• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYARAT-SYARAT PENATAAN PRODUK (DISPLAY)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SYARAT-SYARAT PENATAAN PRODUK (DISPLAY)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Coniesya Mutiara Fajrina

NIM : 105020204111003

Kelas : BA

SYARAT-SYARAT PENATAAN PRODUK (DISPLAY)

Secara garis besar, tujuan display adalah :

a. Attention dan interest customer Attention dan interest customer artinya menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebagainya. b. Desire dan action customer Desire dan action customer artinya untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah masuk ke toko, kemudian melakukan pembelian.

Pemajangan barang dagangan (display) bertujuan menarik minat konsumen untuk melihat dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan. Secara umum display dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Window Display

Window display yaitu memajang barang-barang, gambar-ganbar kartu harga, symbol-simbol dan sebagainya di bagian depan toko yang disebut etalase. Window display mempunyai beberapa tujuan antara lain :

a. Untuk menarik perhatian konsumen yang lewat.

b. Menyatakan kualitas yang baik atau harga yang murah sebagai ciri khas dari toko tersebut. c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di toko.

d. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika).

e. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko.

2. Interior Display

Interior display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga dan poster-poster di dalam toko. Interior display ada beberapa macam antara lain :

(2)

a. Open display

Open display yaitu barang-barang yang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas

pelayanan. b. Closed display

Closed display yaitu barang yang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian dan sebagainya.

c. Architectural display

Architectural display yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaanya, misalnya di kamar tidur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.

3. Exterior Display

Exterior display yaitu penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar toko. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain :

a. Memperkenalkna suatu produk secara cepat dan ekonomis.

b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis. c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising.

d. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari raya., ulang tahun dan sebagainya.

Syarat display yang baik

Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan aktivitas display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam

mewujudkan display yang baik, yaitu;

1.Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif apapun akan

(3)

sia-sia.

2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak akan

menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut terjatuh.

3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti standing poster materials yang lain.

JENIS DAN SPESIFIKASI BARANG Gambar 1

Barang merupakan atribut secara Fisik dapat diraba

Menurut Philip Kotler Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi

keinginan atau kebutuhan. Ini meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi tersebut ialah

bahwa konsumen membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada sasarannya mereka

membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.

Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata. Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain :

1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.

a. Solutari product (barang yang bermanfaat)

Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya detergen dengan fosfat rendah.

(4)

b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)

Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Misalnya, obat-obatan yang rasanya pahit tetapi manjur mengobati penyakit.

c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)

Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi pemakai barang tersebut. Misalnya, rokok, minuman keras dan sebagainya.

d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)

Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, makanan dan minuman.

2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian a. Barang konsumsi

Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk konsumsi. Barang konsumsi dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :

1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari) antara lain dikelompokkan menjadi 4 yaitu :

a) Barang pokok

Barang pokok merupakan barang yang dibeli secara tetap, contoh : beras, sabun, pasta gigi. b) Barang impulsif

Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, contoh : permen, cokelat dan es. c) Barang darurat

Barang pokok yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, contoh : paying dimusim hujan.

2) Shopping goods (barang belanjaan)

Merupakan barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu dan lain-lain, misalnya mobil, motor, peralatan rumah tangga. 3) Speciality goods (barang khusus)

(5)

misalnya mobil mewah.

4) Unshought goods (barang yang tidak dicari)

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya, misalnya asuransi jiwa, tanah kuburan.

b. Barang industri

Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga, organisasi. Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut ;

1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi. Misalnya, barang hasil pertanian.

2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :

a) Instalai yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya computer, mesin bor.

b) Peralatan ekstra(tambahan) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, misalnya perkakas tangan.

3) Pembekalan dan pelayanan, merupakan padanan dari barang-barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali. Misalnya, batu bara, tinta printer dan sebagainya.

3. Barang-barang di supermarket

Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang fashion. Barang supermarket meliputi :

a. Departemen food ( meliputi semua makanan)

b. Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care) c. Departemen household (perlengkapan rumah tangga)

d. Departemen toys (sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-anak)

(6)

4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi barang.

Jenis barang ditentukan berdasarkan pembagian departemen. Sifat barang ditentukan

berdasarkan perbedaan sifat atau karakter antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya perbedaan sifat drinks atau biscuits yaitu bersifat minuman dan makanan yang sama ada pada departemen food. Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas, jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen, misalnya fruit tea dan fresh tea.

Produk dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian, tentu saja pengelompokkan tidak akan terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya. Sebagai contoh berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko obat/apotik. Pertama-tama, dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan atau vitamin; Selanjutnya, dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet atau bubuk kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, apakah sebagai obat batuk, obat sakit kepala, obat ashma dan sebagainya.

Menggolongkan Barang-Barang

Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur barang dagangan dapat dilakukan dengan menata barang, antara lain:

• Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang, • Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama

• Pengelompokan berdasarkan ukuran barang,

• Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen. 1. Pengelompokan dan pengklasifi kasian produk

Tujuan utama dari pengelompokan dan pengklasifikasian produk (barang) adalah untuk

memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak produsen atau penjual, pengklasifikasian barang akan

memudahkan dalam hal: a. Penyimpanan di gudang, b. Penataan di ruang pajang,

(7)

d. Pengawasan dan pemeliharaan.

Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau

menyebutkan pesanan.

Pengelompokan dan pengklasifi kasian barang pada suatu toko (store) disebut juga ”Merchant”

atau Point Of Sale (POS) biasanya disusun sebagai berikut:

• Merek produk atau pabrik

• Jenis produk

• Spesifik teknis produk • Kualitas produk

• Warna produk, atau

• Jenis produk

• Merk atau pabrik produk

• Spesifik produk • Kualitas produk • Warna produk

Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling dominan harus diperhatikan adalah jenis produk, baru memajang lainnya, dan tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni) pada saat menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior display) maupun pada pajangan dalam (interior display).

Upaya untuk menata produk disebut juga dengan istilah Visual Merchandising (VM) yaitu Penataan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen dimana langkah-langkah dalam VM diantaranya dapat dilakukan dengan display dan label.

1. Label harga dan price card

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card antara lain : a. Price card tidak rusak

(8)

c. Semua produk yang dipajang memiliki label harga dan hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut :

1) Barang yang di label langsung diproduknya, di dus-nya tidak dilabeli sedangkan di shelving dipasang POP harga barang tersebut.

2) Setiap barang yang di display harus sudah ditempeli label harga.

d. Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk dan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1) Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan

2) Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga di tempat yang sama (seragam)

3) Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang dan yang penting diletakkan di tempat yang sama untuk produk yang sama.

2. Display

Pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli agar timbul keinginan untuk membeli.

a. Brand blocking secara vertikal

Barang blocking secara vertical yaitu penempatan barang supermarket yang sejenis berderet kearah vertikal atau atas bawah dan merek barang juga harus terlihat di bagian muka secara vertical. Penempatan barang secara vertical berarti menempatkan barang :

1) Dari atas ke bawah secara sistematis 2) Disusun sesuai jenis dan klasifikasinya

3) Barang disusun berdasarkan ukuran dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya 4) Warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau sebaliknya

5) Harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya

(9)

sifatnya.

Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan de berbagai display, seperti berikut ini :

a) Shelving (rak)

Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari, misalnya pasta gigi, sabun mandi dan sebagainya.

Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut: Penempatan Produk Secara Vertikal

b) Gondola

Gondola merupakan jenis rak barang yang bentuknya memiliki dua muka dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama. Gondola dapat digunakan untuk menempatkan barang serupa makanan dan minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti susu kemasan, susu kotak dan sebagainya.

b. Brand blocking secara horizontal

Brand blocking secara horizontal yaitu penempatan barang supermarket satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar dan merek barang harus dapat terlihat dari depan. Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal adalah sebagai berikut ;

1) Pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya. 2) Memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual.

3) Barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas. 4) Memberikan kesan yang tidak beraturan

KETERAMPILAN DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAAN PRODUK Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan praktik menginterpretasikan perencanaan VM

(10)

antara lain :

1. Memilih segmen, target dan positioning pasar.

2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual.

Identifikasi barang dilakukan dengan mengidentifikasi barang dikategorikan berdasrkan jenis, macam dan spesifikasinya.

3. Menata produk sesuai prosedur perusahaan MERANCANG LAY OUT (TATA LETAK) TOKO

Pengertian dasar lay out adalah suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memberikan kemungkinan maksimal bagi pelanggan untuk dapat melihat keseluruhan barang dagangan yang bermacam-macam, dalam sekali pandang.

¬ Tujuan lay out

Lay out bertujuan untuk membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang dikehendaki

¬ Fungsi lay out

Lay out berfungsi sebagai pengalokasian tempat perbelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Lay out antara lain : 1. Memperhatikan produk sesuai dengan kategorinya.

2. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk. 3. Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar.

4. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm.

5. Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlihat ada area yang kosong.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lay Out: a. Ukuran dan bentuk ruangan.

(11)

c. Jenis dan jumlah barang dagangan.

d. Jenis operasi toko yang dilaksanakan misalnya self service. e. Ciri-ciri dan kebiasaan membeli dari pelanggan.

f. Sifat dan jumlah fixtures, counter/Island display.

Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan menimbulkan suasana nyaman kepada lingkungan para pegawai toko dan para pembeli. Sebaiknya ruangan toko yang akan menyimpan barang dagangan terbagi menjadi beberapa ruangan berikut sasarannya yang menunjang di dalam pengaturan barang dagangan. Sebaiknya di dalam pengaturan barang dagangan di dalam ruangan toko, adalah sebagai berikut.

a. mempunyai kamar administrasi,

b. mempunyai kamar/ruangan keamanan,

c. selain serasi atau harmonis juga mempunyai ventilasi,

d. mempunyai ruangan etalase yang cukup luas dan menarik. Tempatkanlah etalase, di mana setiap orang yang lewat bisa melihatnya. Etalase merupakan wajah dari toko, maka aturlah wajah sedemikian rupa supaya kelihatan menarik, supaya setiap orang yang lewat meliriknya dan akhirnya tertarik untuk masuk ke dalam toko,

e. sebaiknya di ruangan toko, mempunyai ruang informasi, advis dan tempat penitipan barang-barang,

f. di ruangan toko, mempunyai ruang coba (fitting room),

g. di dalam ruangan toko, ada ruang tunggu yang menyenangkan pembeli, h. di ruangan toko, ada kamar kecil (WC/Toilet/Rest room),

i. mempunyai ruang pamer yang merupakan tempat untuk menata atau memamerkan barang dagangan,

j. mempunyai ruang tempat penyimpanan barang (running stock),

k. pasanglah pengatur suhu udara (AC) dan diberikan pengharum ruangan serta Tape Recorder dengan lagu-lagu yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

(12)

1. Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar. Keuntungannya:

• Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang. • Mempermudah menangani kebersihan.

• Mempermudah pengamanan.

2. Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas

Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, di mana lalu lintas pembeli bebas bergerak, sehingga lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Di samping itu, para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko.

Kerugian-kerugiannya:

• Karena banyaknya ruangan yang diperuntukkan bagi arus lalu lintas konsumen, ruang yang

tersedia untuk barang dagangan menjadi berkurang.

• Pemeliharaan kebersihan dan penanganan keamanan menjadi lebih sulit.

MENYUSUN DIPLAY MENGIKUTI STANDAR PERUSAHAAN

Untuk menyusun display sesuai dengan standar perusahaan maka yang harus dilakukan antara lain :

1. Perencanaan Pen-Display-an Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Memilih segmen, target dan positioning pasar

b. Memilih jenis dan spesifikasi barang yang akan ditata c. Menata barang sesuai SOP Perusahaan

d. Pelabelan

e. Mempersiapkan peralatan display f. Pen-display-an

g. Melaksanakan kode etik APLI dan memperhatikan UU No. 8 Tahun 1999 Pasal 7 tentang Perlindungan Konsumen

(13)

Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Evaluasi display produk sesuai perencanaan

b. Identifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk c. Mengatasi setiap perubahan pada display produk

3. Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan Dan Perencanaan Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Merawat display produk agar tetap bersih dan rapi

b. Merancang display produk agar tetap konsisten terhadap perencanaan penataan produk. c. Menyusun display mengikuti standar perusahaan.

SIKAP DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAN PRODUK

Dalam menginterpretasikan perencanaan visual penataan produk dibutuhkan sikap-sikap yang baik sesuai dengan pedoman dasar SOP, yaitu ;

1. Cermat

Dilakukan dengan cara antara lain : a. Spesifikasi barang dengan benar

b. Berdiri, duduk dan gerakan sesuai dengan kebutuhan c. Berbicara jelas dan lantang

d. Lakukan seperti pertama kali

e. Dorong diri dengan kalimat yang bersemangat

f. Berikan perhatian terhadap persoaln interpretasi visual 2. Teliti

Pelayan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penatan produk, dapat dilakukan dengan cara ;

a. Memperhatikann setiap proses yang dilaksanakan b. Amati dengan seksama barang yang telah ditata

c. Periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan atau belum 3. Bertanggung jawab

(14)

sesuai dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut, diantaranya dengan : a. Menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega

b. Disalurkan pada petugas yang berwenang di perusahaan c. Meneruskan kembali proses penataan dengan benar.

Referensi

Dokumen terkait

naik dari kiri bawah ke kanan atas, di mana sumbu vertikal dan horizontal adalah pendapatan dan jumlah barang yang

Tanpa adanya merek yang kuat (brand equity), suatu produk yang berkualitas, dengan harga yang terjangkau, dan penempatan yang baik, tidak dapat merebut pangsa pasar (market

Brand Image terbukti berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli, artinya bahwa suatu barang dengan merek yang baik atau bagus maka konsumen cenderung untuk mengulang

Dari tabel tersebut terlihat bahwa variable selera konsumen yaitu kualitas, kemasan dan label, ekpektasi dimasa depan, merek, harga barang itu sendiri mempunyai

Tanpa adanya merek yang kuat (brand equity), suatu produk yang berkualitas, dengan harga yang terjangkau, dan penempatan yang baik, tidak dapat merebut pangsa pasar (market

Splice Plate : Aksesoris Kecil Kabel Tray Fungsi : untuk merubah arah jalur kabel tray. : secara horizontal (belok ke kiri atau ke kanan) dengan sudut yang

Begitu pentingnya suatu brand awareness seseorang ter- hadap suatu produk membuat perusahaan atau pengiklan harus benar-benar cermat dalam memilih nama merek hingga penempatan

Pesebaran PM10 secara horizontal pada siang hari dan di-overlay dengan arah angin di Kota Bandung saat bulan kering kiri dan bulan basah kanan Pada siang hari, terlihat bahwa pada