• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENUJU INTEGRITAS, AKUNTABILITAS DAN PROFESIONALISME DALAM PERADILAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENUJU INTEGRITAS, AKUNTABILITAS DAN PROFESIONALISME DALAM PERADILAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENUJU INTEGRITAS,

AKUNTABILITAS DAN

PROFESIONALISME DALAM

PERADILAN

Gilles Blanchi

(Chief Technical Advisor / Project Manager SUSTAIN)

(2)

Manajemen sumber daya manusia yang transparan: Instrumen

Kunci

 Isu penting dalam peradilan:

 Kurangnya transparansi dalamj enjang karir para hakim  Adanya kesan bahwa promosi, demosi dan transfer

tergantung keputusan pimpinan (arbitrary)  “Sistem Satu Atap” -> Manajemen SDM

merupakan hak prerogatif Mahkamah Agung (MA)

 Untuk menghindari pengambilan keputusan yang

sewenang-wenang, MA perlu memiliki kebijakan yang kebijakan yang jelas

(3)

Kebijakan Sumber Daya Manusia di dalam dunia peradilan

 Perencanaan SDM dan Analisa Beban Kerja

 Menganalisa dan mengevaluasi beban kerja setiap satuan kerja oleh Biro Kepegawaian: pada 2008

didukung oleh USAID, pada 2016 bersama SUSTAIN (27 pengadilan 17 propinsi)  Temuan:

 Indikasi kurangnya hakim pada level Pengadilan Negeri

 Beberapa pengadilan punya beban perkara lebih ringan, contohnya Pengadilan Tinggi Agama di

beberapa propinsi

 Situasi defisit hakim di Pengadilan Negeri dan Tata Usaha Negara sangat penting, dibandingkan

Pengadilan Agama atau Pengadilan Militer

 Adanya kebutuhan untuk menerapkan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi

dengan pengertian yang tepat dan praktis

 SUSTAIN mendukung FGD untuk sosialisasi tentang CBHRM, sosialisasi tentang Analisa Kerja, Kamus

(4)

HAKIM

(5)

Pelatihan bagi staf pengadilan

 Saat ini PUSDIKLAT MA menangani:

1. Pelatihan teknis hakim, panitera, dan kelengkapan lainnya (juru sita, staf IT)

2. Pelatihan kepemimpinan and manajemen

 Pendidikan dasar hakim telah mengalami peningkatan

(dengan dukungan dari proyek oleh dukungan Uni Eropa dan Belanda)

 MA memiliki inisiatif untuk Bimbingan Teknis yang

disetujui oleh LAN untuk memberikan spesialisasi bagi hakim (perkara anak, kejahatan perikanan, komersial, perburuhan, korupsi)

 Kendala: upaya pemberian spesialisasi hakim tidak

sejalan dengan kebutuhan pengadilan; Biro

Kepegawaian tidak memiliki akses terhadap data hakim tersertifikasi; MA belum memiliki data yang komprehensif tentang pelatihan yang diterima hakim

(6)

Perlunya informasi yang komprehensif tentang hakim dan staf

 MA membutuhkan database komprehensif tentang

yang diperbarui secara reguler dan dapat diakses oleh biro-biro yang membutuhkan

 SUSTAIN mempertimbangkan bahwa integrasi data

penting untuk meningkatkan integrasi Sistem Peradilan Pidana (seperti tujuan Ketua MA)

 Upaya mengintegrasikan SIPP perlu dikaitkan

dengan komputerisasi data administrasi peradilan, data pelatihan oleh Pusdiklat, dan data manajemen personalia (SIKEP)

 Seluruh hal di atas akan menjamin bahwa

pelayanan kepada masyarakat dapat menjadi lebih baik

(7)

PERADILAN YANG

INDEPENDEN DAN

AKUNTABEL

(8)

Pengawasan peradilan

 Sistem pengawasan telah berkembang: internal dan eksternal. Tujuan dari sistem ini

agar hakim dapat menjadi independen dalam putusannya

 Pengawasan MA dan Komisi Yudisial/KY tidak luput dari kontroversi namun

hubungan keduanya terus berlangsung dan membaik, contohnya: keputusan bersama memberi sanksi kepada Ketua Pengadilan yang melakukan tindakan tercela

 SUSTAIN bekerja untuk mendukung peningkatan pengawasan internal dan eksternal.

 Badan Pengawasan MA memiliki tugas besar dengan jumlah 42 hakim dan 13 yustisial utk

mengawasi 7000 hakim di kurang lebih 900 pengadilan

 SUSTAIN mendukung Bawas melakukan pelatihan untuk hakim Bawas dan pelatihanbersama KPK di

sembilan lokasi utk pelaporan harta kekayaan – hasilnya adalah peningkatan kepatuhan

 Sosialisasi Zona Integritas

 Peluncuran Aplikasi SIWAS yang terbuka untuk semua pencari keadilan dan staf pengadilan apabila

(9)

Integritas & akuntabilitas: paradigma baru sistem peradilan

Indonesia

 Integritas sistem peradilan -> Bukan hanya

mengenai tingkah laku, perilaku dan perkataan; tetapi pola pikir

 Ada kalanya isu etika dan integritas misalnya

konflik kepentingan dianggap bertentangan dengan budaya setempat -> jika kita ingin

mendukung cetak biru peradilan, alasan ini tidak dapat ditolerir.

 Jika tradisi memberikan hadiah bertentangan

dengan kode etik, maka hindarilah

menerima/memberi hadiah.Kode etik harus ditegakkan.

 SUSTAIN akan terus mendukung MA untuk

mencapai peradilan yang transparan dan akuntabel.

Referensi

Dokumen terkait

Roby Sambung (2011) Pengaruh Kepuasan Keja terhadap OCB-I dan OCB-O dengan Dukungan Organisasi sebagai Variabel Moderating (Studi pada Universitas Palangka Raya)

Beban depresiasi untuk tiap periode jumlahnya selalu sama ( kecuali kalau ada penyesuaian ). Dalam metode ini perusahaan akan mencatat bahan penyusutan yang sama jumlahnya

Skenario II ini dilakukan untuk memprediksi kualitas air di hilir sungai dengan parameter kualitas air yang pengukurannya di laboratorium, misalnya BOD dan COD,

Penelitian yang dilakukan di Gampong Dee Kecamatan Trienggadeng diperoleh jumlah frekuensi perilaku semut Rangrang beraktivitas, baik perilaku dalam mengusir hama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan pemustaka terhadap kualitas layanan di perpustakaan Perguruan Tinggi Alma Ata Yogyakarta dengan menggunakan metode

sehingga informasi secara tahunan perusahaan dapat diketahui, tidak mengalami delisting selama periode penelitian, menyajikan lapor- an keuangannya dalam satuan mata uang

bahwa berat labur adalah banyaknya perekat yang diberikan pada permukaan kayu, berat labur yang terlalu tinggi selain dapat menaikkan biaya produksi juga akan mengurangi

Tujuan pembelajaran ini adalah (i) untuk menemukan bagaimana macam- macam bentuk metapora dalam iklan perawatan kecantikan yang ditemukan di majalah allure Magazine. (ii)