• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BERLANTAI EMPAT DENGAN STRUKTUR BAJA (Study Kasus : Gedung Blok B-1 Kampus 2, Universitas Bung Hatta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BERLANTAI EMPAT DENGAN STRUKTUR BAJA (Study Kasus : Gedung Blok B-1 Kampus 2, Universitas Bung Hatta)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BERLANTAI EMPAT

DENGAN STRUKTUR BAJA

(Study Kasus : Gedung Blok B-1 Kampus 2, Universitas Bung Hatta) Anggia Irma Hanifa, Hendri Warman, Taufik

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang

Email : [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Indonesia terletak pada daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko bencana perlu konstruksi bangunan ramah gempa. Perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan suatu struktur bangunan bertingkat empat sebagai gedung kuliah, yang stabil, cukup kuat, mampu layan serta tujuan lainnya seperti kemudahan pelaksanaan. Peraturan yang digunakan sebagai acuan adalah Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (1983), Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), serta Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2003). Perhitungan Ulang ini dianalisis dengan metode analisa statik ekuivalen. Hasil dari analisis berupa Aksial, Momen, Geser. Analisis beban dorong statik pada struktur gedung, dimana pengaruh Gempa Rencana terhadap struktur gedung dianggap sebagai beban-beban statik yang menangkap pada pusat massa masing-masing lantai. Kemudian menghitung kapasitas Profil rencana untuk dimensi balok dan kolom terhadap momen pada balok portal akibat gaya-gaya yang bekerja pada struktur Gedung tersebut, serta dilakukan perhitungan ulang dengan desain yang baru dari perencanaan semula. Berdasarkan hasil Perhitungan ulang tersebut dapat disimpulkan : Untuk Balok didapatkan Profil IWF 500.200.14.9 yang mana desain awal adalah Profil IWF 600.200.17.11, Profil IWF 300.200.14.9 yang mana desain awal adalah Profil IWF 450.200.14.9 dan dimensi Kolom Profil IWF 700.300.24.13 sama dengan desain awal.

Kata kunci : gempa, struktur baja, analisa statik ekuivalen, beban.

REVIEW STRUCTURE FOUR STOREY BUILDING WITH STEEL

STRUCTURE

(Case Study: Building Block B-1 Campus 2, University of Bung Hatta) Anggia Irma Hanifa, Hendri Warman, Taufik

Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta, Padang

Email : [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

Indonesia is located in an earthquake-prone area, to reduce the risk of disasters earthquake friendly building construction needs. This plan aims to plan a four-story building structure as

(2)

a lecture hall, stable, strong, capable intellectually as well as other purposes such as ease of implementation.

Rules are used as a reference is the Indonesian Loading Regulation for Building (1983), Planning Procedures for Steel Structures for Buildings (SNI 03-1729-2002), Planning Procedures for Concrete Structures for Buildings (SNI 03-2847-2002), as well as planning for Earthquake Resistance of Building (SNI 03-1726-2003).

Review this calculation were analyzed by the method of equivalent static analysis. The results of the analysis in the form of Axial, Moment, Slide. Analysis of static thrust load on the building structure, where the earthquake effect on the structure of the building plan is considered as static loads that captures the mass center of each floor. Then calculate the capacity profile for the plan dimensions of the beams and columns at the moment due to the portal beam forces acting on the structure of the building, as well as the recalculation is done with the new design of the original plan. Based on the results of the re-calculation can be concluded: For the beam profile obtained IWF 500.200.14.9 which is the initial design profile 600.200.17.11 IWF, IWF profile 300.200.14.9 which is the initial design and dimensions 450.200.14.9 Profile IWF IWF Column Profile 700.300.24.13 equal to the initial design.

Keywords: earthquake, structural steel, equivalent static analysis, load. PENDAHULUAN

Kota Padang adalah salah satu daerah rawan gempa yang mana telah terjadi gempa besar pada tahun 2009, hal ini menambah kekhawatiran semua pihak karena gempa tersebut memicu terjadinya Tsunami di kepulauan Mentawai.

Karena itulah, dalam pembangunan Konstruksi (khususnya gedung bertingkat) para perencana diharuskan untuk benar-benar merencanakan dan patuh pada aturan-aturan yang telah tercantum di Standar Nasional Indonesia dan peraturan yang relevan yang memang dibuat khusus untuk dijadikan acuan dalam perencanaan.

Pada prinsipnya, langkah-langkah perencanaan struktur gedung bertingkat memiliki alur yang sama, perbedaan formula terjadi karena perbedaan material yang dipakai. Dalam hal ini, penulis memilih Baja sebagai material utama

sebagai kajian. Sehingga penulis

menggunakan data Pembangunan Gedung Blok B 1, Kampus 2 Universitas Bung Hatta, yang berlokasi di Aie Pacah, Kota Padang.

Bagian yang paling penting dari struktur gedung adalah kolom yang mana kolom direncanakan lebih kuat dari pada balok atau struktur lainnya. Kolom akan memikul beban yang disalurkan oleh pelat ke balok, dan akan meneruskan kepondasi, serta pondasi akan meneruskan beban tersebut ketanah.

Maka dari itu konsep perencanaan yang digunakan adalah kolom kuat dengan balok lemah, karena kegagalan pada kolom akan berakibat fatal pada keruntuhan seluruh struktur bangunan.

Untuk perhitungan struktur pada penulisan tugas akhir ini digunakan metode

(3)

(LRFD) yang dilandaskan pada konsep probabilitas. Metode LRFD cenderung memberikan stuktur yang lebih aman karena metode ini memperhatikan

variabel-variabel desain secara probabilistik

sehingga faktor keamanan dapat

diperhitungkan dengan lebih logis.

Maksud penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menghitung dan menganalisa besarnya daya dukung dan momen lentur struktur baja yang direncanakan dan

dilaksanakan pada pembangunan Gedung

Blok B-1 Kampus 2 Universitas Bung Hatta Padang sehingga pada akhirnya penulis dapat melihat apakah hasil hitungan atau perencanaan penulis sama atau

terdapat perbedaan dengan hasil

perencanaan yang dilaksanakan dalam pembangunan gedung ini.

METODE

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis melakukan perhitungan ulang perencanaan yang telah ada sebelumnya yaitu gedung Blok B-1 Kampus 2 Universitas Bung Hatta.

Untuk mempermudah dalam perhitungan dan penyusunan Tugas Akhir ini, maka dibutuhkan data-data sebagai bahan acuan. Data yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi perhitungan ulang atau percobaan. Data primer dapat digunakan sebagai dasar perhitungan ulang gedung ini. Data Primer meliputi data tanah, data gambar serta peta lokasi perencanaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari

peraturan-peraturan atau

ketentuan-ketentuan yang berlaku yang digunakan dalam perencanaan struktur gedung. Pada perencanaan ini yang termasuk data

sekunder adalah literature-literature

penunjang, peraturan-peraturan,

grafik-grafik, dan tabel-tabel yang diperlukan dalam perhitungan perencanaan gedung. Secara garis besar, data yang dikumpulkan dalam perencanaan gedung ini adalah :

a. Deskripsi Umum Bangunan

Meliputi fungsi bangunan dan lokasi bangunan yang akan didirikan. Fungsi

bangunan penting untuk perencanaan

pembebanan dan lokasi bangunan penting untuk mengetahui keadaan tanah dari lokasi bangunan yang akan didirikan sehingga bisa direncanakan jenis struktur bawah yang akan direncanakan. Data yang

didapatkan adalah gedung berfungsi

sebagai gedung perkuliahan dan keadaan tanah lunak.

b. Wilayah gempa bangunan yang

akan didirikan

Untuk perencanaan beban yang berasal dari gempa perlu diketahui zona gempa dari lokasi bangunan yang didirikan. Kota Padang Termasuk kedalam zona gempa wilayah 6 berdasarkan SNI 03-1726-2003.

c. Data tanah berdasarkan

penyelidikan tanah

Data tanah berfungsi untuk merencnakan struktur bangunan bawah yang akan digunakan dalam hal ini adalah pondasi. Data tanah yang digunakan adalah data sondir untuk mengetahui kedalaman letak tanah keras dilokasi tersebut berdasarkan nilai conus resistence-nya (qc).

(4)

d. Standar referensi.

Standar referensi yang digunakan dalam perencanaan maupun perancangan meliputi Peraturan Muatan Indonesia 1983, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002, serta referensi lain yang mendukung.

Dari data yang diperlukan maka dapat ditentukan metode pengumpulan data yang

dilaksanakan. Adapun metode

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung di lokasi perencanaan.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu mengambil data-data dari hasil

penyelidikan, penelitian, tes/pengujian

laboratorium, acuan maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan.

c. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung pihak-pihak yang terkait.

Metode pengumpulan data yang penulis

lakukan adalah Metode Dokumentasi

dengan mengambil data hasil penelitian tanah dari Perusahaan PT. Multi Karya Interplan Konsultan dan Pengambilan data

Gambar pada Proyek Pembangunan

Gedung Blok B-1 Kampus 2 Universitas Bung Hatta.

Perencanaan gedung ini membutuhkan suatu diagram Alir untuk mempermudah

dalam perencanaan maupun

perhitungannya. Alur penulisan dimulai dari penentuan fungsi bangunan yang akan didirikan, dalam ini perencanaan gedung difungsikan untuk ruang perkuliahan. Kemudian dilanjutkan dengan mempelajari dan menentukan dasar-dasar teori yang

dipakai, setelah itu mengidentifikasi

bangunan yang dihitung/direncanakan yang disertai dengan pengumpulan data yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah penentuan model dan bentuk struktur. Setelah itu dihitung kemudian dicek, apakah struktur tersebut aman atau tidak. Bila Struktur tersebut aman, maka desain strukturnya bisa digambar, dalam hal ini desain yang dimaksud adalah dimensi elemen struktur yang telah dihitung, namun bila struktur tidak aman, maka perlu dicek lagi dari penentuan model dan bentuk struktur sampai struktur tersebut benar-benar aman dan efisien.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Struktur

1. Lokasi : Kota Padang

2. Jumlah lantai : 4 lantai

3. Tinggi total bangunan :

19,0m 4. Lebar bangunan : 20,40 m 5. Panjang bangunan : 50,40 m 6. Luas bangunan : 1028,16 m 7. Dimensi balok :

 Profil Balok yang digunakan

untuk Lantai 1-4 sama yaitu : IWF 600.200.17.11, IWF 400.200.13.8, IWF

(5)

200.100.8.5,5, IWF 450.200.14.9.

 Balok yang digunakan untuk

Dak Atap IWF 450.200.14.9, IWF 400.200.13.8, IWF 200.100.8.5,5.

8. Dimensi kolom : Profil IWF 700.300.24.13

9. Tebal pelat : 120mm

10.Mutu Baja : BJ 50

Data Pembebanan

Dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983 diperoleh spesifikasi pembebanan sebagai berikut :

 Berat sendiri beton = 2400kg/m3

 Berat air hujan = 1000kg/m3

 Berat Dinding Tembok ½ Bata

= 250 kg/m²

 Berat Keramik = 24 kg/m²

 Berat plafond = 11 kg/m2

 Berat penggantung = 7 kg/m2

 Berat adukan semen per-cm tebal

= 21 kg/m2

 Berat sparing dan instalasi =

20 kg/m2

 Muatan hidup pada atap =

100kg/m2

 Beban hidup lantai gedung

= 250 kg/m2

 Beban hidup untuk tangga dan

bordes = 300 kg/m2

Perhitungan batang tarik

Direncanakan ulang profil 2L30.30.5 dengan data profil :

A = 2,78 x 2 cm2 = 556 mm2

L = 1,65 m = 1650 mm

Untuk komponen pelat pengelasan dua sisi

= U = 1,0 Ø = 0,9 Nn = Ag x ƒy = 556 mm2 x 240 MPa = 133440 N = 0,9 x 13,344 T = 12 T Ø = 0,75 Nn = Ae x ƒu = (569 x 1) mm2 x 370 MPa = 210530 N = 0,75 x 21,05 T = 15,79 T Nilai terendah Nn = 12 T > 5,0021 T OKE!!

Perhitungan batang tekan

Direncanakan ulang profil 2L45.45.5,dengan data profil :

A = 4,3 x 2 = 8,6 cm2 = 860 mm2 r = rx = ry = 1,35 cm = 13,5 mm λ = r Lx k. = 13,5 1760 7 , 0 x = 91,26 < 200 oke

(6)

λc = √ = 29,06 x 0.035 = 1,02 memenuhi 0,25 < < 1,2 maka ω = Ω = 1,22 Nn = Ag x ƒcr = Ag x ƒy/ω = 860 mm2 x (240 MPa/1,22) = 169180 N = 16,92 T Nu = Ø Nn = 0,85 x 16,92 = 14,38 T > 5,3275 T OKE!! Perencanaan Balok

Desain ulang dicoba Profil IWF 500.200.14.9

Dengan data profil :

b = 200 mm h = 500 mm tf = 14 mm tw = 9 mm r = 20 mm ƒy = 290 Mpa ƒu = 500 MPa Flange : λf = tf b . 2 = 2 14 200 x = 7,143 Web : λw = tw h = tw tf r d2(  ) = 9 ) 14 20 ( 2 500  = 48 λp = fy 170 = 290 170 = 9,98 λf < λp 7,143 < 9,98 Penampang Kompak. λp = fy 1680 = 290 1680 = 98,653 48 < 98,653 Penampang Kompak. Zx = b.tf.(d- tf ) + 4 1 . Tw. (d-2tf )2 = 200 x 14 (500-14) + 4 1 x 9 (500-2.14)2 = 1360800 + 501264

(7)

= 1862064 mm3 Mp = Zx x ƒy = 1862064 mm3 x 290 N/mm2 = 53999850 N.mm = 54 T.m ØMp = 0,9 x 54 = 48 T.m > 27,7 T.m OKE!!

- Kuat Lentur Nominal dengan Pengaruh Tekuk Lateral (LTB) Mcr = Cb. 2 .) . ( . . . . L E Iw Iy J G Iy E L  

Dengan data profil :

b = 200 mm h = 500 mm tf = 14 mm tw = 9 mm r = 20 mm ƒy = 290 Mpa ƒu = 500 MPa L = 8400 mm G = 80.000 Mpa Ix = 41900 . 104 mm4 Iy = 1840 . 104 mm4 J = 2. 3 .t3 bf = 2. 3 14 200x 3 = 365866,667 mm4 Iw = 2 Iy 2 2 h = 2 10 . 1840 4mm4 2 5002mm2 = 1,15 . 1012 mm6 = Nmm x x x x x x x x Nmm x x ) 10 3 , 3 3 ( ) 10 14 4 ( ) 10 1 , 4 3 ( ) 10 7 , 27 5 , 2 ( 10 7 , 27 5 , 12 7 7 7 7 7    =147,45 25 , 346 = 2,3 ≤ 2,3 OKE! Mcr = Cb. 2 .) . ( . . . . L E Iw Iy J G Iy E L    = 2,39 x 2 5 12 4 4 4 5 .) 8400 10 2 . 14 , 3 ( 10 15 , 1 10 1840 667 , 365866 10 8 10 1840 10 2 8400 14 , 3 x x x x x x x x x x x  =2,39 x 23 23 4 10 18 , 1 10 077 , 1 10 738 , 3 xxx = 42,468 T.m < 48 T.m OKE!!

- Cek terhadap Lentur

(8)

Ix = 41900.104 mm4 Iy = 1840.104 mm4 Zx = 1690.103 mm3 Zy = 185.103 mm3 ƒy = 290 MPa ∆ = EI ML 48 5 2 ∆x = 4 2 7 10 . 41900 200000 48 8400 10 . 7 , 27 5 x x x x = 24,3 mm

Batas Lendutan izin = L/240 = 8400/240 = 35 mm

∆x < ∆

24,3 mm < 35 mm

OKE!!

Gambar Struktur Balok Profil IWF 500.200.14.9

Perencanaan Kolom

Ditinjau kolom yang Mengalami gaya P serta Mux dan Muy pertemuan dua portal

kritis yang ditinjau : P = Nu = 216,86, Muy = 22,71 T.m, Mux = 24,61 T.m

Nu = 147,0371 T

Direncanakan Profil IWF

700.300.24.13, (jepit-jepit) Dengan data profil :

b = 300 mm h = 700 mm tf = 24 mm tw = 13 mm r = 28 mm ƒy = 290 Mpa ƒu = 500 MPa A = 235,5x102 mm2 Ix = 201000x104 mm4 Iy = 10800x104 mm4 rx = 293 mm ry = 67,8 mm

Maka nilai GA dan GB :

GB = 1 (Perletakan Jepit) GA = ( / ) ) / ( Lba Iba Lca Ica   = (41900 10 /8400 ) ) 3600 / 10 201000 ( 4 4 4 4 mm mm x mm mm x = 49880,952 333 , 558333 = 11,19

(9)

Dari nomogram maka nilai k = 1,9 periksa kelangsingan penampang Flage : λf = tf b . 2 = 2 24 300 x = 6,25 Web : λw = tw h = tw tf r d 2(  ) = 13 ) 24 28 ( 2 700  = 45,846 λp = fy 170 = 290 170 = 9,98 λf < λp 6,25 < 9,98 Penampang Kompak. λp = fy 1680 = 290 1680 = 98,653 λw < λp 45,846 < 98,653 Penampang Kompak

Arah sumbu bahan : (sumbu x)

λx = rx Lx k. = mm mm x 293 3600 9 , 1 = 23,344

Arah sumbu bebas bahan : (sumbu y)

λy = ry Ly k. = mm mm x 8 , 67 1800 9 , 1 = 50,442 λx < λy 23,344 < 50,442

(batang menekuk kearah sumbu lemah)

λcy = E fy y   = 200000 290 14 , 3 442 , 50 = 0,61 0,25 < 0,61 < 1,2 maka : ω = 1,6 0,67c 43 , 1  = 1,6 0,67 0,61 43 , 1 x  = 1,2 Nn = Ag x ƒcr

(10)

= Ag x  fy = 235,5x102 mm2 x 2 , 1 / 290N mm2 = 5691250 N = 0,85 x 569,125 T = 484 T > 216,8 T OKE!! P = Nu = 216,86, Muy = 22,71 T.m, Mux = 24,61 T.m Nn Nu= 484 8 , 216 = 0,4 > 0,2 Nn Nu+       Mny Muy Mnx Mux   9 8 ≤1 Mencari Mnx Zx = b.tf.(d- tf ) + 4 1 . Tw. (d-2tf )2 = 300 x 24 (700-24) + 4 1 x 13(700-2.24)2 = 4867200 + 1381588 = 6248788 mm3 Mnx = Zx x ƒy = 6248788 mm3 x 290 N/mm2 = 1812148520 N.mm = 181,21 T.m ØMnx = 0,9 x 181,21 = 163 T.m Zy =(2 1 b.tf)b + 4 1 . Tw. 2(h-2tf ) = (0,5 x 300 x 24) 300 + 4 1 x 132(700-2.24) = 1080000 + 27547 = 1107547 mm3 Mny = Zy x ƒy = 1107547 mm3 x 290 N/mm2 = 421188630 N.mm = 42,12 T.m ØMny = 0,9 x 42,12 = 37,91 T.m 0,4 +       91 , 37 71 , 22 163 61 , 24 9 8 ≤1 0,4 + 0,6 = 1 OKE!!

Gambar Struktur Kolom Profil IWF 700.300.24.13

Perencanaan Sambungan

a. Sambungan Balok –

(11)

Direncanakan Baut Ø16mm

Memikul gaya geser terfaktor V = 10 T

μ = Koefisien gesek = 0,35

m = jumlah bidang geser = 1

Tb = Gaya taarik minimum

pada pemasangan baut Ø16=95kN Cek kekuatan baut :

Vd = ؃.Vn = ؃.1,13.μ.m.Tb = 0,75 x 1,13 x 0,35 x 1 x 95 kN = 2,8 T Banyak baut = 10 T/2,8 T = 4 buah baut Ø16

b. Sambungan Penahan Momen

(Balok-Kolom)

Direncanakan Baut HTB baut Ø16, ƒup

= 621Mpa, ƒub = 807MPa Tahan Tumpu pada bagian web dari Balok :

ØRn = 0,75 (2,4.ƒup).db.tp

= 0,75 (2,4 x 621MPa) x 16mm x 11mm

= 19,67 T

Tahan Tumpu pada bagian flens dari Balok :

ØRn = 0,75 (2,4.ƒup).db.tp

= 0,75 (2,4 x 621MPa) x 16mm x 17mm

= 30,4 T

Tahanan geser baut dengan satu bidang geser :

ØRn = 0,75 (0,4.ƒub).m.Ab

= 0,75 (0,4 x 807MPa ) x (0,25 x 3,14 x 162)mm2

= 4,85 T Tahana Tarik Baut :

ØRn = 0,75 (0,75.ƒub).Ab

= 0,75 (0,75 x 807MPa ) x (0,25 x 3,14 x 162)mm2

= 9,12 T

Perhitungan Jumlah Baut Pada Flens Balok : Mu = 16,88 Tm = 16,88 x 103 T.mm Gaya Geser = 16,88x103 Tmm/600mm = 28, 13 T Jumlah Baut = 28, 13 T/4,85T = 6 buah baut.

c. Sambungan web balok dengan

flens kolom :

(12)

Jumlah Baut = 142 T/4,85T = 28 buah baut.

d. Sambungan Kolom-Pile Cap

Direncanakan Baut Mutu Tinggi Ø 32

Tahanan geser baut dengan satu bidang geser : ØRn = 0,75 (0,4.ƒub).m.Ab = 0,75 (0,4 x 807MPa ) x (0,25 x 3,14 x 322)mm2 = 19,46 T Mu = 27000 T.mm / 700 mm = 38,57 T

Banyak = 38,57/19,46 = 2 buah baut

Pu = 147,04 T

Banyak = 147,04

T/19,46 T = 8 buah Baut

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Agus. Perencanaan Struktur

Baja dengan Metode LRFD(Berdasarkan

SNI 03-1729-2002). Erlangga, Jakarta, 2008.

Suggono K. H, Buku Teknik Sipil, Nova, Bandung,1979

Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung. PPIUG (1983).

Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung.SNI 03-1729-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.SNI 03-2847-2002.

Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung.SNI 03-1726-2003.

Gambar

Gambar    Struktur  Balok  Profil  IWF  500.200.14.9
Gambar Struktur Kolom Profil IWF  700.300.24.13

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat perilaku struktur Gedung Pasar Raya Padang Blok I, penulis membandingkan kapasitas balok dan kolom dari gambar rencana terhadap gaya dalam akibat beban

Beban gempa adalah adalah semua beban static ekuivalen yang bekerja dalam gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu sendiri, maka yang diartikan

Nilai rasio lentur dan pembesaran gaya dalam (momen, torsi, geser dan normal) pada balok dan kolom ini mengurangi kegagalan struktur bangunan yang rusak akibat

Dimana perbedaan antara balok beton bertulang dengan balok komposit adalah untuk momen positif, pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang terjadi pada elemen struktur

Dari analisa Value Engineering pada proyek Gedung Bertingkat Kampus B Universitas Airlangga, dihasilkan desain alternatif kolom dan balok yaitu berupa

Namun pembangunan tersebut dirasa belum optimal, sehingga perlu direncanakan ulang pemilihan profil baja IWF yang paling optimal pada struktur portal (balok dan

a) Dalam perencanaan balok dan kolom harus memperhatikan jumlah tulangan dan dimensi, karena apa bila jumlah tulangan dan dimensinya tidak sesuai maka kekuatan balok

Dari hasil perhitungan dan analisis perencanaan dimensi dan luas tulangan kolom, balok, plat struktur gedung kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam 5 lantai