• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III RANCANGAN PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1. Metodologi

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama pencahayaan terhadap laju pertumbuhan Botryococcus braunii dan pembentukan hidrokarbon. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan kurva baku yang menghubungkan antara absorbansi dan berat kering Botryococcus braunii

2. Menentukan absorbansi dari kultur Botryococcus braunii pada waktu dan variasi tempuhan (run) tertentu

3. Menentukan berat kering Botryococcus braunii pada waktu dan variasi tempuhan (run) tertentu

4. Menentukan kurva pertumbuhan Botryococcus braunii pada waktu dan variasi tempuhan (run) tertentu

5. Menentukan kandungan hidrokarbon yang dihasilkan Botryococcus braunii pada waktu dan variasi tempuhan (run) tertentu

3.2. Percobaan

Kondisi-kondisi yang digunakan dalam percobaan sebagai berikut. 1. Laju alir udara : 0,0178 L/s (optimum)

2. Konsentrasi CO2 : 15% dari laju alir udara

3. Temperatur : 25 oC 4. Kondisi pH awal : 7

(2)

3.2.1. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:

1. Biakan murni dari alga mikro Botryococcus braunii dalam medium sintetik yang tersedia

2. Medium berupa Bristol Bold 3. Gas CO2 dan udara kompresi

4. Hexana sebagai solven untuk ekstraksi

Larutan Bristol Bold yang digunakan dalam percobaan ini mengandung komponen-komponen berikut: a) NaNO3 : 0,25 g b) CaCl2.2H2O : 0,025 g c) MgSO4.7H2O : 0,075 g d) K2HPO4 : 0,075 g e) KH2PO4 : 0,175 g f) NaCl : 0,.025 g g) H2O : 1 L

h) 1 tetes larutan FeCl3 1%

3.2.2. Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.2.2.1. Kultivasi Botryococcus braunii

a. Fermentor (Air-lift Fermentor) dan perlengkapannya b. Tabung gas CO2

c. Lampu flourescent

3.2.2.2. Pengolahan untuk memperoleh absorbansi a. Spektrofotometer

(3)

b. Kuvet

3.2.2.3. Pengolahan untuk memperoleh berat kering a. Sentrifuga

b. Oven

3.2.2.4. Pengolahan untuk memperoleh hidrokarbon a. Ekstraktor

b. Labu bundar c. Labu erlenmeyer d. Alat distilasi

3.2.2.5 Pengolahan untuk menganalisis kandungan hidrokarbon a. Gas kromatografi

b. Ampul

3.3 Pelaksanaan Percobaan

3.3.1 Kultivasi Botryococcus braunii

Kultivasi Botryococcus braunii diawali dengan mempersiapkan medium Bristol Bold dan biakan. Volume medium kultur dalam fermentor sebesar 5 liter. Biakan awal (starter) yang dibutuhkan sebesar 10% dari volume medium kultur atau sebesar 500 ml. Fermentor yang digunakan berjumlah dua buah dan dijalankan secara paralel. Kultivasi dilakukan selama lima hari dengan memvariasikan lama pencahayaan, 10 jam pada fermentor I dan 5 jam pada fermentor II. Fermentor dioperasikan pada laju alir udara konstan sebesar 17,8 ml/s, pH awal 7, temperatur ruang, dan penyinaran menggunakan lampu flourescent dengan daya total 60 watt. Rancangan Air-Lift Fermentor ditampilkan pada Ganbar 3.1 dan pada Gambar 3.2 ditampilkan Air-Lift Fermentor yang digunakan selama percobaan.

Suplai udara diperoleh dari udara bebas menggunakan pompa peristaltik. Pompa peristaltik dipilih karena penggunaaan kompresor terbatas pada hari kerja. Untuk suplai CO2 juga digunakan pompa peristaltik namun sumber yang digunakan berasal

(4)

dari tabung gas CO2. Aliran gas CO2 dan udara mula-mula terpisah, kemudian di suatu titik disatukan. Laju alir udara diatur menggunakan orifice yang tealh dikalibarasi seblum kultivasi. Rangkaian alat pengaliran udara ditampilkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.1 Rancangan Air Lift Fermentor

(a) (b)

Gambar 3.2 Air Lift Fermentor (a) Fermentor I Lama Pencahayaan 10 Jam (b) Lama Pencahayaan 5 Jam

(5)

Gambar 3.3 Rangkaian Alat Pengaliran Udara

3.3.2 Pemanenan

Pada hari kelima dilakukan pemanenan biakan dalam Air Lift Fermentor. Waktu pemanenan ini berdasarkan hasil peneliti sebelumnya (Donny dan Vica, 2004). Perhitungan berat alga Botryococcus braunii dilakukan menggunakan metode gravimetri. Metode ini merupakan metode tak langsung yang digunakan dalam penghitungan populasi alga. Kultur alga yang telah diendapakan kemudian disentrifugasi pada laju 4000 rpm selama 1,5 jam. Alga yang mengendap di dasar tabung sentrifuga kemudian dipisahkan dari cairan supernatan dengan cara didekantasi. Endapan alga dipindahkan ke dalam cawan penguapan, lalu dipanaskan dalam oven selam 24 jam pada temperatur 800C (Becker, 1994) untuk menghilangkan air. Gambar alga yang telah dikeringkan ditampilkan pada Gambar 3.4.

(6)

3.3.3 Ektraksi

Alga yang telah kering mula-mula digerus menggunakan mortar (Gambar 3.5). Hal ini bertujuan untuk memecah membran sel alga, sehuingga hidrokarbon yang berada di dalamnya dapat keluar, Alga yang telah digerus kemudian dipindahkan ke dalam filter ekstraktor. Penggunaan filter ini ditujukan agar sel alga tertahan dan tidak terikut ke dalam pelarut yang telah membawa hidrokarbon. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut n-hexana selama kurang lebih satu hari pada temperatur 75oC. Proses ekstraksi ditampilkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.5 Penggerusan Alga Kering

n

(7)

(c)

Gambar 3.6 Ekstraksi (a) Filter Ekstraktor (b) Ektraktor, dan (c) Ekstrak

3.3.4 Distilasi

Distilasi dilakukan untuk memisahkan hidrokarbon dari n-hexane. Distilasi dilangsungkan pada temperatur 69oC. Pada temperatur ini n-hexane menguap dan keluar

sebagai distilat, sedangkan hidrokarbon tertahan sebagai produk bawah. Proses distilasi dihentikan hingga pelarut n-hexane tersisa sedikit. Distilasi tidak dihentikan hingga seluruh n-hexane menguap karena hidrokarbon yang dihasilkan dapat menempel dengan kuat pada labu bundar yang digunakan. Cairan hidrokarbon yang tertahan di dasar labu bundar kemudian dipindahkan ke dalam ampul, lalu diuapkan lagi pada temperatur ruang dengan bantuan kipas angin. Hidrokarbon hasil distilasi dan penguapan ini (Gambar 3.7) kemudian diuji kandungan hidrokarbonya menggunakan GC MS.

(a) (b)

(8)

3.4 Variasi Percobaan

Pada penelitian yang dilakukan, variasi ditentukan oleh variabel-variabel percobaan sebagai berikut :

1. Variabel tetap

Variabel tetap dalam percobaan ini adalah laju alir udara masuk, konsentrasi CO2 pada udara masuk, dan temperatur operasi. Laju alir udara ditetapkan

sebesar 17,8 ml/s yang merupakan laju alir udara optimum bagi pertumbuhan Botryococcus braunii (Donny dan Vica, 2004). Konsentrasi CO2 ditetapkan

berdasarkan komposisi CO2 dari gas buang power plant yaitu sebesar 15% dari

laju alir udara masuk. Percobaan dilakukan pada kondisi pH awal 7, temperatur ruang, dan penyinaran menggunakan lampu flourescent dengan daya total 60 watt.

2. Variabel berubah

Variasi percobaaan yang dilakukan berupa variasi pencahayaan yang terdiri atas dua kasus:

a. Pencahayaan maksimum

Pendekatan keadaan pencahayaan maksimum terjadi pada musim kering di Indonesia dengan porsi pencahayaan terang 10 jam dan gelap 14 jam.

b. Pencahayaan minimum

Pendekatan keadaan pencahayaan maksimum terjadi pada musim penghujan di Indonesia dengan porsi pencahayaan terang 5 jam dan gelap 19 jam

3.5 Interpretasi Data

Terdapat tiga metode analisis yang digunakan dalam percobaan yaitu, analisis grafik, analisis deskriptif, dan analisis kandungan hidrokarbon.

1. Analisis grafik

(9)

absorbansi dengan berat sel kering alga mikro (gr/ml) dan pengaruh cahaya terhadap kandungan hidrokarbon

2. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan mengamati warna biakan kultur dalam fermentor. Setiap warna yang berbeda menunjukkan tingkat pertumbuhan. Kehadiran koloni yang berupa serabut menandakan adanya kontaminan yang dapat menyebabkan terjadinya kompetisi dalam pemanfaatan medium kultur

3. Analisis kandungan hidrokarbon

Kandungan hidrokarbon yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan alat gas kromatografi. Sebelum diuji, sampel sel mikroalga terlebih dahulu dikeringkan kemudian diekstraksi dengan n-hexana. Ekstrak yang dihasilkan kemudian didistilasi, lalu produk bawah distilasi diuji dengan alat gas kromatografi.

3.6. Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan meliputi prosedur penentuan kurva baku pertumbuhan, kurva pertumbuhan Botryococcus braunii pada tiap variasi, dan penentuan kandungan hidrokarbon. Prosedur penentuan kurva baku pertumbuhan dan kurva pertumbuhan Botryococcus braunii tiap variasi masing-masing ditampilkan pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 dan penentuan kandungan hidrokarbon ditampilkan pada Gambar 3.10.

(10)
(11)
(12)
(13)

3.6. Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Run Pendahuluan : Pembuatan larutan bristol Inokulasi Botryococcus braunii Kalibrasi orifice Run awal Run I Run 2 Run 3 Ekstraksi, distilasi, dan

pengujian kandungan

hidrokarbon

Studi literatur Pembuatan laporan penelitian seminar penelitian

Gambar

Gambar 3.2 Air Lift Fermentor (a) Fermentor I Lama Pencahayaan 10 Jam   (b) Lama Pencahayaan 5 Jam
Gambar 3.3 Rangkaian Alat Pengaliran Udara
Gambar 3.5 Penggerusan Alga Kering
Gambar 3.7 Hidrokarbon (a) Hasil Distilasi (b) Hasil Penguapan Pada Suhu Ruang
+5

Referensi

Dokumen terkait

Karena perlu adanya ijin (ISR) ini maka vendor alat yang digunakan LAPAN juga harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan di Indonesia. LAPAN merupakan sebagai

· Agen pemadam yang tidak sesuai untuk tujuan keselamatan: Air dalam pancutan penuh · Bahaya khusus yang timbul daripada bahan atau campuran.. Jika berlaku kebakaran, yang

a) Faktor I, merupakan faktor diminan yang mempengaruhi partisipasi peserta lelang elektronik jasa konstruksi di Kabupateng Klungkung dengan eigen value sebesar 11,467 dan

Mengetahui hubungan adiksi game online dengan academic self-efficacy pada anak usia 10-12 tahun di game center Dipati Ukur Bandung.. Kegunaan Penelitian

Profil Ekonomi Kabupaten Pasuruan. Melihat data PDRB, volume ekonomi Kabupaten Pasuruan tahun 2007 sebesar 10,66 trilyun rupiah, dengan penyumbang terbesar berasal dari

single row dengan jarak dalam barisan 80 cm dan bawang merah dua baris di kedua sisi samping cabai dengan jarak tanam 20 x 20 cm. e) Sistem tanam tumpang sari cabai merah +

Bahan baku utama yang digunakan Perusahaan dalam produksi ban adalah karet alam, karet sintetis, kain ban, karbon hitam, kawat baja dan bahan kimia untuk

Dalam hal administratif tidak adanya permasalahn yang ditemukan, karena kami telah jauh hari merencanakan administratif secara rapi dan teratur, sehingga dalam