,\'I/.:It, I/k/;, ISSN 02111 - JI2/1 17
PENGARUH
SUHU DAN W AKTU TERHADAP
KONSENTRASI,
I~SIO
O/U DAN EFISIENSI
PADA PROSES
OKSIDASI-REDUKSI
BAHAN BAKAR NUKLIR
Sigit*, Noor Yudhi*, Rahmat Pratomo**, R. Didiek Herhady**
*Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN
**Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan - BATAN
ABSTRAK
PENGARUH SUHU DAN WAKTU TERHADAP KONSENTRASI, RASIO O/U DAN EFISIENSI PADA PROSES OKSIDASI-REDUKSI BAHAN BAKAR NUKLIR. Telah di/akukan percobaan proses oksidasi-reduksi bahan bakar nuk/ir yaitu serbuk UO} yang diperoleh dari proses oksidasi-oksidasi-reduksi siklus ke-I pelet uranium oksida sinter dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu terhadap konsentrasi U, rasio OIU serta eftsiensi proses pada sik/us oksidasi-reduksi ke-2, ke-3 dan ke-4. Pada penelitian ini dipelajari proses oksidasi sampai siklus ke-4 dan reduksi sampai sik/us ke-3. Untuk proses oksidasi ke-2, serb uk UO} dipanaskan pada suhu 400, 500 dan 600°C selama I, 2danlatau 3jam, kemudian serb uk U30R hasi/ oksidasi ini dikenai proses reduksi ke-2 menjadi UO} kembali pada suhu 850°C dan waktu 2jam. Serbuk UO} tersebut kemudian dioksidasi lagi menjadi U30R dan direduksi menjadi UO}. 8aik serbuk U30R /wsil oksidasi mauplln serb uk UO} hasi/ reduksi dianalisis. Untllk penentuan konsentrasi, OIU dengan metoda gravimetri. Ilasi/ percobaan mel1lll1jukkan bahwa untuk ok.vidasi, terjadi kenaikan konsentrasi U dalalll serb Ilk UjOS pada kondisi operasi ok.vidasi 400°C bila waktll ditalllbah dari 2jam menjadi 3jam baik pada proses oksidasi ke-2, ke-3 maupun ke-4, demikian jllga bila suhu dinaikkan sampai 500
"c
dengan waktll I jam dan diperlama sampai 2dan 3jam, dan pada 600 (}Cwaktu I jam terjadi penurunan. Ullluk redllk.vi, pada su/m 400(}Cwaktu 2don 3jam, suhu 500°C waktu I,2dan 3jam serta suhu 600 (}C waktu I jam konsentrasi U dalam UO) hasil reduk.\·i baik ke-2 mauplln ke-3 sudah mendekati harga teoritis, delllikiall pula e.lisiellsillya. {'ado su/1115{)() "C waktuJ
jalll, tiisiellsi ohidasi yang dicapai lOa%. /larga OIU ulllllk U30Syang diperoleh berada di atas teoritisnya, UO} hasil redllksi berkisar 2,06 - 2,/0. Ilasi/ yang relatifbaik adalah pada proses oksidasi-reduksi sikills ke-3 dan pada kondisi oksidasi suhu 500"c
danwaktu 3jam.
Kata kunci : Proses oksidasi-reduksi, konsentrasi, ra.vio O/U, efisiemi, bahan bakar nuklir, UO]o
. ABSTRACT
INFLUENCE OF TEMPERATURE AND TIME ON CONCENTRATION, O/U RATIO AND EFFICIENCY ON OXYDATION-REDUCTION PROCESS OF NUCLEAR FUEL. Oxydation"reduction process of UO; sintering pellets in order to study influence of temperature and time on U concentration, OIU
ratio and process efficiency on second, third and fourth oxydation-reduction cyclus has been investigated. For the second oxydation, UO; was heated at temperature 400. 500 and 600
"c
for, I, 2 and/or 3hours, then the U30Spowder as the oxydation product was reducted as second cyclus become UO; powder at temperature 850°C for 2 hours. The UO} was re-oxydated to UjOS and reducted to UO}. The oxydation process was realized four times, and the reduction three times. 80th the U30Sand the UO} were analyzed. The gravimetric method was used to determine the concentration and OIU ratio. The experiments showed that for the oxydation, the U concentration in the U30R at the oxydation operation condition of 400°C were enhanced when time was lengthened from 2to 3 hours for the second, third and fourth oydation process. The results for 500 (}Cand time I ,2and 3hours were relatively same with that of 400°C and3hours, but at 600 (}Cand I hour decreased. For the reduction, at temperature 400 (}Cand time 2and 3hours, 500 (}C and time I,2and 3hours and 600 (}Cand time 1 hour, the U concentration in UO; as both for second and third reduction product were approximate with theoritical va.'ue, also the reduction efficiency. At temperature 500 (}Cand time 2hours, reduction efficiency reached 100%. The OIU ratio obtainedfor the UjOS was higher than its theoritical value, and for the UO; was between 2.06 - 2.10. The good relative condition process was third cycle oxydation-reduction and at the oxydation condition of temperature 500"c
and time3
hours.Key words: Oxydation-reduction process, concentration, O/U ratio, efficiency, nuclear fuel, UO]o
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
18
-
ISSN 0216 - 3128 Sigit, dkk.PENDAHULUAN
Dalam
bahwa SasaranpembangunanUtamaPLTN pertamaBA TAN dinyatakanadalahjenis PWR yang direncanakan dibangun pad a
tahun 2016. Setelah berhasil dibangun beberapa
PL TN jenis PWR tersebut, maka beberapa tahun
kemudian yaitu pada tahun 2022 direncanakan akan dibangun pula PLTN jenis PHWR. Antara ke dua
jenis reaktor tersebut, terdapat sinergi yaitu
penggunaan kembali bahan bakar bekas PWR yang diolah dengan konsep DUPIC (Direct Use of PWR
spent fuel In Candu reactor) sehingga dapat
digunakan lagi untuk bahan bakar
PHWR/CANDU[I].
Seperti diketahui bahwa dari suatu
pembangkit Iistrik tenaga nuklir dihasilkan bahan
bakar bekas dengan radioaktivitas sangat tinggi
yang mengandung tidak hanya hasil fisi tetapi juga uranium sisa yang tidak terbakar serta plutonium. Di sini terlihat adanya bahan yang sangat berharga untuk di daur ulang agar dapat digunakan kembali, selain itu juga sebagai Iimbah radioaktif. Adanya bahan sensitif yaitu plutonium, apabila dikenai proses pemisahan dari bahan yang lain akan terkena
safeguards karena dapat disalahgunakan[2].
Konsep DUPIC dapat dikembangkan
sebagai metoda altematif dari pengelolaan bahan
bakar bekas secara konvensional yang mengolah
kembali pemisahan uranium dan plutonium dari
bahan fisi lain. Bahan bakar bekas PWR dapat di
daur ulang (recycle) dengan cara refabrikasi ke
reaktor CANDU kompatibel dengan bundel bahan bakar DUPIC. Penggunaan bahan bakar DUPIC ini
merupakan prospek ke depan apabila PLTN yang
digunakan dari jenis PWR dan PHWR. Di luar
negeri, negara yang telah mengembangkan bahan
bakar DUPIC adalah CANADA dan Korea[3,4].
Dengan adanya sinergi antara PWR dan PHWR
tersebut maka banyak keuntungan yang diperoleh
seperti penghematan uranium alam karena sebagian
bahan bakamya diambil dari bahan bakar bekas
PWR, serta hanya melibatkan proses termal dan
mekanik saja dalam pembuatannya. Hal yang
sangat penting dari penggunaan bahan bakar
DUPIC ini adalah dari sisi safeguards karena
proses ini adalah proliferation resistance.
Pada pembmitan bahan bakar DUPIC,
terdapat beberapa tahapan. Sebagai tahapan awal
setelah disassembly, pemotongan rods dan
decladding adalah proses oksidasi-reduksi bahan
bakar untuk penyiapan serbuk yang dianggap
sebagai proses paling kritis untuk menghasilkan serbuk yang dapat disinter. Untuk dapat disinter
kembali, pelet bahan bakar bekas dikenai proses
OREOX (Oxidation Reduction of Enriched Oxide
Fuel). Semua proses pembuatan bahan bakar DUPIC dilakukan seCara remote yaitu pananganan
jarak jauh, dilakukan di dalam hot cell dengan
menggunakan manipulator. Hal ini dilakukan
karena bahan bakar bekas yang diproses
radioaktivitasnya sangat tinggi.
Dalam rangka pengembangan pembuatan
bahan bakar DUPIC, telah banyak dilakukan
penelitian mulai dari proses penyiapan serbuk,
oksidasi-reduksi, pembuatan pelet, sintering sampai
kelongsong elemen bakar baik dengan bahan
SIMFUEL (simulated fuel) bahan bakar bekas
sesungguhnya maupun uranium oksida[ 5-7).
KIM[5] dkk. telah melakukan penelitian
optimalisasi pembuatan bahan bakar DUPIC
dengan bahan simulasi dan bahan bakar uranium alam. Prosesnya didasarkan pad a fabrikasi bahan
bakar CANDU, pelet sinter dikenai proses
OREOX, penghalusan serbuk dilaksanakan dengan
milling lalu karakterisasi serbuk, sintering bahan bakar DUPIC simulasi. Dari penelitiannya tersebut diperoleh hasil bahwa karakteristik serbuk lebih
tergantung pada jumlah siklus OREOX daripada
perlakuan panas, dan proses milling untuk
menaikkan densitas pelet.
Di BATAN, khususnya di Pusat Teknologi
Bahan Bahan Bakar Nuklir, beberapa kegiatan
untuk mempelajari teknologi DUPIC telah
dilakukan seperti kajian dan penelitian awal.
Penelitian awal yang dilakukan adalah proses
oksidasi-reduksi bahan bakar nuklir satu siklus
yaitu dengan bahan uranium oksida dan proses
oksidasi dengan bahan uranium oksida yang
ditambah dengan zirkonium oksida sebagai simulasi
hasil belah[7,8]. Penelitian dilanjutkan dengan
melakukan proses oksidasi-reduksi beberapa siklus
untuk bahan bakar nuklir uranium oksida dan
uranium oksida ditambah hasil belah.
Pada penelitian ini dipelajari proses
oksidasi-reduksi dari bahan bakar nuklir uranium oksida sampai beberapa siklus kemudian dilakukan karakterisasi serbuk. Serbuk U02 dioksidasi dengan
udara berubah menjadi U30g dan sebaliknya bila
U30g direduksi dengan H2 menjadi U02 kembali.
Proses tersebut memberikan perubahan volum
spesifik karena adanya pemecahan dan reduksi
ukuran partikel. Bila dilihat pada diagram fasa U02
pada berbagai % atom oksigen, maka tampak
bahwa pada % atom O2 66,67 - 69,22 uranium
dioksida berbentuk U02+x
+
U409 dan U02+x[I\]. Dalam proses oksidasi reaksi yang terjadiadalah : 3 U02
+
O2 -7 U30g• Bila dilihat darikonstanta keseimbangan reaksi K
([U30g])/[U02].(P02), di mana P = nRT/V =
[02]RT, maka [U30g] akan bertambah besar dengan
Prosldlng PPI • PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006
Sigit, dkk. ISSN 0216-3128
/9
naiknya suhu. Hal ini dapat juga bila dilihat dari persamaan Arhenius dengan kecepatan reaksi r = k. [U02J.(P02) dengan k
=
A.e,E1RT.Dari uraian tersebut, dapat dihipotesakan
bahwa suhu dan waktu yang diperlukan untuk
proses akan berpengaruh terhadap rasio O/U dan
juga konsentrasi U di samping itu juga efisiensi
proses reduksi pad a setiap tahapan
oksidasi-reduksi. Diharapkan dari penelitian ini dapat
diperoleh data dan informasi mengenai proses
oksidasi-reduksi uranium oksida untuk keperluan
studi teknologi pembuatan bahan bakar DUPIC
dalam menyongsong kesiapan pembangunan PLTN di masa mendatang.
TAT A KERJA
Bahan
Uranium oksida sebagai bahan bakar nuklir diperoleh dari proses oksidasi-reduksi siklus ke-I pelet U02 sinter. Untuk proses oksidasi-reduksi
digunakan udara sebagai sumber oksigen dan gas
nitrogen dan hidrogen. Alat
Proses oksidasi dilakukan dengan
menggunakan tungku pemanas, proses reduksi
dengan tungku pemanas opal. Untuk analisis
gravimetri digunakan muffle furnace mod. BE 25
dan timbangan analitik Sartorius. Cawan porselin digunakan sebagai tempat cuplikan.
Cara kerja
1. Serbuk U02 yang diperoleh dari hasil proses
oksidasi-reduksi siklus ke-I ditimbang seberat
kurang lebih 5 gram, dimasukkan ke dalam
cawan porselin. Serbuk tersebut dikenai proses
oksidasi dengan udara di dalam tungku
pemanas selama I - 3 jam pada suhu 400 - 600 0c.
2. Setelah waktu tercapai, tungku dimatikan dan
ditunggu sampai dingin. Bahan U30g sebagai
hasil oksidasi U02 diambil sebagian untuk
dianalisis dan sebagian yang lain untuk proses
reduksi dengan H2 yang dialirkan dengan
kecepatan tetap, menggunakan tungku opal
pad a suhu 850
°c
selama 2 jam. Setelah U30gberubah kembali menjadi U02, kemudian
dicuplik untuk analisis dan sisanya untuk
proses berikutnya. Proses oksidasi-reduksi
tersebut merupakan siklus ke-2. Untuk siklus ke-3 dilakukan seperti di alas, sedangkan untuk silus ke-4 hanya sampai proses oksidasi saja.
3. Dilakukan penentuan konsentrasi U dan rasio
O/U secara gravimetri berdasarkan Analytical Method Used at Model Facility - Int. Training Course on Implementation of State Systems of
Accounting for and Control of Nuclear Materia 1- Session 31, pemanasan dengan
menggunakan muffle furnace, kemudian
ditentukan efisiensi proses reduksinya yaitu
konsentrasi U yang diperoleh dibagi dengan
konsentrasi U dalam U02 teoritis dikalikan 100 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pustaka nomor 8 telah dilaporkan hasil karakterisasi serbuk U30g hasil oksidasi dan serbuk
U02 hasil reduksi yang diperoleh dari proses
oksidasi-reduksi silus ke-I uranium oks ida, di mana
dari hasil proses tersebut densitas serbuk yang
diperoleh masih rendah sehingga proses
oksidasi-reduksi perlu diteruskan ke siklus ke-2, 3 dst.
Penelitian ini meneruskan penelitian sebelumnya
khususnya mengenai pengaruh suhu dan waktu
terhadap konsentrasi U dalam serbuk U30g dan
U02, rasio O/U yang diperoleh dan efisiensi proses baik oksidasi maupun reduksi.
Pada Tabel I (Lampiran) disajikan hasil
proses oksidasi-reduksi pada siklus ke-2 dan 3 serta proses oksidasi siklus ke-4 dari bahan bakar nuklir uranium oksida yaitu konsentrasi U, rasio O/U dan efisiensi reduksi. Proses oksidasi dilaksanakan pad a suhu dan waktu yang bervariasi (Iihat keterangan
gambar), sedangkan reduksi pada suhu 850
°c
selama 2 jam.
A. Karakteristik serbuk UJOghasH oksidasi
Karakterisasi serbuk U30g hasH oksidasi
yang ditentukan adalah konsentrasi U, rasioO/U dan efisiensi oksidasinya yang dapat dilihat pada Tabel I (Lampiran) dan Gambar I, 2, 3 dan 4 untuk oksidasi ke-2, 3 dan 4.
100 , , 95 '#. :5 90 '"
~
c:0 85t: 5 6 4 80 2 3 1 Kondisi oksidasiGambar /. Pengaruh kondisi oksidasi (suhu dan waktu) terhadap konsentrasi U dan eflSiensi oksidasi untuk serbuk UJOS hasil proses oksidasi ke-2
Prosiding PPI - PCIPTN 2006
20
-
ISSN 0216 - 3128 Sigit, dkk.Dari Tabel 1 dan Gambar 1 terlihat bahwa kondisi oksidasi pada suhu
400°C
dan waktu2jam
diperoleh konsentrasi U dalam serbuk U30g hasil
oksidasi ke-2 sebesar 83,35% yang kemudian naik menjadi 84,58% jika waktunya diperlama menjadi
3 jam. Apabila suhu dinaikkan sampai 500
°c
dengan waktu 1, 2 dan 3 jam, hasilnya
masing-masing adalah 84,40%, 84,38% dan 84,63% dan
untuk 600°C dengan waktu pemanasan 1 jam
terjadi sedikit penurunan yaitu 84,04%.
Untuk serb uk U30g hasil oksidasi ke-3,
perolehan konsentrasi U pada kondisi operasi
oksidasi 400°C dan waktu 2 jam masih cukup
rendah yaitu 83,16 %, kemudian naik menjadi
83,90 % bila waktunya 3 jam, sedangkan untuk
suhu 500°C dan waktu 3 jam juga masih
mengalami kenaikan sampai 84,90 %, tetapi
kemudian menurun menjadi 84,04% pada suhu
operasi oksidasi 600°C dan waktu 1 jam (Tabel 1,
Gambar 2) .. 100 , , 95
~
::::> 90 vi~
0c: 85t-•
• +---~
80 1 23 45 6 Kondisi oksidasioksidasi 400°C waktu 3 jam dan 500°C waktu 3
jam. Namun nilainya belum sesuai dengan nilai
teoritis yaitu konsentrasi U dalam U30g sebesar
84,80%. Hal ini mungkin disebabkan proses
oksidasi yang belum sempurna sehingga hasil yang
diperoleh belum maksimal. Keadaan ini juga
nampak pada harga O/U yang berada di atas nilai teoritis baik untuk serbuk hasil oksidasi ke-2, ke-3 maupun ke-4 (Tabel 1, Gambar 4). Namun secara umum pengaruh suhu dan waktu nampak pada hasil oksidasi ini.
100 I I
Kondisi oksidasi
Gambar
3.Pengaruh kondis; oks;das; (suhu dan
waktu) terhadap konsentras; V dan
efts;ens; oks;das; untuk serbuk
V.lOShasil proses oks;das; ke-4
" I I
Kr.mi;<;i r:1~i:1;1~i
Gambar
4.Pengaruh kondis; oks;das; (suhu dall
waktu) terhadap
ras;o OIV untuk
serbuk
VJOShasil proses oks;das;
ke-2, 3dan 4
Keterangan gambar 1-4 : Absis angka :
I adalah kondisi oksidasi T = 400 °C, t = 2 jam (Tabel I kolom 2 dan 3)
2 adalah kondisi oksidasi T = 400°C, t = 3 jam 3 adalah kondisi oksidasi T = 500 °C, t = 1jam 4 adalah kondisi oksidasi T
=
500°C, t=
2 jam 5 adalah kondisi oksidasi T = 500°C, t = 2 jam 6 adalah kondisi oksidasi T = 600°C, t = 1jamGambar
2.Pengaruh kondis; oks;das; (suhu dan
waktu) terhadap konsentras; V dan
efi.••;em~;ok.-.;da.";untuk .••
erhuk
V.lOShasil proses oks;das; ke-3
Untuk serbuk U30g hasil oksidasi ke-4, pad a
kondisi operasi oksidasi suhu 400°C dan waktu 2
jam, konsentrasi U yang diperoleh 83,11 %,
kemudian naik menjadi 83,85% bila waktunya 3
jam. Harga ini tidak jauh berbeda untuk kondisi
oksidasi 500°C selama 1, 2 dan 3 jam serta 600 C, 1jam (Tabel 1, Gambar 3).
Namun jika dibandingkan hasil pada
oksidasi ke-2 dan ke-3, maka harga konsentrasi U dalam serbuk U30g ternyata lebih rendah. Hal ini
diduga semakin banyak siklus oksidasinya
kemungkinan malah merusak sifat-sifat dari
serbuknya seperti densitas, luas permukaan, ukuran
serb uk dsb., sehingga menurunkan efisiensi
prosesnya.
Dari uraian di atas terlihat bahwa
konsentrasi U relatif tinggi diperoleh pada kondisi
15 1 3 .-.0.1...1 oh')1
-*-
'),'Jo~·':';'':-+-
1),1) o~.~~-·2} ~-~ O.'lI looni
(;Prosldlng PPI - PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
SigU, dkk. ISSN 0216 - 3128
2/
untuk efisiensi reduksi walaupun juga terjadi
kenaikan dan penurunan, namun perbedaannya juga relatifkecil.
B. Karaktcristik scrbuk U02 hasil rcduksi Karakteristik serb uk V02 hasil reduksi pada siklus ke-2 dan ke-3 yang dilakukan pada suhu 850
°e
selama 2 jam dapat dilihat pada Tabel I danGambar 5 - 7, Karakteristik yang ditentukan adalah konsentrasi V, rasio O/V dan efisiensi reduksi. Proses oksidasi dilaksanakan pada suhu dan waktu
yang bervariasi seperti pada keterangan gambar. 3
1,5 __ CvUI~u·3 _- CI'D leon -.- cvlJ lod:?
'1--I ~-.~~- __ I;:' ~o c· IV;.1r1r.i~ioY.$:oj"ZJGombar
7.Pengarult kondisi oksidasi (sultu dan
waktu) terltadap rasio OIU untuk
serbuk U,IORItasil proses reduksi ke-2,
dan ke-3
fin
3 4
2 3
Gombar
5.Pengarult kondisi oksidasi (sultu dan
waktu) terlwdap konsentrasi U dan
efisiensi reduksi untuk serbuk UOl
Itasil proses reduksi ke-2
100 10) 95 90 ;{{
~~
t.tt ,J~.
.., <~ 90 gO :!~~
~
•• 85 as 'J:: w 80 80 :1 3 '15 S 1'.onoiSJ oksid3SiGambar
6.Pengarult kondisi oksidasi (sultu dan
waktu) terltadap konsentrasi
Udan
efisiensi reduksi untuk serbuk UOl
Itasil proses reduksi ke-3
Dari Tabel I dan Gambar 5 terlihat bahwa
kondisi oksidasi pada suhu 400
°e
dan waktupemanasan selama 2 jam, maka konsentrasi V
dalam serbuk V02 hasil reduksi ke-2 yang
diperoleh sebesar 87,80% yang kemudian naik
sampai 88,15% (sesuai dengan harga teoritis) pada
kondisi oksidasi 500
°e
dan waktu 2 jam, namunkemudian menurun bila waktunya diperlama sampai
3 jam dan suhu dinaikkan menjadi 600
°e
waktu Ijam, Kenaikan atau penurunan konsentrasi V yang
diperoleh reJatif kecil, hal ini dapat dilihat pula
Keterangan gambar 5-7 : Absis angka :
I adalah kondisi oksidasi T
=
400°e,
t=
2 jam (Tabel I kolom 2 dan 3)2 adalah kondisi oksidasi T = 400
°e,
t = 3 jam 3 adalah kondisi oksidasi T = 500°e,
t = I jam 4 adalah kondisi oksidasi T = 500°e,
t = 2 jam 5 adalah kondisi oksidasi T = 500°e,
t = 2 jam 6 adalah kondisi oksidasi T=
600°e,
t=
1jamVntuk serbuk V02 hasil reduksi ke-3,
konsentrasi V dalam V02 yang diperoleh pada
berbagai kondisi oksidasi yaitu suhu 400
°e
selama 2-3 jam, 500°e
selama 1-3 jam dan 600°e
denganwaktu pemanasan I jam tidak memberikan
perbedaan yang berarti, dan berkisar antara 87,65% - 87,84%. Demikian juga untuk efisiensi reduksi, hasil yang diperoleh berada dalam kisaran 99,43%
- 99,65%. Bila dibandingkan dengan efisiensi
reduksi pada pustaka 8 yang berkisar antara
99,19% - 100%, maka hasil yang diperoleh ini
berada dalam kisaran tersebut. Harga O/V dari
serb ukV02 hasil reduksi ke-3 yang diperoleh pada kondisi operasi oksidasi yang dipelajari berkisar
antara 2,06 - 2,10 yang masih memenuhi
spesifikasi dari nilai teoritis 2,00 untuk pembuatan bahan bakar.
Bila dilihat dengan hipotesa yang diajukan, maka perubahan suhu telah memberikan perubahan
rasio O/V dengan terbentuknya U02+x, demikian
juga terhadap konsentrasi U. Dengan perubahan
rasio O/U tersebut maka telah terjadi perubahan %
atom oksigen dalam uranium oksida sesuai pada
diagram fasa yang telah dijelaskan di muka.
Prosiding PPI • PDIPTN 2006
22
ISSN 0216 - 3128 Sigit, dkk.KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
I. Pad a kondisi operasi oksidasi suhu 400
°c
dan waktu 2 jam, bila diperlama sampai 3 jam akanmenaikkan konsentrasi U dalam serbuk U30g
yang diperoleh baik pada proses oksidasi ke-2,
ke-3 maupun ke-4, demikian juga bila suhu
dinaikkan sampai 500°C dengan waktu 1 jam
dan diperlama sampai 2 dan 3 jam, dan pada
600
°c
waktu 1jam terjadi penurunan.2. Pada kondisi operasi oksidasi suhu 400
°c
wakfu 2 dan 3 jam, suhu 500
°c
waktu 1-3 dan suhu 600°c
waktu 1 jam konsentrasi U dalamUOz hasil reduksi baik ke-2 maupun ke-3
sudah mendekati harga teoritis, demikian pula efisiensinya.
3. Harga O/U dari serbuk U30g hasil oksidasi
baik ke-2, ke-3 maupun ke-4 berada di atas harga teoritis, sedangkan untuk serbuk hasil reduksi baik ke-2 maupun ke-3 berkisar antara 2,06 - 2,10 dan masih memenuhi spesifikasi bahan bakar nuklir.
4. Dari percobaan ini kondisi yang relatif baik
adalah proses oksidasi-reduksi siklus ke-3 dan pad a kondisi oksidasi suhu 500°C dan waktu 3 jam.
UCAP AN TERIMA
KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
para staf dan teknisi baik dari PTBN maupun
PT APB yang telah membantu dalam melakukan
pengoperasian alat serta personil pengendalian
daerah kerja dan pelayanan sarana dukung sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
I. SOETRISNANTO, A.Y., "Road Map Energi
Nuklir - PLTN", PPEN BATAN, Jakarta,
2004.
2. YANG, M.S., "DUPIC. An Alternative For
More Power But Less DisposaP\ KAERI,
Taejon, Korea.
3. WHITLOCK, J ..1.,"The Evolution ofCANDU Fuel Cycles and Their Potential Contribution to World Peace", International Youth Nuclear Congress 2000", Bratislava, 2000
4. PARK, J.J., YANG, M.S., BAE, K.K., CHOI,
H.B., KIM, H.D., PARK, H.S., "Technology
and Implementation of the DUPIC Concept for
Spent Nuclear Fuel in the Rok", KAERI,
Taejon, Korea.
5. KIM, J.H., KANG, K.H., KIM, B.G., LEE,
W., LEE, J.W., YANG, M.S., "Optimization of Powder/Pellet Fabrication for DUPIC Fuel", KAERI, Taejon.
6. LEE, J.W., "DUPIC Fuel Fabrication
Technology", Korea Atomic Energy Research Institute, Daejon, 2004
7. PARK, J.J., YANG, M.S., BAE, K.K., CHOI,
H.B., "Technology and Implemantation of the DUPIC Concept for Spent Nuclear Fuel in the
Rok", Korea Atomic Energy Research
Institute, Taejon, 2002.
8. SIGIT, NOOR, Y., RAHMAT P., R. DIDIEK,
H., "Karakterisasi Hasil Proses Oksidasi-Reduksi Siklus I Uranium Oksida", Prosiding
PPI-PDIPTN, P3TM BATAN, Yogyakarta,
2005.
9. GHAIB, W., PRA YITNO, AGOENG, K.,
"Pengaruh zr07, Hasil Belah Terhadap Proses
Oksidasi Pelet UOz", Laporan Teknis
P2TBDU, Serpong, 2004
10. RAHMAT, P., DIDIEK, H., SUWONDO, B.,
SIGlT, "Penyiapan Umpan Fluidisasi Pelet UOz Dengan Cara Oksidasi", Prosiding PPI
Litdas Iptek Nuklir, P3TM-BA TAN,
Yogyakarta, 2000.
11. KAUFMANN, A.R., "Nuclear Reactor Fuel
elements. Metallurgy and Fabrication", pp. 198-202, Interscience Publisher, John Wiley and Sons, New York.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
Sigi/. dkk.
LAMPIRAN
ISSN 0216 - 3128 23
Tabel1. Konsentrasi U, rasio O/U dan efisiensi proses reduksi pada siklus ke-2 dan ke-3.
KONDISI OKSIDASI OKSIDASI KE· REDUKSIOKSIDASIOKSIDASIREDUKSIKE-2KE-3KE-3KE-4
NO 2
SLJHU,
WAKTU,Kans. Kans.Ef. Kans. Kans. Er. Kans. °c U,%Jam O/U U,% O/U Red. U,% O/U U,% O/U Red. U,% O/U % % I 40087,8099,6087,7799,5783,352,972,072,0783,1683,113,003,022 2 40088,1399,9899,5087,7184582,722,002,0983,9083,852,862,873 3 50088,0999,9387,7599,5584,402,762,012,0884,2883,622,782,91
I
4 50088,1587,6599,4384,1384,382,762,001002,1083,342,812,972 5 50087,8499,6599,6587,8484,632,712,062,0684,9083,862,662,873 6 60087,8099,6099,5387,7484,042,832,072,0884,0483,842,832,85I Catutan "Kondisi Reduksi " suhu 850 "C. wak/u 2jam, sarna un/uk se/iap proses
TANYAJAWAB
Tumpal
- Bagaimana pengaruh suklus terhadap sifat-sifat bahan bakar tersebut?
Sigit
- Pada siklus ke-l hasi/ proses oksidasi-reduksi masih kurang bagus dilihat dari konsentrasi V dan ratio D/U.
- Bi/a siklus diulang lagi ke-2 dan ke-3 terjadi kenaikan konsentrasi V dan ration D/U. Pada siklus ke-4 /erjadi penurunan konsen/rasi V sedangkan D/V /idak sesuai dengan /eoritisnya
Prosiding PPI • PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN