• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENALA RADIO MENGGUNAKAN KOMPUTER TUGAS AKHIR - Penala radio menggunakan komputer - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENALA RADIO MENGGUNAKAN KOMPUTER TUGAS AKHIR - Penala radio menggunakan komputer - USD Repository"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Diajukan Oleh :

Erick Bambang Wahyu T

NIM : 025114052

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

RADIO TUNER USING PERSONAL

COMPUTER (PC)

FINAL PROJECT

Presented as partial fulfillment of the

Requirements to obtain the

sarjana teknik degree in electrical engineering

By :

Erick Bambang Wahyu T

Student ID Number : 025114052

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

Yogyakarta, 22 September 2007

(6)

v

N

o

one

is

born

to

lose,

every

one

is

born

to

win,

And

the

biggest

difference

that

one

from

the

other

is

the

willingness

to

learn,

to

(7)

vi

T

ugasAkhirinikupersembahkankepada:

B

apakuyangdisurga

P

apadan

M

ama

Y

B.Mulyono

M

baEndang,

M

baYoyo,

A

lm.Dian

E

.EndahMawarni
(8)

vii

INTISARI

Dalam tugas akhir ini penulis ingin membuat alat yang berfungsi sebagai

pencari siaran radio yang dikendalikan oleh komputer. Secara umum tujuan

pembuatan tugas akhir ini adalah pemanfaatan bahasa pemograman Visual Basic

6.0, mengembangkan rangkaian radio penerima FM serta pengoptimalan

komputer pribadi untuk membantu kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini adalah pemanfaatan port paralel dengan aplikasi hardware-nya. Penala radio menggunakan komputer ini lebih ditujukan kepada pengguna komputer yang senang mendengarkan siaran radio sambil menggunakan komputer.

Pada perancangan ini dijelaskan bagaimana proses kerja perangkat keras penala radio menggunakan komputer. Data digital yang dikeluarkan oleh komputer dengan menggunakan bahasa pemograman mampu menghasilkan frekuensi dengan bantuan DAC dan dioda varktor. Pada bagian software, program

menyediakan beberapa fasilitas seperti record, pengaturan volume, serta dapat

menyimpan gelombang siaran radio yang kita inginkan. Dengan berbagai kelengkapan yang disediakan, pengguna merasa tidak direpotkan lagi dengan tambahan hardware lainnya.

Pada tugas akhir ini, perangkat keras dan perangkat lunak Penala Radio Menggunakan komputer telah berhasil dibuat sesuai dengan perancangan. Progam dapat mengatur dan mencari siaran radio dengan bantuan hardware.

(9)

viii

In this final duty, writer wish to make the functioning appliance as searcher radio broadcast controlled by computer. intention of this final duty making is exploiting software visual basic 6.0, developing circuit of radio receiver FM, and also optimise of personal computer, to assist the everyday activity. In this case is exploiting of parallel port with the application hardware. Tuning Radio using PC more addressed to computer user which like to listen the radio broadcast at the same time use the computer. Tuning Radio using PC more addressed to computer user which like to listen the radio broadcast at the same time use the computer.

At this scheme is explained how hardware job process of tuning radio based on PC. Digital released by computer using Ianguage pemograman able to yield the frequency with aid DAC and dioda varactor. At software, program to provide some facility like record, volume arrangement, as well as can keep the wave radio broadcast which user wish. By various provided feature, user feel not busy with additional other hardware.

At this final duty, hardware and software of Tuning Radio Using PC have succeeded made as according to scheme. Progam can arrange and searching or tuning of radio broadcast with aid hardware.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa disurga, yang telah

memberikan kasih karunia, anugerah, bimbingan dan berkat-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini, penilis

mendapatkan banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini perkenankanlah dengan segala kerendahan hati dan penuh

hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Romo Ir. Greg. Heliarko SJ.,SS.,BST.,MA.,MSC Selaku Dekan

Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik

Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Bapak Martanto, S.T, M.T selaku pembimbing I atas segala pemikiran

dalam membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga akhir.

4. Bapak Ir. Tjendro selaku pembimbing II atas segala pemikiran dalam

membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga akhir.

5. Seluruh dosen penguji baik saat kolokium maupun ujian pendadaran

yang telah menguji keaslian tugas akhir yang penulis kerjakan. Adapun

saat pengujian beliau-beliaulah yang membantai penulis saat

(11)

x

dorongan moril maupun material yang tak terbatas nilainya, kasih dan

kesabaran yang tak pernah putus sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Mbak Endang, Mbak yolanda yang telah memberikan dorongan lewat

doa, moril maupun materil dan kesabaran selama penyusunan tugas

akhir ini.

9. Solmetku Evivany Endah Mawarni ‘UUN’ yang selalu sabar

menemaniku dalam ke-jenuhan, ke-Bete’an, ke-bimbangan, ke-penuh

tidak pastian, ke-kesalan, ke-bahagiaan, ke-suksessanku dan

membantu dengan segala upaya-nya selama penyusunan tugas akhir

ini.

10. Teman-teman Teknik Elekro yang sudah membantu: Briatma(TE’02),

Hari Wibowo(TE’02), Alex (TE’02), Wiryadi (TE’02), Ratno (TE

’03) yang menyumbangkan aklirik-nya.

11. Teman-teman terdekatku yang hadir dalam senyum, tawa, dan

kesedihanku selama ini : Vany (UUN) yang imoet dan maniz, Tanti

(Si_Monxxx) yang mirip ikan buntal, Putih si anjing lucu sekaligus

(12)

xi

12. My dream team and My best team overclocking HOT (Hyem

Overclocking Team), dengan kata sandi “Jangan Sampai Aktifitas

Kampus Mengganggu Aktifitas Overclocing Kita”. Kutipan kalimat

diatas tidak salah. Because that password I have the skill and spirit of

overclock which is not owned by my campus. Hidup Overclocker

Indonesia!!!!

13. Teman-teman Overclocker yang tersebar diseluruh penjuru dunia.

14. Teman-teman redaksi majalah HyperMedia, dimana HyperMedia

magazine adalah tempat penulis mencari nafkah dan pengalaman

pekerjaan yang sesuai dengan hobby dan skill yang penulis miliki.

15. Marcopolo Team : Bule, Gepenk, Me2t, Plenthong, Koten, yang selalu

menjadi sumber inspirasiku dan sumber senyumku.

16. Kamar kos yang berukuran 4 x 3.5m yang terdampar ditengah-tengah

sawah, dengan warna hijau-mu itu yang selalu menyejukan hati dan

melindungiku saat hujan, teriknya matahari serta ganasnya dunia. Dan

yang terpenting di kamar ini pulalah aku bermimpi dan kutulis semua

angan-angan serta secercah harapan hidupku.

17. Kota Ngayogyakarto yang telah menerimaku apa adanya. Engkau

memang satu-satunya kota yang paling nyaman selama penulis

berkelana. Disinilah penulis menemukan jati diri, dan bagaimanakah

(13)

xii

18. Teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Elekro dan semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas setiap bantuannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan

dari penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis maupun pembaca semuanya.

Yogyakarta, 22 September 2007

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Judul ... 1

1.2. Latar Belakang Masalah ... 1

1.3. Perumusan Masalah ... 2

1.4. Batasan Masalah ... 3

(15)

xiv

BAB II DASAR TEORI ……….. 7

2.1. Pengubah Digital ke Analog (Digital to Analaog Converter) ……….. 8

2.1.1. Keistimewaan DAC0808 ………... 8

2.1.2. Resolusi DAC ……… 10

2.2. Penguat Operasional Sebagai Penguat Tegangan Tak Membalik (Non Inverting) ……… 11

2.3. Dioda Varakor ……...……… 13

2.4. Penerima Radio FM ……… 16

2.5. Port Paralel DB25 ………. 19

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK ………. 22

3.1. Perancangan Perangkat Keras ………. 22

3.2. Pengubah Digital Ke Analog Dengan DAC0808 …. 23 3.3. Penguat Tegangan ………. 24

3.4. Dioda Varakor ...………. 26

3.5. perancangan Perangkat Lunak ………. 29

(16)

xv

Halaman

3.5.2. Tampilan Form Utama Program …………. 32

3.5.3. Tombol Tunning ………. 33

3.5.4. Tombol Volume ………. 33

3.5.5. Tombol Record ………. 34

3.5.6. Minimize ………. 34

3.5.7. Tombol Save dan Load ………. 34

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .... 35

4.1. Perangkat keras penala radio ... 35

4.2. Hasil pengukuran Tegangan Pada penala Radio ... 36

4.3. Hasil Pengukuran Frekuensi Pada Penerima Radio FM ... 40

4.4. Pengamatan Kerja Program Visual Basic 6.0 ... 44

BAB V PENUTUP ... 49

5.1. Kesimpulan ... 49

5.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(17)

xvi Tabel.2.1. Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor

paralel standar DB25 ... 20 Tabel. 3.1 Tabel pemancar FM beserta frekuensi dan

nilai kapasitansi ... 28

Tabel 4.1. Pengukuran Masukan Data Digital Terhadap Tegangan

DAC dan Tegangan dioda varaktor ………...………. 37

Table 4.2 Perbandingan pengukuran kapasitansi pada rangkaian

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar.2.1. Konfigurasi kaki IC DAC0808 ... 9

Gambar.2.2. Rangkaian penguat tegangan tak membalik ... 12

Gambar.2.3. Kapasitansi yang dapat disimpantergantung pada area plat dan jarak ... 14

Gambar.2.4. Reverse bias ... 15

Gambar.2.5. Perubahan kapasitansi dioda varakor akibat pengaruhreverse bias ... 16

Gambar.2.6. Simbol dari dioda varakor ... 16

Gambar.2.7. Dioda varakor dalam sebuah aplikasi ... 16

Gambar.2.8. Diagram kotak penerima FM ... 17

Gambar.2.9. Port paralel DB25 ... 20

Gambar.3.1. Blok rangkaian penala radio berbasis komputer ... 22

Gambar.3.2. Untai DAC0808 beserta komponen ... 24

Gambar.3.3. Rangkaian penguat tegangan ... 24

Gambar.3.4. Rangkaian penguat tegangan dengan nilai hambatan ... 26

Gambar.3.5. Rangkaian dioda varktor ... 26

Gambar.3.6. Rangkaian dioda varktor dengan nilai kapasitansi .... 27

(19)

xviii

Gambar.3.9. Diagram alir pembuatan file*.dlldalam notepad ... 32

Gambar.3.10. Tampilan form utama program ... 33

Gambar.4.1. Perangkat keras dengan bagian-bagiannya ... 35

Gambar.4.2. Diagram kotak pengukuran tegangan ... 36

Gambar.4.3. Grafik galat tegangan dioda varktor ... 38

Gambar.4.4. Grafik Galat kapasitansi berdasarkan frekuensi ... 42

Gambar.4.5. Pengukuran frekuensi keluaran radio pada saat diberi tegangan ... 43

Gambar.4.6. Gambar form utama program tuning radio ... 44

Gambar.4.7. Tampilan form tuning program ... 45

Gambar.4.8. Gambar form save pada program tuning radio ... 45

Gambar.4.9. Gambar form load pada program tuning radio ... 46

Gambar.4.10. Gambar tampilan form load yang dapat disembunyikan pada program tuning radio ... 46

Gambar.4.11. Tampilan menu volume ... 47

Gambar.4.12. Tampilan form recorder ... 48

(20)

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Judul

Penala radio melalui Komputer

1.2

Latar Belakang Masalah

Informasi merupakan sesuatu yang penting. Untuk saat ini sebuah informasi

dapat peroleh dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan radio.

Berbagai produk informasi telah dikembangkan dengan menggunakan teknologi

elektronika. Oleh karena itu, elektronika merupakan pelajaran wajib dikuasai bagi

mahasiswa atau mahasiswi yang bergelut dibidang teknik elektro.

Perkembangan teknologi elektronika saat ini cenderung menggunakan

perangkat-perangkat digital dan tidak mengesampingkan fungsi perangkat analognya

atau istilah yang lebih sering disebut digitalisasi.

Teknologi sistem digital yang paling populer dan sering dijumpai adalah

komputer atau lebih dikenal dengan Personal Computer (PC). Komputer memunyai kemampuan untuk mengolah data digital. Data digital dari komputer kemudian

dirubah menjadi tegangan analog oleh suatu rangkaian DAC (Digital Analog

Converter). Dari landasan dasar itulah muncul berbagai macam pemikirian. Salah

satu dari pemikiran itu adalah bagaimana jika suatu alat telekomunikasi dikontrol

(21)

Dalam penalaradio melalui komputer ini, yang menjadi pemikiran utamanya

adalah membuat suatu alat yang berfungsi sebagai pencari siaran radio yang ada di

Indonesia, yang dikendalikan oleh komputer dengan cara mencari siaran radio yang

diinginkan. Untuk perancangannya terbagi menjadi dua macam, yakni perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Perangkat keras peralatan ini terdiri atas pengondisi sinyal yang

menggunakan LM741 sebagai penguat operasional, pengubah data digital menjadi

data analog menggunakan DAC 0808, pengubah tegangan menjadi kapasitansi yang

menggunakan dioda varaktor, dan radio sebagai piranti yang berfungsi sebagai

pencari siaran.

Kemudian untuk perangkat lunak menggunakan bahasa pemograman Visual

Basic 6.0. Perangkat lunak ini nantinya akan membantu dalam memberikan masukan

untuk memilih siaran radio yang pengguna inginkan.

1.3 Perumusan

Masalah

Radio merupakan salah satu instrumen elektronik yang dibutuhkan manusia

sebagai sumber informasi dan hiburan. Pemanfaatan radio ini sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari, baik itu sebagai alat informasi maupun sebagai hiburan.

Untuk mengendalikan atau mencari siaran-siaran radio yang ada dapat digunakan

komputer sebagai alat pengendali utama.

Dalam tugas akhir ini komputer digunakan sebagai pengendali terhadap

perangkat elektronis luar. Dengan demikian masalah dalam pembuatan alat ini dapat

(22)

 

1. Dalam perancangan alat, dibutuhkan pengubah sinyal digital menjadi

sinyal analog dan bagaimana mengkolaborasikan alat tersebut dengan

bantuan komputer.

2. Supaya komputer dapat menjalankan tugasnya sebagai pengendali alat

elektronis, maka perlu inisialisasi I/O port antar muka dengan bantuan bahasa pemograman Visual Basic 6.0

1.4 Batasan

Masalah

Dalam tugas akhir dengan judul Penala Radio melalui komputer ini hanya

dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Sebuah radio akan dikendalikan oleh komputer melalui rangkaian dioda

varaktor.

2. Pengubah sinyal dari sinyal digital menjadi sinyal analog digunakan DAC

0808.

3. Pencarian siaran radio dengan cara menekan tanda panah (kiri atau kanan)

pada keyboard atau bisa juga men-scroll tombol tuning yang telah tersedia pada tampilan Visual Basic dengan bantuan bahasa pemograman Visual Basic 6.0

4. Frekuensi yang dapat diterima radio FM antara 88 – 100MHz

5. Mode scanning secara manual

(23)

1.5 Tujuan

Secara umum tujuan pembuatan tugas akhir ini seperti terurai sebagai berikut

:

1. Pemanfaatan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 untuk mengimplementasikan penala radio.

2. Mengembangkan rangkaian radio penerima FM dengan menambahkan

rangkaian lainnya, sehingga radio dapat dikendalikan dari komputer

dengan bantuan bahasa pemograman.

3. Disamping itu penelitian ini dimaksudkan untuk pengoptimalan komputer

pribadi untuk membantu kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini adalah

pemanfaatan paralelport untuk dapat mengendalikan radio.

1.6 Manfaat

Perancangan piranti tuning radio berbasis komputer ini nantinya akan dapat mempermudah pengguna komputer yang senang menikmati siaran radio, selain itu

pengguna juga dapat merekam lagu kesenangannya. Disamping dapat memberikan

beberapa kemudahan, juga dapat memperkaya pengetahuan tentang pengunaan

DAC0808.

1.7 Sistematika

Penulisan

Penulisan laporan penelitian tugas akhir ini disusun dengan mempunyai

(24)

 

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi antara lain latar belakang yang mendasari dipilihnya

topik dalam tugas akhir ini, perumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika

penulisan hasil penelitian.

BAB II : DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang berbagai teori yang berkaitan dengan

perangkat-perangkat pendukung penala Radio Berbasis Komputer

baik secara khusus maupun secara umum.

BAB III : PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN

PERANGKAT LUNAK

Bab ini berisi beberapa hal mengenai perancangan perangkat

keras yang akan digunakan untuk mendukung penala radio berbasis

komputer, seperti pada rangkaian DAC0808. Bab ini juga berisi tentang bahasa pemograman Visual Basic 6.0 yang dimanfaatkan untuk Tuning Radio Melalui Komputer secara programatis serta diagram alirnya.

BAB IV : ANALISIS HASIL PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil pengukuran yang diperoleh serta

(25)

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran, pada bab ini juga menjelaskan

kemungkinan-kemungkinan pengembangan dari perangkat

(26)

7   

BAB II

DASAR TEORI

Penala radio melalui komputer ini dibuat sebagai pencari gelombang radio

FM, dengan cara menggantikan fungsi kapasitor variabel pada rangkaian radio FM

dengan rangkaian dioda varaktor. Walaupun peranan kapasitor variabel digantikan

dengan dioda varaktor, namun fungsi utama dari kedua komponen tersebut adalah

sama yaitu sama-sama menghasilkan nilai kapasitansi yang dapat diubah-ubah.

kapasitor variabel menghasilkan kapasitansi dengan cara manual sedangkan dioda

varaktor menghasikan kapasitansi dengan diberi tegangan pada kedua kutubnya.

Dalam proyek penalaradio melalui komputer ini, yang menyuplai tegangan ke dioda

varaktor berasal dari hasil penguatan tegangan yang bersumber dari tegangan

keluaran DAC. DAC adalah sebuah komponen yang mampu mengubah data digital

menjadi analog.

Dalam proyek penala radio melalui komputer ini bahasa pemograman yang

digunakan adalah Visual Basic 6.0. Cara kerja program tersebut secara umum adalah dengan cara men-scroll tombol tuning pada tampilan program sampai mendapatkan gelombang radio yang diinginkan. Selain itu pengguna juga dapat merekam lagu

kesenanganya. Sebagai penunjang, juga diberikan fungsi tombol volume, record serta kelengkapan lainnya. Komponen-komponen penunjang dari penalaradio akan lebih

(27)

2.1 Pengubah Digital ke Analog (

Digital to Analog Converter)

Pada sistem elektronik banyak sekali alat-alat yang memerlukan tegangan

analog, sementara keluaran dari komputer merupakan tegangan digital. Untuk dapat

mengendalikan alat lain yang membutuhkan tegangan analog, maka komputer

memerlukan suatu penghubung yaitu DAC.

Pengubah digital ke analog merupakan untai yang berfungsi untuk mengubah

data digital menjadi tegangan analog [1]. Data digital yang akan diubah dinyatakan

dalam kode biner dengan menggunakan dua nilai tegangan 5 volt yang dinyatakan dengan lambang “1” atau tinggi dan 0 volt yang dinyatakan dengan lambang “0” atau rendah. Bilangan biner merupakan kombinasi dari sederetan lambang 1 dan 0.

Vref adalah tegangan acuan (reference) yang tepat, dan semua hambatan

merupakan hambatan yang presisi untuk mendapatkan arus-arus masukan yang teliti.

Tegangan keluaran dari DAC ini dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

...(2.1)

2.1.1 Keistimewaan DAC0808

DAC series adalah merupakan IC monolitik 8 bit, dengan kelebihan sebagai berikut [2] :

1. Digunakan untuk mengubah data masukan digital 8 bit menjadi sinyal analog.

(28)

9   

3. Akurasi relatif ± LSB typ.

4. Tegangan supply ± 4,5V sampai ± 18V.

5. Pemakaian daya rendah 33mW untuk tegangan supply ± 5V.

Gambar 2.1. Konfigurasi kaki IC DAC0808

Fungsi masing-masing pin adalah sebagai berikut :

a. Pin 1 (NC)

Pin ini tidak dihubungkan atau digunakan.

b. Pin 2 (GND)

Pin ini ditanahkan.

c. Pin 3 (VEE)

Pin VEE dihubungkan dengan catu tegangan sebesar -15 volt. d. Pin 4 (IO)

Merupakan pin keluaran yang berupa arus.

e. Pin 5 – 12 (A0 – A7)

Merupakan masukan data digital.

DAC

0808

 

16  Compensation 

15  Vreff  (‐) 

14  V reff (+) 

13  VCC 

12  A8 

11  A7 

10  A6 

9  A5  NC  1 

GND  2 

VEE  3 

IO  4 

A1  5 

A2  6 

A3  7 

(29)

f. Pin 13 (VCC)

Merupakan pin VCC yang dihubungkan dengan catu tegangan. sebesar

5 volt

g. Pin 14 (Vreff (+))

Merupakan tegangan masukan analog maksimum positif.

h. Pin 15 (Vreff (-))

Merupakan pin yang dihubungkan dengan hambatan yang ditanahkan.

i. Pin 16 (Compensation)

Merupakan pin yang dihubungkan kapasitor dengan catu VEE.

2.1.2

Resolusi DAC

Resolusi adalah satu bagian dibagi dengan banyaknya tingkatan yang

tersedia (bit). Semakin besar digit suatu DAC maka resolusi semakin kecil, dan akan membuat DAC semakin baik . Tegangan skala penuh ditentukan oleh nilai arus

referensi dan resistor umpan balik op-amp. Tetapi harus diingat bahwa tegangan maksimum yang sebenarnya selalu 1 LSB lebih kecil dari tegangan keluaran skala

penuh [2].

Ketelitian adalah seberapa dekat keluaran secara praktek dari nilai-nilai

sebenarnya.Ketelitian ini biasanya dinyatakan sebagai kesalahan sebagai

penambahan LSB. Kesalahan 1 LSB artinya keluaran yang sebenarnya berada pada

keluaran ideal sebesar 1 LSB. Secara ideal kesalahan suatu DAC harus lebih kecil

(30)

11   

Monotonisasi adalah keluaran yang terus bertambah bila masukan bertambah

besar. Suatu DAC akan monotonisasi bila mempunyai kesalahan lebih kecil atau

sama dengan ½ LSB. Waktu pemantapan adalah waktu yang diperlukan untuk

menghasilkan keluaran yang benar. Nilai waktu pemantapan akan menetukan

kecepatan dalam mengubah masukan digital. Resolusi dari pengubah digital ke

analog ini didefinisikan sebagai perubahan terkecil yang terjadi pada keluaran analog

sebagai hasil dari perubahan masukan digital. Resolusi ini merupakan ukuran

lompatan dengan bentuk tangga yang mempunyai nilai tegangan yang sama setiap

langkahnya (step). Untuk DAC 8-bit. Mempunyai perubahan atau pencacahannya adalah 28, dan jumlah langkah (step) adalah 255. Sehingga akan diperoleh resolusi DAC 8-bit sebagai berikut :

Resolusi = ...(2.1.2.1)

2.2 Penguat Operasional Sebagai Penguat Tegangan Tak

Membalik (

Non Inverting

)

Penguat tegangan merupakan suatu yang berfungsi menerima isyarat

tegangan pada bagian masukan dan mengeluarkan isyarat yang lebih besar pada

bagian keluaran [3]. Dalam rangkaian penala radio ini yang digunakan sebagai

rangkaian penguat tegangan adalah penguat tak membalik (non inverting) yang tegangan keluarannya (Vout) mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan

(31)

R1

R2

i

IR1 IR2

Vin

Vout

Vx

Gambar 2.2. Rangkaian penguat tegangan tak membalik

Pada penguat operasional ideal, beda potensial tegangan antara masukan

membalik (-) dan masukan tak membalik (+) adalah nol, maka potensial kedua

masukan ini akan sama yakni Vx= Vin sehingga kalau ditinjau dari simpul Vx pada

gambar 2.2 diatas, maka arus yang mengalir pada masing-masing hambatan dapat

diketahui, mengingat bahwa arus yang masuk ke penguat operasional ideal adalah

sama dengan nol, maka :

IR2 = IR1

Sedangkan penguatan tegangan dari rangkaian pada gambar 2.2 diatas dapat

diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :

Vout = VR1 + Vin

Karena VR1 = Vx = Vin, maka :

Vout = VR2 + Vin

(32)

13   

Diketahui bahwa IR2 = IR1, maka :

   

   

      

                

Jadi penguatannya adalah :

... (2.2.2)

Tegangan keluaran (Vout) diperoleh dengan mengalikan tegangan masukan (Vin)

dengan faktor penguatan (Av).

          ... (2.2.3) 

2.3

Dioda Varaktor

Dioda varaktor atau sering juga disebut varikap sering digunakan pada

rangkaian utama radio frequency (RF) yang mampu menghasilkan kapasitansi yang bervariasi dengan mengubah tegangan dalam sebuah rangkaian elektronika [4].

Dioda varaktor dapat digunakan dalam rangkaian penala radio termasuk frequency

oscillators dan filters. Atas dasar inilah muncul ide-ide untuk memanfaatkan dioda

varctor atau varicap sebagai pengendali kapasitansi pada rangkaian radio penerima

(33)

Kedua nama tersebut baik varaktor ataupun varikap banyak dipergunakan

oleh masyarakat, varaktor dan varikap adalah dua jenis dioda dengan format yang

sama dan memiliki kinerja yang sama. Nama varaktor merupakan singkatan dari

variable reactor atau reactance sedangkan varicap adalah variable capacitance.

Dioda varaktor atau varicap dapat bekerja seperti kapasitor. Perbedaan antara

dioda varaktor dengan kapasitor adalah dioda varaktor memiliki nilai kapasitansi

yang dapat dirubah sesuai dengan tegangan masukannya, sedangkan kapasitor

bersifat pasif atau nilainya tetap. Dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini, sebuah

kapasitor terdiri dari dua plat yang dibatasi dengan suatu dielektrikum. Kapasitansi

kapasitor bergantung pada luasan area kedua plat. Semakin besar area maka semakin

besar pula kapasitansi yang dihasilkannya, dan jarak antara kedua plat, semakin besar

jaraknya maka tingkat kapasitansi yang dihasilkan akan semakin kecil.

Dalam pengoperasiannya varaktor memiliki dua kutub yaitu anode dan

cathode. varaktor atau varicap adalah operasi reverse-biased yang tidak memiliki

aliran arus, hanya zona penyimpanan yang bervariasi berdasarkan masukan tegangan. ‐

+ +

+ ‐

+ + ‐

‐ ‐

‐ ‐

‐ ‐

(34)

15   

Dalam aplikasinya pemberian tegangan pada dioda varaktor terbalik dari penggunaan

dioda pada umumnya.

Reverse bias adalah kondisi saat katoda dioda varaktor bersifat negatif dan

katoda bersifat positif.

Gambar 2.4. Reverse bias

Pada kondisi reverse bias elektron pada sisi N menjauhi junction. Begitu pula dengan hole pada sisi P. Akibatnya daerah pengosongan menjadi semakin lebar. Semakin lebar daerah pengosongan semakin tinggi beda potesialnya. Akhirnya beda

potensial pada lapisan pengosongan sama dengan beda potensial sumber. Pada saat

itu elektron dan hole berhenti bergerak serta tidak terjadi arus listrik.

Sama dengan jenis dioda pada umumnya, jika reverse bias dirubah maka lapisan pengosongan (depletion layer) juga akan ikut berubah. Jika reverse voltage pada varaktor ditingkatkan, maka lapisan pengosongan akan meningkat. Jika reverse

voltage pada varaktor atau varicap dikurangi, maka lapisan pengosongan akan

berkurang hingga batas tertentu. Oleh karena itu dengan merubah reverse voltage suatu dioda varaktor atau varicap akan menghasilkan tingkat kapasitansi yang

berubah-ubah [4]. P N + + + + + + + + + + + + + + + + ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  +

(35)

Berikut adalah simbol dari dioda varaktor beserta pengaplikasiannya

2.4 Penerima Radio FM

Penerima FM merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk menerima

sinyal informasi beserta sinyal pembawa dalam bentuk gelombang elektromagnetik

(gelombang radio) [5]. Saat ini penerima radio FM banyak yang menggunakan

tunner (lilitan yang dapat berubah nilai induktansinya) sebagai penghasil frekuensi,

tetapi tidak menutup kemungkinan masih banyak juga yang menggunakan kapasitor

variabel atau bahkan dioda varaktor sebagai salah satu komponen penting dalam Gambar 2.6. Simbol dari dioda varaktor 

Gambar 2.7. Dioda varactor dalam sebuah

Region P

Gambar 2.5.

Perubahan kapasitansi dioda varaktor akibat pengaruh reverse bias Dengan reverse bias yang besar  akan menghasilkan kapasitansi yang 

kecil 

Region  N 

Large depletion  region 

Region N Region P

Dengan reverse bias yang kecil akan  menghasilkan kapasitansi yang 

besar 

(36)

17   

rangkaian RF. Dalam penala radio melalui komputer ini, yang menjadi pemikiran

utamanya adalah membuat suatu alat yang berfungsi sebagai pencari siaran radio

dengan menggantikan kapasitor variabel pada radio dengan rangkaian dioda

varaktor.

Frekuensi radio FM berada antara 88 hingga 108MHz atau berada antara

channel 6 dan 7 untuk frekuensi VHF televisi. Pemancar FM memiliki aturan

interval frekuensi minimal sebesar 200KHz antara dua stasiun pemancar radio yang

berdekatan. Karena bandwidth pemancar FM berada pada 88 sampai 108 MHz, maka

dalam batasan bandwidth sebesar itu radio FM maksimal memiliki 100 stasiun radio.

Stasiun pemancar FM mempunyai penyimpangan frekuensi dari frekuesi

pusat sebesar 75KHz, masing-masing meninggalkan 25KHz ke atas dan ke bawah

"guard bands". Hal ini berfungsi untuk memperkecil interaksi dengan frekuensi

De‐emphasis 

AFC Penguat 

RF  Pencampur Limiter

Detektor  FM Penguat

IF

Penguat  Audio  AGC 

Osilator  Lokal 

Antena   Penerima

(37)

disebelahnya [6]. Bagan utama sistem penerima radio FM ditunjukkan pada Gambar

2.8 [5]

Dari gambar 2.8 yang merupakan diagram kotak penerima FM dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Antena penerima, digunakan untuk menerima sinyal radio dari antena

pemancar yang berupa gelombang elektromagnetik.

2. Penguat RF, Karena frekuensi yang diterima oleh radio sangat kecil

maka digunakanlah penguat RF untuk memperkuat frekuensi radio dari

antena penerima untuk diumpankan ke pencampur.

3. Pencampur, digunakan untuk mencampur sinyal dari penguat RF

dengan sinyal dari osilator lokal agar didapatkan frekuensi antara

(intermediate frequency, IF) yang lebih rendah. Frekuensi IF merupakan

selisih dari frekuensi osilator lokal dengan frekuensi RF.

4. Osilator lokal, memberikan sinyal yang diperlukan bagi pencampur

untuk mengubah frekuensi RF yang tinggi menjadi frekuensi IF yang

lebih rendah.

5. Penguat IF, digunakan untuk memperkuat frekuensi radio yang keluar

dari pencampur untuk diumpan ke limiter.

6. Limiter, merupakan rangkaian yang digunakan untuk membatasi atau

memangkas gelombang termodulasi agar amplitudonya rata (sinyal FM

murni).

7. AGC (Automatic Gain Control), digunakan untuk mengatur penguatan

(38)

19   

hampir konstan. Bila sebuah penerima tidak menggunakan AGC, maka

pada saat sebuah stasiun yang kuat ditala, akan terjadi pembebanan lebih

pada tingkat-tingkat IF dan RF penerima sehingga menyebabkan cacat

serta suara keras yang sangat mengganggu.

8. Detektor FM (Diskriminator), digunakan untuk memisahkan sinyal

audio dari gelombang pembawa (mendeteksi perubahan frekuensi

menjadi perubahan sinyal suara).

9. De-emphasis, digunakan untuk menekan penguatan frekuensi audio

tinggi yang berlebihan dari pemancar.

10. AFC (Automatic Frequency Control), digunakan untuk mengatur

frekuensi osilator lokal secara otomatis agar stabil.

11. Penguat Audio, digunakan untuk menguatkan sinyal audio dari

De-emphasis.

2.5

Port

Paralel

DB25

Port paralel adalah terminal yang menghubungkan komputer dengan dunia

luar dan pengiriman datanya secara paralel atau bisa secara bersamaan dalam satuan waktu [7]. Port paralel merupakan suatu contra jack dengan dua puluh lima salurannya yang terbagi atas empat fungsi. Fungsi-fungsi tersebut yaitu :

1. Data (8 pin)

2. Control (4 pin)

3. Status (5 pin)

(39)

Gambar Port Paralel dapat dilihat pada gambar 2.9 Penjelasan untuk pin-pin port

paralel seperti pada tabel 2.9.

Gambar 2.9. Portparalel DB25

Tabel 2.1 Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor

paralel standar DB25

Nomor Pin Nama Sinyal Direction Register

1 Strobe In / Out Control bit 0

2 Data 0 Out Data bit 0

3 Data 1 Out Data bit 1

4 Data 2 Out Data bit 2

5 Data 3 Out Data bit 3

6 Data 4 Out Data bit 4

7 Data 5 Out Data bit 5

8 Data 6 Out Data bit 6

9 Data 7 Out Data bit 7

10 Ack In Status bit 6

11 Busy In Status bit 7

12

Paper-Out /

(40)

21   

Lanjutan Tabel 2.1 Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor

paralel standar DB25

Nomor Pin Nama Sinyal Direction Register 13 Select In Status bit 4 14 Auto-Linefeed In / Out Control bit 1 15 Error / Fault In Status bit 3 16 Initialize In / Out Control bit 2

17

Select-Printer /

Select-in In / Out Control bit 3

18 - 25 Ground Gnd

Dengan spesifikasi seperti pada tabel 2.1 maka ada tiga jalur yang dapat digunakan

untuk berhubungan dengan perangkat keras yaitu:

1. 8 jalur data (alamat 378h / 888)

D0 sampai dengan D7 (pin 2 sampai dengan pin 9).

2. 5 jalur status (alamat 379h / 889)

S3 (pin 15), S4 (pin13), S5 (pin 12), S6 (pin 10) dan S7 (pin11).

3. 4 jalur control (alamat 37Ah / 890)

(41)

22 

 

PERANGKAT LUNAK

3.1

Perancangan Perangkat Keras

Perangkat elektronis pendukung penala radio antara lain adalah penguat

tegangan LM741, pengubah data digital ke analog menggunakan DAC0808, dan

rangkaian dioda varaktor sebagai pengganti kapasitor variabel pada obyek radio.

Pada gambar 3.1 terdapat beberapa blok umum diagram rangkaian penala radio, yang

masing-masing block mempunyai cara kerjanya sendiri.

Gambar 3.1 menunjukkan blok rangkaian penalaradio berbasis komputer:

Gambar 3.1. Blok rangkaian penala radio berbasis komputer

PC 

Konverter Digital to  analog 

Port Paralel  teganganPenguat   

 

Rangkaian  Doida  varaktor  Radio

FM 

(42)

23 

 

3.2

Pengubah Digital Ke Analog Dengan DAC0808

Pada sistem elektronik banyak sekali alat-alat yang memerlukan tegangan

analog, sementara keluaran dari komputer merupakan tegangan digital. Untuk dapat

mengendalikan alat lain yang membutuhkan tegangan analog, maka komputer

memerlukan suatu penghubung yaitu DAC.

Dasar pemilihan DAC0808 sebagai pengubah data digital ke analog yaitu :

1. Jumlah saluran input dan output yang diberikan

2. Tersedianya DAC tersebut dipasaran

3. Kecepatan pengubahan DAC

Keistimewaan dari DAC0808 diatas adalah dengan tersedianya tegangan

keluaran positif. Keluaran DAC0808 yang berupa arus akan diubah menjadi

tegangan melalui sumber tegangan pengendali arus yang berupa penguat operasional

LM741. Agar mendapatkan tegangan keluaran yang sesuai untuk memenuhi

kebutuhan rangkaian dioda varaktor maka, dibutuhkan sebuah IC LM741 serta

komponen pendukungnya sebagai rangkaian penguat inverting. Dengan melihat

gambar 3.2 tegangan keluaran yang dihasilkan DAC0808 adalah sebagai berikut :

xVref

R Rf Vout

14 =

x V V

K K

Vout 5 4

5 4

= =

Gambar 3.2 berikut ini menunjukkan untai DAC0808 beserta komponen

(43)

3.3 Penguat

Tegangan

Agar kapasitas tegangan yang dibutuhkan oleh dioda varaktor dapat bekerja

sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu merancang sebuah rangkaian penguat

7

5KΩ

LM741 

Vee = ‐15V Vcc = +15V

5 6 8  9 10 11 12 A1  A2  A3  A4  A5  A6  A7  A8  13  3  14 15 2 4 16

DAC

 

0808

5KΩ 4KΩ 0.1µF

Vref = 5V 

Vout 

Gambar 3.2. Untai DAC0808 beserta komponen

Gambar 3.3. Rangkaian penguat tegangan

(44)

25 

 

tegangan yang dapat menghasilkan tegangan maksimum sebesar 10V, serta 0V untuk

tegangan minimum (tegangan minimum dioda varaktor MV2205). Dibawah ini

merupakan gambar rangkaian penguat untuk menguatkan tegangan yang berfungsi

sebagai pengendali dioda varaktor.

Fungsi penguat operasional non inverting pada gambar 3.3 adalah sebagai

pengendali tegangan dioda varaktor. Untuk perancangan penguat operasional,

dengan ketentuan tegangan keluaran maksimum sebesar 10V, maka penguatan yang

diperlukan sebesar :

Vi Vo AV = V V AV 4 10 =

AV =2,5

Sehingga : ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = 1 2 1 R R Vi Vo

(2,5 1) 1,5

1

2 = =

R R

Jika R1 = 2kΩ, maka :

1,5

2 2

=

K R

R2=2K*1,5

(45)

Dengan demikian rangkaian pengendali tegangan dioda varaktor dapat

digambarkan sebagai berikut :

3.4 Dioda

varaktor

Setelah penguat tegangan menghasilkan tegangan output sesuai dengan yang

dinginkan, maka tegangan output ini akan dimanfaatkan untuk menyuplai tegangan

yang dibutuhkan oleh dioda varaktor. Karakteristik dari dioda varaktor adalah besar

tegangan berbanding terbalik dengan kapasitansi yang dihasilkannya. Berdasarkan

datasheet kapasitansi minimum yang dihasilkan dioda varaktor MV2205 adalah

sebesar 6,8 pF, sedangkan kapasitansi minimum yang dibutuhkan oleh sebuah penala

radio dibawah 6,8 pF.

C1 C2 C3 C4 +  

  56pF 

100pF   

  OSC circuits 

RF circuits

Gambar 3.5. Rangkaian dioda varaktor

D1

 

 

Gambar 3.4. Rangkaian penguat tegangan dengan nilai hambatan

(46)

27 

 

Ket :

D1 = dioda varaktor 1

Ctot = kapasitor total

Agar besar kapasitansi sesuai yang diinginkan maka dalam perancangannya

dioda varaktor dirangkai secara seri dengan kapasitor seperti pada gambar 3.5.

Dari gambar 3.5 dapat dicari besaran masing-masing kapasitor agar

menghasilkan suatu besaran kapasitansi sesuai dengan yang diinginkan, dengan

rumus :

Jika Ctot yang diinginkan sebesar 6 pF, maka :

Dengan demikian rangkaian dioda varaktor dapat digambarkan sebagai

berikut :

OSC circuits 

RF circuits 

Gambar 3.6. Rangkaian dioda varaktor dengan nilai kapasitansi

(47)

Setelah rangkaian dioda varaktor bersama komponen pendukungnya telah selesai,

maka dalam proses kerjanya rangkaian tersebut akan menghasilkan kapasitansi untuk

dilanjutkan ke rangkaian RF dan osilator pada penerima radio FM sebagai pengganti

kapasitor variabel.

Tegangan masukan dioda varaktor sebesar 0V sampai 10V ini dapat

dikendalikan dari komputer, maka berdasarkan datasheet dan hasil pengukuran dari

kapasitor variabel pada radio FM, alat ini mampu menghasilkan kapasitansi sebesar

22,98pF – 8,12pF. Dengan nilai kapasitansi sebesar itu berarti alat ini mampu

menangkap gelombang radio pada frekuensi 88 MHz sampai 100MHz.

Untuk rangkaian penerima, radio FM memiliki kapasitor variabel yang dapat

menghasilkan kapasitansi yang bervariasi. Tabel 3.1 merupakan tabel pemancar FM

dengan jarak frekuensi antara 88 hingga 108 MHz, beserta frekuensi dan nilai

kapasitansi yang dihasilkan oleh kapasitor variabel pada radio yang akan

dikembangkan.

Tabel 3.1 Tabel pemancar FM beserta frekuensi dan nilai kapasitansi

No.  Range Kapasitansi (pF)  Frekuensi (MHz)  Nama Radio 

1  21,3 ‐ 19,5  88,3 Q Radio 

2  19,3 ‐ 18,3  89,5  Rasialima 

3  18 ‐ 17,6  90,3  Sasando 

4  17,1 ‐ 16,6  91,1  RRI yogyakarta Pro1 

5  15,4 ‐ 15,2  92,3  MQ Radio 

6  14,7 ‐ 14,4  92,7 MBS FM 

7  12,5 ‐ 12,3  95,0  Masdha 

8  11,9 ‐ 11,8  95,4  Yasika 

9  11,7 ‐ 11,6  95,8  Prambors 

10  11,5 ‐ 11,4  96,2  Istakalista 

(48)

29 

 

Lanjutan Tabel 3.1 Tabel pemancar FM beserta frekuensi dan nilai kapasitansi

No.  Range Kapasitansi (pF)  Frekuensi (MHz)  Nama Radio 

12  10,5 ‐ 10,4   97,4  Sonora FM 

13  10,3 ‐ 10,2  97,8  EMC FM 

14  9,4 ‐ 9,1  98,6  GCD FM 

15  8,7 ‐ 8,4  99,4  Retjo Buntung 

16  7,6 ‐ 7,2  100,5  RAM FM 

17  7,2 ‐ 6,7  101,3  Star FM 

18  6,7 ‐ 6,5  101,7  Swaragama 

19  6,3 ‐ 6,2  102,1  Eltira FM  

20  6,0 ‐ 5,8  102,5  RRI yogyakarta Pro2 

21  5,7 ‐ 5,2  103,7  Female Radio  

22  5,0 ‐ 4,9  104,5  Unisi 

23  4,8 ‐ 4,3  105,3  Rakosa Female Radio 

24  3,1 ‐ 2,7  107,6  Global 

3.5 Perancangan

Perangkat

Lunak

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan penala radio berbasis

komputer ini adalah Visual Basic 6.0. Gambar 3.8 menunjukan diagram alir sistem

pengendalian penala radio berbasis komputer dengan bantuan bahasa pemograman

(49)

x = Siaran radio yang diinginkan

y = Besar volume yang diinginkan

z = Nilai digital yang akan dikeluarkan port paralel

Gambar 3.8 Diagram alir sistem pengendalian penalaradio berbasis komputer

Ya 

Ya  Ya 

Tidak  Tidak  Tidak Tidak 

END Out Port =z

Record

Siaran   Radio = X 

Volume  = y 

?  Tombol tuning 

Tekan  ? 

Tombol Volume  Tekan 

Tombol Record  Tekan 

Tombol Minimize  Tekan 

Start

INISIALISASI PORT  DB25,PC,DAC 

Menu :  Tombol tuning  Tombol volume  Tombol record  Minimize 

A  A A 

Tidak  Tidak 

(50)

31 

 

3.5.1 Inisialisasi Port Paralel

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan antar muka port paralel dengan

bantuan bahasa pemograman Visual Basic adalah :

1. Menyatakan alamatI/O port yang dipakai.

2. Menyatakan data yang akan dikirim, dipergunakan jika keluaran dari port

paralel untuk mengendalikan atau mengontrol perangkat luar. Dalam

tugas akhir ini digunakan untuk mengendalikan penalaradio.

Dalam penginisialisasian port diperlukan file penunjang yang dipanggil jika akan

menjalankan perintah. File penunjang tersebut adalah file “Dynamically Linked

Libraries (DLL)” atau sering disebut *.dll files.

Langkah awal dalam pembuatan perangkat lunak dengan bahasa pemograman

Visual Basic adalah membuat file *.dll. Berikut ini merupakan langkah dalam

membuat file *.dll :

1. Membuat direktori dengan nama C: \port.

2. Menulis file def dan cpp dalam notepad, kemudian menyimpan dan

menamai ulang dengan nama inpout.def dan inpout.cpp.

3. Membuka program C++ dan pilih menu file, kemudian New, pilih

Submenu untuk membuat Win32 Dynamically Linked Libraries dan

memastikan direktori diset ke C: \port kemudian klik OK.

4. Masukan file inpout.def dan inpout.cpp ke dalam proyek yang akan dibuat

melalui submenuAdd Files to Project.

(51)

6. Bila tidak ada kesalahan ketik maka akan diperoleh file inpout.dll pada subdirektori C: \port \inpout \Debug.

7. Langkah terakhir adalah memasukan file inpout.dll ke dalam direktori  

C:\Windows maka pemograman sudah bisa dilakukan dengan perintah In

dan Out melalui Visual Basic.

3.5.2 Tampilan Form Utama Program

Tampilan form utama program terdiri dari tombol tuning, volume, record,

minimize, help, save, load, show/hidden, on/off. Seluruh tombol ini berdiri sendiri

dalam artian dapat dipilih secara acak. Masing-masing menu memiliki submenu

Ya Pilih “Win32DLL”

End Enter 

? Pilih menu “File 

Pilih “New”

Start 

Tidak

(52)

33 

 

lagi yang merupakan kelanjutan dari proses. Gambar 3.10 adalah tampilan form

utama program penala radio.

3.5.3 Tombol

Tuning

Cara kerja dari tombol tuning disini yaitu dengan cara menggesernya kekiri

atau kekanan yang menggunakan tombol panah kiri dan kanan pada keyboard, atau

bisa juga menggunakan mouse. Dengan memanfaatkan tuning ini, pengguna dapat

mencari gelombang siaran radio yang dinginkannya.

3.5.4 Tombol

Volume

Tombol volume ini pada intinya berfungsi sebagai pengendali volume hasil

keluaran audio dari radio FM. Dalam prosesnya tombol volume memanggil file

Gambar 3.10 Tampilan form utama program

Untuk merekam siaran atau lagu Tuning, mencari siaran yang diinginkan Tombol minimize

Pengatur keras suara Tombol show/hidden Untuk save /load

gelombang radio

(53)

volume berupa file.exeyang telah disediakan oleh sistem operasi bawaanya, sehingga tampilan volume yang keluar adalah bawaan dari sistem operasi.

3.5.5

Tombol

Record

Tombol record adalah tombol yang berfungsi sebagai perekam siaran bahkan

lagu favorite yang berasal dari audio radio dan menyimpannya dalam berbagai

format yang tersedia. Tombol record proses kerjanya sama dengan tombol volume,

yaitu memanggil file.exe bawaan sistem operasi.

3.5.6

Minimize

Seperti sebuah program pada umumnya, program ini dilengkapi dengan

tombol minimize. Fungsinya adalah menyembunyikan tampilan program sehingga

hanya tertampil dalam bentuk icon yang terletak pada toolbars. Walaupun dalam

keadaan minimize atau tersembunyi program masih dapat bekerja.

3.5.7 Tombol

Save

dan

Load

Untuk melengkapi program penala radio ini, maka penulis menambahkan

fasilitas save dan load. Fungsinya adalah untuk merekam lagu-lagu atau siaran-siaran

favorite pengguna. Selain rekaman program ini juga dapat memanggil kembali file

(54)

35

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas perihal pengamatan atas rancangan penala radio melalui

komputer dan program Visual Basic. Pengamatan perangkat keras meliputi

pengamatan besar kapasitansi yang dihasilkan sebuah dioda varaktor atas pengaruh

dari tegangan, dan pengamatan perangkat lunak berupa pengamatan program Visual

basic.

Pengujian, pengamatan dan pengambilan data dengan menggunakan

multimeter digital, komputer dengan spesifikasi sistem operasi Micosoft Windows XP

Profesional Version 2002 Service Pack 1 (SP1).

4.1

Perangkat Keras Penala Radio

(55)

Pengujian perangkat keras dilakukan untuk memastikan bahwa alat yang

dirancang bekerja sesuai dengan kondisi-kondisi yang ditetapkan dalam

perancangan. Pengujian perangkat keras ini meliputi DAC, Dioda varaktor, catu

daya. Pada gambar 4.1 ditunjukkan gambar perangkat keras hasil perancangan dan

bagian-bagiannya.

4.2

Hasil pengukuran Tegangan Pada Penala Radio

Gambar 4.2 dibawah ini menunjukkan pengukuran tegangan pada setiap

keluaran rangkaian penala radio.

Data digital yang dikirimkan komputer akan diubah menjadi tegangan. Keluaran

tegangan ini mampu mengendalikan dioda varaktor.

Karena pada DAC hanya menggunakan keluaran maksimum 4 Volt, maka

dengan penguatan sebesar 2,5 kali akan mampu mengoperasikan dioda varaktor

hingga tegangan sekitar 10 Volt. Hasil dari pengukuran masukan berupa data digital

yang dikirimkan komputer terhadap tegangan keluaran DAC0808 dan tegangan

dioda varaktor dapat dilihat pada tabel 4.1

Gambar 4.2 Diagram kotak pengukuran tegangan

Penguat Tegangan Konverter

D/A Antar muka

PC

Varaktor

Data digital

Tegangan Keluaran

DAC

(56)

37

Tabel 4.1.  Pengukuran Masukan Data Digital Terhadap   Tegangan DAC dan Tegangan dioda varaktor  

No.  Masukan  Data  Digital  Tegangan  DAC  (Volt)  Tegangan DAC  (Volt)  Galat    Tegangan Varaktor  (Volt)  Tegangan  Varaktor  (Volt)  Galat   

(Desimal)  (Praktek)  (perancangan) (%) (Praktek) (perancangan)  (%)

1  0  0  0  0  0  0  0 

(57)

   

Gambar 4.3  Grafik galat tegangan dioda varaktor  

 

Dari data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kenaikan tegangan antara

tegangan keluaran DAC dengan tegangan pada dioda varaktor akan mengalami

kenaikan sekitar 2,5 kali. Hal ini dapat dilihat saat masukan data digital 230 yakni

saat tegangan keluaran DAC adalah 3,6 Volt dan tegangan pada dioda varaktor

adalah 8,92 Volt, maka rangkaian ini akan mengalami penguatan sebesar sebagai

berikut:

Vout = AV x Vin

8,92 = AV x 3,6

3,6v 8,92v =

AV

(58)

39

Sesuai dengan dengan persamaan 2.1.2.1, bahwa rangkaian DAC0808

mempunyai resolusi sebagai berikut:

Resolusi tegangan DAC :

= x4V

256 1

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

= 0,0039 x 4 volt

= 0,015 Volt

Artinya setiap kenaikan satu bit maka tegangan keluaran DAC akan bertambah

sebesar 0,015 Volt.

Resolusi tegangan varaktor :

= x10V

256 1

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

 

= 0,0039 x 10 volt

= 0,039 Volt

Artinya setiap kenaikan satu bit akan memiliki kenaikan tegangan dioda varaktor

sebesar 0,039 Volt.

Pengamatan dan pengambilan data pada rangkaian DAC dan penguat

tegangan dilakukan dengan menggunakan alat bantuan berupa multitester. Hasil

pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan perancangan untuk melihat

apakah rangkaian tersebut sudah dapat bekerja dengan baik atau belum. Hasil

pengamatan pada rangkaian DAC dan penguat tegangan seperti pada tabel 4.1

(59)

100% n Perancanga Nilai Percobaan Data -n Perancanga Nilai

Galat ⎟⎟×

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ =

Sebagai contoh perhitungan diambil saat masukan data digital 100, dengan Vout

praktek dioda varaktor = 3,88 V, dan Vout perancangan dioda varaktor = 3,906 V

maka dapat dihitung :

% 100 3,906 3,88 -3,906

G ⎟×

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = alat

       Galat =0,666

Dari tabel 4.1 maka dapat dicari galat rata-rata dari masing-masing keluaran, yaitu:

Galat rata-rata tegangan keluaran DAC = 1,463 %

Galat rata-rata tegangan dioda varaktor = 0,827 %

Maka dapat disimpulkan bahwa rangkaian DAC dan penguat tegangan pada dioda

varaktor sudah dapat bekerja dengan baik, walaupun ada beberapa tegangan output

yang tidak tepat seperti pada perancangan, namun alat penala radio masih dapat

bekerja dengan baik.

4.3 Hasil pengukuran frekuensi pada penerima radio FM

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerima dapat bekerja

dengan baik, yaitu dapat menangkap gelombang-gelombang radio yang ada

(60)

41

frekuensi yang diterima oleh rangkaian penerima radio FM dan multitester untuk

mengukur tegangan yang masuk pada dioda varaktor.

Dioda varaktor akan diberi tegangan input, sehingga dioda dapat

menghasilkan suatu nilai kapasitansi. Kemudian nilai kapasitansi ini akan diolah oleh

rangkaian penerima radio FM untuk menyaring frekuensi yang diinginkan.

Dari hasil pengamatan dengan tegangan 0 hingga 10 Volt yang di-supply

menuju dioda varaktor, ternyata rangkaian penerima radio FM hanya mampu

menerima gelombang radio FM pada frekuensi 88 MHz – 100 MHz. Adapun

banyaknya siaran radio FM yang dapat diterima oleh radio FM sangat tergantung

pada posisi atau daerah dimana radio itu berada. Semakin dekat dengan pemancar

radio FM, maka siaran yang diperoleh akan semakin baik, begitu pula dengan

sebaliknya.

Hasil pengukuran percobaan kemudian dibandingkan dengan pengukuran

dengan menggunakan kapasitor variabel radio untuk melihat apakah rangkaian

tersebut sudah dapat bekerja dengan baik. Perbedaan hasil antara percobaan dengan

perancangan akan dapat diketahui dengan menggunakan rumus galat. Sebagai contoh

perhitungan diambil saat frekuensi 95,0 MHz, dengan nilai kapasitansi penala radio

adalah 12,2 uF, dan Kapasitansi kapasitor variabel adalah 12,2 uF maka dapat

dihitung : % 100 12,2 12,2 -12,2

G ⎟×

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = alat % 100 0

Galat = x

(61)

Perbandingan pengukuran kapasitansi menggunakan rangkaian penala radio

dengan kapasitor variabel atau varco dapat dilihat pada tabel 4.2

Table 4.2 Perbandingan pengukuran kapasitansi pada rangkaian penalaradio dengan varco

No.  Frekuensi  Tegangan Varaktor  Kapasitansi  Galat  (MHz)  (Volt)  Penala Radio  Varco (rata‐rata)  (%) 

1  88.3  0.08  22  20.4  7.843 

2  90.3 0.69 18.21 18 1.167

3  91.1  1  16.8  16.8  0.000 

4  95  3.42  12.2  12.2  0.000 

5  95.4  3.77  12.01  11.9  0.924 

6  95.8  4.16  11.7  11.7  0.000 

7  96.2  4.62  11.32  11.4  0.701 

8  97  5.43  10.92  10.8  1.111 

9  97.4  5.94  10.55  10.3  2.427 

10  99.4 8.93 8.69 8.7  0.115

     

Kesepuluh data pada tabel 4.2 diambil pada daerah dan tempat yang sama,

dan tidak menutup kemungkinan data akan bertambah atau berkurang jika pengguna

mencari siaran radio pada daerah dan tempat yang berbeda.

(62)

43

Pada gambar 4.5 dapat dilihat frekuensi keluaran pada pesawat penerima

radio FM saat diberi tegangan sebesar 4,62 Volt pada rangkaian penala radio.

Frekuensi keluaran dari radio akan selalu berubah sesuai dengan tegangan

input pada rangkaian penala radio.

Karena dioda varaktor dirangkai seri dengan sebuah kapasitansi yang

berukuran 56 pF (kapasitansi tala) maka, kapasitansi total pada penguat tala dapat

dicari dengan menggunakan persamaan:

Kapasitansi Tala =

⎠ ⎞ ⎜

+

c Dioda

1 1

Sebagai contoh perhitungan diambil saat masukan tegangan 3,42 Volt, dengan

Kapasitansi percobaan dioda varaktor = 15,6 uF, maka dapat dihitung :

Kapasitansi Tala = 12,2uF

56 1 6 , 15

1

= ⎟ ⎠ ⎞ ⎜

+

(63)

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.5 Maka dapat disimpulkan bahwa rangkaian

penala radio sudah dapat bekerja dengan baik, meskipun ada beberapa frekuensi

yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan perancangan. Alat ini dikatakan dapat

bekerja dengan baik terbukti dengan tegangan yang diberikan ke dioda varaktor

mampu menerima frekuensi dengan baik dan siaran radio yang diterima masih dapat

didengar dengan baik.

4.4

Pengamatan Kerja Program Visual Basic 6.0

Pengamatan kerja program Visual Basic berupa pengamatan proses kerja

program untuk mengirim data digital serta tambahan fasilitas lainnya seperti

pengaturan volume, recorder, save, load, serta bentuk tampilan tiap formnya.

Pertama kali program penala radio dijalankan dan dihidupkan akan

ditampilkan sebuah form utama yang berjudulkan tuning radio. Fungsi dari form

utama penala radio ini adalah untuk mencari program-program siaran radio, atau

memanfaatkan fasilitas-fasilitas lainnya seperti yang terdapat pada ganbar 4.6.

(64)

45

Untuk memulai atau mencari siaran radio yang diinginkan maka settinglah

tombol tuning radio. Dalam tombol tuning radio ini terdapat 256 langkah, berarti

untuk menempuh frekuensi 88 – 100 MHz maksimum dapat dilakukan sebanyak

256 langkah. Gambar 4.7 berikut merupakan gambar tombol tuning yang dapat

discroll dengan cara menggunaka tombol panah kanan dan kiri pada keyboard atau

menggunakan scroll pada mouse.

Jika pengguna telah mendapatkan siaran radio yang dinginkan, maka

pengguna dapat menyimpan file tersebut dengan cara menekan tombol save,

selanjutnya program akan membuka form save yang baru.

Gambar 4.7 Tampilan form tuning program

Scroll yang dapat digeser kekiri dan kekanan

Gambar 4.8 Gambar form save pada program tuning radio

(65)

Pada form save ini pengguna dapat mengatur dimana file tersebut akan disimpan. Data siaran radio akan disimpan berupa angka desimal dalam format *.txt

seperti pada gambar 4.8

Jika program siaran radio telah berhasil pengguna simpan dengan

menggunakan tombol save maka, untuk memanggil kembali file telah disimpan

pengguna cukup menekan tombol load. Program akan membuka form baru untuk

memilih file mana yang akan pengguna eksekusi, seperti pada gambar 4.9

Tekan tombol show, maka akan tampil form berikut

 

Gambar 4.10 Gambar tampilan form load yang dapat disembunyikan pada program tuning radio

Gambar 4.9 Gambar form load pada program tuning radio

(66)

47

Dalam program ini juga terdapat fasilitas yang berfungsi untuk memanggil

file yang telah disimpan. Fasilitas ini diberikan dalam form tersendiri yang dapat disembunyikan maupun ditampilkan sesuai dengan keinginan pengguna, Dengan

demikian pengguna merasa lebih diberi kemudahan dalam memanggil sebuah

program radio. Untuk dapat membuka atau menyembunyikan kembali form tersebut,

pengguna dapat menekan tombol show / minimize (▼) pada form utama seperti pada

gambar 4.10

Form volume akan tampil jika pengguna menekan tombol volume yang

terdapat pada form utama. Form ini telah disediakan oleh sistem operasi Microsoft

Windows SP1. Program dapat mengeksekusi form volume dengan menggunakan

perintah melalui bahasa pemograman visual basic 6.0

Form recorder juga telah disediakan oleh sistem operasi Microsoft Windows

SP1. Jika pengguna hendak merekam lagu favorite yang terdapat pada penerima

radio FM, pengguna cukup menekan tombol rec pada form utama maka akan

muncul form recorder, lalu tekan tombol (

) untuk memulai rekaman. File hasil

Gambar 4.11 Tampilan menu volume

(67)

rekaman kemudian dapat pengguna simpan pada drive tertentu dengan berbagai format yang telah disediakan.

Menu bantuan digunakan sebagai media informasi tentang seluk beluk

penggunaan program. Didalamnya form ini terdapat bagaimana cara pemakaian

program dengan baik dan benar, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.13

Secara keseluruhan program penala radio melalui komputer ini telah berhasil

dibuat sesuai dengan hasil perancangan, sehingga dapat diaplikasikan penggunaanya

dengan hardware yang telah disediakan

Gambar 4.13 Gambar form menu bantuan pada program

Gambar 4.12 Tampilan form recorder

Tekan tombol record untuk

mulai merekam Tekan tombol

Play untuk mulai memutar hasil

rekaman

(68)

49

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan dan pengujian yang dilakukan penulis, maka dapat

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Alat yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan perancangan,

baik secara hardware maupun software, ini terbukti dengan dapat diterimanya siaran radio FM dengan baik.

2. Dari pengujian yang dilakukan terdapat galat rata-rata tegangan dioda

varaktor sebesar 1,041 %, ini masih dikatakan baik karena dengan besar

galat rata-rata 1,041% siaran radio yang dipancarkan masih dapat diterima

dengan baik oleh radio penerima FM.

5.2 Saran

Dalam sub-bab ini, penulis akan memberikan beberapa saran guna perbaikan

perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung tunning radio berbasis

komputer ini maupun pengembangnnya, antara lain:

1. Proses penerimaan sinyal bergantung pada kinerja penerima FM dan posisi

dimana pengguna berada. Oleh karena itu sangat dibutuhkan penerima FM

dengan kinerja yang baik, sehingga tidak mudah terganggu oleh interferensi

(69)

2. Jika ingin mendapatkan bandwidth yang lebih luas maka perlu memperhatikan tegangan output maksimum dari IC penguat tegangan, agar

dapat menyesuaikan dengan kebutuhan tegangan dioda varactor yang akan

digunakan.

3. Untuk perangkat lunak yang mendukung penala radio melalui komputer ini

dapat lebih dioptimalkan atau dikembangkan lagi dengan menambahkan

(70)

   

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://elka.brawijaya.ac.id/praktikum/tak/tak.php?page=1

[2] http://www.boondog.com/tutorials/dlltutor/8255.htm

[3] http://www.national.com/ds/DA/DAC0808.pdf#page=1

[4] http://www.eng.wima.ac.id/Elektro/article%20TA/htm%20file/DAC%200808

.html

[5] Albert Paul Malvino, Prinsip-prinsip Elektronika, Jakarta:Penerbit Erlangga,

1986.

[6] http://www.electronics-radio.com/articles/electronic_components/diode

/varactor-varicap-diode.php

[7] Dennis Roddy, John Coolen, Komunikasi Elektronik, Jakarta: PT Prenhallindo,

1995.

[8] Retna Prasetia dan Catur Edi Widodo, Interfacing Port Paralel dan Port Serial

Komputer dengan Visual Basic 6.0, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004.

(71)
(72)

 

 

DB‐25

Rangkaian

 

tunning

 

radio

 

melalui

 

Personal

 

Computer

 

(PC)

 

 

DAC 0808

Penguat  Tegangan

MV2205

 

OSC

 

circuits

 

RF

circuits

 

C2

 

(73)

Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" Alias "Out32" (ByVal PortAddress As

Integer, ByVal Value As Integer)

Public Declare Sub Tunda Lib "Port_IO.dll" (ByVal lama As Integer)

Dim pilih As String

Dim pilih As String

Dim isrunning As Integer

Dim a As Integer

Dim b As String

Public Function LoadText(dariFile As String) As String

If FileExists(dariFile) = False Then

MsgBox "File tidak ditemukan. Cek kembali file yang akan anda pilih.",

vbCritical, "Sorry"

End If

Open dariFile For Input As #23 'buka file dari folder file yang telah kita

sim

Gambar

Gambar 2.4. Reverse bias
Gambar 2.5.
Gambar 2.8. Diagram kotak penerima FM
Gambar 2.9. Port paralel DB25
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat impuls mencapai nodus AV terjadi perlambatan konduksi yang bertujuan untuk memberikan atrium waktu untuk berkontraksi penuh sebelum dimulainya kontraksi

Cerita tentang gambar seri (1) runtut dan mudah dipahami Membaca nyaring teks (20–25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang

Dari tabel berikut ini, tentukanlah tabel yang menunjukan pengaruh mutasi tersebut pada kondisi fisiologis penderitanya (+: lebih tinggi dari normal; - : lebih rendah

Islamicity Performance Index yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank syariah yang terdiri atas: profit sharing ratio ( Mudhorobah+Musyarakah / Total

Permen ESDM Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara Wajib.. Berlaku

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

Pada musyawarah itu diputuskan bahwa seluruh warga Al Washliyah baik laki-laki maupun perempuan diberi pemahaman bahwa kemerdekaan Indonesia dan berdirinya Republik Indonesia

Dari fakta di desa Pungsari, menunjukkan ada faktor yang melatarbelakangi perempuan ikut serta dalam pembuatan kerajinan batik secara langsung, dan cara yang