KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DALAM MENUNJANG PARIWISATA DAERAH
Oleh:
Armida S. Alisjahbana
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas
Disampaikan pada Konferensi Pariwisata Nasional
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KERANGKA PRESENTASI
Perkembangan Pariwisata secara Regional dan Global
Permasalahan dan Tantangan Pembangunan
Kepariwisataan Nasional
Arah Kebijakan Kepariwisataan Nasional
Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Strategi Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Upaya Percepatan Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Saran Bagi Pengembangan Pariwisata Di Daerah
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Mengapa ?
o
Pendapatan masyarakat semakin meningkat.
Dengan semakin bertambahnya jumlah “
middle
class
” terutama di
emerging countries
People have more disposable income
.
o
Companies give more paid holidays than they
used to
.
o
Biaya perjalanan menjadi lebih murah karena
adanya deregulasi dalam industri penerbangan
o
Penggunaan ICT untuk menjual produk wisata
secara langsung kepada wisatawan sehingga
menjadi lebih cepat dan murah.
o
Globalisasi dan
cross-border business
operations
telah mendorong peningkatan
perjalanan bisnis dan rekreasi.
PENINGKATAN SECARA CEPAT PARIWISATA REGIONAL
DAN GLOBAL DALAM 60 TAHUN TERAKHIR ...
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Mengapa?
o
Perbaikan transportasi
(misalnya peningkatan
pelayanan penerbangan) telah membuat
perjalanan ke berbagai tempat menjadi lebih
cepat dan mudah.
o
Negara-negara tujuan wisata yang sebelumnya
tidak populer,
seperti Timur Tengah (Dubai) dan
Afrika,
telah mempromosikan diri secara lebih
baik sebagai tempat wisata
, yang membuat
lebih dikenal banyak orang.
o
Banyak negara telah
berinvestasi dalam
peningkatan infrastruktur pariwisata
secara
signifikan untuk membuat lebih menarik
wisatawan (peningkatan daya saing objek
wisata).
Slide-4
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Mengapa?
o
Pariwisata menciptakan lapangan kerja
(hotel, restoran,nightclubs, taxi, penjualan souvenir, dsb) secara langsung pada tahun 2010 sebesar 96 juta dan bila memperhitungkan multiplier effect
menyediakan lapangan kerja 250 juta (7 % dari total lapangan kerja di dunia)*
o
Pariwisata juga meningkatkan pendapatan bisnis lain
(US $
1,1 Tn GDP Dunia, 2010)*
yang memasok kebutuhan industri dan jasa pariwisata.o
Pariwisata penting untuk perekonomian baik negara kaya
maupun negara miskin
.
Sektor pariwisata merupakanpenyumbang terbesar terhadap GDP dunia sebesar US $ 5.7 Tn (9%)* tahun 2010 diatas sektor otomotif, minyak dan gas, industri kimia.
o
Sektor pariwisata dapat mendorong pemerintah daerah
membangun dan memelihara infrastruktur
(jalan, air minum, sanitasi, listrik, telepon, dan jaringan transportasi umum) yang dapat meningkatkan quality of life masyarakat lokal.PARIWISATA PENTING UNTUK PEMBANGUNAN
EKONOMI DAN SOSIAL DI BANYAK NEGARA ...
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
• Pertumbuhan kedatangan turis internasional di dunia 1950 - 2010 rata-rata per tahun 6.5% dari 25 juta menjadi 934 juta turis, dan pada tahun 2021 menjadi 1,3 milliar turis.
• Pada periode yang sama, belanja wisatawan internasional tumbuh dari US $ 2 milliar menjadi US $ 1,1 trilliun (rata-rata US$ 3 milliar per hari). Pada tahun 2021 menjadi US $ 1,9 trilliun (rata-rata US$ 5 milliar per hari).
Sumber : World Travel & Tourism Council, Travel & Tourism Economic Impact, 2011
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2006 A rri va ls (M il li ons ) 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Re ce ipt s ($ bi ll ions )
Arrivals (millions) Receipts ($ billions)
TOURISM IS A GROWING INDUSTRY
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
TOP 15 * NON-ASIAN COUNTRIES’ VS. ASIA’S
SHARE OF GLOBAL INTERNATIONAL ARRIVALS (2002 - 2011)
* The top market share trend line includes the top 19 world destination countries excluding China (ranked 5), Hong Kong (ranked 12), Malaysia (ranked 15), and Thailand (ranked 18). The 4 Asian countries’ market share is forecasted to grow from 11.4% in 2002 to 16.2% in 2011, depicted in the lower trend line. Sources: Office of Travel & Tourism Industries, International Trade Administration, U.S. Department of Commerce; Global Insight, Inc.
Note: the top four countries (France, Spain, U.S, and Italy) represented 31% of world visitors in 2002.
Top 15 Non-Asian Countries
10% 17%
China + Hong Kong + Malaysia + Thailand
Terjadi pergeserannegara tujuan wisata internasional dari negara maju (antara lain:
Perancis, Spanyol, Amerika Serikat, dan Italia) ke negara-negara di Asia (Cina, Hongkong, Malaysia, Thailand)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
BAGAIMANA DENGAN PERKEMBANGAN PARIWISATA
INDONESIA?
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERINGKAT DAYA SAING PARIWISATA INDONESIA
MASIH RENDAH
Indonesia memiliki objek wisata dan budaya yang lebih beragam tetapi dg peringkat daya saing lebih rendah dibanding Malaysia, Thailand dan Brunei.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PENYEBAB RENDAHNYA DAYA SAING PARIWISATA
INDONESIA
Slide-10
Daya saing Indonesia untuk sektor pariwisata masih rendah karena:
1. Dukungan Regulasi (regulasi yang belum kondusif, proteksi terhadap lingkungan, kebersihan)
2. Kepastian usaha dan dukungan infrastruktur terbatas (bandara, transportasi darat, pariwisata dan ICT) 3. Dukungan terbatas dari SDM, Budaya, dan SDA (SDM dan affinity for travel & tourism)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KOTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP GDP
Word Travel and Tourism Council, 2011
Kontribusi sektor pariwisata thd GDP Indonesia berada di peringkat 94 (dari 181 negara) berada di bawah rata-rata dunia dan Kamboja, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KONTRIBUSI PARIWISATA DALAM PENCIPTAAN LAPANGAN
KERJA DAN INVESTASI MASIH RENDAH
Slide-12
Share sektor pariwisata dalam penciptaan lapangan kerja di Indonesia berada di
peringkat 108 (181) dan berada di bawah Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Filipina
Share sektor pariwisata dalam penciptaan investasi di Indonesia berada di
peringkat 107(181) berada di bawah Kamboja, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
YANG PERLU DIATASI (1)
PERMASALAHAN TANTANGAN
Pariwisata Indonesia belum dapat bersaing di tingkat global. Peringkat daya saing
pariwisata nasional berada di posisi 74
berdasarkan WEF (World Economic Forum).
Meningkatkan kesiapan tujuan pariwisata nasional agar mampu bersaing di pasar
globaldan memenuhi kebutuhan wisatawan, dengan tetap memperhatikan prinsip
pembangunan pariwisata berkelanjutan
Iklim investasi yang belum kondusif di bidang pariwisata dalam rangka
meningkatkan investasi di bidang pariwisata di Indonesia
Meningkatkan iklim investasi yang kondusif di bidang pariwisata dalam rangka
meningkatkan investasi di bidang pariwisata di Indonesia
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa jumlah, jenis, dan kualitas SDM di bidang pariwisata masih terbatas.
Pembangunan SDM pariwisata untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta profesionalisme SDM pariwisata berbasis kompetensi dan berstandar internasional.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Slide-14
PERMASALAHAN TANTANGAN
Ketersediaan sarana ICTs, seperti internet, saluran telepon, broadband, untuk
mendukung aktivitas online para wisatawan
belum memadai baik untuk pemasaran
pariwisata maupun memenuhi kebutuhan wisatawan dalam mendapatkan informasi kepariwisataan
Meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan ICT untuk pemasaran pariwisata, pengembangan tujuan pariwisata, strategi pengembangan
e-business dan e-marketinguntuk
menjangkau pasar yang jauh lebih luas dan tanpa batas
Kerjasama antara pemerintah dan swasta
dalam pengembangan pariwisata belum optimal
Meningkatkan kerja sama dan kemitraan yang efektif dan efisien antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Dukungan infrastruktur dalam
pengembangan pariwisata masih sangat terbatas
Memperkuat konektivitas nasional, salah satunya untuk mendukung pengembangan pariwisata nasional
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
YANG PERLU DIATASI (2)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
TUJUAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
Kepariwisataan dikembangkan untuk:
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Menghapus kemiskinan
Mengatasi pengangguran
Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
Memajukan kebudayaan
Mengangkat citra bangsa
Memupuk rasa cinta tanah air
Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan
Mempererat persahabatan antar bangsa
Slide-16
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
SASARAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
o
Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
sebesar 20 persen
secara bertahap selama 2010 – 2014;
o
Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja
nasional
dari 7,70 juta orang pada tahun 2010 menjadi sebesar 9,20 juta
orang pada tahun 2014;
o
Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap penerimaan PDB
dari 4,80
persen pada tahun 2010 menjadi sebesar 5,25 persen pada tahun 2014;
o
Meningkatnya nilai investasi di bidang pariwisata
dari sebesar 5,19 persen
pada tahun 2010 menjadi sebesar 6,43 persen pada tahun 2014;
o
Meningkatnya perolehan devisa
dari USD 6,75 miliar pada tahun 2010
menjadi USD 8,95 miliar pada tahun 2014 yang
diperoleh dari jumlah
kunjungan wisatawan asing
; dan
o
Meningkatnya pengeluaran wisatawan nusantara
dari Rp.138,00 triliun pada
tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 207,00 triliun pada tahun 2014.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
Pendekatan Pembangunan Pariwisata
Pembangunan pariwisata bersifat lintas sektor dan lintas daerah,
sehingga harus dilakukan dengan pendekatan:
o
Pengarusutamaan (
mainstreaming
) di sektor-sektor dan daerah
terkait.
o
Dengan koordinasi dan sinergi:
– Antarsumber pembiayaan
– Antara pusat dan daerah
– Antarbidang pembangunan
– Antardaerah
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
o
Mengembangkan industri pariwisata dengan
menciptakan iklim
yang kondusif bagi pertumbuhan investasi dan peluang usaha
;
o
Mengembangkan destinasi pariwisata dengan
mendorong perbaikan
dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana
pendukung
pariwisata;
o
Mengembangkan pemasaran dan promosi pariwisata
dengan
meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara sebesar 20 (dua puluh) persen secara bertahap dalam
5 (lima) tahun (2010 – 2014) dan
mempromosikan ke-10 (sepuluh)
tujuan pariwisata Indonesia
; dan
o
Meningkatkan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan
pariwisata lokal
untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan
hospitality management
yang kompetitif.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
UPAYA-UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA DAERAH
Pengembangan Industri Pariwisata
1. Pengembangan Usaha, Industri, dan Investasi Pariwisata; dan
2. Pengembangan Standardisasi Pariwisata.
Pengembangan Tujuan Pariwisata
1. Pengembangan Daya Tarik Pariwisata;
2. Pemberdayaan Masyarakat di Tujuan Pariwisata; 3. Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata; dan 4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis.
Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata
1. Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri; 2. Pengembangan Informasi Pasar Pariwisata;
3. Peningkatan Publikasi Pariwisata;
4. Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran (Meeting, Incentive Travel, Conference, and Exhibition/MICE); dan
5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata
1. Pengembangan SDM Kebudayaan dan Pariwisata;
2. Penelitian dan Pengembangan Bidang Kepariwisataan; dan 3. Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KORIDOR EKONOMI BALI-NUSA TENGGARA
SEBAGAI PINTU GERBANG PARIWISATA NASIONAL
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Pengembangan Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara
mempunyai tema Pintu Gerbang Pariwisata dan
Pendukung Pangan Nasional. Tema ini diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di koridor ini.
STRATEGI
o
Meningkatkan keamanan di dalam Koridor Bali - Nusa Tenggara, antara lain
melalui penerapan sistem keamanan yang ketat;
o
Melakukan pemasaran dan promosi yang lebih fokus dengan target pasar
yang lebih jelas. Strategi pemasaran untuk setiap negara asal wisatawan
perlu disesuaikan dengan menerapkan tema ”
Wonderful Indonesia, Wonderful
Nature, Wonderful Culture, Wonderful People, Wonderful Culinary, dan
Wonderful Price
”. Kegiatan pemasaran dan promosi ini diharapkan dapat
membuat Bali menjadi etalase pariwisata dan meningkatkan citra Bali
sebagai tujuan utama pariwisata dunia;
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STRATEGI
(2)
o
Memberdayakan
Bali Tourism Board
untuk
mengkoordinasikan usaha pemasaran dan promosi Bali;
o
Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata di Wilayah
Bali Utara dalam rangka meningkatkan kualitas daya dukung
lingkungan dan lama tinggal wisatawan;
o
Meningkatkan destinasi pariwisata di luar Bali (
Bali and
Beyond
) dengan menjadikan Bali sebagai pintu gerbang utama
pariwisata Indonesia seperti wisata pantai (Bali, Lombok,
NTT), wisata budaya (Bali), wisata pegunungan (Jatim, Bali,
Lombok), dan wisata satwa langka (Pulau Komodo). Kunci
sukses dari strategi ini adalah dengan pengadaan akses seperti
peningkatan rute penerbangan ke daerah-daerah pariwisata di
sekitar Bali, yang disertai pemasaran yang kuat dan terarah;
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STRATEGI
(3)
o
Meningkatkan kualitas dan kenyamanan tinggal para
wisatawan dengan meningkatkan sarana dan
prasarana seperti ketersediaan air bersih, listrik dan
transportasi serta komunikasi;
o
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal
terutama SDM pariwisata di NTB dan NTT, serta
mengembangkan gerakan sadar wisata khususnya di
wilayah Nusa Tenggara.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REGULASI DAN KEBIJAKAN
o Dalam rangka melaksanakan strategi umum tersebut, diperlukan dukungan regulasi dan kebijakan berikut:
1) Kemudahan perluasan pemberian Visa Entry, Visa On Arrival dan Visa On Board bagi wisatawan mancanegara serta perpanjangan visa bagi pengguna kapal layar yacht asing;
2) Pengembangan standar pembangunan terminal cruise dan marina sekaligus sebagai port of entry;
3) Mempermudah pemberlakuan CAIT (Clearance Approval for Indonesian Territory) bagi wisatawan asing pengguna kapal layar yacht;
4) Mengurangi/menghilangkan biaya impor sementara bagi pelaku asing wisata bahari (kapal layar yacht) yang masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia; 5) Meninjau kembali RTRW Bali, NTB dan NTT untuk mendukung rencana
pengembangan pariwisata di Bali;
6) Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) percepatan perizinan dan penyediaan Pelayanan Terpadu Satu Atap untuk semua perizinan untuk pengembangan kawasan wisata.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KONEKTIVITAS (INFRASTRUKTUR)
o Selain hal di atas, pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam rangka
peningkatan konektivitas untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi utama pariwisata, dilakukan melalui:
1) Peningkatan kapasitas dan pelayanan bandar udara, seperti pengembangan bandar udara di Lombok yang dapat diberdayakan sebagai “matahari kembar” selain Bandara Ngurah Rai (untuk membagi beban lalu lintas penumpang yang ada di koridor ekonomi ini, karena jumlah pengunjung yang akan masuk ke koridor ini diproyeksikan akan melebihi kapasitas Bandar Udara Ngurah Rai pada tahun
2020);
2) Peningkatan kapasitas dan pembangunan infrastruktur jalan, seperti rencana pembangunan Jalan Tol Nusa Dua - Benoa;
3) Peningkatan akses jalan perlu ditingkatkan untuk menghubungkan daerah-daerah pariwisata di luar Bali bagian selatan dan di dalam wilayah NTB dan NTT;
4) Pembangunan Kereta Api Wisata Lingkar Bali (dalam rencana jangka panjang); 5) Peningkatan pelabuhan dan marina yang telah ada agar memenuhi standar
(seperti kapal cruise dan kapal layar yacht);
6) Pembangunan pembangkit listrik baru yang dapat meningkatkan ketersediaan listrik bagi Bali dan Nusa Tenggara.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
MINIMALKAN DAMPAK NEGATIF EKONOMI INDUSTRI
PARIWISATA: LEAKAGE (BOCOR KE LUAR NEGERI)
Dua jenis leakage:1. Import leakage: Biasanya ini terjadi ketika turis asing menuntut pelayanan standar
internasional untuk memenuhi kebutuhan peralatan, makanan, dan produk lain yang tidak bisa disuplai/disediakan oleh negara tujuan (terutama di negara sedang berkembang Contoh: bahan makanan dan minuman termasuk
buah-buahan dan sayur-sayuran harus di impor.
2. Export Leakage: investor asing (Trans National Companies /TNC’s) yang membangun dan memiliki resort dan hotel dan mengambil keuntungannya untuk di kirim ke negaranya.
Contoh: Di Thailand 70 % pendapatan yang diperoleh wisatawan asing dikirim ke luar Thailand. Di negara-negara lain hal yang sama juga terjadi termasuk di Indonesia dengan range antara 40% (India) sampai 80 % (Caribbean).
Untuk menghindari import leakage: Upayakan meningkatkan kualitas dan kuantitas supply kebutuhan pokok yang memenuhi standar internasional bagi pengembangan pariwisata dari dalam negeri
Untuk menghindari export leakage: Mendorong dunia usaha lokal/domestik agar tertarik untuk berinvestasi pada usaha di bidang pariwisata (resort, hotel, dsb)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (1)
POSITIF NEGATIF
Dampak Ekonomi
• Meningkatkan pendapatan ekonomi daerah
• Meningkatkan pendapatan industri pendukung sektor pariwisata, misalnya pertanian (diversifikasi ekonomi)
• Pengembangan infrastruktur pariwisata membantu untuk merangsang perdagangan lokal dan industri
• Menghasilkan devisa
• Meningkatkan GDP
• Menciptakan lapangan pekerjaan di daerah.
• Menciptakan dan memperkenalkan
citra/imagedaerah wisata ke seluruh dunia
• Keuntungan yang diperoleh dari sektor pariwisata lebih banyak dinikmati oleh perusahaan-perusahaan penyedia wisata besar dibandingkan yang diterima oleh masyarakat lokal/daerah.
• Meningkatkan inflasi nilai tanah dan harga barang lokal dan layanan
Dampak Lingkungan
• Sebagian Pendapatan dari sektor pariwisata dapat diinvestasikan kembali dalam
melindungi lingkungan.
• Dapat mendukung perlindungan dan peningkatan kualitas lingkungan
• Transportasi untuk kegiatan pariwisata dapat memberikan kontribusi terhadap
pemanasan global
• Pariwisata dapat meningkatkansampah dan polusi
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Slide-30
POSITIF NEGATIF
Dampak Sosial
• Banyaknya lapangan kerja yang tercipta dapat menyebabkan tenaga kerja produktif bertahan di daerah tersebut
• Perbaikan jalan, infrastruktur dan komunikasi memberikan keuntungan kepada masyarakat setempat.
• Pendapatan dari sektor pariwisata dapat diinvestasikan kembali pada proyek-proyek komunitas
• Memfasilitasi proses modernisasi di daerah
• Pekerjaan yang tersedia di sektor pariwisata untuk penduduk lokal sering dibayar rendah dan musiman.
• Kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh wisatawan dapat menciptakan
ketidaknyamanan kepada masyarakat lokal
• Menciptakan masalah sosial dari perbedaan
pendapatan, perbedaan sosial, prostitusi, perjudian, kejahatan, dan sebagainya
• Dapat menimbulkan degradasi sosial budaya masyarakat
Memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak
negatif pengembangan pariwisata daerah.
HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (2)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS