• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. 14/31/DPNP Jakarta, 31 Oktober 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. 14/31/DPNP Jakarta, 31 Oktober 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

No. 14/31/DPNP Jakarta, 31 Oktober 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/12/PBI/2012 tentang Laporan Kantor Pusat Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5349) dan dalam rangka menciptakan keseragaman dalam penyusunan dan penyampaian Laporan Kantor Pusat Bank Umum, yang selanjutnya disebut dengan Laporan, perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam Surat Edaran yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

I.

BANK PELAPOR

Yang termasuk sebagai Bank Pelapor meliputi:

1. Kantor pusat dari Bank yang berbadan hukum Indonesia, yaitu:

a. kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional;

b. kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah;

2. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri; dan

3. Unit Usaha Syariah.

(2)

II.

CAKUPAN LAPORAN

A. Laporan yang disusun secara mingguan adalah laporan proyeksi arus kas.

B. Laporan yang disusun secara bulanan terdiri atas laporan: 1. kegiatan kustodian;

2. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN);

3. penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik bulanan; 4. remittance Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan

Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia; 5. mutasi rekening pemerintah;

6. aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non Bank berupa produk keuangan luar negeri;

7. transaksi perbankan melalui delivery channel e-banking; 8. structured product berupa data:

a. outstanding transaksi structured product; b. transaksi structured product yang bermasalah; 9. pejabat eksekutif;

10. jaringan kantor; dan

11. laporan keuangan publikasi bulanan.

C. Laporan yang disusun secara triwulanan terdiri atas laporan: 1. penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik

triwulanan;

2. aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non Bank berupa data:

a. bancassurance; b. reksadana;

3. laporan keuangan publikasi triwulanan; dan

4. penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah.

(3)

D. Laporan yang disusun secara tahunan adalah laporan tenaga kerja perbankan.

III.

FORMAT LAPORAN

A. Format Laporan yang Disampaikan ke Bank Indonesia

Penyusunan Laporan mengacu pada Pedoman Penyusunan Laporan Kantor Pusat Bank Umum yang selanjutnya disebut Pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 dan Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan Kantor Pusat Bank Umum yang selanjutnya disebut Juknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2 yang merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, dengan menggunakan format sebagai berikut:

1. Laporan yang disusun secara mingguan berupa laporan proyeksi arus kas menggunakan Form 707.

2. Laporan yang disusun secara bulanan:

a. kegiatan kustodian menggunakan Form 101; b. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN):

1) transaksi SKBDN menggunakan Form 201;

2) pembelian wesel SKBDN menggunakan Form 202; 3) penjualan wesel SKBDN menggunakan Form 203; c. penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik

bulanan:

1) penerbit kartu kredit menggunakan Form 301;

2) penerbit selain kartu kredit menggunakan Form 302;

3) acquirer menggunakan Form 303;

4) infrastruktur menggunakan Form 304;

5) fraud APMK dan uang elektronik menggunakan Form 306;

(4)

d. remittance:

1) remittance dari TKI di luar negeri menggunakan Form 401;

2) remittance dari TKA di Indonesia menggunakan Form 402;

e. mutasi rekening pemerintah menggunakan Form 501; f. aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri

menggunakan Form 703;

g. transaksi perbankan melalui delivery channel e-banking menggunakan Form 704;

h. structured product berupa data:

1) outstanding transaksi structured product

menggunakan Form 705;

2) transaksi structured product yang bermasalah menggunakan Form 706;

i. pejabat eksekutif:

1) pengangkatan, pergantian, dan pemberhentian pejabat eksekutif menggunakan Form 801;

2) riwayat perkerjaan individual pejabat eksekutif menggunakan Form 802;

j. jaringan kantor menggunakan Form 807;

k. laporan keuangan publikasi bulanan menggunakan Form 901.

3. Laporan yang disusun secara triwulanan:

a. penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik triwulanan berupa penyelenggara kliring dan/atau penyelesaian akhir (settlement) menggunakan Form 305;

(5)

b. aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non Bank berupa data:

1) bancassurance menggunakan Form 701;

2) reksadana menggunakan Form 702;

c. laporan keuangan publikasi triwulanan menggunakan Form 902;

d. penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah:

1)

jenis produk dan permasalahan yang diadukan

menggunakan Form 601;

2)

pengaduan yang diselesaikan dalam masa laporan menggunakan Form 602;

3)

penyebab pengaduan menggunakan Form 603;

4)

publikasi negatif menggunakan Form 604;

5)

penyelesaian sengketa menggunakan Form 605. 4. Laporan yang disusun secara tahunan berupa data tenaga

kerja perbankan yang meliputi:

a.

struktur tenaga kerja menurut jenjang informasi pendidikan, status tenaga kerja, jenis kelamin, usia, pendidikan, dan jabatan menggunakan Form 803;

b.

perkembangan jumlah tenaga kerja pensiun, pensiun

dini, dan tenaga kerja yang diberhentikan menggunakan Form 804;

c.

prediksi jumlah kebutuhan pegawai berdasarkan jenis pekerjaan dan kualifikasi menggunakan Form 805;

d.

jumlah dan pelatihan karyawan menggunakan Form 806.

(6)

B. Format Laporan yang Disampaikan oleh Bank Pelapor

1. Kantor Pusat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional wajib menyampaikan laporan dengan format sebagai berikut: Form 101, Form 201, Form 202, Form 203, Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, Form 306, Form 401, Form 402, Form 501, Form 601, Form 602, Form 603, Form 604, Form 605, Form 701, Form 702, Form 703, Form 704, Form 705, Form 706, Form 707, Form 801, Form 802, Form 803, Form 804, Form 805, Form 806, Form 807, Form 901, dan Form 902.

2. Kantor Pusat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib menyampaikan laporan dengan format sebagai berikut: Form 101, Form 201, Form 202, Form 203, Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, Form 306, Form 401, Form 402, Form 501, Form 601, Form 602, Form 603, Form 604, Form 605, Form 701, Form 702, Form 704, Form 707, Form 801, Form 802, Form 803, Form 804, Form 805, Form 806, Form 807, Form 901, dan Form 902.

3. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional wajib menyampaikan laporan dengan format sebagai berikut: Form 101, Form 201, Form 202, Form 203, Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, Form 306, Form 401, Form 402, Form 501, Form 601, Form 602, Form 603, Form 604, Form 605, Form 701,

(7)

Form 702, Form 703, Form 704, Form 705, Form 706, Form 707, Form 801, Form 802, Form 803, Form 804, Form 805, Form 806, Form 807, Form 901, dan Form 902.

4. Unit Usaha Syariah wajib menyampaikan laporan dengan format sebagai berikut: Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, Form 306, dan Form 902.

C. Bank Pelapor yang Tidak Perlu Menyampaikan Format Laporan atas Kegiatan/Aktivitas Tertentu

1. Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan kustodian tidak menyampaikan Form 101.

2. Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan APMK dan uang elektronik tidak menyampaikan Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, dan Form 306.

3. Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan aktivitas bancassurance tidak menyampaikan Form 701.

4. Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan aktivitas sebagai agen penjual efek reksadana tidak menyampaikan Form 702.

5. Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri tidak menyampaikan Form 703.

6. Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan transaksi perbankan melalui delivery channel e-banking tidak menyampaikan Form 704.

7. Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan structured product tidak menyampaikan Form 705 dan Form 706.

IV. PENYAMPAIAN … ...

(8)

IV.

PENYAMPAIAN DAN KOREKSI LKPBU

A.

Batas Waktu Penyampaian dan Koreksi LKPBU

1. Batas Waktu Penyampaian Laporan yang Disusun Secara Mingguan

a. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.1 pada setiap hari Jumat. Contoh:

Laporan proyeksi arus kas periode tanggal 8-12 Oktober 2012 disampaikan pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012.

b. Dalam hal hari Jumat adalah hari libur maka laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III.A.1 disampaikan kepada Bank Indonesia pada Hari Kerja sebelumnya.

Contoh:

Laporan mingguan proyeksi arus kas yang seharusnya disampaikan pada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2012

menjadi disampaikan pada hari Kamis tanggal 25 Oktober 2012, karena tanggal 26 Oktober 2012

merupakan hari libur.

2. Batas Waktu Penyampaian Laporan yang Disusun Secara Bulanan

a. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.2.a, butir III.A.2.b, butir III.A.2.d, butir III.A.2.e, butir III.A.2.g, butir

III.A.2.h, butir III.A.2.i, dan butir III.A.2.j paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan laporan berikutnya

(9)

Contoh:

Laporan, form header, dan/ atau koreksi laporan kegiatan kustodian bulan Oktober 2012 disampaikan paling lambat pada hari Rabu tanggal 7 November 2012.

b. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.2.k paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal 2 (dua) bulan laporan berikutnya. Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi laporan keuangan publikasi bank bulan Oktober 2012

disampaikan paling lambat pada hari Jumat tanggal 7 Desember 2012.

c. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form

header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.2.c dan butir III.A.2.f paling lambat tanggal 15 pada bulan laporan berikutnya.

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi laporan penerbit kartu kredit bulan Desember 2012

disampaikan paling lambat pada hari Selasa tanggal 15 Januari 2013.

d. Dalam hal tanggal 15 jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka laporan, form header, dan/atau koreksi laporan disampaikan kepada Bank Indonesia pada Hari Kerja berikutnya.

(10)

Contoh:

Laporan, form header, dan/atau koreksi laporan penerbit kartu kredit bulan Oktober 2012 disampaikan paling lambat hari Jumat tanggal 16 November 2012, karena tanggal 15 November 2012 merupakan hari libur.

3. Batas Waktu Penyampaian Laporan yang Disusun Secara Triwulanan

a. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form

header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.3.d paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan April untuk triwulan I, 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Juli untuk triwulan II, 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Oktober untuk triwulan III, dan 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Januari untuk triwulan IV.

Contoh:

Laporan penanganan dan pengaduan nasabah untuk triwulan III tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 5 Oktober 2012. Data yang dilaporkan merupakan akumulasi data dari tanggal 1 Juli 2012 sampai dengan tanggal 30 September 2012.

b. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.3.a dan butir III.A.3.b paling lambat pada tanggal 15 bulan April untuk triwulan I,

tanggal 15 bulan Juli untuk triwulan II, tanggal 15 bulan Oktober untuk triwulan III, dan

tanggal 15 bulan Januari untuk triwulan IV. .

(11)

Contoh:

Laporan penyelenggara kliring dan/atau penyelesaian akhir (settlement) untuk triwulan III tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 Oktober 2012.

c. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.3.c paling lambat tanggal

15 bulan Mei untuk triwulan I, tanggal 15 bulan Agustus untuk triwulan II, tanggal 15 bulan November untuk triwulan III, dan tanggal 15

bulan April untuk triwulan IV. Contoh:

1) Laporan keuangan publikasi bank untuk triwulan III posisi akhir bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 November 2012.

2) Laporan keuangan publikasi bank untuk triwulan IV posisi akhir bulan Desember 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 April 2013.

d. Dalam hal tanggal 15 jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c disampaikan kepada Bank Indonesia pada Hari Kerja berikutnya.

Contoh:

Laporan, form header dan/atau koreksi laporan penyelenggara kliring dan/atau settlement untuk triwulan II tahun 2012 paling lambat disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 15 Juli 2012, namun karena tanggal 15 Juli 2012 jatuh pada

(12)

hari Minggu, maka laporan tersebut paling lambat disampaikan pada hari Senin tanggal 16 Juli 2012.

4. Batas Waktu Penyampaian Laporan yang Disusun Secara Tahunan

Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III.A.4 paling lambat pada tanggal 15 Februari tahun berikutnya.

Contoh:

Laporan, form header dan/atau koreksi laporan tenaga kerja tahun 2012 disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat pada tanggal 15 Februari 2013.

Dalam hal tanggal 15 Februari jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur maka laporan, form header, dan/atau koreksi laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III.A.4 disampaikan kepada Bank Indonesia pada Hari Kerja berikutnya.

B.

Tata Cara Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi Laporan

1. Sebelum menyampaikan Laporan, Bank Pelapor melakukan validasi teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Juknis sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 2.

2. Bank Pelapor wajib menyampaikan form sesuai dengan jenis Laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III.A. 3. Dalam hal Bank Pelapor tidak memiliki data Laporan

sebagaimana dimaksud dalam butir III.A yang wajib disampaikan selama periode Laporan, Bank Pelapor tetap

(13)

wajib menyampaikan Laporan dengan cara menyampaikan form header.

4. Kewajiban menyampaikan form header sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku bagi Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan kustodian, kegiatan APMK dan uang elektronik, aktivitas bancassurance, aktivitas sebagai agen penjual efek reksadana, aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri, transaksi perbankan melalui delivery channel e-banking dan kegiatan structured product.

5. Dalam hal Bank Pelapor melakukan merger atau konsolidasi dengan Bank Pelapor lain namun secara operasional belum efektif berlaku, masing-masing Bank Pelapor peserta merger atau konsolidasi tetap wajib menyampaikan Laporan sebelum dilakukan merger atau konsolidasi secara operasional.

Contoh:

Apabila pada tanggal 22 Juli 2013 Bank Pelapor X secara operasional telah melakukan merger atau konsolidasi dengan Bank Pelapor Y, maka masing-masing Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan bulan Juni 2013. Sementara itu, Laporan bulan Juli 2013 merupakan Laporan konsolidasi atau gabungan yang dilaporkan oleh Bank Pelapor hasil merger atau konsolidasi.

Contoh:

Apabila pada tanggal 22 Juli 2013 Bank Pelapor X secara operasional telah melakukan merger atau konsolidasi dengan Bank Pelapor Y, maka Laporan triwulan III tahun 2013 merupakan Laporan konsolidasi atau

(14)

gabungan yang dilaporkan oleh Bank Pelapor hasil merger atau konsolidasi.

C.

Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi Laporan Secara On-Line

1. Sistem LKPBU secara On-Line digunakan untuk penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sampai dengan akhir bulan periode penyampaian Laporan.

Contoh:

a. Bank Pelapor wajib menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan kegiatan

kustodian bulan September 2012 secara On-line paling lambat 5 (lima) hari kerja pada awal bulan Oktober 2012. Sistem LKPBU secara On-Line hanya dapat digunakan untuk penyampaian laporan, form header, dan/atau koreksi laporan kegiatan kustodian sampai dengan akhir bulan Oktober 2012.

b. Bank Pelapor menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan bancassurance untuk triwulan III tahun 2012 secara On-Line paling lambat tanggal 15 Oktober 2012. Sistem LKPBU secara On-Line hanya dapat digunakan untuk penyampaian laporan, form header, dan/atau koreksi laporan bancassurance sampai dengan akhir bulan Oktober 2012.

c. Bank Pelapor menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan tenaga kerja perbankan untuk tahun 2012 secara On-Line paling lambat tanggal 15 Februari 2013. Sistem LKPBU secara On-Line hanya

(15)

dapat digunakan untuk penyampaian laporan, form header, dan/atau koreksi laporan tenaga kerja

perbankan sampai dengan akhir bulan Februari 2013. 2. Khusus untuk laporan proyeksi arus kas sebagaimana

dimaksud dalam butir III.A.1, Sistem LKPBU secara On-Line hanya dapat digunakan sampai dengan 2 (dua) Hari Kerja setelah hari Jumat.

Contoh:

Bank Pelapor menyampaikan laporan, form header, dan/atau koreksi laporan proyeksi arus kas untuk periode tanggal 8-12 Oktober 2012 secara On-Line pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012. Sistem LKPBU secara On-Line hanya dapat digunakan untuk penyampaian laporan, form header, dan/atau koreksi laporan proyeksi arus kas sampai dengan tanggal 9 Oktober 2012.

D.

Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi Laporan Secara Off-Line

1. Penyampaian Secara Off-Line Karena Melampaui Batas Waktu Penyampaian Secara On-Line

Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang dilakukan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf C dilakukan secara Off-Line.

2. Penyampaian Secara Off-Line Karena Gangguan Teknis a. Dalam hal Bank Pelapor mengalami gangguan teknis

pada batas waktu penyampaian Laporan, Bank Pelapor wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai gangguan teknis yang dialami pada hari terjadinya gangguan teknis.

(16)

b. Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a ditandatangani oleh pejabat Bank Pelapor berwenang dan disampaikan kepada:

1) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau

2) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 dengan

tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor yang

berkedudukan di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.

c. Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line karena gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off-Line kepada Bank Indonesia dengan alamat:

1) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia paling lambat pukul 10:00 WIB pada Hari Kerja berikutnya; atau

2) Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia paling lambat pukul 10:00 waktu setempat pada Hari Kerja berikutnya.

(17)

Contoh:

Pada tanggal 5 November 2012 Bank Pelapor X mengalami gangguan teknis sehingga tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line, maka Bank Pelapor X wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi

Laporan secara Off-Line paling lambat tanggal 6 November 2012 pukul 10:00 waktu setempat.

d. Dalam hal terjadi gangguan teknis di Bank Indonesia, Bank Indonesia akan memberitahukan secara tertulis dan/atau menggunakan sarana lainnya kepada Bank Pelapor.

e. Dalam hal gangguan teknis terjadi pada batas waktu penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam butir IV.A.1.a,

butir IV.A.1.b, butir IV.A.2.a, butir IV.A.2.b, butir IV.A.2.c, butir IV.A.2.d, butir IV.A.3.a, butir IV.A.3.b, butir IV.A.3.c, butir IV.A.3.d, dan butir IV.A.4, Bank Pelapor wajib menyampaikan

Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan pada Hari Kerja berikutnya secara Off-Line.

f. Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan karena keadaan memaksa (force majeure) wajib segera memberitahukan secara tertulis disertai penjelasan mengenai penyebab terjadinya keadaan memaksa (force majeure) yang ditandatangani oleh pejabat Bank Pelapor yang berwenang kepada Bank Indonesia dengan alamat:

(18)

1) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau

2) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 dengan

tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor yang

berkedudukan di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.

V.

PENYAMPAIAN PERTANYAAN

Bank Pelapor dapat menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem, materi, dan/atau ketentuan Laporan kepada Bank Indonesia sebagai berikut:

1. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Grup Neraca Pembayaran mengenai materi Form 101, Form 401, dan Form 402.

2. Departemen Internasional, Grup Kerjasama dan Studi

Multilateral mengenai materi Form 201, Form 202, dan Form 203.

3. Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, Divisi Perizinan dan Informasi Sistem Pembayaran dan Divisi

Pengawasan Sistem Pembayaran mengenai materi Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, dan Form 306.

4. Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Grup Kebijakan Moneter mengenai materi Form 501.

5. Departemen Investigasi dan Mediasi Perbankan, Divisi Mediasi Perbankan mengenai materi Form 601, Form 602, Form 603, Form 604, dan Form 605.

(19)

6. Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan mengenai materi Form 701, Form 702, Form 703, Form 704, Form 705, Form 706, dan Form 707.

7. Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan mengenai materi Form 801, Form 802, Form 803, Form 804, Form 805, Form 806, Form 807, Form 901, dan Form 902.

8. Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aplikasi dan otomasi sistem

penyampaian Laporan dan akses Sistem LKPBU di Bank Indonesia.

Pertanyan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal tersebut di atas disampaikan melalui Helpdesk Bank Indonesia dengan nomor telepon (021) 381-8000.

VI.

SANKSI

Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Bank Pelapor mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh Bank Pelapor dan besarnya sanksi kewajiban membayar yang dikenakan.

VII.

PENUTUP

Dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini maka:

1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/3/UKMI tanggal 8 Februari 2008 perihal Laporan Kantor Pusat Bank Umum; dan

2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/18/DPNP tanggal 16 Juli 2009 perihal Pelaporan Structured Product,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 1 November 2012.

(20)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman

Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Demikian agar Saudara maklum.

BANK INDONESIA,

MULYA E. SIREGAR KEPALA DEPARTEMEN

PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

Referensi

Dokumen terkait

Pembukaan rekening secara online pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Padang Panjang merupakan suatu hal yang menarik untuk penulis tetili dikarenakan jumlah

Terkait dengan upaya asset racing bisa saja dilakukan dengan satuan-satuan kerja teknis atau operasional terkait lainnya. Akan tetapi dikhawatirkan terlalu terbebani dengan penanganan

Perumusan stok optimum persediaan dilakukan dengan memperhitungkan siklus distribusi rata-rata pemakaian, waktu tunggu serta ketentuan mengenai stok pengaman. Rencana

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan data hasil analisis gerak lemparan ke dalam dengan awalan pada pemain sepakbola Fatahillah 354 Surabaya

Yield kandungan lipid/minyak dan asam lemak hasil ekstraksi Bligh-dyer dan Bligh-dyer Modifikasi menunjukkan bahwa kedua metode ini lebih efektif digunakan untuk

Kuesioner ini bertujuan untuk pencarian data yang digunakan untuk penyelesaian skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemamapuan berpikir analitik matematis merupakan kemampuan menguraikan masalah matematika menjadi unsur-unsur

diketahui nilai R square adalah 0,254 dan 0,304, hal ini menunjukkan bahwa persamaan 1 sebesar 25,4 persen variasi variabel Pertumbuhan Ekonomi dapat dijelaskan