• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN HUKUMAN UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMA NEGERI 3 WONOGIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN HUKUMAN UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMA NEGERI 3 WONOGIRI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN HUKUMAN

UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN

DI SMA NEGERI 3 WONOGIRI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Fenti Dwi Haryanti

C9608

024

JURUSAN DIPLOMA III BAHASA CHINA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011

(2)

commit to user ii

(3)

commit to user iii

(4)

commit to user iv

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah: 6)

“Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah”

(Nabi Muhammad SAW)

“Kitalah armada masa depan yang akan mengukir dunia, raih semua bintang dan tebarkan sinarnya terangi semesta. Hempaskan ragu dan kegalauan, gapailah

semua angan mimpimu” (Armada Masa Depan, ADA Band)

朋友一生一起走,那些日子不再有,一句话、一辈子、一生情、一杯酒

朋友不增孤单过,一声朋友你会懂,还有伤 、还有痛、还要走、还有我

(5)

commit to user v

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini, kupersembahkan untuk:

Ayah, ibu dan seluruh keluargaku untuk segenap kasih sayang,

perhatian serta doa yang tiada henti terucap untukku,

Bapak/ ibu guru, dosen dan laoshi, terima kasih untuk segala

bimbingan dan pelajaran yang sangat berharga,

Wo zui ai de nan pengyou yang selalu ada untukku, terima kasih

untuk segala kesabaran dan semangat untukku,

Sahabat – sahabatku sejak di bangku sekolah dan teman - teman d3

bahasa China lainnya, zhu women chenggong!

(6)

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir dengan judul Pemberian Hukuman dan Penghargaan untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiriini, yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai sebutan Ahli Madya Bahasa China pada program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis menyadari tanpa bantuan berbagai pihak, penulis akan merasa kesulitan dalam menyelesaikan kerja praktek maupun dalam penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Sentosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program D3 Bahasa China, Pembimbing Akademik, dan Pembimbing II.

3. Pan Shaoping Laoshi selaku pembimbing I, yang telah banya memberikan pengarahan selama penyusunan TA.

4. Dalimin, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Wonogiri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan kesempatan mengambil data yang ada di sekolah.

(7)

commit to user vii

5. Ibu Wahyu Retno R, A.Md selaku Guru Pembimbing di SMA Negeri 3 Wonogiri.

6. Ibu dan ayah (alm), selaku orang tua yang telah bekerja keras untuk membiayaiku dan selalu memberiku semangat.

7. Semua teman dari D3 Bahasa China angkatan 2008 baik kelas A maupun kelas B, maaf mungkin tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhirnya hanya dengan ucapan terima kasih yang sebesar–besarnya yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah memberi balasan sesuai amal kebaikannya.

Surakarta, Juni 2011

(8)

commit to user viii

ABSTRAK

Fenti Dwi Haryanti, 2011. Pemberian Penghargaan dan Hukuman untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiri. Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Praktek kerja lapangan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kesulitan siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Mandarin, sedangkan waktu belajar yang sangat sedikit di kelas. Rumusan masalahnya adalah bagaimana pemberian hukuman dan penghargaan dapat membantu siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Mandarin. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian hukuman dan penghargaan dapat membantu siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Mandarin. Kendala dalam penerapan metode ini adalah, siswa yang menerima hukuman lebih banyak dan sering terlambat mengumpulkan tugas, tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan selalu memotivasi siswa untuk lebih rajin belajar dan mengumpulkan nilai tambahan sewaktu pelajaran berlangsung .

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi, wawancara dengan guru dan siswa SMA Negeri 3 Wonogiri, dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hukuman dan penghargaan dapat membantu siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Mandarin. Hukuman yang berupa tugas– tugas dapat membantu siswa mengingat kosakata yang dipelajari, sedangkan penghargaan yang penulis berikan berupa nilai tambah, dapat mendorong semangat siswa untuk belajar, mendapat nilai baik, dan melakukan hal baik lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan hasil ulangan siswa meningkat rata- rata 83,67% jika dibandingkan dengan nilai pretest sebelum penerapan metode ini. Kendala yang ada yaitu siswa kurang memahami materi pelajaran, solusi yang diberikan untuk mengatasi kendala tersebut dengan mengulang- ulang materi pelajaran dan memotivasi siswa agar memiliki kemauan belajar yang tinggi.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah hukuman dan penghargaan dapat membantu siswa dalam belajar, karena dapat menjadi motivasi siswa untuk lebih rajin belajar.

(9)

commit to user x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... iii

MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 6

E. Metode Pengumpulan Data... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Pengertian Mengajar... 8

(10)

commit to user xi

C. Pengertian Penghargaan dan Hukuman... 10

1. Penghargaan... 10

2. Hukuman atau Sanksi... 11

D. Pengertian Belajar... 13

E. Pengertian Bahasa... 15

F. Pengertian Kosakata... 15

BAB III PEMBAHASAN... 17

A. Gambaran Umum Sekolah... 17

1. Sejarah Sekolah SMA Negeri 3 Wonogiri... 17

2. Visi dan Misi Sekolah... 22

3. Struktur Organisasi Sekolah... 23

4. Kegiatan Ekstrakurikuler... 23

B. Kegiatan Selama Magang... 24

1. Observasi Kelas... 24

2. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 26

3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar... 39

4. Bentuk- Bentuk Pemberian Penghargaan dan Hukuman selama Pelaksanaan Pembelajaran... 41

C. Evaluasi... 41

D. Kendala – Kendala Pada Saat Pembelajaran... 46

(11)

commit to user xii

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 49

A. Kesimpulan... 49

B. Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA... 52

DAFTAR WEBSITE... 53

(12)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Jadwal Pertemuan di Kelas... 25

Tabel 3. 2. Daftar Nilai Kelas X1... 43

Tabel 3. 3. Daftar Nilai Kelas X2... 44

(13)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa adalah alat komunikasi terpenting, tak ada satu orang pun dan tak ada satu pun bangsa yang mampu tidak menggunakan bahasa dalam kehidupannya. Sejarah telah membuktikan, suatu bangsa harus belajar dan menguasai bahasa bangsa lain. Begitu pula bangsa Indonesia yang telah lama mempelajari bahasa-bahasa negara lain, contohnya bahasa Inggris dan bahasa Arab, kini mulai beranjak untuk mengenal bahasa Mandarin.

Bahasa Mandarin adalah salah satu bahasa terpenting di dunia, apalagi sekarang bangsa China telah mengalami kemajuan ekonomi yang sangat pesat. Kemajuan ekonomi China dapat dibuktikan banyaknya produk-produk dari negara China yang telah beredar di pasar dunia.

Banyak negara yang telah mempelajari dan mengajarkan bahasa Mandarin di sekolah sekolah, begitupun dengan bengsa Indonesia. Seiring dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan komunikasi, bangsa Indonesia telah menambahkan meteri pelajaran Bahasa Mandarin ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah. Kini banyak sekolah yang telah mengajarkan Bahasa Mandarin, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA maupun sekolah- sekolah kejuruan yang ada di Indonesia.

(14)

commit to user

SMA Negeri 3 Wonogiri adalah salah satu sekolah yang menyadari pentingnya Bahasa Mandarin. Sejak tahun 2009 kurikulum bahasa Mandarin sudah mulai diajarkan. Akan tetapi pengajaran bahasa Mandarin hanya untuk kelas X dan XI saja. Hal ini dimaksudkan agar siswa kelas XII dapat mempersiapkan ujian nasional dengan baik.

Dengan kesadaran akan pentingnya bahasa Mandarin itulah, maka penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktik kerja lapangan di SMA Negeri 3 Wonogiri. Selama praktik kerja lapangan berlangsung, penulis bertanggung jawab untuk mengajar sebagian kelas X. Sehubungan kondisi pembelajaran bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiri yang hampir semua siswanya belum pernah mempelajari bahasa Mandarin, maka tugas penulis sebagai penyampai ilmu mengupayakan untuk dapat memilih dan mengkombinasikan metode mengajar dengan sumber belajar atau media pengajaran yang ada untuk disampaikan.

Dengan latar belakang siswa yang belum pernah mengenal bahasa Mandarin sebelumnya, banyak alasan bagi mereka untuk mengatakan bahwa bahasa Mandarin adalah bahasa yang sulit dan tidak mungkin mereka bisa kuasai. Mereka pun beranggapan bahwa bahasa Mandarin sangat ruwet dan tingkat kesulitan yang ada pada bahasa Mandarin melebihi tingkat kesulitan pelajaran- pelajaran lain. Mereka menganggap tidak sesederhana bahasa Inggris, jadi penggunaan bahasa Mandarin bila dibandingkan dengan penggunaan bahasa Mandarin lebih jarang digunakan. Padahal, dalam

(15)

commit to user

mempelajari bahasa, diperlukan ketekunan dan pembiasaan penggunaan, demikian juga dalam pembelajaran bahasa Mandarin.

Dalam pembelajaran bahasa Mandarin, diperlukan ketekunan agar dapat terampil menggunakan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dengan minimnya penggunaan bahasa Mandarin dalam percakapan sehari-hari mereka, tidak mustahil siswa-siswa menemukan banyak kesulitan dalam mempelajari bahasa Mandarin.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis kepada guru pamong ketika kegiatan belajar dapat diketahui bahwa guru pamong menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab dalam setiap kegiatan belajar mengajar Bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiri. Maka selama praktik kerja lapangan, penulis mencoba mempraktikan metode ceramah dan metode tanya jawab sebagai metode pengajaran yang utama.

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.

Metode tanya jawab adalah metode yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung dua arah antara guru dengan murid, dengan cara guru bertanya dan murid menjawab. Akan tetapi dengan banyaknya siswa yang seakan-akan mengabaikan pelajaran, maka penulis menerapkan metode pemberian penghargaan dan hukuman kepada siswa, dengan tujuan agar siswa lebih memperhatikan materi pelajaran dan tugas yang diberikan oleh penulis.

(16)

commit to user

Pemberian penghargaan seperti pujian atau perlakuan khusus bila anak melakukan sesuatu yang baik, mempunyai nilai yang positif dalam mendorong anak berusaha berbuat lebih baik lagi lain kali. Akan tetapi pemberian pujian dan perlakuan istimewa pun harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

Pemberian hukuman juga harus dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Hukuman juga harus bersifat lebih mendidik, bukan malah menimbulkan kebencian dan rasa dipermalukan. Hukuman yang diberikan harus proporsional dengan tingkat pelanggaran, dan anak harus dibuat mengerti mengapa hal yang dilakukan itu salah

Konsistensi dalam memberikan hukuman atau ganjaran pun penting. Untuk kesalahan yang sama berikan hukuman yang sama, dan sebaliknya juga untuk hal yang baik. Apa yang benar dan baik hari ini, akan tetap benar esok hari. Jangan apa yang hari ini benar dan baik, besoknya menjadi hal yang dianggap salah dan patut dihukum.

Penghargaan dan sanksi (reward and punishment) dapat dilakukan secara lisan (berupa pujian atau peringatan). Setelah itu, apresiasi dan hukuman dapat berupa berbagai macam bentuk yang lebih kreatif. Yang terpenting, sanksi tidak sampai menyakiti fisik siswa. Begitu pula, penghargaan tidaklah perlu berlebihan. Semuanya harus patut dan sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

Metode hukuman yang penulis berikan kepada siswa merupakan hukuman yang berguna untuk membangkitkan daya ingat dan kedisiplinan

(17)

commit to user

siswa, yaitu dengan cara memberikan sejumlah soal bagi siswa. Dengan mengerjakan berbagai macam soal yang diberikan oleh penulis, maka siswa juga dapat mempelajari banyak hal dari soal- soal tersebut.

Begitu pula dengan penghargaan yang penulis berikan yang berupa kalimat pujian bagi siswa yang mendorong siswa untuk kembali melakukan hal yang baik. Metode pemberian penghargaan dan hukuman ini termasuk dalam salah satu metode pembelajaran konvensional.

Dengan melihat latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penulisan Tugas Akhir, “Pemberian Penghargaan dan Hukuman untuk Mengatasi kesulitan Siswa dalam Pembelajarn Kosakata Bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiri”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah metode pemberian penghargaan dan hukuman dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin?

2. Apa sajakah yang menjadi hambatan dalam penerapan metode pemberian penghargaan dan hukuman, dan bagaimanakah solusi untuk mengatasinya?

(18)

commit to user Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian penghargaan dan hukuman bagi perkembangan hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui hambatan yang timbul dalam penerapan metode pemberian penghargaan dan hukuman bagi siswa sehingga dapat menemukan solusi untuk mengatasi hambatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di SMA Negeri 3 Wonogiri selama 2 bulan, penulis mendapatkan beberapa manfaat. Adapun manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan tersebut adalah :

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian yang berupa laporan tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dalam sistem pembelajaran bahasa Mandarin, khususnya dalam pembelajaran kosakata baru (shengci).

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam memberi solusi penanganan masalah yang dihadapi peserta didik dalam belajar Bahasa Mandarin.

(19)

commit to user

Siswa dapat belajar mandiri, disiplin dan memahami materi dengan lebih matang dalam mempelajari bahasa Mandarin.

c. Bagi penulis

Penulis mendapatkan pengalaman kerja sebagai seorang guru dari berbagai jenis karakter siswa yang berbeda-beda, serta mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penulisan laporan tugas akhir.

E. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Selama melaksanakan praktik, penulis melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekolah dan suasana kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, khususnya terhadap kelas X1, X2, dan X6.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data oleh peneliti melalui wawancara secara langsung antara peneliti dengan informan untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan memperoleh data yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan dalam penelitian. Penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, guru pamong dan siswa SMA Negeri 3 Wonogiri. c. Studi Pustaka

(20)

commit to user

Studi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memanfaatkan referensi atau buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan data yang akan digunakan sebagai landasan dalam membahas kenyataan yang ditemui dalam penelitian dan mempertanggungjawabkan evaluasi dalam pembahasan masalah.

(21)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Mengajar

Mengajar adalah perbuatan kompleks yang merupakan pengitegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai. Penyajian prinsip- prinsip belajar, berbagai teori dan strategi mengajar, rancangan instruksional adalah merupakan contoh pembentukan kemampuan tersebut.

Keterampilan dasar merupakan keterampilan yang kompleks pula, yag pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Menurut hasil penelitian (Turney, 1973) terdapat keterampilan kegiatan belajar mengajar. Kedelapan keterampilan tersebut adalah:

1. Bertanya, 2. Memberi penguatan, 3. Mengadakan variasi, 4. Menjelaskan, 5. Membuka pelajaran, 6. Menutup pelajaran,

7. Membimbing diskusi kelompok kecil, 8. Mengajar kelompok kecil individual.

(22)

commit to user

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (1979:3), instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Sedangkan mengajar menurut Sunaryo adalah, “suatu kegiatan agar proses belajar seseorang atau sekelompok orang dapat terjadi, untuk keperluan tersebut seorang guru seharusnya membuat suatu sistem lingkungan sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien” (Sunaryo, 1989: 10).

Dengan demikian, istilah mengajar dalam pengertian ini adalah menciptakan situasi dan kondisi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Suatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif, bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses belajar yaitu siswa, guru, kurikulum, metode, sarana prasarana, serta lingkungan saling mendukung.

B. Macam – Macam Metode Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, terdapat banyak macam metode pembelajaran. Tetapi pada intinya, metode pembelajaran ada 2, yaitu metode pembelajaran modern yang terdapat inovasi di dalamnya, dan metode pembelajaran konvensional yang sering digunakan. Namun dalam penerapan metode-metode pembelajaran, dapat pula memberikan penghargaan dan hukuman bagi siswa untuk memperkenalkan kepada siswa hal yang harus dan tidak harus dilakukan.

(23)

commit to user

Metode konvensional ada beberapa jenis metode pembelajaran, antara lain: a. Metode ceramah

b. Metode tanya jawab c. Metode diskusi

C. Pengertian Penghargaan dan Hukuman

Penghargaan dan hukuman (reward and punishment) adalah salah satu metode pendidikan penting dalam memperkenalkan nilai baik dan buruk sejak dini pada anak. Karena tanpa itu anak tidak akan pernah tahu yang mana perilaku yang perlu terus dipupuk dan mana yang harus dihindari. Dalam Islam juga dikenal konsep pahala dan dosa, sorga dan neraka. Yang pada intinya bertujuan sama yakni untuk menjadikan seorang muslim termotivasi untuk berbuat kebajikan dan menjauhi perilaku tercela (El Ukhuwah, 2011).

1. Penghargaan (Reward)

Pengertian istilah reward dapat diartikan sebagai alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi siswa dan sebagai hadiah terhadap perilaku yang baik dari anak dalam proses pendidikan.

Pemberian ganjaran seperti pujian atau perlakuan khusus bila siswa melakukan sesuatu yang baik, mempunyai nilai yang positif dalam mendorong siswa berusaha berbuat lebih baik lagi lain kali.

Ada berbagai macam bentuk penghargaan. Mulai dari pujian secara lisan, sampai dengan memperlakukan siswa dengan manis. Hal yang perlu

(24)

commit to user

diingat adalah bahwa penghargaan yang diberikan haruslah baik dan tepat serta mengena pada tujuan. Tujuan tersebut antara lain adalah:

a. agar tahu bahwa perilakunya itu positif,

b. agar ia semakin termotivasi untuk melakukan hal yang sama di kemudian hari.

2. Hukuman atau Sanksi (Punishment)

Hukuman hukuman (punishment) adalah tindakan yang diberikan oleh pendidik terhadap anak didik yang telah melakukan kesalahan, dengan tujuan agar anak didik tidak akan mengulanginya lagi dan akan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat. Hukuman yang diberikan kepada anak didik adalah hukuman yang edukatif yang berarti pemberian nestapa pada diri anak didik akibat dari kesalahan dari perbuatannya atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan tata nilai yang diberlakukan dalam lingkungan hidupnya. (Suwarno, 2002:115).

Memberikan sanksi tidaklah semudah memberikan penghargaan. Karena sanksi bertujuan agar anak menghentikan dan merubah kelakuannya yang buruk tersebut. Ada pendapat yang membedakan hukuman itu menjadi dua macam, yaitu:

1. Hukuman preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud untuk mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran, intinya bermaksud memberi suatu peringatan.

2. Hukuman represif, yaitu hukuman yang dilakukan oleh adanya pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan, jadi hukuman dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan.

(25)

commit to user

Hukuman preventif dan represif dipergunakan untuk menyifati alat-alat pendidikan. Dengan demikian maka contoh perintah, larangan, pengawasan, perjanjian, dan ancaman merupakan alat pendidikan preventif, sedangkan ganjaran dan hukuman merupakan alat pendidikan represif (Purwanto, 2007: 189).

D. Pengertian Belajar

Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.

Menurut Slameto belajar adalah, “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 1995:2). Selanjutnya Winkel berpendapat bahwa, “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant” (Winkel, 1996:53). Kemudian Hamalik mendefinisikan, “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan” (Hamalik, 1993: 28).

Pada dasarnya belajar merupakan suatu proses yang aktif memerlukan dorongan dan bimbingan kearah tercapainya tujuan yang dikehendaki. Belajar

(26)

commit to user

membawa perubahan pada individu yang belajar, perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang (Nasution, 1995: 35).

Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :

1. Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.

2. Kecakapan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. 3. Strategi kognitif, kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan

pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.

4. Sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap

(27)

commit to user

adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

5. Kecakapan motorik, ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

E. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat utama yang digunakan oleh seseorang dalam lingkungan masyarakat sosial untuk bertukar informasi. Suatu bangsa membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi dan bertukar informasi, karena itulah suatu bangsa sering memberikan bahasanya kepada bangsa lain (Tarigan, 1990: 29).

F. Pengertian Kosakata

Harimurti Kridalaksana (1984: 110) menyatakan bahwa kosakata adalah kekayaan atau perbendaharaan kata yang dimiliki oleh seseorang. Kekayaan kosakata itu berada dalam ingatannya, yang segera akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca.

Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata

(28)

commit to user

seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif (http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata Akses 22 Maret 2011).

(29)

commit to user

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Sekolah SMA Negeri 3 Wonogiri

SMA Negeri 3 Wonogiri di buka pada tahun 1989 sebagai alih fungsi dari SPG Negeri Wonogiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 5 Juni 1989 Nomor : 0342/U/89 yang pada waktu itu masih menempati dua gedung yaitu satu dibekas SPG Negeri Wonogiri dan yang satu menempati unit gedung baru yang beralamat di Jalan Ki Mangunsarkoro, RT.02 RW.VII Kaloran, Giritirto, Wonogiri.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0426/O/1991 tertanggal 15 Juli 1991 resmi menjadi SMA Negeri 3 Wonogiri terhitung mulai tanggal 1 Juli 1991 dan ditetapkan sebagai hari kelahiran SMA Negeri 3 Wonogiri.

Sejak dibukanya SMA Negeri 3 Wonogiri tahun 1989 yang dipimpin oleh Bapak Drs. Soekijo sampai dengan tahun 1994 pada waktu tersebut jumlah penerimaan siswa baru dimulai dengan empat kelas selanjutnya meningkat lima kelas sampai dengan tahun 1995 dan mulai tahun 1996 hingga sekarang SMA Negeri 3 Wonogiri menerima siswa baru tujuh kelas. Bapak Drs. Soekijo karena

(30)

commit to user

pensiun digantikan oleh Bapak Drs. R. Koesnioto, BA yang menjabat dari tahun 1994 sampai tahun 1994.

Pada tahun 1994 SMA Negeri 3 Wonogiri dipimpin oleh Bapak Drs. Martoyo hingga tahun 1999. Setelah Bapak Drs. Martoyo pensiun SMA Negeri 3 Wonogiri dalam menunggu penggantinya diampu oleh Bapak Drs. Sumadi pada tahun 1999. Pada tahun 2000 diangkatlah Bapak Drs. Suhardo sebagai kepala SMA Negeri 3 Wonogiri sampai dengan tahun 2003 dikarenakan beliau mutasi ke SMA Negeri 1 Wonogiri dan selanjutnya kepemimpinan beralih kepada Bapak Drs. Subagyo. Selama masa kepemimpinan Bapak Drs. Subagyo untuk memenuhi kebutuhan sarana penunjang siswa dibangunlah garasi, lab. Komputer, talud, pagar serta lapangan tenis agar dapat memaksimalkan bakat siswa. Pada tahun 2006 ada peralihan masa kepemimpinan dari SMA Negeri 3 Wonogiri dengan SMA Negeri 1 Purwantoro yang dipimpin oleh Bapak Drs. H. Hasim Koiman, M.Pd dan sekarang beliau digantikan oleh Bapak Dalimin S.Pd, M.Pd.

Dalam kepemimpinan beliau, beliau bekerja sama dengan pengurus komite sekolah mulai merintis dan membangun masjid serta merehab beberapa ruang kelas hingga membangun sebuah gedung berlantai dua yang berfungsi sebagai ruang guru dan ruang kepala sekolah serta membenahi berbagai macam pembangunan yang pada dasarnya sebagai pendukung Wawasan Wiyata Mandala serta peningkatan mutu pembelajaran di SMA Negeri 3 Wonogiri khususnya dan pada umumnya di kabupaten Wonogiri, yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi mulai dikembangkan sehingga sekolah bekerja sama

(31)

commit to user

dengan Pustekom UNS dan Smart Link membuka program Smart School yang di dalamnya termuat SMS Gateway, SMS education, SIAKAD, Smart Card.

Program tersebut juga memberikan akses kepada masyarakat luas untuk lebih mengenal SMA Negeri 3 Wonogiri melalui pintu akses manapun baik melalui internet www.sekolah-kita.net maupun sms ke 3011.

Dalam rangka menyongsong era global SMA Negeri 3 Wonogiri menyelenggarakan pendidikan yang membekali dan mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional merintis Sekolah Kategori Mandiri sekaligus menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ke dalam Sekolah Kategori Mandiri dan bertaraf Internasional.

2. Lingkungan Fisik Sekolah

SMA Negeri 3 Wonogiri terletak di bawah kaki Gunung Gandul di Kabupaten Wonogiri, lingkungan sekolah yang sangat dekat dengan pegunungan dan hutan inilah yang membuat sekolah sangat alami, karena itulah sekolah ini mendapat julukan “sogun” atau “sekolah sorgunung” (sekolah yang berada di kaki gunung).

SMA Negeri 3 Wonogiri pun memiliki fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar para siswa dan guru, antara lain:

a. Laboratorium fisika, kimia, dan biologi serta komputer b. Perpustakaan

c. Koperasi d. UKS

(32)

commit to user e. Mushola

f. Ruang multimedia

g. Ruang keagamaan nonislam h. Ruang karawitan

i. Lapangan tenis dan lapangan basket j. Hotspot area,

Keberadaan internet di SMA Negeri 3 Wonogiri sudah sejak tahun 2006, waktu itu bekerjasama dengan PUSKOM UNS melalui anak perusahaannya Smartlink Global Media yang dikomando Dr. Sutanto, DEA mendirikan tower

setinggi 16 meter di lokasi SMA Negeri 3 Wonogiri dan digunakan untuk menangkap sinyal dengan teknologi wireles untuk bandwid 96 kbps dari

server-nya yang terletak di PUSKOM UNS.

Seiring dengan perkembangan kebutuhan internet untuk pembelajaran para siswa dan dibantu dengan peran PUSKOM UNS yang betul- betul sangat peduli dengan perkembangan penggunaan IT di SMA Negeri 3 Wonogiri melalui penilaian Dr. Sutanto, DEA terhadap pemanfaatan sms gateway/ sms education

3011 yang berjalan baik di sekolah, maka pada tahun 2007 berkat andil besar PUSKOM UNS tersebut, akhirnya mampu bekerja sama dengan PT. Telkom Solo melalui GM PT. Telkom Surakarta Bapak Dwi Heryanto untuk memperhatikan perkembangan SMA Negeri 3 Wonogiri dengan melakukan bakti sosial ke sekolah dengan mengadakan pelatihan internet kepada para guru serta memberi bantuan komputer dan pemasangan speedy unlimited gratis kepada sekolah dan

(33)

commit to user

sejak itu pula sms education di SMA Negeri 3 Wonogiri dapat dinikmati selain pengguna Indosat juga pengguna Flexi melalui 1103.

Sejak tahun 2007, Smartlink Global Media sebagai penyedia jasa internet di SMA Negeri 3 Wonogiri memberi pelayanan lebih dengan menambah bandwid menjadi 768 kbps. Sehingga sejak saat itu sekolah telah memiliki dua bandwid, satu dari speedy (unlimited) dan satunya teknologi wireles dari Smartlink Global Media dengan bandwid 768 kbps.

Pada tahun itu juga kebutuhan akan keterlayanan internet di seluruh lokasi sekolah ternyata sudah merambah kepada kepentingan para guru dalam mengakses informasi, maka kemudian sekolah memutuskan untuk membangun hotspot area di seluruh lokasi sekolah, maka dibuatlah acces point di dua titik, yaitu di lokasi perpustakaan yang dapat menjangkau lokasi sekolah wilayah utara dan ruang guru yang dapat menjangkau lokasi sekolah wilayah selatan, maka sejak itu sampai sekarang kebutuhan akan jaringan internet dapat mencukupi kebutuhan guru dan siswa.

Pada akhirnya PT. Telkomsel Surakarta tahun 2008 tertarik dengan program sms education/ sms gateway yang telah diterapkan SMA Negeri 3 Wonogiri sejak 2005 dianggap sukses membangun komunikasi sekolah dengan komunitas pengguna sekolah yaitu orang tua siswa, maka PT. Telkomsel bekerjasama dengan SMA Negeri 3 Wonogiri meluncurkan produk Mobile School

dan berhasil dikeluarkan untuk Jawa-Bali pada bulan Maret 2008.

Demikian sejarah perintisan IT dalam hal ini internet beserta pemberdayaannya di SMA Negeri 3 Wonogiri dan ternyata sampai saat terbukti

(34)

commit to user

sangat membantu perkembangan SDM guru dan siswa di sekolah secara signifikan dan apalagi setelah di awal Tahun 2009 dilaunching website interaktif sebagai embrio web E-learning untuk proses belajar mengajar di sekolah.

3. Visi dan Misi Sekolah a. VISI

Unggul dalam prestasi Luhur dalam budi pekerti Bernuansa seni budaya tinggi

b. MISI

1) Meningkatkan layanan proses belajar mengajar secara optimal 2) Memberikan ketrampilan komputer bagi semua pesrta didik

3) Meningkatkan kehidupan seni budaya yang sesuai dengan nilai- nilai kehidupan serta agama di Indonesia

4) Membiasakan kehidupan dengan penerapan nilai-nilai budi pekerti luhur bagi semua warga sekolah

5) Mengembangkan kehidupan sekolah yang agamis baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat

(35)

commit to user 4. Struktur Organisasi Sekolah

5. Kegiatan Ekstrakurikuler a) Karawitan

b) Tari c) Karate

d) Palang Merah Remaja (PMR) e) Sepak bola

f) Bola voli g) Bola basket h) Tenis meja

i) Debat bahasa Inggris

j) Karya Ilmiah Remaja (KIR) k) Teater/ drama

l) Baca Tulis Al Quran m) Pramuka n) STP2K Kepala sekolah Dalimin S.Pd, M.Pd. Wakasek urusan kurikulum Drs Wiwin Harjanto Wakasek urusan kesiswaan Drs Sulistanto Wakasek urusan sarpras Drs Mardiono Wakasek urusan kehumasan Drs Tri Giyanti Anggota

(36)

commit to user

B. Kegiatan Selama Magang

1. Observasi Kelas

Sebelum mengajar, penulis melakukan observasi di kelas X1, X2 dan X6. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 11 Februari 20011. Dari pelaksanaan observasi kelas, penulis dapat mengetahui secara fisik kondisi kelas dan proses pembelajaran.

Secara fisik, SMA Negeri 3 Wonogiri cukup bersih, rapi dan nyaman untuk proses pembelajaran. Sekolah inipun telah menerapkan sistem moving class. Namun kedisiplinan dan kerapian masih belum dimiliki oleh semua siswa. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa siswa yang berpenampilan kurang rapi, dan masih berada di luar kelas pada saat jam pelajaran. Selain itu banyak siswa yang membuat gaduh kelas, sehingga mengganggu teman- temannya yang ingin berkonsentrasi pada pelajaran, dan akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat.

Penulis diberi kesempatan untuk mengajar setiap hari Jumat, selama beberapa minggu. Berikut adalah jadwal mengajar Bahasa Mandarin di kelas X1, X2, dan X6 SMA Negeri 3 Wonogiri:

Tabel 3.1. Jadwal petemuan di kelas.

Pertemuan ke- Tanggal Jam Kelas

1 11 Februari 2011 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1 2 18 Februari 2011 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1 3 25 Februari 2011 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1

(37)

commit to user 4 4 Maret 2011 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1 5 11 Maret 2011 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1 6 18 Maret 2011 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1 7 25 Maret 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1 8 1 April 2011 07.15 – 08.00 X6 08.00 – 08.45 X2 08.45 – 09.30 X1

2. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 3 Wonogiri, penulis menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sebagai metode utama. Hal ini dikarenakan Bahasa Mandarin adalah pelajaran yang benar- benar baru bagi siswa, sehingga pengetahuan siswa terhadap bahasa Mandarin juga masih sangat minim.

Untuk setiap kali mengajar, guru perlu membuat rancangan pembelajaran yang berguna agar pembelajaran dapat berjalan lancar karena telah dipersiapkan sehingga standar kompetensi dapat tercapai.

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan yang dibuat untuk setiap proses belajar mengajar yang berisi bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu sebagai hail dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi sesuai dengan kurikulum yang telaah dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan setempat.

(38)

commit to user

Dalam mengajar bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiri, penulis menggunakan buku diktat yang dibuat oleh guru pamong, karena sistem di sekolah mengharuskan setiap guru mata pelajaran membuat buku diktat untuk mata pelajaran yang diampunya, temasuk mata pelajaran bahasa Mandarin.

Berikut ini adalah perincian rencana pelaksanaan pembelajaran:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I

Mata pelajaran : bahasa Mandarin Kelas : X (Sepuluh) Waktu : (45 menit)

Materi :你是哪国人?

Tanggal :2011年2月18日

A. Standar Kompetensi

Siswa dapat membaca teks dan melafalkan dengan benar hal – hal yang terkait dengan negara dan identitas seseorang.

B. Kompetensi Dasar

Siswa mampu memahami, dan mengungkapkan kembali isi cerita serta

mengingatmakna setiap kosakata baru serta dapat menyebutkan nama negara

dalam bahasa Mandarin..

C. Indikator

a. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan. b. Siswa mampu memahami arti bacaan.

(39)

commit to user

c. Siswa mampu mengucapkan angka dalam bahasa Mandarin dengan benar.

d. Siswa mampu melafalkan kosa kata baru dan memahami artinya. D. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Praktik E. Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam dan sapaan kepada siswa dalam bahasa Mandarin

Guru menanyakan kabar siswa dengan menggunakan bahasa Mandarin.

2. Kegiatan inti

Guru mengucapkan kata dalam bahasa mandarin lalu menyuruh siswa untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Guru membaca teks pelajaran lalu diikuti siswa dan dilanjutkan menerjemahkan teks tersebut secara perkata. Guru menyuruh siswa untuk mengucapkan angka- angka

dalam bacaan.

Guru melemparkan pertanyaan kepada siswa, dan memberikan “imbalan” bagi siswa.

(40)

commit to user 3. Kegiatan penutup

Guru menyimpulkan pelajaran hari ini. Guru memberikan tugas pada siswa. F. Materi 一)你是哪国人? 琳娜 :早上好! 安娜 :早上好! 琳娜 :安娜小姐,我来介绍一下儿。这位是哈三先生。 安娜 :哈三先生,认识您很高兴。我是安娜。 哈三 :安娜小姐,认识您也很高兴。 安娜 :对不起,你是哪国人? 哈三 ;我是印尼人,你呢? 安娜 :我是美国人。 二)你电话号码是多少? 琳娜 : 你好!请问,你叫什么名字? 哈三 :你好!我叫哈三,你呢? 琳娜 :我叫琳娜,你住在哪儿?

(41)

commit to user 哈三 :我住在中国,你呢? 琳娜 :我住在新加坡,你是哪国人?中国人吗? 哈三 :是的,你呢?新加坡人吗? 琳娜 :不是,我是印度尼西亚人。 哈三 :你的电话号码是多少? 琳娜 :0234-5553014,你呢? 哈三 :0313- 8636151,你的手机呢? 琳娜 :089345987221,你呢? 哈三 :088126171990。 琳娜 :认识你很高兴。 哈三 :认识你也很高兴。 *生词 来 一下 这 位 介绍 人 电话 号码 手机 多少

(42)

commit to user

国 美国 中国 印尼

新加坡 印度尼西亚

G. Soal tes

Isilah titik- titik di bawah ini dengan kata- kata yang disediakan!

哪 印尼 住 电话 几 认识 好吗 同学 很 儿 1. 你是……国人? 2. 你的……好吗是多少? 3. 我是……人。 4. ……你很高兴。 5. 你身体……? 6. 现在……点钟? 7. 我……在新加坡。 8. 我爸爸妈妈都……好。 9. 他是我的……。 10.你住在哪……? H. Sumber Belajar

汉语课本 – Buku Pelajaran Bahasa Mandarin

(43)

commit to user Mata pelajaran : bahasa Mandarin

Kelas : X (Sepuluh) Waktu : (45 menit)

Materi :忘我们几点上课?

Tanggal :2011年2月25日

A. Standar Kompetensi

Siswa dapat melafalkan teks dengan benar dan memahami hal – hal yang terkait dengan periode waktu sehingga mampu berkomunikasi dengan baik terkait dengan bahan yang telah diajarkan tersebut.

B. Kompetensi Dasar

Siswa mampu menanyakan dan menjawab hal yang terkait dengan periode waktu, baik tahun, bulan, hari maupun jam.

C. Indikator

a. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan. b. Siswa mampu memahami arti bacaan.

c. Siswa mampu melafalkan kosa kata baru dan memahami artinya. d. Siswa mampu memahami penggunaan jam dengan benar.

D. Metode pembelajaran a. Ceramah

b. Tanya jawab c. Praktik

(44)

commit to user 1) Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam dan sapaan kepada siswa dalam bahasa Mandarin

Guru menanyakan kabar siswa dengan menggunakan bahasa Mandarin.

2) Kegiatan inti

Guru mengucapkan kata dalam bahasa mandarin lalu menyuruh siswa untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Guru membaca teks pelajaran lalu diikuti siswa dan dilanjutkan menerjemahkan teks tersebut secara perkata. Guru melemparkan pertanyaan kepada siswa, dan

memberikan “imbalan” bagi siswa, juga kepada siswa yang berulah selama jam pelajaran.

3) Kegiatan penutup

Guru menyimpulkan pelajaran hari ini. Guru menmberikan tugas pada siswa.

F. Materi

我们几点上课?

一)Selepas sekolah, Li Fang bertemu dengan Siti dan Hasan di jalan.

利芳:西帝、哈三,你们好!你们回家吗? 西帝:是啊!

(45)

commit to user 利芳:请问,现在几点了? 哈三:现在是下午四点半。 利芳:谢谢! 哈三:不客气! *生词: 回:pulang 请 : mohon 啊!:ah! 现在 :sekarang

二)Pagi hari Siti pergi ke sekolah bersama Wang Yun Long

西帝:云龙,今天是星期几? 云龙:今天是星期二。 西帝:星期二有汉语课吗? 云龙:没有,星期三才有汉语课。 西帝:我们几点上课? 云龙:我们八点四十五分上课。 *生词:

点:jam 今天:hari ini

了:sudah 星期:pekan

半:setengah 汉语:bahasa Mandarin

分:menit 没有:tidak ada

课:pelajaran 我们:kami

(46)

commit to user

三)Di perpustakaan Siti bertemu dengan Li Fang yang sedang meminjam buku. 西帝:你明天忙吗? 利芳:我明天各上午和下午都要上课。 西帝:什么时候没有课呢? 利芳:后天上午。 西帝:我们后天上午一起去参观博物馆,怎么样? 利芳:行。 *生词: 明天:besok 忙:sibuk 上午:siang 都:semua 下午:sore 行:ok 后天:lusa 博物馆:museum 一起:bersama 怎么样:bagaimana 参观:mengunjungi G. Soal tes

1. Baca dan urutkan

星期六 星期三 星期五 星期日 星期四

星期一 星期二

2. Isilah titik- titik di bawah ini!

a) A:今天星期几?

(47)

commit to user b) A:现在几点了? B:现在……。 c) A:星期二有汉语课吗? B:没有,……。 d) A:你们几点上课? B:……。 H. Sumber Belajar

汉语课本 – Buku Pelajaran Bahasa Mandarin

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III

Mata pelajaran : bahasa Mandarin Kelas : X (Sepuluh) Waktu : (45 menit)

Materi :语法:的、离、里

Tanggal :2011年3月4日

A. Standar Kompetensi

Siswa dapat memahami dan menggunakan bahasa Mandarin secara tepat, baik dalam tulisan mauun lisan.

B. Kompetensi Dasar

Siswa mampu memahami perbedaan penggunaan partikel 的、离、dan 里 .

C. Indikator

(48)

commit to user

b. Siswa mampu memahami arti kalimat yang menggunakan partikel

的、离、dan 里.

c. Siswa mampu menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin yang menggunakan partikel dengan tepat.

D. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Praktik E. Langkah Pembelajaran 1) Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam dan sapaan kepada siswa dalam bahasa Mandarin.

Guru menanyakan kabar siswa dengan menggunakan bahasa Mandarin.

2) Kegiatan inti

Guru mengucapkan kata dalam bahasa mandarin lalu menyuruh siswa untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Guru menjelaskan sekilas tentang yufa 的、离、dan 里。

Guru menyuruh siswa menebak arti kalimat yang di tuliskan guru di papan tulis.

(49)

commit to user

Guru menyuruh siswa menyusun kata- kata yang di tulis guru menjadi kalimat yang benar.

3) Kegiatan penutup

Guru menyimpulkan pelajaran hari ini. Guru menmberikan tugas pada siswa. F. Materi

语法(Tata Bahasa)

Beberapa penggunaan partikel penting dalam bahasa Mandarin antara lain sebagai berikut: 1) Penggunaan 的 de

a.

Menerangkan + 的 de + diterangkan 他是一个好朋友。 长的笔 红得衣服

b.

Kata benda + 的 de

+ kata benda ( menyatakan kepemilikan)

我的电脑。 他的朋友是外国人。 2) Penggunaan 里 l ǐ di dalam 教室里,学生们很安静。

(50)

commit to user 在家里、书包里。 3) Penggunaan 离 lí jarak 学校离我家很远。 学校离市场不太远。 G. Sumber belajar

汉语课本 – Buku Pelajaran Bahasa Mandarin

3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiri dilaksanakan oleh praktikan sebanyak 6 kali pertemuan, 1 kali ulangan harian dan 5 kali untuk pemberian materi biasa.

Pada saat praktikan memulai praktik, di SMA Negeri 3 Wonogiri sedang mempersiapkan ujian nasional siswa kelas XII, sehingga kegiatan belajar mengajar kelas X dan XI banyak yang menjadi tidak aktif. Selain itu juga pada tanggal 21- 26 Maret 2011, kelas X dan XI sedang menghadapi ujian tengah semester.

Di sekolah ini, materi bahasa Mandarin hanya memiliki waktu 45 menit untuk setiap pertemuan. Selain itu, sekolah ini menerapkan sistem moving class, yaitu sistem dimana siswa harus berpindah mencari kelasnya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini menyebabkan waktu yang sedikit itu semakin berkurang karena siswa tidak mungkin dapat tepat waktu masuk ke kelas berikutnya. Tetapi sistem

(51)

commit to user

moving class juga memiliki sisi positif, antara lain untuk menghilangkan kejenuhan siswa karena terus menerus berada dalam kelas yang sama.

Dalam waktu yang sedikit itulah, praktikan harus dapat memanfaatkan waktu untuk dapat menyampaikan materi pelajaran dan membuat siswa menyerap pelajaran semaksimal mungkin. Karena itulah, praktikan menerapkan hukuman dengan cara mebebankan tugas kepada siswa dengan tujuan agar siswa mau mempelajari dan menghafal materi pelajaran. Sifat siswa, tanpa adanya tugas atau pekerjaan rumah, mereka tidak akan belajar, sehingga remidi merupakan hal yang biasa bagi mereka.

Pada pertemuan pertama, tanggal 11 Februari 2011, awal praktikan memasuki kelas dan berinteraksi dengan siswa. Meskipun sedang dalam ulangan, tetapi para siswa tetap dapat bertukar jawaban dengan teman yang sekode soal dengannya.

Pada pertemuan kedua, ketiga dan keempat, praktikan memulai kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai pelajaran, praktikan menyapa siswa dengan kalimat “zāoshàng hǎo!” yang berarti “selamat pagi!” kemudian siswa menjawab

dengan kalimat serupa. Biasanya praktikan menggunakan lebih banyak kalimat sapaan untuk memancing ingatan siswa tentang kosa kata yang telah dipelajarinya, seperti: “dàjia hǎo!”, “xuéshēngmen hǎo!”, “jīntiān nǐmen hǎo ma?”. Kadang

tampak siswa yang terasa asing dengan kalimat- kalimat tersebut, sehingga praktikan mengajak para siswa untuk mengartikan kembali kalimat-kalimat tersebut. Seperti pada kalimat yang agak panjang, “jīntiān nǐmen hǎo ma?”,

(52)

commit to user

praktikan menanyakan dahulu arti kalimat tersebut jika siswa tidak dapat menjawabnya. praktikan menanyakan arti perkata kalimat tersebut mulai dari kata

“jīntiān”, “nǐmen”, hingga “hǎo ma?”. Jika siswa sudah mengetahui arti kata-

kata tersebut, praktikan mencoba mengulang pertanyaan yang sama agar siswa dapat menjawab dengan lancar, sesuai dengan jawaban yang telah dibantu praktikan.

Setelah siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat awal pelajaran dengan lancar, praktikan meneruskan ke materi pelajaran yang difokuskan pada menerjemah.

4. Bentuk- Bentuk Pemberian Penghargaan dan Hukuman selama Pelaksanaan Pembelajaran

Pada saat pelajaran, jika ada siswa yang kurang memperhatikan atau membuat gaduh, akan mendapat pertanyaan yang secara spontan dilemparkan oleh praktikan, bila tidak dapat menjawab, maka akan menjadi pekerjaan bagi siswa untuk mencari jawabannya.

Sebaliknya, seandainya ada siswa yang bisa menjawab atau mengerjakan soal dengan baik, praktikan pun memberikan penghargaan berupa perkataan maupun perbuatan. Penghargaan yang berupa perkataan misalnya kalimat yang baik untuk memuji tindakan siswa tersebut, sedangkan penghargaan yang berupa perbuatan antara lain, isyarat anggukan, pujian ataupun dengan pemberian nilai tambahan yang bisa digunakan untuk menambah nilai siswa

(53)

commit to user

seandainya nilai pada ulangan harian agak kurang, sehingga dengan demikian dapat meminimalisasi jumlah siswa yang mengikuti remidi.

Praktikan tidak menggunakan penghargaan yang berupa barang, karena dapat menyebabkan dampak negatif, misalnya, menyebabkan siswa hanya berorientasi pada hadiah tersebut, sehingga jika hadiah ditiadakan, siswa tidak berkeinginan untuk mengulangi hal yang baik tersebut

.

C. Evaluasi

Evaluasi diberikan untuk mengetahui daya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. Selain itu, tes juga berfungsi untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat menguasai materi pelajaran tersebut atau masih perlu diulang lagi materi tersebut.

Di SMA Negeri 3 Wonogiri, praktikan mengadakan ulangan harian sebanyak 1 kali, selama 1 jam pelajaran atau 45 menit dengan materi ulangan adalah materi pelajaran yang telah diajarkan selama 5 kali pertemuan. Soal ulangan dibuat 4 jenis soal dengan kode A, B, C dan D. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi kerjasama antarsiswa.

Dari hasil tes tersebut, jika seluruh nilai siswa dipresentasikan, nilai siswa yang mencapai nilai standar ketuntasan dari sekolah adalah sebagai berikut, kelas X1 sebanyak 68,75 %, kelas X2 sebanyak 82,25 %, kelas X6 sebanyak 100 %.

Bersadarkan hasil evaluasi siswa yang telah diuraikan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan methode pemberian hukuman

(54)

commit to user

dalam bentuk soal - soal tugas dan kalimat pujian sebagai hadiah bagi siswa yang mengerjakan sesuatu yang baik selama pembelajaran, yang telah dilakukan selama bulan Pebruari sampai Maret dinyatakan cukup berhasil. Hal tersebut dilihat dari keadaan di dalam kelas yang demokratis, terbuka, motivasi siswa, keaktifan siswa dan hasil latihan juga tes yang telah dilakukan.

Berikut adalah daftar nilai ulangan harian siswa–siswa SMA Negeri 3 Wonogiri, dengan perbandingan nilai pretest dan nilai ulangan harian, ketuntasan siswa ditentukan dari nilai ulangan harian, siswa dianggap tuntas jika nilai yang diperoleh ≥65

Tabel 3. 2. Daftar nilai kelas X 1

PA Wiku Aditya, S.Kom NIP. 198207272010011016 Wati Astuti, S. Pd NIP.-

NO NO Induk

Nama L/P Nilai Keterangan

PT UH

1. 5894 Achamad Rifa’i L 70 60 Belum tuntas

2. 5895 Ahmad Kurniawan L 80 80 Tuntas

3. 5896 Andela Malis Febrisari P 70 80 Tuntas

4. 5897 Anita Dwi Rahayu P 75 95 Tuntas

(55)

commit to user

6. 5899 Bambang Wibowo Sakti L 75 55 Belum tuntas

7. 5900 Daido Aji Wibowo L - -

8. 5901 Damar Adhyaksa L 65 100 Tuntas

9. 5902 Desanta Sucianti Wulaningrum P 80 100 Tuntas 10. 5903 Dhania Widhyaristiana P 50 30 Belum tuntas

11. 5904 Dian Ariesta L 70 85 Tuntas

12. 5905 Enggal Sancoyo L 75 80 Tuntas

13. 5906 Gabby Aprillinnetha Annastasia P 80 80 Tuntas 14. 5907 Galih Fajar Prihantoro L 55 60 Tuntas

15. 5908 Hanung Dwi Subekti L 65 80 Tuntas

16. 5909 Heni Utami P 80 100 Tuntas

17. 5910 Indah Lestari P 50 70 Tuntas

18. 5911 Irfan R N L 70 65 Tuntas

19. 5912 Malinda Puspita Sari P 80 75 Tuntas 20. 5 5913 Maranatha Abet Saputro L 50 55 Belum tuntas 21. 5914 Nina Retno Indah Kusuma Ayu

Indriani

P 60 85 Tuntas 22. 5915 Nova Yoga Pamungkas L 55 60 Belum tuntas 23. 5916 Nur Sulistya Handayani P 80 100 Tuntas 24. 5917 Putri Dwi Aprilia N KH P 50 75 Tuntas 25. 5918 Rafiiq Nur Hidayat L 50 50 Belum tuntas 26. 5919

27. 5920 Rizki Indah N P 70 85 Tuntas

28. 5921 Selisa Tri Utami P 60 55 Belum tuntas

29. 5922 Sendrawan Adnan Malika L 65 50 Belum tuntas 30. 5923 Si Tores Kusumaning P P 80 100 Tuntas

31. 5924 Tim Loudy Setiawan L 75 80 Tuntas

32. 5925 Wahyu Rima Wulandari P 75 95 Tuntas

33. 5926 Wahyu Tri Wibowo L 70 70 Tuntas

34. 5927 Yusak Doni Yudanto L 60 50 Belum tuntas

L = 17 P = 16 JML = 33

Tabel 3. 3. Daftar nilai kelas X 2

PA Drs. Sunaryo NIP. 196801222006041006 Retno, WR NIP.

NO No induk Nama L/P Nilai Keterangan PT UH

1. 5928 Adtyo Udi Laksono L 0 65 Tuntas

2.

3. 5930 Anastasia Ambar Krisna Dita P 60 95 Tuntas

4. 5931 Anggia Paskarini P 65 25 Belum Tuntas

5. 5932 ApriareIga Agelin P 75 85 Tuntas

(56)

commit to user

7. 5934 Ayu Puspitasari P 75 95 Tuntas

8. 5935 Bani Ibnu Nurfiqhi L 65 75 Tuntas

9. 5936 Danang Triyanto L 0 40 Belum Tuntas

10. 5937 Desi Ambarwati P 70 75 Tuntas

11. 5938 Dhina Widyaristiani P 50 30 Belum Tuntas

12. 5939 Dicky Syahputra L 50 90 Tuntas

13. 5940 Fellga Aviska P -

14. 5941 Fransiskus Dian Krista L 70 55 Belum Tuntas

15. 5942 Gesit Ega Perkasa L 0 30 Belum Tuntas

16. 5943 Haryanto L 70 75 Tuntas

17. 5944 Iis Cahyani P 60 70 Tuntas

18. 5945 Indira Tri Utami P 60 80 Tuntas

19. 5946 Irvan Aditya Nugroho L 60 100 Tuntas

20. 5947 Manja Mania P 60 100 Tuntas

21. 5948 Masnanto Agus Nugroho L 50 100 Tuntas

22. 5949 Nindya Ayu W P 55 100 Tuntas

23. 5950 Nur Udin Pambuko L 75 75 Tuntas

24. 5951 Nurul Fathimah P 80 100 Tuntas

25. 5952 Putri Dyah Pertiwi P 75 85 Tuntas

26. 5953 Rahmat Apriyanto L 65 75 Tuntas

27. 5954 Reni Hapsari P 80 100 Tuntas

28. 5955 Rizki Pristamaya P 70 70 Tuntas

29. 5956 Septiana Pamiasih P 60 100 Tuntas

30. 5957 Shofian Yoga Asmara L 70 95 Tuntas

31. 5958 Sri Utami P 45 60 Belum Tuntas

32. 5959 Titis Arya Firmansyah L 75 95 Tuntas 33. 5 5960 Wahyu Trisna Wardhana L 0 95 Tuntas 34. 5961 Wahyuningtyas Yuli Istanti P 60 100 Tuntas

L = 15 P = 18 JML = 33

Tabel 3. 4. Daftar nilai kelas X.6

PA Fajar Laela, S. Ag NIP. 19710524 200604 2 010 Edy Sriyanto, S. Pd NIP. 19720917 200701 1 013 NO NO Induk Nama L/P Nilai Keterangan

PT UH

1. 6061 Afilla Pangestika P 60 100 Tuntas

2. 6062 Agung Surya Ramadhan L 65 65 Tuntas

3. 6063 Anggi Suprayogi L 55 80 Tuntas

4. 6064 Ani Galih R P 50 100 Tuntas

(57)

commit to user

6. 6066 Azhar Najib Arraid Purwito L 55 90 Tuntas 7. 6067 Bidari Ajeng Lesworo P 40 95 Tuntas

8. 6068 Boyhon Kuncoro L 60 80 Tuntas

9. 6069 Darmawan Nur Kusuma L 60 100 Tuntas

10. 6070 Desti Karuniawati P 60 75 Tuntas

11. 6071 Dodi Putra Kurniawan L 60 85 Tuntas 12. 6072 Erinta Putri Habsari P 65 85 Tuntas

13. 6073 Faizal Nur Rasyid L 55 75 Tuntas

14. 6074 Fatmawati P 80 90 Tuntas

15. 6075 Hadiyanto L 40 100 Tuntas

16. 6076 Ibnu Umar Santosa L 50 85 Tuntas

17. 6077 Ika Sri Lestari P 60 100 Tuntas

18. 6078 Lella Oktaviani Fajri P 55 85 Tuntas 19. 6079 Lutfi Adam Yoga Pamungkas L 55 85 Tuntas

20. 6080 Metin Yuliyati P 60 100 Tuntas

21. 6081 Muhammad Mukhlisin L 75 100 Tuntas 22. 6082 Nunung Risti Ning Tyas P 70 95 Tuntas

23. 6083 Ovilia Arisma S P 80 100 Tuntas

24. 6084 Ponco Mursito L 65 80 Tuntas

25. 6085 Rahmawati Pangestika P 50 85 Tuntas

26. 6086 Ratna Wati P 50 90 Tuntas

27. 6087 Rici Dovan Prasetya L -

28. 6088 Rully Artika P 60 100 Tuntas

29. 6089 Sherly Affrillia Indaryani P 60 90 Tuntas 30. 6090 Suhud Nurman Sasono L 40 85 Tuntas

31. 6091 Tia Amelia Putri P 60 95 Tuntas

32. 6092 Tri Surahno L 60 100 Tuntas

33. 6093 Yasika Valeri Oktavian Mahendra

L 55 100 Tuntas 34. 6094 Sella Putri Anggita Sari P 40 95 Tuntas

L = 16 P = 18 Jml = 34

D. Kendala - Kendala Pada Saat Pembelajaran

Selama melaksanakan praktik kerja lapangan penulis tidak selalu lancar dalam menyampaikan materi di setiap pertemuan. Mata pelajaran Bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran yang baru di ajarkan.

(58)

commit to user

Secara umum, siswa masih menganggap bahasa Mandarin adalah bahasa yang sangat sulit, mulai dari huruf, pelafalan, nada hingga tata bahasanya. Dasar pengucapan huruf yang masih terasa asing adalah salah satu hal yang banyak dikeluhkan siswa. Bagi mereka, pengucapan bahasa Mandarin yang benar masih merupakan hal yang lucu, maka tak jarang pula mereka tertawa saat praktikan membaca atau mengucapkan kalimat bahasa Mandarin yang benar sesuai dengan aturan pengucapannya.

Banyak pula siswa yang menggunakan istilah - istilah yang tidak wajar untuk menyebut huruf hanzi, seperti huruf kotak- kotak, ataupun “pagupon” yang berasal dari bahasa Jawa berarti sangkar burung merpati.

Dari kesulitan-kesulitan yang banyak ditemukan itulah, motivasi siswa untuk belajar menjadi berkurang. Siswa menjadi malas untuk memperhatikan apalagi mempelajari bahasa Mandarin. Sehingga Saat penyampaian materi berlangsung ada sebagian anak yang mengajak temannya untuk bermain dan mengobrol. Ada pula datang terlambat dengan berbagai alasan. Dan masih banyak hal yang dilakukan siswa yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, penulis sering memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai bentuk hukuman dan kalimat pujian sebagai salah satu bentuk penghargaan bagi siswa yang menjawab. Akan tetapi penerapan metode ini tidak selalu berjalan lancar.

Secara terperinci, kendala dalam penerapan metode pemberian penghargaan dan hukuman adalah sebagai berikut:

(59)

commit to user

1. Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran masih sangat terbatas, sehingga lebih banyak siswa yang mendapat hukuman daripada siswa yang mendapat penghargaan,

2. Siswa yang mendapat hukuman jumlahnya sangat banyak sedangkan waktu pelajaran sangat terbatas. Sehingga penulis tidak dapat memantau satu per satu siswa setiap kali pertemuan di kelas.

3. Siswa sering memprotes hukuman yang penulis berikan, dengan alasan tugas dan ulangan dari mata pelajaran sudah sangat banyak, sehingga tugas yang penulis berikan pun juga tidak dapat dikumpulkan tepat pada waktu yang telah penulis tetapkan. Hal ini dikarenakan Siswa tidak memahami maksud penulis memberikan tugas – tugas tersebut sebagai suatu bentuk hukuman.

4. Siswa hanya bersemangat pada penghargaan yang berbentuk barang, poin tambahan nilai, dan dibebaskan dari remidi ulangan.

E. Upaya Penanganan Kendala Proses Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar bahasa Mandarin di SMA Negeri 3 Wonogiri sudah menjadi kewajiban bagi tenaga pengajar untuk memberikan dorongan dan semangat bagi siswanya. Untuk itu penulis mengupayakan beberapa hal dalam siswa penanganan masalah belajar :

a. Mengulang - ulang pertanyaan dan jawaban dalam percakapan agar siswa dapat mengingat dan memahami kalimat yang dimaksud. Sehingga dapat meminimalisasi jumlah siswa yang mendapat hukuman,

(60)

commit to user

b. Memotivasi siswa untuk selalu mengerjakan hal yang bisa mendapatkan penghargaan atau untuk tidak melakukan perbaikan nilai ulangan,

c. Penulis memberi penjelasan pada siswa tentang maksud pemberian tugas, sehingga siswa tidak merasa sia – sia mengerjakan tugas tersebut,

d. Penghargaan yang diberikan tidak membuat siswa berpikir pada hadiah tersebut, melainkan pada tujuan dari pemberian hadiah tersebut. Hadiah yang berupa perkataan misalnya kalimat pujian atas perbuatan yang siswa tersebut, sedangkan hadiah yang berupa perbuatan misalnya memberikan poin nilai pada siswa sehingga membuat siswa merasa dihargai dan ingin kembali melakukan perbuatan baik.

(61)

commit to user

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian praktik kerja lapangan di SMA Negeri 3 Wonogiri diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Metode pemberian penghargaan dan hukuman dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar kosa kata bahasa Mandarin, karena hukuman yang berupa tugas dapat membantu siswa untuk mengingat tiap kata bahasa Mandarin beserta dengan artinya, sedangkan penghargaan dapat memotivasi siswa untuk melakukan kembali hal yang pernah dia lakukan. Hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan hasil ulangan siswa meningkat rata-rata 83,67% jika dibandingkan dengan nilai pretest sebelum penerapan metode ini. 2. Hambatan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan

metode pemberian penghargaan dan hukuman adalah sebagai berikut:

a. Lebih banyak siswa yang mendapat hukuman daripada siswa yang mendapat penghargaan. Namun penulis selalu memotivasi siswa untuk selalu mengerjakan hal yang bisa mendapatkan penghargaan atau untuk tidak melakukan perbaikan nilai ulangan,

b. Waktu pelajaran sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mendapat hukuman, namun dengan mengulang-ulang pertanyaan dan jawaban dalam percakapan, siswa dapat mengingat dan memahami

(62)

commit to user

kalimat yang dimaksud. Sehingga dapat meminimalisasi jumlah siswa yang mendapat hukuman,

c. Siswa tidak memahami maksud penulis memberikan tugas–tugas sebagai suatu bentuk hukuman. Sebelum memberikan hukuman, penulis memberi penjelasan pada siswa tentang maksud pemberian tugas, sehingga siswa tidak merasa sia-sia mengerjakan tugas tersebut,

d. Siswa hanya bersemangat pada penghargaan yang berbentuk barang, poin tambahan nilai, dan dibebaskan dari remidi ulangan. kendala ini dapat teratasi dengan memberikan penghargaan yang tidak membuat siswa berpikir pada hadiah tersebut, melainkan pada tujuan dari pemberian hadiah tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan (magang) yang dilakukan di SMA Negeri 3 Wonogiri, penulis memberi saran yang membangun terkait pembelajaran bahasa Mandarin :

1. Kepada SMA Negeri 3 Wonogiri.

Ada baiknya, pihak sekolah menambahkan jam pelajaran serta sarana pembelajaran, seperti kamus bahasa Mandarin, dan penambahan perangkat multimedia.

Gambar

Tabel 3.1. Jadwal petemuan di kelas.
Tabel 3. 2. Daftar nilai kelas  X 1
Tabel 3. 3. Daftar nilai kelas X 2
Tabel 3. 4. Daftar nilai kelas X.6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan

bakat dan minat, dengan adanya itu anak akan lebih pintar memilih serta memutuskan karirnya dan ia juga dapat menyesuaikan keadaan sosial ekonomi keluarganya

Alasan pengambilan tiga rasio tersebut pada penelitian ini adalah karena hasil dari dua penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia (Fitriani dan Utama 2001) dan

Apabila asupan energi pada seseorang tidak seimbang dengan kecukupan gizi tubuh maka akan terjadi gizi kurang atau bahkan gizi buruk (Notoatmodjo, 2005).. Asupan

Dari kasus kecelakaan Adam Air yang disebabkan ketidaksadaran pilot dan copilot terhadap posisi pesawat maka salah satu usulan solusi adalah meningkatkan tingkat

mempengaruhi perkembangan system reproduksi pria. Infus lebih dari 2 jam harus diberikan dalam kaca atau botol polyolefin. Konsentrasi 1-6 mg/ml stabil 2 jam pada PVC.

• Alat pelindung pendengaran mungkin diperlukan ketika bekerja dengan ruang operator dan kabin terbuka (bila tidak dirawat dengan benar atau pintu/jendela terbuka) selama jangka

Selain menggunakan model pembelajaran, kegiatan pembelajaran integratif yang dilaksanakan di MI darul Ulum menerapkan standar proses dalam pelajaran yang termuat