• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN Organisasi Dan Ad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN PERPUSTAKAAN Organisasi Dan Ad"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN Organisasi Dan Administrasi Perpustakaan Umum Dan Khusus

5 Juni 2017 lailasunartoblog

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i DAFTAR

ISI………..ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang………iii b. Rumusan Masalah……….iv c. Tujuan Penulisan………iv

BAB II PEMBAHASAN

a. Definisi Manajemen Perpustakaan………..5

b. Organisasi Perpustakaan………9

c. Administrasi Perpustakaan………19

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan………20

DAFTAR PUSTAKA……….21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(2)

meningkatkan kuantitas dan kualitas peran kepustakawanan terlebih lagi peran IPI pada masyarakat.

Di kawasan ASEAN seperti di Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand, titik awal keberadaan perpustakaan nasional jauh lebih mendahului keberadaan organisasi pustakawan. Organisasi pustakawan di ke-empat negara baru berdiri pada abad 20 sementara cikal bakal perpustakaan nasional sudah ada pada abad-19. Hal serupa juga terjadi di Indonesia sehingga topik Perpustakaan Nasional dan Ikatan Pustakawan Indonesia perlu dibahas secara terpisah. Harapan para Pustakawan Indonesia menjadi sosok Pustakawan yang Ideal sebagaimana yang tertuang dalam rumusan Profil Pustakawan Indonesia masih perlu dipertanyakan. Hampir setiap Rapat Kerja dan Seminar Ilmiah masalah tersebut mencuat kepermukaan, bahkan penataan organisasi pun selalu menjadi isu utama. Para pengurus IPI baik dari tingkat Pusat, Daerah dan Cabang belum menunjukkan suatu kepengurusan yang solid, bagi penulis harapan sosok Pustakawan yang ideal rasanya sulit sekali menjadi kenyataan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi manajemen perpustakaan?

2. Apa saja organisasi perpustakaan?

3. Bagaiman administrasi perpustakaan?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami definisi manajemen perpustakaan

2. Memahami apa saja organisasi perpustakaan

3. Memahami administrasi perpustakaan

BAB II

PEMBAHASAN

a. Definisi Manajemen Perpustakaan

(3)

Untuk mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik, agar arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengetahuan dasar dalam mengelola perpustakaan agar berjalan dengan baik adalah ilmu manajemen, karena manajemen sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu perpustakaan. Oleh karena itu dalam proses manajemen diperlukan adanya proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan pengendalian (controlling). Di samping itu, manajemen juga dimaksudkan agar elemen yang terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar. Manajemen adalah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner). Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidaka baik, maka proses manajemen secara keseluruhan tidak lancer, dan proses pencapaian tujuan akan

terganggu dan mengalami kegagalan.

Dalam penerapannya di perpustakaan , Bryson (1990) menyatakan bahwa manajemen perpustakaan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya manusia, informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran dan keahlian. Dari pengertian ini, ditekankan bahwa untuk mencapai tujuan, diperlukan sumber daya manusia, dan sumber-sumber nanmanusia yang berupa sumber dana, teknik atau sistem, fisik, perlengkapan, informasi, ide atau gagasan, dan teknologi. Elemen-elemen tersebut dikelola melalui proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang diharapkan mampu mengahsilkan produk berupa barang atau jasa yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna.

1. Pengertian Manajemen Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel : Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

2. Pengertian Manajemen Menurut R. Terry :

(4)

sumberdaya lainnya. 3. Pengertian Manajemen Menurut Lawrence A. Appley : Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain. 4. Pengertian Manajemen Menurut Drs. Oey Liang Lee : Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 6. Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain

dibutuhkan keterampilan khusus.

7. Pengertian Manajemen Menurut Menurut Hilman :

Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. 8. Pengertian Manajemen Menurut Encylopedia of the Social Sience : Manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

9. Pengertian Manajemen Menurut G.R. Terry :

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

maksudmaksud yang nyata.

10. Pengertian Manajemen Menurut Ricky W. Griffin : Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

11. Pengertian Manajemen Menurut Henry Fayol :

(5)

memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. 12. Pengertian Manajemen Menurut Federick Winslow Taylor : Manajemen adalah Suatu percobaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi lain)atau setiap system kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alat-alat perumusan. 13. Pengertian Manajemen Menurut Lyndak F. Urwick : Manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning Orga-nizing (perencanaan Pengorganisiran), Commanding (memerintahklan), Coordinating (pengkoordinasian) dan

Controlling (pengontrolan).

14. Pengertian Manajemen Menurut Prof. Eiji Ogawa : Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi

lingkungan yang berubah.

15. Pengertian Manajemen Menurut Dr. Ahuja :

Manajemen adalah pihak yang menawarkan jasa untuk segi bidang yang berhubungan dengan

bidang manajemen.

16. Pengertian Manajemen Menurut Renville Siagian : Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergarak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli tyerlatih serta berpengalaman.

17. Pengertian Manajemen Menurut Dr. Bennett N.B Silalahi, M.A : Manajemen adalah suatu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial eksak tidak dari tanggungjawab keselamatan dan kesehatan kerja baik dari segi perencanaan. 18. Pengertian Manajemen Menurut William H. Newman : Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.

19. Pengertian Manajemen Menurut Menurut Drs. Oey : Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan.

(6)

Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga. Prosese pengorganisasian suatu perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memeliki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi dan pengarahan pada langkah-langkah tertentu. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian terus-menerus antar bagian dalam suatu organisasi. Suatu organisasi akan berjalan baik apabila terdapat prinsip-prinsip yang menjadi landasan geraknya. Prinsip-prinsip itu di antaranya adalah : 1. Perumusan tujuan, tujuan organisasi harus jelas dan diketahui oleh seluruh elemen yang terkait

dalam organisasi itu.

2. Pembagian kerja, untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, perlu adanya pembagian tugas

yang jelas.

(7)
(8)

campur tangan pihak luar. Pemberdayaan peran organisasi profesi untuk meningkatkan peran organisasi profesi pustakawan terhadap anggotanya maupun terhadap masyarakat. Maka hal yang harus IPI adalah selalu memberdayakan segala kemampuan dan potensi yang dimiliki organisasinya, serta berperan aktif dalam ruang lingkup bidang kepustakawanan dan dalam masyarakat. Selama ini relatif masih belum kelihatan peran dan manfaat IPI baik bagi anggota terlebih-lebih lagi bagi masyarakat.

1. Kiprah IPI dan Kinerja Pustakawan

Dalam konteks organisasi profesi khususnya Profesi Pustakawan Indonesia (IPI), organisasi profesi yang baik adalah suatu organisasi profesi yang dapat menunjukkan dan mempunyai kapasitas untuk dapat berbagi pengalaman bersama ditandai dengan menjunjung tinggi moral dan etika profesi. Suatu profesi tidak akan berkembang, apabila kita tidak dapat menempatkan jati diri kita di tengah –tengah masyarakat yang cukup dinamis dalam era reformasi dewasa ini. Sungguh luar biasa tantangan yang dihadapi oleh para pustakawan Indonesia saat ini. Globalisasi ekonomi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berkompetisi dan bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, dimana sumber daya alam menjadi faktor yang kurang penting dibandingkan dengan sumber daya manusia. Lokasi sumber daya alam juga tidak lagi menjadi masalah, tetapi kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya menjadi faktor yang amat kritis. Disamping itu perkembangan ilmu dan teknologi telah memaksa bangsa-bangsa untuk mengandalkan penguasaan ilmu dan teknologi itu dapat

memenangkan kompetisi yang makin lama makin berat.

Lingkungan manusia berubah amat cepat pada abad ke-21. Beberapa kecenderungan abad ke-21 yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, adalah kompetisi global, cepatnya produk-produk menjadi kuno (obsolescence), kecenderungan meningkatkan efisiensi dengan perampingan organisasi, perekayasaan kembali dunia usaha, pemberdayaan serta perbaikan kualitas semua proses dan produk di segala bidang yang dilakukan secara terus menerus, internasionalisasi perdagangan, berkembangnya masyarakat informasi (information society), serta perkembangan ilmu dan teknologi yang amat hebat. Toffler (1972) yang dikutip Sutjipto (2000) telah mengidentifikasi gejala itu sejak tahun 1970-an dan menyebut gejala itu dengan “ culture shock “.

(9)

kepentingan masyarakat secara terencana dan berkesinambungan. Dengan demikian organisasi profesi ini tidak akan kehilangan arah baik dalam rangka pengambilan keputusan, maupun dalam rangka meningkatkan mutu organisasi. Sudahkah pustakawan Indonesia mengantisipasi perkembangan dan menjembatani kearah tersebut? Bukankah modal untuk itu kita sama-sama memilikinya?.

Berangkat dari visi pustakawan diabad informasi, ada beberapa masalah pokok yang merupakan isu strategis yang perlu dicermati dan perlu mendapat perhatian kita semua , diantaranya : a. Bagaimana organisasi pustakawan Indonesia dapat sejajar dengan profesi lain? b. Sistem dan tatanan organisasi IPI yang bagaimanakah yang dapat memberikan peluang yang sama bagi seluruh anggota dalam segala dimensinya menuju pemberdayaan anggota IPI secara

utuh ? ( Setiarso, 1997).

c. Apakah landasan filosofis variabel utama IPI = Organisasi Profesi Kepustakawan Indonesia yang ditawarkan Sudarsono (1997) telah dapat dilaksanakan oleh seluruh anggota IPI ? Selanjutnya mari kita renungkan apa yang telah dituangkan dalam Keputusan Lokakarya Pengembangan Kurikulum Pendidikan dan Latihan Perpustakaan di Indonesia yang dilaksanakan tanggal 9 –11 Agustus 1994 di Aula the British Council, ada 2 Aspek Profil Pustakawan Indonesia ( Pustakawan Ideal) yang cukup menarik kita diskusikan dalam Rakerpus XI IPI pada

hari ini :

1. Aspek Profesional :

Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu perpustakaan. Pustakawan juga dituntut gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu menyerap ilmu lain, objektif (berorientasi pada data dan fakta), generalis di satu sisi, tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan , mentaati etika profesi pustakawan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawan, dan mampu melaksanakan penelitian dan penyuluhan.

2. Aspek kepribadian dan prilaku:

(10)

perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia. Kedua aspek tersebut sungguh luar biasa, apabila persyaratan tersebut dapat dimiliki

oleh para Pustakawan Indonesia.

Perjalanan sejarah wadah profesi pustakawan Indonesia hampir selama tiga dasa warsa, hendaknya menjadi bahan renungan kita bersama. Dan kini masyarakat menanti kiprah lebih nyata dari para Pustakawan Indonesia yang menyentuh ke segenap lapisan masyarakat Indonesia yang majemuk dan kritis. Pustakawan Indonesia dituntut agar lebih mandiri dalam segala hal, gaung pustakawan … non jauh disana perlu kita dengar sebagai tuntutan otonomi daerah. Hasil rapat Koordinasi Tim Penilai Pejabat Fungsional pustakawan yang baru saja dilaksanakan tanggal 30 Oktober 2001 sudah mengisyaratkan ke arah itu. Mau tidak mau, suka tidak suka inilah kenyataan yang perlu dipertimbangkan dan didiskusikan pada hari ini. Berbicara peningkatan profesionalisme di bidang profesi kepustakaawan adalah suatu “Conditio Sine Quanon” yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, apabila profesi pustakawan hendak sejajar dengan profesi lain. Profesi pustakawan dituntut untuk mampu bersikap lebih terbuka, suka kerja keras, suka melayani, mengutamakan pengabdian serta aspek-aspek kepribadian dan perilaku. Tuntutan hal tersebut,menurut hemat penulis itulah kata kunci yang sebenarnya yang perlu terus

menerus diaplikasikan dalam menjajal otokritik.

(11)

hal-hal yang bernada kegagalan dan keputusasaan, mau tidak mau kata tersebut akan berpengaruh buruk terhadap diri anda, misalnya kata –kata kemiskinan, tidak punya teman, tidak punya uang. Sebaliknya kata-kata yang berhubungan dengan “ keberhasilan” mempunyai

Atas dasar takut akan kegagalan Dornan memberikan solusi dalam mengatasi kegagalan sebagai

berikut :

1. Mengenali lebih dulu penyebab kegagalan

2. Belajar dari kegagalan dengan mempelajari penyebabnya

3. Kenali dulu kelemahan anda

4. Ubah cara kerja anda sesuai kebutuhan

Organisasi profesi pustakawan Indonesia (IPI) baik dari tingkat pusat, daerah,dan cabang di mana pun berada, harus berani dikritik, berani mengambil resiko, tidak boleh takut kehilangan rasa percaya diri, tidak boleh takut tidak mendapat kesempatan lagi. Menurut hemat penulis pola kepemimpinan yang perlu diterapkan oleh Pengurus organisasi ini baik tingkat pusat, daerah dan cabang harus menunjukkan keberanian (courage)dalam menentukan aturan keanggotaan. Ternyata aturan anggaran rumahtangga PAPSI (Perhimpunan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia) tahun 1954 lebih baik dari anggaran rumah tangga IPI tahun 1999 dalam hal menerapkan sangsi bagi anggota yang tidak membayar iuran anggota. Dalam anggaran

rumahtangga tersebut dinyatakan sebagai berikut:

Anggota yang diterima sebelum 30 Juni membayar iuran untuk setahun penuh, yang diterima sesudah 30 Juni membayar iuran (setengah tahun). Pembayaran dilakukan ketika diterima

menjadi anggota.

(12)

Anggota yang menunggak iuran setahun, di dalam rapat tahunan tidak boleh memberi suara atau

tidak boleh dipilih untuk suatu jabatan.

Sedangkan aturan semacam itu tidak ada dalam anggaran rumah tangga IPI tahun 1999. Bukankah Russel Bowden sewaktu menjadi konsultan IPI sering memberikan rekomendasi khususnya mengenai iuran anggota sebagai modal dasar organisasi. Barangkali ini perlu dipertimbangkan dalam rapat kerja kali ini sebagai bahan masukan kongres IPI tahun 2002. Beberapa rekomendasi program kerja dari komisi organisasi yang pernah dilontarkan oleh Blasius Sudarsono dan Bambang Setiarso sebenarnya cukup efektif untuk dilaksanakan sebagaimana dilontarkan dalam isu strategis pada pemaparan sebelumnya. Dalam konteks kemandirian organisasi (Hernandono,1997) mengungkapkan seebagai suatu organisasi profesi, IPI dirasakan oleh sebagian orang belum mandiri, keuangan IPI masih banyak tergantung pada subsidi dan bantuan instansi di bidang perpustakaan di Indonesia (Perpustakaan Nasional RI) dan Badan-badan lain, baik pemerintah maupun swasta. Disamping itu, keterlibatan para anggota IPI

belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Celakanya pustakawan masih sibuk mempertanyakan apa keuntungan menjadi anggota. Bukankah kepercayaan yang kita emban dari anggota IPI juga amanah dari Tuhan? Penulis juga sependapat apa yang diungkapkan Zulfikar Zen dalam Marsela terbitan terbarunya (juni 2001) dalam rangka kebersamaan , apakah kebersamaan yang kita buat akan berubah? Bukankah kalau bersatu, kita akan teguh? Marilah berat sama-sama kita pikul, meskipun kalau ringan masing-masing dapat membawanya sendiri-sendiri Insya Allah…! Himbauan tersebut mari kita

refleksikan dalam organisasi yang kita cintai ini.

Ada beberapa keuntungan strategis bila IPI mengembangkan dirinya menjadi organisasi serikat

pekerja, yaitu :

1. Pertama, organisasi akan mempunyai orientasi yang jelas, yakni meningkatkan kesejahteraan dan memperjuangkan kepentingan putawakan. Langkah ini akan menjauhkan kemungkinan menjadi organisasi papan nama, atau organisasi yang hanya dimiliki oleh pengurusnya, sebab serikat pekerja bisa menyentuh kepentingan semua anggota. Untuk mengubah diri sudah tidak banyak halangan, karena UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang baru jelas-jelas melindungi hak

pekerja untuk berorganisasi.

(13)

kenaikan upah, fasilitas kerja dan peningkatan profesi. 3. Ketiga, dengan mengembangkan diri menjadi serikat pekerja, IPI punya kesempatan luas untuk berafiliasi dengan organisasi sejenis di tingkat internasional. Afiliasi ini akan menguntungkan posisi organisasi dan pustakawan Indonesia, karena solidaritas pustakwan internasional akan segera mengalir apabila pustakwan Indonesia mengahadapi masalah. 4.

2. Organisasi Pustakawan Indonesia

Perpustakaan modern yang pertama kali ada di Indonesia didirikan oleh orang belanda. Perpustakaan tersebut adalah perpustakaan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en wetenschap didirikan pada tahun 1778. Seabad kemudian di indonesia mulai berdiri berbagai perpustakaan khusus, menyusul pendirian perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum oleh pihak swasta pada awal abad ke-20. awalnya perpustakaan sekolah tidak ada, yang ada hanyalah guru yang menaruh minat pada perpustakaan . beberapa guru di batavia (jakarta) menyadari perlunya organisasi pustakawan sebagai wadah komunikasi antara sesama anggota. Usaha pembentukan organisasi pustakawan mulai dirintis pada tahun 1912 dengan dilangsungkannya diskusi pustakawan di batavia. Namun, usaha itu baru membuahkam hasil pada tahun 1916 dengan terbentuknya Vereeniging Tot Bevordering Van Het Bibliotheekwezen di batavia. Tujuan organisasi itu dinyatakan pada pasal 3 berbunyi sebagai berikut: 1. Memajukan berdirinya perpustakaan baru dan membantu perpustakaan rakyat yang telah ada,

baik yang bersifat ilmiah maupun umum. Masa pendudukan jepang, organisasi itu sudah tidak lagi kegiatan pustakawannya. Pada tahun 1954 berdiri Perkumpulan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI) yang mempunyai

(14)

1. Mempertinggi pengetahuan ilmu perpustakaan, berarti mempertinggi derajat para anggotanya. 2. Mananam rasa cinta terhadap perpustakaan dan buku umum.

3. Organisasi IPI

IPI diketuai oleh seorang ketua umum dibantu oleh sekretaris umum dan komisi. Untuk kegiatan yang menyanngkut profesi dibentuk bagian yang disebut ”bidang”. Dalam IPI terdapat bidang

sebagai berikut :

a. organisasi

b. perpustakaan khusus

c. perpustakaan umum

d. perpustakaan sekolah

e. perpustakaan perguruan tinggi

Untuk membantu ketua umum melaksanakan program IPI dibentuklah sebuah komisi, komisi yang ada di IPI adalah :

a. komisi usaha dan kesejahteraan

b. komisi penerbitan

c. komisi penelitian dan pengembangan

Prinsip-prinsip pokok pemberdayaan organisasi IPI meliputi : 1. Penyempurnaan AD/ART sesuai dengan visi dan misi IPI ke depan.

2. Penguasaan teknologi informasi.

3. Peningkatan kualitas anggota.

4. Pemberdayaan kemampuan anggota.

5. Pengembangan organisasi IPI yang lebih mandiri dan professional. 6. Pengembangan kader-kader organisasi secara berkesinambungan dan berjenjang. 7. Pembentukan organisasi atau kelompok-kelompok bidang minat atau interest group. 8. Pengembangan media komunikasi anteraktif antara anggota dan pengurus.

(15)

Oleh karena itu program IPI harus benar-benar realistis dan benar-benar nyata manfaatnya baik bagi anggotanya maupun bagi masyarakat.

4. Organisasi Pustakawan Luar Negeri

American Library Association (ALA) adalah sebuah organisasi pustakawan profesional yang didirikan pada tahun 1953 di New York. Pertemuannya dihadiri oleh para pustakawan, peneliti, ilmuan, dan pendeta, yang semuanya menyadari pentingnya pengetahuan tentang buku serta kesadaran bahwa pengelolaan buku perlu dilakukan demi kepentingan umum. Di sini mereka menekankan pentingnya adminitrasi dan organisasi perpustakaan. Mereka menyatakan bahwa perpustakaan memiliki cirri khusus dengan mengumpulkan, mengatur, dan mempromosikan penggunaan buku; juga diperlukan metode khusus untuk melaksanakan tugas tersebut. Jasa bagi pemakai merupakan motivasi utama serta tujuan primer perpustakaan. Juga mereka menekankan

perlunya menyatu dalam sebuah himpunan.

Pada tahun ini, juga terbit majalah American Library Journal dengan “managing editornya” Melvill Dewey, pencipta Dewey Decimal Classification (DDC). Menurut anggaran dasar ALA, maka ALA bertujuan mempromosikan atau memajukan jasa perpustakaan dan kepustakawanan. Dalam bahasa inggris dikatakan ”to promote the library service and librarianship”. Untuk melaksanakan tujuan tersebut maka organisasi ALA terdiri atas : 1. Lima devisi jenis perpustakaan ; American Association Of School Librarians, American Association Of State Libraries, Association Of College And Research Libraries, Association Of Hospital And Institution Libraries, Dan Public Library Association. 2. Sembilan devisi jenis aktivitas, yaitu Adult Service Devision, American Library Trustee Association, Children’s Services Decision, Reference Services Devision, Resources And Technical Services Devision, Young Adult Services Devision, Dan Information Science And

Automation Devision.

(16)

Schools, Association Of Research Libraries Canadian Library Association, Library Society Of Puerto Rico, Medical Library Association, Dan Catholic Library Association.

Kegiatan ALA dilakukan oleh staf perpustakaan di bawah pengawasan direktur eksekutif. Direktur eksekutif melakukan kerjasama yang tidak terbatas pada dunia ALA tetapi juga dengan bidang lain berkaitan seperti American Book Publishers Council dan National Education Association. Semua aktivitas ALA diarahkan untuk mencapai objeknya yakni peningkatan jasa perpustakaan dan kepustakawanan. Semua kebijakan, program, dan kegiatan dilaksanakan dengan tujuan melayani kepentingan umum. Di samping kegiatan umum, ALA pun menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk anggotanya. ALA menerbitkan majalah sebagai wahana komunikasi antara sesama anggota serta media untuk menyampaikan pendapat anggota; menerbitkan standar kesejahteraan anggota, jasa perpustakaan, pendidikan pustakawan, serta usaha meningkatkan status pustakawan dalam masyarakat; dan mendorong penerbit swasta menerbitkan majalah profesional kepustakawanan.

c. Administrasi Perpustakaan

Bila buku atau bahan pustaka lain yang akan menjadi koleksi perpustakaan tiba di perpustakaan, baik bersumber dari pembelian maupun hadiah, maka :

1. Pengecekan buku atau bahan pustaka lain

Bahan pustaka khususnya buku yang diserahkan ke unit pengadaan/ pengolahan bahan pustaka yang berasal dari berbagai sumber itu, perlu dilakukan pengecekan ulang. Pengecekan terutama lebih ditekankan pada fisik buku seperti : jumlah nomor halaman dan urutannya, ketepatan pengarang maupun kekuatan jilidan buku, apabila ditemukan buku-buku dengan jilidan kurang kuat, lebih baik dilakukan jilidan ulang sebelum buku-buku tersebut siap diproses. Khusus bagi bahan pustaka yang bersumber dari pembelian, cocokkan bahan pustaka yang diterima dengan daftar pengantar, catat jika ada cocok, selesaikan dahulu sampai semuanya cocok, baru diproses lebih lanjut.

2. Pencantuman Identitas

(17)

tanda identitas pada bahan tercetak. Ada dua macam stempel identitas yaitu :

1. Stempel identitas berupa stempel memanjang

2. Stempel identitas berupa stempel pendek

3. Pemberian nomor induk

Setelah buku distempel, buku tersebut dicatat dalam buku induk. Buku-buku didaftarkan menurut tanggal terima. Setiap eksemplar buku memiliki nomor urut/induk tersendiri, hal ini untuk memudahkan kita mengetahui jumlah koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Misalnya buku Ensiklopedia Americana ada 30 volume/jilid, berarti harus tersedia 30 nomor

induk, satu volume/jilid satu nomor induk.

Sebaiknya untuk buku pembelian, hadiah atau hasil tukar menukar mempunyai nomor induk tersendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengecekan, dalam mencatat nomor induk pada buku itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Manajemen adalah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner). Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidaka baik, maka proses manajemen secara keseluruhan tidak lancer, dan proses pencapaian tujuan akan

terganggu dan mengalami kegagalan.

(18)

pengendalian, yang diharapkan mampu mengahsilkan produk berupa barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

http://rizkysonyn.blogspot.co.id/2011/08/makalah-organisasi-perpustakaan.html http://bacindul.blogspot.co.id/2012/06/makalah-manajemen-perpustakaan.html http://mursi63.blogspot.co.id/2011/12/administrasi-perpustakaan.html

Qolyubi, Sihabuddin dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara dilakukan dengan kepala bagian Garment bagian lokal untuk mengetahui proses produksi dan perencanaan produksi serta bahan baku yang diperlukan dari produk-produk

Pada tahap pelakasanaan dilakukan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan selama dua jam pelajaran dan pertemuan kedua dilakukan selama tiga jam

Mahasiswa memulai membangun objek desain sederhana.

Pada bagian ini dituliskan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir, cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus

Dari Spanyol Islamlah, Eropa banyak menimba ilmu, karena pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang

Tiga sampai 7% KKR terdapat karsinoma sinkronus dan 25% terdapat adenoma sinkronous.Setelah operasi dengan masih tertinggalnya karsinoma sinkronus dianggap bukan

Oleh karena itu Pemerintah Republik Indonesia memandang perlu meningkatkan kerjasama dengan negara yang tergabung dalam ASEAN dalam mencegah dan memberantas tindak

Aspek ini, menjalankan enam fungsi manajemen pendidikan yaitu: pengelolaan kurikulum dan pengajaran; memberi masukan tentang kurikulum muatan lokal; memberi