• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI BAHAN BERBAHAYA (Hazard Communication)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMUNIKASI BAHAN BERBAHAYA (Hazard Communication)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI

BAHAN BERBAHAYA

(2)

OBJEKTIF

Setelah menyelesaikan modul ini peserta pelatihan akan dapat:

 Menyebutkan klasifikasi bahan-bahan berbahaya dan pengertiannya.

 Mengetahui dan memahami informasi tentang bahaya fisik dan bahaya kesehatan suatu produk bahan kimia yang terdapat di dalam Lembar Keselamatan Bahan Kimia (MSDS).

 Mengetahui dan memahami informasi yang terdapat di dalam label.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN 3

2. APAKAH BAHAN BERBAHAYA ITU? 3

3. PRINSIP DASAR PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA 4

4. DASAR-DASAR TOKSIKOLOGI 6

5. BAGAIMANA MENGGUNAKAN MSDS 8

6. BAGAIMANA MENGGUNAKAN LABEL 9

7. TIPS BEKERJA DENGAN BAHAN BERBAHAYA 11

LAMPIRAN 1. RATING BAHAYA – HAZARD RATING 13

(5)

1.

PENDAHULUAN

Sebagai seorang pekerja profesional anda harus terlatih dan mengetahui betul pekerjaan yang anda lakukan. Di dalam pelatihan komunikasi bahan berbahaya (Hazard Communication, HazCom) anda akan mendapatkan informasi yang diperlukan dalam rangka melindungi kesehatan diri sendiri dan pekerja lain sewaktu bekerja dengan bahan kimia yang berbahaya.

Sewaktu bekerja atau menangani bahan kimia kita harus mengetahui secara pasti bahan kimia apa yang tengah kita tangani tersebut. Apakah anda beresiko dengan menggunakan bahan kimia tersebut?

Dengan banyaknya jenis bahan kimia, tidak mungkin semua dibicarakan secara detail, namun melalui Komunikasi Bahan Kimia Berbahaya ini diberikan informasi dasar untuk membantu mengurangi bahaya kesehatan dari bahan kimia.

2.

APAKAH BAHAN BERBAHAYA ITU?

Suatu bahan berbahaya adalah suatu bahan kimia yang mengandung bahaya fisik atau bahaya terhadap kesehatan.

Bahaya fisik :

 Cairan yang dapat terbakar (Combustible Liquids)

 Gas bertekanan (Compressed Gas)

 Eksplosif (Explosive)

 Cairan yang mudah terbakar (Flammable Liquids)

(6)

Sedangkan Bahaya terhadap Kesehatan adalah bahan kimia yang mempunyai efek terhadap kesehatan, baik bersifat akut atau kronis, yaitu segala sesuatu yang dapat merusak mata, paru-paru, kulit atau selaput membran. Setiap bahan kimia mempunyai tingkat bahaya yang bervariasi, untuk itulah sangat kritikal bagi pengguna untuk membaca dan mengikuti semua instruksi yang terdapat di dalam label peringatan untuk setiap bahan kimia. Pelajari dengan seksama bahaya bahan kimia tersebut beserta langkah-langkah yang harus diambil untuk menghindari resiko. Perlakukan semua bahan kimia sebagai bahan yang mempunyai bahaya potensial, baik kecil maupun besar, terhadap kesehatan. Jangan ambil resiko!

Secara umum, untuk memudahkan mengingat bahwa bahan berbahaya itu terutama adalah:

 Mudah terbakar (Flammable), contohnya solvent pembersih, bahan bakar, tiner.

 Korosif (corrosive), contohnya asam.

 Reaktif (reactive), contohnya eksplosif.

 Toksik (Toxic), contohnya logam-logam berat, pestisida.

Klasifikasi bahan berbahaya menurut International Maritime Dangerous Goods Code, seperti di bawah ini:

Class 1 Explosive (eksplosoif).

Class 2 Gases: compressed, liquefied or dissolved under pressure (gas bertekanan).

Class 3 Flammable liquid (cairan mudah terbakar).

(7)

Class 5 Oxidizing substances (bahan pengoksidasi).

Class 6 Poisonous (toxic) and infectious substances (beracun dan dapat menyebabkan infeksi).

Class 7 Radioaktive substances (bahan radioaktif). Class 8 Corrosives (korosif).

Class 9 Other miscellaneous substances considered to be dangerous (bahan lain yang dianggap bahaya)

3.

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA

Terdapat tiga prinsip kunci dalam pengelolaan bahan berbahaya, yaitu:

 Menghindari penggunaan bahan berbahaya bila mungkin (diskontinu proses, substitusi).

 Meminimisasi potensial keterpaparan (disain dan tataletak, isolasi, ventilasi, metoda basah, good housekeeping dan pemeliharaan)

 Mengikuti prosedur tertulis untuk mengeluarkan, menggunakan, menyimpan dan membuang bahan berbahaya (Otorisai penggunaan bahan berbahaya, pengunaan alat pelindung diri, pembatasan waktu lamanya terpapar, dan kebersihan perorangan)

Untuk setiap bahan kimia yang digunakan di jobsite, lembar keselamatan bahan kimia (MSDS) harus diperoleh terlebih dahulu dari pabrik pembuatnya. Hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak. MSDS ini akan dibicarakan kemudian.

(8)

4.

DASAR-DASAR TOKSIKOLOGI

Toksikologi adalah ilmu tentang racun, yaitu studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan (adverse effects) dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Efek-efek tersebut diukur dan dievaluasi menurut jumlah bahan dan rute masuknya ke dalam tubuh.

Pencegahan keracunan memerlukan perhitungan terhadap toksisitas (toxicity), bahaya (hazard), resiko (risk), dan keselamatan (safety).

Toksisitas adalah deskripsi dan kuantifikasi sifat-sifat toksis suatu zat kimia. Kadang-kadang istilah toksik dipertukarkan dengan istilah “berbahaya” (hazardous). Toksisitas suatu bahan mengacu kepada berapa banyak bahan tersebut dapat menyebabkan bahaya. Toksisitas hanyalah faktor penentu apakah bahan tertentu berbahaya atau tidak.

Bahaya (hazard) suatu zat kimia berarti kemungkinan zat kimia tersebut untuk menimbulkan cidera. Hazard dapat berbeda tergantung cara pemaparan zat kimia tersebut. Zat X dalam bentuk cair misalnya akan lebih berbahaya (hazardous) dari pada bentuk granul karena lebih mudah menempel di kulit dan diserap. Suatu zat kimia dalam gas akan menimbulkan hazard lebih besar dari pada bentuk cair, karena dapat menyebar luas di udara dan mengenai banyak orang sekaligus. Namun bila gas disimpan dalam tangki dengan baik atau dalam kamar sejuk, maka hazard menjadi lebih kecil. Merokok sewaktu bensin dialirkan dalam tangki pompa bensin menimbulkan hazard, karena uap bensin memenuhi udara sekitarnya.

(9)

Resiko (Risk) berarti besarnya kemungkinan zat kimia yang dimaksud untuk menimbulkan keracunan. Hal ini terutama tergantung dari besarnya dosis yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan besarnya dosis meningkat dengan besarnya konsentrasi, lama, seringnya pemaparan, dan cara masuknya ke dalam tubuh. Sedangkan semakin besar pemaparan terhadap zat kimia, semakin besar pula resiko keracunan. Resiko dapat dihitung dengan angka, antara lain dikenal sebagai relative risk, odds ratio, attributable risk, dan sebagainya.

Perhitungan safety suatu bahan kimia yang potensial membahayakan kesehatan (disebut xenobiotika) merupakan hal yang sulit dipahami, walapun pengertiannya sederhana. Hal ini disebabkan karena perlu memperhitungkan safety atau “keselamatan” dengan menerapkan “faktor keselamatan”, yang tentu merupakan estimasi yang sering berlebihan. Manusia tidak dapat dipakai sebagai orang percobaan untuk menilai xenobiotik seperti biasanya dilakukan terhadap obat, karena tidak etis. Terpaksa perhitungan harus didasarkan estimasi toksisitas dan bahaya terhadap suatu zat kimia (kecuali zat tambahan makanan) melalui data yang diperoleh dari hewan percobaan. Karena manusia agak berbeda sifatnya, maka harus diperhitungkan faktor keamanan yang menurut faktor keselamatan yang menurut konsensus ilmiah sebesar 100.

Istilah

Lethal Dose (LD50), yaitu dosis suatu bahan kimia yang menyebabkan kematian

50% suatu populasi hewan uji.

Lethal Concentration (LC50), yaitu konsentrasi suatu bahan di dalam udara, air

atau makanan, apabila dikenakan pada suatu periode tertentu akan menyebabkan kematian 50% suatu populasi hewan uji.

(10)

Waktu terpapar Akut (Acute exposure), yaitu suatu keterpaparan yang menyebabkan cidera dalam waktu singkat, 24 jam atau kurang. Biasanya karena satu dosis yang besar.

Waktu terpapar Kronis (Chronic Exposure), yaitu keterpaparan dengan dosis kecil tetapi selama kurun waktu yang lama (biasanya bulanan atau tahunan).

5.

BAGAIMANA MENGGUNAKAN MSDS

Lembar Keselamatan Bahan Kimia atau MSDS (Material Safety Data Sheet) memberikan detail informasi mengenai bahaya kesehatan dan keselamatan, cara-cara penanganan bahan kimia, prosedur P3K dan keadaan darurat. MSDS tersebut harus tersedia di lokasi kerja anda.

MSDS untuk setiap bahan kimia bisa saja dalam format yang berbeda, namun memberikan informasi dasar yang sama. Informasi yang terdapat di dalam MSDS, yaitu:

1) Identitas Bahan Kimia. Pada bagian ini terdapat nama dagang, nama lain (jika ada), kandungan bahan kimia di dalamnya, penggunaan.

2) Bahaya fisik. Pada bagian ini terdapat informasi mengenai bahaya potensial kebakaran, peledakan dan reaktivitas.

3) Bahaya Kesehatan. Informasi mengenai bahaya kesehatan mencakup tanda-tanda dan gejala terpapar dan kondisi secara medis yang umumnya terjadi. 4) Route utama masuknya ke dalam tubuh. Route khas masuknya bahan kimia

karena terhirup (inhalation), termakan (ingestion), kontak dengan kulit (skin contact) dan penyerapan melalui kulit (skin absorption).

(11)

5) Ambang Batas Keterpaparan (Exposure Limits). Nilai ambang batas yang diperbolehkan.

6) Karsinogenitas. MSDS harus menyatakan apakah bahan kimia telah ditetapkan sebagai bahan potensial penyebab kanker oleh institusi berwenang.

7) Peringatan untuk penanganan dan penggunaan secara aman. Hal ini mencakup peringatan-peringatan yang umumnya diperlukan, seperti praktek secara hygienis, peralatan yang diperlukan sewaktu perawatan yang

terkontaminasi, dan prosedur untuk pembersihan tumpahan.

8) Perangkat Pengendalian. Hal ini mencakup pengendalian secara rekayasa, prosedur kerja atau peralatan pelindung diri.

9) Emergency and First Aid Procedures.

10) Nama, Alamat, dan Nomor Telepon. Hal ini diperlukan bagi pabrik,

importir, pengusaha atau pihak lain yang bertanggung jawab menyiapkan dan pendistribusian MSDS. Informasi ini diperlukan bilamana pemakai

memerlukan informasi tambahan mengenai bahan kimia berbahaya dan prosedur darurat.

6.

BAGAIMANA MENGGUNAKAN LABEL

Bahan berbahaya yang anda lihat hari ini mungkin tidak lagi seperti 6 bulan yang lalu, atau telah berbeda dengan campuran yang lebih kuat. Untuk itu selalu perhatikan label yang tertera pada kontainer atau kemasannya sebelum menangani suatu bahan. Semua label memuat peringatan dasar. Namun ada pula yang memuat peringatan-peringatan lebih detail. Jika terdapat pertanyaan menyangkut bahan berbahaya setelah membaca labelnya, anda dapat mengecek MSDS untuk bahan tersebut.

(12)

 Peringatan Dasar. Label pada kontainer memuat nama bahan kimia, bahan baku, nama dan alamat pabrik. Label juga memuat peringatan bahaya, seperti “jauhkan bahan dari api” atau “hindari kontak dengan kulit”.

 Pertolongan Pertama. Label menjelaskan apa yang harus dilakukan jika terkena bahan kimia pada mata atau kulit. Anda perlu membasuh mata anda di stasiun “eyewasher” yang tersedia di tempat kerja anda selama 15 menit atau basuh dan cuci kulit anda yang terkena dengan air pancuran.

 Kebakaran. Label menjelaskan alat apa yang harus digunakan apabila terjadi kebakaran. Perhatikan tipe alat pemadam api yang disarankan.

 Tumpahan. Label mungkin pula mencakup bagaimana menangani tumpahan. Untuk setiap kejadian tumpahan, kontak supervisor anda segera, dan jauhkan sumber kebakaran di sekitarnya. Anda mungki memerlukan alat pelindung diri untuk membersihkan tumpahan tersebut.

 Penanganan dan penyimpanan. Label mungkin pula memuat peralatan pelindung diri seperti sarung tangan, safety gogles, atau respirator, yang diperlukan sewaktu menangani bahan kimia. Atau bahan tersebut perlu disimpan dengan kondisi tertentu seperti tempat penyimpanan berventilasi atau harus diletakkan jauh dari bahan tertentu lainnya.

 Pembuangan (Disposal). Perlakukan kontainer kosong seperti halnya sewaktu tempat tersebut penuh dan jangan diisi dengan bahan lain. Kontainer atau bekas tempat yang kosong dapat berbahaya, karena ia menyimpan residu bahan yang dapat membakar atau meledak. Ikuti instruksi pada label atau kebijakan perusahaan mengenai bagaimana cara membuang tempat kosong.

Jika terdapat suatu kontainer (botol atau drum) yang tidak memiliki label peringatan, jangan berusaha menangani kontainer tersebut sampai anda mengetahui bahan apa di dalamnya.

(13)

Lapor pada supervisor anda, untuk dapat mencari tahu tentang bahan tersebut dan memberikan label yang sesuai jika bahan tersebut berbahaya.

Pada waktu menuangkan atau memindahkan suatu bahan berbahaya ke dari kontainernya ke dalam kontainer yang lain, pastikan kontainer yang lain tersebut juga diberi label yang sama, sehingga rekan kerja anda mengetahui bagaimana menangani bahan tersebut secara aman.

Jika terdapat Label yang sobek atau rusak atau salah penempatan, minta supervisor anda untuk menggantinya. Harap diingat bahwa satu-satunya cara anda dapat menangani bahan berbahaya secara aman apabila anda mengetahui bahan berbahaya apa yang sedang anda tangani.

7.

TIPS BEKERJA DENGAN BAHAN BERBAHAYA

Beberapa hal yang harus dilakukan

 Bacalah label dan MSDS

 Jagalah kebersihan

 Pakailah alat pelindung diri yang benar

 Ikuti Peraturan Keselamatan Kerja

 Ikuti instruksi yang ada pada label/MSDS

 Periksa ventilasi

 Jauhkan gas yang bertekanan, barang mudah terbakar/meledak.

 Periksa tempat dan barang lain dalam keadaan aman

(14)

Beberapa hal jangan dilakukan

 Meninggalkan tempat bahan kimia dalam keadaan terbuka.

 Menyedot/mengalirkan dengan mulut.

 Mendeteksi dengan menghisap.

 Mencampur bahan kimia tanpa mengetahui bahayanya.

 Menuang air ke zat asam.

 Merokok, makan atau minum di sekitar bahan kimia.

 Menyimpan bahan kimia dengan yang lain tanpa memeriksa MSDS.

 Tidak mengikuti prosedur dengan semestinya.

REFERENSI

Brauer, Roger L. 1994.

Safety and Health for Engineers. Van Nostrand Reinhold. New York, USA. Chem Alert Material Safety Data Sheet (MSDS) Database. RMT Australia.

Freeport Policy No. 03-96. 1996. Hazard Communication.

Henehan, Joan, P.E., C.S.P., C.I.H. (Editor). 1994/1995

Chemical Substance Hazard Assessment and Protection Guide. A Reference Book of Chemical and Toxicological Data. URIE Environmental, Colorado, USA.

29 CFR 1910.1200 AppE.

Guidelines for Employer Compliance, Subpart Z Toxic and Hazardous Substances. Threshold Limit Values for Chemical Substances and Physical Agents. ACGIH.

(15)

Lampiran 1. RATING BAHAYA - HAZARD RATING

Hazard classification developed by the national Fire Protection Association (NFPA). Rank hazard by numbers 0 - 4.

F - Bahaya Mudah Terbakar (Flammability Hazard) –

merah

4 Gas sangat mudah terbakar atau cairan sangat mudah

menguap dan terbakar.

3 Dapat menyala pada suhu normal.

2 Menyala jika dipanasi sedang.

1 Menyala setelah adanya pemanasan awal yang cukup.

0 Tidak akan terbakar.

R - Bahaya Reaktifitas-Stabilitas (Reactivity (Stability)) – kuning

4 Sangat mudah meledak.

3 Dapat meledak tetapi memerlukan tekanan awal yang kuat atau pemanasan karena terkungkung.

2 Secara normal tidak stabil tetapi tidak akan meledak. 1 Secara normal stabil. Tidak stabil pada suhu dan tekanan tinggi. Bereaksi dengan air.

0 Secara normal stabil. Tidak reaktif dengan air.

S/N - Peringatan Khusus Specific Notice Key – putih

W Reaktif dengan air OX Bahan mengoksidasi

Specific

Notice

Flammability

Health

Reactivity

H - Bahaya Kesehatan (Health Hazard) - warna biru 4 Dapat menyebabkan kematian atau cidera parah walaupun

ada penanganan medis.

3 Dapat menyebabkan cidera serius walaupun ada penanganan medis.

2 Dapat meneybabkan cidera, memerlukan penanganan segera.

1 Dapat menyebabkan iritasi jika tidak ditangani. 0 Tidak ada bahaya

(16)
(17)

Lampiran 2. Contoh MSDS (lanjutan)

(18)

Soal

1. Apakah bahan berbahaya itu?

2. Sebutkan klasifikasi bahan berbahaya menurut bahaya fisik?

3. Sebutkan empat penggolongan untuk memudahkan menyatakan suatu bahan termasuk bahan berbahaya?

4. Sebutkan tiga cara di dalam pengelolaan bahan berbahaya untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dari penggunaan bahan kimia berbahaya?

5. Apakah yang dimaksud dengan toksik itu?

6. Sebutkan informasi yang harus terdapat di dalam MSDS. 7. Sebutkan informasi yang terdapat di dalam label.

8. Sebutkan bahaya dari bahan kimia Sulfuric acid. Apakah saran anda bagi pekerja yang menggunakan bahan berbahaya ini secara aman. (gunakan informasi di dalam MSDS) Nama Bahan : Nama Lain : Toksisitas : Korosif : Eksplosif : Flammable : Reaktifitas : Saran :

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi saya yang

terhadap 110 sexual abuse yang berdampak fisik, hanya 19% dari orang tua berpartisipasi dalam PCIT yang masih harus kembali memberikan laporan terkait penyimpangan yang

Dengan kata lain percepatan getaran tanah maksimum adalah nilai percepatan getaran tanah yang terbesar yang pernah terjadi di suatu tempat diakibatkan oleh gempabumi (Sri

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (IPO) Periode Tahun 1996-2002 (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2009- 2012 diambil dari Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Kuala Lumpur Composite

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 184 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8

Setelah tahap pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) selesai, maka dilanjutkan dengan tahap pembuatan Network Planning (NWP) dan Time Schedule (TS) serta diagram tenaga kerja

Kemudian tangtangan utamanya, apakah membangun suatu model dapat menyakinkan bahwa long run rate growth of income tidak bergantung hanya pada parameter fungsi produksi dan