• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hamid Muhammad, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Drs. Purwadi Sutanto, M.Si Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hamid Muhammad, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Drs. Purwadi Sutanto, M.Si Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1

Diterbitkan oleh

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Jalan R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta 12410 Telepon : (021) 7694140, 75902679, Fax. 7696033

Pengarah

Hamid Muhammad, Ph.D

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Penanggung Jawab

Drs. Purwadi Sutanto, M.Si

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Koordinator Pengembang Modul Dr. Eko Warisdiono

Kasubdit Kurikulum, Direktorat Pembinaan SMA

Koordinator Pelaksana

Dra. Elia Ulfah

Kepala Seksi Pembelajaran, Subdit Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA

Penulis Modul

Yethie Bessie, M.Pd.K (Guru SMAN 52 Jakarta)

No. Telp : 08119690250/08119888526, e-mail : yethiebessie73@yahoo.com Drs. Iwan Suyawan, M.Pd (Guru SMAN 61 Jakarta)

No. Telp :08129886486, e-mail : iwan.suyawan@gmail.com Dra. Vipti R. Nugraheni, M.Ed (Guru SMAN 2 Wates) No. Telp : 08121590753, e-mail : viptinugraheni@yahoo.com

Editor

Drs. Zulfikri Annas, M.Ed. (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Dr. Hamka (Pusat Kurikulum dan Perbukuan)

Deni Hadiana, M.Si. (Pusat Penilaian Pendidikan) Wenta, S.Pd. (Guru SMAN 80 Jakarta)

Layout

(2)

3 2

Kata Pengantar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 telah mengeluarkan kebijakan penataan

implementasi Kurikulum 2013 melalui Permendikbud nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Berdasarkan kebijakan tersebut implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2014/2015 semester 2 sampai dengan tahun pelajaran 2018/2019. Pada tahun pelajaran 2015/2016 jumlah SMA yang melaksanakan Kurikulum 2013 sebanyak 2.151 SMA yang tersebar di 34 provinsi dan 312 kabupaten/kota. Selanjutnya untuk tahun pelajaran 2016/2017, implementasi Kurikulum 2013 diperluas di seluruh kabupaten/ kota menjadi 3.212 SMA atau sekitar 25%. Penambahan jumlah SMA pelaksana Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 2.049 SMA.

Terhadap 2.049 SMA tersebut, pada tahun 2016 diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan Kurikulum 2013. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan bagi guru SMA dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Pelatihan Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap yaitu Pelatihan Instruktur Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota, dan Pelatihan Guru Sasaran.

Berkaitan dengan hal tersebut telah disiapkan perangkat pendukung pelatihan Kurikulum 2013 dalam bentuk modul pelatihan implementasi Kurikulum 2013 tahun 2016 SMA untuk 31 mata pelajaran dan panduan teknis pengelolaan pelatihan Kurikulum 2013. Seluruh perangkat tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara teknis tentang kebijakan dan substansi Kurikulum 2013, meningkatkan kompetensi pelaksana Kurikulum 2013, dan meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.

Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah modul pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Disadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan sangat diperlukan untuk penyempurnaan naskah pendukung pembelajaran Kurikulum 2013.

Besar harapan kami semoga naskah modul ini dapat berguna dan membantu guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui Kurikulum 2013.

Jakarta, Maret 2016 Direktur Pembinaan SMA, Drs. Purwadi Sutanto, M.Si2 NIP. 19610404 198503 1 003

(3)

5 4

Daftar Isi

Materi Pokok Pelatihan

Implementasi Kurikulum SMA

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Struktur Program 7

Alur Kegiatan dan Penyajian Materi 8

Jadwal Kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 9

I Pendahuluan 15

A. Rasional 17

B. Bahan Bacaan 20

C. Tujuan 20

D. Hasil Yang Diharapkan 20

Modul 1

Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 23

Unit 1

Analisis Dokumen 29

Unit 2

Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran 39

Unit 3

Analisis Penerapan Model Pembelajaran 53

Unit 4

Analisis Penilaian Hasil Belajar 65

Modul 2

Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Uraian Singkat Materi 77

B. Fokus Modul 88

C. Penugasan 88

D. Refleksi 88

Modul 3

Praktik Pembelajaran Dan Penilaian

A. Uraian Singkat Materi 91

B. Fokus Modul 92

C. Review Video Pembelajaran (Sesuai Mapel) 92

D. Penugasan 93

E. Refleksi 93

Modul 4

Praktik Pengolahan Dan Pelaporan Hasil Belajar

A. Uraian Singkat Materi 96

B. Fokus Modul 104

C. Penugasan 104

(4)

7 6

STRUKTUR PROGRAM

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM SMA TAHUN 2016

No Materi @ 45’Jam Narasumber/Instruktur

A. Materi Umum (16 Jam)

1 Pembelajaran Aktif 2 Instruktur

2 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman 3 Instruktur 3 Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum 2 Instruktur

4 Penguatan Literasi Dalam Pembelajaran 2 Instruktur

5 Peran Keluarga dalam Pembelajaran Siswa 2 Instruktur

6 Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan Berbasis Sekolah 2 Instruktur B. Materi Pokok (32 Jam)

1 Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 3 Instruktur

2 Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian

a. Analisis Dokumen : SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Mapel 3 Instruktur b. Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran 3 Instruktur c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran 3 Instruktur

d. Analisis Penilaian Hasil Belajar 3 Instruktur

3 Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 6 Instruktur 4 Praktik Pembelajaran dan Penilaian

a. Praktik Pembelajaran dan Penilaian 8 Instruktur

b. Review Hasil Praktik 2 Instruktur

5 Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar 4 Instruktur C. Materi Penunjang (4 Jam)

1 Tes Awal 1 Panitia

2 Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan 1 Pejabat Struktural

3 Tes Akhir 1 Panitia

4 Penutupan: Review dan Evaluasi Pelatihan 1 Koord.

(5)

9 8

ALUR PENYAJIAN MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

2013 SMA TAHUN 2016

ALUR KEGIATAN DAN PENYAJIAN MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM SMA TAHUN 2016

Jadwal Kegiatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Tahun 2016

(5 HARI : 52 JAM @ 45 MENIT)

Hari Pertama

No. Waktu Materi

1 08.00-08.45 2 08.45-09.30 3 09.30-10.15 10.15-10.30 4 10.30-11.15 Registrasi 5 11.15-12.00 Registrasi 12.00-13.30 Istirahat 6 13.30-14.15 Tes Awal 7 14.15-15.00 Pembukaan

8 15.00-15.45 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Dan Sekolah Aman 9 15.45-16.30 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Dan Sekolah Aman 10 16.30-17.15 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Dan Sekolah Aman

17.15-19.30 Istirahat

11 19.30-20.15 Kebijakan Dan Dinamika Perkembangan Kurikulum 12 20.15-21.00 Kebijakan Dan Dinamika Perkembangan Kurikulum

(6)

11 10

Hari Ketiga

No. Waktu Materi

1 08.00-08.45 Analisis Dokumen : Skl, Ki-Kd, Silabus, Dan Pedoman Mapel 2 08.45-09.30 Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

3 09.30-10.15 Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran 10.15-10.30 Istirahat

4 10.30-11.15 Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran 5 11.15-12.00 Analisis Penerapan Model Pembelajaran

12.00-13.30 Istirahat

6 13.30-14.15 Analisis Penerapan Model Pembelajaran 7 14.15-15.00 Analisis Penerapan Model Pembelajaran

15.00-15.30 Istirahat

8 15.30-16.15 Analisis Penilaian Hasil Belajar 9 16.15-17.00 Analisis Penilaian Hasil Belajar 17.00-17.45 Analisis Penilaian Hasil Belajar 10 17.45-19.30 Istirahat

11 19.30-20.15 Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) 12 20.15-21.00 Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) 13 21.00-21.45 Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Hari Kedua

No. Waktu Materi

1 08.00-08.45 Pembelajaran Aktif 2 08.45-09.30 Pembelajaran Aktif

3 09.30-10.15 Kompetensi, Materi, Pembelajaran, Dan Penilaian 10.15-10.30 Istirahat

4 10.30-11.15 Kompetensi, Materi, Pembelajaran, Dan Penilaian 5 11.15-12.00 Kompetensi, Materi, Pembelajaran, Dan Penilaian

12.00-13.30 Istirahat

6 13.30-14.15 Peran Keluarga Dalam Pembelajaran Siswa 7 14.15-15.00 Peran Keluarga Dalam Pembelajaran Siswa

15.00-15.30 Istirahat

8 15.30-16.15 Penguatan Literasi Dalam Pembelajaran 9 16.15-17.00 Penguatan Literasi Dalam Pembelajaran

10 17.00-17.45 Penyelenggaraan Pelatihan Dan Pendampingan Berbasis Sekolah 17.45-19.30 Istirahat

11 19.30-20.15 Penyelenggaraan Pelatihan Dan Pendampingan Berbasis Sekolah 12 20.15-21.00 Analisis Dokumen : Skl, Ki-Kd, Silabus, Dan Pedoman Mapel 13 21.00-21.45 Analisis Dokumen : Skl, Ki-Kd, Silabus, Dan Pedoman Mapel

(7)

13 12

Hari Keempat

No. Waktu Materi

1 08.00-08.45 Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 08.45-09.30 Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3 09.30-10.15 Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

10.15-10.30 Istirahat

4 10.30-11.15 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian 5 11.15-12.00 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian

12.00-13.30 Istirahat

6 13.30-14.15 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian 7 14.15-15.00 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian

15.00-15.30 Istirahat

8 15.30-16.15 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian 9 16.15-17.00 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian 17.00-17.45 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian 10 17.45-19.30 Istirahat

11 19.30-20.15 Praktik Pembelajaran Dan Penilaian 12 20.15-21.00 Review Hasil Praktik

13 21.00-21.45 Review Hasil Praktik

Hari Kelima

No. Waktu Materi

1 08.00-08.45 Praktik Pengolahan Dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar 2 08.45-09.30 Praktik Pengolahan Dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar 3 09.30-10.15 Praktik Pengolahan Dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar

10.15-10.30 Istirahat

(8)

15 14

Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti

Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Pendahuluan

Selamat bertemu pada Modul

Pelatihan

Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Kristen dan

Budi Pekerti

. Modul ini terdiri atas

4 (empat) seri modul yang disusun

sesuai dengan dengan konsep dan

pelaksanaannya. Masing-masing

modul terdiri atas uraian singkat

materi, fokus modul, penugasan, dan

refleksi.

Modul-modul tersebut adalah;

Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian

Modul 2: Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Modul 3: Praktik Pembelajaran dan Penilaian

(9)

17 16

Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti

Modul tersebut dapat digambarkan dalam peta modul sebagai berikut;

Gambar 1. Peta Modul

Rasional

Kurikulum 2013 mengalami beberapa perkembangan dan perbaikan sejak digulirkannya pada tahun 2013. Perbaikan kurikulum tersebut berlandaskan pada landasan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Pelaksanaan perbaikannya juga atas dasar masukan dari berbagai lapisan publik (masyarakat sipil, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia persekolahan) terhadap ide, dokumen, dan implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi dari berbagai media. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi serta masukan publik tersebut, terdapat beberapa masukan umum, antara lain adanya pemahaman yang kurang tepat oleh masyarakat yang diakibatkan oleh format penyajian dan nomenklatur dalam Kurikulum 2013: (1) Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2

yang dianggap kurang logis dikaitkan dengan karakteristik mata pelaajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD dalam silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun urutannya); (3) belum ada pernyataan eksplisit dalam dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih melek teknologi; (4) format penilaian dianggap terlalu rumit dan perlu penyederhanaan; (5) penegasan kembali pengertian pembelajaran saintifik yang bukan satu-satunya pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6) penyelerasan dan perbaikan teknis buku teks pelajaran agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar selaras antara ide, desain, dokumen, dan pelaksanaannya. Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran, penilaian, dan buku teks.

Perbaikan tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan prinsip perbaikan kurikulum sebagai berikut.

1. Keselarasan (Alignment)

Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata Pelajaran, Buku Teks Pelajaran, Pembelajaran, dan Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari aspek kompetensi dan lingkup materi.

2. Mudah Dipelajari (Learnable)

Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan dalam KD mudah dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis dan aspek pedagogis.

3. Mudah Diajarkan (Teachable)

Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan pada KD mudah diajarkan oleh guru sesuai dengan gaya belajar peserta didik,

karakteristik mata pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber belajar yang ada di lingkungan.

4. Terukur (Measurable)

Kompetensi dan materi yang diajarkan terukur melalui indikator yang mudah dirumuskan dan layak dilaksanakan.

(10)

19 18

Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti

Memperhatikan perkembangan perbaikan Kurikulum di atas, maka diperlukan beberapa contoh praktis yang dibutuhkan guru untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan tepat yang berkaitan dengan pembelajaran dan penilaian, serta unsur penunjang lainnya,

Untuk membantu guru dalam

mengimplementasikan Kurikulum

2013 tersebut, maka Direktorat

Pembinaan SMA menyusun Modul

Pelatihan Guru yang berisi petunjuk

atau panduan, contoh praktis untuk

setiap mata pelajaran serta uraian

tugas yang harus dikerjakan oleh

peserta pelatihan. Modul tersebut

disusun dalam 4 (empat) seri yang

saling terkait dengan harapan

dapat membantu Anda dalam

mengembangkan rencana dan

pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan tuntutan Kurikulum 2013.

Kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta setelah mengikuti pelatihan ini adalah sebagai berikut:

(11)

21 20

Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti

Agar penggunaan modul ini dapat mencapai keberhasilan dengan baik, terlebih dahulu baca dan ikutilah beberapa petunjuk ini. Pertama, persiapkan alat tulis dan kertas untuk mengerjakan tugas-tugas. Kedua, waktu Anda untuk mengerjakan keseluruhan modul ini adalah 32 (tiga puluh dua) jam pelajaran,@45 (empat puluh lima) menit. Dengan demikian gunakanlah dengan waktu dengan sebaik mungkin. Ketiga, kerjakanlah semua latihan dan tugas dengan kreatif dan inovatif serta diskusikan dengan teman guru atau anggota kelompok. Terakhir, aktif bertanya dan mempertanyakan tentang hal-hal yang belum dipahami dari modul ini.

Selamat mengikuti pelatihan,

semoga sukses merubah

pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen dan Budi Pekerti menjadi

lebih menyenangkan dan

mencapai tujuan.

Bahan Bacaan

Untuk lebih memahami modul ini, Anda sangat dianjurkan untuk membaca Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013, serta lampiran-lampirannya antara lain KI, KD, Silabus, dan Pedoman Mata Pelajaran. Selain itu Anda dianjurkan juga untuk memahami buku teks Matematika dan naskah-naskah yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, antara lain sebagai berikut.

1. Hand Out Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

2. Panduan Penyusunan RPP

3. Silabus Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

4. Pedoman Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

5. Model-Model Pembelajaran

6. Panduan Muatan Lokal

7. Panduan Penilaian

Tujuan

Modul Pelatihan ini bertujuan untuk:

1. Mengembangkan kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran dan penilaian dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013.

2. Mengembangkan keterampilan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.

3. Meningkatkan praktik pembelajaran pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di kelas.

Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah:

1. Meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi

Pekerti berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013.

2. Meningkatnya keterampilan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.

3. Meningkatnya ketrampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di kelas.

C.

D.

B.

(12)

23 22

Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, Dan Penilaian Modul Pelatihan: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti

Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian

Fokus Modul

Modul ini terdiri atas 4 (empat) unit yang masing-masing membahas materi yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri atas:

1. Unit 1: Analisis Dokumen:

SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Mapel

Bagian ini membahas tentang analisis keterkaitan SKL, KI-KD, dan Silabus kaitannya dengan penentuan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan materi pokok sebagai bahan pembelajaran dan penilaian dalam rangka pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Unit 1 ini merupakan uraian awal untuk membahas unit-unit berikutnya.

2. Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

Membahas tentang langkah-langkah penjabaran materi pembelajaran berdasarkan hasil anlisis dalam Unit 1, sehingga Anda dapat

menganalisis merancang materi pembelajaran sesuai dengan materi pokok (dalam KD). Selain itu dalam bagian ini dibahas tentang bagaimana Anda dapat mengembangkan materi yang berkaitan dengan muatan lokal, materi yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan, serta materi-materi yang dapat mendorong peserta didik untuk memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS). Dalam unit ini juga dibahas tentang analisis materi dalam buku teks, sehingga Anda dapat memilih atau memilah materi-materi mana yang merupakan materi esensial, materi untuk pengayaan, atau materi yang berkaitan dengan muatan lokal atau HOTS (jika ada). Hasil analisis materi disusun menjadi bahan ajar sebagai lampiran RPP.

3. Unit 3: Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Membahas tentang karakteristik dan prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 serta penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dibahas juga tentang pemilihan model yang cocok dengan karakteristik KD atau materi pembelajaran serta contoh kegiatan pembelajarannya.

4. Unit 4: Analisis Penilaian Hasil Belajar

Bagian ini membahas tentang proses penilaian mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan analisis hasil belajar peserta didik. Analisis hasil belajar peserta didik pada bagian ini bertujuan untuk memperbaiki kompetensi peserta didik dalam suatu pembelajaran, sehingga guru dapat menyusun program remedial atau pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

Pada setiap unit juga diberikan contoh yang memungkinkan Anda dapat menganalisis dan menerapkan hasil analisis tersebut dalam menyusun rencana dan pelaksanaan pembelajaran. Pada akhir setiap unit Anda mengerjakan tugas berdasarkan Lembar Kerja dan memberikan tanggapan atau refleksi tentang pemahaman dan pengalaman yang diperoleh dalam setiap kegiatan.

(13)

25 24

Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, Dan Penilaian Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, Dan Penilaian

(14)

27 26

Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, Dan Penilaian Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, Dan Penilaian

(15)

29 28

Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, Dan Penilaian

Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (Skl), Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar (Ki-Kd), Silabus, dan Pedoman Mata Pelajaran

Uraian Singkat Materi

1. Keterkaitan antara SKL, KI-KD, Pembelajaran, dan Silabus

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Dalam setiap rumusan KD terdapat unsur kemampuan berpikir dan bertindak yang dinyatakan dalam kata kerja dan materi.

Contoh;

KD 3.2. Memahami makna nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan;

KD 4.2. Menerapkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan melalui berbagai aktivitas.

KD 1.2. Menghayati nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial;

KD 2.2. Meneladani Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial;

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

• Standar Kompetensi Lulusan adalah muara utama pencapaian semua mata pelajaran pada satuan pendidikan/ jenjang pendidikan tertentu

• Kompetensi Inti adalah muara kompetensi kelas pencapaian semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi yang ditetapkan dalam Kompetensi Inti atau kelas tertentu

• Kompetensi Dasar (KD); merupakan tingkat kemampuan suatu pokok bahasan pada suatu mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.

(16)

31 30

Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran

2. Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi

Pembelajaran

Pengembangan indikator dan materi

pembelajaran merupakan 2 (dua) kemampuan yang harus dikuasai seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan melaksanakan pembelajaran. Melalui pemahaman guru terhadap keterkaitan SKL, KI dan KD dapat membantu guru dalam mengembangkan IPK.

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dapat diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan keterampilan kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran lain, karena tidak

hanya mengajarkan teori atau konsep Kristiani, melainkan memberikan pembelajaran langsung tentang sikap spiritual dan sosial yang sesuai dengan ajaran Kristen.

Untuk melakukan analisis kompetensi dan mengembangkan IPK disarankan agar Anda memperhatikan karakteristik mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti tersebut di atas, serta mempelajari Pedoman Mata Pelajaran dan Silabus Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti terbaru.

Gambar 4 dibawah ini menggambarkan rangkaian kegiatan dalam analisis kompetensi untuk menjabarkan IPK dan materi dari suatu KD, baik untuk KD-KI 3 maupun KD-KI 4.

Gambar 4. Rangkaian Kegiatan Analisis Kompetensi

Analisis kompetensi dan pengembangan IPK dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Kutip pasangan Kompetensi Dasar (KD), misalnya untuk Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti kelas X;

KD 3.2. Memahami makna nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan. KD 4.2. Menerapkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan melalui berbagai aktivitas. KD 1.2. Menghayati nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial. KD 2.2. Meneladani Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial;

Pencapaian kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam skema gambar 1.

a. Kompetensi Inti (KI-1 dan KI-2) memberikan arah tingkat kompetensi spiritual dan sosial yang diajarkan dan diteladankan untuk dimiliki oleh peserta didik.

b. Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.

c. Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara penilaian yang diperlukan melalui pembelajaran langsung.

d. Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan

memperoleh pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan spiritual yang relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-2 dan KI-1.

e. Rangkaian dari KI-KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali untuk tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun dalam Silabus.

(17)

33 32

Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran

2. Pisahkan kemampuan berpikir yang dinyatakan dengan kata kerja dengan materi, seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Pemisahan Kemampuan Berpikir dengan Materi

KD Kemampuan berpikir/kata kerja Materi

3.2. Memahami Makna nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan

keadilan dalam kehidupan

4.2. Menerapkan nilai-nilai Kristiani: kesetiaan, kasih dan keadilan melalui berbagai aktivitas.

1.2. Menghayati nilai-nilai Kristiani: kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial

2.2. Meneladani Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani:

kesetiaan, kasih dan keadilan dalamkehidupan sosial

3. Perhatikan kemampuan berpikir yang terdapat dalam kata kerja pada KD-KI 3 maupun KD-KD 4, ada kemungkinan kemampuan berpikir tersebut tersebut membutuhkan kemampuan berpikir awal sebagai prasyarat yang harus dikusai peserta didik sebelumnya, baik yang di SMA maupun di SMP.

Contohnya :

Dalam KD 3.2. sebelumnya peserta didik harus memiliki kompetensi awal antara lain mendefinisikan arti kata setia, kasih dan adil berdasarkan infomasi dari berbagai sumber dan peserta didik dapat membedakan antara setia dan tidak setia, kasih dan tidak kasih, adil dan tidak adil, serta dapat menunjukkan contoh atau bentuk kesetiaan, kasih dan keadilan. Kata kerja ‘mendefinisi, membedakan dan mengelompokkan’ menjadi penanda untuk tercapainya kata kerja yang pertama ‘memahami’.

Dalam KD 4.2. peserta didik harus memiliki kompetensi awal mengenal, mengidentifikasi dan menemukan cara mewujudkan nilai-nilai Kristiani melalui berbagai aktivitas serta melakukan cara-cara tersebut dalam semua aktivitasnya. Kata kerja ‘mengenal, mengidentifikasi, menemukan cara-cara dan melakukan’ menjadi penanda untuk tercapainya kata kerja ‘menerapkan’. Untuk KD 1.2. mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, peserta didik harus memiliki kompetensi awal antara lain mengenal, mengetahui, memahami dan melakukan nilai-nilai Kristiani berdasarkan pembelajaran berdasarkan KD 3.2. dan KD 4.2. Kata kerja ‘mengenal, mengetahui, memahami dan melakukan’ menjadi penanda untuk tercapainya kata kerja ‘menghayati’.

Untuk KD 2.2. peserta didik harus memiliki kompetensi awal antara lain menemukan cara Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani berdasarkan pembelajaran dan pengalaman belajar sesuai KD 3.2. dan KD 4.2. Selain itu peserta didik terlebih dahulu harus memiliki kompetensi melakukan dan mencontohkan cara Yesus mewujudkan nilai-nilai Kristiani. Kata kerja ‘menemukan, melakukan dan mencontohkan’ menjadi penanda untuk tercapainya kata kerja ‘meneladankan’.

Selain itu perlu diperhatikan juga apakah kemampuan berpikir tersebut merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills (LOTS)) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah kemampuan kognitif (berpikir) tingkat tinggi yang dalam taksonomi tujuan pendidikan ranah kognitif terdiri atas kemampuan analisis, evaluasi, dan mencipta. Setiap jenjang HOTS memiliki kemampuan yang berbeda sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 2. Jenjang HOTS

Jenjang HOTS

Kemampuan Kata Kerja

Analisis Mengelompokkan dalam bagian-bagian penting dari sebuah sumber informasi/benda yang diamati/ fenomena sosial-alam-budaya

• mediferensiasi kelompok informasi

• memilih informasi berdasarkan kelompok

• menentukan fokus penting suatu informasi

Menentukan keterkaitan antar komponen • mengorganisasi keterkaitan antar kelompok /menyusun

• menemukan koherensi antar kelompok

• membuat struktur (baru) untuk kelompok informasi

Menemukan pikiran pokok/bias /nilai penulis atau pemberi informasi

• memberi label untuk kelompok yang dikembangkan

• menemukan bias penulis/pemberi informasi

Evaluasi Menentukan kesesuaian antara masalah, uraian dan kesimpulan/proporsi suatu bentuk/proporsi suatu penyajian

• mencek kesinambungan

• mendeteksi unsur yang sama

• memonitoring kegiatan

• mentes/menguji Menentukan kesesuaian metoda/ prosedur/

tehnik/rumus/prinsip dengan masalah

• mengeritik kelebihan dan kelemahan informasi atau bagiannya

• memberikan penilaian berdasarkan kriteria

Mencipta Mengembangkan hipotesis • mengembangkan

Merencanakan penelitian/proyek/ kegiatan/ ciptaan

• merencanakan

• mendesain mengembangkan produk baru • menghasilkan

• mekonstruksi

• merekonstruksi

Higher Order Thinking Skills (HOTS) digunakan dalam rumusan kompetensi dalam SKL dan Standar Isi. Di SMA, kompetensi yang tercantum dianalisis dan evaluasi sebagai kemampuan minimal HOTS. Dalam RPP, guru dapat mengembangkan HOTS yang terdapat pada setiap KD sampai tingkat tertinggi yaitu mencipta.

Dalam menganalisis KD, terutama dalam memecahkan suatu rumusan aspek kompetensi KD, guru dapat menggunakan kemampuan yang tercantum pada kolom 2 tabel di atas, dan kata kerja yang terdapat pada kolom kanan untuk merumuskan IPK.

(18)

35 34

Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran

IPK untuk KD 4.2. adalah :

4.2.1 Mengenal cara mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan

4.2.2 Mengidentifikasi cara mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan, dengan cara yang benar seperti yang diajarkan Yesus.

4.2.3 Menemukan cara yang benar dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan social

4.2.4 Melakukan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dengan cara yang benar seperti yang diteladankan Yesus

IPK untuk KD 1.2. adalah :

3.2.1 Mengenal nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan

3.2.2 Mengetahui nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan

3.2.3 Memahami nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan

3.2.4 Melakukan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan

IPK untuk KD 2.2. adalah :

2.2.1 Menemukan cara Yesus mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan

2.2.2 Melakukan cara mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial

2.2.3 Mencontohkan cara Yesus mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial

Penugasan

Coba Anda kutip pasangan KD-KD pada KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4, lalu analisis dengan menggunakan contoh seperti di atas. Kerjakan berpasangan bersama rekan anda!

3.1.1. Menganalisis berbagai pelanggaran HAM di Indonesia yang merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Indikator :

3.1.1.1. Menentukan fokus penting dalam pelanggaran HAM yang terjadi dalam salah satu kasus.

3.1.1.2. Menemukan koherensi antara konteks masyarakat sosial setempat dengan tindakan pelanggaran HAM

4. Untuk selanjutnya, dari uraian materi (dalam KD) terdapat beberapa istilah atau materi dasar (esensial) yang harus dipahami dan dikuasai oleh peserta didik, yaitu makna, kesetiaan, kasih dan keadilan.

5. Dari kedua penjelasan diatas, dapat dibuat tabel seperti pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Tahapan Kemampuan Berpikir dan Materi

Kemampuan Berpikir Kemampuan Berpikir

Jembatan

Materi

3.2. Memahami 1. Mendefinisikan

2. Membedakan 3. Mengelompokkan

makna nilai-nilai Kristiani: kesetiaan kasih keadilan 4.2. Menerapkan 1. Mengenal 2. Mengidentifikasi 3. Menemukan 4. Melakukan

cara mewujudkan nilai-nilai Kristiani 1.2. Menghayati 1. Mengenal 2. Mengetahui 3. Memahami 4. Melakukan nilai-nilaiKristiani kesetiaan, kasih, dan keadilan 2.2. Meneladani 1. Menemukan 2. Melakukan 3. Mencontohkan

cara Yesus mewujudkan kesetiaan,kasih dankeadilan

6. Dari Tabel 3 diatas dapat disusun IPK sebagai berikut. IPK untuk KD 3.2 adalah :

3.2.1 Mendefinisikan arti kata setia, kasih dan adil

3.2.2 Membedakan setia dan tidak setia, kasih dan tidak kasih, adil dan tidak adil

3.2.3 Mengelompokkan contoh kesetiaan, kasih dan keadilan

3.2.4 Memahami makna nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan

(19)

37 36

Modul 1: Analisis Kompetensi, Pembelajaran, Dan Penilaian Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran

Refleksi

1. Peserta

a. Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan pola pikir dalam memahami dan menganalisis keterkaitan antara SKL, KI-KD, materi, pembelajaran, dan Silabus.

b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.

c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang diperoleh dari modul dalam mengembangkan IPK dan menerapkannya dalam merancang kegiatan pembelajaran.

2. Instruktur

a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.

b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengembangkan IPK dan menerapkannya dalam merancang kegiatan pembelajaran.

(20)

39 38

Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran

Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

Uraian Singkat Materi

1. Pengembangan Materi Pembelajaran

Setelah merinci aspek kemampuan berpikir pada KD-1, KD-2, KD-3 dan KD-4, maka Anda harus mengembangkan materi pokok yang terurai dalam IPK yang telah ditentukan pada Unit 1. Contoh :

Materi pembelajaran dikembangkan dari materi pokok yang dapat dijabarkan dari Kompetensi Dasar pada KI 1, 2, 3, dan 4, sehingga untuk contoh pada unit 1 (satu) materi pokoknya adalah :

a. Pengertian nilai-nilai Kristiani

b. Pengertian kesetiaan, kasih dan keadilan

c. Cara Yesus mewujudkan kesetiaan, kasih dan keadilan

d. Cara meneladani Yesus mewujudkan kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial

Pengembangan materi pembelajaran secara rinci disesuaikan dengan karakterististik kompetensi atau kemampuan berpikir yang diharapkan dikuasai peserta didik. Oleh sebab itu, maka guru perlu memperhatikan “bahan dasar” atau kompetensi awal sebagai tahapan berpikir yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya, baik di SMA maupun di SMP.

Selain itu dalam menentukan materi pembelajaran Anda diharapkan memperhatikan konten materi mana yang berupa pengetahuan tentang fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif dan keempatnya tidak menunjukkan urutan hirarki.

Contoh: (diambil dari kelas XI semester ganjil).

3.1. Menganalisis berbagai pelanggaran HAM di Indonesia yang merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia.

4.1 Menerapkan sikap dan perilaku yang menghargai HAM.

Materi Pelajaran : Berbagai tindakan pelanggaran HAM dalam hubungannya dengan nilai keadilan dalam kehidupan sosial.

Materi Terkait Pengetahuan Tentang… Contoh Materi

Fakta Banyaknya pelanggaran HAM, seperti tindakan

kekerasan yang dilakukan oleh anak dibawah umur.

Konsep Menurut ajaran dalam Pendidikan Agama Kristen,

pendidikan di dalam keluarga akan mempengaruhi terbentuknya kepribadian, karakter dan perilaku seorang anak. Oleh karena itu keluarga wajib memberikan pendidikan yang benar sesuai dengan ajaran Alkitab.

(21)

41 40

Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

terutama dan yang pertama.

Dan hukum yang kedua yang

sama dengan itu, ialah: Kasihilah

sesamamu manusia seperti dirimu

sendiri. Pada kedua hukum inilah

tergantung seluruh hukum Taurat

dan kitab para nabi.

Yang pertama adalah kasih kepada Allah (religiusitas), yang kedua adalah kasih kepada sesama sebagai refleksi kasih kepada Allah. Sikap kasih dan tindakan kasih disebut dengan nilai-nilai (values) dan merupakan standard yang ditetapkan Allah sendiri dalam firman-Nya, bukan standard yang ditetapkan oleh manusia. Dalam modul ini materi pembelajaran tentang nilai-nilai akan difokuskan pada nilai :

1. Kesetiaan (Faithfulness)

2. Kasih (Love)

3. Keadilan(Justice)

b. Pengertian kesetiaan, kasih dan keadilan 1. Kesetiaan

Kesetiaan dalam ajaran Kristen didasarkan pada kesetiaan yang dalam bahasa Yunani, pistis, yaitu sifat Allah. “Aku sekali-kali tidak akan

membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibrani 13:5b). Kesetiaan dalam perkara kecil adalah ujian karakter yang dipercaya dapat membangun kesetiaan dalam perkara yang lebih besar, seperti yang disebutkan dalam perumpamaan tentang talenta (Matius 25: 14-30).

Alkitab mencatat banyak tokoh yang membuktikan kesetiaannya kepada Allah. Abram adalah seorang yang kaya di Ur-Kasdim, tinggal ditengah-tengah masyarakat penyembah berhala. Tetapi, Allah memanggil Abram agar meninggalkan negeri kelahirannya (baca Kejadian 12:1-9). Dengan iman, dia menaati perintah Allah. Allah memimpin Abram ke Kanaan dan berjanji akan memberkati, menjadikan keturunan Abram sebuah bangsa yang besar dan memasyurkan namanya. Dan Allah mengubah nama Abram menjadi Abraham. Abraham telah melewati ujian iman yang sulit, ketika dia menaati perintah Allah untuk mempersembahkan anaknya Ishak sebagai korban persembahan kepada Allah (baca Kejadian 22:1-9). Kesetiaan Abraham tidak pernah terlepas dari pembuktian imannya

Prosedur Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :

a. Memberikan pengetahuan tentang makna keadilan bagi peserta didik

b. Memberikan pemahaman Kristiani tentang pentingnya pendidikan di dalam keluarga untuk membangun karakter berkeadilan

c. Menghubungkan pemahaman Kristiani tentang keadilan dengan fakta adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak dibawah umur.

Metakognitif Mambuat laporan hasil analisis tentang tindakan

kekerasan yang dilakukan oleh anak dibawah umur

Pengembangan materi juga perlu memperhatikan buku teks wajib dan sumber lain, sehingga guru dapat menjabarkan materi-materi yang merupakan materi esensial (dasar) yang harus dikuasai peserta didik dan materi pengembangan atau materi terapan sebagai bahan pengayaan untuk menambah wawasan. Selain itu, jika memungkinkan guru dapat mengembangkan materi yang berkaitan dengan muatan lokal baik materi kekinian/lingkungan, materi interdisipliner, atau materi transdisipliner, atau materi yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan.

Materi hasil pengembangan yang merupakan bahan ajar (tulis atau berbasis TIK) akan menjadi lampiran di RPP.

Berikut adalah contoh pengembangan materi berdasarkan materi pokok dari pasangan KD-KD pada KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 :

a. Pengertian nilai-nilai Kristiani

Kata ‘nilai’ yang dimaksud dalam modul ini bukanlah nilai dalam bentuk angka atau harga suatu benda, melainkan apa yang dianut oleh seseorang atau sekelompok masyarakat dan dapat dijadikan landasan, alasan atau motivasi bahkan prinsip hidup. Nilai yang dianut tersebut merupakan landasan untuk berperilaku atau bertindak. Semua orang sebenarnya memiliki nilai-nilai yang digunakan untuk menilai-nilai atau menentukan apakah suatu perilaku atau tindakan dapat dikatakan baik atau buruk. Nilai-nilai yang dimiliki biasanya telah terbentuk sejak kecil, yang diperoleh melalui hubungan dengan orang-orang disekitarnya mulai dari dalam keluarga, sahabat, sampai dengan lingkungan masyarakat.

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah

Tuhan, Allahmu dengan segenap

hatimu dan dengan segenap jiwamu

dan dengan segenap akal budimu.

(22)

43 42

Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

(Yohanes 15:13). Kasih adalah kekuatan dari dalam yang mendorong untuk melakukan suatu tindakan yang mendatangkan kegembiraan dalam hal pribadi, untuk melakukan pengorbanan diri demi kebaikan orang yang dikasihi, atau sebuah kekuatan yang tulus.

Dalam kitab Galatia Paulus menggunakan kata ‘agape’ untuk digunakan menggambarkan kasih yang akrab dan kesukaan untuk melakukan hal-hal yang menggembirakan. Agape menggambarkan kasih Allah kepada manusia. Kasih harus diwujudkan dalam perbuatan praktis kepada mereka yang membutuhkannya. Kasih bukan sekedar sebuah kebajikan yang dangkal karena menuntut tanggapan yang mendasar dari hati seseorang terhadap kasih Allah yang telah mendahuluinya (1 Korintus 13, Yohanes 4:49, Galatia 5:22). Bentuk khas dari kasih agape adalah :

a. Kasih dalam persekutuan orang percaya (Yoh. 15:12,17, Gal. 6:10)

b. Kasih dalam kehidupan bersama disekitar (Kisah 1:8, 10:45)

c. Kasih yang menanggung penganiayaan dengan sabar (1 Petrus 2:25)

Alkitab, dalam kitab Yohanes 13: 35 berkata: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”. Apapun yang kita lakukan untuk memberikan kesaksian tentang Tuhan Yesus, tanpa kasih semua itu tidak ada artinya. Allah adalah kasih dan Ia telah mengasihi kita. Karena itu, orang yang mengenal Allah haruslah mengasihi (1 Yoh 4:8,11). Kasih itu berasal dari Allah (1 Yoh 4:7) dan seseorang memiliki kapasitas mengasihi karena Allah terlebih dulu mengasihinya (1 Yoh 4:19). Mengasihi adalah salah satu tanda bahwa ia lahir dari Allah dan mengenal Allah. Sebaliknya, barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya menunjukkan bahwa ia tidak mengasihi Allah dan tidak mempunyai hidup kekal (1 Yoh 4:20). Ada tiga alasan mengapa orang Kristen mengasihi orang lain, yaitu :

a. Meneladani kasih Allah (Matius 5:44-45, Efesus 5:2, 1 Yohanes 4:11)

b. Kristus mati untuk semua orang (Roma 14:15, 1 Korintus 8:11)

c. Mencerminkan Kristus dalam dirinya (Matius 25:40). Esensi dari kasih adalah pengorbanan diri yang didasarkan pada pengorbanan diri Kristus di atas kayu salib. Kita tahu arti kasih karena Kristus sudah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita (1 Yoh. 3:16). Orang yang memiliki kasih seperti ini menunjukkan bahwa ia memiliki hidup kekal.

Nilai kasih menuntut pengorbanan

bahkan pengorbanan diri demi

memenuhi tuntutan hukum Allah

yang terealisasi dalam mengasihi

Demikian juga dengan Ayub. Meskipun harus kehilangan seluruh harta,

anak-anaknya bahkan isterinya sendiri meninggalkannya, namun Ayub tetap mempertahankan imannya kepada Allah. Ia menjalani semua cobaan dengan kesetiaan yang tak tergoyahkan.

Hudson Taylor, seorang misionaris perintis ke Cina, mengatakan bahwa perkataan Yesus dalam Markus 11:22, “Percayalah kepada Allah!” dapat diterjemahkan menjadi, “Bersandarlah pada kesetiaan Allah.” D. Martyn Lloyd-Jones, seorang mantan pendeta Westminster Chapel di London, berkata:

“Iman berarti bersandar pada

kesetiaan Allah dan selama Anda

melakukannya, Anda tidak akan

salah. Iman tidak memandang

berbagai kesulitan yang ada

atau siapakah yang sedang

mempraktikkannya, melainkan hanya

memandang pada Allah, hanya

berkepentingan dengan Allah, sebab

kekuatan iman seseorang senantiasa

diukur dari tingkat pengenalannya

tentang Allah”.

Dalam kehidupan Kristiani, nilai-nilai kesetiaan melahirkan sikap dan tindakan yang mempertahankan kebenaran, menjalankan komitmen, tidak berkhianat dan menjalankan perintah Allah dalam bentuk apapun.

2. Kasih

Kasih adalah ciri kehidupan Kristen. Kasih yang dimaksudkan adalah kasih agape yang dinyatakan dengan kesediaan untuk menerima orang lain apapun keadaannya, mengampuni tanpa batas, memberikan diri/ hidup bagi kehidupan orang lain dan berbagi dengan sesama yang

(23)

45 44

Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

3. melakukan perintah Bapa di surga sekalipun harus mengorbankan diri-Nya sendiri. (Penderitaan dan pengorbanan di kayu salib)

4. melakukan semua ajaran-Nya dalam seluruh kehidupan dan pelayanan-Nya. (merendahkan diri, mengosongkan diri bahkan sampai mati di kayu salib)

Tuhan Yesus mewujudkan nilai kasih dengan cara :

1. memberikan diri-Nya menjadi korban untuk menebus dosa isi dunia (Yohanes 3:16).

2. menyembuhkan banyak orang sakit, membangkitkan orang mati dan mengadakan mujizat bagi orang banyak (Matius 8:1-17).

3. mengajarkan cara berdoa, cara beribadah dan cara hidup yang dikehendak oleh Bapa melalui khotbah, perumpamaan dan mujizat (Matius 6:5-13).

4. mendoakan murid-murid dan orang percaya (Yohanes 17:20)

Tuhan Yesus menunjukkan nilai keadilan dengan cara : 1. menyatakan kebenaran (Yohanes 14:6)

2. menunjukkan kesalahan (Matius 21:32)

3. mengampuni dosa (Matius 6:14-15)

4. memberikan keselamatan (Lukas 1:77)

5. memberikan Roh Kudus sebagai Penolong yang lain setelah kenaikan-Nya ke surga (Kisah Para Rasul 1:8)

d. Cara meneladani Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan dalam kehidupan sosial

Meneladani Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan, memang bukan hal yang mudah. Tetapi justru itu yang dikehendaki-Nya. Meneladani Yesus berarti melakukan seperti yang telah dilakukan Yesus, yang ditujukan baik kepada Allah, kepada diri sendiri dan kepada sesama serta alam semesta. Seseorang dapat dikatakan telah memiliki dan memenuhi nilai-nilai Kristiani : kesetiaan, kasih dan keadilan, apabila ia telah merendahkan diri untuk melakukan dengan mencontohi Yesus. Jika seseorang tidak dapat mengampuni orang yang bersalah kepadanya, bisa dikatakan bahwa sesungguhnya ia belum mau menerima pengampunan yang diberikan oleh Yesus. Jika seseorang belum dapat memberikan apa yang menjadi hak orang lain, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya ia belum berlaku adil, dan masih banyak contoh yang lain.

Allah, mengasihi diri sendiri dan

mengasihi sesama seperti diri

sendiri, serta memelihara alam

semesta dengan bertanggung jawab

kepada Allah.

3. Keadilan

Keadilan adalah sifat Allah. Nilai keadilan dalam ajaran Kristen

dihubungkan dengan sifat Allah yang adalah adil. Allah adil: Ia menopang seluruh tatanan kehidupan alam semesta dan bertindak adil terhadap umat manusia sesuai hukum yang telah ditetapkan-Nya. Tekad Allah untuk menghukum orang berdosa dengan maut bersumber pada keadilan-Nya (Roma 6:23); Ia marah terhadap dosa karena Ia mengasihi manusia. Keadilan Allah tidak bertentangan dengan kasih-Nya. Ia menghukum orang berdosa tetapi Ia juga merelakan Anak Tunggal-Nya untuk menjadi korban penebusan bagi manusia berdosa.

Dalam kehidupan manusia, keadilan terealisasi pada perilaku

seseorang terhadap dirinya dan terhadap sesama. Dalam Alkitab, Musa membicarakan keadilan dihubungkan dengan neraca-neraca dan batu-batu timbangan yang betul (Imamat 19:36) atau utuh dan tepat (Ulangan 25:15), dalam Bahasa Ibrani menggunakan kata tsedeq. Musa menuntut para hakim Israel menghakimi dengan pengadilan yang adil (Ulangan 16: 18, 20).

Dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen menerjemahkan nilai-nilai keadilan ini dalam perilaku dan perlakuan terhadap diri sendiri dan sesama. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepadamereka. itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 7:12).

c. Cara Yesus mewujudkan kesetiaan, kasih dan keadilan

Yesus tidak hanya mengajarkan kesetiaan, kasih dan keadilan. Ia telah melakukannya dan karya-Nya menjadi standar bagi perwujudan nilai-nilai kesetiaan, kasih dan keadilan yang harus dilakukan juga oleh orang Kristen.

Yesus mewujudkan nilai kesetiaan dengan cara :

1. menerima siapa saja yang datang kepada-Nya dalam keadaan apapun. (Ia makan di rumah Zakheus, berbicara dengan Nikodemus, menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan, dll)

(24)

47 46

Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

3. Analisis materi dalam buku teks pelajaran (dan buku sumber lain

yang relevan)

Analisis materi dalam buku teks dan atau buku/sumber lain dapat digambarkan sebagai bagan berikut.

Gambar 6. Proses Analisis Buku Teks

Materi yang tertuang didalam buku teks atau buku pegangan guru merupakan materi contoh berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan. Anda dapat membuat atau memberikan contoh serupa yang tidak sama dengan buku, tetapi masih mengacu kepada tuntutan kompetensi tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.

Anda disarankan untuk menganalisis materi dalam buku teks terkait dengan materi reguler atau materi esensial, materi untuk remedial, dan materi untuk pengayaan, serta mengidentifikasi materi yang memuat pemgetahuan tentang fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Selain itu Anda juga disarankan untuk mengidentifikasi materi yang berkaitan dengan muatan lokal/lingkungan, serta materi yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Muatan Lokal disampaikan untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk:

a. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya; dan

b. melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Muatan lokal yang disampaikan dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik KD-KI 3 dan/atau KD-KI 4 serta materi pembelajaran yang dikaitkan dengan materi kekinian/lingkungan, materi interdisipliner, dan materi transdisipliner.

• Materi kekinian/lingkungan, adalah materi yang sedang menjadi topik pembicaraan atau berkaitan dengan lingkungan sekitardan relevan dengan kompetensi atau materi pokok sesuai mata pelajaran dapat diajarkan.

• Materi interdisipliner, adalah materi dalam suatu mata pelajaran yang memiliki konsep atau prinsip terkait dengan kompetensi/materi mata pelajaran lain.

• Materi transdisipliner,adalah materi dalam suatu mata pelajaran yang memiliki konsep atau

2. Keterkaitan antara aspek sumber-sumber belajar dan alat-alat yang

dipergunakan

Keterkaitan antara sumber belajar dan alat/media yang digunakan dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Keterkaitan antara sumber belajar dan alat/media yang digunakan dalam pembelajaran

Kompetensi Dasar dari KI 3 dan KD-KI 4 dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran secara langsung. Dari KD-KI 3 dijabarkan materi sebagai bahan pembelajaran yang memerlukan sumber belajar, baik berupa buku teks, buku lain yang relevan, internet, atau alam. Untuk memahami materi tersebut ada kemungkinan peserta didik memerlukan alat/ media, sehingga guru harus memperhatikan hal ini agar pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn materi pembelajaran langsung dijabarkan juga dari KD-KI 1 dan KD-KI 2. Untuk selanjutnya kompetensi pengetahuan yang diperoleh dari KD-KI 3 diterapkan untuk mencapai kompetensi keterampilan dalam KD-KI 4.

Sumber belajar dapat berupa media cetak (buku, modul, majalah, koran, dll), media

elektronik (tv, radio, internet, dll), tempat, atau alam. Menentukan sumber belajar disesuaikan dengan kompetensi dasar atau materi pembelajaran.

Sebagai contoh, untuk KD 1.2., KD 2.2., KD 3.2. dan KD 4.2., sumber belajar utamanya adalah Alkitab, buku teks Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014, ditambah dengan buku lain yang relevan seperti Alkitab Studi, Ensiklopedi Alkitab Jilid I dan II, Kamus Alkitab. Buku sumber ini juga disesuaikan dengan buku yang menjadi referensi guru atau yang tersedia di perpustakaan sekolah.

Alat belajar harus disesuaikan dengan materi pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan, misal pada kegiatan pembelajaran untuk KD tersebut Anda dapat menggunakan lembar peraga, ppt, atau lembar kerja.

(25)

49 48

Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

Prosedur 1.Memberi pemahaman yang benar tentang kasih, kesetiaan dan keadilan. 2. Menjelaskan hukum kasih yang harus dipenuhi dalam keKristenan 3. Mendaftarkan contoh cara melakukan kasih 4. Melakukan proyek kasih dalam hidup sehari-hari Pengayaan : wawancara kepada beberapa orang untuk mendapatkan informasi : pendapat masyarakat tentang tindakan kekerasan yang dilakukan orangtua terhadap anaknya sendiri X X

Metakognitif Membuat laporan hasil analisis tentang tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orangtua dan laporan tentang proyek kasih Pengayaan : Menghubungkan hasil analisis, pandangan masyarakat dan konsep Kristiani X X Catatan;

Seandainya hasil analisis tidak ada materi yang berkaitan dengan kolom-kolom tesebut di atas, maka kolom tersebut diberi tanda “X” .

Penugasan

1. Untuk lebih memahami tentang pengembangan materi pembelajaran dari IPK yang telah ditentukan di penugasan pada Unit 1, coba Anda isi kolom pada tabel berikut.

KD IPK Materi Pokok atau

materi dalam Silabus

Kegiatan Pembelajaran 1.….(KD-KI-1) 2.….(KD-KI-2) 3.….(KD-KI-3) 4.….(KD-KI-4)

Aktualisasi muatan pembelajaran dalam kegiatan Kepramukaan dikembangkan dari muatan-muatan sikap yang terdapat dalam KD-KI 1 dan KD-KI 2, serta dan keterampilan yang terdapat dalam KD-KI 4 dalam setiap mata pelajaran..

Dalam modul ini pembahasan terbatas pada pelaksanaan aktualisasi muatan pembelajaran dalam KD-KI 4 mata pelajaran yang relevan dengan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka.

Langkah-langkah plaksanakan kegiatan aktualisasi tersebut di atas dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Guru mata pelajaran memahami SKU, dapat dilakukan melalui kerjasama dengan Pembina pramuka.

b. Mengidentifikasi muatan-muatan pembelajaran dalam KD-KI 4 yang relevan dengan SKU.

c. Menentukan jenis kegiatan Kepramukaan.

d. Membuat panduan/petunjuk pelaksanaan kegiatan.

e. Pelaksanaan aktualisasi mata pelajaran kegiatan kepramukaan yanh dapat dilaksanakan di kelas oleh guru mata pelajaran atau bersamaan dengan kegiatan pramuka bekerjasama dengan pembina pramuka.

f. Penilaian yang merupakan bagian dari penilaian KD-KI 4 tersebut. Contoh;

Format hasil analisis materi dalam buku teks mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti sebagai berikut:

Tabel 4. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran

Pengetahuan Materi Reguler Materi Remedial/ Pengayaan

Muatan Lokal Materi yang dapat diaktualisasikan dalam Kegiatan Kepramukaan Fakta Banyak pelanggaran HAM: tindakan kekerasan oleh orangtua terhadap anaknya sendiri Pengayaan : membaca beberapa pandangan ahli tentang latar belakang kekerasan oleh orangtua terhadap anaknya sendiri

X : Gotong royong kerja bhakti dan peduli sosial melalui donor darah

X : Hukum kasih : kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri : proyek kasih kepada oranglain X : Melalui : bakti sosial seperti donor darah, gotong royong kerja bhakti membersihkan lingkungan dan

mengunjungi panti asuhan

Konsep Orangtua bertanggung jawab mendidik dan mengasihi anaknya sebagai tanggung jawab kepada Tuhan Remidial : Mencermin-kan kasih Yesus berdsarkan Matius 25:40

X X

(26)

51 50

Unit 1 Analisis Dokumen: Standar Kompetensi Lulusan (skl), Kompetensi Inti-kompetensi Dasar (ki-kd), Silabus, Dan Pedoman Mata Pelajaran Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

2. Dari hasil hasil tabel di atas;

a. Jika memungkinkan kembangkan materi pembelajaran yang dapat dikaitkan dengan muatan local dan dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan.

b. Buat bahan ajar dalam bentuk ppt dan LKS.

c. Lakukan analisis terhadap materi pembelajaran dalam buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti kelas X dan hasilnya isikan dalam tabel berikut.

Pengetahuan Materi Reguler Materi Remedial/ Pengayaan Muatan Lokal

Materi yang dapat diaktualisasikan dalam Keg. Kepramukaan Fakta ;…. Konsep… …… …… …… …… ……

Refleksi

1. Peserta

a. Menyampaikan keberhasilan berupa perubahan pola pikir dalam menganalisis materi pembelajaran, baik materi dalam silabus, Pedoman Mapel, maupun buku, serta integrasi muatan lokal dalam materi pembelajaran.

b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.

c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk memperbaiki menentukan materi pembelajaran dan bahan ajar yang tepat, sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

2. Instruktur

a. Menyampaikan keberhasilan perserta sesuai pengamatan selama kegiatan.

b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengembangkan materi pembelajaran dan bahan ajar yang tepat sesuai dengan KD, Buku teks, Pedoman Mapel, dan Silabus.

(27)

53 52

Unit 3: Analisis Penerapan Model Pembelajaran Unit 2: Analisis Materi Dalam Buku Teks Pelajaran

Unit 3: Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Uraian Singkat Materi

1. Karakteristik Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan orang-orang di lingkungannya, dan peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan berbasis aktivitas agar memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan kreativitas, prakarsa, dan kemandirianyang sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologispeserta didik.

Berikut ini merupakan karakteristik dan prinsip pembelajaran berbasis aktivitas.

a. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas

1. Interaktif dan inspiratif;

2. Menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;

3. Kontekstual dan kolaboratif;

4. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan

5. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

b. Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Peserta didikdifasilitasi untuk mencari tahu;

2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

4. Pembelajaran berbasis kompetensi;

5. Pembelajaran terpadu;

6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;

7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

A.

(28)

55 54

Unit 3: Analisis Penerapan Model Pembelajaran Unit 3: Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Kategori Deskripsi

Menganalisis (Analyze)

Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-bagian penting (differentiating/discriminating/focusing/selecting), menentukan keterkaitan antar komponen (organizing/finding coherence/integrating/outlining/structuring), menemukan pikiran

pokok/bias/nilai penulis (attributing/deconstructing) H O T S Mengevaluasi

(Evaluate)

Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan uraian/fakta (checking/coordinating/detecting/monitoring/testing), menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah (critiquing/judging)

Mencipta (Create)

Mengembangkan hipotesis (generating), merencanakan penelitian (planning/designing), mengembangkan produk baru (producing/ constructing)

Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam Tabel 5di atas, ada kemampuan berpikir yang lebih tinggi (higher order thinking skills = HOTS) yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh sebab itu, maka dalam pembelajaran Anda dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KD-KI 3.

Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Bukan contoh soal saja, tapi ditambah dengan contoh pembelajaran yang menggambarkan proses pencapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Materi pembelajaran dikembangkan adalah menganalisis pelanggaran HAM dengan mengacu pada Alkitab.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

a. Menganalisis latar belakang terjadinya pelanggaran HAM dalam salah satu kasus HAM.

b. Menentukan fokus penting dalam pelanggaran HAM dalam sebah kasus.

c. Menentukan koherensi antara konteks masyarakat social setempat dengan tindakan pelanggaran HAM yang terjadi.

d. Menemukan (mengkreasi) cara mengaplikasikan HAM dengan benar, yang dapat dilakukan dalam pergaulan remaja diantara masyarakat majemuk yang dilakukan secara kontekstual.

Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan oleh guru dalam pembelajarannya disesuaikan dengan karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar (kontekstual), serta dapat menciptakan kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar sesamanya, misalnya kerja kelompok atau grup diskusi.

Berikut adalah contoh pembelajaran yang memiliki karakteristik kontekstual dan kolaboratif dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

Kompetensi Dasar : 1.2. / 2.2. / 3.2. / 4.2. Materi Pembelajaran : Nilai-nilai Kristiani : keadilan

Pembelajaran dengan karakteristik kontekstual terjadi ketika peserta didik diminta mencari dan menemukan kasus atau permasalahan sehubungan dengan penyimpangan dalam penerapan nilai keadilan yang dialami oleh dirinya sendiri, atau yang dialami oleh orang-orang disekitarnya (keluarga, teman, tetangga), atau yang dialami sekelompok orang tertentu / masyarakat dalam golongan tertentu, dan lain-lain. Peserta didik mengumpulkan informasi tentang latar belakang peristiwa, apa saja yang terjadi, dan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kasus atau permasalahan yang ditemukan. Kegiatan ini mendekatkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yang dialami, didengar dan dilihat oleh peserta didik, sehingga dapat menyentuh kehidupan pribadi peserta didik. Pengalaman ini dapat mempengaruhi peserta didik hingga mengalami perubahan mindset, sikap dan perilaku yang lebih baik.

Pembelajaran dengan karakteristik kolaboratif terjadi pada saat peserta didik bekerja sama mencari dan menemukan kasus atau permasalahan, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, berdiskusi dan bertukar pendapat, mencari dan menemukan cara pemecahannya, hingga menemukan cara mencegah agar tidak terjadi kasus atau permasalahan serupa. Pembelajaran menjadi pengalaman belajar yang penuh makna karena peserta didik tidak hanya menjadi pendengar melainkan pelaku pembelajaran.

2. Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Pembelajaran yang disajikan sebaiknya dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills atau HOTS). Anderson mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam tabel berikut.

Tabel 5. Deskripsi Kemampuan Kognitif

Kategori Deskripsi

Mengingat (Remember)

Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving)

Memahami (Understand)

Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating, mengklasifikasi/classifying/categorizing, meringkas/summarizing/

abstracting, menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpolating,

predicting, membandingkan/comparing/contrasting/mapping/

matching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect) Menerapkan

(Apply)

Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur (implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan, menerapkan)

Gambar

Gambar 1. Peta Modul
Gambar 2. Peta Kompetensi
Gambar 4. Rangkaian Kegiatan Analisis Kompetensi
Tabel 2. Jenjang HOTS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 2.4 faktor depresi lansia di Desa Sidoagung Kecamatan Godean Yogyakarta 2010, maka diketahui bahwa lansia yang memiliki resiko depresi berat dengan kemampuan

 Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit..

Berhasilnya usaha-usaha kegiatan pada bidang kesenian di Propinsi, Daerah Tingkat I Jawa Barat akhirnya akan tergantung pada unsur pelaksana, baik aparat

Berdasarkan saran yang didapat dari pengujian, maka jangkauan informasi data sebaiknya diperluas, tata warna lebih menarik untuk pengunjung, dan untuk fitur galeri ditambah

bahwa “dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang”. Pada penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh Health Education tentang Diabetus Mellitus tipe 1 dan tipe 2 terhadap kepatuhan terapi pada pasien di Poli

Mengevaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Perubahan sistem pendengaran Hilangnya

(2012) raportoivat, että kun maidontuotannon elinkaariarvioinnissa (LCA, Life Cycle Assessment) huomioidaan sivutuotteena syntyvän naudanlihan