• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANAS AIR ENERGI SURYA TIPE BATCH DENGAN LD 3,0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMANAS AIR ENERGI SURYA TIPE BATCH DENGAN LD 3,0"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMANAS AIR ENERGI SURYA TIPE BATCH DENGAN

L/D 3,0

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Mesin

Diajukan oleh:

Nama : G.Agung Nugroho

NIM : 035214027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

BATCH TYPE SOLAR WATER HEATER WITH

L/D 3,0

Final Project

Presented as partial fulfillment of The requirements to obtain The Sarjana Teknik degree in

Mechanical Engineering

Presented by

Name : G.Agung Nugroho

NIM : 035214027

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAMME

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTEMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Februari2008

Penulis

(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas Akhir yang berjudul “Pemanas Air Energi Surya Tipe Batch Dengan L/D 3,0”. Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan tugas akhir ini, antara lain :

1. Romo Ir. Gregorius Heliarko, SJ., SS., B.ST., MA., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Ketua Prodi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Ir. Fransiskus Asisi Rusdi Sambada, M.T. selaku Dosen pembimbing Tugas Akhir I.

4. Bapak RB. Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si. selaku Dosen pembimbing Tugas Akhir II.

(8)

6. Agustinus Roni selaku Laboran Laboratium Mekanika Fluida terima kasih atas bantuanya.

7. Bapak, Ibu, Adik dan kelurga di rumah yang selalu memberikan dukungan.

8. Anggara, Hendri, Ari, Didik, Tanto yang telah membantu dalam pengambilan data. Theo, Frenky, Andre, Ibnu, Daniel, Hendro dll yang membantu dalam menyelesaikan naskah tugas akhir ini.

9. Dek Meta yang menjadi motivasi dan semangat.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan yang telah ikut membantu terselesainya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak terlepas dari kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan selalu diterima supaya Tugas Akhir ini akan lebih baik, dan dapat bermanfaat kepada pembaca.

Yogyakarta, Februari2008

Penulis

(9)

ix

INTISARI

Sejalan dengan perkembangan jaman konsumsi energi terus meningkat. Terbatasnya sumberdaya fosil khususnya minyak bumi menyebabkan perlunya mencari sumberdaya energi alternatif. Salah satu energi alternatif tersebut adalah energi surya, di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar karena terletak di daerah tropis. Yang mempunyai radiasi harian rata- rata energi surya sebesar 4,8 kWh/m2. Pemanas air energi surya jenis kolektor terpadu memiliki bagian – bagian utama, kolektor berbentuk silinder yang dicat hitam yang berfugsi sebagai penyerap panas dan tangki penyimpan, reflektor berbentuk setengah lingkaran dan terletak di bagian dalam yang berfungsi memantulkan kembali energi surya yang melewati kolektor, kaca yang berfungsi sebagai penutup atas kolektor dan struktur pendukung untuk penopang kolektor dan meletakkan reflektor.

Pemanas air energi surya jenis kolektor terpadu merupakan alat yang sederhana. Pemanas air ini mengunakan 2 buah tangki yang berbentuk silinder yang di pasang sejajar dengan ukuran panjang L = 0,6m dan diameter D = 0,20m. Di pasang dengan kemirinan 30o . Dengan kapasitas volume 20liter pertangki. Dengan struktur pendukung yang berbentuk kotak dengan panjang 1,3m dan lebar 1,1m.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN JUDUL ( INGGRIS )...ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

KATA PENGANTAR...vii

INTISARI...ix

DAFTAR ISI... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang………... .1

1.2Rumusan Masalah……….. 3

1.3Tujuan Penelitian ……….. 3

1.4Batasan Masalah ………... 4

1.5Manfaat Penelitian ……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1 Dasar Teori……….5

2.1.1 Prinsip kerja pemanas air tenaga surya ……….. 6

2.1.2 Koefisien kerugian total ………. 7

2.1.3 Pengukuran radiasi surya ………... 7

(11)

xi

2.1.5 Efisiensi (η) ……… 9

2.2 Penelitian yang Pernah Dilakukan ……… 9

BAB III METODE PENELITIAN ………..12

3.1 Skema Alat ……… 12

3.2 Peralatan yang digunakan pada penelitian ……… 12

3.3Parameter yang diukur ………... 14

3.4 Langkah Penelitian ………15

3.4.1 Pembuatan Alat ……… 15

3.4.2 Pelaksanaan penelitian ……….. 15

3.3.3 Langkah perhitungan ……… 16

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN...18

4.1 Hasil Penelitian………..………. 18

4.1.1 Data Hasil penelitian ke 1 Untuk Rangkaian Seri ………. 18

4.1.2 Data Hasil Penelitian ke 2 Untuk Rangkaian Seri ………. 19

4.1.3 Data Hasil Penelitian ke 3 Untuk Rangkaian Seri ………. 20

4.1.4 Data Hasil Penelitian ke 1 Untuk Rangkaian Paralel ……. 21

4.1.5 Data Hasil Penelitian ke 2 Untuk Rangkaian Paralel……. 22

4.1.6 Data Hasil Penelitian ke 3 Untuk Rangkaian Paralel ……. 23

4.2 Perhitungan Data Penelitian ……….. 24

4.3 Pembahasan Data Perhitungan ……….. 32

4.3.1 Temperatur rata-rata ……….. 33

4.3.2 Temperatur air keluar ……… 35

(12)

4.3.4 Energi yang terserap ……… 41

4.3.5 Efisiensi ……… 45

BAB V PENUTUP………..51

5. 1 Kesimpulan ……….. 51

5. 2 Saran ……….51

5.3 Penutup ………. 52

Daftar Pustaka………. 53

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air panas umumnya digunakan untuk mandi, mencuci dalam rumah tangga, puskesmas, rumah makan, penginapan, industri dan lain-lain. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia kayu bakar, minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang banyak dipakai untuk memanaskan air. Pemakaian kayu bakar yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hutan sehingga dapat mengakibatkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Penggunaan kayu bakar untuk memasak secara tradisional juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan karena asap yang ditimbulkan selain itu pengumpulan kayu bakar memerlukan waktu yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang lebih produktif. Krisis energi karena semakin menipisnya cadangan minyak dan gas bumi menyebabkan harga minyak dan gas bumi semakin mahal, hal ini tentunya akan berdampak pada kenaikkan biaya hidup atau harga jual produk yang pada prosesnya menggunakan air panas.

(14)

Penggunaan energi surya juga sejalan dengan target pengurangan emisi karbondioksida di atmosfer (berdasarkan Protokol Kyoto).

Sistem pemanas air energi surya yang banyak digunakan umumnya adalah jenis kolektor pelat datar dengan tangki penyimpan air panas yang terpisah. Pemanas air energi surya jenis pelat datar mempunyai efisiensi yang baik untuk kondisi cuaca di Indonesia tetapi dari sisi biaya dan teknologi pembuatan yang diperlukan jenis ini tidak termasuk murah dan sederhana.

Beberapa negara di Amerika dan Australia telah lama menggunakan pemanas air energi surya jenis kolektor dan tangki terpadu. Dari sisi biaya dan teknologi pembuatannya jenis kolektor dan tangki terpadu merupakan jenis yang paling murah dan sederhana. Kelemahan pemanas air energi surya jenis kolektor dan tangki terpadu adalah efisiensinya yang lebih rendah jika dibandingkan jenis kolektor pelat datar dan tidak dapat digunakan pada daerah yang mempunyai musim dingin karena air dalam kolektor dapat membeku.

(15)

3

1.2 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini akan dibuat model pemanas air jenis kolektor dan tangki terpadu dengan konfigurasi kolektor tunggal, bersusun seri dan bersusun pararel. Pemanas ini ditujukan untuk dipergunakan di Indonesia. Untuk itu perlu kiranya diketahui unjuk kerjanya. Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan di Yogyakarta.

Gambar 1.1 Variasi susunan kolektor pada pemanas air energi surya jenis kolektor dan tangki terpadu.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Membuat model pemanas air energi surya sederhana (jenis kolektor dan tangki terpadu) agar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari - hari. 2. Mengetahui efesiensi dan temperatur yang dihasilkan oleh permodelan

pemanas air tenaga surya jenis kolektor dan tangki terpadu.

3. Menambah pustaka permodelan pemanas air tenaga surya jenis kolektor dan tangki terpadu.

(16)

1.4 Batasan Masalah

1. Kemiringan kolektor 30°.

2. Jumlah tangki yang digunakan 2 buah tangki.

3. Dilakukan pengambilan air 5 liter setiap 60 menit sekali untuk melihat pengaruh hubungan antara seri dan paralel.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah kepustakaan teknologi pemanas air energi surya.

2. Dikembangkan untuk membuat prototipe dan produk teknologi pemanas air energi surya sederhana yang sesuai dengan kondisi cuaca di Indonesia dan dapat diterima masyarakat terutama golongan ekonomi menengah ke awah.

(17)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Pemanas air tenaga surya pada umumnya terdapat kolektor surya, yang terdiri dari pelat penyerap yang memiliki konduktivitas termal yang baik. Dimana pelat penyerap ini berhubungan dengan pipa-pipa yang mengalirkan cairan, sebuah atau lebih penutup tembus cahaya bagian atasnya biasanya kaca. Energi radiasi matahari yang datang ditransmisikan memalui penutup transparan dan diubah menjadi panas oleh pelat penyerap dimana dibagian dasar dan sisi pelat penyerap tersebut diisolasi. Panas yang diterima itu diterima oleh pelat penyerap selanjutnya dikonduksikan ke pipa-pipa pembawa cairan.

Kolektor surya merupakan komponen utama sebagai penerima panas dari matahari, kolektor yang digunakan pada pemanas air tenaga surya ini yaitu kolektor terpadu ( ICS jenis batch solar heater). Panas yang diterima oleh kotak kolektor akan dipantulkan secara terpusat pada tangki yang digunakan untuk meletakkan bahan uji dengan kata lain panas mengalir secara radiasi. Selain itu panas yang diterima kolektor akan menglir secara konduksi pada bagian bawah pada tangki, karena alas tangki berhubungan langsung dengan alas dari kolektor.

(18)

yang berada di luar jangkauan kolektor dapat dipantulkan oleh reflektor, sehingga akan terkumpul secara terpusat pada kolektor. Reflektor ini dibuat dari bahan yang mempunyai daya memantulkan cahaya matahari yang baik. Untuk pemanas air tenaga surya ini digunakan bahan berupa alumunium foil. Alumunium foil ini dapat memantulkan cahaya matahari dengan baik, karena mempunyai warna yang mendekati perak dan terang, sehingga sinar yang diperoleh dapat dipantulkan dengan sempurna. Reflektor yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk involut.

2.1.1 Prinsip kerja pemanas air tenaga surya

(19)

7

2.1.2 Koefisien kerugian total

Koefisien kerugian total (U) sangat mempengaruhi harga energi yang hilang pada waktu malam hari. Jika temperatur air pada saat matahari terbenam relatif rendah maka kehilangan panas pada waktu malam juga relatif rendah. Kehilangan panas pada kolektor ini dipengaruhi oleh luasan total tangki (A).

2.1.3 Pengukuran radiasi surya

Radiasi surya yang terdapat di luar atmosfer bumi 1353 W/m2. berdasarkan ini sering disebut konstanta surya atau radiasi sorotan. Konstanta surya akan mengalami pengurangan sebelum mencapai permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh penyerapan dan pemantulan di atmosfer. Selain penyerapan dan pemantulan tersebut, radiasi sorotan terkadang dipancarkan oleh molekul-molekul gas, debu, dan uap air sebelum mencapai bumi sebagai radiasi sebaran (diffuse).

a. Arus yang dikeluarkan solar sel ( Iph )

(Hari subagya, Fisika 2 SMA)

Iph =

R V

( 1 )

dengan :

V : voltase (volt ) R : tahanan ( Ώ )

b. Radiasi yang datang (G)

Merupakan energi radiasi surya per satuan luasan dimana (solar sel. GL8 33 Tf 5.4 w/12v sistem)

G =

4 , 0

ph

I

(20)

dengan :

Iph : arus Keluaran solar sel (Ampere)

Pengukuran G dengan mengunakan sel surya. Prinsip kerja sel surya, radiasi yang datang dari sinar matahari ditangkap oleh sel surya kemudian oleh sel surya diubah menjadi listrik searah (DC), yang dapat diukur tagangan(V) yang dihasilkan. Dengan memberi hambatan sebesar 10Ω maka dapat diketahui berapa arus yang dihasilkan dengan mengunakan persamaan ke (1) dan dengan mengunakan persamaan (2) maka dapat diketahui berapa harga radiasi surya yang datang G.

2.1.4 Energi surya yang terserap (Q)

Dalam penelitian ini air tidak disirkulasikan (m = 0) sehingga kesetimbangan energinya dapat dituliskan sebagai berikut : (hukum termodinamika 1).

Qu = M.Cp.∆T ( 3 )

Qs = M.Cp.∆T + U. A. ( T – Ta) ( 4 ) dengan :

M.CP : kapasitas panas sistem (J/OC)

T : temperature rata-rata tangki dan air(OC)

Qu : energi surya yang berguna menaikan temparatur air (W) QS : energi surya yang terserap (W)

U : koefisien kerugian (W/(m2.K)) A : luas kolektor (m2)

(21)

9

Efisiensi pemanas air merupakan perbandingan antara energi surya yang terserap dengan energi surya yang datang dan dapat dinyatakan dengan persamaan : (Prof. Wiranto Arismunandar 1995 : hal 177)

( )

τα η

G QS

Sistem = ( 5 )

( )

τα η

G Qu

Sensibel = ( 6 )

dengan :

QS : energi surya yang terserap kolektor (W)

Qu : energi surya yang berguna menaikan temparatur air (W) G : radiasi yang datang (W/m2)

τα : faktor transmitan-absorber kolektor

2.2 Penelitian yang Pernah Dilakukan

Koefisien kerugian U tergantung dari beberapa parameter diantaranya kualitas kolektor, isolasi kolektor dan jumlah tutup kaca. Untuk perancangan praktis harga U sebesar 8 W/(m2.K) adalah khas untuk bahan isolasi biasa (serat kaca, sabut kelapa dan serbuk gergaji), kolektor yang dicat hitam dan jumlah tutup kaca satu sampai dua buah.

(22)

tangki berkapasitas 170 liter, reflektor bagian dalam berbentuk cekung dan bahan pipa dari polybutylene dapat digunakan di daerah yang memiliki musim dingin (Bishop,1983). Pada pemanas air jenis kolektor dan tangki terpadu kerugian panas pada malam hari pada sistem dengan tangki tunggal lebih kecil dibandingkan sistem dengan dua tangki atau lebih dan kapasitas optimum tangki merupakan fungsi dari karakteristik pemakaian air panas (Lewandowski et al, 1985). Walaupun pemanas air jenis kolektor dan tangki terpadu umunya tidak memerlukan alat kontrol tetapi jika temperatur air yang dapat dicapai melebihi 70OC maka penggunaan katup pengatur tekanan/ pengaman di sisi air panas ke luar diperlukan untuk menghindari tekanan berlebih (Olson, 2001).

(23)

11

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Skema Alat

Keterangan : 1. Kran 2. Rangka 3. Pipa aliran 4. Kaca 5. Kolektor 6. Termokopel 7. Reflektor

Gambar 3.1 skema pemanas air energi surya jenis kolektor dan tangki terpadu.

3.2 Peralatan yang digunakan pada penelitian

1. Termo Kopel dan Display 2. Tangki air dingin (air input)

Dimensi dan bahan sama dengan tangki air panas 3. Kaca

(25)

13

Luasan kaca (Ac) = 1,20 m x 0,94 m

= 1,128 m2 Transmitasi-absorber normal (τα) = 0,8 4. Rangka dan casing

Kemiringan kolektor (β) = 30° 5. Bahan dari alumunium foil dan kertas karton

Luasan total reflektor dalam kolektor (Ar) = 2,0245 m2

6. Pipa besi ukuran ½ inci 7. Tangki air

Terbuat dari seng dan berbentuk tangki

Diameter luar tangki (Do) = 0,206

Tebal

= 0,0005 m

Tinggi tangki = 0,6 m

Diameter dalam tangki (D) = 0,206 - (0,0005 x 2) = 0,205 m

Keliling lingkaran luar = π x 0,205 m = 0,644 m

Luasan Tangki

Luasan sisi samping tangki = 0,644 x 0,6 = 0,386 m2

Luasan sisi bawah dan atas = 2x 4

) 0,206

( 2

x

π

(26)

Luasan total untuk 1 tangki = 0,644 x 0,0666 = 0,0428 m2

Volume Tangki (V) =

4

6 , 0 ) 0,205

( 2x

x

π

= 0,01979 m3

Massa air yang ditampung tangki

Dengan menganggap massa jenis (ρ) air pada temperatur 27°C maka massa air dapat diketahui dengan cara mengalikan volume tangki dengan massa jenis air.

M ( 1 tangki ) = V x ρ

= 0,01979 x 995,7

= 19,708 kg

3.3Parameter yang diukur

Ta : Temperatur ruangan °C

TSL : Temperatur tangki kiri °C

TSR : Temperatur tangki kanan °C

TL1 : Temperatur air di dalam tangki bagian atas kiri °C

TR1 : Temperatur air di dalam tangki bagian atas kanan °C

TL21 : Temperatur air di dalam tangki bagian bawah kiri °C

TR2 : Temperatur air di dalam tangki bagian bawah

kanan°C

T air keluar : Temperatur air keluar °C

(27)

15

3.4 Langkah Penelitian

3.4.1 Pembuatan Alat

1. Membuat 2 buah tangki dari seng dengan kapasitas 20 liter pertangki.

2. Membuat kotak tangki dengan kemiringan tangki 30°C. 3. Membuat reflektor dalam yang berbentuk ½ lingkaran

4. Menutup kotak dengan kaca yang disesuaikan dengan ukuran kotak itu sendiri.

5. Mengisolasi kotak serta kaca dengan sealer.

3.4.2 Pelaksanaan penelitian

a. Persiapan pengambilan data

1. Pengisian air ke tangki sampai penuh dan diisi dari bawah dan siap dipanaskan

2. Penempatan sel surya dan diukur posisinya dengan kemiringan kolektor yaitu 30°C.

b. Pengukuran masukan energi matahari

1. Sel surya dipanaskan dan diatur posisinya sama dengan kemiringan kolektor.

(28)

c. Pengambilan data

1. Setiap 10 menit diukur temperatur ruangan, temperatur tangki(kanan dan kiri), temperatur air atas (kanan dan kiri), temperature air bawah (kanan dan kiri), energi radiasi matahari yang terserap.

2. Setiap 1 jam sekali air diambil dengan menganti air yang baru sebanyak 5 liter.

d. Lokasi Pengambilan data

Halaman laboratorium Konversi Energi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Gambar 3.2 Alat Pengujian

3.3.3 Langkah perhitungan

1. Menghitung arus yang keluar dari sel surya (Iph)

(29)

17

2. Menghitung radiasi yang datang (G) dengan mengunakan persamaan ke 2.

3. Menghitung energi surya yang terserap (Q) dengan mengunakan persamaan ke 3 dan ke 4.

4. Menghitung Efisiensi (η) dengan mengunakan persamaan ke 5 dan ke 6.

5. Menghitung temperatur ruangan rata-rata (Ta)

6. Menghitung temperatur tangki dan air rata –rata ( T ) 7. Membuat grafik

a. Hubungan temperatur air ke luar dengan waktu (t) dan dengan radiasi yang datang rata-rata (W/m2).

b. Hubungan temperatur air rata-rata dengan waktu ( t ) dan dengan G (W/m2).

c. Hubungan energi radiasi surya yang terserap rata – rata (Qs) dengan waktu (t) dan dengan G

(W/m2).

(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan didapat data, dimana dalam satu hari penelitian didapat satu data. Parameter yang diketahui dalam pengambilan data adalah:

Tempat Penelitian =Halaman depan laboratorium konversi energi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Jam = 10:00-14:00 WIB

Jenis Reflektor = Involut Lama uji coba = 4 jam Besar Tahanan = 10 Ohm Kemiringan Kolektor = 30° Luasan Reflektor = 2,0245 m2

4.1.1 Data Hasil penelitian ke 1 Untuk Rangkaian Seri

(31)

19

Tabel 4.1 Lanjutan Data penelitian ke 1 seri pada tanggal 26-09-2007 Waktu 80 0.52 45.20 38.90 31.20 35.30 35.70 32.60 43.80 30.40 90 3.28 61.10 50.00 28.30 33.80 34.90 35.40 51.60 30.20 100 1.62 40.50 40.80 31.00 31.10 35.10 37.30 45.10 31.60 110 0.67 39.10 39.60 30.20 29.20 36.60 37.10 44.50 30.90 120 3.41 59.20 52.70 30.10 28.80 35.90 35.10 55.50 49.30 29.20 130 0.42 52.00 53.10 32.20 36.20 34.10 36.40 50.50 31.70 140 0.52 42.80 45.50 33.10 36.10 37.60 39.40 46.20 30.50 150 2.95 59.30 61.30 29.80 32.10 36.10 35.80 53.40 31.30 160 0.26 40.40 49.80 33.30 37.50 35.30 37.90 48.30 31.10 170 1.63 40.70 44.20 32.70 37.10 35.10 37.40 44.30 32.40 180 2.52 48.40 44.60 31.60 38.60 36.10 40.90 44.90 47.10 28.90 190 0.16 30.90 36.80 34.10 38.70 35.10 37.70 39.50 30.50 200 0.21 30.70 34.80 33.80 39.10 35.10 38.60 38.40 30.10 210 0.15 36.90 32.30 32.80 39.20 34.50 38.40 38.80 30.80 220 0.18 32.80 29.80 33.40 39.70 34.80 38.80 38.20 30.00 230 0.97 40.60 36.90 32.20 39.20 35.50 38.30 42.10 30.10 240 2.30 42.20 38.90 31.30 39.40 35.00 39.10 44.10 43.20 29.50

4.1.2 Data Hasil Penelitian ke 2 Untuk Rangkaian Seri

(32)

Tabel 4.2 Lanjutan Data penelitian ke 2 seri pada tanggal 27-09-2007 110 3.18 54.30 52.10 29.80 31.50 36.80 39.10 58.40 32.10 120 3.91 51.80 51.00 29.20 30.80 37.00 37.60 58.70 53.70 31.10 130 3.71 61.30 48.60 32.10 36.10 37.50 39.60 57.50 31.90 140 3.12 57.80 48.30 31.50 36.20 33.50 37.80 55.70 32.90 150 3.81 56.60 50.10 32.80 38.40 38.20 44.20 57.80 32.10 160 3.41 55.10 49.30 31.10 35.70 38.00 38.80 58.50 32.30 170 3.25 51.90 48.80 30.70 38.30 37.70 40.30 58.60 31.80 180 3.32 49.50 48.40 33.40 40.40 38.60 45.10 59.70 58.20 32.60 190 3.21 51.20 46.20 33.70 42.30 36.60 45.90 55.90 32.90 200 3.25 51.30 46.60 32.50 41.70 36.80 43.50 55.40 31.20 210 3.00 47.90 45.60 32.40 44.30 37.20 46.50 56.70 31.60 220 2.91 44.60 43.80 33.50 45.10 37.70 47.60 55.00 31.90 230 2.87 38.10 42.10 30.90 46.90 36.20 44.80 54.50 32.00 240 2.63 35.60 41.10 31.80 46.20 37.60 43.90 56.20 56.20 32.10

4.1.3 Data Hasil Penelitian ke 3 Untuk Rangkaian Seri

(33)

21

Tabel 4.3 Lanjutan Data penelitian ke 3 seri pada tanggal 01-10-2007 Waktu 140 3.40 61.30 58.40 29.40 33.10 36.50 38.00 58.20 30.90 150 2.31 44.90 64.80 32.10 38.50 38.10 43.20 61.10 30.40 160 3.19 38.90 65.70 32.40 39.30 38.60 45.70 62.70 31.90 170 3.19 34.10 63.30 32.20 40.10 38.70 41.30 67.60 32.10 180 3.08 31.90 30.10 31.60 38.70 38.60 40.30 61.80 51.20 30.90 190 2.90 60.30 55.50 30.20 42.40 34.40 43.40 53.80 32.10 200 2.87 56.80 57.60 29.80 42.20 33.40 42.60 55.60 31.30 210 2.77 52.50 55.40 29.30 42.80 33.10 45.00 55.40 30.10 220 2.11 49.10 54.20 29.40 43.30 32.90 43.10 54.60 31.30 230 2.71 46.80 53.10 31.40 43.20 33.10 43.90 55.60 30.80 240 2.65 45.10 52.40 32.40 43.60 36.00 40.10 55.30 49.80 31.20

4.1.4 Data Hasil Penelitian ke 4 Untuk Rangkaian Paralel

(34)

Tabel 4.4 Lanjutan Data penelitian ke 4 paralel pada tanggal 02-10-2007 180 3.02 48.10 52.10 26.50 32.60 32.00 28.80 54.90 52.10 31.70 190 2.80 53.10 46.20 33.10 38.50 33.10 39.10 53.80 28.80 200 2.73 43.90 41.60 33.00 36.60 33.90 37.10 51.70 30.60 210 2.71 38.10 36.10 33.80 35.70 35.60 36.40 49.10 30.40 220 2.35 37.40 38.10 32.40 36.30 32.80 37.30 49.20 31.40 230 1.45 32.50 35.40 35.00 37.10 36.00 39.10 44.60 30.30 240 0.95 33.10 35.30 34.30 37.00 35.80 38.70 44.10 50.90 30.10

4.1.5 Data Hasil Penelitian ke 5 Untuk Rangkaian Paralel

(35)

23

Tabel 4.5 Lanjutan Data penelitian ke 5 paralel pada tanggal 03-10-2007 Waktu 180 0.52 33.30 37.70 33.30 36.40 37.10 37.60 45.70 40.01 30.80 190 0.91 37.60 39.80 30.10 34.60 34.10 35.50 44.10 30.90 200 0.64 40.40 44.10 31.90 33.60 33.30 36.10 42.10 30.90 210 2.27 40.50 45.30 31.20 33.50 32.80 34.40 43.20 31.10 220 1.12 42.90 46.90 31.60 33.60 31.90 34.80 43.60 30.60 230 1.31 42.40 45.20 30.80 34.40 32.80 36.60 43.50 31.10 240 2.24 43.20 46.80 32.10 33.60 32.20 37.70 45.40 39.30 30.90

4.1.6 Data Hasil Penelitian ke 6 Untuk Rangkaian Paralel

(36)

Tabel 4.6 Lanjutan Data penelitian ke 6 paralel pada tanggal 08-10-2007 190 0.91 37.60 39.80 30.10 34.60 34.10 35.50 44.10 30.30 200 0.64 40.40 44.10 31.90 33.60 33.30 36.10 42.10 30.10 210 2.27 40.50 45.30 31.20 33.50 32.80 34.40 43.20 30.80 220 1.12 42.90 46.90 31.60 33.60 31.90 34.80 43.60 31.40 230 1.31 42.40 45.20 30.80 34.40 32.80 36.60 43.50 31.20 240 2.24 43.20 46.80 32.10 33.60 32.20 37.70 45.40 39.30 31.20

4.2. Perhitungan Data Penelitian

Energi surya total merupakan energi surya yang masuk ke kolektor. Dengan bantuan sel surya (solar sell) maka energi radiasi surya yang dipancarkan saat itu dapat diolah menjadi inputan voltase setelah sel surya diberi tahanan (R) sebesar 10 Ω. Sebagai contoh, dari data input pada table 4.1 maka energi surya total dapat diperolah dengan cara :

a. Menghitung Arus yang dikeluarkan solar sel (Iph)

Arus yang dikeluarkan solar sel dapat diperoleh dari pesamaan (1)

(37)

25

b. Energi Surya yang Terukur Sel Surya (G)

Dari persamaan (2) dapat diperoleh harga G

G =

d. Energi Surya yang Terserap (Q)

Energi sensibel (Qu) didapat Dari persamaan (3)

(38)

Energi yang terserap kolektor (Qs) didapat Dari persamaan (4)

Efisiensi pemanas air ( ηsistem ) didapat Dari persamaan (5)

( )

τα

Efisiensi pemanas air ( ηsensibel ) didapat Dari persamaan (5)

(39)

27

Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama, maka hasil perhitungan dapat ditampilkan dalam bentuk tabel :

Tabel 4.7 Data Perhitungan penelitian ke 1 Untuk Rangkaian Seri Waktu

(40)

Tabel 4.8 Data Perhitungan penelitian ke 2 Untuk Rangkaian Seri

(41)

29

Tabel 4.9 Data Perhitungan penelitian ke 3 Untuk Rangkaian Seri Waktu 70 40.03 0.344 860.00 688 108.50 22.41% 751.25 17.2% 0.012 80 41.35 0.362 905.00 724 140.12 27.43% 323.14 22.1% 0.014 90 40.90 0.332 830.00 664 110.82 21.06% -160.93 15.7% 0.016 100 40.53 0.142 355.00 284 89.67 17.79% -137.79 12.0% 0.036 110 40.65 0.327 817.50 654 84.43 16.34% -5.07 10.6% 0.013 120 40.62 0.361 902.50 722 76.63 14.39% -45.52 8.7% 0.011 130 41.97 0.345 862.50 690 99.25 18.25% 344.13 12.7% 0.014 140 42.78 0.34 850.00 680 108.17 19.57% 193.35 14.1% 0.017 150 43.60 0.231 577.50 462 115.91 21.18% 189.19 15.6% 0.025 160 43.43 0.319 797.50 638 105.80 19.15% -84.29 13.6% 0.015 170 41.62 0.319 797.50 638 70.24 12.61% -550.66 6.8% 0.013 180 35.20 0.308 770.00 616 -31.52 0.00% -1814.66 0.0% 0.003 190 44.37 0.29 725.00 580 102.58 18.28% 2497.50 12.5% 0.021 200 43.73 0.287 717.50 574 88.76 15.80% -197.59 10.1% 0.021 210 43.02 0.277 692.50 554 75.16 13.39% -221.50 7.7% 0.022 220 42.00 0.211 527.50 422 59.06 10.63% -304.29 5.0% 0.024 230 41.92 0.271 677.50 542 55.50 10.00% -50.24 4.4% 0.019 240 41.60 0.265 662.50 530 49.56 8.95% -114.33 3.3% 0.018

Tabel 4.10 Data Perhitungan penelitian ke 4 Untuk Rangkaian Paralel Waktu

(42)

Tabel 4.10 Lanjutan Data Perhitungan penelitian ke 4 Untuk Rangkaian Paralel 40 28.32 0.371 927.50 742 -83.50 0.00% -1652.92 0.0% 0.000 50 34.87 0.105 262.50 210 292.81 64.88% 1753.79 54.8% 0.004 60 36.63 0.09 225.00 180 324.84 78.74% 446.64 68.0% 0.025 70 47.47 0.325 812.50 650 703.28 100.00% 2954.62 100.0% 0.028 80 41.42 0.391 977.50 782 407.77 84.95% -1693.57 76.6% 0.013 90 44.32 0.378 945.00 756 450.91 88.83% 769.12 81.3% 0.019 100 41.88 0.368 920.00 736 339.02 64.16% -700.81 57.0% 0.014 110 41.08 0.354 885.00 708 288.24 53.05% -248.84 46.3% 0.010 120 41.77 0.369 922.50 738 279.85 50.12% 158.92 43.6% 0.013 130 41.28 0.214 535.00 428 248.12 45.19% -164.11 38.7% 0.021 140 39.17 0.338 845.00 676 188.89 33.88% -619.92 27.4% 0.012 150 38.52 0.332 830.00 664 164.40 29.14% -212.00 22.8% 0.011 160 39.35 0.309 772.50 618 168.42 29.69% 197.26 23.4% 0.015 170 37.00 0.312 780.00 624 120.57 21.14% -683.70 14.9% 0.013 180 36.68 0.302 755.00 604 109.04 19.06% -123.36 12.8% 0.011 190 40.52 0.28 700.00 560 158.69 27.76% 1025.73 21.6% 0.020 200 37.68 0.273 682.50 546 111.86 19.61% -805.82 13.5% 0.012 210 35.95 0.271 677.50 542 83.88 14.74% -502.12 8.7% 0.008 220 35.72 0.235 587.50 470 77.15 13.66% -91.02 7.6% 0.008 230 35.85 0.145 362.50 290 75.39 13.62% 19.10 7.6% 0.013 240 35.70 0.095 237.50 190 70.53 13.09% -57.98 7.0% 0.020

Tabel 4.11 Data Perhitungan penelitian ke 5 Untuk Rangkaian Paralel Waktu

(43)

31

Tabel 4.11 Lanjutan Data Perhitungan penelitian ke 5 Untuk Rangkaian Paralel Waktu 80 40.00 0.325 812.50 650 295.67 74.75% 927.44 69.5% 0.010 90 41.07 0.324 810.00 648 295.36 70.19% 260.75 65.0% 0.015 100 41.67 0.33 825.00 660 282.29 63.79% 131.24 58.6% 0.016 110 42.57 0.303 757.50 606 279.09 61.18% 215.59 55.9% 0.019 120 39.43 0.087 217.50 174 184.15 42.39% -883.87 36.9% 0.048 130 38.67 0.247 617.50 494 153.80 35.06% -230.53 29.7% 0.014 140 40.68 0.297 742.50 594 182.35 40.61% 526.97 35.3% 0.017 150 38.35 0.058 145.00 116 127.50 29.77% -664.03 24.2% 0.059 160 38.17 0.061 152.50 122 116.38 28.37% -69.59 22.6% 0.053 170 34.10 0.24 600.00 480 43.87 10.59% -1147.15 4.8% 0.006 180 35.90 0.052 130.00 104 68.88 17.32% 474.52 11.4% 0.034 190 35.28 0.091 227.50 182 56.35 14.56% -186.92 8.5% 0.020 200 36.57 0.064 160.00 128 71.14 18.99% 341.22 12.9% 0.041 210 36.28 0.227 567.50 454 64.05 16.93% -91.61 11.0% 0.011 220 36.95 0.112 280.00 224 69.46 18.69% 169.71 12.8% 0.029 230 37.03 0.131 327.50 262 67.43 18.37% 9.94 12.5% 0.022 240 37.60 0.224 560.00 448 71.11 19.21% 139.96 13.5% 0.014

Tabel 4.12 Data Perhitungan penelitian ke 6 Untuk Rangkaian Paralel Waktu

(44)

Tabel 4.12 Lanjutan Data Perhitungan penelitian ke 6 Untuk Rangkaian Paralel 90 43.15 0.091 227.5 182 396.01 72.56% 41.75 68.7% 0.067 100 43.48 0.352 880 704 365.56 65.26% 69.47 61.4% 0.018 110 41.33 0.085 212.5 170 278.67 52.81% -618.34 48.6% 0.064 120 38.52 0.061 152.5 122 191.02 38.48% -807.98 33.8% 0.058 130 37.97 0.321 802.5 642 164.71 32.50% -162.45 28.1% 0.010 140 38.38 0.085 212.5 170 161.11 33.26% 100.75 28.8% 0.038 150 38.20 0.087 217.50 174 147.02 31.62% -75.33 26.9% 0.042 160 34.55 0.342 855 684 75.21 15.74% -1019.9 11.2% 0.005 170 35.13 0.321 802.5 642 80.2 16.47% 129.8 11.9% 0.005 180 34.15 0.062 155 124 60.75 12.98% -280.04 8.4% 0.016 190 36.07 0.063 157.5 126 85.24 18.91% 510.28 14.2% 0.030 200 33.75 0.086 215 172 49.18 11.24% -652.65 6.5% 0.011 210 32.15 0.067 167.5 134 25.93 6.12% -451.12 1.3% 0.004 220 32.95 0.035 87.5 70 34.73 8.51% 208.51 3.6% 0.003 230 31.37 0.156 390 312 14.32 3.54% -464.31 0.0% 0.004 240 34.52 0.056 140 112 49.76 12.67% 855.15 7.6% 0.027

4.3 Pembahasan Data Perhitungan

(45)

33

4.3.1 Temperatur rata-rata

0.00 T rata rata Paralel 1 T rata rata Paralel 2 T rata rata Paralel 3

Gambar 4.1 Grafik hubungan Temperatur rata-rata dengan waktu

0.00

ta T rata-rata Seri1

T rata-rata Seri2 T rata-rata Seri3 T rata-rata paralel1 T rata-rata paralel 2 T rata-rata parale 3

(46)

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

0 200 400 600 800

G

T

r

a

ta

-r

a

ta

T air rata-rata Seri T air rata-rata Paralel

Gambar 4.3 Grafik hubungan Temperatur rata-rata tiap hari dengan Radiasi yang datang

(47)

35

4.3.2 Temperatur air ke luar

T air keluar percoaan 1 seri

T air keluar percoaan 2 seri

T air keluar percoaan 3 seri

T air keluar percoaan 1 paralel

T air keluar percoaan 2 paralel

T air keluar percoaan 3 paralel

Gambar 4.4 Grafik hubungan Temperatur air ke luar dengan waktu

0.00

855.00 152.50 155.00 140.00

G

T Air Keluar Seri 2 T Air Keluar Seri 3 T Air Keluar Paralel 1 T Air Keluar Paralel 2 T Air Keluar Paralel 3

(48)

0.00

0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.0

0

T air keluar seri

T air keluar paralel

Gambar 4.6 Grafik hubungan Temperatur air ke luar rata-rata dengan Radiasi yang datang

0.00

Tair keluar harian seri

Tair keluar harian paralel

Li (T i k l

(49)

37

0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00

G

Gambar 4.8 Grafik hubungan Temperatur air maksimum ke luar dengan Radiasi yang datang

Gambar 4.4 Terjadi perubahan temperatur pada setiap parameter yang diukur dari waktu kewaktu. Pengambilan data dilakukan setiap 60menit sekali dan didapatkan temperature yang ke luar, dari situ diketahui air pada suhu tertinggi pada pengambilan data yang ke 3 karena intensitas matahari terbesar berada pada pukul 12:00-13:00 Perubahan setiap parameter temperatur ini, lebih dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari. Semakin sore waktu yang digunakan maka temperatur yang dihasilkan semakin kecil. Seperti yang diperlihatkan juga pada gambar 4.5.

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa nilai G berbanding lurus dengan temperatur air keluar sehinga makin besar radiasi matahari maka akan semakin panas air yang dihasilkan. Gambar 4.7 menunjukkan temperatur rata-rata air keluar untuk paralel barkisar antara 46,70°C sampai 57,30°C sedangkan untuk rangkaian seri berkisar antara 49.30°C sampai 51.20°C.

(50)

4.3.3 Temperatur air Gambar 4.9 Grafik hubungan suhu air dengan waktu percobaan ke 1 seri

0.00

(51)

39

Gambar 4.11 Grafik hubungan suhu air dengan waktu percobaan ke 3 seri

(52)

0.00 Gambar 4.13 Grafik hubungan suhu air dengan waktu percobaan ke 5

paralel Gambar 4.14 Grafik hubungan suhu air dengan waktu percobaan ke 6

paralel

(53)

41

intensitas radiasi surya yang juga ikut turun. Sedang grafik pada TR,L2 cenderung

terus naik karena pada saat itensitas surya yang tinggi air di bawah ikut dipanasi dan pada saat itensitas surya rendah air akan bercampur dengan air bagian atas sehingga temperature air bagian bawah akan cenderung selalu naik.

4.3.4 Energi yang terserap

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

0 1 2 3 4

waktu

Qs

Qs Seri

Qs Paralel

Gambar 4.15 Grafik hubungan Energi yang diserap kolektor harian dengan waktu

-1500.00 -1000.00 -500.00 0.00 500.00 1000.00 1500.00

0.00 0.05 0.10 0.15

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

seri1

(54)

-800.00 -600.00 -400.00 -200.00 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00

0.00 0.01 0.01 0.02 0.02

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

seri2

Gambar 4.17 Grafik hubungan Energi yang diserap kolektor rata-rata dengan (Trata –rata – Tling)/G seri ke 2

-2500.00 -2000.00 -1500.00 -1000.00 -500.00 0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 3000.00

0.00 0.02 0.04 0.06

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

seri3

(55)

43

-2500.00 -2000.00 -1500.00 -1000.00 -500.00 0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 3000.00

0.00 0.05 0.10 0.15

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

seri1

seri2

seri3

Gambar 4.19 Grafik hubungan Energi yang diserap kolektor rata-rata dengan (Trata –rata – Tling)/G seri gabungan

-2000.00 -1000.00 0.00 1000.00 2000.00 3000.00 4000.00

0.00 0.01 0.02 0.03

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

paralel1

(56)

-1500.00 -1000.00 -500.00 0.00 500.00 1000.00 1500.00

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

paralel2

Gambar 4.21 Grafik hubungan Energi yang diserap kolektor rata-rata dengan (Trata –rata – Tling)/G parallel ke 2

-1500.00 -1000.00 -500.00 0.00 500.00 1000.00 1500.00

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

paralel3

(57)

45

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

(Trata-rata - Tling)/G

Qs

paralel1

paralel2

paralel3

Gambar 4.23 Grafik hubungan Energi yang diserap kolektor rata-rata dengan (Trata –rata – Tling)/G parallel gabungan

Pada gambar grafik 4.19 dan 4.23 membandingkan energi yang diserap oleh sistem, Qs dengan (Trata – rata-Tling)/G. Tinggi rendahnya harga Qs

disebabkan selain karena intensitas radiasi surya juga disebabkan oleh karena U koefesien kerugian, diantaranya kualitas kolektor, jumlah tutup kaca.

4.3.5 Efisiensi

(58)

0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0%

0.00 0.05 0.10 0.15

(Trata-rata - Tling)/G

η

si

s

tem

seri1

Gambar 4.25 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling)/G

seri ke 1

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0%

0.00 0.01 0.01 0.02 0.02

(Trata-rata - Tling)/G

η

si

st

em

seri2

Gambar 4.26 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling)/G

(59)

47

0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0%

0.00 0.02 0.04 0.06

(Trata-rata - Tling)/G

η

si

s

tem

seri3

Gambar 4.27 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling)/G

seri ke 3

0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0%

0.00 0.05 0.10 0.15

(Trata-rata - Tling)/G

η

si

s

tem

seri1

seri2

seri3

Gambar 4.28 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling)/G

(60)

0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0%

0.00 0.01 0.02 0.03

(Trata-rata - Tling)/G

η

si

s

tem

paralel1

Gambar 4.29 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling)/G

parallel 1

0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0%

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

(Trata-rata - Tling)/G

η

si

s

tem

paralel2

Gambar 4.30 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling)/G

(61)

49

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

(Trata-rata - Tling)/G

Gambar 4.31 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling)/G

parallel 3

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

(Trata-rata - Tling)/G Gambar 4.32 Grafik hubungan Efisiensi sistem dengan (Trata-rata– Tling/G

parallel gabungan

(62)
(63)

51

BAB V

PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Dari semua hasil uji coba, perhitungan, dan analisa data maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a Dari hasil penelitian efesiensi pemanas air susunan paralel lebih tinggi di bandingkan dengan efesiensi seri, pada rangkaian parelel sebesar 45,7% sedangkan seri sebesar 41% .

b Setelah dilakukan pengujian pemanas air tenaga surya jenis kolektor dan tangki terpadu didapatkan bahwa temperatur rata – rata susunan seri sebesar 49,18oC dan temperatur rata–rata susunan paralel sebesar 46,26oC.

c Dari data yang telah didapat dibandingkan bahwa efesiensi paralel sebesar 45,7% dan seri 41% dari variasi L/D 3,0 lebih kecil dibandingkan dengan variasi L/D 6,26 dimana efesiensi paralel sebesar 55,88% sedangkan seri 92,13% dan lebih rendah dari penelitian Baker dan Wyke,1986 yang mempunyai efesiensi berkisar 46% sampai 48%.

5. 2 Saran

(64)

b. Pengukuran G atau intensitas radiasi matahari sebaiknya dirata-rata dalam kurun waktu pengambilan data.

c. Untuk mengukur suhu panas yang akan diambil maka sebaiknya satu titik memakai satu kopel.

d. Perubahan temperatur yang terjadi tergantung pada kapasitas air, luasan dan konduktufitas termal bahan dari tangki pemanas tersebut, energi radiasi yang datang, isolasi yang baik pada alat tersebut.

5.3 Penutup

Demikian tugas akhir ini saya buat. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna untuk kemajuan penulis.

(65)

53

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wiranto, (1995). Teknologi Rekayasa Surya. Jakarta, Pradnya Paramita.

Bainbridge, D.A.,(1981), The Integral Passive Solar Water Heater Book : Breadboxes, batchers, and other types of simple solar water heaters, ISBN 0-933490-03-8, The Passive Solar Institute.

Baker, W.S.; Wykes, T.,(1986), Batch Solar Water Heater Construction And Installation Manual, Energy Notes, http://www.solaror.org/ftp/Batch Plans.doc Bishop, R. C., (1983), Superinsulated Batch Heaters for Freezing Climates, Proceedings of the 8th National Passive Conference, New York: American Solar Energy Society. Sept. 7-9, Santa Fe, NM.

Duffie, J.A.; Beckman, W.A., (1991). Solar Engineering of Thermal Processes, New York, John Wiley.

Langa, F.S., (1981), Sun On Tap, The Best We Know, http://www.green-trust.org/2000/solar/sunontap

Lewandowski, A.; Leboeuf, C.M.; Kutscher, C.F., (1985), A Cost and Performance Comparison of Drainback And Integral Collector Storage Systems for Residential Domestic Hot Water, Solar Energy Research Institute, Task No. 3017.31, FTP No. 526.

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (2003), Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi (Energi Hijau), Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jakarta

Olson, K.(2001), Solar Hot Water: A Primer, http://www.azsolarcenter.com/ technology/ solarh2o.html

Wykes , T.; Baker, W.S., (1986), The Design, Construction and Testing of a Low Cost Batch Solar Water Heating Collector. http://www.solaror.org/ Publications/Batch Testing.htm

(66)
(67)

Gambar

Gambar 3.1 skema pemanas air energi surya jenis kolektor dan tangki
Tabel 4.2 Data penelitian ke 2 seri pada tanggal 27-09-2007
Tabel 4.3 Data penelitian ke 3 seri pada tanggal 01-10-2007
Tabel 4.4 Data penelitian ke 4 paralel pada tanggal 02-10-2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karya bidang ini dibuat untuk menjadikan Gitaran Sore-Sore lebih dikenal masyarakat dengan menaikan behaviour menonton yang semula 32% menjadi 64%. Wilayah : Audiens yang

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik

Hasil dari penambahan selimut sangat efektif terbukti dari beban maksimum yang mampu di tahan oleh pondasi sebesar 27 kN pada pondasi ukuran pondasi (B) 150

Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum

jalan bebas hambatan, yaitu jalan dengan spesifikasi pengendalian jalan masuk secara penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan,

 Meskipun jenis material clay nya berbeda, ternyata clay sangat mempengaruhi proses pemanasan dari material organik tersebut, dibanding material karbonat, sehingga hasil

Data dalam penelitian ini adalah (1) data primer berupa ungkapan yang mengandung aspek sosial politik, dan data pembanding berupa ungkapan sosial politik yang

Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Hal ini berarti apabila ekspor di Indonesia