• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. komponen generasi muda akan mempunyai peran yang sangat besar dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. komponen generasi muda akan mempunyai peran yang sangat besar dan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Remaja adalah masyarakat yang akan datang. Remaja sebagai salah satu komponen generasi muda akan mempunyai peran yang sangat besar dan menentukan masa depan bangsa. Dapat di perkirakan bahwa gambaran kaum remaja sekarang adalah pencerminan masyarakat yang akan datang, baik buruknya bentuk dan susunan masyarakat, bangunan moral dan intelektual, dalam penghayatan ilmu agama, kesadaran kebangsaan, dan derajat kemajuan prilaku dan kepribadian antara sesama masyarakat yang akan datang tergantung kepada remaja sekarang, dan harapan dimasa yang akan datang terletak pada putra putrinya, sehingga hampir setiap orang berkeinginan agar putra putrinya kelak menjadi orang yang berguna.

Adapun batasan untuk ukuran remaja menurut para ahli pendidikan adalah mereka yang berusia antara 13 sampai 18 tahun (siswa SMP dan SMU). Masa tersebut dimanakan masa remaja yaitu masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang di alami sebagai persiapan memasuki masa dewasa1, pada itu mereka sudah melampaui masa kanak-kanak. Namun belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi atau peralihan, biasanya disebut masa mencari jati diri. Untuk itu dibutuhkan arahkan dari orang yang lebih dewasa yaitu orang tua dan guru,

1 Ny. Singgih Gunarsa & Singgih Gunarsa,

Psikologi remaja,(Jakarta: Gunung Mulia, 3002) hal. 6

(2)

karena kalau tidak diarahkan dengan hal-hal yang sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik akan terjerumus pada hal-hal yang negative. Diantaranya yaitu merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dimanapun kita berada, kita sering menemukan dan melihatnya, baik di jalan, toko, koran, papan reklame, dan ditempatnya dengan disertai kalimat “peringatan pemerintah : merokok dapat menyebabkan kanker,

serangan jantung, I,potensi dan gangguan kehamilan dan janin” yang mana

kalimat itu memperingatikan kepada masyarakat tentang berbagai dampak oleh orang yang menghisap dan juga yang disekitarnya2.

Pada zaman sekarang kegiatan merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, melainkan juga pada anak-anak. Dan kebanyakan dari mereka yang merokok adalah anak usia remaja, atau siswa SMP dan SMU. Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Dari data yang diperoleh dari yayasan jantung Indonesia memperoleh sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman3. Sehingga tanpa mereka sadari racun berlahan menggerogoti tubuhnya.

Rokok dipenuhi mitos dan keyakinan. Selama ini ada beberapa isu atau mitos yang menyesatkan dalam lingkungan masyarakat sehubungan dengan

2 Ariyadin,

Relekah mati demi sebatang rokok, (yogyakarta : Manyar media, 2008). 20

(3)

kebiasaan merokok yang sudah menjamur, sampai saat ini belum diketahui dari mana asalnya isu-isu tersebut, tapi yang pasti yang menyebarkan isu tersebut adalah masyarakat sendiri dan akibat-akibat isu-isu yang tidak benar tersebut banyak remaja yang mengakhiri hidupnya dalam kepulan asap kimia yang beracun, beberapa diantara mitos-mitos tersebut adalah :

1. Pria yang merokok akan keliahatan macho dan keren 2. Pria yang merokok berarti sudah dewasa

3. Rokok merupakan simbol kematangan seorang wanita 4. Perokok mempunyai banyak teman

5. Rokok tidak menimbulkan gangguan kesehatan 6. Rokok dapat mengurangi berat badan

7. Asap rokok tidak berbahaya bagi siapa saja

8. Merokok secara tidak teratur tidak dapat menyebabkan ketagihan 9. Hidup tanpa rokok akan membuat seseorang terasa hampa

10.Merokok dapat membuat seseorang semakin sensual

Dari mitos-mitos tersebut dijadikan para remaja untuk merokok. Padahal Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia yang berbahaya untuk kesehatan, dan setidaknya 200 di

(4)

antaranya dinyatakan sangat berbahaya bagi kesehatan dan mematikan. Racun utama pada rokok yaitu : tar, nikotin dan karbon monoksida4

Bahaya merokok bagi pelajar diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut penuaan dini. Dari segi reproduksi, merokok di usia dini bisa menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita.

Fenomena merokok di kalangan siswa SMA saat ini jelas terlihat di mana-mana. Para ABG yang rata-rata masih berusia 17 tahun ke bawah sekarang tidak malu-malu lagi mempertontonkan kegiatan merokok mereka di tempat-tempat umum. Hal yang sama terjadi di SMA Al Islam Krian Sidoarjo terdapat beberapa siswa yang merokok. Hal ini diketahui oleh peneliti pada saat mereka di rumah dalam artian mereka adalah tetangga. Peneliti sering melihat mereka merokok di warung, jalan, rumah temannya bahkan ketika mereka akan berangkat ke sekolah

Kondisi inilah yang perlu mendapat perhatian serius oleh pendidik di sekolah khususnya guru pendidikan agama Islam, agar kenakalan-kenakalan tersebut tidak menjadi kebiasaan bagi anak didik tersebut

Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pencetak generasi penerus bangsa, seharusnya dapat membuat generasi yang berkepribadian baik, bermoral,

4 Bambang trim,

(5)

dan bertanggung jawab. Sehingga pantas menjadi calon pemimpin dimasa yang akan datang.

Dan guru khususnya guru pendidikan agama islam (PAI), sebagai salah satu komponen dari lembaga tersebut, seharusnya bukan hanya menitik beratkan pada transfer ilmu kepada siswanya tetapi juga harus bisa membentuk karakter siswa yang jauh dari hal-hal negatif, sehingga pantas menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang, bukan membentuk generasi “rusak” yang penuh dengan kenakalannya. Sebagaimana tujuan umum dari pendidikan agama Islam yaitu membentuk siswa menjadi insan kamil5. Serta tugas guru sebagai pendidik yaitu membentuk batin dan jiwa siswa dengan baik6

Dengan adanya problematika di atas maka peneliti merasa perlu untuk mengkaji lebih jauh mengenai pengaruh usaha-usaha yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam (PAI) dalam mengatasi siswa merokok, yang akan peneliti tuangkan dalam bentuk judul : “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)dan pengaruhnya dalam mengatasi kasus siswa merokok di SMA Al Islam Krian Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keadaan siswa di SMA Al Islam Krian Sidoarjo ?

5 Zakiyah derajat,

Ilmu pendidikan islam (Jakarta : buni aksara, 1992). 30

6 Abu ahmadi,

(6)

2. Bagaimana guru pendidikan agama Islam (PAI) di SMA Al Islam Krian Sidoarjo?

3. Bagaimana upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan pengaruhnya dalam mengatasi siswa merokok di SMA Al Islam Krian Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan siswa di SMA Al Islam Krian Sidoarjo 2. Untuk mengetahui bagaimana guru pendidikan agama Islam (PAI) di SMA Al

Islam Krian Sidoarjo

3. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan pengaruhnya dalam mengatasi siswa merokok di SMA Al Islam Krian Sidoarjo

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi siswa diharapkan berperilaku baik (tidak / berhenti merokok) baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat

2. Bagi guru adalah sebagai pertimbangan untuk meningkatkan pembinaan dan bimbingan siswanya untuk berhenti merokok sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai

3. Sebagai bahan masukan bagi sekolah yang diteliti untuk menjadi pertimbangan bahwa siswa merokok harus segera ditangani secara terpadu, agar tidak sampai kecanduan pada rokok yang dapat mengamcam kesehatan dan masa depan siswa

(7)

E. Definisi Operasional

Guna menghindari terjadinya kesalahpahaman oleh pembaca atas apa yang penulis sajikan. Disini kami akan menjelaskan maksud dari judul tersebut melalui istilah sebagai berikut:

1. Upaya

Upaya dapat diartikan sebagai usaha/syarat/tindakan umum menyampaikan suatu maksud7

2. Guru

Guru adalah mereka memberikan pelajaran pada anak didik, yang memegang suatu mata pelajaran tertentu8

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah Pendidikan yang melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantiya setelah selesai daripendidikania dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajara-ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak9

7 Sukanto & tata iryanto,

kamus besar Indonesia terbaru (Surabaya, indah, 1996). 270

8 Lailatul hidayah,

study tentang kualitas mengajar guru PAI (Surabaya, perpustakaan IAIN Surabaya, 1999). 5

9 Zakiyah darajat,

(8)

4. Pengaruh

Pengaruh adalah Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu ( orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa dan berkekuatan. 10

5. Mengatasi

Mengatasi dapat diartikan mencari jalan penyelesaian, membendung, menanggulangi, menahan11. Sedangkan menurut penulis mengatasi adlah menanggulangi suatu masalah untuk mencari jalan penyelesaian

6. Siswa

Siswa dapat diartikan pelajar12, bisa diartikan lebih datar dengan orang atau anak yang sekolah

7. Merokok

Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas13

Berdasarkan istilah-istilah tersebut di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) merupakan suatu usaha atau langkah dan pengaruhnya dalam menanggulangi atau mengatasi kasus siswa merokok yang termasuk melanggar peraturan sekolah yang ada di SMA Al Islam Krian sidoarjo.

10 W. J. S. Poerwodaminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka. 1993) hal 84 11 Hidayatus sholihah,

kegiatan pengejaran darul ta’lim dalam menanggulai kenakalan remaja (Surabaya: perpustakaan IAIN Surabaya 1995). 7

12 Dep pendidikan dab jebudayaan,

kamus besar bahasa Indonesia(Jakarta: balai pustaka, 1991). 995

(9)

F. Hipotesa

Dari arti kata hipotesa berasal dari dua penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesis” yang artinya “kebebasan”. Jadi hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesa terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Hipotesa kerja hipotesa alternatife (Ha)

Ha menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y, maka hipotesa alternative dalam penelitian ini adalah : Adanya pengaruh upaya guru pendidikan agama islam (PAI) dalam mengatasi kasus siswa merokok di SMA Al Islam Krian Sidoarjo

2. Hipotesa Nol (H0)

H0 menyatakan tidak adanya pengaruh atara variable X terhadap variable Y,

maka hipotesa nol dalam penelitian ini adalah : Tidak adanya pengaruh upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengatasi kasus siswa merokok di SMA Al Islam Krian Sidoarjo

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan bertujuan untuk memudahkan memahami masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini, maka penulis akan menguraikan sistematika penulisan yang terbagi menjadi empat bab. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :

(10)

BAB I : Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, hipotesis, metode penelitian dengan rincian meliputi jenis dan rancangan penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Kajian teori yang menjelaskan keadaan siswa yang meliputi Pengertian, pemahaman siswa Alasan dan Bahaya merokok bagi siswa dan keadaan guru pendidikan agama Islam (PAI) meliputi Pengertian, Syarat-syarat, Kode etik, Peran tanggung jawab dan tugas guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam membentuk kepribadian muslim serta Upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) dan pengaruhnya dalam mengatasi siswa merokok

BAB III : Metode penelitian terdiri atas : identifikasi variable, jenis dan rancangan penelitian, populasi dan sampel, sumber dan jenis dat, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data

BAB IV : Hasil penelitian. menjelaskan Latar belakang obyek penelitian meliputi Sejarah singkat berdirinya, Struktur organisasi, visi, misi dan tujuan, Keadaan guru dan pegawai serta Keadaan sarana dan prasarana SMA Al Islam Krian Sidoarjo, penyajian dan analisis data meliputi : Kondisi siwa, Keadaan guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

(11)

serta pengaruh upaya guru dalam mengatasi siswa merokok di SMA Al Islam Krian Sidoarjo

Bab V : Penutup. Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sekaligus penutup

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketiga elemen metode utama tersebut, dijabarkan oleh Rasulullah ke dalam beberapa cara yang lebih aplikatif, di ataranya adalah sebagai berikut: Pertama;

Pada penelitian ini diberikan beberapa kondisi batas, yaitu: analisis dilakukan pada daya maksimal 2000 kW sesuai dengan daya rancangan, suhu saturasi pada teras reaktornya

Hasil pengujian tack coat dari bahan medium curing cutback pen 60/70 hubungan curing time dan kuat geser untuk setiap variasi suhu didapatkan bahwa kuat geser akan

Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin keberlangsungan keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat : memelihara kestabilan struktur tanah melalui

Pada kondisi dimana petugas tidak yakin/ tidak pasti dengan identitas pasien (misalnya saat pemberian obat), petugas dapat menanyakan nama dan tanggal lahir5. pasien (jika

disimpulkan bahwa Ha diterima sehingga terdapat perbedaan tingkat persepsi sebelum mendapatkan penyuluhan dan setelah mendapatkan penyuluhan tentang merokok di SMA Negeri

Pemerintah Kabupaten Badung menyetujui rencana tersebut dan mengeluarkan Rekomendasi Nomor 603 Tahun 2006 yang isinya menyerahkan pengelolaan kepariwisataan di Pantai