/Empang = 1.732 Ha  Padang Rumput = 45.320 Ha  Sementara Tidak Diusahakan = 35.334 Ha  Pekarangan Yang Ditanami Pertanian dll = 20.518 Ha  Rumah, Bangunan dan Halaman Sekitarnya = 16.227 Ha  Hutan Negara = 86.579 Ha  Rawa Yang Ditanami = 11.714 Ha

(23)
(24)
(25)
(26)

B.

GEOLOGI

Secara geologis wilayah Kabupaten Banjar terbentuk dari batuan endapan alluvial, gambut,delta sungai dan rawa yang menyebar hampir disemua kecamatan, kecuali Kecamatan Aranio, Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan dan Karang Intan. Disebelah timur dari utara sampai ke selatan membentang kaki Pegunungan Meratus yang berbatasan dengan Kecamatan Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan, Aranio, dan Karang Intan. Khusus Kecamatan Sungai Pinang dan Paramasan struktur geologinya juga dibentuk batuan Maesozoikum dan batuan kapur.

Dari segi jenis tanahnya, Kabupaten Banjar 29,25 % wilayahnya merupakan jenis tanah Podsolik Merah Kuning Lateritik dengan luas wilayah 135.932,41 Ha.

Tabel 2.17

Jenis Tanah di Kabupaten Banjar No. Jenis tanah Luas wilayah 3. Podsolik Merah Kuning Lateritik 135.932,41 29,25

4. Latosol 10.009,24 2,19

5. Podsolik Merah Kuning 25.058,81 5,47 6. Podsolik Merah Kuning dengan

litosol

94.881,31 20,72

7. Litosol 9.233,88 2,02

Sumber : BPS Kabupaten Banjar

C.

KLIMATOLOGI

Suhu udara di suatu tempat ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi dan Geofisika Banjarbaru pada tahun 2014, suhu udara di Kabupaten Banjar rata-rata berkisar antara 22,8oC sampai 35,8oC. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober (35,8oC) dan suhu minimum terjadi pada bulan September(22,8oC). Selain itu, sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 65,2% sampai 86,8%, dengan kelembaban rata-rata tertinggi terjadi pada Maret sedangkan kelembaban rata-rata terendah terjadi pada bulan Oktober.

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topographi dan perputaran/pertemuan arus udara. Curah hujan yang disajikan pada Tabel 2.18

(27)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

hari hujan terbanyak pada bulan Maret (24 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Oktober (4 hari).

Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian, tidak semuanya terjadi hubungan yang demikian. Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal dengan sebutan musim barat. Pada musim kemarau angin timur bertiup dari benua Australia, keadaan angin pada saat itu bisa juga kencang, Pada tahun 2014 kecepatan angin yang terjadi rata-rata sebesar knots 4,98 per bulan.

Tabel 2.18

Curah Hujan dan Hari Hujan dirinci Setiap Bulan Di Kabupaten Banjar Tahun 2014

Bulan Curah Hujan (mm)

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka, 2015

2.4.4.

DATA RISIKO BENCANA ALAM

(28)

Tabel 2.19

Rekapitulasi Data Bencana Banjir di Kabupaten Banjar Bulan April 2015

No. Kecamatan/Desa

KORBAN

TERDAMPAK JUMLAH SARANA/PRASARANA

(29)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

No. Kecamatan/Desa

KORBAN

TERDAMPAK JUMLAH SARANA/PRASARANA

(30)

No. Kecamatan/Desa

KORBAN

TERDAMPAK JUMLAH SARANA/PRASARANA

(31)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

No. Kecamatan/Desa

KORBAN

TERDAMPAK JUMLAH SARANA/PRASARANA

KET.

(32)
(33)
(34)

2.4.5.

ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

A.

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Beberapa isu strategis dan permasalahan pengembangan permukiman di Kabupaten Banjar yang perlu mendapatkan perhatian untuk ditangani yaitu:

1. Kondisi fisik dasar kurang potensial sebagai permukiman;

2. Pengendalian konstruksi bangunan dengan sistem timbun yang mengganggu tata air; 3. Penanganan buangan air limbah permukiman yang masih menjadi satu dengan air

sungai;

4. Penanganan saluran drainase Perkotaan dan permukiman; 5. Tingginya pertumbuhan penduduk;

6. Pesatnya pertumbuhan Kota Martapura; 7. Tingginya intensitas aksesibilitas wilayah; 8. Persebaran permukiman tidak merata;

9. Tingginya kepadatan bangunan pada permukiman di pusat kota; 10. Penanganan kawasan kumuh;

11. Potensi degradasi lingkungan akibat pengolahan intan secara trandisional;

12. Adanya keterbatasan pembiayaan dalam pembangunan permukiman untuk MBR; 13. Koordinasi dan sinergitas yang belum optimal antar kelembagaan yang terkait dengan

pembangunan permukiman;

14. Pengembangan ekonomi lokal dengan pembangunan dan revitalisasi pasar kecamatan/kawasan.

B.

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Isu strategis dari sektor penataan bangunan dan lingkungan yang mendapat perhatian dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai, baik skala kecamatan, skala kawasan,

maupun skala lingkungan atau permukiman;

(35)

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

3. Penyediaan fasilitas penanggulangan kebakaran skala lingkungan dan kawasan, berupa kolam-kolam tampungan air sebagai sumber air bagi upaya pemadam kebakaran dan pembangunan pos-pos pemadam kebakaran serta tandon penampungan air;

4. Penataan kawasan tradisional dan bersejarah yang perlu dilindungi dan dilestarikan keberadaannya;

5. Peningkatan aksesibilitas penyandang cacat dan usia lanjut terhadap fasilitas dan sarana sosial/umum;

6. Pengendalian dan penataan pertumbuhan cepat pada kawasan strategis dan prioritas melalui penyusunan RTBL.

C.

PENGEMBANGAN AIR MINUM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah:

1. Peningkatan Akses Aman Air Minum; 2. Pengembangan Pendanaan;

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;

4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan; 5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;

6. Rencana Pengamanan Air Minum;

7. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat;

8. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi.

Kabupaten Banjar merupakan Kabupaten yang memiliki luasan wilayah yang besar sehingga terdapat isu isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Kabupaten Banjar untuk mencapai target pembangunan di sektor air minum dalam mencapai target MDG. Isu-isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dengan isntansi terkait. Isu-isu strategis yang terkait diantaranya sebagai berikut ini yaitu :

1. Keterbatasan dan Menurunnya Kualitas Air Baku yang terjadi di Kawasan Perkantoran Martapura;

2. Kebutuhan Air Bersih pelanggan yang semangkin meningkat seperti yang terjadi di Kawasan Perkotaan Martapura;

(36)

Kawasan Wisata Pasar Terapung Lok Baintan dan Agropolitan Sei. Tabuk, Kawasan Tradisional Banjar di Teluk Selong dan juga di Kawasan Perbatasan Perkotaan Sei. Lulut; 4. Adanya Peningkatan Kualitas Kesehatan yang terjadi di Kawasan Minapolitan Cindai

Alus.

D.

PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Isu strategis pengelolaan air limbah di Kabupaten Banjar yaitu: 1. Kebutuhan pengembangan pengolahan limbah terpusat

2. Menghilangkan jamban di pinggir sungai dengan membangun MCK Komunal dan MCK Komunal Plus

3. Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah.

E.

PERSAMPAHAN

Isu-isu strategis dan permasalahan persampahan Kabupaten Banjar meliputi : 1. Pembangunan SPA sampah, agar sampah yang di angkut ke TPA merupakan residu

sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi.

2. Sarana angkutan sampah sudah berusia tua akibatnya biaya perawatan tinggi 3. Jumlah TPS kurang memadai untuk kota Martapura

4. Tantangan layanan:

a. Pengadaan TPA dengan konstruksi sesuai UU No. 18/2008 b. Pembangunan SPA Sampah

Gambar

Grafik 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Banjar
Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Banjar
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Kabupaten Banjar Per Kecamatan
Tabel 2.4 Penduduk Menurut Tahap Keluarga Sejahtera Tahun 2010-2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Corporate Social Responsibility sebagai konsep akuntansi yang baru adalah transparasi pengungkapan sosial atas kegiatan dan aktivitas sosial yang

Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko (2007:7) yang menyatakan efektivitas merupakan upaya yang menuju efektif dengan menggunakan kemampuan sarana dan prasarana

Prasasti tersebut ditulis dengan huruf Jawa, bahasa Jawa Selanjutnya prasasti inilah yang akan dikemu­ kakan dalam pertemuan ini.. Batu putih tersebut bertuliskan huruf

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik papan komposit dari serat sabut kelapa dan plastik daur ulang berlapis anyaman bambu,

solani adalah media Potato Dextrose Liquid (media cair) dengan bobot kering miselia satelah 5 hari ditanam sebesar 1,352 g, sedangkan jenis media padat yang memberikan

Sebagai produk pertanian, susu digolongkan sebagai produk yang sangat mudah rusak (perishable), sehingga dibutuhkan teknologi pengawetan untuk memperpanjang waktu, khususnya

Perhitungan metode SAW dilakukan dengan cara menyusun kriteria, menilai setiap aspek kriteria, menyusun daftar karyawan, menilai karyawan berdasarkan contoh data sampel

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan jumlah skor untuk pertemuan I adalah 31 dari skor maksimal 48 sehingga diperoleh persentase sebesar 64.58%