• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN

PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL

MENENGAH (UKM)

(STUDI KASUS PADA USAHA KECIL MENENGAH

DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG)

Oleh:

AYU MUTRIASARI 232009053

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

(2)
(3)

ii FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52 -60

(0298) 321212, 311881 Telex 322364 ukswsa ia Salatiga 50711 - Indonesia Fax. (0298) -321433 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

N a m a : AYU MUTRIASARI N I M : 232009053

Program Studi : AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,

Judul : PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (STUDI KASUS USAHA KECIL MENENGAH DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG) Pembimbing : Elisabeth Penti Kurniawati. SE, M.Ak

Tanggal di uji : 23 AGUSTUS 2013 adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 7 Agustus 2013 Yang memberi pernyataan

(4)
(5)

iv

ABSTRACT

The existence of SME helps the government in getting the employment and increasing GDB significantly. While running the business, SMEs need accounting information for the business decision making and performance assessment. Accounting information is an important element in SME for business decision making and performance assessment. However, in fact most of the SMEs do not use any accounting information. Thus, this research aims to reveal and analyze the use of accounting information in SME’s business decision making and performance assessing. The population of this study is SMEs in Tuntang subdistrict of Resident of Semarang. The sampling method used in this study is the convinence sampling method, from 33 SMEs in Tuntang subdistrict. This research uses primary data used which is obtained through questionnaires and interviews and qualitative descriptive as the analysis technique. The result of the study reveals that information used by SMEs is in the form of documents, notes, and reports. Most of them are Budgetary Information dan Additional Accounting Information. The observed SMEs do not have any kind of Statutory Accounting Information. The written accounting information is notes/purchase invoice (97%), notes of payment (88%), and sales report (5%). In contrary, the unwritten information is in the form of estimation of the managers to identify the debts which have been paid off, the purchasing (27%), and cash inflow/outflow record (18%). In doing the business decision making, order the expenditure is done the most (18%). Meanwhile, performance assessment is mostly done by the increment of sales product (85%). According to the result of the study, sales notes, cash record, orders notes, income statement, and outcome statement are important for the service and manufacturing business. For this kind of business, it is necessary to have sales invoice, expenditure invoice, cash record, sales reports, income statement, and outcome statement. Debts and credits notes are important as well for the business that do the cash and credit transaction.

Key words: information, accounting information, Small and Medium Enterprises, business decision making, and performance assessment.

(6)

v SARIPATI

Kehadiran UKM membantu pemerintah untuk menyerap tenaga kerja dan mampu meningkatkan PDB secara signifikan. Dalam menjalankan bisnisnya, UKM memerlukan informasi akuntansi untuk mengambil keputusan bisnis dan melakukan penilaian kinerja. Namun pada kenyataannya sebagian besar UKM belum mempunyai laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa tentang penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja UKM.Populasi dalam penelitian ini adalah UKM di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convinence sampling, dengan mengambil 33 UKM di Kecamatan Tuntang. Data yang digunakan adalah data primer diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa informasi yang digunakan UKM berbentuk dokumen, catatan dan laporan. Sebagian besar jenis informasi akuntansi yang digunakan UKM termasuk kedalam jenis Budgetary Information dan Additional Accounting Information.

UKM yang diteliti tidak memiliki jenis informasi Statutory Accounting Information. Informasi akuntansi tertulis yang dimiliki berupa nota/faktur pembelian (97%), catatan pengeluaran (88%) dan laporan penjualan (5%). Sedangkan informasi tidak tertulis berupa perkiraan pengelola untuk mengetahui hutang yang belum dilunasi (30%), pembelian (27%) dan kas masuk kas keluar (18%). Untuk pengambilan keputusan bisnis, yang sering dilakukan yaitu pembelian persediaan (88%). Sedangkan penilaian kinerja yang sering digunakan yaitu tentang pertambahan penjualan produk (85%).Berdasarkan hasil penelitian, bagi jenis usaha jasa dan usaha manufaktur, perlu mempunyai nota penjualan, catatan kas, nota pesanan, laporan penjualan/pendapatan dan laporan pembelian/pengeluaran. Bagi jenis usaha dagang perlu memiliki nota penjualan, catatan persediaan, catatan kas laporan penjualan/pendapatan dan laporan pembelian/pengeluaran. Bagi semua jenis usaha yang memiliki jenis transaksi tunai dan kredit maka sangat diperlukan catatan hutang dan catatan piutang. Kata Kunci : informasi, informasi akuntansi, Usaha Kecil Menengah, keputusan bisnis dan penilaian kinerja.

(7)

vi KATA PENGANTAR

Kertas kerja ini disusun dan dibuat guna memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Satya Wacana. Penelitian ini memberikan penjelasan dan penggambaran bagi penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja pada usaha kecil dan menengah dengan penentuan obyek penelitian UKM di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Untuk kesempurnaan kertas kerja ini dikemudian hari, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca. Penulis menyadari terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan kertas kerja ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap dan berdoa semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepentingan UKM di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang khususnya dan UKM di Indonesia pada umumnya.

Salatiga, 7 Agustus 2013

(8)

vii UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya penyusunan kertas kerja yang berjudul “Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Pengambilan Keputusan dan Penilaian Kinerja pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus pada Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang)” dapat terselesaikan.

Terselesaikannya penyusunan kertas kerja ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Mama, Papa, Mas Agus, Mba Rina, Ayra dan Sepupu-sepupuku yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan untuk menyelesaikan kertas kerja ini.

2. Ibu Elisabeth Penti Kurniawati, SE, M.Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan motivasi dan petunjuk atas kertas kerja ini tersusun dengan baik.

3. Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak., MI Mitha Dwi Restuti, SE, M.Si., Paskah Ika Nungroho, SE, M.Si. dan Yeterina Widi Nugrahanti, SE, M.Acc., selaku penguji proposal dan kertas kerja. Terima kasih untuk saran yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian kertas kerja ini. 4. Bapak Marwata,SE, Akt, Msi, PhD selaku wali studi yang memberikan

semangat dan membimbing penulis selama studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.

5. Seluruh dosen pengajar FEB yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

(9)

viii 6. Pegawai Kantor Kecamatan Tuntang, yang telah memberikan petunjuk

dan data UKM.

7. Pegawai Kantor Disperindag Ungaran, yang telah memberikan data IKM secara lengkap.

8. Semua pengelola UKM, yang telah memberikan data atas kuesioner dan wawancara tentang penelitian untuk menyusun skripsi.

9. Teman – teman seperjuangan UKM Mira dan Even, terima kasih ya kalian selalu memberikan masukan dan mengajari ku tentang tabel.

10.Cintaku Enrille Satria Purnama Putera makasi ya cinta memberikan ku semangat dan dukungan, cepat lulus ya cinta. Om Jef, Tante Dessy, Nonik, Ara dan Will terima kasih untuk semuanya.

11.Sahabat – sahabat ku Cik Linda, Cik Dista, Dedy, Rienda, Pipin, Bingar dan Novia, semoga dikemudian hari kita menjadi orang yang berguna terimakasih atas persahabatan kita dari awal kuliah.

12.Semua teman FEB angkatan 2009.

13.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah memberikan motivasi, sehingga kertas kerja ini dapat terselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis, semoga kiranya semua mendapat berkat yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian... ii

Halaman Persetujuan. ... iii

Abstract. ... iv

Saripati. ... v

Kata Pengantar. ... vi

Ucapan Terima Kasih. ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel. ... xi

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran. ... xiv

PENDAHULUAN. ... 1

LANDASAN TEORI. ... 5

Informasi ... 5

Informasi Akuntansi. ... 5

Usaha Kecil Menengah (UKM). ... 7

Pengambilan Keputusan Bisnis. ... 9

Penilaian Kinerja. ... 13

METODE PENELITIAN. ... 14

Populasi dan Sampel. ... 14

Metode Pengumpulan Data ... 14

Teknik Analisis. ... 15

(11)

x

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 16

Profil Usaha Kecil Menengah (UKM) ... 16

Informasi Akuntansi yang Dimiliki UKM. ... 21

Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Pengambilan Keputusan Bisnis UKM ... 27

Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Penilaian Kinerja UKM ... 34

Kendala Penggunaan Informasi Akuntansi pada UKM ... 39

Rancangan Pembukuan untuk UKM ... 40

PENUTUP. ... 45 Kesimpulan. ... 45 Keterbatasan Penelitian ... 47 Penelitian Mendatang ... 47 Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA. ... 49

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 52

(12)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengelompokan UKM berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008. ... 8

Tabel 2 Kegiatan Bisnis yang Umum Dan Dokumen Sumber ... 11

Tabel 3 Tinjauan menyeluruh kegiatan bsinis, keputusan utama dan kebutuhan Informasi ... 12

Tabel 4 Tingkat Pendidikan Pengelola UKM ... 17

Tabel 5 Jumlah Tenaga Kerja ... 18

Tabel 6 Jenis Usaha Dengan Catatan/Pembukuan Yang Dimilki ... 19

Tabel 7 Lama Usaha Berdiri ... 19

Tabel 8 Lama Usaha Dengan Jumlah Tenaga Kerja ... 20

Tabel 9 Jenis Transaksi Yang Dilakukan UKM ... 20

Tabel 10 Pemisahan Entitas Yang dilakukan UKM ... 21

Tabel 11 Sumber Pendanaan Yang Digunakan UKM ... 21

Tabel 12 Dokumen Yang Dimiliki UKM. ... 22

Tabel 13 Kepemilikan Jenis Dokumen dengan Jenis Usaha ... 23

Tabel 14 Catatan Yang Dimiliki UKM. ... 24

Tabel 15 Klasifikasi Informasi Akuntansi pada UKM. ... 25

Tabel 16 Laporan Yang Dimiliki UKM. ... 25

Tabel 17 Kepemilikan Laporan dengan Jenis Usaha ... 26

Tabel 18 Informasi Akuntansi Yang Dimiliki UKM. ... 27

Tabel 19 Pengambilan Keputusan Bisnis Menggunakan Informasi Tertulis dan Informasi Tidak Tertulis. ... 28

Tabel 20 Keputusan Bisnis yang Sering Dilakukan UKM ... 30

(13)

xii Tabel 22 Klasifikasi Pengambilan Keputusan Bisnis Pada UKM ... 32 Tabel 23 Keputusan Bisnis dan Kebutuhan Informasi pada Perusahaan Besar

dan pada UKM ... 33 Tabel 24 Penilaian Kinerja yang Sering Digunakan pada UKM ... 35 Tabel 25 Penilaian Kinerja yang Sering Digunakan pada UKM Menurut

Jenis Usaha ... 36 Tabel 26 Penilaian Kinerja pada UKM ... 36 Tabel 27 Penilaian Kinerja pada UKM Menggunakan Informasi Tertulis

dan Informasi Tidak Tertulis ... 38 Tabel 28 Kendala Pencatatan Yang Dihadapi UKM ... 40

(14)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Catatan Kas ... 41

Gambar 2 Nota Pesanan ... 42

Gambar 3 Nota Penjualan ... 42

Gambar 4 Laporan Penjualan ... 43

Gambar 5 Catatan Piutang ... 44

Gambar 6 Catatan Hutang ... 44

(15)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian. ... 55

Lampiran 2 Profil Usaha Jasa, Besaran Usaha Jasa, Profil Pengelola Usaha Jasa ... 64

Lampiran 3 Profil Usaha Dagang, Besaran Usaha, Profil Pengelola Usaha Dagang ... 67

Lampiran 4 Profil Usaha Dagang, Besaran Usaha, Profil Pengelola Usaha Manufaktur ... 71

Lampiran 5 Dokumen, Catatan dan Laporan Yang Dimiliki UKM... 75

Lampiran 6 Informasi Akuntansi yang Dimiliki UKM... 77

Lampiran 7 Pengambilan Keputusan Bisnis UKM ... 79

Lampiran 8 Penilaian Kinerja yang Sering Digunakan UKM ... 80

(16)

1 PENDAHULUAN

Kehadiran UKM telah membantu program pemerintah untuk menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan mampu meningkatkan PDB secara signifikan (Raja et. al 2010: 4). Semenjak krisis moneter yang diawali tahun 1997 hampir 80% usaha besar mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK masal terhadap karyawannya. Berbeda dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tetap bertahan didalam krisis dengan segala keterbatasannya (Primiana, 2009:19).

Menurut Handayani (2011) jika dilihat dari segi pertumbuhan UKM mengalami permasalahan tentang keterbatasan modal kerja, kesulitan bahan baku, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang kurang baik, informasi dan pemasaran. Ini disebabkan perusahaan tidak memiliki informasi, baik dari dalam usaha maupun dari luar usaha. Ketidakmampuan UKM untuk mengelola dan menghasilkan informasi akuntansi, merupakan keterbatasan utama yang menimbulkan permasalahan dan mengakibatkan kegagalan perusahaan kecil dan menengah dalam pengembangan usaha.

Menurut Rodney et. al (2007) dalam Handayani (2011) mengatakan bahwa informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan, baik perusahaan yang berskala kecil maupun berskala besar. Informasi tersebut merupakan kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan pihak manajemen. Menurut Pacter (2007) dalam Handayani (2011), manfaat informasi akuntansi bagi usaha kecil dan menengah adalah sebagai dasar yang andal bagi

(17)

2 pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha, antara lain keputusan pengembangan pasar dan penetapan harga.

Selain dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam suatu penilaian kinerja pada perusahaan. Informasi akuntansi keuangan dari perusahaan sangat bermanfaat untuk mengetahui penilaian kinerja terhadap bagaimana perkembangan usaha perusahaan, mengetahui struktur modalnya dan keuntungan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu (Ikhsan et. al, 2008).

Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi yang berasal dari transaksi-transaksi keuangan dari suatu unit usaha. Informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh pengelola UKM, dengan cara menyusun pembukuan atau pencatatan atas transaksi-transaksi yang telah terjadi. Penggunaan informasi akuntansi suatu UKM sangat terbatas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, oleh Hermawan (2010), Kristina (2010), Setiawati (2010), Nugroho (2011) dan Umiyarsih (2011), tidak semua UKM yang mereka teliti melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi. Rata-rata 40% dari data UKM yang mereka teliti melakukan pencatatan transaksi penjualan, 44,5% telah melakukan pencatatan transaksi pembelian, 20% melakukan pencatatan transaksi persediaan, dan hampir 50% melakukan pencatatan transaksi kas keluar dan kas masuk. Tetapi hanya sedikit yang membuat laporan laba rugi dari semua transaksi dari penelitian tersebut. Kendala yang menyebabkan mereka tidak membuat pelaporan akuntansi yang lebih detail karena kurangnya pengetahuan

(18)

3 akan penggunaan akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan dan rendahnya tingkat pendidikan pengelola UKM.

Informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan dapat digunakan untuk mengendalikan aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya pada perusahaan. Informasi akuntansi juga mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis, serta penilaian kinerja. Namun berdasarkan penelitian sebelumnya, UKM yang mereka teliti tidak semua menggunakan dan memiliki informasi akuntansi. Dengan keadaan seperti itu, maka pihak UKM mestinya akan mengalami kesulitan dalam melakukan pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk lebih mengetahui penggunaan dari informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja pada UKM.

Melihat pentingnya informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja maka penulis ingin meneliti penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan dan penilaian kinerja pada UKM. Obyek yang diambil yaitu UKM di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang karena daerah tersebut memiliki banyak UKM dalam berbagai bidang dan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga mudah untuk memperoleh data. Selain itu, wilayah Tuntang berada di jalur utama Solo-Semarang yang merupakan jalur stategis menyebabkan banyak UKM berkembang di wilayah ini.

(19)

4 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan persoalan penelitian adalah sebagai berikut ini :

1. Apa saja informasi akuntansi yang dimiliki UKM ?

2. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis pada UKM ?

3. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi untuk penilaian kinerja pada UKM ?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis informasi akuntansi yang dimiliki UKM dan bagaimana penggunaan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan dan penilaian kinerja.

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi UKM, memberikan pengetahuan dan diharapkan juga mampu memberikan bahan masukan untuk lebih mengetahui pentingnya informasi akuntansi dalam usaha.

2. Bagi Peneliti, sebagai sarana untuk memberikan pemahaman tentang peran informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan dan penilaian kinerja pada UKM di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 3. Bagi Perkembangan Ilmu Akuntansi, dapat memberikan gambaran

tentang informasi akuntansi yang dibutuhkan UKM untuk pengambilan keputusan dan penilaian kinerja.

(20)

5 LANDASAN TEORI

Informasi

Informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan (Bodnar, 2006: 3). Selain itu, Informasi merupakan data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti (Romney, 2006: 11). Dalam Kusrini dan Koniyo (2007: 7-8), informasi adalah data yang sudah dapat diolah menjadi sebuah yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, informasi adalah pemberitahuan kabar (berita) (1988: 331). Sedangkan pengertian lisan dalam KBBI adalah dengan kata-kata yang diucapkan (1988: 528), Maka informasi lisan adalah suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan dengan tutur kata. Pengertian tertulis dalam KBBI adalah sudah ditulis, dalam bentuk tulisan (1988: 968), maka informasi tertulis adalah suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan dalam bentuk tulisan.

Informasi Akuntansi

Institute Of Charactered Accountant in Australia (ICCAA) (2006) dalam Handayani (2011) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif dari suatu entitas yang disiapkan sesuai dengan serangkaian aturan standar. Institute Of Charactered Accountant in Australia (ICCAA) (2006) juga menegaskan bahwa pada dasarnya informasi akuntansi itu bersifat keuangan

(21)

6 terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan dan implementasi keputusan-keputusan tersebut.

Sawers (2007) dalam Handayani (2011) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Penggunaan informasi akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional.

Fiorelli, Zifaro (2008) dalam Handayani (2011) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda-beda menurut manfaat bagi para pemakai.

Statutory Accounting Information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada.

Budgetary Information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian, dan pengambilan keputusan.

Additional Accounting Information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

(22)

7 Usaha Kecil Menengah (UKM)

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjelaskan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai berikut :

 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar

 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar

Kriteria UKM dapat dikategorikan berdasarkan jumlah aset dan omzet menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun kategori Usaha Kecil Menegah (UKM) berdasarkan jumlah tenaga kerja (Irawan, 2007: 8).

(23)

8

Tabel 1

Pengelompokan UKM berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008

Jenis Usaha (UU No 20 Tahun 2008) Kriteria (UU No 20 Tahun 2008) Jumlah Kekayaan (UU No 20 Tahun 2008) Jumlah Tenaga Kerja (BPS) Usaha

Kecil -Omset tahunan

> 300 Juta – 2,5 M

-Kekayaan >50 Juta – 500 Juta tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha. 5-19 orang

Usaha Menengah -Omset tahunan

> 2,5 M – 50 M

-Kekayaan >500 Juta – 10 M tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

20-99 orang

Sumber : UU No.20 Tahun 2008 dan BPS

Dalam Krisdiartiwi (2008: 3-4) ada tiga jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur (manufacturing), perusahaan dagang (merchandising), dan perusahaan jasa (service). Setiap jenis usaha memiliki karakteristik dan strategi bisnis masing-masing, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

 Usaha Manufaktur (manufacturing business), yang mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan. Contohnya: - Konveksi, yang menghasilkan pakaian jadi.

- Perajin Bambu, yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, suvernir, dan lain-lain.

 Usaha Dagang (merchandising business), yang menjual produk kepada pelanggan.

- Pusat Kerajinan, yang menjual aneka barang kerajinan. - Toko Kelontong, yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari.

 Usaha Jasa (service business), yang menghasilkan jasa, bukannya produk atau barang untuk pelanggan.

(24)

9 - Agen Penyalur Pembantu Rumah Tangga, yang menjual jasa

penyediaan pembantu.

- Warung Telekomunikasi (Wartel), yang menjual jasa penyediaan alat dan layanan komunikasi.

Pengambilan Keputusan Bisnis

Dalam Radford (1984: 4) intisari dalam pengambilan keputusan ialah perumusan beraneka alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepat antara beberapa alternatif yang tersedia, setelah diadakan pengevaluasian mengenai keefektifan masing-masing untuk mencapai sasaran para pengambil keputusan.

Dalam Jones & George (2011: 196) Decision Making, the process by which managers respond to opportunities and threats by analyzing options and making determinations about specific organitional goals and courses of action. (Pengambilan keputusan, proses dimana pemimpin menanggapi kesempatan dan ancaman dengan menganalisa pilihan-pilihan dan menentukan tujuan organisasi yang spesifik dan rencana tindakan).

Dalam Kamus Ekonomi, Bussines (bisnis) adalah suatu kegiatan yang bersifat mencari keuntungan / kegiatan komersil atau kegiatan yang menggunakan modal tertentu untuk memperoleh laba (2006: 123). Maka pengambilan keputusan bisnis adalah perumusan beraneka alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepat antara beberapa alternatif yang tersedia, setelah diadakan pengevaluasian mengenai keefektifan masing-masing

(25)

10 untuk mencapai sasaran para pengambil keputusan dalam suatu kegiatan yang bersifat mencari keuntungan / kegiatan komersil.

Keputusan berdasarkan tingkat struktur atau lingkupnya, menurut Romney (2011: 12-13) diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Keputusan terstruktur bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah.

2. Keputusan semi terstruktur ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal.

3. Keputusan tidak terstruktur bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin.

Keputusan bisnis juga membutuhkan informasi yang akan digunakan, demikian juga dalam suatu siklus transaksi dalam suatu kegiatan usaha, dimana dalam siklus transaksi tersebut juga membutuhkan informasi. Menurut Romney (2006: 29) siklus transaksi (transaction cycle), terdiri dari :

1. Siklus pendapatan (revenue) mencakup kegiatan penjualan dan penerimaan dalam bentuk uang tunai.

2. Siklus pengeluaran (expenditure) mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai.

3. Siklus penggajian sumber daya manusia (payroll) mencakup kegiatan mengontrak dan menggaji pegawai.

(26)

11 4. Siklus produksi mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh

menjadi produk jadi.

5. Siklus keuangan mencakup kegiatan untuk mendapatkan dana dari investor dan kreditor dan membayar mereka kembali.

Jenis aktivitas yang biasanya dilakukan untuk setiap siklus transaksi beserta nama dokumen atau formulir yang dipakai untuk mencatat data kegiatannya, Romney (2006: 31) menyebutkan kegiatan bisnis dalam siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus produksi dan siklus sumber daya manusia berserta dokumen yang dipakai disetiap siklus, seperti yang dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2

Kegiatan Bisnis yang Umum Dan Dokumen Sumber

Kegiatan Bisnis Dokumen Sumber

Siklus Pendapatan

Menerima pesanan pelanggan Mengirim pesanan

Menerima uang tunai

Menyimpan tanda terima tunai Menyesuaikan akun pelanggan

Pesanan penjualan

Tanda pengiriman atau bill of lading

Laporan atau daftar pembayaran (remittance) Slip penyimpanan

Memo kredit

Siklus Pengeluaran

Permintaan atas barang Pesanan atas barang Penerimaan atas barang Pembayaran atas barang

Daftar permintaan barang (purchase requisition) Pesanan pembelian (purchase order)

Laporan penerimaan (receiving report) Cek

Siklus produksi

Desain produk

Perencanaan dan penjadwalan Operasi produksi

Akuntansi biaya

Daftar bahan baku Daftar operasi Perintah produksi Biaya-biaya

Siklus Sumber Daya Manusia

Kumpulan data iuran pegawai Catat jam kerja pegawai

Catat waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan tertentu

Formulir pajak (Form W4) Kartu jam kerja (time card)

Catatan waktu kerja atau lembar waktu kerja

Sumber : (Romney, 2006: 31)

Romney (2006), memutuskan untuk meringkas kegiatan bisnis menjadi kelompok yang berhubungan satu sama lain antara kegiatan bisnis, keputusan

(27)

12 bisnis dan kebutuhan informasi yang diperlukan,seperti yang terdapat pada Tabel3.

Tabel 3

Tinjauan menyeluruh kegiatan bisnis, keputusan utama dan kebutuhan informasi.

Kegiatan Bisnis Keputusan Utama Kebutuhan Informasi Perolehan modal  Berapa banyak ?

 Investasi atau pinjam ?

 Jika pinjam, ketentuan terbaik

Proyeksi arus kas

Pro-forma laporan keuangan Jadwal amortisasi utang Perolehan gedung dan

peralatan

 Ukuran gedung ?

 Jumlah peralatan ?

 Sewa atau beli ?

 Lokasi ?

 Bagaimana depresiasinya?

Kebutuhan kapasitas Harga

Studi pasar

Tabel pajak dan peraturan Mengontrak dan melatih

pegawai

 Persyaratan pengalaman

 Bagaimana menilai integritas dan kompetensi pelamar ?

 Bagaimana melatih ?

Deskripsi kerja

Pengalaman kerja dan keahlian pelamar

Perolehan persediaan  Bagaimana cara membawa ?

 Berapa banyak yang perlu

 dibeli ?

 Penjual (vendors) yang mana?

 Bagaimana mengelola

 persediaan (penyimpanan, kontrol dan lain-lain)

Analisis pasar

Laporan status persedian

Kinerja dan ketentuan pembayaran

vendor

Kegiatan periklanan dan pemasaran

 Media yang mana ?

 Isi ?

Analisis biaya Jangkauan pasar penjualan barang  Penarikan (mark up)

 persentase?

 Penawaran kredit in house ?

 Kartu kredit apa yang

 diterima ?

Pro-forma laporan keuangan Biaya kartu kredit

Status kredit pelanggan

Pengumpulan pembayaran dari pelanggan

 Jika menawarkan kredit,

 bagaimana ketentuannya ?

 Bagaimana mengurus

 penerimaan uang tunai ?

Status akun pelanggan Laporan jatuh tempo piutang

Pembayaran gaji pegawai  Jumlah gaji?

 Pemotongan dan iuran

 (witholdings) ?

 Proses pembayaran in-house  Atau menggunakan jasa luar?

Penjualan (untuk komisi) Jam kerja (untuk pegawai yang dibayar per jam)

Formulir pajak (Form W4) Biaya jasa pembayaran eksternal Pembayaran pajak  Persyaratan pajak atas gaji

 Persyaratan pajak penjualan

Peraturan pemerintah Total pengeluaran untuk gaji Total penjualan

Pembayaran penjual (vendor)  Bayar ke siapa ?

 Kapan membayar ?

 Berapa banyak yang dibayar?

Faktur dari penjualan (vendor)

Utang usaha

(28)

13 Penilaian Kinerja

Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil kerja atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1993: 52). Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 1997: 67).

Penilaian kinerja perusahaan menurut Siagian (2004) merupakan pengukuran dan perbandingan hasil-hasil kerja nyata dengan hasil-hasil yang diharapkan akan tercapai (Iswari, 2011). Adapun pengertian dari pengukuran kinerja menurut Joel G. Siegel dan Jan K. Shim adalah kuantitatif dari efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoprasian bisnis selama periode akuntansi (Fahmi, 2010: 7). Penilaian kinerja dapat diukur menggunakan rasio keuangan. Pengelompokan rasio keuangan dalam Widayanti et. all (2009: 46) terbagi dalam empat rasio keuangan yaitu likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan neraca.

2. Leverage

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dibelanjai dengan hutang. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan neraca.

(29)

14 3. Aktivitas

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan laba rugi.

4. Profitabilitas

Rasio ini mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan neraca dan laporan laba rugi.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini, adalah Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang sudah terdaftar di Disperindag Ungaran yang berjumlah 149 pada tahun 2010. Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan metode convinience sampling yaitu dengan teknik pengambilan sampel mempertimbangkan kemudahan kedekatan dengan beberapa responden yang memiliki kriteria aset, omzet, dan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kriteria Undang-undang 20 Tahun 2008 dan BPS. Sampel dipilih yang lokasi usahanya berada di sekitar tempat tinggal peneliti dan yang bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner. Menurut Roscoe (1975) dalam Supramono dan Utami (2003: 64) ukuran sampel yang layak adalah berkisar antara 30-500.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh dari pembagian kuesioner dan wawancara kepada pihak pemilik atau pengelola UKM. Pembagian kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar

(30)

15 pertanyaan kepada responden untuk dijawab secara tertulis sedangkan wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada pengelola UKM untuk mengetahui lebih jelas informasi akuntansi yang dimiliki dan digunakan dalam pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja. Sebagian responden ada yang meluangkan waktu untuk diwawancarai dalam pengisian kuesioner dan ada pula sebagian responden meminta untuk meninggalkan kuesioner untuk diambil kembali dihari berikutnya.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data agar mendapat jawaban dari persoalan-persoalan penelitian adalah teknik analisis kualitatif dengan alat analisisnya deskriptif. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi informasi akuntansi yang dimiliki dan digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja pada UKM di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Langkah Analisis Data

Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah :

 Mengidentifikasi jenis informasi akuntansi yang dimiliki UKM.

 Mengklasifikasikan dokumen, catatan dan laporan yang dimiliki oleh UKM.  Menganalisis bagaimana informasi akuntansi digunakan dalam pengambilan

keputusan bisnis UKM.

 Menganalisis bagaimana informasi akuntansi digunakan dalam penilaian kinerja UKM.

(31)

16 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Obyek dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Tuntang yang telah memenuhi kriteria Undang Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dari data yang diperoleh dari Disperindag Kota Ungaran, tahun 2010 hanya 17 UKM yang memenuhi kriteria Usaha Kecil dan Menengah. Berdasarkan data tersebut, peneliti berusaha untuk memperluas jumlah UKM yang akan disurvey. Dalam penetapan sampel yang diambil peneliti melakukan penelurusan dan perkiraan perhitungan mengenai aset, omzet dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh responden. Sehingga peneliti menetapkan untuk mengambil 30 % dari 149 UKM sesuai data yang diperoleh dari Disperindag Kota Ungaran tahun 2010, sehingga diperoleh sebanyak 45 responden. Jumlah ini sudah memenuhi batas minimal pengambilan sampel yaitu n ≥ 30. Setelah dilakukan survey dari 45 responden, 7 UKM menolak untuk melakukan wawancara dan pengisian kuesioner, 5 UKM tidak memiliki data yang lengkap dalam pengisian kuesioner dan tidak memenuhi kriteria Usaha Kecil Menengah. Sehingga terdapat 33 UKM yang akan diteliti lebih lanjut yang terbagi di dalam 3 (tiga) jenis usaha. Hasil wawancara dan pengisian kuesioner yang telah dilakukan dari UKM tersebut menjadi data yang selanjutnya akan diolah dalam penelitian ini.

Profil Usaha Kecil Menengah (UKM)

Setiap jenis usaha mempunyai karakteristik yang berbeda, maka UKM yang diteliti di Kecamatan Tuntang terdiri dari 3 (tiga) jenis usaha yaitu Usaha

(32)

17 Jasa, Dagang dan Manufaktur. Usaha yang tergolong usaha jasa adalah bengkel, salon, rias pengantin, persewaan sound system dan tratak, rental mobil, perbaikan handphone dan komputer, warnet dan perbaikan personal computer (PC), cuci mobil dan motor dan bengkel cat motor. Usaha yang tergolong usaha dagang adalah toko kelontong, toko mebelair, toko ban, toko alat tulis, toko sepatu, toko televisi dan parabola, toko baju, toko besi dan toko roti. Sedangkan usaha yang tergolong manufaktur adalah produsen roti, tahu, percetakan dan sablon, makanan, krupuk, tempe, batu bata, tas dan cindera mata dari enceng gondok, serta paving blok.

Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui bahwa seluruh usaha yang menjadi obyek penelitian merupakan perusahaan perseorangan yang dikelola oleh pemilik itu sendiri. Berdasarkan dari kepemilikan perijinan, 73% UKM mempunyai SIUP, 73% mempunyai TDP dan 90% sudah mempunyai NPWP. Proses pencatatan pada seluruh UKM yang menjadi obyek penelitian menggunakan proses pencatatan manual.

Tingkat pendidikan pengelola UKM bervariasi dari SD (18,18%), SMP (12,12%), SMA (39,39%), D1 (6,06%) dan S1 (24,24%) (lihat tabel 4).

Tabel 4

Tingkat Pendidikan Pengelola UKM

Tingkat Jumlah Persentase Pendidikan Responden (%) SD 6 18,18% SMP 4 12,12% SMA 13 39,39% D1 2 6,06% S1 8 24,24% Total Responden 33 100%

(33)

18 Jumlah tenaga kerja yang dimiliki sebagian besar UKM (87,88%) berjumlah 1-10 dan untuk jumlah tenaga kerja >10-20 sebanyak 12,12% (lihat tabel 5).

Tabel 5

Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Responden Persentase (%) 1 - 10 orang 29 87,88% >10 - 20 orang 4 12,12% Total Responden 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 6, kepemilikian catatan/pembukuan dari jenis usaha jasa sebanyak 9,09%, usaha dagang sebanyak 18,18% dan usaha manufaktur sebanyak 21,21%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha manufaktur lebih banyak mempunyai catatan/pembukuan. Catatan/pembukuan yang dimaksud berasal dari transaksi pemesanan barang, persediaan bahan baku, jadwal produksi, biaya produksi, biaya tenaga kerja dan biaya pengiriman. Catatan/pembukuan tersebut digunakan untuk mengetahui total biaya yang akan digunakan untuk menentukan harga jual dan laba dari barang yang diproduksi. Usaha jasa merupakan jenis usaha yang paling sedikit (9,09%) yang mempunyai catatan/pembukuan (lihat tabel 6).

(34)

19

Tabel 6

Jenis Usaha Dengan Catatan/Pembukuan Yang Dimiliki

Jenis Usaha

Mempunyai Tidak Mempunyai

Jumlah Responden catatan/pembukuan catatan/pembukuan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Jasa 3 9,09% 8 24,24% 11 33,33% Dagang 6 18,18% 5 15,15% 11 33,33% Manufaktur 7 21,21% 4 12,12% 11 33,33%

Total responden 16 48,48% 17 51,52% 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan lama berdirinya usaha, UKM di Kecamatan Tuntang sebanyak 60,61% telah berusia 1-10 tahun, 36,36% berusia 10-20 tahun dan 3,03% berusia >20 tahun (lihat tabel 7).

Tabel 7 Lama Usaha Berdiri

Lama Usaha Jumlah Persentase

Berdiri Responden (%)

0-10 Tahun 20 60,61% >10-20 Tahun 12 36,36% >20 Tahun 1 3,03%

Total Responden 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 8 menunjukkan bahwa semakin lama usia suatu usaha, semakin memiliki sedikit kemungkinan bagi pengelola untuk melakukan pencatatan (3,03%). Hal ini disebabkan pada jaman dahulu responden kurang mementingkan catatan/pembukuan karena sudah terrbiasa dengan tanpa adanya catatan.

(35)

20

Tabel 8

Lama Usaha Berdiri Dengan Catatan/Pembukuan Yang Dimiliki

Lama Usaha berdiri

Mempunyai catatan/pembukuan

Tidak Mempunyai

catatan/pembukuan Jumlah Responden

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1-10 Tahun 14 42,42% 6 18,18% 20 60,61% 10-20 Tahun 5 15,15% 7 21,21% 12 36,36% >20 Tahun 1 3,03% 0 0,00% 1 3,03%

Sumber: Data primer yang diolah

Pada tabel 9 berikut menunjukkan bahwa, jenis transaksi yang terjadi dalam UKM adalah transaksi tunai 87,88% dan jenis transaksi tunai serta kredit 12,12%. Transaksi kredit yang dimaksud merupakan transaksi pemberian piutang kepada pelanggan dan hutang kepada pemasok.

Tabel 9

Jenis Transaksi yang Dilakukan UKM

Jenis Transaksi Jumlah Persentase Responden (%)

Tunai 29 87,88%

Tunai dan Kredit 4 12,12%

Total Responden 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Jika dilihat dari pemisahan entitas usaha dengan entitas pemilik, UKM yang memisahkan entitas usaha dengan entitas pemilik terdiri dari 4 responden (12,12%) dan yang tidak memisahkan terdiri dari 29 responden (87,88%) (lihat tabel 10). Beberapa dari mereka mengatakan bahwa tidak mau repot dengan adanya pemisahan entitas. Mereka menggunakan dana usaha untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari tanpa mencatatatnya secara terpisah.

(36)

21

Tabel 10

Pemisahan Entitas yang Dilakukan UKM Pemisahan Entitas Jumlah Responden Persentase (%) Ya 4 12,12% Tidak 29 87,88% Total Responden 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil penelitian, sumber pendanaan yang banyak digunakan responden adalah menggunakan modal sendiri (63,64%) dan pinjaman bank (36,36%) (lihat tabel 11).

Tabel 11

Sumber Pendanaan yang Digunakan UKM Sumber Pendanaan Jumlah Persentase Responden (%) Modal Sendiri 21 63,64% Pinjam Bank 12 36,36% Total Responden 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Informasi yang dimiliki oleh UKM

Untuk dapat mengetahui informasi yang dimiliki oleh UKM di Kecamatan Tuntang, perlu diidentifikasi terlebih dahulu tentang dokumen, catatan dan laporan apa saja yang dimiliki UKM. Dokumen yang paling banyak dimiliki oleh UKM adalah nota/faktur pembelian (96,97%), karena nota/faktur pembelian merupakan dokumen yang pasti diberikan saat melakukan pembelian terhadap barang dan bahan baku. Selain itu, nota/faktur penjualan (87,88%) serta dokumen PO penjualan (87,88%) dan kwitansi (78, 79%) merupakan jenis dokumen yang banyak dimiliki UKM (lihat tabel 12).

(37)

22

Tabel 12

Dokumen yang Dimiliki UKM

No Nama Dokumen

Mempunyai Tidak Mempunyai Jumlah

Dokumen/Pembukuan Dokumen/Pembukuan Responden

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Nota / faktur pembelian 32 96,97% 1 3,03% 33 100% 2 Nota / faktur penjualan 29 87,88% 4 12,12% 33 100%

3 PO penjualan 29 87,88% 4 12,12% 33 100%

4 Kwitansi 26 78,79% 7 21,21% 33 100%

5 PO pembelian 25 75,76% 8 24,24% 33 100%

6 Bukti kirim/Tanda terima 22 66,67% 11 33,33% 33 100% 7 Daftar Permintaan Barang 21 63,64% 12 36,36% 33 100% 8 Kartu Jam Kerja 16 48,48% 17 51,52% 33 100% 9 Daftar Pesanan 16 48,48% 17 51,52% 33 100%

10 Memo D / K 4 12,12% 29 87,88% 33 100%

11 Cek 4 12,12% 29 87,88% 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Setiap jenis usaha dari UKM mempunyai karakteristik yang berbeda dalam kepemilikan dokumen. Maka dari itu, pada tabel 13 menjelaskan tentang kepemilikan jenis dokumen yang terbagi dalam tiga jenis usaha. Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa jenis usaha manufaktur merupakan jenis usaha yang paling banyak memiliki dokumen. Menurut responden pengelola jenis usaha manufaktur, lebih membutuhkan dokumen untuk mengetahui seberapa banyak hasil produksi yang terjual, pembelian bahan baku dan jumlah pengeluaran yang dilakukan selama proses produksi itu dilakukan. Seluruh jenis usaha manufaktur mempunyai nota/faktur pembelian (33,33%), nota/faktur penjualan (33,33%), PO Penjualan (33,33%) dan kwitansi (33,33%). Jenis usaha dagang mempunyai nota/faktur pembelian (33,33%), nota/faktur penjualan (30,30%), PO Penjualan (27,27%) dan kwitansi (6,06%). Sedangkan jenis usaha jasa sebagian besar

(38)

23 mempunyai nota/faktur pembelian (30,30%), nota/faktur penjualan (24,24%), PO Penjualan (27,27%) dan kwitansi (27,27%) (lihat tabel 13).

Tabel 13

Kepemilikan Jenis Dokumen dengan Jenis Usaha

No Nama

Dokumen

Jenis Usaha Total

Responden yang mempunyai Dokumen Persentase (%)

Jasa Dagang Manufaktur

Jumlah Responden % Jumlah Responden % Jumlah Responden % 1 Nota/Fak Pembelian 10 30,30% 11 33,33% 11 33,33% 32 96,97% 2 Nota/ Fak Penjualan 8 24,24% 10 30,30% 11 33,33% 29 87,88% 3 Pesanan Penjualan 9 27,27% 9 27,27% 11 33,33% 29 87,88%

4 Kwitansi 9 27,27% 6 18,18% 11 33,33% 26 78,79%

5 Pesanan Pembelian 6 18,18% 9 27,27% 10 30,30% 25 75,76% 6 Bukti Kirim/Tanda Terima 7 21,21% 7 21,21% 8 24,24% 22 66,67% 7 Daftar Permintaan Barang 6 18,18% 9 27,27% 6 18,18% 21 63,64% 8 Kartu Jam Kerja 6 18,18% 7 21,21% 3 9,09% 16 48,48% 9 Daftar Pesanan 7 21,21% 3 9,09% 6 18,18% 16 48,48%

10 Memo D/K 1 3,03% 2 6,06% 1 3,03% 4 12,12%

11 Cek 0 0,00% 4 12,12% 0 0,00% 4 12,12%

Sumber : Data primer yang diolah

Catatan yang paling banyak dimiliki oleh UKM adalah catatan pengeluaran (87,88%). Catatan tersebut berisi tentang pembelian persediaan, pembelian bahan baku dan biaya yang digunakan untuk beroperasi. Sebagian besar catatan yang dimiliki oleh UKM bersifat sederhana, responden membuat catatan/pembukuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Selain catatan pengeluaran, terdapat catatan yang dimiliki UKM seperti catatan pendapatan (84,85%), catatan kas (57,58%) dan catatan piutang (54,55%) (lihat tabel 14).

(39)

24

Tabel 14

Catatan yang Dimiliki UKM

No Nama Catatan

Mempunyai Tidak Mempunyai Jumlah Responden Catatan/Pembukuan Catatan/Pembukuan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Pengeluaran 29 87,88% 4 12,12% 33 100% 2 Pendapatan 28 84,85% 5 15,15% 33 100% 3 Kas 19 57,58% 14 42,42% 33 100% 4 Piutang 18 54,55% 15 45,45% 33 100% 5 Daftar Pesanan 18 54,55% 15 45,45% 33 100% 6 Persediaan 16 48,48% 17 51,52% 33 100% 7 Presensi Karyawan 13 39,39% 20 60,61% 33 100% 8 Hutang 12 36,36% 21 63,64% 33 100% 9 Inventaris 11 33,33% 22 66,67% 33 100% 10 Jadwal Produksi 4 12,12% 29 87,88% 33 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Informasi yang dimiliki oleh UKM tidak dapat dikategorikan dalam klasifikasi informasi akuntansi dalam statutory accounting information karena UKM yang diteliti merupakan UKM yang tidak terikat oleh aturan yang mewajibkan melakukan pelaporan keuangan.

Catatan Pendapatan, Catatan Kas, Catatan Persediaan dan Nota/ Faktur Pembelian dan Kwitansi masuk kedalam klasifikasi akuntansi jenis additional accounting information karena catatan serta dokumen tersebut dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bisnis. Catatan Pengeluaran dan Jadwal Produksi masuk kedalam klasifikasi akuntansi jenis budgetary information karena dokumen serta catatan masa lalu digunakan untuk dasar anggaran pengeluaran dimasa yang akan datang dan berguna bagi pengelola UKM dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan (lihat tabel 15).

(40)

25

Tabel 15

Klasifikasi Informasi Akuntansi Pada UKM

Klasifikasi Informasi Akuntansi

Keterangan

sumber : Fiorelli, Zifaro (2008 dalam Handayani (2011) Informasi Akuntansi pada UKM 1. Statutory Accounting Information

Informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada.

- 2. Budgetary Information Informasi akuntansi yang

disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian, dan pengambilan keputusan.

 Catatan Pengeluaran dan Jadwal Produksi.

3. Additional Accounting Information

Informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

 Catatan Pendapatan, Catatan Kas, Catatan Persediaan, Nota/ Faktur Pembelian dan Kwitansi.

Sumber : Data primer yang diolah

Laporan yang dimiliki oleh UKM adalah laporan penjualan/pendapatan sebanyak 9,09%, yang dibuat sesuai dengan kemampuan responden yang menurut mereka tidak rumit (lihat tabel 16). Pembuatan laporan penjualan/pendapatan berdasarkan dokumen dan catatan yang dimiliki oleh responden seperti nota/ faktur penjualan, nota/ faktur pembelian, catatan pembelian dan catatan pengeluaran. Responden melakukan periodisasi pencatatan dokumen setiap hari, dengan alasan untuk mempermudah dalam menghitung pembelian, penjualan dan persediaan untuk mendukung aktivitas operasional bisnis sehari-hari.

Tabel 16

Laporan yang Dimiliki UKM

Jenis Laporan

Mempunyai Tidak Mempunyai Jumlah Responden

Laporan Laporan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Penjualan/pendapatan 3 9,09% 30 90,91% 33 100%

(41)

26 Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa jenis usaha dagang lebih banyak memiliki laporan penjualan/pendapatan (6,06%) dibandingkan dengan jenis usaha jasa (3,03%). Menurut responden, jenis usaha dagang (6,06%) melakukan bisnis keluarga sehingga harus memiliki laporan penjualan/pendapatan dan jenis usaha jasa (3,03%) merupakan usaha sewa mobil yang cukup besar yang memerlukan laporan penjualan/pendapatan (lihat tabel 17).

Tabel 17

Kepemilikan Laporan dengan Jenis Usaha

No Nama

Laporan

Jenis Usaha Total

Responden yang mempunyai Laporan Persentase (%)

Jasa Dagang Manufaktur

Jumlah Responden % Jumlah Responden % Jumlah Responden % 1 Penjualan/Pendapatan 1 3,03% 2 6,06% 0 0% 3 9,09%

Sumber: Data primer yang diolah

Setelah mengetahui dokumen, catatan dan laporan apa saja yang dimiliki oleh UKM maka dapat diketahui pula informasi apa saja yang digunakan dalam dasar pembukuan. Jenis informasi yang digunakan adalah informasi tertulis, tidak tertulis dan gabungan kedua informasi tersebut. Catatan penjualan/pendapatan dibuat berdasarkan informasi tertulis (57,58%) berupa nota/ faktur penjualan, informasi tidak tertulis (9,09%) berupa ingatan pengelola mengenai berapa banyak penjualan yang didapat dan jumlah kas ditangan, dari penjualan yang diterima. 11 responden (33,33%) menggunakan gabungan kedua informasi tersebut, antara nota/ faktur penjualan dengan jumlah kas ditangan pengelola. Sedangkan untuk catatan pembelian dibuat berdasarkan informasi tertulis (39,39%) berupa nota/ faktur pembelian, informasi tidak tertulis (27,27%) berupa ingatan dari pengelola, perkiraan pengelola tentang seberapa banyak banyak persediaan yang masih di gudang serta jumlah kas ditangan. Penggunaan kedua

(42)

27 informasi (33,33%) berupa nota/ pembelian serta perkiraan pengelola dan jumlah kas ditangan. Maka dapat diketahui seberapa banyak responden yang menggunakan informasi tertulis, tidak tertulis dan penggunaan kedua informasi tersebut yang dijadikan pedoman dalam pembuatan catatan, dokumen dan laporan dari masing-masing UKM yang memiliki (lihat tabel 18).

Tabel 18

Informasi Akuntansi Yang Dimiliki UKM

Informasi Akuntansi Yang Dimiliki UKM

Informasi Informasi Informasi Jumlah

No Tertulis Tidak tertulis Keduanya responden

jumlah % jumlah % jumlah % total %

1 Penjualan/ Pendapatan 19 57,58% 3 9,09% 11 33,33% 33 100% 2 Pembelian 13 39,39% 9 27,27% 11 33,33% 33 100%

3 Biaya 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 33 100%

4 Saldo Kas 0 0,00% 3 9,09% 0 0,00% 33 100%

5 Laba atau Rugi Perusahaan 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 33 100% 6 Inventaris Usaha (Aset Tetap) 0 0,00% 2 6,06% 0 0,00% 33 100% 7 Kas Masuk dan Kas Masuk 0 0,00% 0 0,00% 27 81,82% 33 100% 9 Jumlah Persediaan yang tersedia 12 36,36% 4 12,12% 0 0,00% 33 100% 10 Piutang yang belum terbayar dan oleh

siapa (kartu piutang) 0 0,00% 4 12,12% 29 87,88% 33 100% 11

Hutang yang belum dilunasi dan

kepada siapa 10 30,30% 10 30,30% 13 39,39% 33 100% (Kartu Hutang)

12 Neraca (Harta, Hutang, Modal 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 33 100% 13 Perubahan Modal 0 0,00% 3 9,09% 1 3,03% 33 100% 14 Laba Rugi (Pendapatan, Beban) 0 0,00% 4 12,12% 0 0,00% 33 100% 15

Arus Kas (aktivitas operasi,investasi,

pendanaan) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 33 100%

Sumber: Data primer yang diolah peneliti

Penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis UKM

Dalam suatu usaha memerlukan informasi akuntansi sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Berdasarkan hasil penelitian dalam pengambilan

(43)

28 keputusan bisnis UKM menggunakan 2 (dua) jenis informasi, baik informasi tertulis dan tidak tertulis. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah ini.

Tabel 19

Pengambilan Keputusan Bisnis UKM Yang Menggunakan Informasi Tertulis dan Tidak Tertulis

NO Keputusan Bisnis Informasi Tertulis Informasi Tidak tertulis

Jumlah Responden

Ket Jumlah % Ket jumlah % jumlah %

1 Kapan akan membeli (BB/ persediaan/ BHP dll) dan berapa jumlahnya Catatan persediaan, Nota penjualan 7 21,21% Cek Persediaan fisik, Jumlah kas ditangan 26 78,79% 33 100% 2 Kapan akan memproduksi dan berapa jumlahnya Jadwal Produksi, Catatan pesananan 8 24,24% Perkiraan, Ingatan pesanan 3 27,27% 11 100% 3 Menentukan Harga Pokok Nota Pembelian, Catatan pengeluaran 5 15,15% Perkiraan biaya tambahan dan perolehan laba 28 84,85% 33 100% 4 Menentukan Harga

Jual Nota Pembelian 8 24,24%

Perkiraan

harga pasar 25 75,76% 33 100%

Sumber: Data primer yang diolah peneliti

Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui bahwa dalam pengambilan keputusan bisnis mengenai kapan akan dilakukannya pembelian bahan baku/persediaan, responden menggunakan informasi tertulis berupa catatan persediaan dan nota penjualan saat terjadi transaksi antara pengelola dengan pelanggan. Sedangkan informasi tidak tertulis berupa pengecekan fisik terhadap barang di gudang dan jumlah kas ditangan yang menjadi dasar pembelian persediaan oleh pengelola.

Bagi responden yang bergerak dibidang manufaktur, pengambilan keputusan mengenai kapan akan memproduksi dan berapa jumlahnya, responden menggunakan informasi tertulis berupa jadwal produksi dan catatan pesanan

(44)

29 berapa banyak pesananan. Sedangkan informasi tidak tertulis berupa perkiraan dan ingatan pesanan. Perkiraan dan ingatan tersebut tentang seberapa banyak bahan baku yang akan digunakan dan proses produksi barang yang akan dikerjakan dengan tempo yang tepat sesuai dengan pesanan pelanggan dan kemampuan perusahaan dalam melakukan produksi.

Dalam melakukan penentuan harga pokok, responden menggunakan informasi tertulis berupa nota pembelian dan informasi tidak tertulis berupa perkiraan biaya tambahan. Biaya tambahan yang dimaksud seperti biaya pengiriman, biaya tenaga kerja dan biaya listrik yang dapat dijadikan dasar untuk perhitungan dan perkiraan perolehan laba. Dalam melakukan penentuan harga jual responden menggunakan informasi tertulis berupa nota pembelian. Sedangkan bagi responden yang menggunakan informasi tidak tertulis berupa perkiraan tentang harga pasar. Harga pasar tersebut yang nantinya dapat dibandingkan dengan harga jual pengelola, apakah harga jual terlalu tinggi dengan harga pasar pada umumnya dan apakah sebaliknya.

Berdasarkan tabel 20 tentang keputusan bisnis yang lebih sering dilakukan oleh pengelola UKM, keputusan bisnis tentang pembelian persediaan (87,88%) paling banyak dilakukan oleh responden. Keputusan bisnis lain yang sering dilakukan yaitu tentang keputusan penentuan harga jual (51,52%), penambahan modal usaha (48,48%) dan pemberian potongan harga (45,45%) (lihat tabel 20).

(45)

30

Tabel 20

Keputusan Bisnis yang Sering Dilakukan UKM

Keputusan Bisnis yang Jumlah Persentase Sering Dilakukan UKM Responden (%)

Pembelian persediaan 29 87,88% Penentuan harga jual 17 51,52% Penambahan modal usaha 16 48,48% Pemberian potongan harga 15 45,45% Pelaksanaan produksi barang 11 33,33% Pemberian hutang kepada pelanggan 10 30,30% Pelaksanaan ekpansi 3 9,09%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 21 keputusan bisnis yang lebih sering dilakukan menurut responden berdasarkan jenis usaha. Keputusan pembelian persediaan dilakukan oleh usaha jasa (21%), usaha dagang (33%) dan usaha manufaktur (33%). Menurut responden, usaha dagang dan manufaktur lebih sering melakukan transaksi penjualan barang dan produksi barang sehingga memerlukan pembelian untuk persediaan. Keputusan pemberian potongan harga dilakukan oleh usaha jasa (6%), usaha dagang (18%) dan usaha manufaktur (21%). Menurut responden, untuk jenis usaha manufaktur semakin banyak pelanggan memesan barang hasil produksinya maka akan dilakukan pemberian potongan harga. Begitu pula untuk usaha dagang, jika barang untuk dijual lagi maka akan diberikan potongan harga. Pada dasarnya keputusan bisnis lebih sering dilakukan oleh jenis usaha manufaktur (lihat tabel 21).

(46)

31

Tabel 21

Keputusan Bisnis yang Sering Dilakukan Menurut Jenis Usaha

Keputusan Bisnis yang Sering Dilakukan UKM Jenis Usaha Total Responden (%)

Jasa Dagang Manufaktur

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Responden Responden Responden

Pembelian persediaan 7 21,21% 11 33,33% 11 33,33% 29 87,88% Penentuan harga jual 5 15,15% 7 21,21% 5 15,15% 17 51,52% Penambahan modal usaha 7 21,21% 5 15,15% 4 12,12% 16 48,48% Pemberian potongan harga 2 6,06% 6 18,18% 7 21,21% 15 45,45% Pelaksanaan produksi barang 0 0,00% 0 0,00% 11 33,33% 11 33,33% Pemberian hutang kepada pelanggan 2 6,06% 5 15,15% 3 9,09% 10 30,30% Pelaksanaan ekpansi 1 3,03% 1 3,03% 1 3,03% 3 9,09%

Sumber: Data primer yang diolah

Menurut Romney (2011) keputusan bisnis diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu keputusan tidak terstruktur, keputusan setengah terstruktur dan keputusan terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pengambilan keputusan bisnis dalam UKM juga dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis seperti dalam tabel 21. Keputusan tidak terstruktur dalam UKM seperti dalam menambah modal usaha dan melakukan ekpansi karena keputusan tersebut bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin. Keputusan setengah terstruktur dalam UKM seperti menambah jumlah produksi karena keputusan tersebut ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan. Keputusan terstruktur dalam UKM seperti melakukan pembelian persediaan, menentukan harga jual, menerima pesanan, melakukan produksi, memberika potongan harga dan memberikan hutang kepada pelanggan. Keputusan bisnis tersebut bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan

(47)

32 baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah (tabel 22).

Tabel 22

Klasifikasi Pengambilan Keputusan Bisnis Pada UKM

No. Klasifikasi Pengambilan Keputusan Keterangan sumber: Romney (2011) Pengambilan Keputusan di UKM 1. Keputusan Tidak Terstruktur

Keputusan tidak terstruktur bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin.

a. Melakukan ekspansi

b. Menambah modal

usaha 2. Keputusan Setengah

Terstruktur

Keputusan semi terstruktur ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta

pertimbangan subjektif

sebagai pelengkap analisis data yang formal.

a. Menambah jumlah

produksi

3. Keputusan Terstruktur Keputusan yang bersifat berulang-ulang, rutin, dan

dipahami dengan baik

hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah.

a. Melakukan pembelian persediaan b. Menentukan Harga Jual c. Melakukan Produksi d. Memberi Potongan Harga e. Memberikan Hutang pada Pelanggan

Sumber : Data primer yang diolah

Pengambilan keputusan bisnis memerlukan informasi yang mendukung dalam pengambilan keputusan tersebut. Pada tabel di bawah ini (tabel 23) menjelaskan perbandingan kebutuhan informasi dalam perusahaan pada umumnya dan informasi yang digunakan pada UKM dalam melakukan pengambilan keputusan bisnis.

(48)

33

Tabel 23

Keputusan Bisnis dan Kebutuhan Informasi pada Perusahaan Besar dan pada UKM

Kegiatan Bisnis

Keputusan Bisnis Perusahaan Keputusan Bisnis Pada UKM Keputusan Utama

atau Keputusan Bisnis

Kebutuhan

Informasi Keputusan Bisnis

Kebutuhan Informasi

Perolehan modal

Berapa banyak? Investasi atau pinjam? Jika pinjam, ketentuan terbaik?

Proyeksi arus kas Pro-forma laporan keuangan Jadwal amortisasi utang Kapan menambah pendanaan? berapa besarnya?  Perkiraan dana yang dibutuhkan  Catatan kas Perolehan gedung dan peralatan Ukuran gedung? Jumlah peralatan? Sewa atau beli? Lokasi? Bagaimana depresiasinya? Kebutuhan kapasitas Harga Studi pasar Tabel pajak dan peraturan Kapan menambah investasi usaha? Berapa jumlahnya?  Jumlah kas ditangan  Perkiraan pengelola tentang penambahan investasi  Catatan pengeluaran Mengontrak dan melatih pegawai Persyaratan pengalaman? Bagaimana menilai integritas dan kompentensi pelamar? Bagaimana melatih? Deskripsi kerja Pengalaman kerja dan keahlian pelamar Memutuskan mempekerjakan karyawan? Pelatihan karyawan?  Keahlian yang dicari pengelola  Jumlah kas ditangan Perolehan persediaan Bagaimana cara membawanya? Berapa banyak yang perlu dibeli?

Penjual (vendors) yang mana? Bagaimana mengelola persediaan (penyimpanan, kontrol, dan lain-lain)? Analisis pasar Laporan status persediaan Kinerja dan ketentuan pembayaran vendor

Kapan akan membeli persediaan? Berapa jumlahnya?  Melihat fisik ke gudang  Perkiraan pengelola tentang jumlah persediaan  Pengecekan barang  Catatan pesanan  Faktur pembelian persediaan Kegiatan periklanan dan pemasaran

Media yang mana? Isi? Analisis biaya Jangkauan pasar Bagaimana menentukan media periklanan / pemasaran?  Perkiraan pengelola tentang lokasi iklan dan pemasaran.  Perkiraan pengelola tentang keadaan pasar

Gambar

Tabel 7  Lama Usaha Berdiri
Gambar 1  Catatan Kas
Gambar 2  Nota Pesanan  Aryani Art
Gambar 4      Laporan Penjualan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan level kecepatan pada Gambar 3.3 dilakukan pada komputer operator, lalu perintah tersebut akan dikirimkan ke rangkaian kontrol mikrokontroler melalui media

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan dan reputasi auditor berpengaruh terhadap opini audit

Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d dilakukan melalui kegiatan yang mengikutsertakan lembaga kesejahteraan sosial baik dalam bentuk pertunjukan,

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah tanaman aren, jerigen tempat penampungan nira, pisau untuk menyayat manggar, selang, refraktometer, dan alat getar

menghasilkan pertambahan bobot badan harian yang lebih tinggi dengan pengunaan makanan yang lebih efisien daripada babi dengan ransum 3 dan 6% zeolit. Penampilan

Dalam kegiatan ini guru harus mampu memotivasi minat belajar siswanya dengan berbagai metode, model dan media pembelajaran Dengan demikian pengajaran yang dilakukan guru dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengelolaan piutang pajak bumi dan bangunan dan faktor- faktor penghambat pengelolaannya.Metode penelitian yang digunakan adalah

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ADI efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi