Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, apabila belum mencapai hasil yang diharapkan akan dilanjutkan siklus berikutnya. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berbicara. Penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas IV A SD Negeri 1 Kemutug Lor.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas IV A SD Negeri 1 Kemutug Lor, karena sikap percaya diri dan ketrampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV A masih tergolong rendah.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 dimulai dari minggu ke -3 Maret hingga akhir bulan Maret. Jadwal disesuaikan dengan waktu pembelajaran yang sudah ditentukan di SD Negeri 1 Kemutug Lor.
C. Subyek Penelitian
D. Kolaborasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan berkolaborasi dengan susunan dan tugas sebagai berikut:
1. Nama : Alif Ardian Fikri
Tugas : Koordinator dan observer II (mengobservasi aktivitas siswa) 2. Nama : Diah Indriyati S.Pd.SD guru kelas IV A SD Negeri 1
Kemutug Lor
Tugas : Guru pelaksana tindakan pembelajaran 3. Nama : Binah Bichomsah, S.Pd.
Tugas : Observer I (mengobservasi aktivitas guru)
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas ini membutuhkan teknik dan alat pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang benar dapat memperoleh data yang akurat yang sangat dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang diteliti.
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua, yaitu:
Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai pelajaran atau materi yang telah disampaikan.
b. Non tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Observasi
Observasi menurut Sudjana (2012: 84) adalah alat penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi aktivitas guru diisi oleh observer 1 dan digunakan untuk mengobserver aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Lembar aktivitas siswa diisi oleh observer 2 dan digunakan untuk mengobserver siswa dalam proses pembelajaran. Observasi akrivitas guru dan siswa dilakukan setiap pertemuan dalam siklus penelitian. Bentuk observasi menggunakan non partisipatoris, karena observer hanya mengamati dan menilai tindakan yang ada di dalam kelas. Lembar observasi ini diharapkan dapat memperoleh informasi secara rinci selama proses pembelajaran yang dilaksanakan.
2) Angket
percaya diri untuk mengetahui peningkatan sikap percaya diri siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian tertuang pada tabel 3.1 :
Tabel 3.1. KISI-KISI ANGKET PERCAYA DIRI
Variabel Sub
variabel
Indikator Jumlah
item
No. Item
(+) (-)
Percaya Diri Keyakinan diri
Kemauan dan usaha 3 1, 7, 8
Optimis 2 2, 5
Menyadari kemampuan diri sendiri
3
9,12, 15
Sikap positif Mandiri 2 4, 6
Tidak mudah menyerah 4 3 10, 11, 13 Mampu menyesuaikan
diri
1 14
Jumlah 15 8 7
Sumber: Agoes Dariyo (2011: 206) 3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan yang digunakan sebagai bukti nyata peneliti melakukan penelitian (Arifin Zainal, 2011: 160). Dokumentasi tersebut berupa foto dan video. Dokumen lain berupa rekap nilai, nilai hasil tes milik guru tujuannya untuk memperoleh data visual yang berupa gambaran kegiatan pembelajaran dalam proses penelitian.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini diisi oleh observer pada setiap akhir pertemuan. Lembar observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi secara rinci mengenai proses selama pembelajaran yang telah dilaksanakan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.
b. Soal Tes Lisan
Soal tes lisan yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tes bentuk lisan. Soal-soal tes yang disusun berdasarkan atas indikator penyelesaian masalah yang akan diukur sehingga dapat melihat keberhasilan kegiatan.
c. Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara
Lembar penilaian berbicara dibuat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam aspek berbicara yang mencakup : lafal, kelancaran, penguasaan topik, dan penalaran.
d. Angket
Derajat penilaian siswa terhadap suatu pertanyaan yang berisi : selalu (SL), sering (S), kadang-kadang (KD), tidak pernah (TP), yang disajikan dalam bentuk pernyataan.
e. Dokumentasi
Dokumentasi dalam bentuk foto dan video dapat diambil dengan menggunakan camera digital, handphone. Dokumen lain berupa rekap nilai, nilai hasil tes milik guru yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.
F.Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Data yang dianalisis meliputi keterampilan berbicara siswa dan sikap percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya, untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicarasiswa dan sikap percaya diri. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Keterampilan berbicara
Penilaian yang digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara siswa dilakukan melalui tugas berbicara. Penilaian keterampilan berbicara menggunakan format penilaian berbicara yang dimodifikasi dengan kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari pencapaian hasil tes siswa yang meningkat pada setiap siklus terlihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2. Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara
Aspek Penjelasan Nilai
Kebahasaan
a.lafal Pelafalan finem tidak jelas, banyak yang dipengaruhi dialek, dan intonasi tidak tepat.
Pelafalan fonem kurang jelas, terpengaruh dialek, dan intonasi tidak tepat.
2 Pelafalan fonem kurang jelas, terpengaruh dialek, dan intonasi kurang tepat.
3 Pelafalan fonem jelas, stadar, dan intonasi jelas kurang jelas
4 Pelafalan fonem jelas, stadar, dan intonasi jelas 5 b.kosakata Penggunaan kata, istilah dan ungkapan tidak
tepat, tidak sesuai, dan sangat terbatas.
1 Penggunaan kata, istilah dan ungkapan kurang tepat, kurang sesuai dan sangat terbatas.
2 Penggunaan kata, istilah dan ungkapan kurang ,dan kurang sesuai serta kurang variatif.
3 Penggunaan kata, istilah dan ungkapan kurang tepat, kurang sesuai meskipun variatif.
4 Penguasaaan kata-kata, istilah, dan ungkapan yang tepat, sesuai dan variatif.
5 Non kebahasaan
a.materi Topik dan uraian tidak sesuai, tidak mendalam, sulit dipahami dan unsur wacana tidak lengkap.
1
Topik dan uraian sesuai kurang sesuai, kurang mendalam, sulit dipahami dan unsur wacana tidak lengkap.
2
Topik dan uraian sesuai, kurang mendalam, sulit dipahami dan unsur wacana tidak lengkap.
3 Topik dan uraian sesuai, kurang mendalam, agak sulit dipahami dan unsur wacana tidak lengkap.
4 Topik dan uraian sesuai, mendalam, mudah dipahami dan unsur wacana lengkap.
5 b.kelancaran Pembicaraan tersendat-sendat, jeda tidak tepat. 1 Pembicaraan sering tersendat, jeda tidak tepat. 2 Pembicaraan tersendat, jeda kurang tepat. 3 Pembicaraan lancar, jeda kurang tepat. 4 Pembicaraan lancar sejak awal sampai akhir, jeda tepat.
5 (Sumber: Nurgiyantoro, 2014: 408)
Nilai keterampilan berbicara siswa dilihatdari hasil evaluasi pada setiap siklus. Petunjuk penilaian :
b. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek penilaian yang diperoleh siswa.
c. Nilai akhir siswa diolah secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut:
Nilai siswa = 100
d. Rata-rata kelas dengan rumus
Keterangan:
: rata-rata (mean) : jumlah seluruh skor : banyaknya subjek (siswa)
e. Ketuntasan pembelajaran keterampilan berbicara siswa
Menghitung ketuntasan pembelajaran siswa dalam kelas menggunakan rumus sebagai berikut:
P = x 100% Keterangan :
P : Persentase ketuntasan belajar F : Jumlah siswa yang tuntas belajar N : Jumlah siswa seluruhnya
(Djamarah, 2010: 264) Adapun kriteria penilaian keterampilan berbicara berdasarkan jumlah skor individu pada tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3 Klasifikasi Keterampilan Berbicara Tiap Siswa
Jumlah Skor Persentase (%) Klasifikasi
16,8 – 20 84 – 100 Sangat Baik 13,6 – 16,8 68 – 84 Baik 10,4 – 13,6 52 – 68 Cukup
7,2 – 10,4 36 – 52 Kurang 4 – 7,2 20 – 36 Kurang Sekali
Berdasarkan tabel di atas klasifikasi keterampilan berbicara dapat diperoleh berdasarkan :
Skor minimal = 1x jumlah butir pernyataan Skor maksimal = 5x jumlah butir pernyataan Jarak kelas Interval =
Tabel 3.4 Klasifikasi Keterampilan Berbicara Seluruh Siswa
Jumlah Skor Persentase (%) Klasifikasi
352,8 – 420 84 – 100 Sangat Baik 285,6 – 352,8 68 – 84 Baik 218,4 – 285,6 52 – 68 Cukup 151,2 – 218,4 36 – 52 Kurang 84 – 151,2 20 – 36 Kurang Sekali
Berdasarkan tabel 3.4 di atas klasifikasi keterampilan berbicara dapat diperoleh berdasarkan :
Nilai minimal = 1(skor minimal) x jumlah butir pernyataan x (Jumlah Siswa)
(Jumlah Siswa) Jarak kelas Interval =
2. Sikap Percaya Diri
Pengukuran percaya diri siswa didasarkan pada rata-rata skor yang diperoleh siswa. Data diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus. Angket ini menggunakan perhitungan dengan skala Likert. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata pada tabel 3.5 sebagai berikut :
Tabel 3.5 Skala Likert
Pernytaan Positif Nilai pernyataan Negatif Nilai
Selalu 4 Tidak Pernah 1
Sering 3 Kadang-kadang 2
Kadang-kadang 2 Sering 3
Tidak Pernah 1 Selalu 4
Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Perhitungan rata-rata pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
: rata-rata (mean) : jumlah seluruh skor
: banyaknya subjek (siswa)
(Sudjana, 2013: 109) Pada penilaian ini skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4. Skala 1 merupakan skor nilai yang terendah dan skor 4 merupakan skor tertinggi. Perhitungan rentang dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Rentang Skala =
=
= = 0,75
Adapun kriteria analisis aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Percaya Diri Siswa
Rata-rata Kriteria
1 < ≤ 1,75 Percaya Diri Kurang 1,75 < ≤ 2,50 Percaya Diri Cukup 2,50 < ≤ 3,25 Percaya Diri Baik
Dari tabel di atas, maka dapat dirumuskan indikator ketercapaian sebagai berikut:
a. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1 sampai kurang atau sama dengan 1,75 menunjukkan bahwa percaya diri tersebut kurang.
b. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1,75 sampai kurang atau sama dengan 2,50 menunjukkan bahwa percaya diri tersebut cukup.
c. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 2,50 sampai kurang atau sama dengan 3,25 menunjukkan bahwa percaya diri tersebut baik.
d. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 3,25 sampai kurang atau sama dengan 4 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut sangat baik.
3. Pengukuran hasil observasi aktivitas siswa
Skala penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar observasi aktivitas siswa terhadap kegiatan yang berlangsung adalah sebagai berikut:
Perhitungan rata-rata pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
: rata-rata (mean) : jumlah seluruh skor
: banyaknya subjek (siswa)
(Sudjana, 2012: 109) Pada penilaian ini skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4. Skala 1 merupakan skor nilai yang terendah dan skor 4 merupakan skor tertinggi. Perhitungan rentang dapat menggunakan rumus:
Rentang Skala =
=
= = 0,75
Adapun kriteria analisis aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa
Rata-rata Kriteria
2,50 < ≤ 3,25 Aktivitas Siswa Baik 3,25 < ≤ 4 Aktivitas Siswa Sangat Baik
Dari tabel di atas, maka dapat dirumuskan indikator ketercapaian sebagai berikut:
a. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1 sampai kurang atau sama dengan 1,75 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut kurang.
b. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1,75 sampai kurang atau sama dengan 2,50 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut cukup.
c. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 2,50 sampai kurang atau sama dengan 3,25 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut baik.
d. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 3,25 sampai kurang atau sama dengan 4 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut sangat baik.
4. Pengukuran hasil observasi aktivitas guru
Skala penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar observasi aktivitas guru terhadap kegiatan yang berlangsung adalah sebagai berikut:
3 = Baik 4 = Sangat Baik
Untuk menghitung rata-rata pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
: rata-rata (mean) : jumlah seluruh skor
: banyaknya subjek
(Sudjana, 2012: 109) Pada penilaian ini skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4. Skala 1 merupakan skor nilai yang terendah dan skor 4 merupakan skor tertinggi. Perhitungan rentang dapat menggunakan rumus:
Rentang Skala =
=
=
= 0,75
Adapun kriteria analisis aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru
Rata-rata Kriteria
1 < ≤ 1,75 Aktivitas Guru Kurang 1,75 < ≤ 2,50 Aktivitas Guru Cukup 2,50 < ≤ 3,25 Aktivitas Guru Baik
3,25 < ≤ 4 Aktivitas Guru Sangat Baik
Dari tabel 3.6 di atas, maka dapat dirumuskan indikator ketercapaian sebagai berikut:
a. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1 sampai kurang atau sama dengan 1,75 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut kurang.
b. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1,75 sampai kurang atau sama dengan 2,50 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut cukup.
c. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 2,50 sampai kurang atau sama dengan 3,25 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut baik.
d. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 3,25 sampai kurang atau sama dengan 4 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut sangat baik.
Pada penelitian diperlukan adanya keabsahan data. Semua data yang dikumpulkan perlu dilakukan triangulasi dalam menggali informasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Sugiyono (2013: 372) triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Pengujian kredibilitas dapat dilakukan dengan tiga teknik, antara lain: triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Pada penelitian tindakan kelas ini untuk memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi teknik seperti digambarakan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Kemmis dan McTaggart (Arikunto, 2012: 16) mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial
Observasi
Angket Dokumentasi
1. Perencanaan (plan), berupa rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan penelitian melalui model yang akan digunakan. Perencanaan tersebut yaitu :
a. Mempersiapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian untuk membuat perencanaan pembelajaran seperti Standar Kompetensi (SK), Indikator, Silabus, Sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV materi menyampaikan pesan melalui telepon untuk meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berbicara siswa. Peneliti menggunakan media untuk meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berbicara siswa di kelas IV SD N I Kemutug Lor. c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario
pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Talking Chips sebanyak 4 RPP untuk 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.
e. Mempersiapkan lembar soal sebanyak siswa yang ada, masing-masing terdiri dari 5 soal untuk siklus I dan siklus II.
f. Menyusun lembar kerja siswa yang terdiri dari 5 soal untuk satu kali pertemuan baik siklus I maupun siklus II.
g. Membuat lembar angket dalam bentuk skala sikap percaya diri untuk 1 kali pertemuan baik siklus I maupun siklus II.
2. Tindakan (acting), berupa pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan dan media yang telah direncanakan. Pendekatan yang dimaksud adakah model pembelajaran Talking Chips.
Tahap tindakan terdiri dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Kegiatan tersebut dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru pelaksana tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus ke II, dimana siklus pertama guru mengajarkan tentang pesan melalui telepon.
a. Observasi (observing), Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap ini ialah untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Obsever 1 mengamati aktivitas guru sedangkan observer 2 mengamati aktivitas siswa.
kriteria. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan didalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan itu baik maka dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu ada perbaikan maka tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap ini peneliti mengadakan diskusi dengan observer disetiap tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan. Untuk menyusun tindakan berikutnya peneliti perlu untuk merefleksi diri melihat data observasi kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran dari tujuan penelitian atau belum.
H. Indikator Keberhasilan
Penelitian dapat berhasil jika memenuhi indikator-indikator sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan sikap percaya diri pada keseluruhan penelitian siklus penelitian dengan presentase klasikal lebih atau sama dengan 80% .