Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus 2007
205
SELEKSI NENAS HASIL PERSILANGAN CAYENNE DENGAN QUEEN DI JATINANGOR
Neni Rostini, Citra Bakti, dan Syaiful Mubarok
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Seleksi terhadap hasil persilangan dilakukan untuk mendapatkan genotipe unggul yang merupakan gabungan dari kedua tetuanya. Tetua Cayenne memiliki keunggulan buah yang besar dan silindris tetapi TSS rendah (120Brix), tetua Queen memiliki ukuran buah kecil tetapi TSS tinggi (180Brix). Seleksi dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang berukuran buah besar dengan TSS tinggi untuk kebutuhan buah meja. Dilakukan persilangan pada tahun 2000 antara nenas Subang (Cayenne) dengan nenas Bogor (Queen). Diperoleh 27 genotipe hasil persilangan yang ditanam di lahan Fakultas Pertanian di Jatinangor. Dilakukan pengamatan terhadap karakter vegetatif dan hasil. Pada tahun 2005 dilakukan panen dan mahkota buahnya ditanam kembali di lahan yang sama. Dari 27 genotipe hasil panen tahun 2005 terseleksi dua genotipe yang memiliki ukuran buah besar dengan TSS tinggi (160Brix dan 180Brix), satu tanaman memiliki duri pada daunnya seperti nenas Bogor dan satu tanaman lagi tidak berduri seperti nenas Subang. Penanaman tahun 2005 masih pada fase vegetatif.
Kata kunci : seleksi, persilangan, Cayenne, Queen
PENDAHULUAN
Buah nenas dapat digunakan untuk mengobati gangguan perut (Collins, 1949 dikutip Leal dan Coppens, 1996), sebagai obat cacingan dan anti amuba (Patirio, 1963 dikutip Leal dan Coppens, 1996). Daun nenas yang kuat dapat dimanfaatkan untuk serat pakaian serta tali (Leal dan Coppens, 1996). Kulit buah nenas dapat digunakan untuk pakan ternak yang disebut silase (Endyah Murniati, 2006).
Kebutuhan nenas baik segar maupun olahan untuk konsumsi dalam negeri sebasar 385.773 ton per tahun, sedangkan untuk luar negeri sebanyak 2.66 ton/kapita (Agribisnis, 2005). Indonesia termasuk negara penghasil nenas olahan dan segar terbesar setelah Thailand dan Philipina (FAOSTAT, 2002 dikutip Hadiati dkk., 2003). Pada tahun 2004 jumlah ekspor nenas sebesar 169 756 027 Kg (Badan Pusat Statistik, 2004).
Tanaman nenas tergolong ke dalam tanaman menyerbuk silang. Perbanyakan nenas dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan generatif atau melalui biji dihasilkan dari suatu persilangan alami dengan bantuan burung serta melalui persilangan buatan (hibridisasi). Umumnya nenas yang dikonsumsi berasal dari perbanyakan secara vegetatif, kondisi ini mengakibatkan variabilitas tanaman nenas sangat kecil dan cenderung tidak ada.
Tabel 1. Karakter-karakter Nenas yang Hendak Dimuliakan sebagai Buah Segar maupun Buah Kalengan
Karakter Buah Segar Buah Kalengan
Tunas Akar Satu atau dua, tumbuh cepat, produksi cepat
Mahkota Kecil Besar
Tunas Batang Tidak ada atau sangat kecil
Penampilan Tegak dan seragam
Daun Tidak berduri
Pedunkulus Pendek dan kuat, diameter sedang
Ukuran Buah Kecil hingga sedang Sedang hingga besar
Bentuk Buah Silindris Silindris tidak cepat busuk
Kulit Buah Menarik, kuning, orange atau merah terang Tidak penting
Mata Agak besar dan rata Tidak terlalu dalam
Daging Buah Tanpa biji dan matang seragam
Tekstur Padat, tidak berserat dengan core yang sempit
Resistensi Terhadap nematoda, serangga, penyakit jamur dan bakteri dan penyakit fisiologis Sumber : Leal and Coppens (1996)
Untuk menghasilkan nenas unggulan maka dilakukan persilangan buatan antar genotipe nenas dari kelompok nenas yang berbeda. Menurut Chaudhari (1971), walaupun persilangan tidak menghasilkan gen-gen baru, namun rekombinasi genetik dari gen-gen yang dimiliki kedua tetua memungkinkan diperolehnya variasi atau kombinasi gen-gen baru. Perlu dilakukan seleksi
untuk memperoleh genotipe unggul yang akan diperbanyak secara vegetatif sehingga diperoleh klon yang unggul.
Nenas yang paling banyak ditanam adalah Smooth Cayenne, digunakan sebagai tetua utama dalam rangka memperbaiki kualitas dan tahan terhadap hama penyakit (Leal dan Coppens, 1996). Nenas Subang termasuk Smooth Cayenne yang memiliki buah dengan kadar air yang tinggi, berukuran besar, mata buah agak datar, rasanya agak masam dan berbentuk silindris sehingga mudah dalam proses pengalengan (Rahmat Rukmana, 1996). Namun nenas yang demikian kurang baik untuk dijadikan sebagai buah meja karena kadar air yang tinggi, sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap karakter yang telah ada pada nenas Subang.
Persilangan buatan antara genotipe nenas Subang (Cayenne) dengan nenas Bogor (Queen) telah berhasil dilakukan (Neni Rostini, dkk. 2005). Leal dan Coppens (1996) mencatat beberapa karakter nenas yang hendak di muliakan (Tabel 1). Hasil persilangan antara Cayenne dengan Queen perlu diseleksi untuk mendapatkan genotipe unggul.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Jatinangor Kabupaten Sumedang yang memiliki ketinggian ± 750 m di atas permukaan laut (dpl), pH tanah 5.3 dengan jenis tanah inseptisol. Tipe iklim D (Schmidt dan Ferguson, 1951). Percobaan dilaksanakan mulai bulan Nopember 2004 sampai Pebruari 2005. Penanaman tahun 2005 dilakukan di Jatinangor, kondisi pertanaman masih dalam vase vegetatif.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman F1 nenas dari hasil
persilangan Cayenne dengan Queen. Kedua tetua diperoleh dari koleksi Balitbu Solok (Hadiati dkk., 2003). Dua puluh tujuh genotipe nenas ditanam dalam polibag hitam ukuran lima kilogram tiap individunya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah polibag, cangkul, meteran jahit untuk mengukur panjang buah, jangka sorong untuk mengukur diameter buah, patok label untuk menandai genotipe, colourchart Royal Horticultural Society (RHS) untuk melihat warna daging buah, Hand Refractometer untuk mengukur nilai TSS, pensil, gelas, piring, blender, pisau, tissu, plastik, spidol, kalkulator, serta alat tulis, dan buku catatan di lapangan.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen tanpa model tata ruang. Metode yang digunakan adalah uji tanda dan uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan rata-rata genotipe (Walpole, 1995).
Pengamatan dilakukan terhadap karakter :
1. Panjang pedunkulus (cm) diukur dari pangkal pedunkulus sampai ujung pedunkulus atau dasar buah.
2. Diameter pedunkulus (cm), diukur dari bagian bawah, tengah, atas pedunkulus.
3. Diameter mahkota (cm), diukur dari daun mahkota yang terlebar dari sisi kanan kesisi kiri. 4. Bobot mahkota (g), menimbang mahkota yang telah dipisahkan dari buah.
5. Tinggi mahkota (cm), diukur tinggi mahkota mulai pangkal mahkota sampai ujung.
6. Nilai TSS (Total Soluble Solid) (0Brix), buah nenas dihancurkan dan diambil ekstraknya kemudian diambil airnya, setelah itu diukur nilai TSS-nya dengan alat handrefractometer. 7. Diameter buah (cm), diukur pada bagian bawah, tengah, dan atas buah.
8. Panjang buah (cm), diukur dari bagian dasar buah sampai ujung buah tempat keluarnya tunas mahkota.
9. Diameter core (cm), diukur dengan cara membelah buah secara melintang tepat pada bagian tengah buah, kemudian ukur diameter empulurnya.
10.pH buah, dengan cara menghancurkan buah nenas dan mengambil ekstrak buahnya berupa air nenas, dimasukkan dalam gelas, kemudian diukur pH-nya dengan menggunakan alat ukur pH meter.
11.Bobot bersih buah (g), buah ditimbang dengan kulitnya, tanpa tunas mahkota dan tanpa tangkai buahnya.
12.Bobot kotor buah (g), buah ditimbang bersama dengan tunas mahkota dan tangkainya. 13.Warna daging buah, dilihat, diamati dan disesuaikan dengan warna yang paling cocok pada
colourchart Royal Horticultural Society (RHS), kemudian di skor dengan mengklasifikasikan warna-warna tersebut dalam kelas-kelas tertentu. Skoring warna terendah sampai tertinggi disusun berdasarkan warna daging buah pucat sampai warna daging buah kuning tua.
14.Duri pada tanaman, dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu berduri seluruh daun, berduri sedikit di ujung daun dan tidak berduri.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus 2007
207
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakter komponen hasil, hasil dan kualitas hasil dianalisis setelah buah pada masing-masing populasi dipanen. Pada percobaan, panen buah nenas dilakukan dengan cara memilih buah nenas yang telah menunjukkan tanda-tanda sudah siap dipanen, dengan ciri sebagai berikut: mahkota sudah mulai membuka, tangkai buah sudah mengerut, mata buah tampak lebih mendatar, besar, dan bentuknya silindris/bulat, warna kulit buah sudah tampak menguning, sudah tercium aroma buah nenas yang harum dan khas (Pantastico, 1997; Rukmana, 1996).
Analisis uji tanda dan uji peringkat bertanda Wilcoxon dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata genotipe hasil persilangan. Terdapat 27 genotipe yang diteliti fenotipik karakter komponen hasil, hasil dan kualitas hasilnya, akan tetapi dua diantaranya tidak menghasilkan buah. Selanjutnya akan dianalisis karakter komponen hasil, dan kualitas hasil 25 genotipe nenas F1 untuk mengetahui perbedaan rata-rata genotipe di antara genotipe pada 25
genotipe tersebut. Hasil penandaan dan perangkingan uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk beberapa karakter hasil pada populasi hasil persilangan F1 dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon dan Uji Tanda Karakter Pedunkulus, Mahkota dan TSS Buah
Geno PP DP DM BM TM TSS
tipe RANK UJI RANK UJI RANK UJI RANK UJI RANK UJI RANK UJI
+ - t + - t + - t + - t + - t + - t 13\3 4 - 6 + 11 - 14 - 17 - 1 + 13\4 10.5 + 1.5 + 10 + 7.5 - 20 + 19 + 13\6 17 - 8 - 4 + 1 - 1 - 13 - 13\7 22 + 22 - 18 - 18 - 22 - 25 - 13\8 4 - 7 - 13 + 15 + 12 + 10.5 + 13\10 7 - 4 + 12 - 7.5 - 3 + 13 - 13\12 21 + 23 + 8 - 10 - 2 + 2.5 - 13\14 5 + 19 + 2 - 12 + 11 - 5 + 13\16 23 + 9 - 22 + 12 + 16 + 8 - 13\17 20 + 16 + 17 - 24 + 10 - 2.5 - 13\19 13 + 4 + 10 + 18 - 19 - 10.5 + 13\20 13 + 12 - 5 - 3 - 15 + 15 + 13\21 2 + 16 + 15 + 5 + 8 - 23 + 13\22 25 + 25 + 23 + 12 + 21 + 8 - 13\24 16 + 21 - 19 + 3 - 5.5 + 24 - 13\27 9 - 19 + 21 - 7.5 - 18 + 8 - 13\28 14 + 24 - 14 - 23 - 23 - 22 - 13\29 18 - 13 + 17 - 18 - 9 - 15 + 13\31 20 + 14 - 24 - 16 - 14 - 17 - 13\36 24 - 17 - 20 - 22 - 24 - 22 - 13\37 1 - 20 - 25 + 22 - 13 - 15 + 13\38 6 + 12 - 3 - 25 + 25 + 19 + 13\40 16 + 1.5 + 7 + 3 - 7 - 5 + 13\42 11 + 4 + 6 + 7.5 - 5.5 + 5 + 13\46 8 + 10 + 1 - 20 + 4 + 19 + Σ + atau - h=8 h=11 h=11 h=8 h=12 h=12
Tabel 3. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon dan Uji Tanda Karakter Buah
Geno DB PB DC pH BKB BBB
tipe RANK UJI RANK UJI RANK UJI RANK UJI RANK UJI RANK UJI
+ - t + - t + - t + - t + - t + - T 13\3 10 - 6.0 + 1.5 - 14 + 6 - 4 - 13\4 7.5 - 3 - 18 + 19 - 10 + 12 + 13\6 14 + 12 + 8.5 - 11 + 14 + 13 + 13\7 19 - 17 - 4.5 + 2.5 - 20 - 18 - 13\8 20 - 23 - 21 - 2.5 + 19 - 20 - 13\10 1.5 + 2 - 15 + 5 + 4.5 - 6 - 13\12 3 + 22 + 4.5 + 5 - 21 + 23 + 13\14 10 - 21 + 8.5 - 18 - 16 + 15 + 13\16 10 - 15 - 21 - 7.5 - 15 - 14 - 13\17 25 + 20 + 8.5 - 24 + 25 + 25 + 13\19 4 + 14 + 13 - 22 - 4.5 - 8 + 13\20 14 + 4.5 - 15 + 20 - 1.5 - 1 + 13\21 6 - 8 + 22 + 13 - 7.5 + 10 + 13\22 22 + 25 + 4.5 + 17 + 22 + 24 + 13\24 5 + 7 - 19 + 5 + 1.5 - 3 - 13\27 21 + 16 + 12 + 7.5 - 17 + 17 + 13\28 24 - 24 - 25 - 9.5 + 24 - 22 - 13\29 1.5 + 13 - 24 + 21 - 12 - 7 - 13\31 12 - 12 + 8.5 - 25 + 12 - 9 - 13\36 23 - 19 - 23 - 23 + 23 - 21 - 13\37 18 - 1 - 17 - 12 - 19 - 16 - 13\38 7.5 - 18 - 15 + 16 - 7.5 + 19 - 13\40 16 - 10 - 11 + 1 - 9 - 11 - 13\42 15 + 4.5 - 4.5 + 9.5 - 3 - 2 - 13\46 17 + 9 - 1.5 - 15 - 13 - 5 + Σ 142 183 h=12 155 170 h=10 169 156 h=12 136 189 h=15 140 185 h=9 153 172 h=11
Panjang pedunkulus yang dikehendaki adalah yang tidak terlalu panjang, diameter yang kuat adalah yang lebar akan tetapi biasanya diameter pedunkulus berhubungan dengan diameter core. Sangat diharapkan apabila ada diameter pedunkulus yang lebar tetapi diameter core sempit. Tabel 2 adalah karakter yang berkriteria baik adalah yang bertanda negatif, kecuali TSS yang
berkriteria baik adalah yang positif. Pada Tabel 3 yang berkriteria baik adalah yang positif kecuali diameter core yang baik adalah yang negatif.
Untuk seleksi, pemilihan pertama adalah berdasarkan bobot bersih buah (BBB). Genotipe terbaik adalah 13/17 yang daun tanamannya berduri dengan nilai TSS 160Brix, dan pemilihan kedua adalah berdasarkan seluruh karakter dengan peringkat terbaik adalah genotipe 13/14 yang tanamannya tidak berduri dan nilai TSS 180Brix. Data setiap karakter yang diamati dan peringkat dari seluruh karakter dapat dilihat pada Tabel 4. Genotipe 13/14 merupakan gabungan dari Cayenne dengan Queen dalam hal, tanaman tidak berduri seperti Cayenne tetapi nilai TSS tinggi seperti Queen dan bentuk buah silindris seperti Cayenne. Beberapa tanaman hasil persilangan dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 4. Data Karakter Buah Hasil Persilangan
Tan PP DP DM BM TM DC TSS DB PB DB pH BKB BBB WDB Duri Pering -kat 13\3 10.6 1.8 8.4 75 7.4 1.9 17 8.4 10 8.4 3.6 485 410 YG6D Duri 21 13\4 12.7 1.6 13.5 105 17 2.5 21 8.5 9.3 8.5 3.2 640 535 YG6D Sedikit 6 13\6 8.6 1.3 12.4 115 12 1.8 14 10 11 10 3.5 660 545 YG6C Duri 2 13\7 16.3 0.5 6.5 40 5.8 2 9 6.7 6.1 6.7 3.5 200 160 YG8C Duri 11 13\8 10.6 1.3 14.3 160 16 1.1 19 6.4 4.6 6.4 3.5 280 100 YG6B Tidak 5 13\10 9.8 1.7 8.3 105 13 2.3 14 9 9.4 9 3.5 510 405 YG12C Tidak 15 13\12 15.1 2.7 8.5 100 13 2 16 9.1 15 9.1 3.4 930 830 YG12C Duri 7 13\14 11.8 2.3 9.7 140 9.4 1.8 18 8.4 14 8.4 3.2 730 590 YG10C Tidak 1 13\16 17.4 1.3 16 140 17 1.1 15 8.4 7.1 8.4 3.4 420 280 YG8B Duri 25 13\17 14.2 2.1 7.6 230 9.6 1.8 16 16 14 16 4 1200 970 YG8B Duri 4 13\19 13 1.7 7.2 40 7 1.6 19 9.2 11 9.2 3.2 510 470 YG5B Duri 22 13\20 13 1.2 13.5 110 16 2.3 20 10 9.2 10 3.2 540 430 YG5D Tidak 18 13\21 11.4 2.1 9.4 125 9.8 2.9 23 8.6 10 8.6 3.4 630 505 YG10A Duri 19 13\22 20.4 3.2 14.5 140 17 2 15 13 15 13 3.7 1000 860 YG10B Duri 12 13\24 13.5 0.6 16.8 110 14 2.6 10 9.2 9 9.2 3.5 540 420 YOG15A Tidak 24 13\27 9.7 2.3 15.5 105 17 2.2 15 12 13 12 3.4 775 670 YG4C Tidak 10 13\28 13.4 0.4 6 10 5.5 2.7 12 4.8 4.5 4.8 3.5 60 500 YG8B Duri 16 13\29 8.3 2 7.6 40 9.7 3.1 20 9 7.8 9 3.2 440 400 YG5C Duri 23 13\31 14.2 1.1 7.2 45 8.3 1.8 13 8.2 11 8.2 4 440 380 YG6D Duri 9 13\36 4.1 1 4 20 4.5 2.9 12 4.9 6.1 4.9 3.5 80 600 YG13B Tidak 14 13\37 10.9 0.7 6.3 20 8.4 1.5 12 7.1 9.5 7.1 3.9 280 260 YG6D Duri 17 13\38 12.4 1.2 23.3 485 29 2.3 20 8.5 6.1 8.5 3.4 630 145 YG10C Tidak 20 13\40 13.5 1.6 9.6 110 10 2.1 21 7.6 8.4 7.6 3.2 450 340 YG6B Duri 9 13\42 12.7 1.7 12.8 105 14 2 18 10 9.2 10 3.5 530 425 YG5D Duri 14 13\46 12.5 1.9 12.7 205 13 1.9 18 11 8.9 11 3.4 655 450 YG12A Tidak 3 Ket erangan:
PP : Panjang Pedunkulus PB : Panjang Buah DP : Diameter Pedunkulus DC : Diameter Core DM : Diameter Mahkota pH : pH buah
BM : Bobot Mahkota BKB : Bobot Kotor Buah (dengan mahkota) TM : Tinggi Mahkota BBB : Bobot Bersih Buah (tanpa mahkota) TSS : Total Soluble Solid WDB : Warna Daging Buah
DB : Diameter Buah
Nilai TSS dari genotipe hasil persilangan ada yang mencapai 230Brix, yaitu pada genotipe 13/21, tetapi karakter lainnya tidak mendukung, buah berukuran kecil dengan diameter core yang besar sehingga buah yang dapat dimakan menjadi sedikit. Genotipe 13/12 memiliki ukuran buah cukup besar dengan core yang kecil.
Pada dasarnya seleksi dapat dilakukan untuk tujuan tertentu. Apabila sasarannya adalah buah untuk industri maka pemilihan pertama harus berdasarkan ukuran buah yang besar dengan bentuk silindris, akan tetapi untuk buah meja dapat berkriteria lain. Misalkan dapat diseleksi nenas yang manis dengan ukuran kecil dan core kecil sehingga satu buah nenas cukup untuk dimakan oleh satu orang dengan warna daging buah menarik, biasanya kuning oranye. Misalkan genotipe 13/4 yang manis, tanaman tidak berduri, ukuran buah sedang tetapi core sedang, tetapi warna daging buahnya kuning.
Pertanaman selanjutnya dari hasil panen masih dalam fase vegetatif dengan data seperti terlihat pada Tabel 5 untuk pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus 2007
209
Gambar 1. Beberapa buah hasil persilangan nenas Subang X nenas Bogor
Tabel 5. Pertambahan Karakter-Karakter Vegetatif Tanaman Nenas di Jatinangor, Pertanaman 2005.
No. Persilangan Genotipe Laju Pertambahan
TT JD PD LD
13 Nenas Subang x Nenas Bogor 13/3 7 7.5 4 15.5 13/4 2 7.5 7 15.5 13/8 14.5 13.5 9 20 13/12 4 9.5 14 12 13/14 19 20 5 7.5 13/16 11 18.5 8 6 13/17 5 5.5 11 14 13/19 1 2 19 1 13/22 9 17 15 13 13/28 14.5 16 20 7.5 13/29 17 3 12 15.5 13/36 10 18.5 17 10 13/37 13 9.5 6 2 13/40 12 13.5 16 19 13/46 3 9.5 1 9
Ket : TT = Tinggi Tanaman; JD = Jumlah daun; PD = Panjang daun; LD = Lebar daun
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Proyek I-MHERE dan RUSNAS Buah yang telah membantu mendanai penelitian ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini untuk penyelesaian skripsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agribisnis. 2005. Komuditas Unggulan Pertanian. http://agribisnis.deptan.go.id /pustaka/Data-statistik%20P2HP/BUKUSTAT99/dataweb/komoditi/ nenas.htm. Diakses tanggal 15 April 2006.
Badan Pusat Statistik. 2004. Survei Pertanian Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan 2004. BPS. Jakarta-Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2006. Jawa Barat dalam Angka 2006. BPS Provinsi Jawa Barat.
Chaudhari, H. K. 1971. Elementary Principles of Plant Breeding (second Edition). Oxford and IBH Publ. Co. New Delhi - India.
Hadiati, S., Murdaningsih H. K., A. Baihaiki, dan N. Rostini. 2003. Parameter genetik komponen buah pada beberapa aksesi nenas. Zuriat 14(2) : 53 – 58
Leal, F. and G. Coppens. 1996. Pineapple. In: J. Janick. and J. N Moore (Eds.). Fruit Breeding Vol. I. Tree and Tropical Fruit. John Wiley and Son Inc. New York.
Pantastico, E. R. B. 1997. Fisiologi Pasca Panen. Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Neni, R., Y. Nurparida, Annisa, H. K. Murdaningsih, dan Sumadi. 2005. Persilangan 10 genotip nenas (Ananas comosus (L.) Merr.) subang serta resiproknya. Kultivasi 4(1):6-12.
Rahmat, R. 1996. Budidaya Nenas dan Pasca Panen. Kanisius. Jakarta.