• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi. Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi. Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

13

Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi.

Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT

Boyolali District is a community area that many entrepreneurship kususnya raise dairy cows. Permalahan that appears on the ranch is on the system including processing rations /

feed livestock.

In canoe Tridharma Universities, the author has developed a mechanical engineering processing of cattle feed. animal feed processing machinery Cow is one alternative to improve productivity in the process produksi.sedang authors emphasize pembuatanya

"Analysis of the Axis Powers".

Engineering carried out 6 months, at the start to begin on March 1, 2007 until the date of 30 september 2007 at the Laboratory of Mechanical Engineering Polytechnic Pratama Mulia Surakarta.

The results of analysis of the data found, locomotion P 1.5 Kw, 1400 Rpm Motor Round, Round Axis 700 engine rpm, diameter 15 mm doros theory, Axis torque kg.mm 3103,

40 deflections.

Keywords: locomotion, Axis, shaft power.

ABSTRAKSI

Kabupaten Boyolali merupakan daerah yang masyarakatnya banyak berwirausaha beternak sapi kususnya sapi perah. Permalahan yang muncul pada peternakan diantaranya adalah pada sistim pengolahan ransum/ pakan ternak.

Dalam rangkan Tridarma Perguruan Tinggi, penulis telah mengembangkan rekayasa mesin pengolah pakan ternak sapi. mesin pengolah pakan ternak Sapi merupakan salah satu alternative untuk meningkatkan produktifitas proses produksi.sedang dalam pembuatanya penulis menekankan pada “Analisa Kekuatan Poros”.

Rekayasa dilaksanakan 6 bulan,di mulai dimulai tanggal 1 Maret 2007 sampai tanggal 30 september 2007 di Laboraturium Teknik Mesin Politeknik Pratama Mulia Surakarta.

Hasil analisa di dapatkan data, daya penggerak P 1,5 Kw, Putaran Motor 1400 Rpm, Putaran Poros mesin 700 rpm, diameter doros teori 15 mm, momen puntir Poros 3103 kg.mm , defleksi 40.

(2)

14

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berkembangnya peternakan Sapi di Indonesia khususnya di jawa Tengah mendorong para Peternak untuk dapat membuat pakan sapi yang berkualitas baik. Makanan yang baik mempunyai kadar zat-zat yang dibutuhkan oleh sapi. Sekarang banyak makanan ternak sapi yang dibuat oleh pabrik. Makanan tersebut

telah memenuhi kadar gizi yang

dibutuhkan oleh sapi. Namun, makanan tersebut banyak mengandung bahan pengawet, harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan makanan buatan sendiri. Sebenarnya para peternak mampu

membuat campuran bahan makanan

tersebut dalam bentuk kering maupun basah. Hal ini dapat dilakukan dengan

mencegah kemudian mencampurkan

berbagai jenis campuran bahan makanan yang dibutuhkan oleh ternak sapi.

Biasanya pencacah dan pencampur

dilakukan dengan cara manual, misalnya

menggunakan skop maupun tangan.

Namun, hasilnya kurang sempurna dan

membutuhkan waktu yang lama.

Berdasarkan kondisi tersebut maka dirasakan perlu merancang suatu alat untuk memproduksi pakan. Alat tersebut adalah Mesin Pengolah Pakan Ternak. Dengan penggunaan alat pengolah pakan ternak ini diharapkan mampu mencacah dan mencampur makanan dengan cepat dalam jumlah banyak dan hasilnya baik.

2. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Mengaplikasi teori kedalam praktek langsung dengan membuat rekayasa mesin pengolah pakan ternak sapi.

2. Manfaat

Konsep rekayasa ini

menjadikan wahana latihan para

dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan kreatifitas dalam perencanaan yang melibatkan

analisa penelitian dan

pengembangan dibidang teknik mesin dalam pencapaian SDM yang berkualitas dan professional.

DASAR TEORI 1.Perhitungan Poros

Jika P adalah daya nominal dari output penggerak mesin berbagai macam factor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan,sehingga korelasi pertama dapat diambil kecil. Jika factor koreksi adalah f (lihat tabel) maka daya rencana Pd sebagai patokan adalah:

Pd = Fc . P (KW)

Di mana:

Pd= Daya rencana (Kw)

Fc= Faktor koreksi

P = Daya motor (Kw)

Tabel 1.3 Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditra unsmisikan Fc

Daya yang akan ditransmisikan Fc

Daya rata-rata yang diperlukan

Daya maksimum yang

diperlukan Daya normal

1,2-20

0,8-1,2

1,0-1,5

Sedangkan momen puntir disebut juga momen rencana, adalah :

(T/1000)(2 n/ 60)

Pd =--- ( kw) 102

(3)

15 Sehingga T = 9.74 x 105 Dimana: T = Momen Puntir (kg. mm) Pd = Daya rencana (Kw) n = Putaran poros

Bila momen puntir dibebankan pada suatu diameter poros(ds), maka tegangan geser yang terjadi τ adalah :

τ =

Dimana :

T = Momen puntir (Kg. mm)

ds = Diameter poros (mm)

τ = Tegangan geser (Kg /mm2)

Tegangan geser yang diijinkan (τ untuk pemakaian umum pada poros dapat

diperoleh dengan berbagai cara.

berdasarkan perencanaan tegangan geser dihitung atas dasar batas kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik b (Kg / mm2). Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik b, sesuai dengan standar ASME, untuk harga 18% ini factor keamanan diambil sebesar 1/0,18=5,6. Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengqn kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan SC dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan S .

Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan.Untuk memasukan pengaruh-pengaruh ini di dalam perhitungan perlu

diambil factor yang dinyatakan sebagai S dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0.

Maka besarnya a dapat dihitung dengan rumus : τ a = ρb ( sf1 xsf2 ) (Kg/mm2).

Dari persamaan ( 1.4) diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros:

ds = 1/

Dimana:

ds = Diameter poros (mm)

τ = Tegangan geser yang diijinkan ( kg/ mm2 )

K t = Faktor koreksi momen.

Cb = Faktor koreksi beban puntir

Untuk factor koreksi momen puntir dipilih 1,0 jika beban dikenakan halus, 1,0-1,5 jika sedikit kejutan atau tumbukan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau t\umbukan besar. Sedang untuk factor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3 dan jika tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0.

Poros pada umumnya meneruskan dengan melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur sehingga poros terjadi tegangan geser τ = ( T/Zp ) karena momen puntir dan tegangan geser T ( =M/Z ) karena momen lentur.

Untuk bahan liat seperti pada poros,dapat dipakai teori tegangan geser maksimum.

τ max =

Pada poros yang pejal penampang bulat, T = 32 M/ ds3 dan τ = 16T/ ds3.

(4)

16 Sehingga : τ max = (5,1/ds3 +T3 τ max = ( 5,1 / ds3 .8) Dimana :

τ = Tegangan geser maksimum

(kg.mm)

ρ = Tegangan karena momen lentur (kg/mm2)

T = Momen puntir (kg.mm)

M = Momen lentur (kg.mm)

Kt = Faktor koreksi momen puntir

Z = / 32 ds3

Km = Faktor koreksi momen lentur - Pembebanan tetap 1,5

- Tumbukan ringan antaara 1,5 dan 2,0

- Tumbukan berat antara 2 dan 3

Untuk poros dipasang pada mesin umum kerja normal, besar defleksi puntiran dibatasi 0,25 atau 0,3 derajat.

= 584 (0)

Dimana :

ds = Diameter poros (mm) = Defleksi puntiran (0) = Panjang poros (mm)

T = Momen puntir (kg.mm)

G = Modulus geser ( kg/mm2 )

Dalam hal baja G = 8,3 x 103 ( kg/mm2)

Kekakuan poros terhadap poros perlu diperiksa. Perlu dicatat bahwa termasuk beban F adalah gaya luar seperti gaya roda gigi, tegangan dari sabuk dan berat pully beserta sabuk, berat poros itu sendiri dan lain-lain. B ila gaya yang bekerjaq berbagai arah, perlu ditentukan komponen

vertical dan horizontal dari

resultantenya,selanjutnya dihitung lenturan yang akan terjadi dalam arah vertical dan horizontal. Jika berat poros sendiri tidak dapat diabaikan maka penambah gaya vertical dengan berat poros tersebut dapat dianggap cukup.

Maka lenturan poros dapat ditentukan dengan rumus :

Y = 3,23 x 10-4 )

Dimana :

Y = Lenturan poros Ds = Diameter poros

= Jarak antara bantalan penumpu

F = Beban

dan = Jarak bantalan yang

bersangkutan ke titik pembebanan ( mm ) Untuk poros putaran tinggi, putaran kritis sangat penting untuk diperhitungkan. Demi keamanan, dapat diambil pedoman secara umum bahwa putaran poros maksimum tidak melebihi 80% putaran kritisnya, maka putaran kritisnya adalah :

Nc = 52700

Dimana :

Nc = Putaran kritis ( Rpm )

(5)

17 dan = Jarak bantalan yang

bersangkutan ke titik pembebanan ( mm )

Bila terdapat beberapa benda berputar pada suatu poros, maka dihitung lebih dulu

putaran-putaran kritis

, ……dari masing-masing

benda tersebut yang seolah-olah berada sendiri pada poros,maka putaran kritis keseluruhannya adalah

= + +

Dimana :

Nc0 = Putaran kritis keseluruhannya ( Rpm )

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mesin Pengolah Pakan Ternak

Gambar 3.1 Mesin Pengolah Pakan Ternak Sapi

Keterangan : 1. Motor Listrik 2. Puli motor listrik 3. Sabuk atau belt

4. Puli poros mesin pengolah pakan ternak sapi

5. Poros mesin pengolah pakan ternak sapi 6. Bantalan 7. Brower 8. Pengayak 9. Pisau B. Perhitungan Poros

1. Gaya-gaya yang bekerja

pada bantalan

Bahan poros disini memakai baja 545C, dengan kekuatan tarik (σb) 58 kg/mm2, poros dibebanni 1 buah puli dan 3 buah beban dengan berat yaitu pisau 1,5 kg, pengayak 18 kg, dan spiral 0,5 kg = 20 kg.

Beban pada bantalan A dan B : q = = = 2700 kg/mm ∑MA = 0 P1.40+q.440+P2.840-RB.880 = 0 0,5.40=2700.440=1,5.840-RB.880 = 0 20 + 1188000 +1260 – 880.RB = 0 RB = = 1351,45 kg.mm ∑MB = 0 -P1.840-q.440-P2.40+RA880 = 0 -0,5.840-270.440-15.40+RA880 = 0 -420-1188000-60+ RA880 = 0 RA =

(6)

18 = 1350,54 kg.mm

MA = P2 . 40 = 1,5 . 40 = 60 kg.mm

2. Daya yang ditransmisikan

Pada mesin pengolah ternak sapi ini menggunakan motor penggerak dengan daya 2 Hp dan putaran motornya 1400 rpm. Untuk mengubah suatu daya dari Hp ke dalam Kw maka dikalikan 0,746 Kw, karena 1 Hp = 0,746 Kw, maka : P = 2 x Hp = 2 x 0,746 = 1,492 Kw 3. Daya rencana

Factor koreksi menggunakan daya rata-rata1,5 ; factor

koreksi daya yang

ditransmisikan (fc) terdapat pada table 2.1 Pd = fc x P = 1,5 x 1,492 = 2,23 Kw 4. Momen punter

Besar daya ditentukan dengan persamaan :

Maka momen punter rencana (T) :

T = 9,74 x 105

= 9,74 x 105 = 3102,88 kg.mm = 3103 kg.mm

5. Tegangan geaser yang

diijinkan ( τa ) :

Untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dengan berbagai cara. τa dihitung atas dasar batas kelelahan punter yang besarnya 45% dari kekuatan tarik ( σb ) sesuai standard ASME.

Harga ini diambil untuk bahan S – C dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan dengan pengaruh massa dan

baja paduan dinyatakan

sebagaai Sfi. selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi pasak atau dibuat

bertangga dan pengaruh

kekasaran permukaan perlu juga diperhitungkan untuk

memasukkan

pengaruh-pengaruh ini dalam

perhitungan perlu diambil factor yang dinyatakan dengan Sf2 dengan harga sebesar 1,3 – 3,0.

Daari hal tersebut diatas maka τa dapat dihitung:

τa =

=

= 4,83 kg/mm2

Factor koreksi disini dari ASME dinyatakan dengan kt 1,0 jika beban dikenakan secara halus, kt 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan-tumbukan dan kt

(7)

19 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan

kejutan atau tumbukan besar. Factor kelenturan Cb 1,2 – 2,3 ( jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil 1,0 ).

6. Diameter poros

Bila momen puntir T (kg.mm)

dibebankan pada suatu

diameter poros ds (mm) maka tegangan geser τ (kg/mm2) yang terjadi, maka:

ds = 1/3

dari rumus diatas, maka diameter poros dapat dihitung:

ds = 1/3 = 1/3 = [ 1,05 . 1 . 1 . 3103 ]1/3 = [ 3258,15 ] 1/3 = 14,79 mm = 15 mm

Diameter poros yang

digunakan 38 m. jadi poros yang kami gunakan aman. Dari hasil diatas, maka untuk menghitung tegangan geser maksimum adalah: τa = = = = 0,0015 = 4,65 kg/mm2 7. Defleksi puntiran

Jika ds adalah diameter poros (mm), ϴ defleksi puntiran ( 0 ), L panjang poros (mm), T momen puntir (kg.mm), dan G modulus geser (kg/mm2),

dalam hal baja G = 8,3 x 103 (kg/mm2), maka: ϴ = 584 = 584 = 584 = 0,3796 = 0,40 ( defleksi pintiran aman 0,4 – 1,80 ) 8. Putaran kritis (Nc) : Nc = 52700 = 52700 = 52700 = 52700 = 52700 x 5,625 x 0,035 = 10375 rpm DAFTAR PUSTAKA

Joseph E.Shigley, larry D Mitchel, gandi harahap, Perencanaan teknik Mesin 2, Erlangga, Jakarta.

Khurmi P.S, Gupta J.K, 2002, Machine design Eurisia Publishing house ( PVT) LTO, New Dlhi.

Sularso, Kiyokatsu Suga, 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya Paramita, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.3 Faktor-faktor koreksi daya yang  akan ditra   unsmisikan Fc
Gambar 3.1 Mesin Pengolah  Pakan Ternak Sapi  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

 Bagi warga jemaat yang sudah berdomisili diluar wilayah GPIB “PETRA” DKI Jakarta dan tidak lagi memberikan sumbangsih baik kehadiran dalam ibadah-ibadah dan

Kelompok usaha Sinarmas, yang baru saja mengambil alih kepemilikan di salah satu bank umum devisa, juga harus berusaha untuk mensiasati kondisi yang ada dengan melakukan formulasi

報告一 : 情報セキュリティの法的保護 : 刑事法的視点から 安冨, 潔Yasutomi, Kiyoshi 慶應義塾大学法学研究会 2015 法學研究 : 法律・政治・社会

Adapun kelompok produsen makanan berbasis pangan lokal tersebut yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Edelweiss ketuanya Ibu Dwi Yullistari, KWT Sido Makmur ketuanya

Kandungan kurikulum Geografi bertujuan untuk melengkapkan murid dengan pengetahuan geografi, penguasaan kemahiran geografi dan pemupukan nilai bagi melahirkan warganegara

[r]

Perhitungan kehilangan tekanan dalam pi- pa ini sangat diperlukan karena yang di- manfaatkan dari fluida panas bumi adalah energi yang dibawa yang berupa daya

Ако се учесник пријави само за друго надметање средства плаћања могу бити и у обвезни- цама по основу неисплаћене девизне штедње грађана које не доспевају