• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER UNTUK MEMPERKENALKAN KOMUNITAS BISMANIA - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER UNTUK MEMPERKENALKAN KOMUNITAS BISMANIA - FISIP Untirta Repository"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

DAN TWITTER UNTUK MEMPERKENALKAN

KOMUNITAS BISMANIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Jurnalistik

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh:

Achmad Ramdani Fitriyadi

6662110128

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Achmad Ramdani Fitriyadi

NIM : 6662110128

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Maret 1993 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER UNTUK MEMPERKENALKAN

KOMUNITAS BISMANIA, adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila kemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, Juni 2015

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Achmad Ramdani Fitriyadi

NIM : 6662110128

Judul Skripsi :PEMANFAATANMEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER UNTUK MEMPERKENALKAN KOMUNITAS BISMANIA

Serang, Juni 2015

Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan Menyetujui,

Pembimbing I

M. Jaiz, S.Sos, M. Pd

NIP.197106292003121001

Pembimbing II

Burhanudin M, SE, M.Si.

NIP.197504052008121001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si

(4)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN IMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Achmad Ramdani Fitriyadi NIM : 6662110128

Judul Skripsi : PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER UNTUK MEMPERKENALKAN

KOMUNITAS BISMANIA.

Telah Diuji di Hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 6 Juni 2015 dan dinyatakan LULUS.

Serang, 6 Juni 2015 Ketua Penguji

Mia Dwiana. S.Sos M.Ikom .……….

NIP. 197104222006042001

Anggota:

Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.Ikom ………..

NIP. 198407132008122002

Anggota:

M. Jaiz, S.Sos., M. Pd ……….

NIP. 197106292003121001

Mengetahui,

Dekan FISIP UNTIRTA Ketua Program Studi

Dr. Agus Sjafari, M.Si. Neka Fitriyah,.Sos.M.Si.

(5)

MOTTO

“ Salah

Satu Tanda Bahwa Kamu Pintar Adalah Kamu

Tak Merasa Lebih Pintar Dari Orang Lain”

Bismillah…

Skripsi ini kupersembahkan Dengan segala hormat dan kasih sayang Kepada keluargaku, BAPAK, IBU dan ADIK Yang telah melimpahkan begitu banyak kasih sayang

yang luar biasa hebat menjadi sumber

(6)

ABSTRAK

Achmad Ramdani Fitriyadi. NIM. 666211028. Skripsi. Pemanfaatan Media Sosial Facebook dan Twitter Untuk Memperkenalkan Komunitas Bismania Banten. Pembimbing I: M. Jaiz , S.Sos, M.Pd dan Pembimbing II: Burhanudin M, SE, M.Si.

Bismania Community Banten merupakan bagian dari Bismania Community pusat disingkat menjadi BMC adalah komunitas penggemar bis di Indonesia. BMC dalam menyebarkan informasi menggunakan media sosial Facebook dan Twitter, namun seiring berjalan, media sosial tersebut kurang maksimal dalam pengelolaannya sehingga masalah-masalah yang ada tidak bisa diselesaikan secara maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan media sosial Facebook dan Twitter untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan paradigm Post-positivis. Teori yang digunakan adalah model penyusunan pesan. Hasil penelitian ini adalah melalui media sosial facebook dan tentunya admin selalu mengupdate ke facebook agar yang bergabung di group facebook bismania Banten dapat ambil bagian untuk meramaikan kegiatan yang sudah diinformasikan oleh admin dan juga agar followers di group twitter mengetahui bahwasannya akan ada kegiatan yang rutin dilakukan oleh komunitas bismania agar mengajak para followers untuk ambil bagian juga mengikuti dan meramaikan kegiatan yang akan dilakukan oleh komunitas bismania tersebut.

(7)

ABSTRACT

Achmad Ramdani Fitriyadi. NIM. 666211028. Thesis. Utilization of Social Media Facebook and Twitter For Community Introducing Bismania Banten. Advisor I: M. Jaiz, S. Sos, M. Pd and Advisor II: Burhanuddin M, SE, M.Sc.

Bismania Community Banten is part of the Community Bismania center is shortened to the BMC bus fan community in Indonesia. BMC in disseminating information using social media Facebook and Twitter, but as walking, social media is less than the maximum in its management so that problems that exist can not be resolved to the fullest. The purpose of this study was to examine the use of social media Facebook and Twitter to introduce Bismania community Banten. This study uses descriptive qualitative method with Post-positivist paradigm. The theory used is a model of drafting a message. Results of this research is through facebook social media and of course the admin always update to facebook in order to join in Banten Bismania facebook group can take part to enliven the activities that have been informed by the admin and also so that followers on twitter group bahwasannya know there will be a routine activity conducted by Bismania community that invites followers to take part also follow and enliven the activities to be undertaken by the Bismania community.

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kekhadirat yang maha Esa pemilik alam semesta yang menggenggam jiwa raga semua mahluk-Nya, Allah SWT, karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan seminar ini guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan penelitian yang berjudul

“PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER

UNTUK MEMPERKENALKAN KOMUNITAS BISMANIA” ini sangat

penulis harapkan. Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan skripsi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(10)

4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom selaku wakil Prodi ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom selaku dosen pembimbing akademik.

6. Bapak M.Jaiz, S.sos, M.Pd selaku dosen pembimbing I skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Burhanudin M, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Mia Dwianna W, S.Sos, M.Ikom selaku penguji sidang skripsi yang memberikan arahan serta masukan untuk memperbaiki skripsi saya.

9. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom selaku penguji ke 2 sidang skripsi yang juga memberikan arahan serta masukan untuk memperbaiki skripsi saya.

10.Kedua orang tua ku Bapak Sarwo Edie, dan Ibuku tercinta Wastiyah, serta

Adiku Rizka Farah Apriyani terimakasih atas do‟a dan dukungan yang tak

pernah putus, juga untuk kesabaran memberi dukungan moril dan materil. 11.Untuk sahabat seperjuangan dari SD Yopi Pranata, Hendrik Febriansyah,

(11)

12.Untuk Komunitas Bismania Community Bayu opa, Mas Mumu, Puguh kadir, Ibnu pesek, Afrizal GarudaMas, Aleh BOS, Mas Sony parto, Bukong doyok, Resza aril, Kang Roni, Dede kuntoaji, Mas Handoyo, Pak Darmawan, Puguh polisi, Kecap polisi, Iday sodik, Nauval Muadz, Mas Dalang, Kiki gendut, Mandor, Fatan, Fikar, Wahyu kiwil, Bram, Kang Haji Nurul, Luis, Awang dan buat teman-teman yang belum sempat disebutkan namanya satu persatu yang selalu menyemangati dan memberi penjelasan atas penelitian ini dari pertama sampai skripsi ini selesai. 13.Untuk Anak-anak Rektorat malam yang special Teguh ncip, Rangga om,

Fandi selalu sendiri, Arfian dan Agung jidat yang selalu memberikan nasihat serta dukungan yang tak terhingga.

14.Untuk keluarga baru crew BEJEU B30 (Black Brothers) Mas Danil, Pak Slamet dan Mas Blek yang selalu menemani pada saat touring dan memberikan nasihat serta dukungan yang tak terhingga

15.Untuk keluarga baru crew BEJEU B36 Mas Jody, Pak Jarot dan Mas Agus yang selalu menemani pada saat touring dan memberikan nasihat serta dukungan yang tak terhingga.

16.Untuk teman dekat Nabilla Miftakhul Jannah yang selalu memberikan semangat serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini.

(12)

18.Teman Sahabat dari awal masuk kuliah Dhenim Prianka, Nur Hidayat, Taufik Budi Wibowo, Donisius Adril, M Setiapribadi, Abel, Anita Dasyo, Choirismi Pratami, Muhammad Argan Fadly, Antoni Budi Mulia, Fahmi Malik Akbar, Hikmatullah Al Habib, Inu Ginanjar terima kasih telah menjadi teman setia penghibur selama ini.

19.Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2011 juga mahasiswa UNTIRTA 2010 lainnya terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan pengalaman yang berkesan selama perkuliahan, khususnya kepada teman-teman 6E JURNALISTIK.

20.Teman KKM 68 Hari Wahyudi, Angga Reynal Siahaan, Bastian Hidayatullah, Ayu M Nafis, iis, Wardah, Anis Fuad, Mosa, Mutiara, Firman, Risda, Amalia.

21.Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik-Nya dan

kebenaran datang dari-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

Serang, 6 Juni 2015

(13)
(14)
(15)

DAFTAR ISI

2.1.2 Korelasi Antarkomponen dalam strategi Komunikasi ... 16

(16)

2.4.4 Struktur Komunitas ... 28

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 39

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 42

3.3 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 43

3.4 Jenis Data ... 43

3.5 Sumber Data ... 44

3.6 Informan Penelitian ... 44

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

3.8 Jadwal Penelitian ... 51

BAB IV ... 52

4.1 Profil Subjek Penelitian ... 53

4.1.1 Komunitas Bismania Community ... 53

4.1.3 Struktur Organisasi Bismania Banten ... 63

4.1.4 Facebook Bismania Community Banten ... 64

4.1.5 Twitter Bismania Community Banten ... 73

4.2 Analisa Hasil Penelitian ... 78

4.2.1 Pemanfaatan Media Sosial Facebook untuk memperkenalkan Komunitas Bismmania Community Banten ... 78

(17)
(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa, demikian juga media massa tidak bisa melepaskan diri dari dunia dengan segala isi dan peristiwanya. Hal ini disebabkan hubungan antara keduanya sangat erat sehingga menjadi saling bergantung dan saling membutuhkan. Media massa merekam segala jenis aktifitas dan peristiwa yang terjadi di dunia karena mempunyai tugas dan kewajiban – selain menjadi sarana prasarana komunikasi – untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan dalam aneka wujud (berita, artikel, foto, laporan penelitian, dan lain sebagainya). Peranan penting media massa dalam kehidupan masyarakat tersebut dimanfaatkan pihak-pihak atau oleh seorang /lembaga/instansi/perusahaan/organisasi sebagai salah satu strategi untuk memberikan informasi, mensosialisasikan atau mempublikasikan sesuatu hal kepada masyarakat luas.

(19)

perhatian masyarakat dengan memanfaatkan media massa agar dapat mempublikasikan mengenai acara kegiatan yang akan dilakukan oleh masing-masing peserta agar dapat diketahui masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui kegiatan yang akan berjalan di media sosial tersebut.

Bismania Community Banten merupakan bagian dari Bismania Community pusat disingkat menjadi BMC adalah komunitas penggemar bis di Indonesia. BMC pusat berkedudukan di Jakarta dan setiap daerah di seluruh wilayah Indonesia berhak mendirikan korwil dalam peraturan organisasi tersendiri seperti yang tertera dalam pasal 2 tentang tempat. Pendirian BMC secara organisasi dimulai pada tanggal 8 Maret 2008 dan keberadaannya tidak ditentukan oleh batasan jangka waktunya dan bersifat terbuka bagi pemilik / pengguna / pemerhati / instansi dan industri-industri lain penunjang bus dari berbagai tahun pembuatan, baik yang dikeluarkan oleh karoseri maupun yang langsung diimport oleh importer umum (IU) atau perorangan.1

Di setiap komunitas atau organisasi tentunya mempunyai suatu aturan baik yang mengikat ataupun tidak mengikat bagi para anggotanya, seperti aturan yang di katakan oleh komunitas Bismania Community Pusat yang tentunya mengikat bagi seluruh Kordinator Daerah termasuk Kordinator Banten diantaranya peraturan yang tertera pada pasal 9 tentang dasar keanggotaan menyebutkan bahwa setiap anggota Bismania harus berdasarkan ketentuan dasar Bismania Community, sehingga setiap orang yang ingin bergabung dengan komunitas

1

(20)

Bismania wajib mendaftarkan melalui mekanisme yang sudah ditetapkan oleh komunitas Bismania tersebut.

Faktanya bahwa sebuah kelompok atau tim dibangun secara suka rela, oleh penugasan, atau oleh penataan-ulang pekerjaannya sendiri, bukan jaminan bahwa para anggota secara perorangan akan berfungsi secara efektif sebagai sebuah kelompok atau tim. Kelompok atau tim harus berkembang menjadi unit yang positif dan berfungsi. Hal ini dicapai dengan bergerak melalui sejumlah tahap perkembangan, sama seperti manusia yang tumbuh dan dewasa.2

Sebuah komunitas pasti saja mengalami beberapa hambatan atau masalah yang dimiliki oleh anggota baik secara individu ataupun dengan kelompok lainnya, salah satunya kekompakan antar anggota, konflik antar sesama anggota maupun yang berhubungan dengan organisasi ataupun komunitas Bismania Community itu sendiri. Hambatan yang lain juga dapat disebabkan oleh karena banyaknya tingkatan atau mata rantai yang harus dilalui oleh suatu pesan dalam komunikasi sehingga pesan yang disampaikan pun cenderung tidak efektif dan tidak mengenai sasaran secara langsung dikarenakan ada kemungkinan diubah oleh si penerima sebelum dilanjutkan pengirimnya. Menurut Lewis hanya kira-kira 30% pesan yang dikirim secara berantai ini sesuai dengan aslinya.3

Menurut Karl Marx dalam buku komunikasi organisasi, bahwa kehadiran konflik didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi. Dimana pemilikan sarana-sarana produksi tersebut menyebabkan adanya perbedaan hak kepemilikan

2

Pace R. Wayne dan Don F. Faules, 2005. Komunikasi Organisasi. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya. Hal : 215

3

(21)

atas sarana-sarana produksi yang dimiliki oleh setiap individu atau kelompok. Dan perbedaan kepemilikan itulah yang kemudian akan menjadi unsur pokok adanya pemisahan kelas di dalam masyarakat.4

Salah satu intensitas tinggi dalam komunikasi tersebut memberikan kesempatan untuk membentuk komunitas atau kelompok baru. Dewasa ini, cukup banyak komunitas baru yang bermunculan seperti, komunitas penggemar klub bola Real Madrid, komunitas fotografi, komunitas pecinta vespa, komunitas pecinta binatang reptil, komunitas kereta mania, dan lain-lain.

Maka dari itu dibutuhkan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang bisa dipakai untuk memunculkan eksistensi sebuah organisasi adalah dengan adanya ruang-ruang atau media yang mampu mengakomodir kepentingan organisasi, salah satunya adalah bagaimana kegiatan-kegiatan organisasi mampu tersosialisasikan baik kepada internal organisasi maupun kepada pihak luar.

Salah satu ruang atau media yang bisa menjadi alternative untuk menyelesaikan masalah eksistensi sebuah organisasi adalah media sosial. Media sosial dipilih karena lebih memudahkan pengguna dalam melakukan hubungan komunikasi tanpa terhalang oleh jarak dan waktu. Dengan media sosial, pengguna bisa mengakses segala macam informasi yang dibutuhkan kapan pun dan dimana pun. Kehadiran media sosial tahun 2011 pada Bismania Community awalnya diharapkan mampu menjadi solusi bagi permasalahn yang ada. Menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa

4

(22)

komunikasi, untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya. Pengguna Twitter, berdasarkan data PT Bakrie Telecom, memiliki 19,5 juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global. Twitter menjadi salah satu jejaring sosial paling besar di dunia sehingga mampu meraup keuntungan mencapai USD 145 juta.5

Namun seiring berjalan, media sosial tersebut kurang maksimal dalam pengelolaannya sehingga masalah-masalah yang ada tidak bisa diselesaikan secara maksimal. Salah satu penghambatnya adalah kurangnya sumber daya manusia yang mengoperasikan media sosial tersebut. Kekurangan sumber daya manusia yang dimaksud dalam hal ini bukan persoalan ketidakmampuan anggota dalam mengoperasikan media sosial namun lebih kepada ketersediaan waktu dan tempat. Namun, di tahun 2014 media-media sosial yang ada mampu dimanfaatkannya dengan baik.

Perkembangan Bismania Community ini hampir menyentuh setiap wilayah di Indonesia. Di Banten, terdapat Bismania Community yang memiliki (korwil) kordinator wilayah yang bernama Banten. Di kota Jakarta memiliki komunitas Bismania yang bernama Jakarta Raya. Di Jawa Tengah dan sekitarnya terdapat terdapat komunitas bis yang bernama Solo Raya. Selain di Pulau Jawa, di Pulau

5

(23)

Sumatera tepatnya di Lampung terdapat komunitas Bismania yang bernama BMC Lampung dan masih banyak korwil lainnya.

Keberadaan Bismania Community di masing-masing wilayah ini tentunya harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik pula sehingga eksistensi terbangun di setiap wilayah. Untuk itulah maka media sosial menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan esistensi diri dari masing-masing komunitas Bismania tersebut.

Berkaitan dengan pengelolaan sebuah organisasi atau komunitas, Dedy Mulyana dalam bukunya mengatakan bahwa Komunikasi organisasi (Organization communication) terjadi dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar-pribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip.6

Dalam Bismania Community Kordinator Banten, komunikasi dibangun baik melalui komunikasi formal maupun informal. Komunikasi formal terjadi pada saat dilakukannya kegiatan-kegiatan formal seperti rapat organisasi, musyawarah daerah dan Jambore Nasional serta hal-hal lain yang sifatnya formal. Sedangkan komunikasi informal dipakai pada saat huting Bis, Kopi Darat dan kegiatan lain yang sifatnya untuk meningkatkan keakraban antar sesama anggota.

6

(24)

Banyak pengalaman yang diambil serta manfaat ketika mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Bismania Community, misalnya dalam kegiatan touring.

Touring merupakan kegiatan yang wajib dalam komunitas Bismania Community

untuk menjalin silaturahmi dengan anggota di wilayah lain dan stakeholder lain seperti para supir bis, Pemilik Perusahaan Otobus (PO) dan menjalin kerjasama dengan DLLAJ (Dinas Lalu Lintas dan Angkuta Jalan) untuk menunjak kegiatan-kegiatan yang lain, seperti mudik bareng.

Oleh karena itu, banyak manfaat yang bisa didapat ketika mengikuti kegiatan tersebut. Selain menjalin silaturahmi sesama anggota, jaringan untuk kebutuhan pribadi maupun organisasi pun bisa didapatkan, misalnya ketika kita dan sanak keluarga ingin berangkat ke suatu kota kita bisa dimudahkan dalam hal urusan pesan memesan tiket dan nomor bangku.

Tidak hanya itu, anggota pun bisa berkunjung ke salah satu tempat, lebih tepatnya garasi salah satu perusahaan otobus ternama yang berada di kota-kota besar contohnya pada tanggal 28 Oktober 2014 lalu komunitas Bismania Community Kordinator Wilayah Banten touring ke kota Jepara dan berkunjung ke salah satu perusahaan otobus Bejeu dan perusahaan otobus Shantika, dan pada tanggal 30 Oktober 2014 berkunjung lagi ke salah satu perusahaan otobus yang sudah mempunyai nama di Kota Kudus yaitu PO. Haryanto.

PO. Haryanto, Bejeu dan PO. Shantika merupakan termasuk dalam IPOMI (Ikatan Pengusaha Bis Muda Indonesia). Dikarenakan seringnya kegiatan touring

(25)

Menurut Puguh selaku anggota Bismania Community Banten walaupun setiap melakukan perjalanan touring menghabiskan dana minimal Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah), tetapi yang terpenting yaitu mampu meningkatkan rasa kekeluargaan yang besar dalam komunitas ini. Seperti jargon yang selalu menjadi

acuan yaitu “Sejatipun Seduluran” yang berarti bahwa persaudara yang sejati dan menjalin hubungan dengan kordinator wilayah lainnya yang berada di penjuru Indonesia.

Touring dan kegiatan-kegiatan lain tentuya diharapkan mampu menjadi media peningkatan rasa solidaritas dan kekeluargaan dari setiap anggota, sehingga eksistensi diri organisasi pun bisa terbangun.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas Bismania Community salah satunya yang paling dominan yaitu touring. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa touring merpakan salah satu kegiatan wajib yang harus dilaksanakan oleh

Bismania Community dalam rangka mempererat tali persaudaraan dan juga memperlebar jaringan.

Kegiatan komunitas Bismania Community sebenarnya bukan hanya touring

saja namun banyak kegiatan-kegiatan lain yang biasanya dilaksanakan, seperti Kopdar (Kopi Darat), hunting, futsal antar korwil dan kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya disosialisaikan melalui media sosial yang ada seperti

(26)

Atas dasar latar belakang masalah yang dijelaskan diatas, maka saya tertarik untuk menganalisis bagaimana Pemanfaatan media sosial facebook dan twitter untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten melalui media sosial yang telah dimilikiya tersebut. Ketertarikan peneliti pada penelitian ini bukan hanya didasarkan pada alasan bahwa peneliti merupakan salah satu anggota dari

Bismania sehingga akses terhadap penelitian ini lebih mudah, namun ketertarikan peneliti terhadap penelitian ini yaitu didasarkan pada keinginan untuk melihat fenomena bagaimana sebuah organisasi mampu memanfaatkan media sosial yang tergolong sebagai jenis media baru dalam industri perkembangan media masa kini sebagai alat untuk meningkatkan eksistensi organisasi. Untuk itu maka peneliti

mengambil judul penelitian “Pemanfaatan Media Sosial Facebook dan Twitter Untuk Memperkenalkan Komunitas Bismania Banten”

(27)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

“Bagaimana Pemanfaatan media sosial Facebook dan Twitter untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten?”

1.3 Identfikasi masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pemanfaatan media sosial Facebook untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten?

2. Bagaimana Pemanfaatan media sosial Twitter untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui pemanfaatan media sosial Facebook untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten.

(28)

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberi kontribusi keilmuan dibidang komunikasi, khususnya tentang kajian mengenai new media khususnya media sosial yang terjadi pada komunitas Bismania pengguna Facebook, Twitter sebagai sebuah fenomena komunikasi massa.

1.5.2 Manfaat Praktis

(29)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi

2.1.1 Komunikasi Massa

Apapun aktivitas dan profesi seseorang, tidak akan luput dari komunikasi massa. Setidaknya dalam sehari seseorang melakukan aktivitas membaca berita di surat kabar, menyaksikan tayangan televisi, menonton bioskop, atau mendengarkan radio. Terlebih saat ini untuk mengakses informasi menjadi lebih mudah dengan adanya perkembangan teknologi internet. Saat seseorang melakukam aktivitas seperti itu maka ia sedang melakukan aktivitas komunikasi massa, karena sedang berhadapan dengan atau diterpa media massa, dimana pesan media itu secara langsung atau tidak tengah memengaruhinya.

(30)

pada komunikasi dengan menggunakan media massa.7

Sementara dalam buku Wiryanto dituliskan, komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi massa (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa.8

Dalam melakukan proes komunikasi dapat dilakukan dengan merencanakan suatu kegiatan-kegiatan komunikasi. R. Wayne Pace, Brent D, Peterson, M, Dallas Burnet, dalam bukunya Techniques for Effectives Communication

menyatakan, kegiatan komunikasi mempunyai tiga tujuan sentral yang utama, yaitu to secure understanding, yakni memastikan atau menjamin pemahaman. Kemudian to establish acceptance, membina atau membentuk penerimaan atau kesepakatan. Terakhir, to motivate action, memotivasi kegiatan atau tindakan.9

Dalam melakukan kegiatan komunikasi adalah memastikan bahwa orang yang dijadikan sasaran komunikasi itu benar-benar memahami pesan yang disampaikan. Sehingga pada gilirannya, komunikasi berhasil dimotivasi untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan (yang dikehendaki dan diharapkan).

Strategi komunikasi yang akan digunakan selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga perlu memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Untuk itu, perlu dirumuskan strategi komunikasi dengan memperhitungkan :

7

Onong Uchjana Effendy. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1990, Hal. 20

8

Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Grasindo, 2000, Hal, 1

9

(31)

mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, serta seleksi dan penggunaan media.

Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur : sumber (source), pesan (message), dan saasaran (destination). Sumber boleh jadi seorang individu (berbicara, menulis, menggambar, memberi isyarat) atau suatu organisasi komunikasi (seperti sebuah surat kabar, penerbit, stasiun televisi, atau studio film). Pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara di udara, impuls dalam arus listrik, lambaian tangan, bendera di udara, atau setiap tanda yang dapat ditafsirkan. Sasarannya mungkin seorang individu yang mendengarkan, menonton atau membaca; atau anggota suatu kelompok, seperti kelompok diskusi, khalayak pendengar ceramah, kumpulan penonton sepakbola, atau anggota khalayak media massa.

Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Di muka telah ditegaskan bahwa pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambing. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa. Walter Lippman menyebut isi pesan itu “picture in our head”, sedangkan

Walter Hagemann menamakannya “das Bewustseininhalte”. Proses “mengemas”

atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu

(32)

Kini giliran komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapersonal. Proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran komunikator. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi.10

Pemikiran dari strukturisasi cukup sederhana: praktik-praktik dari kelompok menciptakan struktur yang memengaruhi praktik di masa yang akan datang. Dengan kata lain, tindakan-tindakan memiliki konsekuensi untuk tindakan selanjutnya. Karena kita sering kali khawatir akan isi dari diskuis kita pada waktu tertentu, sangatlah sulit untuk mengawasi masalah ini; namun begitu, proses yang dipakai oleh suatu kelompok memang menciptakan jenis tertentu dari dunia sosial yang menyajikan peluang dan batasan dalam kelompok di masa yang akan datang. Untuk alas an ini, kelompok harus memberikan perhatian pada proses.

Anggota-anggota kelompok sering kali bertanya pertanyaan “apa”: apa yang harus kita bicarakan? Apa yang kita ingin capai? Apa yang akan kita coba? Sebagai tambahan, kelompok harus menambahkan pertanyaan “bagaimana”: bagaimana kita menyelesaikan isu ini? Bagaimana kita akan bekerja sebagai kelompok? Bagaimana kita mengatur waktu kita? Bagaimana kita membagi energi kita? Apa pun yang anda lakukan, strukturisasi akan terjadi, tetapi jika anda tidak sadar akan itu, hasilnya mungkin bukan yang diinginkan dan tidak produktif.

Pertanyaan “bagaimana” sangatlah kritis, karena proses berpengaruh.

10

(33)

Strukturisasi memiliki beberapa dampak. Ia akan menentukan, sebagai contoh, apa yang individu dapat dan katakana dalam sebuah kelompok. Bahkan, penelitian Bales awal tahun 1950an menunjukan bahwa komentar-komentar kelompok tidak didistribusikan merata. Bales menunjukan bagaimana beberapa tipe pertanyaan membentuk interaksi kelompok dan menerapkan peranan terhadap individu.11

2.1.2 Korelasi Antarkomponen dalam strategi Komunikasi

Akan lebih baik apabila dalam strategi komunikasi diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan factor-faktor pendukung dan penghabat pada setiap komponen tersebut. Dimulai secara berturut-turut dari komunikan sebagai sasaran komunikasi, media, pesan, dan komunikator. Pertama, mengenali sasaran komunikasi. Diperlukan mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi. Hal tersebut tergantung pada tujuan komunikasi, apakah komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu.

Kedua, pemilihan media komunikasi. Untuk mencapai sasaran komunikasi, dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Ketiga, pengkajian tujuan pesan komunikasi. Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Hal ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik intruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa stu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambang bisa

11

(34)

dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, gesture, dan sebagainya. Keempat, peranan komunikator dalam komunikasi. Ada factor yang penting pada diri komunikator bila melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.12

2.1.3 Manajemen Pesan

Pada sub bab kolerasi antarkomponen dalam strategi komunikasi telah disebutkan, bahwa salah satu komponen dalam strategi komunikasi adalah mengenai pengkajian tujuan pesan komunikasi. Dalam hal ini, peneliti menganggap adanya bahasan yang lebih focus mengenai pesan, karena pesan merupakan jantung dari proses komunikasi. Dalam konteks komunikasi massa, pesan tentu memiliki peran pentng juga, karena pesan atau informasilah sebagai produk yang diberikan kepada khalayak dari komunikasi massa. Untuk itu dalam mengolah pesan yang dapat diterima baik oleh masyarakat melalui media massa, perlu adanya manajemen atau pengelolaan pesan yang baik.

Manajemen menurut Tommy Suprapto adalah aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi yang pada umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja sama atau kelompok orang dalam satu kesatuan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah diterapkan sebelumnya.13

Salah satu unsur manajemen pesan adalah membuat perencanaan pesan. Pesan atau informasi merupakan bagian terpenting dari program komunikasi.

12

Onong Uchjana Effendy. Op. Cit, Hal. 35-38

13

(35)

Untuk itu dalam menyusun pesan perlu memperhatikan faktor-faktor seperti : 1) pesan harus merupakan pemecahan masalah komunikan, 2) komunikator yakin bahwa pesan menguntungkan atau bermanfaat bagi target audiens bila dilaksanakan, 3) pesan memberikan solusi tentang cara target audiens

melaksanakan pesan, 4) pesan harus sesuai dengan kemampuan, norma, budaya dan tradisi komunikan.14

Ketika menyampaikan pesan melalui komunikasi massa, menurut Tommy Suprapto, perlu mengetahui langkah-langkah memilih saluran atau media tempat dimana akan membantu dalam mempublikasikan pesan. Langkah-langkah tersebut meliputi : 1) mendaftar semua media yang ada. Dengan mengetahui media apa saja yang ada, akan dapat memilih dengan baik. Dengan mendaftar media, dapat mengetahui hal-hal terpenting dari setiap media. Misalnya berapa banyak proporsi khalayak yang memiliki pesawat radio atau televisi, berapa banyak setiap harinya orang membaca surat kabar, atau berapa banyak oplah yang terbit dari setiap surat kabar 2) mengevaluasi setiap media. Hal ini untuk mengetahui media apa yang cocok digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan melalui media massa. 3) menemukan ketersediaan media. Setelah melakukan untuk mendaftar disemua media, bisa saja hanya beberapa media yang cocok digunakan untuk itu langkah ketiga ini perlu dilakukan. 4) menentukan cost efektif media. Setiap media biasanya mengalokasikan sejumlah biaya untuk membantu proes publikasi. Atau ada juga yang Cuma-Cuma tergantung persetujuan antara pihak media dengan lembaga /organisasi yang akan mempubliasikan sesuatu. 5) menggunakan

(36)

kombinasi beberapa media. Riset menunjukan bahwa dalam penyebarserapan, kombinasi antar media ternyata paling efektif untuk mencapai tujuan.15

Untuk mempublikasikan pemanfaatan media sosial kepada masyarakat melalui komunikasi massa. Perlu adanya pengemasan pesan yang baik agar visi misi atau tujuan yang ingin dicapai untuk memperkenalkan komunitas Bismania.

2.2 New Media

Internet banyak digembor-gemborkan sebagai produk terbaru dari peradaban teknologi yang kelak akan menggeser televisi , perangkat telematik menyangkut beberapa unit, pada bagian tengah terdapat unit layar gambar (layar televisi) yang dihubungkan dengan jaringan computer yang acap kali disebut

sebagai “media baru”.16

Hal yang paling mendasari munculnya media baru ini bukanlah karena bentuk kontennya yang berupa konten digital, melainkan siklus kedinamisan dari konten media baru dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus media baru yang dinamis ini, diibaratkan seperti berupa pergerakan, pernafasan, dan aliran dengan gairah yang berdetak di satu waktu

(real time).

Hal lain yang tidak kalah penting, bahwa media baru merupakan ajang demokrasi dari hak cipta, penerbitan, distribusi serta penggunaan berbagai konten media. Kebanyakan teknologi yang dikategorikan sebagai media baru berbentuk

digital, mempunyai karakteristik diantaranya dapat dimanipulasi, dapat

15Ibid. Hal. 150 16

(37)

dihubungkan dengan jaringan, padat, dapat dikecilkan (compressed), interaktif dan bersifat netral. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak saja merubah media tapi juga merubah kehidupan sosial dan budaya. Berikut adalah indikasi dari perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang diasosiasikan dengan media baru:

1. Perubahan dari modernitas dan postmodernitas 2. Proses globalisasi yang semakin intensif

3. Pergantian era industri manufaktur oleh era „postindustrial‟ informasi

4. Desentralisasi dari yang mapan dan sentralisasi geopolitik.17

2.3 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun sebuahkomunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik,

17

(38)

menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.

Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang.18

2.3.1 Facebook

Anda para peselncar dunia maya yang sering berjelajah dari situs satu ke situs lainnya pasti takan lupa untuk nongkrong atau paling tidak sekedar mampir ke salah satu situs yang lagi meroket saat ini. Siapa yang tidak mengenal situs jejaring Facebook? Bisa dipastikan orang yang melek huruf dan pernah berinternet pasti mengetahui situs yang satu ini. Bahkan mereka yang dulunya hanya berinternet untuk sekedar membuka email kini pun mulai betah berlama-lama di depan computer untuk mengulak-ngulik akun Facebook-nya.

Data berbicara saat ini ada sekitar 175 juta profil aktif di situs Facebook dan setiap profil rata-rata memiliki 500 teman. Durasi pengaksesan profil berjumlah sekitar 3 miliar menit/hari dan lebih dari 18 juta pengguna meng-update profilnya setiap hari. Lebih lanjut, menurut penelitian yang dilakukan oleh Student Monitor,

18

(39)

Facebook termasuk dalam jajaran benda/hal kedua yang diingini oleh para pelajar/mahasiswa di AS setelah Ipod.

Facebook dulunya hanya sebuah situs eksklusif yang dikhususkan untuk anak-anak kampus Harvad saja. Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial seperti Friendster, MySpace, Multiply, Yuwie, dll yang menyediakan media bagi para penggunanya untuk saling bertukar informasi dan berinteraksi. Facebook diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2006 oleh seorang mahasiswa Harvad University, Mark Zuckerberg. Nama facebook sendiri diinspirasi oleh Zuckerberg dari sebuah istilah dikalangan kampus seantero AS untuk saling mengenal antar semua civitas akademiknya. Awalnya para penggunanya hanya dikhususkan bagi para mahasiswa di kampus Harvad University.

Lalu kemudian diperluas ke sejumlah kampus di wilayah Boston (Boston College, Boston University, Northeastern University, Tufts University) dan kampus-kampus lainnya seperti Rochester, Standford, NYU, Northwestern, and Ivy League. Menyusul kemudian sejumlah kampus lain di AS. Akhirnya, penggunanya lebih diperluas lagi ke sejumlah kampus lain di seluruh dunia. Tanggal 11 September 2006, Facebook membuat satu langkah penting dengan mengizinkan aksesnya ke seluruh netter yang mempunyai alamat email valid, namun, dengan pembatasan usia.

(40)

dan lain-lain. Selain itu, Anda juga bisa bermain games bersama, berbagi photo, video, cerita, link-link, website dan banyak lagi. Pada saat buku ini dibuat, pengguna Facebook sudah mencapai 11 juta orang di Indonesia. 11 juta adalah jumlah yang sangat banyak, artinya Anda bisa menawarkan produk atau jasa Anda kepada mereka melalui Facebook. Untuk mengunjungi website ini, ketik pada browser: www.facebook.com.19

2.3.2 Twitter

Kata Twitter berasal dari kata Tweet yang diartikan secara bebas adalah kicauan burung. Burung berkicau tidak pernah panjang. Kicauan burung itu singkat namun kontinyu. Dengan konsep itulah Twitter dibuat. Orang yang mengirim statusnya ke public disebut tweeting. Pesan yang dikirim disebut tweet

yang berada pada timeline.20 Dengan basis microblogging, maka Twitter adalah sebuah perwujudan dari web 2.0 yang sukses. Indikator web 2.0 adalah kemampuan untuk berinteraksi antarpengguna. Microblog adalah suatu bentuk

blog yang memungkinkan penggunanya untuk menulis teks pembaharuan singkat (biasanya kurang dari 200 karakter) dan mempublikasikannya, baik untuk dilihat semua orang atau kelompok terbatas yang dipilih oleh pengguna tersebut.21

Twitter didirikan oleh Evan Williams, Jack Dorsey, Christopher “Biz”

Stone, dan Noah Glass, pada tahun 2006. Jejaring sosial berbasis microblog itu lahir setelah Odeo, startup (perusahaan rintisan) yang dibangun oleh Glass dan Williams pada tahun 2005, gagal. Odeo fokus pada layanan podcasting. Kedua

19

Andy Shera. 2010. Step by Step Internet Marketing, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.hal:5

20

Yulius Andre Pudyastomo. 2009. Twitter: Facebook mah kuno!. Yogyakarta: Mediakom. hal:11

21

(41)

pendirinya mundur dari bisnis tersebut setelah iTunes Store milik Apple muncul dengan layanan serupa. Glass dan Williams lalu berdiskusi dengan rekan mereka, Jack Dorsey, yang saat itu tengah mengembangkan sebuah layanan messaging

yang unik.

Singkat cerita, akhirnya mereka bertiga bersama Biz Stone membangun sebuah startup baru bernama Obvious Corp. Di bawah Obvious Corp, mereka mengembangkan beberapa aplikasi, termasuk aplikasi messaging dengan kode

nama “Twttr”. Mereka menambahkan dua huruf vokal ke dalam kode nama

aplikasi itu, menjadi Twitter, dan merilisnya pada tahun 2006.

Sepenggal cerita itu mungkin sudah pernah kita dengar ataupun baca. Tetapi, buku yang ditulis oleh Bilton mengulik lebih dalam tentang tahun-tahun pertama Twitter berdiri. Selain memaparkan berbagai masalah internal perusahaan, Bilton juga menggambarkan dengan detail karakter dan peran setiap orang penting yang membentuk Twitter.

Pada tahun 2013, sudah ada sekitar 300 juta akun pengguna aktif yang terdaftar dalam jejaring sosial ini. Menurut data yang dilansir oleh NYTimes.com, setelah 7 tahun berdiri, Twitter sudah memiliki lebih dari 2.000 orang karyawan, lebih dari 200 juta pengguna aktif, serta estimasi market value hingga 16 miliar dollar AS. Setelah melakukan IPO (initial public offering), para co-founder dan investor Twitter dipastikan akan bertambah kaya.22

22

(42)

2.4 Komunitas

2.4.1 Pengertian Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Definisi Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.23

Pengertian Komunitas Menurut Kertajaya Hermawan adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.24

Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.25 Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas

23

A.P Sumarno. 1989. Dimensi-dimensi Komunikasi Politik. Bandung : Citra Aditya Bakti, hal: 45

24

Kertajaya Hermawan. Arti Komunitas, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008) hal :40

25

(43)
(44)

2.4.2 Faktor-faktor Terbentuknya Komunitas

Suatu komunitas terbentuk oleh 4 faktor yaitu:

1. Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing) para anggota saling menolong satu sama lain.

2. Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu.

3. Ritual dan kebiasaan: orang-orang datang secara teratur dan periodik.

4. Influencer: merintis suatu hal dan para anggota selanjutnya ikut terlibat.

Vanina juga menjelaskan bahwa komunitas mempunyai beberapa aturan sendiri, yaitu:

1. Saling berbagi mereka saling menolong dan berbagi satu sama lain dalam komunitas.

2. Komunikasi : mereka saling respon dan komunikasi satu sama lain.

3. Kejujuran : dilarang keras berbohong, sekali seseorang berbohong, maka akan segera ditinggalkan.

4. Transparansi : saling bicara terbuka dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu hal.

5. Partisipasi : semua anggota harus disana dan berpartisipasi pada acara bersama komunitas.26

26

(45)

2.4.3 Macam-Macam Komunitas

Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

1. Komunitas akuantik

Komunitas ini misalnya terdapat dilaut, di danau, di sungai, di parit aatau di kolam.

2. Komunitas terrestrial

Yaitu kelompok organisme yang terdapat diperkarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dan lain-lain.

2.4.4 Struktur Komunitas

Karakter komunitas adalah sebagai berikut :

1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.

2. Kuantitatif, seperti frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa perunit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.

(46)

dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Menurut konsep mutakhir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis-jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.27

2.4.5 Komunitas Bismania Community

Organisasi komunitas ini bernama “Bismania Community” dan disingkat

menjadi BMC: adalah komunitas penggemar Bis Indonesia. Bismania Community

pusat berkedudukan di Jakarta dan dapat mendirikan kordinator wilayah di daerah di seluruh wilayah Indonesia, aturan pembentukan kordinator wilayah ditentukan dalam peraturan organisasi tersendiri. Pendirian Bismania Community secara organisasi dimulai pada tanggal 8 Maret 2008 dan keberadaannya tidak ditentukan oleh batasan jangka waktunya. BismaniaCommunity bersifat terbuka bagi pemilik / pengguna / pemerhati / instansi dan industry-industri lain penunjang bus dari berbagai tahun pembuatan baik yang dikeluarkan oleh karoseri maupun yang langsung diimport oleh importer umum (IU) atau perorangan.

Terdapat lima asas yang dimiiki oleh BismaniaCommunity sebagai berikut: 1. Asas Sukarela

Bismania Community adalah komunitas yang anggotanya bersifat sukarela dan tanpa paksaan oleh pihak manapun dan dengan alas an apapun.

27 Irwan, Djamal Zoer‟aini. 2003.

(47)

2. Asas Kekeluargaan & Kebersamaan

Pendirian Bismania Community didsarkan pada rasa kekeluargaan dengan tujuan meningkatkan kualitas kekeluargaan dan pengertian sesama anggotanya serta menjalin kerjasama antar anggota internal Bismania

Community.

3. Asas Setara

Bismania Community merupakan sekumpulan anggota yang bersifat setara, dimana semua pengurus dan anggota memiliki kedudukan yang sama dan mengemban tanggung jawab dan kewajiban yang setara dalam memajukan BismaniaCommunity.

4. Asas Bebas & Aktif

Bebas diartikan sebagai hal yang tidak terikat oleh peraturan-peraturan yang dapat menghambat kreatifitas dan ruang gerak arah komunitas dengan tetap patuh pada turan-aturan yang ditetapkan oleh perintah. Aktif diartikan sebagai anggota-anggota Bismania Community yang berperan secara proaktif turut dan mendukung setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh BismaniaCommunity, baik yang formal maupun informal.

5. Asas Netral

(48)

Beberapa tujuan BismaniaCommunity adalah sebagai berikut:

1. Menghimpun dan mengkoordinir para pengguna / pemilik / pemerhati / instansi dan industri-industri lain penunjang bus dengan berbagai tahun pembuatan dalam suatu wadah agar dapat dengan mudah saling memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna transportasi tersebut.

2. Meningkatkan wawasan para anggota mengenai pengetahuan teknis dunia transportasi/teknis otomotif secara umum dan bus secara khusus sehingga para anggota dapat memperoleh manfaat terutama hal-hal yang berkaitan dengan keamanan transportasi operasional kendaraan dan perbaikan-perbaikan teknis lainnya.

3. Meningkatkan rasa kekeluargaan antar anggota Bismania Community

kususnya dan antar pengguna jasa/operator bus pada umumnya, sehingga melahirkan rasa solidaritas yang tinggi antar anggota dan lingkungan internalnya.

4. Ikut berpartisipasi dalam menciptakan disiplin dan ketertiban berlalu lintas di jalan raya dengan mematuhi rambu-rambu dan peraturan lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

(49)

2.5Model Penyusunan Pesan

Teori-teori tentang penyusunan pesan menggambarkan sebuah skenario yang lebih kompleks, dimana pelaku komunikasi benar-benar menyusun pesan yang sesuai dengan maksud pelaku komunikasi dalam situasi yang dihadapi. Dalam model penyusunan pesan, terdapat teori perencanaan. Teori perencanaan (theory of planning) merupakan sebuah teori terkemuka tentang perencanaan dalam bidang komunikasi dihasilkan oleh Charles Berger yang menjelaskan proses oleh individu atau lembaga dalam merencanakan prilaku komunikasi.

“Teori perencanaan dikembangkan sebagai jawaban atas gagasan bahwa

komunikasi merupakan proses mencapai tujuan. Manusia tidak terlibat dalam kegiatan komunikasi hanya karena mereka memang melakukannya; mereka berkomunikasi untuk memenuhi tujuan. Rencana-rencana kognitif memberikan panduan yang penting dalam menyusun dan menyebarkan pesan-pesan untuk mencapai tujuan. Rencana pesan yang memungkinkan pelaku komunikasi mencapai tujuan dengan lebih banyak dan lebih efisien; sehingga kompetensi komunikasi sangat bergantung pada kualitas rencana pesan individu.”28

Teori ini memberikan penjelasan tentang bagaimana rencana dibuat dan dirumuskan. Teori perencanaan dalam bidang komunikasi yang dibuat Charles Berger ini menjelaskan proses individu melakukan perencanaan dalam proses komunikasi.29 Perencanaan merupakan proses berpikir atas rencana aksi, karena komunikasi sangat penting untuk mencapai tujuan. Teori yang berangkat dari psikologi sosial ini menjelaskan tentang proses komunikasi yaitu proses membuat pesan dan proses memahami pesan.

28

Stephen W Littlejohn dan Karen A. Foss. Teori Komunikasi Theories of Human

Communication, Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. 2009. Hal. 184-185

(50)

Kajian tentang perencanaan merupakan ilmu kognitif dari para psikolog yang telah melakukan banyak pemikiran dan penelitian pada teori ini, Berger menulis bahwa rencana-rencana dari prilaku komunikasi adalah representasi kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan. Dengan kata lain, rencana-rencana merupakan gambaran dari langkah-langkah yang akan diambil seseorang untuk memenuhi sebuah tujuan. Semuanya disebut hierarki karena tindakan-tindakan tertentu diperlukan untuk menyusun segala sesuatunya, sehingga tindakan-tindakan lain akan diambil. Oleh karena itu, perencanaan adalah proses memikirkan berbagai rencana tindakan.30

Perencanaan pesan merupakan perhatian utama karena komunikasi sangat penting dalam meraih tujuan. Sebagian mahluk sosial, orang lain memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena setiap manusia memiliki tujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Manusia dapat mencapai banyak tujuan dengan berkomunikasi dalam cara tertentu, tetapi komunikasi sangat sentral dalam mencapai tujuan sosial. Memahami sesuatu tentang bagaimana kita berencana mencapai tujuan tersebut merupakan tujuan penting, mempelajari perilaku tujuan bukanlah tugas yang mudah. Bagi seseorang, tujuan cenderung merupakan sesuatu yang kompleks. Tujuan disusun dalam suatu hierarki dan mencapai tujuan tertentu terlebih dahulu memungkinkan untuk mencapai tujuan lainnya.31

(51)

Banyak tujuan yang sebenarnya merupakan bagian dari proses perencanaan itu sendiri. Tujuan yang menjadi bagian dari proses perencanaan ini disebut dengan meta tujuan (metagoal) yang berfungsi memandu berbagai rencana yang dibuat. Kekuatan tujuan memengaruhi seberapa kompleksnya suatu rencana. Kompleksitas suatu rencana tersebut bergantung pada seberapa banyak pengetahuan tentang persuasi. Berger mengartikan hal ini sebagai pengetahuan dalam bidang khusus dan umum. Berger menyebutkan pengetahuan atau informasi mengenai suatu topic adalah sebagai pengetahuan khusus (spesific domain knowledge) dan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi sebagai pengetahuan domain umum (general domain knowledge).32

Teori Berger memperkirakan bahwa semakin banyak yang diketahui maka akan semakin kompleks rencana tersebut. Dengan demiian, jika memiliki banyak motivasi dan pengetahuan, maka akan menciptakan rencana yang lebih kompleks. Namun apabila motivasi dan pengetahuan rendah, maka rencana yang dimiliki mungkin tidak akan berkembang. Namun, biasanya ada batasan-batasan pada seberapa kompleksnya sebuah rencana.33

Apa yang terjadi apabila upaya untuk mencapai tujuan mendapat hambatan? Terdapat dua pertimbangan untuk mengenai hal ini. Pertama, dengan mencoba tindakan khusus yang berbeda, Berger menyebutnya sebagai perubahan hierarki rencana tingkat rendah ( low level plane hierarchy alternation ). Dalam hal ini, kebanyakan orang melakukan tindakan yang pertama. Namun jika tujuaannya

(52)

sangat penting, maka akan cenderung membuat penyesuaian tingkat tinggi dan akan melakukannya lebih cepat dibandingkan jika memiliki motivasi rendah.

Perencanaan dan pencapaian tujuan sangat berhubungan dengan emosi, dalam hal mempertahankan suatu rencana yang kompleks, tidak tertutup kemungkinan dapat mengalami kesulitan untuk melaksanakannya sehingga gagal mencapai tujuan. Perasaan nyaman yang dirasakan pada saat melaksanakan rencana dinamakan fluiditas tindakan. Orang terkadang memiliki fluiditas yang tinggi dan terkadang rendah. Semakin kompleks suatu rencana dan semakin besar emosi yang terlibat maka semakin rendah fluiditas tindakan.

Jika tujuan terhalangi, maka akan cenderung bereaksi negatif. Sebaliknya, jika rencana berhasil, maka sering kali merasa terangkat. Perasaan-perasaan negatif yang dialami ketika gagal mencapai sebuah tujuan, bergantung pada seberapa pentingnya tujuan tersebut.34 Perasaan-perasaan tersebut sebagian juga ditentukan oleh seberapa keras usaha untuk mencapainya dan seberapa dekat pada tujuan yang sebenarnya didapatkan. Berger mengatakan bahwa ketepatan sosial merupakan sebuah tujuan yang penting.35

Dalam penelitian ini disebutkan bahwa peneliti memakai teori proses perencanaan dimana teori tersebut merencanakan apa yang akan dilakukan demi sebuah tujuan yang diinginkan dan mengetahui manfaat sebuah proses

memikirkan berbagai rencana tindakan.

(53)
(54)

Kesimpulan

(55)

2.7 Kerangka Berfikir

PEMANFAATANMEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER UNTUK

MEMPERKENALKAN KOMUNITAS BISMANIA

Model Penyusunan Pesan

merencanakan apa yang akan dilakukan demi sebuah tujuan yang diinginkan dan mengetahui manfaat sebuah

proses dan memikirkan berbagai rencana tindakan

Media Sosial

Facebook Twitter

(56)

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan satu peristiwa yang terjadi saat ini tanpa melakukan hipotesis atau membuat prediksi, tidak mencari hubungan atau menjelaskan hubungan.36

Menurut Rakhmat dalam bukunya metode penelitian komunikasi, penelitian deskriptif ditujukan untuk: mengumpulkan informasi aktual secara rinci melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.37

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

36

Jalaludin Rakhmat. 2005. metode penelitian komunikasi. Bandung: PT.Remaja rosdakarya, hal.24.

37

(57)

data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.38 Pendekatan penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Melalui penelitian kualitatif, penulis berupaya untuk memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai pemanfaatan media sosial Facebook dan Twitter untuk memperkenalkan komunitas Bismania Community Banten. Pendekatan kualitatif dipilih agar penulis dapat mendapatkan pemahaman yang dalam terhadap permasalah yang ada.

Dengan digunakan pendekatan kualitatif, maka data didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. dan dapat ditemukan data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, etos kerja dan budaya yang dianut seorang maupun sekelompok orang dalam lingkungan kerjanya.39

Menurut Sugiyono, bila dilihat dari level explanation, penelitian kualitatif bisa menghasilkan informasi yang deskriptif yaitu memberikan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap situasi yang diteliti.40 Jadi, penelitian kualitatif deskriptif ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang diteliti. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membaut prediksi.

38

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D,Bandung : Alfabeta hal 1

39

ibid hal : 181

40

(58)

Menurut Salim dalam buku Paradigmanya adalah basis kepercayaan utama dari system berfikir, basis dari ontology, epistemology, dan metodologi. Dalam pandangan filosof, paradigm merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berfikir seseorang. Hal ini membawa konsekuensi praktis terhadap perilaku, cara berfikir, intepretasi dan kebijakan dalam pemilihan masalah. Paradigm member representasi dasar yang sederhana dari informasi pandangan yang kompleks sehingga orang dapat memilih untuk bersikap atau mengambil keputusan.

Paradigma menurut Kuhn didefinisikan sebagai suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-medote, prinsip dasar, atau cara memecahkan sesuatu masalah, yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu.41

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan paradigm post – positivis. Paradigm ini berbicara bukan hanya terlibat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas sosial menurut paradigma ini adalah suatu gejala yang utuh yang terkait dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna. Oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk ukuran akan tetapi dalam bentuk eksplorasi untuk dapat mendeskripsikannya secara utuh.42 Karena dengan menggunakan paradigm post – posotivis ini, peneliti berusaha untuk memahami tentang Pemanfaatan Media

41

Djaman Satori & Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.Hal:9

42Ibid.

(59)

Sosial Facebook dan Twitter Untuk Memperkenalkan Komunitas Bismania Banten. Selain itu peneliti tidak hanya mengolah data mentahnya saja, tetapi peneliti lebih mencari tahu di setiap kejadian apa yang menyangkut penelitian ini.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu hal. Untuk itu perlu diberikan batasan untuk menghindari penafsiran yang keliru atas judul penelitian ini. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menginterpretasi, sekaligus memudahkan pembaca dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk mencantumkan batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya. adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada pemanfaatan media sosial

facebook, twitter untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat fokus dalam satu bagian. Sehingga data yang diperoleh falid, spesifik, mendalam dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh.

2. Peneliti mengobservasi pada pemanfaatan media sosial facebook, twitter

untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten.

(60)

Penelitian ini mendeskripsikan pemanfaatan media sosial facebook, twitter

untuk memperkenalkan komunitas Bismania Banten dalam menunjukan eksistensi mereka melalui media sosial facebook dan twitter.

3.3 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Serang dan juga di Base Camp komunitas

Bismania Community Banten, Terminal Pakupatan Serang dan Angkringan tepatnya didepan Agen Sinar Jaya ataupun Alfamidi tersebut merupakan tempat berkumpulnya anggota komunitas Bismania Community, serta beberapa tempat lain karena penelitian ini tidak bisa fokus disatu tempat. Dengan tujuan untuk menggambarkan perencanaan dan komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Anggota Komunitas Bismania Community Banten.

3.4 Jenis Data

Dalam penelitian ini dibutuhkan jenis data yang berupa pemaparan atau uraian tentang suatu persoalan secara logis dan akurat. Adapun jenis data yang akan di identifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Data yang berkaitan dengan Komunitas Bismania Community

(61)

3.5 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penlitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Adapun data yang menjadi sumber data primer adalah melalui wawancara dari informan penelitian dan juga melalui pengamatan langsung (observasi) peneliti pada kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Bismania Community Banten, sedangkan yang menjadi sumber data sekunder antara lain

company profile, dan informasi media yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian dan layak dijadikan refrensi, dokumentasi intern dalam melakukan penelitian. Dengan menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data-data, selain itu juga menggunakan riset perpustakaan untuk mencari data atau informasi riset melalui membaca buku-buku refrensi yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spadley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga eleman, yaitu : tempat (place), pelaku (actors) dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai

objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” didalamnya.43

Pada istilah kualitatif juga tidak menggunakan istilah sample. Sample pada penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subyek penelitian, yaitu orang–orang yang dipilih diwawancari atau diobservasi sesuai tujuan penelitian.

43

Gambar

Tabel 2.2 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar , CV Pustaka Setia : Bandung, 2011, Hlm : 18-19.. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu harus diambil

5 Dalam penelitian ini Pengambilan sampel diambil dari sebagian populasi dari seluruh konsumen yang pernah datang pada.. Rumah Makan Saung Bambu Wulung Kudus sebagai

Tujuan dalam penelitian ini adalah ; (1) Untuk mengkaji seberapa besar hasil penerapan pembelajaran portofolio pada proses pembuatan yoghurt di sekolah, (2) Untuk

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan taufik- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional

Variabel persepsi masyarakat adalah salah satu untuk perhitungan nilai ekonomi, dengan menggunakan persepsi masyarakat dalam penelitian ini dapat mengetahui manfaat keberadaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB adalah variabel luas lahan, harga benih padi VUB, harga benih padi non VUB dan pendapatan petani secara

Berdasarkan hasil analis data yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dirumuskan kesimpulan tingkat penyembuhan ketombe kering dengan pemanfaatan jeruk nipis adalah

Juga menurut Koentjaraningrat (1985) dalam Yudohusodo, perumahan dan pemukiman (rumah dan lingkungannya) sebagai ujud fisik kebudayaan (physical culture) merupakan hasil