• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini persaingan dunia sangatlah

ketat, baik di dunia usaha maupun industri. Maka dari itu sangatlah penting bagi

kita semua untuk selalu memberikan inisiatif maupun terobosan untuk kemajuan

bangsa terutama dalam dunia pendidikan. Karena pendidikan sebagai dasar

pondasi untuk terciptanya Negara yang maju. Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) merupakan sekolah dengan spesifikasi program keahlian dengan tujuan

memberikan bekal ketrampilan kejuruan yang dapat dijadikan sebagai bekal hidup

setelah anak didik menyelesaikan masa belajarnya. Pendidikan dan pelatihan

kejuruan Indonesia dirancang oleh pemerintah dengan Pendekatan kurikulum atau

silabus yang kurang sesuai dengan kebutuhan industri. Karena Industri kurang

dilibatkan di dalam mengidentifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan

sehingga hasilnya kurang sesuai dengan kebutuhan industri. Lulusan SMK setelah

memasuki di dunia industri banyak yang belum siap kerja bila di hadapkan

dengan pekerjaan yang rumit.

Tenaga kerja lulusan SMK hanya siap dilatih untuk bekerja. Diharapkan

setelah memasuki dunia kerja/ dunia industri benar-benar menjadi tenaga yang

berkualitas atau tenaga yang mumpuni/ mampu menangani berbagai pekerjaan

yang berkaitan di industri terutama sesuai jurusan yang di minati. Oleh karena itu,

pemerintah mengenalkan pelatihan berdasarkan Competency Based Training,

melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 240 tahun 2004

tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dengan

menggunakan sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kompetensi

sebagai pengantar dasar standar kompetensi industri.

Di SMK banyak yang menerapkan proses pembelajaran dengan

menerapkan Model pembelajaran Berbasis Kompetensi atau Competency Based

Training. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa Penerapan Competency Based

(2)

commit to user

pelajaran Melakukan perbaikan dan atau seting ulang koneksi jaringan berbasis

luas (Wide Area Network) bahwa siswa kurang mampu untuk menangani

permasalahan perbaikan koneksi jaringan komputer dengan tingkat kesulitan yang

tinggi. Hal ini terkait dengan dunia usaha sebagai pengguna tamatan juga

berpendapat bahwa hasil pembelajaran dengan penerapan Berbasis Kompetensi

pada permasalahan perbaikan komputer dan jaringan membuat siswa serasa

kurang pengalaman, apalagi menangani permasalahan pekerjaan yang rumit, yang

utamanya membutuhkan kreativitas yang tinggi.

Model Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang

berpusat pada ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan

penguatan kreativitas. Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan khususya

pada perbaikan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah

untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara

menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah memperluas

proses berpikir. Problem Solvingditandai oleh kerja siswa yang berpasangan atau

dalam kelompok-kelompok kecil untuk menginvestigasikan masalah khususnya

dalam pembelajaran jaringan komputer. Kawasan pekerjaan jaringan komputer

adalah untuk jasa dan MR (Maintenance and Repair), yang menuntut kemampuan

dan ketrampilan menganalisis, mengidentifikasi kerusakan sehingga dapat di

ambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran dan hal ini dapat

dijembatani dengan problem solving. Dengan penerapan problem solving akan

membuat siswa lebih tertantang dalam aktifitas pembelajaran, sehingga

memungkinkan tumbuhnya kreativitas baru dalam memacahkan permasalahan.

Apabila penerapanproblem solving diimbangi dengan memperhatikan kreativitas

siswa kemungkinan besar prestasi belajar siswa akan meningkat. Hal ini diperkuat

juga dengan penelitian yang dilakukan oleh suyadi (2009) menyimpulkan bahwa

prestasi belajar matematika siswa pada kegiatan belajar mengajar menggunakan

model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) lebih baik dari pada

menggunakan model pembelajaran langsung.

Banyak faktor yang mempengaruhi dan saling menunjang dalam kegiatan

(3)

commit to user

pengajaran dan model pembelajaran. Ketepatan dalam menggunakan model

pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat berpengaruh dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan salah satu

petunjuk keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sewaktu

pebelajaran berlangsung siswa akan lebih mudah menerima materi yang di

berikan oleh guru apabila dalam penerapan model pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Model pembelajaran yang cocok untuk

suatu materi pelajaran tertentu belum tentu cocok jika diterapkan pada materi

yang lain.

Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan perbaikan

pembelajaran agar prestasi belajar siswa meningkat. Salah satunya dengan

menggunakan solusi pemecahan masalah yaitu dengan model Problem solving

pada pembelajaran teknik komputer dan jaringan. Sehingga dalam penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh model pembelajaran Problem Solving dan

Competency Based Training terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran melakukan perbaikan dan atau seting ulang koneksi jaringan

berbasis luas(Wide Area Network)ditinjau dari kreativitas siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa hal yang dapat

dipermasalahan, diantaranya:

1. Apakah Model pembelajaran dapat meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi

Jaringan Berbasis Luas (Wide Area Network)?

2. Apakah kreativitas siswa dapat meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

khususnya pada Mata Pelajaran Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang

Koneksi Jaringan Berbasis Luas (Wide Area Network)?

3. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Model Problem Solving dan

Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Melakukan Perbaikan

(4)

commit to user

4. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara kreativitas siswa yang tinggi dan

yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Melakukan

Perbaikan dan atau Seting Ulang Koneksi Jaringan Berbasis Luas ?

5. Apakah ada interaksi pengaruh antara Model Pembelajaran dan kreativitas

terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Melakukan Perbaikan

dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan Berbasis Luas (Wide Area

Network)?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut di atas maka dapat

dirumuskan suatu perumusan masalah sebagai berikut:

1. Penerapan Model Problem Solving dibandingkan denganCompetency Based

Training sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa pada Mata

Pelajaran Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan

Berbasis Luas (Wide Area Network).

2. Kreativitas dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran

Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan Berbasis Luas

(Wide Area Network).

3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Melakukan Perbaikan dan atau

Setting Ulang Koneksi Jaringan Berbasis Luas (Wide Area Network) dibatasi

pada hasil belajar aspek kognitif.

D. Perumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan di kelas XII SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2

Kabupaten Sragen, dari penelitian ini maka dapat di ambil perumusan masalah.

Rumusan masalah berkaitan dengan pembatasan masalah seperti yang telah

disampaikan di atas adalah:

1. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Model Problem Solving dan Model

Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Melakukan Perbaikan dan atau Seting Ulang Koneksi Jaringan

(5)

commit to user

2. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Kreativitas siswa yang tinggi dan

yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Melakukan

Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan Berbasis Luas (Wide

Area Network)?

3. Apakah ada interaksi pengaruh antara Model Pembelajaran dan Kreativitas

siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Melakukan

Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan Berbasis Luas (Wide

Area Network)?

E. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah dan sebagai pemandu dalam penelitian ini, maka

secara spesifik dapat peneliti kemukakan tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh antara Model Problem Solving dan Model

Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan

Berbasis Luas (Wide Area Network).

2. Perbedaan pengaruh antara Kreativitas siswa yang tinggi dan yang rendah

terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Melakukan perbaikan

dan atau setting ulang Koneksi Jaringan Berbasis Luas (Wide Area

Network).

3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara Model Pembelajaran dan

Kreativitas Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan Berbasis

Luas (Wide Area Network).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis, sebagai:

a. Bahan kajian lanjut bagi peneliti khususnya di pembelajaran Teknik

Komputer dan Jaringan.

b. Bahan kajian lebih lanjut bagi Dinas Pendidikan mengenai pengembangan

(6)

commit to user

c. Bahan masukan bagi SMK untuk pengembangan pembelajaran dengan

jaringan dunia usaha.

2. Manfaat praktis:

a. Penerapkan Model pembelajaran yang sesuai menjadikan siswa lebih

kreatif dan inovatif, sehingga siswa tidak bosan sewaktu pembelajaran

berlangsung.

b. Guru lebih inovatif dan lebih bergairah dalam melaksanakan pembelajaran

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

c. Siswa dapat lebih mengembangkan penalaran dan ketrampilannya dalam

menghadapi permasalahan yang lebih menantang dan rumit.

d. Meningkatkan rasa percaya diri karena siswa terbiasa melaksanakan

pekerjaan yang bersifatproblem solving.

e. Meningkatkan kualitas pendidikan sekolah terhadap prestasi belajar yang

Referensi

Dokumen terkait

The students were reportedly enjoy studying in the Monolingual class and support the use of English–only in their English classes for enhancing learning. In spite of their

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

SEGMEN BERITA REPORTER A Kreasi 1000 Jilbab Pecahkan Muri Rina & Deska. CAREER DAY AMIKOM Adib & Imam Wisuda smik amikom Adib

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Berdasarkan hasil seleksi Panitia Rekrutmen Tenaga Pendamping LKK Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Madiun Tahun